Layanan Bimbingan Kelompok dengan Tehnik Diskusi Kelompok

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain
untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas
dari interaksi dengan orang lain. Misalnya interaksi dengan keluarga, masyarakat,
dengan teman sebaya / teman Sekolah. Manusia selalu membutuhkan orang lain
dalam menjalani hidupnya, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri.
Dalam berinteraksi dengan orang lain tentu manusia membutuhkan adanya
komunikasi, tanpa adanya komunikasi yang baik dengan orang lain seseorang
akan sulit untuk mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya dengan orang
lain. Menurut
effendi
(2003) komunikasi
atau dalam bahasa
Inggris
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Maksudnya sama di sini adalah sama makna. Percakapan orang dapat dikatakan
komunikatif apabila kedua – duanya selain mengerti bahasa yang digunakan juga
mengerti makna dari bahan yang dibicarakan. Jadi dalam berkomunikasi dengan
orang lain tidak hanya mengerti bahasanya saja tetapi juga mengerti maksudnya.
Salah satu masa yang penting untuk mengerti tentang komunikasi yang
baik adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak dan
masa dimana remaja ingin tahu tentang segala sesuatu yang belum diketahui,
termasuk di dalamnya adalah tentang bagaimana remaja melakukan komunikasi
interpersonal yang baik agar bisa diterima oleh lingkungan remaja tersebut.
Kemampuan individu untuk melakukan komunikasi interpersonal ditentukan oleh
kemampuan individu untuk bisa mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin
disampaikan, menciptakan kesan yang diinginkan, atau mempengaruhi orang lain
sesuai kehendaknya. Menurut Rochmaningsih, (2004) bahwa „komunikasi
interpersonal (interpersonal comunication) adalah pertemuan antara orang - orang
secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara verbal maupun non verbal‟. Efektivitas komunikasi interpersonal
dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan,
empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan (DeVito, 2009).
Komunikasi interpersonal yang baik akan membantu dan mendukung individu
dalam melakukan hubungan dengan orang lain dalam kaitannya untuk membina
kerjasama serta membina persahabatan dengan. Komunikasi interpersonal sangat
besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial remaja. Remaja yang mempunyai
komunikasi interpersonal yang kurang baik, akan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka tinggal, baik itu dirumah,
sekolah maupun di masyarakat. Mereka bisa mempunyai rasa tidak percaya diri
dalam berkomunikasi dengan orang lain dan sulit membina hubungan dengan
orang lain. Komunikasi interpersonal yang baik bisa tercipta apabila ada
komunikasi yang baik. Untuk menumbuhkan komunikasi interpersonal yang baik,
kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga
memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong
timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan
kualitas. Anak - anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo
ini adalah anak-anak yang sudah tidak mempunyai orang tua, baik ayah, ibu
ataupun keduanya. Serta anak-anak yang berlatar belakang ekonomi lemah. Anak
- anak asuh tersebut semuanya berjumlah 30 anak yang masih duduk di bangku
sekolah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada anak - anak panti, ada
(6) anak - anak panti yang bergaul hanya dengan kelompoknya saja, ada juga yang
masih menyendiri dan kurang bersosialisasi dengan semua anak - anak panti yang
lain (ditemukan 2 anak). Hal ini terlihat dari hubungan antara anak panti itu
dengan anak – anak panti yang lain kurang akrab, dan kurang adanya komunikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada komunikasi interpersonal yang kurang
baik antara anak – anak Panti yang satu dengan yang lainnya. Dan hasil
wawancara yang dilakukan dengan ketua Panti Asuhan, anak – anak Panti itu
kurang bersikap terbuka dan jarang menceritakan masalah yang mereka hadapi
dengan pihak panti. Mereka cenderung lebih bersifat individu, memikirkan diri
sendiri dan kurang mempunyai rasa empati terhadap apa yang dialami oleh temanteman mereka. Anak - anak ini seakan tidak peduli dengan anak panti yang lain.
Tabel hasil penyebaran skala sikap tentang komunikasi interpersonal di
Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo pada Mei 2013 adalah sebagai berikut,
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat
Rendah
Total
Frekuensi
2
6
16
6
Percent
6.67%
20.00%
53.33%
20.00%
30
100%
Berdasarkan
hasil
penyebaran
skala
sikap
tentang
komunikasi
interpersonal siswa dari jumlah 30 anak yang sangat rendah ada 6 anak,
sedangkan 16 anak berada pada kategori rendah, 6 anak berada di kategori tinggi
dan 2 anak ada pada kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut presentase yang
paling tinggi adalah anak yang mempunyai komunikasi interpersonal yang baik
dengan anak Panti yang lain, sedangkan yang 16 anak dan 6 anak memiliki
komunikasi interpersonal yang kurang baik dengan anak Panti yang lain.
