BAB V PEMBAHASAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraikan pada hasil bab penelitian sebagaimana terdahulu, maka pada bab telah di- terakhir ini dikemukakan pula pembahasan, implikasi dan rekomendasi. A. Penbahasan Secara umum dapat ditegaskan meskipun proposisi tertentu filsafat dan pandangan filsafat yang lain tentang yang satu namun terdapat pula kesamaannya. Oleh pandangan tidak dalam pandangan hal-hal dalam hal-hal karenanya filsafat dan pandangan filsafat antara yang dapat dipisahkan secara tegas. Untuk menentukan dangan MKDU antara menjadi sorotan penelitian ini, tertentu satu ada perbedaan bahwa filsafat yang dominan mewarnai pola berpikir tentang pendidikan berupa nilai filosofis pan dosen pendidikan, disingkap dengan merujuk pada karakteristik nilai pendidikan lain filosofis menurut beberapa pandangan filsafat (lihat hal. 48-53). 1. Tentang tujuan pendidikan. Untuk dosen menentukan dan mengartikan MKDU tampak lebih mengutamakan tujuan pendidikan, landasan berpikirnya pada nilai-nilai agama, yaitu inan dan taqwa. Iman dan taqwa dipandang didikan sebagai inti yang paling pokok dalam tujuan yang sekaligus dijadikan pula sebagai pen landasan dilakukannya. Dalam hal ini pengaruh agama (Islam) tampak sangat dominan dalam diri dosen. Dosen mengharapkan terbinanya Manusia manusia aktualisasi yang memiliki utuh dipandang diri mahasiswa kepribadian bukan hanya yang yang cerdas agar utuh. (memiliki ilmu pengetahuan yang banyak), akan tetapi juga memiliki mo ral yang baik, yang tercermin pada perilakunya dan memiliki integrasi keahlian serta keterampinan, semua pada Apabila sehari-hari, diri peserta didik itu ter (mahasiswa). ditinjau dari sudut pandangan tentang hakekat kemakhlukan (manusia), maka ungkapan di atas tampaknya lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang hunanistik, karena manusia yang dipandang tidak manusia, sebagai totalitas aspek mementingkan satu aspek saja kepribadian, dari kepribadian akan tetapi semuanya dipandang penting kembangkan dengan tujuan agar terbinanya untuk manusia di yang memiliki kepribadian yang utuh. 2. Tentang peserta didik (mahasiswa) Untuk merumuskan dan mengartikan sifat-hakekat maha siswa, dosen MKDU memandang mahasiswa sebagni manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang secara (intelektual, perasaan, kemauan, keterampilan dan nya). Ungkapan ini tampaknya lebih dominan nilai filsafat yang hunanistik,karena sebagai diwarnai memandang utuh oleh mahasiswa sebagai makhluk yang terdiri dari totalitas aspek kepribadi- 153 tetapi seluruh aspek kepribadian manusia dipandang perlu untuk dikembangkan secara utuh. Selanjutnya yang manusia juga dipandang sebagai memiliki kebebasan, yakni kebebasan yang jawab, makhluk bertanggung dalam batas-batas aturan norma yang berlaku. kebebasan yang dimilikinya, mahasiswa akan dapat Dengan berkembang dalam melakukan berbagai aktivitas dan kreativitas. dipandang sebagai subyek, bukan sebagai obyek Manusia yang daps.t diperlakukan menurut kemauan pendidik. Dalam ungkapan tampak dominan lebih eksistensialis, karena diwarnai oleh lebih individu untuk memilih dan nilai menekankan filsafat pada ini yang kebebasan bertanggungjawab atas pilihannya itu. 3. Tentang pendidik (dosen) Untuk merumuskan didik, dosen MKDU dan mengartikan sifat-hakekat memandang pendidik sebagai orang pen dewasa dalam arti pisik dan mental yang berperan sebagai pendorong, pembimbing, dan sebagai fasilitator bagi peserta didik, 'pendidik saling dipandang sebagai orang yang menumbuhkan percaya. Ungkapan ini tampak lebih dominan oleh nilai filsafat yang hunanistik, karena dosen bahwa dengan peserta maka menghargai harkat dan martabat berkembang seoptimal mungkin. sikap diwarnai memandang kemanusiaan didik dan dengan menumbuhkan sikap saling semua potensi yang dimiliki peserta didik dan percaya, akan dapat Kemudian diakui pula bahwa didiknya, moral. dengan Ungkapan menekankan ini pada tampak lebih aspek intelektual dominan nilai filsafat yang idealistik, karena lebih mengetahui diwarnai memandang dari pada peserta didik, dan dan oleh pendidik karena ini pula pendidik dijadikan teladan bagi peserta didik. 