BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama ini masyarakat lebih mengenal rumah sakit sebagai tempat mengobati dengan bayangan perlakuan medis yang akan diterima melalui peralatan kedokteran. Sebuah rumah sakit yang baik tentunya mengutamakan mutu dan kualitas dari pelayanan pada konsumen. Namun disamping itu, bentuk fisik konsumen dan interior juga berperan menentukan baik buruknya penilaian konsume terhadap rumah sakit tersebut, setidaknya dengan bentuk fisik dan interior dari bangunan rumah sakit yang baik akan dapat mengurangi kesan menyeramkan sehingga mempercepat proses penyembuhan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat, ruang dimana seseorang yang akan beraktifitas dapat berpengaruh terhadap perilaku psikologis orang tersebut. Setiap ruang dalam rumah sakit akan membawa pengaruh yang cukup kuat terhadap pola tingkah laku dan sikap manusia yang beraktivitas di dalamnya. Dengan demikian desain interior yang menunjang untuk tempat pelayanan kesehatan semakin diperlukan dalam menghadapi teknologi yang semakin maju. Tuntutan kenyamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama bagi pasien. Jika perencanaan interior rumah sakit mencapai sasaran yang mengacu pada fungsional maka akan menguntungkan berbagai pihak. 1. Bagi pasien ( konsumen utama ) Tata ruang yang baik dapat memberikan kenyamanan dan membantu proses penyembuhan pasien. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. 3. Bagi tenaga medis Akan bekerja lebih nyaman dan memberi pelayanan yang baik untuk kepentingan pasien dan keluarga, terbentuk dari suasana yang mendukung psikologisnya. 4. Bagi pihak rumah sakit Memperoleh keuntungan melalui promosi gratis dari konsumen, pengunjung yang datang dan mendapat pelayanan dan kenyamanan dari rumah sakit. Dan pada era globalisasi seperti saat ini, pola hidup masyarakat tidak sama seperti dahulu. Kualitas kesehatan masyarakat terdapat indikasi semakin lama cenderung semakin menurun. Hal itu antara lain disebabkan makanan yang dikonsumsi, pola hidup yang tidak sehat, dan polusi udara. Kualitas kesehatan masyarakat yang semakin menurun dapat terlihat dari semakin banyaknya rumah sakit dan penggunanya, serta beragamnya macam penyakit yang ada saat ini, dimana salah satunya adalah penyakit jantung. Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit jantung merupakan silent killer karena terkadang banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit jantung. Di lain sisi, banyak dari warga Indonesia dan masyarakat Jakarta pada khususnya, dari kalangan ekonomi menengah keatas berpergian ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan ataupun perawatan kardiologi. Hal tersebut menunjukkan bahwa fasilitas, sarana dan prasana rumah sakit di Jakarta dianggap kurang memadai dan kurang dipercaya oleh masyarakat untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ melakukan perawatan kardiologi. Berdasarkan data yang dipublikasi International Medical Travel Journal tahun 2008, jumlah orang Indonesia yang berobat ke Singapura tahun 2007 sebanyak 226.200 orang. Sementara itu, ke Malaysia 70.414 (tahun 2006), 221.538 (tahun 2007), dan 288.000 (tahun 2008). Masih berdasarkan jurnal itu, kedua negara, Malaysia dan Singapura adalah negara yang paling sering dikunjungi orang Indonesia untuk berobat. Jika meliihat data ini, maka hanya sekitar 500.000 orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Tingginya tingkat penderita dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung menyebabkan tingkat kematian akibat penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah wadah yang memberikan fasilitas pengobatan penyakit jantung dan turut membantu mengedukasi masyarakat agar jumlah penderita dan risiko kematian penyakit ini dapat ditekan serta pasien dan masyarakat Jakarta pada khususnya dapat melakukan pemeriksaan atau pengobatan di sini tanpa harus ke luar negeri. Pada saat ini Rumah Sakit Jantung di Jakarta sudah ada beberapa, tetapi rumah sakit jantung yang ada, belum