BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unitunit kecil yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri. Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang berkaitan merupakan ruang lingkup Biologi dan ilmu-ilmu yang relevan misalnya ilmu kedokteran atau kesehatan. Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara baik secara kimia maupun biologi. Proses mitosis yang terjadi dalam sel merupakan bagian penting dan pusat perhatian dalam pewarisan sifat makhluk hidup. Maka dari itu disusunlah makalah ini dengan judul “PROSES MITOSIS” 1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui komponen yang menyusun kromosom 1.2.2 Untuk mengetahui bagaimana proses siklus sel dan mitosis 1.2.3 Untuk mengetahui proses terjadinya kanker 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KROMOSOM Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin. Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik. Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet). Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi. Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun 1865 yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis Sutton-Boveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan 2 perdebatan para pakar kala itu. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. (Anonymousa,2011) Gambar 1. Bagian kromosom Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer. 1. Kromatid Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase). Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama. 2. Kromomer Kromomer adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Kromomer ini merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti kawat). 3 3. Sentromer Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang yang merupakan tempat perlekatan benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom. 4. Lekukan kedua Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di sepanjang lengan dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan NOR (Nucleolar Organizing Regions). 5. Satelit Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit. 6. Telomer Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya telomer, sel yang telomer kromosomnya mengalami kerusakan umumnya segera mati. Gambar 2. Struktur kromosom 4 Gambar 3. Kromomer dan Kromonema suatu kromosom (sumber : situsbiologiindonesia.blogspot.com) Letak sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom. Berdasarkan letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi: 1. Telosentrik : sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya memiliki sebuah lengan dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom manusia tidak ada yang berbentuk telosentrik. 2. Akrosentrik : sentromer terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan kromosom sangat panjang, sedangkan lengan lainnya sangat pendek. 3. Submetasentrik : sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu ujung kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang tidak sama panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf L. 4. Metasentrik : sentromer terletak di tengah, membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang hampir sama panjang seperti huruf V. 5 Gambar 4. Bentuk-bentuk kromosom (Anonymousb, 2011) 2.2 SIKLUS SEL Setiap makhluk hidup pasti mengalami siklus sel. Siklus sel adalah proses duplikasi sejumlah besar DNA di dalam kromosom yang kemudian memisahkan diri, sehingga menjadi dua sel baru yang identik. Fasa pada siklus sel Gambar 5. Fase siklus sel Gambar skematik fasa siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK. Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki 6 inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fasa fungsional, fasa S dan M, dan fasa persiapan, G1 dan G2: 1. Fasa S (sintesis) Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fasa M. 2. Fasa M (mitosis) Interval waktu fasa M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fasa M terjadi beberapa jenjang fasa, yaitu: Profasa, fasa terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma. Prometafasa, pada fasa ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafasa). Metafasa. Kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya Anafasa. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub. Telofasa. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik. 7 3. Fasa G (gap) Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fasa sintesis zat yang diperlukan pada fasa berikutnya. Pada sel mamalia, interval fasa G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fasa G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fasa G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fasa G0 atau “quiescent”. Pada fasa ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fasa G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fasa tersebut hingga terjadi apoptosis. Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fasa G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fasa G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi. 4. Interfasa Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fasa G1, S, G2. (Anonymousc,2011) 2.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Sel Hewan sel tumbuhan 1. Tidak memiliki dinding sel 1. Memiliki dinding sel dan membran 2. Tidak memiliki plastida sel 3. Memiliki lisosom 2. Umumnya memiliki plastida 4. Memiliki sentrosom 3. Tidak memiliki lisosom 5. Timbunan zat berupa lemak dan 4. Tidak memiliki sentrosom glikogen 5. Timbunan zat berupa pati 6. Bentuk tidak tetap 6. Bentuk tetap 7. Pada hewan tertentu memiliki 7. Memiliki vakuola ukuran besar, vakuola, ukuran kecil, sedikit banyak 8 Perbedaan Sel Hewan Dan Tumbuhan Gambar 6. