informasi singkat benih - Sistem Informasi Perbenihan Tanaman

advertisement
INFORMASI SINGKAT BENIH
No.206, Mei 2015
Cedrela (Toona) celebica KDS.
Taksonomi dan tata nama
Famili : Meliaceae
Sinonim : Nama lokal/daerah : Kayu amurang
Penyebaran dan Habitat
Kayu amurang banyak ditemukan di daerah
Minahasa (Sulawesi Utara). Di Indonesia jenis
ini menyebar di Sumatra, Jawa, Bali dan
Sulawesi yang beriklim A - C (Schmid dan
Ferguson), dengan rata-rata suhu tahunan 22˚C.
Jenis kayu ini banyak tumbuh di hutan
pedesaan, di sepanjang sungai, di daerah
berbukit pada ketinggian 1- 1.200 mdpl.
Syarat Tumbuh
Tanaman Kayu amurang termasuk kedalam
jenis yang cepat tumbuh (fast growing species),
tumbuh baik di daerah yang curah hujannya
merata, pada tanah yang subur. Pertumbuhan
yang baik akan terjamin pada tanah-tanah liat
berlempung dan liat berpasir yang longgar dan
gembur, dengan banyak humus.
Kegunaan
Kayunya banyak diminati Karen asangat cocok
untuk papan, asal digunakan di bawah atap.
Juga digunakan untuk kerajinan kayu dan
untuk membuat perabotan rumah tangga serta
peralatan lainnya (kotak cerutu, finir dan peti
kemas) karena mudah dikerjakan, kayunya
ringan dan awet. Ekstrak daunnya dapat
digunakan sebagai insektisida alami jika mau
menanam jagung. Benih jagung direndam
ekstrak daun Kayu amurang sebelum ditanam,
dapat mencegah benih dimakan semut. Kulit
batang dan akar sering digunakan untuk
ramuan obat, yaitu diare.
Deskripsi Botani
Pohon berukuran sedang sampai besar, dapa
tmencapai tinggi 35-40 m dengan tinggi bebas
cabang hingga 20 m. Batang dapat mencapai
diameter 80 - 100 cm. Berbanir hingga tinggi
2m. Kayunya ringan, serabutnya kasar dan
berwarna coklat. Daun agak lebar, biasanya
mengelompok di ujung cabang, panjang 10-12
cm, dengan 8-20 pasang anak daun berbentuk
lanset. Malai bunga dijumpai di ujung,
bercabang-cabang dan menggantung. Bunga
kecil, putih kekuningan dan beraroma tajam.
Deskripsi Buah dan Benih
Buah tersusun seperti malai yang panjangnya
dapat mencapai 85 cm, dimana setiap malai
terdiri dari 70-80 buah. Buah berupa kapsul
lonjong, terdiri dari 5 ruang, dimana setiap
ruang terdiri dari 5-8 benih. Buah masak
berwarna coklat tua dan keras.
Benih bersayap pada kedua ujungnya. Panjang
benih 3-6 mm, dan lebarnya 2-4 mm; berwarna
coklat.
Bibit Kayu amurang
(Foto : Sie Informasi Benih)
Musim berbunga dan berbuah
Berbunga dan berbuah bulan Desember –
Februari atau April - September pada waktu
gugur daun. Penyerbukan oleh serangga seperti
lebah, tawon, kumbang dan serangga lainnya.
Balai PerbenihanTanaman Hutan Sulawesi
Pangunduhan buah
Bila tidak tersedia sumber benih maka
pengunduhan buah dilakukan pada areal yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1)
Umur pohon minimal 20 tahun; (2) Tajuk dan
percabangan menduduki strata tertinggi dalam
tegakan; (3) Pertumbuhan baik, berbatang
lurus, silindris dan berdiameter relative besar
dan (4) Pohon sehat, bebas dari serangan hama
penyakit
dan kerusakan fisik.
Buah
dikumpulkan dengan cara menggoyang cabang
sehingga buah berjatuhan. Pengumpulan buah
diusahakan tepat waktu, jika terlambat, buah
akan merekah sehingga banyak benih yang
hilang. Buah dipanen bulan Maret atau
Oktober, ketika akhir musim kemarau.
Penanganan buah
Untuk mendapatkan benih yang bagusbuah
yang baru dipanen diperam selama 2-3 hari,
menggunakan karung kain kemudian dijemur
selama 1-2 hari hingga buah terbuka, Benih
dipisahkan dari sayap dan kotoran lainnya
dengan cara ditampi.
Aklimatisasi
Bibit yang baru disapih harus ditempatkan
pada tempat yang terlindung dari terik matahari
langsung. Bedeng sapih diperlukan naungan
berupa shading net, untuk mempertahankan
mikroklimat yang optimum bagi pertumbuhan
bibit.
Pemeliharaan
Sesuai dengan sifat tanamannya, pada umur ± 1
bulan sudah dikurangi intensitas naungan
secara bertahap agar bibit tidak stres.
Penyiangan dilakukan bila terdapat tumbuhan
pengganggu atau gulma untuk mengurangi
persaingan dalam menyerap unsure hara.
Pemupukan perlu dilakukan dan dapat dimulai
7-10 hari setelah penyapihan. Pemupukan
dengan NPK yang dilarutkan dalam air dosis
7,5 gram/liter air untuk 1 m2.
Pencegahan hama dan penyakit
Untuk mencegah terjadinya serangan hama
penyakit perlu dijaga agar persemaian tetap
bersih, tidak lembab atau basah. Untuk
menghindari serangan jamur dapat dilakukan
dengan penyemprotan fungisida secara teratur.
Bibit siap tanam
Bibit siap tanam bila telah berukuran tinggi 2530 cm dengan diameter pada leher akar lebih
dari 3 mm dan telah berkayu. Seleksi bibit
perlu dilakukan untuk memisahkan bibit yang
baik dari bibit yang tumbuh tidak
normal/berpenyakit.
Benih Kayu Amurang
(Foto : Sie Informasi Benih)
Penaburan dan perkecambahan
Media tabur yang digunakan pasir sungai yang
halus dan sudah steril dengan ketebalan ± 10
cm. Benih ditabur di atas pasir secara merata,
kemudian ditutup kembali dengan pasir halus
yang tipis di bedeng semai dengan naungan 60
%. Setelah 4-7 hari mulai berkecambah.
Kecambah tergolong epigeal. Setelah mencapai
tinggi 5-7 cm atau memiliki daun 2-5 helai
mulai disapih, ditanam dalam polybag ukuran
diameter 10 cm, tinggi 15 cm, berlubang 4-6
buah untuk mengalirkan kelebihan air saat
penyiraman. Media sapih berupa campuran
tanah, pupuk kandang/kompos (3:1).
DaftarPustaka
K. Heyne, 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia Jilid II. Jakarta, Hal.1111
Martawidjaya, A., Iding, K., Y.I. Mandang
Soewanda, A.P., and Kosasi K, 1989 : Atlas
Kayu Indonesia Jilid II. Badan Litbang
Kehutanan, Bogor.
Kosasih, E., 2011. Manual Produksi Bibit
Berkualitas Suren (Toona sureni) BPTH Jawa
dan Madura, Sumedang.
DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI
Penulis : Ir. I Ketut Wiradana dan Wanti
Tampubolon, S.Hut (BPTH Sulawesi).
BPTH SULAWESI
Jl.PerintisKemerdekaan Km.17,5 Makassar
Telepon/Fax : (0411) 550076/554501
Balai PerbenihanTanaman Hutan Sulawesi
Download