BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel, yakni variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, variabel independen atau variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain serta variabel kontrol. 1. Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAMEL (Capital, Asset, Earningss dan Liquidity). 2. Variabel independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tata kelola risiko (peran kpr dan cro) dan Corporate Governance. 3. Variabel kontrol Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank size. B. Definisi Opersional Berikut definisi operasional pada setiap variabel : 1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Corporate Governance dan tata kelola risiko (peran kpr dan cro). Berikut merupakan beberapa variabel yang digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabeltata kelola risiko (peran kpr dan cro) dan Corporate Governance: a. Bank memiliki KPR b. Bank memiliki CRO c. Pengalaman KPR d. Pengalaman CRO e. Jumlah board independence di Komite Pemantau Risiko f. Jumlah board independence di Komite Manajemen Risiko g. Kepemilikan manajerial h. Jumlah board independence keseluruhan 2. Rasio Permodalan (Capital) Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi. Rasio permodalan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Sumber: SE BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 3. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (Asset) Rasio ini digunakan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul (Statistik Perbankan Indonesia, 2011). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber: SE BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 4. Rasio Rentabilitas (Earningss) Rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Sumber: SE BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 5. Rasio Likuiditas (Liquidity) Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan (Kasmir,2008). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Sumber: SE BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 6. Bank size Pada penelitian ini bank size digunakan sebagai variabel kontrol. Bank size berfungsi untuk menentukan proporsi aset suatu perusahaan. Bank size dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja diperusahaan (Purwanto, 2004). Dalam penelitian ini bank size dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut (Budiasih, 2009): C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi data adalah perusahaan kategori sub sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan tahunan (annual report) setiap perusahaan tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Yakni teknik pengambilan sampling dengan kriteria tertentu, seperti: 1. Perusahaan perbankan yang sudah go public terdaftar di BEI selama periode 2010-2014. 2. Bank mempublikasikan laporan tahunan (annual report) selama periode 2010-2014 dalam website Bursa Efek Indonesia. 3. Data yang tersedia lengkap, baik data mengenai Corporate Governance perusahaan dan data yang diperlukan untuk kinerja keuangan. D. Metode Analisis Metode analisis menggunakan uji regresi melalui program E-views 8 for windows. Penghitungan ini membandingkan tingkat signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap 30 perusahaan sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Empat model regresi berganda yang digunakan pada penelitian ini adalah: CAR = + 1 bankmemilikikpr + 2 bankmemilikicro + 3 pengalamankpr + 4 pengalamancro + 5 jmlbikpr + 6 jmlbicro + 7 kepemilikanmanajerial + 8 jmlbi + 9 banksize + NPL = + 1 bankmemilikikpr + 2 bankmemilikicro + 3 pengalamankpr + 4 pengalamancro + 5 jmlbikpr + 6 jmlbicro + 7 kepemilikanmanajerial + 8 jmlbi + 9 banksize + ROA = + 1 bankmemilikikpr + 2 bankmemilikicro + 3 pengalamankpr + 4pengalamancro + 5 jmlbikpr + 6 jmlbicro + 7 kepemilikanmanajerial + 8 jmlbi + 9 banksize + LDR = + 1 bankmemilikikpr + 2 bankmemilikicro + 3 pengalamankpr + 4 pengalamancro + 5 jmlbikpr + 6 jmlbicro + 7 kepemilikanmanajerial + 8 jmlbi + 9 banksize + dimana: = konstanta 1...9 = koefisien regresi CAR = capital adequacy ratio NPL = non performing loans ROA = return on asset LDR = loan to deposit ratio = variabel residual E. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas biasanya digunakan hanya pada data yang berjumlah kurang dari 30. Penelitian ini menggunakan sampel 30 perusahaan dengan jumlah observasi 150. Namun tetap diperlukan pengujian normalitas untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan mengamati nilai probability dari Jarque-Bera dengan metode Histogram-Normality Test. Jika nilai probability menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 maka data tersebut memiliki distribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat dari koefisien korelasi masingmasing variabel bebas. Apabila koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka bisa dipastikan terjadi multikolinearitas dalam model regresi tersebut. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk memastikan dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Menurut Wing (2011), beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah a. Metode grafik b. Uji Park c. Uji Glejser d. Uji Korelasi Spearman e. Uji Goldfeld-Quandt f. Uji Bruesch-Pagan-Godfrey g. Uji White Pada penelitian ini digunakan Uji Glejser untuk mengidentifikasi masalah heteroskedastisitas. Jika pada uji Glejser tingkat signifikansi (probability) menunjukkan angka yang tidak signifikan (lebih besar 0,05) maka data tersebut dinyatakan tidak ada masalah heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Mengidentifikasi masalah autokorelasi dapat melalui dua cara (Wing, 2011) yakni : a. Uji Durbin-Watson b. Uji Breusch-Godfrey Pada penelitian ini digunakan Uji Durbin-Watson untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi. Pengambilan keputusan mengenai masalah autokorelasi pada penelitian ini berdasarkan pada kriteria dibawah ini : Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Ditolak 0 < d < dL Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dL < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-dU ≤ d ≤ 4-dL Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Diterima dU < d < 4-dU F. Pengujian Hipotesis 1. Uji R2 Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variabel dependennya. Jika nilai R2 mendekati nilai 0, maka hal ini menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya cukup terbatas. Sebaliknya, jika nilai R 2 mendekati nilai 1, maka hal ini menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen. Dengan kata lain, semakin mendekati nilai 1, maka model tersebut dapat dikatakan semakin baik. 2. Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan cara melihat nilai hasil uji F-hitung dengan level of significance sebesar 5% atau 0,05. Jika prob.<0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen. Sedangkan jika prob.≥0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen. 3. Uji t Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh masingmasing variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan cara membandingkan tingkat signifikansi tiap variabel independen dengan level of significance sebesar 10% atau 0,1. Jika tingkat signifikansi suatu variabel lebih kecil dari level of significance sebesar 0,1, maka hipotesisnya diterima. Artinya, variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Sedangkan untuk tingkat signifikansi suatu variabel lebih besar dari level of significance sebesar 0,1, maka hipotesisnya tidak diterima. Artinya, variabel independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya.