BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Jurnal Nasional Jurnal Nasional Jurnal E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.8, 2016: 5098-5127 Judul PENGARUH IKLAN DAN WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND AWARENESS TRAVELOKA Riset/Studi Mohammad Pambudi Ary Wicaksono dan Ni Ketut Seminari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia Tujuan Untuk menguji pengaruh iklan dan word of mouth terhadap brand awareness. Latar Belakang Teoritis Iklan, word of mouth, dan brand awareness Populasi Responden yang berdomisili di kota Denpasar. Sampel 100 responden yang berdomisili di kota Denpasar. Metode Metode non probability sampling yaitu purposive sampling. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness Traveloka. Kesimpulan Berdasarkan hasill penelitian bahwa iklan dan word of mouth Traveloka berpengaruh positif dan siginifikan terhadap brand awareness Traveloka. Ini berarti semakin gencar iklan yang dilakukan oleh Traveloka akan memicu pertumbuhan brand awareness Traveloka yang ada di benak konsumen. Tabel 2.2 Jurnal Nasional Jurnal Nasional Jurnal Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id Judul PENGARUH IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Riset/Studi Melynda Dyah Kurnyawati, Srikandi Kumadji dan Edy Yulianto 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/z DAN 9 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang Tujuan Untuk menjelaskan pengaruh iklan terhadap brand awareness, pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian, pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian. Latar Belakang Teoritis Iklan, Brand Awareness, Keputusan Pembelian Populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya angkatan 2012-2013 Sampel 102 orang responden Metode Purposive sampling dan metode pengumpulan data menggunakan angket. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa: variabel iklan berpengaruh signifikan terhadap variabel brand awareness dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,550 dan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05); (2) variabel iklan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel keputusan pembelian dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,147 dan tingkat signifikansi 0,092 (p>0,05); (3) variabel brand awareness (Y1) berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,604 dan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). Kesimpulan bahwa semakin baik brand awareness seseorang terhadap merek produk tertentu, akan semakin menambah keyakinan dalam mengambil keputusan pembelian. Tabel 2.3 Jurnal Nasional Jurnal Nasional Jurnal DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 Judul PENGARUH BRAND AWARENESS PADA IKLAN PROVIDER TELEKOMUNIKASI SELULER INDONESIA DI TELEVISI (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro) Riset/Studi Randi Megandanu dan Mudji Rahardjo Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tujuan Untuk mengetahui pengaruh kualitas selebriti endorser, kualitas pesan iklan, dan frekuensi jam tayang terhadap brand awareness pada iklan provider di televisi Latar Belakang Teoritis Celebrity endorser, pesan Iklan, jam tayang iklan, brand awareness. Populasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan bisnis UNDIP Sampel 75 orang responden Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel celebrity endorser, pesan iklan, dan frekuensi tayangan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel http://digilib.mercubuana.ac.id/z 10 kesadaran merek. Dengan demikian penyedia iklan yang ada di televisi harus memperhatikan hal-hal semacam itu agar tayangan iklan yang ketiga dilihat oleh konsumen untuk bisa meningkatkan brand awareness. Kesimpulan Kualitas pesan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness, semakin tinggi kualitas pesan iklan semakin tinggi tingkat brand awareness pada iklan provider ditelevisi. Tabel 2.4 Jurnal Nasional Jurnal Nasional Jurnal Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015 Judul PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KESADARAN MEREK SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Mahasiswi Universitas Brawijaya Pengguna Produk TRESemmé) Riset/Studi Chalifah Nur Febriana, Srikandi Kumadji, dan M. Kholid Mawardi Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang Tujuan Melihat sejauh mana pengaruh iklan televisi terhadap kesadaran merek serta dampaknya pada tahap keputusan pembelian produk TRESemmé Latar Belakang Iklan Televisi, Brand Awareness, Keputusan Pembelian Teoritis Populasi Mahasiswa perempuan Universitas Brawijaya pengguna produk TRESemmé Sampel 115 orang responden Metode Dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis menggunakan deskriptif dan path analysis. Hasil Penelitian menunjukkan iklan televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran merek; iklan televisi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian; kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kesimpulan Iklan televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran merek. Iklan televisi dapat membantu membangun kesadaran merek. Semakin baik iklan televisi, maka semakin baik pula usaha untuk membangun kesadaran merek di benak konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 11 Jurnal International Tabel 2.5 Jurnal International Journal International Journal of Electronic Commerce Studies Vol.4, No.2, pp. 139-158, 2013 doi: 10.7903/ijecs.1000 Tittle The Effect of Precevied Benefits, Trust, Quality, Brand Awareness/Associations and Brand Loyalty on Internet Banking Brand Equity Researcher Sandra Maria