ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. T

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12
MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
YULI ASTUTI
NIM B 12 167
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12
MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Yuli Astuti
NIM B 12 167
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 25 Juni 2015
Pembimbing
Ambarsari, S.ST
NIK.201087048
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12
MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
Yuli Astuti
NIM B 12 167
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Pada Tanggal
Juli 2015
PENGUJI I
PENGUJI II
Kartika Dian L., S.ST., M.Sc
NIK.200884032
Ambarsari, S.ST
NIK.201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis lmiah dengan
judul "Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil Trimester pada Ny. T G1P0A0 umur
kehamilan 12 minggu dengan “hiperemesis gravidarum grade II di Puskesmas
gondang Tahun 2015" untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari baerbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Ambarsari, S.ST, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan
memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Bapak Dr. Akhmad, selaku Kepala Puskesmas Gondang yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis untuk penelitian.
5.
Ny. T yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini
6.
Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.
Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan
8.
Rekan-rekan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi bantuan
dalam penyusunana Karya Tulis lmiah ini.
9.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari Karya Tulis l lmiah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran dan kritik yang membantu sangat penulis harapkan dan
penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan
lain pada khususnya
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Yuli Astuti
B12. 167
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12
MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
xi + 87 halaman + 2 gambar + 13 lampiran
INTISARI
Latar belakang : Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan yaitu
pembuahan/fertilisasi, pembelahan sel, nidasi/ implantasi. Salah satu masalah
yang terjadi pada masa kehamilan, yang dapat meningkatkan derajat kesakitan
yaitu terjadinya gestosis atau penyakit yang khas salah satunya adalah hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
September 2013-September 2014 di Puskesmas Gondang Sragen 33 ibu hamil, 30
% hamil normal, 1% dengan anemia, 2 % dengan hiperemesis gravidarum.
Tujuan : Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil trimester I dengan hiperemesis gravidarum grade II dengan
menggunakan pendekatan manajemen Varney.
Metode Studi Kasus : Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif.
Lokasi studi kasus di Puskesmas Gondang Sragen. Subjek studi kasus Ny. T
G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II. Studi kasus dilakukan tanggal
25 sampai 28 Mei 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer
yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi),
wawancara, observasi, sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan
studi kepustakaan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan kasus.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari
didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :
120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 360C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva
merah muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor,
tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual
dan muntah lagi, nafsu makan meningkat.
Kesimpulan : Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun
hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
Kata Kunci : Kehamilan, hiperemesis gravidarum grade II Asuhan kebidanan
Kepustakaan : 17 referensi (2006 - 2015)
vi
MOTTO
1. Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi
jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi
kesalahan lagi.
2. Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak
percaya menjadi percaya, dan memberikan keberanian dalam ketakutan.
3. Bersyukur adalah hal paling mudah untuk bahagia.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis
lmiah ini penulis persembahkan
kepada :
1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga terwujud karya
kecil ini.
2.
Bapak dan
Ibu tercinta terima kasih atas
do'a restu dan cinta kasihmu selama ini.
3.
Adik-adikku
yang
mendukung
dan
memberikan canda tawanya.
4.
Ibu
Ambarsari,
S.ST
terima
kasih
atas
bimbingannya selama ini.
5.
Sahabat – sahabatku terkasih yang selalu ada
dalam suka citaku selama ini
6.
Teman-teman
Kusuma
seangkatan
Husada
semoga
di
STIKes
perjalanan
dan
kebersamaan yang telah kita tempuh selama ini
mampu menjadikan kita lebih bijak dan
dewasa.
7.
Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Yuli Astuti
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 4 Juli 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Grasak, RT 42, Gondang, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri 7 Gondang
Lulus tahun 2006
SMP Negeri 1 Gondang
Lulus tahun 2009
SMK Negeri 1 Gondang
Lulus tahun 2012
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012/2013
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
INTISARI .......................................................................................................
vi
MOTTO PERSEMBAHAN ..........................................................................
vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .......................................................................
1
B.
Perumusan Masalah ...............................................................
4
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................
4
D.
Manfaat Studi Kasus ..............................................................
5
E.
Keaslian Studi Kasus .............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori Medis ............................................................................
8
B.
Teori asuhan kebidanan .........................................................
24
C.
Landasan hukum ....................................................................
37
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi .................................................................................
39
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................
39
C. Subjek Studi Kasus ...................................................................
39
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................
40
E. Instrumen Studi Kasus ..............................................................
40
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
40
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan.......................................................
43
H. Jadwal Penelitian ......................................................................
44
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Tinjauan Kasus .........................................................................
45
B. Pembahasan ..............................................................................
76
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
84
B. Saran .........................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 8 Lembar Pendokumentasian Wawancara (Format Askeb)
Lampiran 9 Lembar Observasi
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
Lampiran 11 Leaflet Gizi Ibu Hamil
Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa
prinsip
pada
terjadinya
kehamilan
yaitu
pembuahan/fertilisasi (bertemunya sel telur/ovum wanita dengan sel
benih/spermatozoa pria), pembelaha sel (zigot) hasil pembuahan tersebut,
nidasi/implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada
keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri),
pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu
baru (Margareth, 2013). Salah satu masalah yang terjadi pada masa
kehamilan, yang dapat meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya
gestosis pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa
kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis
Gravidarum (Rukiyah, 2010).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning
sickness normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. Sehubungan dengan adanya ketonomia, penurunan berat badan,
dan dihiderasi, hiperemesis gravidarum dapat terjadi di setiap trimester,
biasanya di awali pada trimester pertama dan menetap selama kehamilan
dengan tingkat keparahan berfariasi. Penyebab utamanya belum di ketahui,
1
2
tetapi kemungkinan merupakan gabungan antara perubahan hormonal dan
faktor pesikis. Kondisi ini perlu di bedakan dari penyakit lain, seperti:
kolesistitis, pankreastitis, hepatitis, dengan penyakit gondok. Ptialisme,
peningkatan produksi kelenjar ludah yang berlebihan, di hubungkan dengan
mual dan muntah berat selama masa hamil pada kondisi ini, wanita tidak
mampu menelan salivah dan selama hamil terus menerus mengeluarkan satu
hingga dua liter ludah per hari (Varney, 2007).
Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah Hiperemesis Gravidarum
tingkat sedang. Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang, lidah mongering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing (Rukiyah, 2010).
Sebagian besar emesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat
diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah.
Akan tetapi, sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah
yang berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan kabohidrat habis
dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tuhuh beralih pada
cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna
3
terbentuk lah badan keton di dalam darah yang dapat menambah beratnya
gejala klinik ( Manuaba, 2012 ).
Melalui muntah di keluarkan sebagian cairan lambung serta
elektrolik natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah
beratnya muntah, sehinga makin berkurang kalium dalam keseimbangan
tubuh serta makin menambah berat terjadinya muntah. Muntah yang
berlebihan menyebabkan cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah
menjadi kental
(himokonsentrasi) yang dapat memperlambat peredaran
darah yang berarti komsusmsi O2 dan makanan kejaringan berkurang.
Kekurangan makanan dan O2 kejaringan akan menimblkan kerusakan
jaringan Yang dapat menabah beratnya keadan janin dan wanita hamil
(Manuaba, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
September 2013 sampai September 2014 di Puskesmas Gondang Sragen,
terdapat 33 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Dari data
tersebut diketahui 30% ibu dengan kehamilan normal, sebanyak 1% ibu
dengan anemia kehamilan, dan 2% ibu dengan hiperemesis gravidarum.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T
Umur 22 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 Minggu Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II Di Puskesmas Gondang Sragen” dengan menggunakan
Managemen Kebidanan Varney”.
4
B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran penerapan “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Trimester I Pada Ny. T Umur 22 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II” dengan menggunakan
Managemen Kebidanan Varney?
