Pengarauh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi

advertisement
4
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Secara
umum, klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledone
Ordo
: Graminae
Famili
: Graminaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman asli Benua Amerika. Jagung telah ditanam
oleh suku Indian jauh sebelum Benua Amerika ditemukan. Tanaman pangan ini
adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap sebagai asal tanaman
jagung adalah Meksiko karena tempat tersebut ditemukan janggel dan biji jagung
dalam gua-gua suku Indian (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Purwono dan Hartono (2007) menyatakan jagung termasuk tanaman
berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar yaitu akar seminal, akar adventif,
dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif
disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar
4 cm di bawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar
dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar
jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.
Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari
beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan
tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm.
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun
terdiri dari 8-48 helain, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu
5
kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya
membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut
ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk
kedalam kelopak daun dan batang.
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak
lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan
dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan jagung terdapat di
ujung batang. Adapun bunga betinanya terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari
bunga jantan.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh
dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan
silang (cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain.
Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari tanaman
sendiri.
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200400 biji. Biji jagung terdiri 3 bagian. Bagian paling luar biji jagung disebut
pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan
makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga
(Purwono dan Hartono, 2007).
Produktivitas jagung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
tempat tumbuh atau tanah, air, dan iklim. Oleh karena itu, agar tanaman jagung
dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan tongkol dan biji yang banyak,
diperlukan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh tanaman jagung.
Syarat Tumbuh
Purwono dan Hartono (2007) mengatakan bahwa jagung termasuk
tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam
penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan
kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat tumbuh yang diperlukan
terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, latosol,
dan Grumosol. Namun yang terbaik untuk pertumbuhan jagung adalah Latosol.
6
Keasaman tanah antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup
serta kemiringan optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%.
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah dengan curah hujan
yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang tidak beririgasi.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari dalam masa
pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan
terbaiknya antara 27-320C .
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,
terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.
Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.
Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Meskipun demikian, secara
umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi
panas dan berangin. Kekurangan air pada saat 3 minggu setelah keluar rambut
tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%. Sementara kekurangan air selama
pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk.
Jagung memerlukan kelembaban optimum pada saat tanam atau pada saat
dimana tanah harus mendekati kapasitas lapang. Pada umumnya di daerah tropis
yang lembab, curah hujan telah cukup atau melebihi kebutuhan jagung dan irigasi
menguntungkan kalau jagung di tanam pada saat tanah lembab dan periode kering
lebih dari 2 minggu disekitar masa pembungaan (Sastrahidayat dan Soemarno,
1991).
Pupuk Organik
Lingga dan Marsono (2008) menyatakan sampai tahun 1850 urusan
menyuburkan tanah seluruhnya ditentukan oleh pupuk organik. Kala itu, belum
ada pupuk anorganik seperti urea. Dapat dimaklumi kalau tanah yang rata-rata
masih subur secara alamiah kian subur saja dengan adanya pupuk organik. Itulah
sifat menonjol dari pupuk tersebut.
Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk
organik ini pun terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian.
7
Pupuk organik tidak lain adalah tanah yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa
tanaman, hewan, dan manusia.
Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik diantaranya sebagai berikut :
1. Memperbaiki struktur tanah. Ini dapat terjadi karena organisme tanah saat
penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat
mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.
2. Menaikkan bahan serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya
serap yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering
berpengaruh positif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering.
3. Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan
oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai
makanan. Oleh karena itu, pupuk organik seperti pupuk kandang yang
diberikan pada tanah harus diuraikan terlebih dahulu oleh jasad renik
melalui proses pembusukan atau peragian sebelum diserap oleh akar
tanaman. Dari proses pembusukan ini, jasad renik memperoleh makanan
dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk organik yang diberikan maka
akan semakin banyak pula jasad renik dalam tanah.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung
zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk
anorganik. Selain itu, cara kerjanya agak lambat dibandingkan pupuk
anorganik. Itulah sebabnya untuk mencapai hasil maksimal, pemakaian
pupuk organik hendaknya diimbangi dengan pupuk anorganik agar
keduanya saling melengkapi. Dengan demikian, akan tercipta tanah
pertanian yang kaya zat hara, strukturnya gembur atau remah, dan
berwarna coklat kehitaman.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain
jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif
relatif lebih kaya hara dan mikroba dibandingkan limbah pertanian. Yang
dimaksud dengan pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan/ ternak dan
urine. Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam yaitu pupuk padat dan pupuk
8
cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan
jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan
yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau
dibutuhkan dagingnya saja, 3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis
bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
Sutedjo (1994) menyatakan pupuk kandang dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu : (1) pupuk kandang segar berupa kotoran hewan yang baru dikeluarkan oleh
hewan sehingga belum mengalami pembusukan; dan (2) pupuk kandang busuk,
merupakan pupuk kandang yang telah disimpan atau digundukan sehingga
mengalami pembusukan.