4. Tentang bahan perkuliahan Untuk terungkap menentukan dan mengartikan bahwa bahan bahan perkuliahan disajikan perkuliahan, dosen kepada peserta didik terintegrasi dan saling melengkapi antara satu disiplin kepada ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, yang pembinaan seluruh aspek kepribadian Ungkapan karena peserta ini diwarnai oleh nilai filsafat yang pada pembinaan seluruh aspek didik. hunanistik, secara keseluruhan bahan perkuliahan yang mengacu mengacu disajikan kepribadian manusia, yang disajikan secara terintegrasi. Selanjutnya bahan perkuliahan yang disajikan tidak terbatas pada kurikulum yang telah ditentukan secara formal, akan tetapi bahan perkuliahan blema aktual yang berkembang di masyarakat, dan bersama warnai diangkat dari berbagai dalam perkuliahan. Ungkapan ini lebih oleh perkuliahan nilai filsafat yang pragnatik, yang disajikan diangkat dari pro- dipecahkan dominan di kerena bahan pengalaman nyata yang aktual dan sesuai dengan perkembangan zaman. 5. Tentang hubungan pendidik dan peserta didik (cara atau metode pendidikan) Untuk menentukan dan mengartikan hakekat hubungan 155 terungkap bahwa hubungan pendidik dan peserta didik bersifat dialogis yang menghargai berbagai metode yang nilai kemanusiaan. relevan, lebih Menggunakan banyak memberikan kebebasan kepada peserta didik, dan pendidik sebagai fasilitator. Ungkapan ini diwarnai oleh nilai filsafat yang nistik, karena pendidik lebih menghargai nilai huma kemanusiaan, yaitu dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan berbagai aktivitas dan kreativitas. Selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, kepadanya dihadapkan berbagai persoalan yang menantang dan aktual yang diangkat dari berbagai probleraa kat. Ungkapan yang berkembang di masyara ini tampaknya lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang pragnatik. 6. Tentang penilaian pendidikan Untuk menentukan dan mengartikan tentang penilaian pendidikan, dosen MKDU memandang bahwa penilaian mecakup seluruh terintegrasi, dan aspek pada kepribadian peserta aktualisasi didik secara peserta didik. Adapun yang adalah terbinanya aspek-aspek kepribadian mahasiswa keseluruhan dijadikan tolok ukur diri pendidikan dan keberhasilan terintegrasi. Ungkapan lebih pendidikan secara dominan di warnai oleh nilai filsafat yang hunanistik. Namun dalam mata kuliah tertentu (Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila), di samping penilaian aspek kognitif juga penilaian aspek afektif. Ungkapan ini diwarnai pula oleh nilai filsafat yang 156 B. Implikasi Dengan menelaah hasil-hasil pene-litian'dan sebagaimana telah disarikan pada bagian pembahasan kesimpulan, maka dari studi ini ada beberapa implikasi yang dapat ditarik. Sebagai pendidik, seorang dosen dalam mengemban tugas nya tidak hampa nilai. Artinya setiap dosen sebagai pendi dik, dalam kegiatan pendidikan yang dilakukannya, sadar atau tidak, ada menyiratkan nilai filosofis pendidikan tertentu yang berakar pada pandangan (aliran) filsafat tertentu dalam tindakan pendidikan yang dilakukannya. Nilai filosofis pendidikan tersebut menjadi landasan berpikir dan mewarnai pula tindakannya dalam mendidik. Nilai filosofis pendidikan yang dianut oleh seorang pendidik mengandung kebenaran yang dijunjung tinggi yang senantiasa diupayakannya untuk mewujudkannya dalam kegiatan mendidik mendidik sehari dipandang kegiatan sebagai hari. Itu sebabnya pekerjaan kegiatan yang bersifat normatif, penanaman dan pembinaan nilai dan norma yaitu kehidupan yang sesuai dengan dan bersumber pada dasar-dasar filsafat hidup dosen yang berupa nilai-nilai filosofis pendidikannya. Bagi seorang dosen yang bergelut dengan pendidikan perguruan haruskan tinggi, dengan tugas yang diembannya ia menganut dasar berpikir itu yang kokoh dan arah dan tujuannya yang melahirkan pula nilai-nilai _1 1 J Z. l._. c^k^k boLroHm-nn rian tidak di meng jelas filoso- konsistennya 157 negara dan nilai-nilai agama, maka akan berakibat fatal bagi upaya pendidikan yang dilakukannya. Itu sebabnya, kejelasan, kebenaran dan konsistennya nilai filosofis pen didikan yang dianut dosen dengan tujuan pendidikan berdasar kan pada falsafah negara merupakan satu keharusan. Hal ini akan berpengaruh fositif bagi upaya-upaya pendidikan yang dilakukannya. Apa yang telah terungkap melalui penelitian ini me nunjukkan bahwa nilai-nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen adalah bervariasi dalam proposisinya. Namun perlu dicatat bahwa bervariasinya nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen, tidak berarti menghambat dan merusak upaya pendidikan yang dilakukannya. Sebab, secara keseluruhan nilai-nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen tersebut selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang bertumpu pada nilai-nilai agama (Islam) yakni iman dan taqwa. Menyatunya nilai-nilai filosofis pendidikan dengan falsafah hidup bangsa dan nilai-nilai agama secara harmonis pada diri dosen sebagai pendidik, maka akan berimplikasi dalam rumusan merumuskan dan mengartikan tujuan pendidikan, sifat-hakekat manusia (peserta didik), pe perumusan sifat-hakekat pendidik, penentuan bahan, penentuan metode, serta penentuan penilaian pendidikan. Semua itu bertumpu pada iman dan taqwa. Ini berarti setiap kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh dosen akan bernuansa Islami, meskipun 158 Dalam mengacu menentukan dan mengartikan pada secara pembinaan seluruh aspek utuh dan terintegrasi. Hal ini "Pendidikan Umum" yang mengandung upaya tujuan kepribadian manusia mencerminkan tujuan konsekuensi Pendidikan Pmum di perguruan tingggi, perkuliahan (MKDU), pendidikan, hubungan bagi upaya- mencakup pe pendidik dan nentuan bahan peserta didik (cara atau metode pendidikan), dan penentuan penilaian pendidikan. C. Rftknnendasi Permasalahan yang diangkat melalui merupakan permasalahan yang tidak dapat kehidupan dosen dan nyangkut tugas dan penelitian dipisahkan dengan tidak bisa pula diabaikan, karena tanggung jawab dosen ini sebagai me tenaga edukatif di perguruan tinggi. Tugas dan tanggung jawab dosen di perguruan tinggi bukan hanya sebatas juga mendidik. Sebagai pendidik, dosen yang mantap mahasiswa, dan terintregasi yang karena yang dibina mengajar, memerlukan patut melalui tetapi pribadi diteladani upaya adalah sikap mental dan seluruh aspek kepribadian oleh pendidikan mahasiswa secara menyeluruh dan utuh. Bertolak dari uraian di atas, maka ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan dari penelitian ini, yaitu: 1. Apabila seorang dosen mendapat kepercayaan dan kehormatan mengajar, kepadanya juga dipercayakan mengambil keputusan yang bersifat kemampuan normatif. untuk Keputusan- J.DV hidup dosen. Setiap tindakan dosen harus dapat dikembalikan pada dasar pemikiran yang melandasinya berupa fat pendidikannya. Oleh karena itu diperlukan falsa- pandangan filosifis dosen yang konsisten dengan tujuan hidupnya dan tujuan hidup bangsanya. 2. Upaya pembinaan pekerjaan kepribadian manusia (mahasiswa) sambil lalu, akan tetapi memerlukan bukan pemikiran mendalam yang meliputi keseluruhan permasalahan pendidik an yang dihadapi. Secara keseluruhan berkaitan tujuan, dengan peserta komponen-komponen didik,. pendidik, komponen pendidikan pendidikan, bahan, Dalam terkandung nilai-nilai filosofis pendidikan yang pendidikan pendidik. Bagaimana gambaran tentang dicita-citakan Kepada siapa caranya, diupayakan dan tersebut dianut manusia harus tergambar dalam tujuan pendidikan itu yaitu: metode, penilaian. oleh setiap upaya pendidikan. dan apa bahannya, serta bagaimana upaya yang bagaimana penilaian- nya, banyak diwarnai oleh filsafat pendidikan dosen. Oleh karena itulah dosen wajib memiliki landasan berpikir yang mendalam, menyeluruh, dan sistematis berupa nilai-nilai filosofis pendidikan. 3. Penyajian MKDU di peguruan tinggi bukan hanya untuk dikuasai secara kognitif oleh mahasiswa, tetapi dari apa yang 'dipelajari itu dapat diwujudkan melalui sikap dan prilaku hendahknya mahasiswa. Oleh karena itu penilaian xt>u perilaku peserta didik. Dengan demikian dosen hendaknya menggunakan cara atau alat penilaian yang dapat menjaring seluruh aspek kepribadian mahasiswa yang sehingga penilaian terhadap keberhasilan itu sejalan dapat dengan pula tujuan pendidikan yang dipertanggungjawabkan baik dinilai, benar-benar diharapkan, secara dan akademis maupun secara moral. 4. Penelitian ini dimaksudkan untuk nilai-nilai mengungkapkan pilihan filosofis pendidikan oleh dosen MKDU dengan menggunakan wawancara sebagai cara pengungkapan data yang qtama. yang Oleh karenanya untuk memperoleh hasil penelitian komprehensif, maka perlu dilakukan pula penelitian terhadap mahasiswa. Penggunaan wawancara terbatas pengungkapan apa yang terkandung dalam pikiran pada responden berupa nilai-nilai filosofis pendidikan, sedangkan penga matan dilakukan dalam kegiatan perkuliahan. Oleh nya penelitian tindakan keseluruhan Untuk ini dosen dalam sampai pada melaksanakan pengungkapan tugasnya secara sebagai tenaga edukatif diperguruan tinggi. itu penelitian dalam konteks ini perlu yang lebih komperfensif an belum maupun penelitian karena di dilajutkan baik di dalam situasi perkuliah luar perkuliahan. ini dapat digunakan Namun untuk demikian hasil kembangkan dalam rangka menunjang pengembangan program Pendidikan Umum perguruan tinggi. di