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman nyata penulis, untuk memberikan asuhan kebidanan pada
pada Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II menggunakan 7
langkah Varney.
2.
Tujuan khusus
a.
Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada Ibu hamil
Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
2) Menginterpretasikan data serta menemukan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ibu hamil Ny. T dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II.
3) Mengidentifikasi diagnose potensial pada ibu hamil Ny. T
dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
5
4) Melakukan konsultasi dan kolaborasi untuk menentukan
tindakan segera
pada ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II.
5) Mengindentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ibu
hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada Ibu hamil Ny. T dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I
pada Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
D. Manfaat Studi Kasus
1.
Bagi penulis
Penulis dapat memahami tentang pengertian dan permasalahan yang
muncul pada Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II sehingga dapat menerapkan Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade II.
2.
Bagi profesi
Dapat digunakan
sebagai masukan sebagai profesi dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan.
3.
Bagi institusi
Dapat menambah literature tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Trimester I Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
6
E. Keaslian Studi Kasus
1.
Dwi Indah Pujiastuti, Stikes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul
“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester 1 G1P0A0 Umur 25 Tahun
Hiperemesis Gravidarum II Di RSUD Karanganyar tahun 2012, Jenis
penelitian Studi Kasus ini menggunakan metode diskriptif dan hasil
penelitian setelah 3 hari diberikan terapi domperidon 10 mg 1 tablet,
antasida 200 mg 1 tablet, vitamin B6 1 tablet, asuhan yang diberikan
yaitu mengisolasi ibu dalam kamar yang tenang dan cerah, menjaga
keseimbangan cairan dengan infus Rl drip ondan centron 1 ampul 20
tpm, mengobservasi KU dan TTV, mengobservasi mual dan muntah,
mengobservasi BAB dan BAK menganjurkan ibu istirahat dan hasilnya
ibu sudah diruangan yang tenang dan cerah, keseimbangan cairan ibu
sudah terpenuhi, keadaan ibu sudah membaik, TTV ibu dalam keadaan
normal, mual muntah ibu sudah berkurang, BAK 5 x dalam sehari dan
BAB 1 x sehari, ibu sudah dapat istirahat atau tidur siang 1 jam dan tidur
malam 8 jam. Sedangkan perbedaanya dalam kasus ini adalah dalam
pemberian infus, dan obat yang diberikan.
2.
Andi Nursia, Stikes Mega Rezky Makassar, dengan judul “Asuhan
Kebidanan Ibu hamil Ny. H Dengan Hyperemesis Gravidarum Tinggat
II Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone tahun 2011, jenis penelitian
studi kasus in dengan metode deskriptif dan hasil penelitian setelah 3 hari
terapi yang diberikan yaitu ondansetron 3x1, neorodex 3x1, antasida
syrup 3x1, memantau mual ibu, TTV, dan berat badan pada ibu, asuhan
7
yang diberikan yaitu menganjurkan Ibu istirahat cukup, menganjurkan
Ibu makan buah banyak dan makan makanan yang banyak mengandung
serat, dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi dan
hasilnya Ibu sudah tidak muuntah, TTV TD: 120/70 mmHg, nadi:
82x/menit, respirasi: 21x/ menit, suhu: 360 c, Ibu sudah dapat
beristirahat, ibu sudah makan buah dan makan-makanan yang berserat,
ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu lagi. Sedangkan perbedaanya
dalam kasus ini adalah obat yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1.
Kehamilan
a.
Pengertian
Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan
antara spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang
menghasilkan zigot dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Maritalia, 2012).
Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minngu (mingu ke-28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo, 2009).
8
9
b.
Proses terjadinya kehamilan
Menurut Manuaba (2012), proses terjadinya kehamilan yaitu :
1) Ovulasi
adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
hormonal yang kompleks. Dengan pengaruh FSH, folikel primer
mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke
permukaan ovum disertai pembentukan cairan folikel. Selama
pertumbuhan menjadi folikel de graaf permukaan ovarium
menyebabkan
penipisan
dan
devaskilarisasi.
Selama
pertumbuhan menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan
hormone esterogen yang dapat mempengaruhi :
a)
Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
b) Gerak sel rambut lumen semakin tinggi
c)
Peristaltik tuba makin aktif
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae)
maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbrie
tuba. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba
menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah
siap untuk dibuahi.
10
2) Spermatozoa
Menurut Manuaba (2012), proses pembentukan spermatozoa
merupakan proses yang komplek :
a)
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
b) Menjadi spermatosit pertama
c)
Menjadi spermatid
d) Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal
yang komplek dan pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan
intersititial leydig sehingga spermatogenium dapat mengalami
miosis, Sebagai besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.
Spermatozoa masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup
selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
3) Konsepsi
Menurut Manuaba (20012), proses konsepsi dapat berlangsung
sebagai berikut :
a)
Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
korona radiata yang mengandung persediaan nutri.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang disebut vitelus
11
c)
Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada
zona pallusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui
saluran pada zona pellusida.
d) Konsepsi terjadi pada ampula pars ampularis tuba, tempat
yang paling luas yang dinding nya penuh jonjot dan tertutup
sel yang mempunyai silia.
e)
Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang disebut vitelus
4) Implantasi
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertatanya hasil
konsepsi kedalam. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai
ke 7) zygot mencapai cakum uteri. Pada saat itu uterus sedang
berda dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron
dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan
endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan
banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan
aktif (Yulianti, 2009).
2.
Hiperemesis Gravidarum dalam Kehamilan
1) Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-
12
hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi
dehidrasi (Sofian, 2012)
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah yang berlebihan
pada ibu hamil yang terjadi mulai dari minggu ke 6 kehamilannya
dan
bisa
berlangsung
sampai
minggu
ke
12
atau
lebih
(Lisnawati, 2012)
Hiperemises gravidarum adalah morning sicness dengan
gejala muntah terus menerus, makan sangat kurang sehingga
menyebabkan
gangguan
suasana
kehidupan
sehari-hari
(Nugroho, 2012)
Hiperemises gravidarum adalah morning sickness dengan
yang muntah terus menerus dan asupan makanan kurang dapat
menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Pada tingkat
ringan, sebaiknya memeriksakan diri dengan gejala muntah
berlebihan, keadaan lemas dan lemah, sakit pada ulu hati (perut
bagian atas) tidak mau makan, berat badan turun, turgor
(kekenyalan) kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, kecepatan
nadi meningkat, dan tekanan darah turun (Manuaba, 2009).
2) Penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik, juga ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
13
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisia. Beberapa faktor
predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh beberapa
penulis sebagai berikut.
1) Faktor
predisposisi
yang
sering
dikemukakan
adalah
primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi
yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulakan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3) Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
4) Faktor psikologis memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup. (Rukiyah, 2010).
14
3) Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar,
dengan
menentukan
kehamilan,
muntah
berlebihan
sampai
menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi.
Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi
klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan
harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus
berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal, dan
penyakit
tukak
lambung.
Pemeriksaan
laboratorium
dapat
membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit.
(Manuaba, 2012).
Diagnosis hiperemesis gravidarum dapat dengan mudah
ditegakkan, yaitu melalui beberapa gabaran klinis berikut: amenore,
mual muntah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, nyeri perut
bagian bawah yaitu nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah tidak normal dan nyeri abdomen yang
mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan jiwa
dengan cirri-ciri nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
istirahat (Sulistyawati, 2011).
15
4) Patofisiologi
1) Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar esterogen, oleh karena keluhan ini terjadi
pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon-hormon
esterogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf
pusat
atau
akibat
berkurangnya
pengosongan
lambung.
Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan Tingkat I
2) Tingkat II
3) Tingkat III
muntah dapat berlangsung bebulan-bulan (Rukiyah, 2010).
5) Tanda dan gejala
Batas antara mual dan muntah dan kehamilan yang masih
fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi
muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan
dehidrasi
memberikan
petunjuk
bahwa
wanita
hamil
telah
memerlukan perawatan yang intensif (Rukiyah, 2010).
Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya di
bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak
mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium; nadi
sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang,
lidah kering, dan mata cekung (Sofian, 2012).
16
Sedang penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang
lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris berat badan turun dan
mata cekung, tensi turun dan hemokonsentrasi,oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula di temukan dalam
kencing.
Berat keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dan samnolen sampai koma nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan syaraf yang di kenal sebagai ensefalopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B
komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Rukiyah; 2010).
6) Penatalaksanaan
1) Pecegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah
17
makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit
dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur
hendaknya
dapat
dijamin,
menghindarkan
kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
2) Diet
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat
kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan
yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual
dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian makan
dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari
kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari
kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari
18
kebutuhan energi total, makanan di berikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien,
yaitu 7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak
merangsang saluran pencernaan dan di berikan sering dalam
porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di terima, pemberian di
optimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan
secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien. (Rukiyah, 2010).
Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu;
a)
Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai di berikan bahan
mkanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian mnum tidak di
berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah
dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.
b) Diet hiperemesis III di berikan pada penderita dengan
hiperemesis
ringan.
Menurut
kesanggupan
penderita
minuman boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
c)
Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan
III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar dan
saribuah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak,
teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan
adalah makanan yang pada umumnya merangsang saluran
19
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi dan makanan yang mengandung
zat pengawet, pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di
anjurkan.
d) Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang
melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep
saat ini di anjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu
suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan di
paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual
karena diet tersebut tidak akan berhasil malah akan
memperparah kondisinya (Rukiyah, 2010)
3) Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala
tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang
sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan
adalah
vitamin
mempertahankan
B1
dan
kesehatan
B2
yang
syaraf,
berfungsi
jantung,
otot
untuk
serta
eningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel, dan B6 berfungsi
menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu
hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk
pembentukan sel darah merah. Anti histaminika juga dianjurkan.
Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetic seperti
disiklomin hidrokkloride, avomin (Rukiyah, 2010).
20
4) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi
cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar
dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita
mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24
jam. Kadang- kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan (Rukiyah, 2010).
5) Terapi psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini
(Rukiyah, 2010).
6) Komplikasi
Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah (2010), dampak
yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu
akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu
menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan
asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagus yang menyebabkan perdarahan ruptur esofagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
21
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan,
yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang
kehamilan si ibu menderita hiperemessi gravidarum, maka
kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga
terjadi abortus.
Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al menyatakan
bahwa ada peningkatan peluang retradasi pertumbuhan intrauterus
jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5 % dari berat
badan sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin terganggu
oleh metabolisme maternal. Terjadi pertumbuhan janin terhambat
sebagai akibat kurangnya pemasukan oksigen dan makanan yang
kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih
dini (Rukiyah, 2010).
3.
Hiperemesis Gravidarum Grade II
a) Pengertian
Hiperemises gravidarum grade II adalah Hiperemises
tingkat lanjut yang ditandai dengan dehidrasi yaitu turgor kulit
makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan menurun, mata
cekung; gangguan sirkulasi darah yaitu nadi cepat dan tekanan darah
menurun, hemokonsentrasi, oliguria, obstipasi; dan gangguan
22
metabolisme yang ditandai dengan bau keton pada urin dan
napas(Sulistyawati, 2009).
Hiperemises Gravidarum grade II adalah mual dan muntah
yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah;
lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering,dan kotor; nadi
kecil, dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat
badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri, dan
konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau
aseton (Sofian, 2012).
Hiperemises Gravidarum grade II adalah pasien tampak
lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik
dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi,
hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan napas berbau aseton
(Mansjoer, 2009).
b) Penanganan
Menurut Sofian (2012) penanganan hiperemises gravidaru grade II
sebagai berikut :
Hiperemises gravidarum tingkat II harus dirawat inap dirumah sakit
a) Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur dirumah
sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya.
b) Isolasi
Penderita sebaiknya dalam kamar tersendiri yang tenang tetapi
cerah dan peredaran udara baik, bebas dan bau-baun. Tamu-
23
tamu dibatasi kalau perlu hanya dokter dan petugas yang boleh
masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusustelah
mengurangi mual dan muntah
c) Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.
Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial
ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
d) Cairan perenteral
Cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang memiliki
kalori tinggi seperti valamin, futrolin, untuk menambah kalori
yang kurang dari makanan yang didapat peroral sekaligus
mencegah kekurangan elektrolit
e) Obat-obatan
Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6);
anti muntah
(Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan); antisida dan anti mulas
Pada beberapa kasus dan terapi tidak dapat dengan cepat
memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan
suatu abortus buatan
24
B. Teori Manajemen Kebidanan
1.
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,
bersalin, nifas, bayi setelah lahir, dan keluarga berencana (Varney, 2007).
2.
Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien (Varney, 2007).
Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah
yaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi, diagnosa potensial,
antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan rencana asuhan secara efisien
dan aman kemudian evaluasi, adapun langkah-langkah terikut sebagai
berikut :
a. Pengkajian
Adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien
(Varney, 2007).
25
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi
melalui suatu system interaksi atau komunikasi.
a) Biodata
(1) Nama
: mengetahui nama klien dan suami berguna
untuk memperlancar komunikasi dalam
asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan
lebih akrab (Astuti, 2012).
(2) Umur
: untuk mengetahui apakah klien dalam
kehamilan
yang
beresiko
atau
(Astuti, 2012).
(3) Agama
: informasi ini dapat menentukan suatu
diskusi
tentang
pentingnya
dalam
kehidupan klien (Astuti, 2012).
(4) Suku
: untuk
mengetahui
adat
istiadat
atau
kebiasaan sehari-hari (Astuti, 2012).
(5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkatan pendidikan
sehingga dalam memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien sesuai dengan
tingkat pendidikannya (Nursalam, 2009).
26
(6) Pekerjaan : untuk
kerja,
mengetahui
yang
keadaan lingkungan
dapat
merusak
janin
(Astuti, 2012).
(7) Alamat
: untuk lebih memudahkan saat pertolongan
persalinan dan untuk mengetahui jarak
rumah
dengan
tempat
rujukan
(Astuti, 2012).
b) Alasan datang atau keluhan utama
Adalah keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien
datang
ke
fasilitas
pelayanan
kesehatann
(Sulistyawati, 2011). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade II ibu mengatakan ingin memeriksakan
keadaannya yang mengalami sering mual muntah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit (Rukiyah, 2010).
c) Data Kebidanan
(1) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan.
(2) Riwayat haid
Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, sifat
darah, banyaknya, lama, desminorhoe atau tidak.
27
(3) Riwayat obstetri
Data ini dikaji untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat
hamil, bersalin, dan nifas yang lalu mengalami gangguan
atau tidak.
(4) Riwayat KB
Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta
untuk mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek
samping dari alat kontrasepsi yang digunakan.
(5) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat penyakit menurun
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah pernah
mendeita penyakit menurun seperti ginjal, jantung,
diabetes militus, hipertensi, dan epilepsi.
(b) Riwayat penyakit menular
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah pernah
menderita
penyakit
menular
seperti
TBC
dan
hepatitis.
(6) Data kebiasaan sehari-hari
(a) Nutrisi
Mengkaji
data
makan
ibu
meliputi
frekuensi
komposisi, kuantitas, serta jenis dan jumlah minuman.
Hal untuk mengetahui apakah gizi ibu baik atau
buruk, pola makan ibu teratur atau tidak.
28
(b) Eliminasi
Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan
BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi.
(c) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam,
dan berapa jam ibu istirahat dan tidur siang.
(d) Personal hygiene
Mangkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta
ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut
setidaknya 2 kali sehari.
