mitosis - Blog UB

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unitunit kecil yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses
perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang
menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga
merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri.
Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan
reproduksi serta hal-hal yang berkaitan merupakan ruang lingkup Biologi dan
ilmu-ilmu yang relevan misalnya ilmu kedokteran atau kesehatan.
Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan disiplin
ilmu yang meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara
baik secara kimia maupun biologi. Proses mitosis yang terjadi dalam sel
merupakan bagian penting dan pusat perhatian dalam pewarisan sifat makhluk
hidup.
Maka dari itu disusunlah makalah ini dengan judul “PROSES MITOSIS”
1.2
Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui komponen yang menyusun kromosom
1.2.2 Untuk mengetahui bagaimana proses siklus sel dan mitosis
1.2.3 Untuk mengetahui proses terjadinya kanker
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KROMOSOM
Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan
struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul
DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu
organisme,
seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang
terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens
nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus
disebut kromatin.
Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam
struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein
struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut kromatin.
Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut
kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat
diamati melalui mikroskop optik. Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang
pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil) dan lengan
yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).
Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya,
DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi. Kromosom pertama
kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan
dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip
klasik genetika merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun
1865 yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor
Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis dengan
hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa
gen. Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis
Sutton-Boveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan
2
perdebatan para pakar kala itu. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan
bahwa kromosom merupakan pembawa gen. (Anonymousa,2011)
Gambar 1. Bagian kromosom
Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer,
sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer.
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid
masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid
adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang
terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase).
Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid.
Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
2. Kromomer
Kromomer adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Kromomer ini
merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari
materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas
terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi
berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk
kromosom seperti kawat).
3
3. Sentromer
Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan
kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian
kromosom yang yang merupakan tempat perlekatan benang spindel selama
pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom.
4. Lekukan kedua
Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di sepanjang
lengan dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan NOR
(Nucleolar Organizing Regions).
5. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung
lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah
tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada kromosom.
Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung kromosom agar DNA
di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya telomer, sel yang telomer
kromosomnya mengalami kerusakan umumnya segera mati.
Gambar 2. Struktur kromosom
4
Gambar 3. Kromomer dan Kromonema suatu kromosom
(sumber : situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Letak sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom. Berdasarkan
letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi:
1. Telosentrik : sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom
hanya memiliki sebuah lengan dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom
manusia tidak ada yang berbentuk telosentrik.
2. Akrosentrik : sentromer terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan
kromosom sangat panjang, sedangkan lengan lainnya sangat pendek.
3. Submetasentrik : sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu ujung
kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang
tidak sama panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti
huruf L.
4. Metasentrik : sentromer terletak di tengah, membagi lengan kromosom
menjadi dua lengan yang hampir sama panjang seperti huruf V.
5
Gambar 4. Bentuk-bentuk kromosom
(Anonymousb, 2011)
2.2 SIKLUS SEL
Setiap makhluk hidup pasti mengalami siklus sel. Siklus sel adalah proses
duplikasi sejumlah besar DNA di dalam kromosom yang kemudian memisahkan
diri, sehingga menjadi dua sel baru yang identik.
Fasa pada siklus sel
Gambar 5. Fase siklus sel
Gambar skematik fasa siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu
proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki
6
inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fasa fungsional, fasa S dan M, dan fasa
persiapan, G1 dan G2:
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh
manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap
ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama
dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fasa M.
2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fasa M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi
pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada
mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah.
Dalam fasa M terjadi beberapa jenjang fasa, yaitu:

Profasa, fasa terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan
pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.

Prometafasa, pada fasa ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang
mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial
(piringan metafasa).

Metafasa. Kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai
titik puncaknya

Anafasa. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari
masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.