Apabila keadaan demikian tidak mendapatkan perhatian secara khusus dan
mendapatkan penanganan segera dari pendidik, terutama dari pembimbing, maka
akan menghambat perkembangan anak – anak Panti, dan dikhawatirkan akan
mengganggu mereka dalam melakukan hubungan dengan orang lain.
Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat dalam membantu siswa
untuk memahami komunikasi interpersonal. Menurut Winkel (2004) “bimbingan
kelompok mengupayakan perubahan dalam sikap dan perilaku secara tidak
langsung, melalui penyajian informasi yang menekankan pengolahan kognitif
oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri”. Layanan
bimbingan kelompok sebagai media dalam upaya membimbing individu yang
memerlukan dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat saling berinteraksi
antar anggota kelompok dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan atau
ide - ide dan diharapkan dapat memberikan pemahaman siswa mengenai
komunikasi interpersonal. Selain untuk membantu memecahkan permasalahan
secara bersama, dalam kegiatan bimbingan kelompok ini mereka juga bisa
berlatih cara meningkatkan komunikasi interpersonal mereka di hadapan temanteman mereka. Melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok, akan terjadi
interaksi antar anggota kelompok dan akan timbul rasa saling percaya
untuk mengungkapkan masalah. Dari hasil pembahasan dalam kelompok itu maka
anggota kelompok dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa penilaian
ingatan dan pemahaman yang dialami. Saat kegiatan layanan bimbingan
kelompok ini dilaksanakan, akan terjadi suatu hubungan komunikasi antara
pemimpin kelompok dan antara anggota kelompok sehingga akan tercipta suatu
pemahaman malalui diskusi dan tanya jawab antara anggota kelompok mengenai
topik yang sedang dibahas.
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fribasari (2005)
yang manyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan
sosial efektif untuk meningkatkan hubungan interpersonal remaja. Hal ini bisa
dibuktikan dengan hasil penelitian di mana sebelum mendapat layanan bimbingan
kelompok, hubungan interpersonal remaja berada pada kategori Cukup Tinggi
(CT) dengan skor rata-rata keseluruhan adalah 2,92. Dan sesudah mendapat
layananbimbingan kelompok, skor rata-rata hubungan interpersonal remaja
meningkat menjadi 3,26 dengan kriteria Tinggi (T).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meneliti dalam bentuk skripsi dengan judul : Layanan bimbingan kelompok dalam
bidang bimbingan sosial tentang persahabatan untuk meningkatkan komunikasi
interpersonal remaja di Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah layanan bimbingan kelompok dengan tehnik diskusi kelompok
dalam konteks persahabatan dapat meningkatkan komunikasi interpersonal remaja
di Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui
layanan bimbingan kelompok dengan tehnik diskusi kelompok dalam konteks
persahabatan
dapat
meningkatkan
hubungan
interpersonal
remaja
di
Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan teori tentang persahabatan serta pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dalam meningkatkan hubungan interpersonal remaja,
sehingga dapat dijadikan sumber informasi pendidikan dalam penerapan
layanan bimbingan dan konseling baik itu dalam setting sekolah maupun
non sekolahan (panti asuhan).
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi panti asuhan, dapat menjadi masukan pada panti asuhan
tentang efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan tehnik diskusi
kenlompok dalam konteks persahabatan dalam meningkatkan hubungan
interpersonal anak asuhnya, dalam hal ini yang berusia remaja dan dapat
memberikan pengertian serta pemahaman bahwa layanan bimbingan dan
konseling dapat diterapkan dalam setting non sekolahan (panti asuhan).
Bagi pembimbing, dapat menjadi masukan bahwa melalui layanan
bimbingan kelompok, pembimbing bisa memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh remaja misalnya saja informasi tentang bagaimana
meningkatkan hubungan interpersonal.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I dengan judul Pendahuluan, yang berisi : latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi : pengertian komunikasi,
komunikasi interpersonal, aspek – aspek komunikasi interpersonal, faktor –
faktor
komunikasi
interpersonal,
manfaat
komunikasi
interpersonal,
pengertian layanan bimbingan kelompok, teknik-teknik bimbingan kelompok,
tujuan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok, tahap-tahap
bimbingan kelompok, temuan yang relevan dan hipotesis.
Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi : jenis penelitian,
subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV dengan judul Pelaksanaan dan hasil Penelitian, yang berisi:
persiapan penelitian, gambaran lokasi penelitian, pelaksanaan, analisis data,
uji hipotesis dan pembahasan.
Bab V dengan judul Penutup, yang berisi: kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian.
Download