(e) Pola seksual
Untukmengetahui kebiasaan hubungan seksual klien
dengan suami dan adakah terdapat kelanian atau
keluhan selama hubungan seksual.
(f) Pola aktivitas
Mengkaji berapa jam lamanya istirahat atau tidur dan
kegiatan
sehari-hari.
Pada
ibu
hamil
dengan
hiperemesis gravidarum yang mempengaruhi pola
istirahat maupun aktivitas sehari-hari.
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi
dan dilihat oleh tenaga kesehatan.
29
a) Pemeriksaan umum
(1) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan apakah baik,
sedang, jelek.
(2) Kesadaran
: untuk mengetahui apakah ibu dalam
keadaan composmentis atau tidak.
(3) Tekanan darah
: untuk mengetahui faktor hipertensi dan
hipotensi.
Batas
normalnya
140/80
mmHg.
(4) Suhu
: untuk mengetahui suhu ibu apakah ada
peningkatan
atau
tidak,
normalnya
36,60C-37,60C.
(5) Nadi
: untuk mengetahui nadi pasien yang
dihitung dalam menit. Batas normalnya
69-100 x/menit.
(6) Respirasi
: untuk mengetahui frekuensi pernafasan
pasien yang dihitung dalam 1 menit.
Batas normalnya 12-20 x/menit.
(7) Tinggi badan
: untuk mengetahui tinggi badan ibu.
(8) Berat badan
: untuk mengetahui berat badan ibu karena
salah
satu
efek
dari
hiperemesis
gravidarum grade II adalah penurunan
berat badan (Sulistyawati, 2009).
30
b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
(1) Kepala
(a) Rambut
: meliputi warna, mudah rontok atau
tidak dan kebersihannya.
(b) Muka
: keadaan muka pucat atau tidak, adakah
kelainan, adakah oedema.
(c) Mata
: untuk mengetahui apakah konjungtiva
warna merah muda atau tidak dan
sklera warna putih atau tidak.
Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II mata
terlihat cekung (Sulistyawati, 2009).
(d) Hidung
: bagaimana kebersihannya, ada benjolan
atau tidak
(e) Telinga
: bagaimana kebersihannya, ada serumen
atau tidak.
(f) Mulut
: ada stomatis atau tidak, keadaan gigi,
gusi berdarah atau tidak.
(g) Leher
: ada perbesaran kelenjar tiroid atau
tidak, ada benjolan atau tidak, adakah
pembesaran kelenjar limfe.
31
(2) Dada dan axilla : untuk mengetahui keadaan payudara,
simetris atau tidak, ada benjolan atau
tidak, ada nyeri atau tidak.
(3) Abdomen
: apakah ada luka bekas operasi, ada
benjolan atau tidak, ada nyeri atau
tidak.
(4) Ekstremitas atas dan bawah : ada cacat atau tidak, oedema
atau tidak, terdapat varices
atau tidak.
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade II diperlukan sebagai pendukung diagnosa
kebidanan yang meliputi: Hb dan urin (Rukiyah, 2010).
b. Interpretasi Data
Setelah data dasar dikumpulkan dan dilakukan identifikasi yang benar
terhadap data-data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan
interpretasi data sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan (Varney, 2007).
1) Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).
32
Diagnosa : Ny. X umur…tahun dengan hiperemesis gravidarum
grade II.
Data Subyektif :
a) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b) Ibu mengatakan mengalami sering mual muntah, merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine
sedikit (Rukiyah, 2010).
Data obyektif
a) Keadaan umum
: baik.
b) Kesadaran
: composmentis.
c) TTV : Tekanan Darah : … mmHg Pada kasus ibu hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II tekanan darah menurun
(Sulistyawati, 2009)
Nadi
: … x/menit Pada kasus ibu hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II nadi kecil dan cepat
(Sofian, 2012).
Respirasi
: … x/menit
Suhu
: …x/menit Pada kasus ibu hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II hiperemesis gravidarum
33
grade
II
suhu
badan
naik
(Sofian, 2012).
Tinggi badan
: … cm
Berat badan
: … kg Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II
mengalami penurunan berat badan
(Sulistyawati, 2009).
2) Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa
sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2007).
Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade II yaitu mual muntah, merasa lemah, nafsu
makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang diperlukan
dengan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan yang diberikan
pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II yaitu :
a) Penjelasan tentang hiperemesis gravidarum grade II.
b) Memberi dukungan moril pada ibu.
c) Memberikan cairan dan obat-obatan
34
d) Menempatkan
ibu
dalam
ruangan
yang
nyaman
dan
pengunjung dibatasi (Sofian, 2012).
c. Diagnosa Potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan
rangkaian
masalah
dan
diagnose
yang
sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin
diberikan pencegahan (Varney, 2007).
Diagnosa potensial pada hiperemesis gravidarum grade II yang
terus berlanjut bisa menyebabkan komplikasi hiperemesis gravidarum
grade III, antara lain gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit
infeksi dan lain-lain (Rukiyah, 2010).
d. Antisipasi / Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi). Dimana
bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien,
namun kadang juga berada pada situasi yang memerlukan tindakan
segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga
situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.
Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu
melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat
dan aman (Sulistyowati, 2009).
Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade II
yaitu
kolaborasi dengan dokter untuk memberian terapi Vitamin B1,
35
B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk
bedrest total (Manuaba, 2012).
e. Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya. Asuhan yang direncakan untuk ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II adalah sebagai berikut:
1) Memberitahu ibu mengenai hasil pmeriksaan
2) Memberitahu keluarga untuk menganjurkan ibu rawat inap
3) Membuat informed consent
4) Memasang infus
5) Berkolaborasi dengan dokter Sp. OG
6) Memberitahu ibu harus di rujuk kefasilitas lebih lengkap
7) Persiapan rujukan
8) Mendokumentasikan tindakan (Rukiyah, 2010).
f. Melaksanakan Perencanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009). Pada kasus
hiperemisis gravidarum grade II ini rencana tindakannya adalah
tempat isolasi yaitu jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan
yaitu Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6);
anti muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan);
antisida dan anti mulas, terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki
kalori tinggi (Sofian, 2012).
36
g. Evaluasi
Langkah ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
yang kita berikan kapada pasien. (Sulistyawati, 2009). Pada langkah
ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007). Mual muntah berkurang, keadaan
umum baik, Ibu dan janin sehat, nafsu makan sudah baik, berat badan
naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi
hiperemises gravidarum
grade II
DATA PERKEMBANGAN
Data perkembangan menggunakan SOAP (Varney, 2006)
S : Subjektif
Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data
melalui anamnesa.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
hasil pemeriksaan dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
asuhan.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu lingkungan identifikasi:
a. Diagnosa atau masalah
37
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi
atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi
data, diagnose potensial dan intervensi.
P : Plan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi.
C. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan
atauran atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum
(mal praktik) dapat dihindarkan, dalam memberikan asuhan kebidanan harus
sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan
pengalaman, sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan
standar profesi, landasan hukum yang digunakan adalah:
1.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
(Permenkes)
Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010, tentang ijin penyelenggaraan praktik bidan.
2.
Standar Pelayanan Kebidanan, 2005 No. 16
Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan
gejala kebutuhan klien, melakukan KIE serta melakukan pertolongan
pertama dan melakukan rujukan secara dini ke tempat yang memadai.
3.
Kompetensi bidan Indonesia
38
Seorang bidan harus mempunyai kompetensi dalam memberikan
asuhan kebidanan. Kompetensi bidan yang sesuai dengan kasus ini
adalah bidan memberikan asuhan kebidanan bermutu tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Studi kasus
ini dilakukan terhadap Ny.T umur 22
tahun usia kehamilan 12 minggu
dengan hiperemesis gravidarum Grade II.
Laporan ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau
membuat
gambaran
tentang
studi
keadaan
secara
obyektif
(Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan sampel dimana pengambilan kasus
tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, lokasi studi
kasus ini telah dilakukan di Puskesmas Gondang Sragen.