and Correia Loureiro Purpose This research examines the interrelationships of trust, brand awareness/associations, perceived quality and brand loyalty in building Internet banking brand equity Theoritical Background Internet Banking Brand Equity, Trust, Brand Loyalty, Precevied Quality, Brand Awareness / Associations, Online Benefits Population Internet Banking users in Lisbon and Oporto, Portugal Sample 210 responses user Internet Banking in Portugal Method To analyze data, used partial least squares (PLS) method Findings The results show that brand loyalty is the most important predictor of Internet banking brand equity. However, perceived quality significantly impacts Internet banking brand equity. The multiplication of the Pearson’ s correlation value for the path coefficient value of each of the two constructs reveals that 53% of the Internet banking brand equity variability is explained by brand loyalty and perceived quality. Surprisingly, brand awareness/associations and trust do not tend to significantly contribute to Internet banking brand equity. Conclusion The results show that Internet banking brand equity significantly depends on brand loyalty and perceived quality. But the strength of the relationship between Internet banking trust and Internet banking brand equity is not significant, and the effect of Internet banking trust on brand loyalty does not occur, which contradicts the expectations created by the study of Delgado-Ballester and Hernández-Espallardo. Tabel 2.6 Jurnal International Journal International Journal of Retail & Distribution Management Vol. 43 No. 3, 2015 pp. 276-292 Tittle Young consumers’ insights on brand equity Effects of brand association, brand loyalty, brand awareness, and brand image Researcher Jumiati Sasmita and Norazah Mohd Suki Purpose The purpose to examine the effects of brand association, brand loyalty, brand awareness, and brand image on brand equity among young consumers. Theoritical Background Brand image, Brand awareness, Brand loyalty, Brand equity, Brand association http://digilib.mercubuana.ac.id/z 12 Population population of the full time students in a public university in Malaysia. Sample from 200 young consumers Method using descriptive, correlation and multiple regression analysis Findings Empirical results via multiple regressions authenticated that brand awareness predominantly affects brand equity among young consumers. These young consumers get input and awareness of the particular product or brand from the social media. They can clearly recognize the particular product or brand in comparison to competing products or brands and know how it looks and its characteristics from the social media. Conclusion Results of multiple regressions concluded that all postulated hypotheses were supported of which brand awareness has the strongest effect on brand equity among young consumers, followed by brand image. Tabel 2.7 Jurnal International Journal International Journal of Modern Management & Foresight VOL. 1, ISSUE10, PUBLISHED ONLINE on OCTOBER 2014, pp. 287-303. Tittle Impact of Brand Equity & Brand Awareness on Customer’s Satisfication Researcher Atif Bilal and Faiza Majid Malik Purpose To explore the relationship between Brand Equity and Brand Awareness with the Customer Satisfaction. Theoritical Background Brand Equity, Brand Awareness, Customer satisfaction. Population General public of Pakistan Sample 180 responses from Islamabad and Rawalpindi Method by applying Cronbach Alpha for the estimation of reliability, Pearson’s correlation Findings can be of great value for the marketing department, especially the Brand managers for maintaining and increasing the Customers’ satisfaction through these important factors. Conclusion The study can be helpful in providing the information to the brand manager as how to manage the brand awareness among different customers. The study will also provide the information about how customers’ satisfaction is increased through brand awareness and brand equity. Ones the customer satisfaction is achieved it will automatically lead to the higher profitability for the organization. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 13 2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Saat ini komponen komunikasi pemasaran menjadi sangat penting dalam sedekade terakhir. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.1 2.2.1 Unsur - Unsur Komunikasi Pemasaran a. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. b. Iklan Advertising terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media lain (billboard, internet, dan sebagainya). c. Antar Bisnis (Bussiness-to-bussiness) maupun akhir. Kedua iklan ini di biayai oleh sponsor tertentu (pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa (nonpersonal) karena perusahaan sponsor tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang Terence A. Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003, hal. 4 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. d. Iklan Langsung (direct advertising), biasa disebut pemasaran berdasarkan database (database marketing), telah mengalami pertumbuhan pesat ditahun-tahun belakangan ini akibat efektivitas komunikasi yang terarah serta teknologi komputer yang memungkinkan hal itu terjadi. e. Promosi Penjualan (sales promotion), terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembeli suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Sebagai bahan perbandingan, ada iklan yang di desain untuk mencapai tujuan lain yaitu, meciptakan kesadaran merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. Promosi penjualan diarahkan baik untuk pelanggan. Promosi penjualan baik diarahkan untuk perdagangan (kepada pedagang besar dan pengecer) maupun konsumen. f. Pemasaran Sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu (misalnya kompetisi besar seperti world cup dalam olahraga sepakbola) atau melalui suatu kegiatan sosial (seperti united way). http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 g. Publisitas (publicity), seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk - bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media dianggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak biayai perusahaan yang mendapat manfaatnya. h. Komunikasi ditempat pembelian (point-of-purchase communication) melibatkan peraga, poster, tanda dan berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian. Display di toko memainkan peran penting dalam menarik perhatian konsumen2. 2.3 Teori S-O-R Untuk menggambarkan suatu pengaruh komunikasi terhadap khalayak dengan kaitannya dalam penelitian ini, dapat dijabarkan melalui Model Stimulus Respons atau teori S-O-R, yaitu model komunikasi yang dimodifikasi oleh De Fleur dengan memasukan unsur organisme untuk membahas komunikasi massa yang pengaruhnya terhadap orang - perorangan. Menurut teori S-O-R ini, efek yang ditimbulkan oleh reaksi khusus hingga 2 Ibid hal. 5-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 seseorang dapat mengharapkan dan meperkirakan kesesuaian antar pesan atau informasi yang disampaikan dengan reaksi komunikan. Teori S-O-R secara jelas dapat dilihat pada bagan, sebagai berikut:3 GAMBAR 2.1 MODEL TEORI S-O-R ORGANISME STIMULUS RESPON Keterangan: S (stimulus) : Rangsangan, sebuah isi pesan iklan produk dari produsen yang ditujukan kepad khalayak. O (organisme) : Komunikan, orang-orang yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, sehingga timbul bentuk sikap positif. R (response) : Respon, pesan tersebut dapat diterima khalayak sehingga diharapkan adanya perubahan tingkah laku. Onong Uchjana Effendy, M.A. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti. 2003, hal. 255 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 Pada bagan di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi kepada komunikan. Stimulus yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap4. Berdasarkan teori S-O-R ini juga dijelaskan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan menimbulkan efek yang kehadirannya terkadang tanpa disadari oleh komunikan5. Asumsi dasar dari model ini yaitu, bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung kepada komunikan. Model ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, symbol-symbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. 2.4 Periklanan Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa 4 Ibid hal. 254-255 5 Ibid http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalu program siaran televisi6. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Bagi para produsen untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus bisa membujuk khalayak ramai agar mencapai target yang sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan juga harus mampu mengarahkan konsumen untuk membeli produk-produk yang telah dirancang sedemikian rupa oleh departemen pemasaran, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Tepatnya, periklanan harus dapat memengaruhi pemilihan keputusan pembeli. Periklanan merupakan salah satu tahapan dalam pemasaran. Produk barang dan jasa, baik penamaannya, pengemasan, penetapan harga, dan distribusinya tercantum dalam kegiatan periklanan. Tanpa adanya periklanan, berbagai produk tidak akan mengalir secara lancar kepada distributor atau penjual, bahkan sampai ke tangan konsumen atau pemakainya. Kustandi Suhandang. Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung: Penerbit Nuansa. 2005, hal. 13 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 Proses periklanan terdiri dari penetepan tujuan, keputusan tentang anggaran, keputusan pesan, penetapan media dan evaluasi mengenai kampanye. Pemasang iklan harus menyusun sasaran yang jelas sesuai dengan tujuan iklan, yakni untuk memberi informasi, mempersuasi, mengingatkan para pembeli, dan menambah nilai atau membantu usaha promosi lainnya. 2.4.1 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, ide atau gagasan. Tujuan periklanan menurut Kotler7 sebagai berikut: a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “Informasi” Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permiintaan pertama. b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “Persuasif” Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “Pengingat” Iklan sebagai pengingat sangat diperlukan bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (Inforcement Advertising) yang bertujuan Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Analisis Perancaan Implementasi dan Kontrol, Jilid 1. Jakarta: PT. Prehalindo.1997, hal. 236 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Tujuan iklan yang utama adalah pembentukan citra diri konsumen. Citra diri ini tidak dibentuk secara mandiri oleh konsumen itu sendiri, melainkan diarahkan sesuai dengan maksud produsen. Dengan demikian, iklan akan membentuk pola konsumsi yang berpangkal pada kemauan produsen dan berujung pada gaya hidup tertentu, dan konsumtif. Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan (sasaran iklan) iklan merupakan sautu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pasa audiens tertentu dalam kurun wakrtu tertentu. Tujuan iklan ditujukan untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat. Tujuan - tujuan tersebut dimaksudkan untk tahap-tahap yang berbeda dalam hierarki efek. Iklan televisi pada umumnya diakui sebagi media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spectrum konsumen. Dari perspektif pembangunan merek, iklan televisi memilki dua kekuatan. Pertama, televisi dapat menjadi sarana efekti yang menunjukan secara persuasif manfaat - manfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. Kedua, dapat menjadi sarana yang mendorong untuk secara dramatis memotret pengguna dan gambaran http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 penggunaan, kepribadian merek, dan hal - hal tak berwujud lainnya dari merek tersebut. 2.4.2 Fungsi Periklanan Investasi besar - besaran ini menujukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektivitas periklanan. Menurut Terence A. Shimp, periklanan memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut8 : a. Informing (Memberikan Informasi) Promosi membuat konsumen sadar akan produk - produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi berniali lainnya, baik untuk merek yang di iklankan maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat - manfaat baru dari merek yang sudah ada. b. Persuading (Membujuk) Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, 8 Terence A. Shimp, op.cit., 357-361. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. c. Reminding (Mengingatkan) Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang di iklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir - akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut - atribut yang menguntungkan. d. Adding Value (Menambah Nilai) Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar - benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih gaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 e. Asissting (Mendampingi upaya-upaya lain dari pesaing) Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk - produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel. 2.5 Televisi sebagai Media Periklanan Iklan di media televisi merupakan pesan komunikasi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk barang atau jasa. Tujuan selanjutnya adalah memotivasi dan mempersuasi pemirsa atau audience untuk mencari pembeli dan menjadi pelanggan tetap. Selanjutnya dari pihak media televisi sendiri menggunakan iklan sebagai sumber penghasilan untuk kelangsungan hidup perusahaan media. Sebagai media komunikasi, iklan dibentuk dari unsur visual atau nonverbal maupun visual atau verbal. Unsur visual iklan dapat berupa gambar serta tanda - tanda yang digunakan dalam iklan dan unsur nonvisual iklan berupa bahasa. Dari kehidupan sehari - hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya televisi. Televisi adalah salah satu alat elektronik http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 yang sekarang sudah menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Tidak melihat tayangan televisi sehari saja kita mungkin sudah ketinggalan banyak informasi. Televisi merupakan salah satu media elektronik yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas, dan merupakan media komunikasi dalam bentuk audio visual yang memiliki ciri massal, yaitu ditujukan kepada sejumlah orang yang relatif banyak dan menyiarkan informasi secara tepat dan serempak ke seluruh khalayak yang bisa mengaksesnya. Berikut kelebihan dan kekurangan media televisi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk para pengiklan9: Kelebihan televisi: a. Efisiensi Biaya Kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan masalah ini menimbulkan efiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala (individu). b. Dampak yang Kuat 9 Sandra Moriarty, Nancy Mitchell dan William Wells. Advertising. Jakarta: Kencana, 2011. Ed. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 Kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada kedua indera sekaligus yaitu mata (pengelihatan) dan telinga (pendengaran). Televisi juga mampu mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor. c. Level Penonton yang Tinggi Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk memengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktu mereka di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli (konsumen) tertarik pada perusahaan yang mengiklanankan produknya di televisi. Kelemahan Televisi: a. Biaya Produksi Tinggi Untuk memroduksi iklan dan menyiarkan siaran komersial di televisi membutuhkan biaya yang sangat besar, sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah bila dibanding dengan media lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 b. Jangkauan sia - sia Karena segmentasi televisi tidak seselektif surat kabar atau majalah, iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat. c. Tidak Fleksibel Televisi tidak mudah dalam pengaturan teknis, iklan - iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya apalagi menjelang jam - jam penayangannya. Selain itu kelemahan dari televisi sebagai media periklanan yaitu tidak dapat menyampaikan volume berita seperti yang terdapat dalam surat kabar. Oleh karena itu, isi pesan yang disampaikan harus singkat dan jelas. Cara penyampaian kata perkata harus benar dan intonasi suara harus tepat dan jelas. Kesemuanya itu tentu saja menekan unsur isi pesan yang komunikatif agar pemirsa mudah mengerti secara tepat tanpa harus menyimpang dari pemberitaan dan segala sesuatu yang dikaji atau disiarkan televisi tidak dapat dikaji ulang karena penyampaian pesannya sekilas dan cepat.10 2.5.1 Elemen - Elemen Iklan Televisi Pada iklan televisi ada beberapa elemen - elemen yang dapat digunakan dalam membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta. 1996, hal. 18 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 