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. Jika kamu perhatikan beberapa jenis hewan, baik invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindahpindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku. Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan, tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel tumbuhan berbeda dengan hewan. 9 1. Dinding Sel Gambar 7. Dinding sel tumbuhan Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan. Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang terdiri atas polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Adanya dinding sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi. 2. Kloroplas Gambar 8. Kloroplas 10 Kloroplas merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Organel ini mengandung pigmen fotosintesis yang mampu melangsungkan proses fotosintesis, sehingga tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri. Kloroplas merupakan plastida yang mengandung klorofil Plastida pada sel tumbuhan ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda –beda, Pada umumnya diberi nama sesuai dengan fungsinya, kandungan pigmen Iainnya, adalah amiloplas, leukoplas, kromoplas, dan sebagainya. Organel ini hanya ditemukan pada sel tumbuhan atau organisme autorof uniseluler. Pada organel ini, proses fotosintesis berlangsung sehingga organisme yang memiliki kloroplas digolongkan pada organisme autorof, karena kemampuannya dalam menghasilkan makanan sendiri. Bentuk, ukuran dan jumlah kloroplas untuk tiap sel organisme autorof berbeda-beda. Ada yang berbentuk pita, mangkuk, cakram, dan bentuk – bentuk lainnya. Lebar rata-rata kloroplas adalah 2 – 4 mikrometer dan panjangnya antara 5-10 mikrometer. Jumlah kloroplas juga tergantung dari spesiesnya, misalnya Ricinus comunis dapat mencapai 400.000 kloroplas per mm2 luas daun. Kloroplas juga terbungkus oleh dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membrane, jika diurutkan dari luar ke dalam, bagian-bagian pembangun kloroplas adalah membran luar, ruang antimembran, membran dalam, dan stroma yang di dalamnya terdapat tilakoid. Tilakoid merupakan hasil penjuluran-penjuluran membran dalam kloroplas ke arah stroma. Pada klorplas yang telah dewasa, tilakoidnya terlepas dari membran dalam. Berdasarkan bentuknya, tilakoid kecil (grana). Tilakoid besar, tilakoid stoma (tilakoid antar grana). Tilakoid kecil terbentuk seperti cakram atau uang logam yang bertumpuk membentuk suatu struktur yang dinamakan granum (jamak – grana). Tilakoid besar berbentuk saluran-saluran yang saling berhubungan dan membentuk anyaman di dalam stroma. Tilakoid besar juga berfungsi sebagai penghubung antargrana. 11 3. Lisosom Lisosom merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berisi enzim hidrolitik, misalnya lipase dan protease Organel ini berfungsi dalam proses pencernaan intraseluler. Lisosom banyak ditemukan pada fagosit atau sel –sel yang berfungang masuk ke dalam jaringmasuk kedalam jaringan tubuh. 4.Sentriol Gambar 9. Sentriol Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel. 5. Cincin Kontraktil Cincin kontraktil hanya ditemukan pada sel hewan. Cincin kontraktil terbentuk pada saat pembelahan sel, tepatnya pada tahap sitokinesis atau pembagian sitoplasma sel anak. Pembagian siitoplasma berlangsung setelah pembagian materi inti (kriokinesis) selesai. Pada sel tumbuhan , setelah pembagian materi inti selesai maka dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin kontraktil. 12 6. Vakuola Gambar 10. Vakuola Vakuola sentral merupakan organel bermembran sel, berukuran besar yaitu hampir setengah dari volume sel. Fungsi organel ini adalah sebagai tempat menyimpan air dan cadangan makanan pada sel tumbuhan. Pada organisme bersel satu seperti paramaecium dan Amoeba. Juga ditemukan adanya organel ini. Vakuola pada organisme ini dinamakan vakuola kontraktil dan vakuola makanan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan vakuola yang terdapat pada sel tumbuhan. 7. Plasmodesmata Gambar 11. Plasmodesmata Plasmodesmata merupakan bentuk hubungan atau komunikasi antar sel satu dengan sel tetangganya yang terjalin karena adanya juluran membrane retikulum 13 endoplasma sel yang satu ke sel lainnya melalui suatu celah khusus yang terbentuk di antara kedua sel yang berhimpitan. Plasmodesmata hanya terdapat pada tumbuhan. (Anonymousd,2011) 2.4 MITOSIS Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal. Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner. Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan DNA terjadi pada pertengahan interfase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel. 14 Gambar 12. Proses mitosis Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan. 1. Kariokinesis Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah: a) Profase 1. Kromosom mengerut dan menjadi tebal. Pemendekkan ini akibat dari berpilinnya kromosom. 2. Terlihat dua sister cromatid dan kromosom tampak rangkap dua. Kromatid-kromatid dihubungkan oleh sentromer. 15 3. Nukleolus menjadi kabur dan hilamh pada akhir profase. 4. Selaput inti mulai menghilang. 5. Benang gelendong mulai terbentuk. 6. Kromosom mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel. Gambar 13. Profase b) Metafase 1. Benang-benang gelondong menjad jelas pada permulaan metaphase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kesil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat rendah benang gelondong ini dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol ( badan yang menandai kutub dari mekanisme benang gelondong). Benang gelondong ini penting untuk penyebaran secara teratur. 