memperhatikan penempatan dan pengaturan ruang juga fasilitas yang disediakan belum memadai, khususnya di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Desain interiornya pun tidak mendukung proses penyembuhan pasien serta fasilitas penunjang non medis seperti ruang tunggu poliklinik dan bedah jantung tidak memadai, apalagi dengan banyaknya program-program kesehatan gratis yang diadakan oleh pemerintah DKI Jakarta, membuat masyarakat lebih memilih berobat ke rumah sakit dan itu membuat ruang tunggu Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta tidak dapat menampung banyaknya jumlah pasien dan pengunjung yang ada. Dari latar belakang diatas dirasa perlu menciptakan sebuah fasilitas pelayanan kesehatan dengan penataan dan penampilan interior yang tepat dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ fungsional sesuai dengan aktifitas yang berlangsung didalamnya tanpa meninggalkan faktor kenyamanan untuk mencapai tujuan derajat kesehatan yang optimal. 1.2 Identifikasi Masalah Pada saat ini Rumah Sakit Jantung di Jakarta sudah ada beberapa, tetapi Rumah Sakit Jantung yang sudah ada, belum memperhatikan penempatan dan pengaturan ruang juga fasilitas yang disediakan belum memadai serta desain interior kurang mendukung proses penyembuhan. Desain interior Rumah Sakit jantung harus disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas si pemakai, menciptakan suasana yang nyaman, aman dan bersih, desain ruang dan furniture harus sesuai dengan ergonomi dan antropometri. Maka dari pada itu terdapat beberapa identifikasi masalah diantaranya: 1. Bagaimana perencanaan dan perancangan interior rumah sakit jantung yang mendukung proses penyembuhan pasien secara psikologis? 2. Bagaimana perencanaan dan perancangan interior rumah sakit jantung yang dapat mewadahi segala aktivitas yang berlangsung didalamnya dengan mempertimbangkan pola sirkulasi? 1.3 Batasan Masalah Membatasi perencanaan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta dengan fokus perancangan interior yaitu: Fasilitas rawat inap. Penunjang non medis yaitu lobby dan ruang tunggu. 1.4 Tujuan Perencanaan 1. Membuat perencanaan interior sebuah rumah sakit jantung yang mendukung proses penyembuhan pasien secara psikologis. 2. Membuat perencanaan interior rumah sakit jantung yang yang dapat mewadahi segala aktivitas yang berlangsung didalamnya dengan mempertimbangkan pola sirkulasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.5 Sasaran Perencanaan Menghasilkan sebuah rancangan interior pada rumah sakit jantung yang mendukung proses penyembuhan pasien secara psikologis dan dapat mewadahi segala aktivitas yang berlangsung didalamnya dengan mempertimbangkan pola sirkulasi namun tetap bernilai estetis. 1.6 Manfaat Manfaat dari Penyusunan Tugas Akhir Perancangan Interior Rumah Sakit Jantung : A. Secara subjektif - Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Desain Interior Universitas Mercu Buana Jakarta. - Sebagai referensi yang berisikan data dan literatur. B. Secara Obyektif Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perintah DKI Jakarta, yang merupakan ibukota Negara Indonesia dalam merencanakan Rumah Sakit Jantung untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengabaikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pasien. 1.7 Metodologi Metode yang dipakai yaitu metode kualitatif, yaitu : A. Metode penelitian secara langsung. Survei Melakukan survey ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Wawancara Melakukan wawancara kepada staff medis serta pengunjung. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Observasi Melakukan penelitian dengan cara mempelajari hal-hal yang diteliti dengan mengikuti kegiatan serta melakukan penelitian dengan cara merasakan secara langsung. Studi Banding Melakukan studi banding ke 2 (dua) Rumah Sakit Jantung yaitu Rumah Sakit Binawaluya dan Rumah Sakit Jantung Jakarta. B. Metode Penelitian Secara Tidak Langsung Studi Literatur Melakukan pembelajaran studi literatur terhadap sumber-sumber yang ada seperti buku referensi, e-book, majalah, jurnal, internet, dan brosur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Rumah Sakit. Pengumpulan data Pengambilan data dilakukan dengan interaksi langsung dengan staff medis maupun pasien dan pengunjung, juga pengambilan data dilakukan dengan cara studi literature terhadap topik permasalahan yang ada seperti buku literatur, majalah, internet, brosur, dan lainlain. Analisis dan Pengolahan Data Melakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh yaitu hasil wawancara dengan staff medis serta kepada pasien dan pengunjung, serta studi literature sesuai topic yang dibuat. Kemudian dilakukan olah data tersebut menjadi perumusan masalah yang kemudian dikembangkan menjadi konsep perencanaan interior. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.8 Skema pemikiran LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Masyarakat lebih mengenal rumah sakit sebagai tempat mengobati dengan bayangan perlakuan medis yang akan diterima melalui peralatan kedokteran.. DATA TEORI SASARAN PERENCANAAN : Menghasilkan sebuah desain interior pada Rumah Sakit Jantung yang mampu mewadahi segala aktivitas yang berlangsung di dalamnya namun tetap bernilai estetis sehingga diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat sebagai konsumen. Literatur Buku, E-book, majalah, jurnal Wawancara Kriteria ANALISA DAN IDETIFIKASI MASALAH TUJUAN PERENCANAAN: Mendesain / merancang interior sebuah Rumah Sakit Jantung yang mendukung proses penyembuhan pasien dan dapat mewadahi segala aktifitas yang berlangsung didalamnya dengan mempertimbangkan pola sirkulasi DATA PROYEK Wawancara Survey lapangan Foto Lapangan Aspek manusia Pengguna adalah para tenaga medis, pengunjung dan pasien Aspek ruang Perhitungan kebutuhan ruang, kapasitas pengunjung dan pengaturan zoning, sirkulasi, layout yang tepat guna mengoptimalkan penggunaan ruang. Serta penggunaan material yang tepat, sesuai dengan gaya dan tema. Lingkungan Lokasi Rumah sakit, suasana sekitar rumah sakit, denah existing. BATASAN MASALAH Membatasi perencanaan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta dengan Konsep Perancangan fokus perancangan interior yaitu: Fasilitas rawat inap Penunjang non medis yaitu lobby dan ruang tunggu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Visual Desain 1.9 Sistematika Pembahasan Sistematika dalam perencanaan dan perancangan interior rumah sakit jantung : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah maksud dan tujuan perancangan, sasaran perancangan, manfaat, metodologi, skema pemikiran dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN DATA Menjabarkan mengenai pengertian rumah sakit, kriteria dan pengaturan penyelenggaraan rumah sakit, sejarah dan perkembangan rumah sakit, fungsi rumah sakit, persyaratan umum, persyaratan lokasi, persyaratan menurut jenis, klasifikasi rumah sakit, jenis rumah sakit, prasyaratan menurut prasarana, kriteria khusus (bangunan), prasarana rumah sakit. Tinjauan penyakit jantung. Tinjauan Rumah sakit jantung, tinjauan warna, tinjauan ergonomic antropometri, tinjauan pengkondinisian, udara, suara, pencahayaan. BAB III ANALISA STUDI BANDING Menjabarkan hasil studi banding seperti, mengenai latar belakang sejarah, visi, misi, struktur organisasi, logo, pelayanan dan fasilitas BAB IV ANALISA DATA PROYEK Analisa aspek lingkungan, analisa lokasi proyek, analisa kontek tapak, kondisi sekitar tapak, factor cahaya, factor suara, analisa aspek manusia, analisa pelaku kegiatan, Analisa kebutuhan aktivitas, analisa karakter ruang, analisa http://digilib.mercubuana.ac.id/ organisasi ruang, zoning dan grouping, hubungan kedekatan ruang (diagram buble). BAB V KONSEP PERANCANGAN Menjabarkan mengenai konsep perencanaan interior secara umum dan ruang khusus yang meliputi konsep desain, konsep bentuk, konsep material, konsep warna, konsep pencahayaan, dan konsep penghawaan serta berisikan zoning dan grouping. DAFTAR PUSTAKA Lampiran http://digilib.mercubuana.ac.id/