Telofasa. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi,
diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma
perlahan mulai membelah

Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh
interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel,
dan menghasilkan dua sel anak yang identik.
7
3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fasa sintesis zat yang
diperlukan pada fasa berikutnya. Pada sel mamalia, interval fasa G2 sekitar
2 jam, sedangkan interval fasa G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga
beberapa hari. Sel yang berada pada fasa G1 terlalu lama, dikatakan berada
pada fasa G0 atau “quiescent”. Pada fasa ini, sel tetap menjalankan fungsi
metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara
aktif. Sebuah sel yang berada pada fasa G0 dapat memasuki siklus sel
kembali, atau tetap pada fasa tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fasa G0. Sel
tersebut dapat masuk kembali ke fasa G1 oleh stimulasi antara lain berupa:
perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan
nutrisi.
4. Interfasa
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain.
Jedah tersebut termasuk fasa G1, S, G2.
(Anonymousc,2011)
2.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
sel tumbuhan
1. Tidak memiliki dinding sel
1. Memiliki dinding sel dan membran
2. Tidak memiliki plastida
sel
3. Memiliki lisosom
2. Umumnya memiliki plastida
4. Memiliki sentrosom
3. Tidak memiliki lisosom
5. Timbunan zat berupa lemak dan
4. Tidak memiliki sentrosom
glikogen
5. Timbunan zat berupa pati
6. Bentuk tidak tetap
6. Bentuk tetap
7. Pada hewan tertentu memiliki
7. Memiliki vakuola ukuran besar,
vakuola, ukuran kecil, sedikit
banyak
8
Perbedaan Sel Hewan Dan Tumbuhan
Gambar 6. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang
tidak ditemukan pada sel hewan. Jika kamu perhatikan beberapa jenis hewan, baik
invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindahpindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur
berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan
penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku.
Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat
menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen
penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan,
tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan
hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel
tumbuhan berbeda dengan hewan.
9
1. Dinding Sel
Gambar 7. Dinding sel tumbuhan
Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan
bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan.
Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang
terdiri atas polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi
untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air
secara berlebihan. Adanya dinding sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat
berdiri tegak melawan gravitasi bumi.
2. Kloroplas
Gambar 8. Kloroplas
10
Kloroplas merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel
tumbuhan. Organel ini mengandung pigmen fotosintesis yang mampu
melangsungkan proses fotosintesis, sehingga tumbuhan digolongkan sebagai
produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri.
Kloroplas merupakan plastida yang mengandung klorofil Plastida pada sel
tumbuhan ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda –beda, Pada
umumnya diberi nama sesuai dengan fungsinya, kandungan pigmen Iainnya,
adalah amiloplas, leukoplas, kromoplas, dan sebagainya. Organel ini hanya
ditemukan pada sel tumbuhan atau organisme autorof uniseluler.
Pada organel ini, proses fotosintesis berlangsung sehingga organisme yang
memiliki kloroplas digolongkan pada organisme autorof, karena kemampuannya
dalam menghasilkan makanan sendiri.
Bentuk, ukuran dan jumlah kloroplas untuk tiap sel organisme autorof
berbeda-beda. Ada yang berbentuk pita, mangkuk, cakram, dan bentuk – bentuk
lainnya. Lebar rata-rata kloroplas adalah 2 – 4 mikrometer dan panjangnya antara
5-10 mikrometer. Jumlah kloroplas juga tergantung dari spesiesnya, misalnya
Ricinus comunis dapat mencapai 400.000 kloroplas per mm2 luas daun.
Kloroplas juga terbungkus oleh dua membran, yaitu membran luar dan
membran dalam di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar
membrane, jika diurutkan dari luar ke dalam, bagian-bagian pembangun kloroplas
adalah membran luar, ruang antimembran, membran dalam, dan stroma yang di
dalamnya terdapat tilakoid. Tilakoid merupakan hasil penjuluran-penjuluran
membran dalam kloroplas ke arah stroma. Pada klorplas yang telah dewasa,
tilakoidnya terlepas dari membran dalam. Berdasarkan bentuknya, tilakoid kecil
(grana). Tilakoid besar, tilakoid stoma (tilakoid antar grana).
Tilakoid kecil terbentuk seperti cakram atau uang logam yang bertumpuk
membentuk suatu struktur yang dinamakan granum (jamak – grana). Tilakoid
besar berbentuk saluran-saluran yang saling berhubungan dan membentuk
anyaman di dalam stroma. Tilakoid besar juga berfungsi sebagai penghubung
antargrana.
11
3. Lisosom
Lisosom merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel
hewan. Organel ini berisi enzim hidrolitik, misalnya lipase dan protease Organel
ini berfungsi dalam proses pencernaan intraseluler. Lisosom banyak ditemukan
