BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Bank
2.1.1
Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat
untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Di
samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan
uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti
pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya
(Kasmir, 2014).
Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998, bank adalah suatu badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2014: 24) secara
sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiataanya
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan
kembali kepada masyarakat, serta memberi jasa-jasa bank lainnya.
2.1.2
Aktivitas Bank
Menurut Kasmir (2014: 24) sebagai lembaga keuangan, aktivitas bank
sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Aktivitas pihak perbankan
secara sederhana dapat dikatakan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakat umum. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun
dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah
kegiatan yang disebut funding.
Aktivitas perbankan yang kedua adalah memutar kembali dana yang telah
dihimpun dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman atau dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga
dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi. Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga
simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin
besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya.
2.1.3
Fungsi-fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah pada umumnya adalah
menghimpun dana dari masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
intermediary. Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso (2006: 9) fungsi
bank terdiri dari:
1) Agent of trust (Jasa dengan kepercayaan)
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal
menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi akan kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat
uang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada
debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
2) Agent of development (Jasa untuk pembangunan)
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan disektor riil tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik, kegiatan bank berupa
menghimpun dan menyalurkan dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi,
konsumsi tidak lepas dari adanya pengunaan uang. Kelancaran kegiatan
investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3) Agent of service (Jasa pelayanan)
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat
secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang,
penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
2.1.4
Jenis-jenis Bank
Menurut Kamir (2014:31) bank dibagi dalam beberapa jenis salah satunya
jenis bank jika ditinjau dari segi fungsi diklompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya
di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum.
2.1.5
Sumber-sumber Dana Bank
Menurut Kasmir (2014: 58) dimaksud dengan sumber-sumber dana bank
adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya.
Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal itu sendiri. Modal
sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.
Pencairan dana sendiri terdiri dari setoran modal dari pemegang saham,
cadangan-cadangan bank, laba bank yang belum dibagi.
2) Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana lain. Adapun sumber dana dari masyarakat luar
dapat dilakukan dalam bentuk:
a) Simpanan giro
b) Simpana tabungan
c) Simpanan deposito
3) Dana yang bersumber dari lembaga lain
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas.
Perolehan dana dari sumber ini antara lain:
a) Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
liukuiditasnya.
b) Pinjamaan antar bank (call money) biasany pinjaman ini diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring didalam lembaga
kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif
tinggi.
c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh oleh perbankan dari luar negeri.
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SPBU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan.
2.2
Tabungan
2.2.1
Pengertian Tabungan
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang pada
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati,
namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan
yang sangat populer di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota
sampai pedesaan. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru
membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan
karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Simpanan Tabungan
ialah salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk
menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan
persyaratan yang sangat mudah dan sederhana.
2.2.2
Jenis-jenis Tabungan
Menurut Kasmir (2014: 71) dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa
ini terdapat beberapa jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya
terletak daripada fasilitas yang diberikan kepada si penabung. Dengan demikian si
penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis dimaksud adalah:
1) Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Adalah tabungan yang diselenggarakan oleh bank-bank yang ditunjuk oleh
pemerintah, yang prinsipnya bersifat bebas, tidak terikat oleh jangka waktu,
jumlah yang ditabung atau jumlah penarikkannya. Ada beberapa jenis
bentuk tabanas seperti:
a) Tabanan Umum
b) Tabanas Pemuda
c) Tabanas Pelajar
d) Tabanas Pramuka
2) Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)
Yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa. Dengan kata lain
penabung Taska secara otomatis dimasukkan dalam asuransi, dan ahli
warisnya berhak menerima apabila tertanggung meninggal, meskipun
jumlah asuransi tabungannya belum terpenuhi.
3) Tabungan Lainnya
Yaitu tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dikeluarkan oleh
masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI.
Hal-hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar
tabungan dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk
menabung di bank yang mereka inginkan.
1) Bank Penyelenggara
Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah
maupun bank swasta, dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
2) Persyaratan Penabung
Untuk syartat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang harus
dipenuhi seperti, jumlah setoran, umur penabung maupun kelengkapan
dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
3) Jumlah Setoran
Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun
setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku
tabungan tersebut, juga diserahkan kepada bank penyelenggara.
4) Pengambilan Tabungan
Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo
minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya, apakah setiap saat
atau hari tergantung bank yang bersangkutan.
5) Bunga dan Insentif
Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah
harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada
bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik berupa hadiah,
cendramata dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menarik nasabah
untuk meenabung.
6) Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh
nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Sebagai
contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga
bulan.