Soepardi (1983) menyatakan apabila pupuk kandang mudah didapat maka
pemberiannya sangat disarankan untuk tanaman sayuran atau tanaman kebun.
Pupuk kandang mengandung banyak nitrogen dan mempengaruhi bahan organik
tanah melalui dua cara yaitu sebagai sumber hara yang dapat menigkatkan jumlah
hara tersedia dan menaikan hasil tanaman, serta dapat mempertahankan bahan
organik tanah. Selain itu pupuk kandang mengandung sejumlah unsur hara makro
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Menurut Marsono dan Sigit (2001), pupuk kandang memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pupuk kimia. Berikut kelebihan penggunaan
pupuk kandang :
1.
Aman digunakan dalam jumlah besar, bahkan dalam pertanian organik
sumber utama hara berasal dari pupuk kandang.
2.
Membantu menetralkan pH tanah.
3.
Membantu menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah.
4.
Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur.
5.
Mempertinggi porositas tanah dan secara langsung meningkatkan
ketersediaan air tanah.
6.
Membantu penyerapan hara dari pupuk kimia yang ditambahkan.
7.
Membantu mempertahankan suhu tanah sehingga fluktuasinya tidak
tinggi.
9
Selain kelebihan diatas, penggunaan pupuk kandang juga tidak terlepas
dari kekurangannya. Berikut beberapa kekurangan pupuk kandang :
1.
Harus diberikan dalam jumlah besar.
2.
Secara perbandingan berat, kadar hara yang tersedia bagi tanaman
relatif sedikit.
3.
Dapat menurunkan kualitas air bila berdekatan dengan sumber air.
Urea
Lingga dan Marsono (2008) mengemukakan bahwa urea termasuk pupuk
nitrogen yang dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua
zat ini melahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46%. Urea
termasuk pupuk yang higrokopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban
73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dari udara. Oleh karena itu, urea
mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Kalau diberikan ke tanah
pupuk ini akan mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida. Padahal
kedua zat ini berupa gas yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci
oleh air. Itu sebabnya banyak yang menganjurkan pemberian urea lewat daun,
tetapi harus hati-hati. Urea dapat membuat tanaman mengering, terutama yang
memiliki daun amat peka.
Tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil
dan tidak sempurna. Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua,
lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah ke
bagian atas, jaringan-jaringannya mati, mengering, lalu meranggas. Bila tanaman
sempat berbuah, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan lekas matang.
Adapun efek dari pupuk nitrogen yang diberikan melebihi batas,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Tanaman menjadi rebah karena ruas bagian menjadi lemah.
2.
Daya tahan tanaman terhadap penyakit menurun karena kondisi sangat
lemah, sedangkan tumbuhnya sangat subur.
3.
Buah
terlambat
matang
karena
nitrogen
masih
merangsang
pertumbuhan cabang, ranting, dan daun, sedangkan pembentukan
buah terabaikan.
10
4.
Kualitas hasil panen kurang baik.
Jagung merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan unsur
nitrogen. Kebutuhannya terhadap kebutuhan unsur nitrogen (urea) dapat mencapai
250-300 kg/ha. Pupuk urea ini diberikan 1/3 dosis saat tanam dan saat tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk dilakukan dalam larikan yang
berjarak 7-8 cm dari lajur lubang tanaman dengan kedalaman 8-10 cm (Purwono
dan Purnamawati, 2007)
Adisarwanto dan Widyastuti (2002) menyatakan dosis pupuk N untuk
tanaman jagung hibrida sedikit berbeda dengan jagung non hibrida. Untuk jagung
hibrida, per hektarnya dibutuhkan urea sebesar 300 kg sedangkan untuk jagung
non hibrida, per hektarnya dibutuhkan urea sebesar 250 kg. Pupuk N diberikan
dua kali yaitu saat tanam dan 4 minggu setelah tanam. Untuk tanah-tanah
bertekstur ringan dan dengan curah hujan yang tinggi, pupuk N diberikan
sebanyak tiga kali. Agar lebih jelas, Tabel 1 memperlihatkan waktu dan jumlah
pemupukan jagung hibrida dan non hobrida.
Tabel 1. Waktu dan Jumlah Pemupukan Jagung Hibrida dan Non Hibrida
di Lahan Kering.
Jenis Pupuk
Pupuk dasar
Pupuk susulan I
Pupuk susulan II
Waktu Pemberian
Bersamaan dengan
penanaman
28 hst
35 hst atau segera
setelah keluar
rambut
Jumlah Pemupukan
Jagung hibrida
Jagung non hibrida
1/3 urea
1/3 urea
1/3 urea
2/3 urea
1/3 urea
Sumber : Buku Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut
Download