C. Subyek Studi Kasus
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara
tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
39
40
peneliti (Arikunto, 2010). Subyek studi kasus ini telah dilakukan kepada Ny.T
umur 22 tahun G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum Grade II.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data studi kasus yang akan dilaksanakan. Studi kasus ini
telah dilakukan pada bulan 25 Mei – 28 Mei 2015.
E. Instrument Sudi Kasus
Instrument studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2010). Instrument yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan cara melakukan
wawancara dengan format asuhan kebidanan pada ibu hamil dan data
perkembangan dengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:
1.
Wawancara
Adalah metode untuk mengumpulkan data yaitu peneliti mendapatkan
keterangan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakapcakap secara face to face, jadi data tersebut diperoleh dari responden.
(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini wawancara dilakukan kepada Ny. T
dan tenaga kesehatan (bidan).
41
2.
Pemeriksaan fisik
Adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan
keadaan fisik. Misalnya: kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit.
a.
Inspeksi
Suatu
proses
observasi
yang
dilakukan
sistematik
dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman
sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada kasus ini
dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki, seperti
keadaan umum, kesadaran.
b.
Palpasi
Teknik yang dilakukan dengan menggunakan peranan telapak atau
punggung tangan pemerikasaan untuk mengetahui ukuran, tekstur,
dan mobilitas massa, kualitas palpasi, kondisi tulang dan sendi,
temperature, kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan oede
maserta vibrasi dinding dada.
c.
Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan
kiri
kanan
pada
setiap
pemeriksaan
tubuh
dengan
tujuan
menghasilkan suara. Perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
42
d.
Auskultasi
Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh
tubuh dengan menggunakan stetoskop seperti pemeriksaan tekanan
darah.
3.
Observasi
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan
melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan
kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010),
antara lain:
a.
Mengklasifikasi gejala-gejala yang relevan
b.
Observasi dilaksanakan pada gejala-gejala yang relevan
c.
Menggunakan jumlah pengamatan yang lebih banyak
d.
Melakukan pencatatan dengan segera
Didukung pula oleh alat-alat yang memadai
4.
Anamnesa
Menurut Sulistyawati (2009), Anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Auto Anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena
langsung dari sumbernya.
b.
Allo anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
43
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
5.
Pengamatan
Adalah suatu prosedur yang berencana yang meliputi melihat dan
mencatat yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini yang diamati adalah mual dan
muntah, keadaan umum, kesadaran.
6.
Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dan teori-teori dari buku-buku sumber yang
dijadikan
bahan
yang
digunakan
untuk
pemecahan
masalah.
(Notoatmodjo, 2010).
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1.
2.
Alat dan bahan dalam pengambilan data
a.
Format pengkajian pada ibu hamil
b.
Buku tulis
c.
Bollpoint
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a.
Timbangan berat badan
b.
Alat pengukur tinggi badan
c.
Tensimeter
d.
Stetoskop
44
3.
e.
Korentang
f.
Sarung tangan
g.
Termometer
h.
Jam tangan
i.
Pita lila
Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
H. Jadwal Penelitian (Terlampir)
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tangga
: 25 Mei 2015
Jam
: 07.30 WIB
Tempat
: Puskesmas Gondang Sragen
A. PENGKAJIAN
1.
Pengkajian
a.
b.
Identitas pasien
Identitas suami
1) Nama
: Ny. T
Nama
: Tn. H
2) Umur
: 22 Tahun
Umur
: 24 Tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku bangsa
: Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan
: SMA
pendidikan : SMA
6) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
7) Alamat
: Grasak RT 40, Gondang, Sragen
: Swasta
Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan Kunjungan
: Ibu mengatakan hamil 3 bulan,
mengeluh sejak 3 hari yang lalu mual
dan muntah berupa cairan + 1 0
x/hari, setelah makan dan minum,
serta badan terasa lemas dan pusing.
45
46
2) Riwayat Menstruasi
a)
Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama umur
13 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus haidnya 28
hari
c)
Lama
: Ibu mengatakan lama haidnya 6-7
hari
d) Banyaknya
: Ibu mengatakan 2-3 kali/hari ganti
pembalut
e)
Teratur/tidak teatur
: Ibu mengatakan haidnya teratur
setiap bulan
f)
sifat darah
: Ibu
mengatakan
sifat
darahnya
merah, encer
g) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan saat haid tidak sakit
perut
bagian
bawah
sampai
mengganggu aktifitas
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
a)
HPHT
: 2 Maret 2015
b) HPL
: 9 Desember 2015
c)
: Ibu
Gerakan janin
mengatakan
belum
merasakan gerakan bayinya
47
d) Obat yang dikonsumsi
: Ibu
mengatakan
mengkonsumsi
hanya
obat
dari
bidan
e)
Keluhan pada
Trimeater 1
: I bu mengatakan sering mual
dan muntah pada pagi hari,
tapi sejak 3 hari yang lalu
mengalami mual dan muntah
+ 10 x/hari berupa cairan
setelah makan dan minum.
f)
ANC
: Ibu
mengatakan
2
kali
dilakukan di bidan pada saat
UK 1 bulan dan 2 bulan.
g) Penyuluhan yang pernah didapat
: Ibu
mengatakan
sudah
mendapat
penyulihan gizi ibu
hamil.
h) Imunisasi TT :
TT1
: Sebelum menikah
TT2
: Pada waktu umur kehamilan
2 bulan
48
i)
Kekhawatiran khusus
: Ibu
mengatakan
cemas
dengan
merasa
kondisi
kehamilannya.
4) Riwayat Penyakit
a)
Riwayat penyakit sekarang
: Ibu mengatakan mual dan
muntah sejak 3 hari yang
lalu,
mual
dan
muntah
berupa cairan + 10 x/hari
setiap setelah makan dan
minum, badan terasa lemas
dan pusing
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
: Ibu mengatakan dada sebelah kirinya
tidak berdebar-debar dan tidak keluar
keringat dingin pada telapak tangannya.
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan pada pinggang kanan
dan kiri tidak pernah sakit dan tidak
terasa nyeri saat BAK.
(3) TBC
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
mengalami batuk yang berkepanjangan
sampai > 2 minggu
(4) Asma
: Ibu
mengatakan
mengalami sesak nafas
tidak
pernah
49
(5) Hepatitis
: Ibu mengatakan pada kuku, mata, dan
kulitnya tidak berwarna kuning
(6) DM
: Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar,
dan tidak sering BAK pada malam hari
> 6 kali.
(7) Hipertensi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah tinggi lebih dari 140/90
mmHg, dengan keluhan misalnya :
pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang.
(8) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang sampai mengeluarkan busa dari
mulutnya.
c)
Riwayat penyakit keluarga
: Ibu
mengatakan
bahwa
dalam keluarga baik dari
pihak
ayah maupun ibu
tidak
memiliki
riwayat
penyakit menurun seperti
:jantung,
hipertensi
DM,
dan
ataupun
penyakit menular seperti :
TBC, hepatitis HIV/AIDS.
d) Riwayat keturunan kembar
: Ibu mengatakan bahwa baik
dari pihak ayah maupun ibu
50
tidak ada yang mempunyai
riwayat keturunan kembar.
e)
Riwayat operasi
: Ibu
mengatakan
sampai
saat
ini
bahwa
belum
pernah mengalami riwayat
operasi apapun.
5) Riwayat Perkawinan
a)
Status perkawinan syah
: kawin 1 kali.
b) Kawin umur
: 21 tahun, dengan suami umur
23 tahun, lamanya 1 tahun,
belum memiliki
belum
pernah
anak dan
mengalami
keguguran.
6) Riwayat KB
: Ibu
mengatakan
menggunakan
belum
alat
pernah
kontrasepsi
apapun.
7) Riwayat kehamilan yang lalu : 8) Pola kebiasaan sehari-hari
a)
Nutrisi
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan makan 3x sehari
porsi sedang dengan menu nasi,
sayur
hijau,
memiliki
tempe/tahu.