menjual yang kuat. Menurut Belch, elemen - elemen iklan yang terdapat pada media televisi dibagi menjadi11: 1. Elemen Visual dalam iklan adalah apa yang terlihat pada layar televisi. Elemen ini meliputi : the product, action sequence, demonstation/setting, copy and the talent. a. Product (Produk) merupakan objek yang ingin dipersuasi kepada khalayak. b. Action Sequence (urutan adegan) adalah jalan cerita menggambarkan khlayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khlayak dalam memahami pesan yang terdapat pada iklan. c. Setting (latar belakang) berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita . d. Talent (model iklan) merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut memainkan berbagai peran sebagai announcer, spoke persons, character type, maupun selebritis. e. Copy (tulisan) kalimat - kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung Belch, Goerge E. & Michaell A. Introduce to Advertising and Promotion 5 th edition. New York: MC Graw Hill, 2001. hal. 28 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 2. Elemen Audio yakni suara musik pada iklan. a. Sound (Suara) merupakan elemen penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara dialog biasanya menggunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa yang sedang berbicara. Misalnya suara anak - anak, orang tua, atau eksekutif muda. Hampir semua iklan mempunyai announcer yang berperan sebagai central voice atau sebagai penutup iklan yang menyebutkan identitas produk.12 b. Music (suara) merupakan elemen lain dari audio yang tidak kalah pentingnya. Music merupakan jingle, biasanya bersifat persuasif karena dapat membuat khalayak mengigat informasi ketika menyaksikannya. Music juga bisa digunakan dibelakang dialog untuk menciptakan mood dan membangun suasan latar belakang. 2.6 Brand Awareness Merek adalah “nama, istilah, simbol, atau kombinasi hal - hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual untuk membedakan produknya dari produk pesaing”13. William Wells, John Burnett & Sandra Moriarty. Advertising: Principles and Practise, 5 th edition. New Jersey: Prantice Hall, Inc 2000. hal.347 12 13 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo. 1997, hal. 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan14. kesadaran merek adalah dimensi dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek. Dalam Brand Awareness, menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller penting juga menggunakan sebuah rumus yang dikenal dalam model Teori AIDA dijelaskan dalam lima tahap konsumen terhadap Brand Awareness produk terhadap konsumen15. 1. Tahap Menaruh Perhatian (Attention) Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus bisa menimbulkan perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan. Dimana perhatian itu bertujuan secara umum dan khusus kepada calon konsumen atau konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukakan melalui tulisan dan gambar yang menonjol jelas, perkataan yang menarik atau mudah Terrence A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu. Jakarta : Erlangga. 2003, hal. 11 14 Kasali Rhenald. Manajemen Periklanan. Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Grafiti. Hal.83 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 diingat, dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana perusahaan tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses awareness / kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke calon konsumen. 2. Tahap Ketertarikan (Interest) Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut, persoalan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh. Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu, ingin mengamati, dan mendengar serta melihat lebih seksama. Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian calon konsumen akan pesan yang ditunjukkan. 3. Tahap Berhasrat / Berniat (Desire) Pemikiran terjadi dari adanya keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan menjadi 2, yaitu motif rasional dan emosional. Dimana motif rasional mempertimbangkan konsumen akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Sedangkan emosional terjadi akibat emosi akan pembelian produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 4. Tahap Memutuskan untuk Membeli (Action) Tindakan terjadi karena adanya keinginan kuat calon konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk yang ditawarkan kepada calon konsumen. Jadi proses AIDA bisa digambarkan sebagai proses: pengenalan produk penciptaan ketertarikan terhadap produk mengakibatkan timbulnya hasrat untuk membeli produk dan akhirnya pengambilan keputusan untuk membeli produk tersebut. Namun dalam penelitian ini lebih fokus pada tahap Attention dan Interest, karena dua tahap tersebut merupakan indikator dari variabel yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Brand Awareness. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Peran kesadaran merek dalam membantu merek agar dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek dapar menciptakan suatu nilai. Biasanya orang akan lebih merasa nyaman dengan sesuatu yang familiar atau merek beraumsi bahwa brand tersebut dapat dipercaya, kuat ,dan memiliki kualitas yang jelas. 2.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta - fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban terotis dari rumusan masalah yang empiris.16 Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah “Ada Pengaruh Iklan Televisi T-Cash Tap Terhadap Brand Awareness 16 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2012, Hal:64 http://digilib.mercubuana.ac.id/z