16 2. Masing-masing kromsom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelondong. Beberapa benang gelondong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. 3. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Metafase berakhir. Gambar 14. Metafase c) Anaphase 1. Dua sister cromatid (sekarang kromosom) bergerak kearah kutub yang beralawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelondong. Selain itu mungkin ada gaya tolak-menolak dari belahan sentromer itu. 2. Terjadi penyebaran kromosom dan AND yang seragam di dalam sel. 3. Anafase adalah fase terpendek dari fase mitotic 17 4. Pada akhir anaphase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Gambar 15. Anafase d) Telofase 1. Benang-benang gelondong itu hilang. 2. Selaput inti dan nucleolus terbentuk kembali. 3. Struktur kromosom itu istirahat dan dianggap proses selesai 4. Sekat terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak. Terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma); semua benda-benda dalam sitoplasma membelah dan pindah ke dalam sel anak. Sel baru itu mempunyai sifat kenampakkan seperti interfase. (Crowder,1986) Gambar 16. Telofase 18 Hasil mitosis: 1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid. 2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya. 2 Sitokinesis Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase. Gambar 13. Sitokinesis Keterangan: (a) Sitokinesis pada hewan (b) Sitokinesis pada tumbuhan 19 2.5 Proses terjadinya kanker Didalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi gen atau DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Kanker berasal dari satu sel gen yang mengalami kerusakan. Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker. Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ), gen penekan tumor ( tumor suppressor gen ), dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen tersebut mengalami kerusakan, maka bisa menjadi kanker. Kerusakan pada materi gen atau biasa disebut sebagai mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa cara, baik internal maupun eksternal. Faktor Internal Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru. a. Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Bila seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika yang salah, memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak memiliki mutasi gen yang salah. b. Faktor mutasi gen secara internal, tidak dapat dicegah namun, eneti eksternal dapat dicegah. Menurut WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh eneti internal dan 85%, disebabkan oleh eneti eksternal. Jadi, sekalipun tidak 100%, sebenarnya kanker dapat kita cegah atau hindari dangan menghindari eneti eksternal. 20 Faktor Eksternal a. Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah virus, polusi udara, makanan, radiasi, dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan pada makanan, maupun bahan kimia yang berasal dari polusi. (Anonymouse,2011) 2.6 Karyotype Manusia Karyotyping : proses pairing and ordering semua khrom pada sebuah 21enetic21, hingga memberikan potret genom yang luas dari khrom-khrom individu. Karyotype : profil khrom sebuah sel tertentu, 21eneti ; jumlah, ukuran dan morfologi dari set (perangkat) khrom sebuah sel. Karyogram /idiogram : gambaran susunan mikrofotograf khrom dalam format standard (dalam pasangan, urut dalam ukuran dan posisi sentromer). Manfaat karyotype : - Utk studi aberasi khrom - Fungsi seluler - Hubungan taxonomi - Utk mengumpulkan informsi ttg kejadian evolusi masa lalu. Karyotype disusun dengan prosedur pengecatan standard struktural yang karakteristik untuk setiap khrom. Clinical cytogeneticists menganalisis karyotype manusia untuk mendeteksi perub 21enetic yang kasar (besar) – 21enetic yang melibatkan beberapa megabases DNA atau lebih. perubahan jumlah khrom yang diasosiasikan dengan kondisi Karyotype dapat aneuploidi, seperti trisomi 21. perubahan struktural khrom seperti delesi, Analisis karyotype dapat duplikasi, translokasi, atau inversi khrom. 21 Integrasi medical genetics dengan clinical medicine karyotype menjadi sumber informasi 22enetic22ic untuk cacat lahir yang spesifik, kelainan 22enetic, dan kanker Gambar 14. Susunan kromosm (karyotipe) sel tubuh manusia dan lalat buah (Drosophyla melanogaster) tipe normal Gambar 15. Proses Tes Darah untuk mengetahui Karyotype (Anonymousf,2011) 22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1.1 Komponen penyusun kromosom antara lain, kromatid, sentromer, kromomer, lekukan kedua, telomere, dan satelit 3.1.2 Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fasa fungsional, fasa S dan M, dan fasa persiapan, G1 dan G2 proses mitosis terdiri dari profase, metaphase, anaphase dan telofase 3.1.3 Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker. 3.2 Saran Untuk para pembaca agar lebih memahami dan mengerti materi mengenai mitosis. untuk materi berikutnya agar lebih dikembangkan lagi secara materi namun tetap pada batas permasalahn yang dibahas. 23 DAFTAR PUSTAKA Anonymousa.2011. Kromosom. http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis Di akses 1 Desember 2011 Anonymousb. 2011. Kromosom. http://desybio.wordpress.com/tag/kromosom/ Di akses 7 Desember 2011 Anonymousc. 2011. Siklus Sel. http://www.crayonpedia.org/mw/B._Pembelahan_Sel_Secara_Mitosis_12. 1 Di akses 1 Desember 2011 Anonymousd. 2011. Perbedaan sel hewan dan tumbuhan. http://alam-hewan.blogspot.com/2011/07/perbedaan-sel-hewan-dan-selDi akses 7 Desember 2011 Anonymouse. 2011. Proses Terjadinya Kanker. http://www.google.com Di akses 1 Desember 2011 Anonymousf. 2011. Karyotype manusia. http://dc205.4shared.com/doc/AKoTeRnR/preview.html Di akses 7 Desember 2011 Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. UGM Press : Yogyakarta 24