Tidak
pantangan makanan, ibu
51
minum 7 - 8 gelas sehari dengan air
putih.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan sejak 3 hari yang
lalu nafsu makan menurun dan
merasa malas untuk makan dan
minum
karena
selalu muntah.
Makan tidak teratur + 2x sehari
porsi kecil dengan menu
sayuran
hijau,
nasi,
tempe/tahu
dan
buah-buahan, dan ibu menghindari
makanan
pedas
dan
bersantan
untuk mengurangi rasa mual, ibu
minum 6 gelas sehari, 4 gelas air
putih dan 2 gelas teh hangat pagi
dan sore.
b) Eliminasi
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan buang air kecil
dengan frekuensi + 6 - 7 kali sehari,
dan
buang
air
besar
dengan
frekuensi 1 kali sehari, konsistensi
lunak, tidak ada keluhan.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan buang air kecil
52
dengan frekuensi + 4 - 5 kali sehari
sehari, warna kuning jernih, bau
khas urine dan buang air besar
dengan frekuensi 1 kali sehari,
konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
c)
Pola aktivitas
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan beraktivitas normal
seperti menyapu memasak, mencuci
pakaian
dan
pekerjaan
rumah
tangga lainnya.
(2) Selama hamil
: Ibu
mengatakan
aktivitasnya
mengurangi
sehari-hari
seperti
tidak memasa da mencuci pakaian
serta
di
bantu
menyelesaikan
suami dalam
pekerjaan
rumah
tangga lainnya dan sejak 3 hari
yang lalu ibu mengatakan lebih
banyak
tiduran
tapi
tetap
melakukan aktivitas ringan seperti
menyapu dan mencuci piring.
53
d) Pola istirahat / tidur
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam
dan tidur malam + 9 jam.
(2) Saat hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam
dan tidur malam + 5 jam dengan
keluhan sering terbangun karena
merasa mual dan muntah.
e)
Seksual
(1) Sebelum hamil
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan suami istri 3x seminggu.
(2) Selama hamil
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan suami isteri 1x seminggu,
tidak ada keluhan
f)
Personal hygiene
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
keramas 3x seminggu,gosok gigi 2x
sehari, dan ganti pakaian 2x sehari.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
keramas 3x seminggu, gosok gigi
2x sehari, dan ganti pakaian 2x
sehari dengan keluhan ibu merasa
mual dan muntah setiap gosok gigi.
54
g) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya
ini dan merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya
sekarang.
(2) Kehamilan ini direncanakan / tidak
Ibu mengatakan kehamilannya ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan jenis kelamin perempuan atau lakilaki tidak jadi masalah yang penting anaknya bisa
lahir normal dan sehat.
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya ini.
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya.
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan menghindari makanan pedas dan
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada tradisi
mitoni.
h) Menggunakan obat-obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
selain dari bidan, dan ibu dan suami tidak merokok.
55
9) Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratorium Hb d a n golongan darah tanggal
25 Mei 2015 pukul 07.45 WIB
c.
Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik :
a)
Status generalis
(1) Keadaan umum
: Lemah
(2) Kesadaran
: Composmentis
(3) TTV
: TD = 120/80 mmHg
S = 36,7 0C
(4) TB
N= 82 x/mnt
R = 20 x/mnt
: 155 cm
(5) BB sebelum hamil : 55 kg
(6) BB sekarang
(7) Lila
:52 kg
: 24,5 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a)
Kepala
(1) Rambut
: Hitam, bersih, tidak mudah rontok,
tidak berketombe
(2) Muka
: Pucat, bersih, tidak ada cloasma, tidak
oedema
(3) Mata
(a) Oedema
: Tidak oedema
(b) Cinjungtiva : Pucat
56
(c) Sklera
(4) Hidung
: Putih kekuningan
: Normal, bersih, tidak ada secret, tidak
ada polip.
(5) Telinga
: Normal, simetris, bersih, tidak ada
serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Lidah
kotor,
warna
keputihan,
tercium bau aseton, tidak ada caries
gigi, gusi tidak ada luka, tidak ada
stomatitis.
b) Leher
(1) Kelenjar gondok
: Tidak
mengalami
pembesaran
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak
mengalami
pembesaran parotitis.
c)
Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Membesar
: Membesar secara fisiologis.
(b) Tumor
: Tidak ada benjolan.
(c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri.
(d) Areola
: Hiperpigmentasi.
(e) Putting susu
: Menonjol.
(f) Kolostrum
: Belum keluar.
57
(2) Axilla
(a) Benjolan
: Tidak ada benjolan.
(b) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
d) Abdomen
e)
(1) Pembesaran uterus
: Belum terlihat.
(2) Benjolan/tumor
: Tidak ada benjolan.
(3) Nyeri tekan
: Tidak ada nyeri tekan.
(4) Luka bekas operasi
: Tidak ada luka bekas oprasi.
Ekstremitas
(1)
Varices
: Tidak ada varices
(2)
Oedema
: Tidak ada oedema
(3)
Reflek patella
: positif kanan dan kiri
(4)
Betis merah/lembek/keras : Betis tidak
merah dan
tidak lembek
(5)
Pada tangan sebelah kanan :Terpasang infus D5 drip
narfoz 1 ampul 4 mg 32
tetes per menit.
f)
Kulit
: Turgor kulit berkurang dan kering.
3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
a)
Abdomen
(1) I nspeksi
(a) Pembesaran perut
: Belum terlihat.
58
(b) Bentuk perut
: Simetris.
(c) Kelainan
: Tidak ada kelainan.
(d) Pergerakan janin
: Belum ada.
(2) Palpasi
(a) Pergerakan janin : Belum ada
(b) Leopold I
: TFU 2 jari diatas simpisis
TB
: Tidak dilakukan .
(c) A u s k u l t a s i
DJJ
: Tidak dilakukan.
Frekuensi
: Tidak dilakukan.
Teratur / tidak
: Tidak dilakukan.
b) Pemeriksaan panggul
c)
(1) Kesan panggul
: Tidak dilakukan.
(2) Distansia spinarum
: Tidak dilakukan.
(3) Distansia kristarum
: Tidak dilakukan.
(4) Conjugata eksterna
: Tidak dilakukan.
(5) Lingkar panggul
: Tidak dilakukan.
Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices
: Tidak ada varices di vulva.
(b) Luka
: Tidak ada luka di vulva.
(c) Kemerahan : Tidak kemerahan di vulva.
(d) Nyeri
: Tidak ada nyeri di vulva.
59
(e) Kelenjar bartholini
: Tidak
ada
pembesaran di vulva.
(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada pengeluaran
pervaginam di vulva.
(2) Perinium
(a) Bekas luka: Tidak ada bekas luka pada perineum.
(b) Lain – lain: Tidak ada.
(3) Anus
(a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid.
(b) Lain-lain : Tidak ada.
4) Pemeriksaan penunjang
a)
Pemeriksaan laboratorium : Dilakukan pada tanggal 25 Mei
2015 Hb : 10,4 gr% dan golongan darah : O
B. Interpretasi Data
Tanggal : 25 Mei 2015
1.
Pukul : 08.00
WIB
Diagnosa kebidanan
Ny. T G1P0A umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum grade II.
Data Dasar
a.
Data Subyektif
1) I bu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum
pernah keguguran.
2) I bu mengatakan usianya 22 tahun.
60
3) I bu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 2 Maret
2015
4) Ibu mengatakan sering mual dan muntah pada pagi hari, sejak 3
hari yang lalu + 10 x/hari berupa cairan setelah makan dan
minum.
5) Ibu mengatakan badannya lemas dan kepala pusing.
b.