pada fagosit atau sel –sel yang berfungang masuk ke dalam jaringmasuk kedalam
jaringan tubuh.
4.Sentriol
Gambar 9. Sentriol
Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel
hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat
membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan
memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat
terjadi pembelahan sel.
5. Cincin Kontraktil
Cincin kontraktil hanya ditemukan pada sel hewan. Cincin kontraktil
terbentuk pada saat pembelahan sel, tepatnya pada tahap sitokinesis atau
pembagian sitoplasma sel anak. Pembagian siitoplasma berlangsung setelah
pembagian materi inti (kriokinesis) selesai. Pada sel tumbuhan , setelah
pembagian materi inti selesai maka dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin
kontraktil.
12
6. Vakuola
Gambar 10. Vakuola
Vakuola sentral merupakan organel bermembran sel, berukuran besar yaitu
hampir setengah dari volume sel. Fungsi organel ini adalah sebagai tempat
menyimpan air dan cadangan makanan pada sel tumbuhan. Pada organisme bersel
satu seperti paramaecium dan Amoeba. Juga ditemukan adanya organel ini.
Vakuola pada organisme ini dinamakan vakuola kontraktil dan vakuola
makanan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan vakuola yang
terdapat pada sel tumbuhan.
7. Plasmodesmata
Gambar 11. Plasmodesmata
Plasmodesmata merupakan bentuk hubungan atau komunikasi antar sel satu
dengan sel tetangganya yang terjalin karena adanya juluran membrane retikulum
13
endoplasma sel yang satu ke sel lainnya melalui suatu celah khusus yang
terbentuk di antara kedua sel yang berhimpitan. Plasmodesmata hanya terdapat
pada tumbuhan. (Anonymousd,2011)
2.4 MITOSIS
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel
ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya
diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa
mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel
anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel
somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi
sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses
yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki
nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang
berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan
fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik
dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum
melakukan mitosis. Proses penggandaan DNA terjadi pada pertengahan
interfase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
14
Gambar 12. Proses mitosis
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis,
kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase,
yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses
pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada
tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian
materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran
inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a) Profase
1. Kromosom mengerut dan menjadi tebal. Pemendekkan ini akibat dari
berpilinnya kromosom.
2. Terlihat dua sister cromatid dan kromosom tampak rangkap dua.
Kromatid-kromatid dihubungkan oleh sentromer.
15
3. Nukleolus menjadi kabur dan hilamh pada akhir profase.
4. Selaput inti mulai menghilang.
5. Benang gelendong mulai terbentuk.
6. Kromosom mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel.
Gambar 13. Profase
b) Metafase
1. Benang-benang gelondong menjad jelas pada permulaan metaphase dan
teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri dari serabut protein
halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kesil. Pada banyak hewan
dan tanaman tingkat rendah benang gelondong ini dibentuk dalam
hubungannya
dengan sentriol ( badan yang menandai kutub dari
mekanisme benang gelondong). Benang gelondong ini penting untuk
penyebaran secara teratur.
16
2. Masing-masing kromsom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer
melekat pada benang gelondong. Beberapa benang gelondong mencapai
kutub tanpa melekat pada sentromer.
3. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom
tunggal. Metafase berakhir.
Gambar 14. Metafase
c) Anaphase
1. Dua sister cromatid (sekarang kromosom) bergerak kearah kutub yang
beralawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang
gelondong. Selain itu mungkin ada gaya tolak-menolak dari belahan
sentromer itu.
2. Terjadi penyebaran kromosom dan AND yang seragam di dalam sel.
3. Anafase adalah fase terpendek dari fase mitotic
17
4. Pada akhir anaphase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
Gambar 15. Anafase
d) Telofase
1. Benang-benang gelondong itu hilang.
2. Selaput inti dan nucleolus terbentuk kembali.
3. Struktur kromosom itu istirahat dan dianggap proses selesai
4. Sekat terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak. Terjadi
sitokinesis
(pembelahan
sitoplasma);
semua
benda-benda
dalam
sitoplasma membelah dan pindah ke dalam sel anak. Sel baru itu
mempunyai sifat kenampakkan seperti interfase. (Crowder,1986)
Gambar 16. Telofase
18
Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing –
masing diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2 Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua
melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada
bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur
pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel
anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya.
Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah
ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap
telofase.
Gambar 13. Sitokinesis
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
19
2.5 Proses terjadinya kanker
Didalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi
gen atau DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat
keturunan. Kanker berasal dari satu sel gen yang mengalami kerusakan.
Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang
tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan
baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker.
Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ), gen penekan
tumor ( tumor suppressor gen ), dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang
rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen tersebut mengalami kerusakan,
maka bisa menjadi kanker.
Kerusakan pada materi gen atau biasa disebut sebagai mutasi gen dapat
terjadi melalui beberapa cara, baik internal maupun eksternal.
Faktor Internal
Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru.
a. Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini
biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.
Bila seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak
gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami
kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum berubah
menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika yang salah,
memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak memiliki mutasi
gen yang salah.
b. Faktor mutasi gen secara internal, tidak dapat dicegah namun, eneti eksternal
dapat dicegah. Menurut WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh eneti
internal dan 85%, disebabkan oleh eneti eksternal. Jadi, sekalipun tidak 100%,
sebenarnya kanker dapat kita cegah atau hindari dangan menghindari eneti
eksternal.
20
Faktor Eksternal
a. Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah virus, polusi udara, makanan,
radiasi, dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan
pada
makanan,
maupun
bahan
kimia
yang
berasal
dari
polusi.
(Anonymouse,2011)
2.6 Karyotype Manusia
 Karyotyping : proses pairing and ordering semua khrom pada
sebuah 21enetic21, hingga memberikan potret genom yang luas dari
khrom-khrom individu.
 Karyotype : profil khrom sebuah sel tertentu, 21eneti ; jumlah, ukuran dan
morfologi dari set (perangkat) khrom sebuah sel.
 Karyogram /idiogram : gambaran susunan mikrofotograf
khrom dalam format standard (dalam pasangan, urut dalam ukuran
dan posisi sentromer).
 Manfaat karyotype :
- Utk studi aberasi khrom
- Fungsi seluler
- Hubungan taxonomi
- Utk mengumpulkan informsi ttg kejadian evolusi masa lalu.
 Karyotype disusun dengan prosedur pengecatan standard
struktural yang karakteristik untuk setiap khrom.
 Clinical cytogeneticists menganalisis karyotype manusia untuk
mendeteksi perub 21enetic yang kasar (besar) – 21enetic yang
melibatkan beberapa megabases DNA atau lebih.
 perubahan jumlah khrom yang diasosiasikan dengan kondisi
Karyotype dapat
aneuploidi, seperti trisomi 21.
 perubahan struktural khrom seperti delesi, Analisis karyotype dapat
duplikasi, translokasi, atau inversi khrom.
21
 Integrasi medical genetics dengan clinical medicine karyotype
menjadi sumber informasi 22enetic22ic untuk cacat lahir yang spesifik,
kelainan 22enetic, dan kanker
Gambar 14. Susunan kromosm (karyotipe) sel tubuh manusia dan lalat
buah (Drosophyla melanogaster) tipe normal
Gambar 15. Proses Tes Darah untuk mengetahui Karyotype
(Anonymousf,2011)
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
Komponen penyusun kromosom antara lain, kromatid, sentromer,
kromomer, lekukan kedua, telomere, dan satelit
3.1.2
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi
melalui suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada
sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua
fasa fungsional, fasa S dan M, dan fasa persiapan, G1 dan G2 proses
mitosis terdiri dari profase, metaphase, anaphase dan telofase
3.1.3
Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan
berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel
dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau
kanker.
3.2 Saran
Untuk para pembaca agar lebih memahami dan mengerti materi mengenai
mitosis. untuk materi berikutnya agar lebih dikembangkan lagi secara materi
namun tetap pada batas permasalahn yang dibahas.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.2011. Kromosom. http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis Di akses 1
Desember 2011
Anonymousb. 2011. Kromosom. http://desybio.wordpress.com/tag/kromosom/ Di
akses 7 Desember 2011
Anonymousc. 2011. Siklus Sel.
http://www.crayonpedia.org/mw/B._Pembelahan_Sel_Secara_Mitosis_12.
1 Di akses 1 Desember 2011
Anonymousd. 2011. Perbedaan sel hewan dan tumbuhan.
http://alam-hewan.blogspot.com/2011/07/perbedaan-sel-hewan-dan-selDi akses 7 Desember 2011
Anonymouse. 2011. Proses Terjadinya Kanker. http://www.google.com Di akses 1
Desember 2011
Anonymousf. 2011. Karyotype manusia.
http://dc205.4shared.com/doc/AKoTeRnR/preview.html Di akses 7
Desember 2011
Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. UGM Press : Yogyakarta
24
Download