2.3
Pertumbuhan Tabungan
2.3.1 Pengertian Pertumbuhan Tabungan
Pertumbuhan tabungan didefinisikan sebagai jumlah pertumbuhan
simpanan pihak ketiga yang dalam penelitian ini adalah tabungan, yang
penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati
dan penarikannya tidak boleh menggunakan cek atau bilyet giro dan atau alat yang
dipersamakan dengan itu (Hakim, 2009). Secara sederhana pertumbuhan tabungan
disimpulkan sebagai simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
Pengukuran atau perhitungan dari pertumbuhan tabungan diperoleh dari selisih
antara jumlah tabungan pada periode saat ini (periode pembanding) dengan jumlah
tabungan pada periode sebelumnya dibandingkan dengan jumlah tabungan periode
sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%).
2.4
Profitabilitas
2.4.1
Pengertian Profitabilitas
1) Menurut Agus Sartono (2010: 122) , yang menyatakan bahwa :
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
2) Menurut Susan Irawati (2006: 58), yang menyatakan bahwa :
Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan
(manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang
dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahaan.
2.4.2 Jenis-jenis Profitabilitas
1) Profit Margin
Profit Margin adalah menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi
(2005: 42) menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di
peruahaan pada periode tertentu.
Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus berikut:
𝑃𝑅𝑂𝐹𝐼𝑇 𝑀𝐴𝑅𝐺𝐼𝑁 =
π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘₯ 100%
π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara
umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen
2) Return On Equity (ROE)
Syamsudin (2000: 64) menyatakan, “Return On Equity (ROE) merupakan
suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”.
Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 =
π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘₯ 100
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘’π‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 
3) Return On Assets
Menurut Vong dan Chan (2006) Return On Assets (ROA) adalah laba bersih
yang dibagi dengan total aset yang mencerminkan seberapa baik manajemen
dalam menggunakan sumber daya bank untuk menghasilkan laba.
Perhitungan ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =
π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘₯ 100%
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA)
merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan
mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam
menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
keuntungan.
Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan
keberhasilan
perusahaan.
Laba
dapat
mempengaruhi
kemampuan
perusahaan untuk mendapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi
likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah
keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat
penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai
profitabilitas suatu perusahaan. Munawir (2007: 57) menjelaskan bahwa
profitabilitas atau rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan
antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu
keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran
bahwa perusahaan itu rentable. Bagi manajemen atau pihak-pihak yang lain,
rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120)
rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan asset.
2.5
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh
pertumbuhan tabungan terhadap profitabilitas yang memeberikan gambaran dalam
rangka memperjelas kerangka berfikir dalam penelitian ini.
Sastrawan, Cipta, dan Yudiatmaja (2014) dalam penelitiannya mengenai
Pengaruh Pertumbuhan Tabungan dan Kredit terhadap Profitabilitas pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) Desa Pekraman Banjar. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini Teknik Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif teruji tentang pengaruh
pertumbuhan tabungan dan kredit secara simultan terhadap profitabilitas,
pertumbuhan tabungan secara parsial terhadap profitabilitas dan pertumbuhan
kredit secara parsial terhadap profitabilitas pada LPD Desa Pekraman Banjar tahun
2007-2012. Penelian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelian
adalah LPD Desa Pekraman Banjar dan sebagai objeknya adalah pertumbuhan
tabungan, kredit, dan profitabilitas dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012.
Jenis data adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan pencatan dokumen
serta dianalisis dengan menujukan analisis regresi linier berganda. Hasil peneliatan
menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan tabungan
dan kredit secara simultan terhadap profitabilitas, ada pengaruh positif dan
signifikan dari pertumbuhan tabungan secara parsial terhadap profitabilitas, dan ada
pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan kredit secara parsial terhadap
profitabilitas pada LPD Desa Pekraman Banjar tahun 2007-2012.
Cahyani dan Dana (2014) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh
Pertumbuhan Aktiva Produktif, Dana Pihak Ketiga, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aktiva
produktif, dana pihak ketiga, dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas LPD di
Kabupaten Badung. Hasil dari pengujian secara simultan (uji-F) menunjukkan
bahwa pertumbuhan kredit, tabungan, deposito, dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten
Badung. Pengujian secara persial (uji-t) diketahui bahwa variable kredit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan
tabungan, deposito berpengaruh negatif dan tidak significan terhadap profitabilitas.
Ukuran perusahaan secara persial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas LPD di Kabupaten Badung.
2.6
Hipotesis
Dalam UU Perbankan No.10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang
pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah
disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Menurut Sastrawan, Cipta, dan Yudiatmaja (2014) menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan tabungan dan kredit terhadap
profitabilitas pada LPD Desa Pekraman Banjar selama periode 2007-2012. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa semakain besar tingkat pertumbuhan tabungan yang
diterima dan kredit yang disalurkan oleh LPD, maka profitabilitas juga akan
mengalamai pertumbuhan.
Menurut Cahyani dan Dana (2014) penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan kredit, tabungan, deposito, dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung. Pengujian
secara persial (uji-t) diketahui bahwa pertumbuhan tabungan dan deposito
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “pertumbuhan tabungan hari tua
berpengaruh positif terhadap profitabilitas”.
Download