Data Obyektif
1)
HPL
: 9 Desember 2015
2)
Keadaan umum ibu
: lemah
kesadaran
: composmentis
Vital sign TD
: 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
: 20 x/menit
S : 36,70C
3)
R
4)
BB sebelum hamil
: 55 kg. BB sekarang : 52 kg.
5)
Mata
: Konjungtiva pucat, mata cekung
dan sklera berwarna putih kekuningan.
6)
Mulut
: Lidah kotor berwarna putih, tercium
bau aseton dari mulut.
7)
Kulit
: Turgor kulit kering.
8)
Palpasi abdomen
: Konsistensi uterus keras, teraba
ballottement.
9)
Pemeriksaan penunjang : Dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015
Hb : 10,4 gr%, Golongan darah : O
61
2.
Masalah
: Ibu merasa cemas terhadap kehamilannya karena ibu
mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan
lemas dan kepala pusing
3.
Kebutuhan
:
a.
Memberi support mental.
b.
Memberi informasi tentang keadaan kehamilan saat ini.
c.
Memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami ibu.
d.
Memberi cairan adekuat agar terjadi keseimbangan antara intake dan
output cairan.
C. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi hiperemises gravidarum grade III
D. Antisipasi/Tindakan Segera
1.
Informasi dan edukasi tentang kehamilannya.
2.
Kolaborasi dengan dokter Sp. OG untuk pemberian terapi :
a.
Pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm.
b.
Injeksi Ranitidin 25 mg IV.
c.
Biosanbe 250 mg 1x 1 tablet/hari per oral.
d.
Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari per oral.
e.
B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari per oral.
62
3.
Kolaborasi dengan dokter ahli gizi untuk diit hiperemises gravidarum
grade II untuk pemberian untuk diit bubur halus
4.
Ibu diisolasi di kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik.
E. Perencanaan
Tanggal : 25 Mei 2015
Pukul : 08.30 WIB
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang
keadaan yang dialaminya sekarang.
2) Anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total, dan agar
memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir
dengan keadaannya.
3) Anjurkan keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB
menggunakan pispot.
4) Obervasi mual muntah setiap 2 jam.
5) Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam.
6) Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG
7) Anjurkan pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering
dengan frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari
makanan berminyak dan berbau menyengat.
8) Observasi BAK dan BAB setiap hari.
63
F. Pelaksanaan
Tanggal : 25 Mei 2015
1.
pukul: 09.00 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan memberika penjelasan pada ibu
tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual muntah yang
berlebihan yang dapat menggganggu aktivitas sehari-hari, dan biasanya
akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan.
2.
Menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar
memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan
keadaannya.
3.
Menganjurkan pada keluarga agar membantu ibu BAK dan BAB
menggunakan pispot.
4.
Mengobservasi input makanan dan minuman serta output mual dan
muntah tiap 2 jam sekali dan mengobservasi BAB dan BAK.
5.
Mengobservasi KU dan vital sign setiap 4 jam.
6.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi Pasang
infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm, obat oral yaitu 1
tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe 250 mg, dan 1 tablet vitamin
B6 10 mg dan menganjurkan ibu untuk segera minum obat setelah makan.
7.
Menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering, seperti makan
makanan ringan dan biskuit.
8.
Mengobservasi BAK dan BAB setiap hari.
64
G. Evaluasi
Tanggal : 25 Mei 2015
pukul : 10.00 WIB
1.
Ibu sudah mengerti tentang keadaannya saat ini.
2.
Keluarga sudah paham bahwa ibu harus bedrest total dan bersedia untuk
memberikan dukungan pada ibu.
3.
Keluarga bersedia membantu ibu BAK dan BAB dengan menggunakan
pispot, ibu mengatakan sudah BAK 1x tapi sedikit.
4.
Ibu masih mual dan muntah sebanyak 1x berupa cairan setelah makan dan
minum dalam 2 jam terakhir.
5.
Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis
6.
Dilakukan kolaborasi dengan dokter dan terapi obat oral sudah diberikan
kepada ibu yaitu :
7.
a.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
b.
Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral.
c.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
Ibu sudah makan beberapa potong biskuit.
65
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 26 Mei 2015
Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subjektif
1.
Ibu mengatakan masih merasakan mual dan muntah sebanyak 4x
berupa cairan.
2.
Ibu mengatakan BAK 5x sehari, dengan menggunakan pispot dan ibu
belum BAB.
3.
Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan pusing.
4.
Ibu mengatakan pagi ini habis makan 4 sendok bubur halus, dan
minum 1 gelas teh manis.
5.
Ibu mengatakan aktivitas hanya berbaring di tempat tidur.
6.
Ibu mengatakan tidur malam dari jam 20.00 sampai jam 05.00 WIB,
kadang malam terbangun karena adanya rasa mual.
O : Data Objektif
1. Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis
Vital sign : TD : 110/70 mmHg
S : 37,70C
2. Mata
: Sedikit
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
cekung, sklera
berwarna
putih
kekuningan,
conjungtiva pucat.
3. Mulut
: Lidah kotor dan masih sedikit tercium bau aseton pada
pernafasannya.
4. Kulit
: Turgor kulit masih kering.
66
5. Ekstremitas atas :Tangan kanan terpasang infus ke 5 dextrose 5% drip
narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm.
Assesment
Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemises
gravidarum grade II hari ke-2.
Planning
Tanggal 26 Mei 2015
1.
Pukul 08.35 WIB
Pukul 08.35 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan mengenai keadaan
ibu sekarang bahwa mual dan muntahnya sudah berkurang, tetapi suhu
badan ibu masih sedikit demam.
2.
Pukul 08.45 WIB, menganjurkan kembali pada ibu untuk makan
bubur halus sedikit tapi sering.
3.
Pukul 09.00 WIB, Memberikan dukungan moril kepada ibu dan
keluarga dengan cara meyakinkan bahwa kondisi ibu akan segera
membaik dan penyakitnya dapat disembuhkan.
4.
Pukul 09.15 WIB, Melanjutkan terapi dokter
a. Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
b. Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral.
c. Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
5.
Pukul 11.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
6.
Pukul 11.30 WIB, Mengobservasi BAK dan BAB per hari.
7.
Pukul 11.45 WIB, Melanjutkan terapi dokter pemberian Ranitidin 25 mg
secara IV dan mengobservasi infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4
67
mg 20 tpm.
8.
Pukul 15.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4
jam sekali.
Evaluasi
Tanggal 26 Mei 2015
1.
Pukul 13.30 W B
Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak
khawatir lagi.
2.
Ibu makan siang menghabiskan 8 sendok makan bubur halus dan
bersedia mengkonsumsi buah dan sayuran.
3.
Telah memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga.
4.
Telah melanjutkan terapi dokter obat oral sudah diberikan kepada ibu
dan Ibu bersedia meminumnya.
5.
Ibu masih mual dan muntah sebanyak 3x berupa cairan dari pukul
08.00 sampai pukul 13.30 WIB.
6.
Ibu sudah BAK 4x dari jam 08.00 sampai pukul 13.30 W B
menggunakan pispot dan belum BAB.
7.
Ibu telah diberikan obat injeksi Ranitidin 25 mg secara IV, dan pada
tangan kanan terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20
tpm.
8.
Ibu bersedia istirahat cukup dan minum obat sesuai anjuran.
68
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 27 Mei 2015
Pukul 08.15 WIB
S : Data Subjektif
1.
Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 2x dari pukul 07.00
sampai pukul 08.15 WIB berupa cairan.
2.
Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi 1/2 porsi bubur
halus hangat.
3.
Ibu
mengatakan keadaannya agak membaik, tetapi
masih lemas,
sedikit pusing dan ibu masih cemas.
4.
Ibu mengatakan BAK sebanyak 4x dari kemarin pukul 15.00 sampai
08.15 WIB dengan dibantu keluarga dan BAB sebanyak 1x dengan
menggunakan pispot.
5.
Ibu mengatakan aktivitasnya berbaring di tempat tidur sambil latihan
miring kanan dan miring kiri.
6.
Ibu mengatakan tadi malam hanya sekali terbangun karena rasa mual
Data Objektif
1.
Keadaan umum masih agak lemah, kesadaran composmentis.
Vital sign : TD : 110/70 mmHg
R : 20 x/menit
2.
S : 360C
N : 82 x/menit
Mata :Masih sedikit cekung, sklera sudah tidak berwarna kuning,
conjungtiva sudah tidak pucat.
69
3.
Mulut: Lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau aseton dalam
pernafasan.
4.
Kulit : Turgor kulit sudah membaik.
5.
Ekstremitas atas: Tangan kanan terpasang infuse ke 9 dextrose 5% drip
narfoz 1ampul 4 mg 20 tpm.
Assesment
Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemesis
gravidarum grade 1 hari ke 3
Planning
Tanggal 27 Mei 2015
Pukul 08.45 WIB
1. Pukul 08.45 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan
ibu sekarang sudah membaik, suhu badan menurun.
2. Pukul 09.00 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk dan
berdiri perlahan-lahan.
3. Pukul 10.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
4. Pukul 11.30 WIB, mengulang kembali kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diit bubur nasi hangat.
5. Pukul 12.15 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap
4 jam sekali.
6. Pukul 12.30 WIB, melanjutkan terapi dokter :
a.
Observasi infus D5 drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm
b.
injeksi Ranitidin 25 mg IV.
c.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
70
d.
Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral.
e.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
Evaluasi
Tanggal 27 Mei 2015
1.
Pukul 16.30 WIB
Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang
dengan kondisinya yang semakin baik.
2.
Ibu sudah bisa duduk dan berdiri perlahan-lahan.
3.
Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 1x dalam 6 jam terakhir.
4.
Ibu bersedia makan siang dengan menggunakan bubur nasi hangat
5.
Ibu sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum : baik
Vital sign : TD : 110/70 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36 0C, R : 20
x/menit dan hasilnya sudah disampaikan kepada ibu dan keluarga.
6.
Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan terpasang infuse ke 5
dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 20 tpm
71
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 28 Mei 2015
Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subyektif
1.
Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin.
2.
Ibu mengatakan tidak mual dan sudah tidak muntah lagi.
3.
Ibu mengatakan pagi ini makan 1/2 piring bubur nasi hangat dan
minum teh hangat 1 gelas.
4.
Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas.
5.
Ibu mengatakan BAK 5x dari kemarin pukul 16.30 sampai 08.00 WIB
dikamar mandi dibantu keluarga dan BAB 1x pukul 06.00 WIB
dikamar mandi, lancar dan tidak ada keluhan.
6.
Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan.
O: Data Obyektif
1.
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 360C
R : 24 x/menit
2.
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung
3.
Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton
4.
Kulit : Turgor kulit baik
5.
Ekstremitas atas : Tangan kanan terpasang infuse ke 13 Dextrose 5% 20
tpm
72
A : Assesment
Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu hari k-4
P : Planning
1.
Pukul 08.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa semuanya dalam keadaan normal, mual dan muntahnya dapat
diatasi dan kondisi ibu sudah baik.
2.
Pukul 08.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah
lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan
perkedel daging.
3.
Pukul 10.00 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
4.
Pukul 11.30 WIB, melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diit nasi lembek.
5.
Pukul 11.40 WIB, memberikan penkes tentang gizi ibu hamil
6.
Pukul 11.50 WIB, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam :
a.
Infus dextrose 5% sudah dilepas.
b.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
c.
Biosanbe 1 tablet250 mg per oral.
d.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
e.
Pasien diperbolehkan pulang dengan bekal obat Antasida 200 mg 3
x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari per oral, Biosanbe 1 x
250 mg 1 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 9 hari per oral,
Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari
73
per oral.
7.
Pukul 12.00 WIB, mengobservasi keadaan umum, vital sign dan
anjurkan ibu istirahat cukup.
8.
Pukul 12.10 WIB, dilakukan pemeriksaan Hb
9.
Pukul 12.30 WIB, menganjurkan kepada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang satu minggu lagi.
Evaluasi
Tanggal 11 Juni 2015
1.
Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu sudah sembuh dan
ibu senang sudah diijinkan untuk pulang ke rumah.
2.
Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan ibu
bersedia untuk makan-makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi
protein.
3.
Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi.
4.
Ibu sudah makan siang dengan nasi lembek dengan porsi sedang.
5.
Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan infus sudah lepas pukul
11.50 WIB.
6.
Terapi obat jalan sudah diberikan.
7.
Diperoleh Hb 12 gr%
8.
Ibu pulang tanggal 28 Mei 2015 pukul 13.30 WIB dan ibu bersedia
untuk kunjungan ulang satu minggu lagi.
KUNJUNGAN RUMAH
74
Tanggal : 11 Juni 2015
Pukul : 09.00 WIB
S : Data Subyektif
1.
Ibu mengatakan keadaannya baik.
2.
Ibu mengatakan sudah tidak mual dan muntah lagi.
3.
Ibu mengatakan makan sehari 4 x porsi sedang
4.
Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas.
5.
Ibu mengatakan aktifitasnya sudah berjalan-jalan dan menyapu rumah.
O: Data Obyektif
1.
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis
a.
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
S : 36,50C
N : 84 x/menit
R : 24 x/menit
2.
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung
3.
Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton
4.
Kulit : Turgor kulit baik
A : Assesment
Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu hamil normal
P : Planning
1.
Pukul 09.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa semuanya dalam keadaan normal kondisi ibu sudah baik.
2.
Pukul 09.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah
lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan
75
perkedel daging.
3.
Pukul 09.40 WIB, Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan
kehamilannya secara rutin.
Evaluasi
Tanggal 28 Mei 2015
1.
Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu dalam keadaan baik.
2.
Ibu sudah memeriksakan kehamilannya secara rutin dan ibu sudah
makan-makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein seperti
sayuran hijau, tempe bacem tahu bacem, daging.
3.
Ibu bersedia untuk tetap memeriksakan kehamilannya secara teratur.
76
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis menguraikan tentang proses asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II
di
Puskesmas Gondang Sragen dengan menggunakan 7 langkah Varney.
Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan
masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.
1.
Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan satuan
kesehatan klien (Varney, 2007). Data subyektif didapatkan keluhan
utama hiperemesis gravidarum grade II adalah sering mual muntah,
nafsu
makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010). Data obyektif hiperemesis gravidarum grade II adalah
keadaan umum lemas, kesadaran menurun, tekanan darah menurun, nadi
cepat, suhu naik, berat badan menurun, muka pucat, mata conjungtiva
anemis, sklera ikterik mata tampak lebih cekung, nafas bau aseton, turgor
kulit makin berkurang, Hb rendah (Rukiyah, 2010).
Pada kasus ini pengkajian diperoleh data subjektif ibu hamil Ny. T
ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan
dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 22 tahun, ibu
mengatakan HPHT 2 Maret 2015, mengeluh sejak 3 hari yang lalu
mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan yang berupa cairan serta
77
badan terasa lemas dan kepala pusing. Sedangkan pada data objektif
didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit, R : 20 x/menit, S
: 36,70C, BB turun dari 55 kg menjadi 52 kg, mata konjungtiva pucat,
mata cekung dan sklera berwarna putih kekuningan, mulut lidah kotor
berwarna putih, tercium bau asetor dari mulut. Turgor kulit berkurang
dan kering, pemeriksaan penunjang Hb 10,4 gr% dan golongan darah
O. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yaitu pada teori kesadaran
2.
Interpretasi Data
Setelah data dasar dikumpulkan dan dilakukan identifikasi yang
benar terhadap data-data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan
interpretasi data sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan (Varney, 2007). Sebagai contoh diagnosa hiperemesis
gravidarum grade II : Ny. X umur…tahun dengan hiperemesis
gravidarum grade II. Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II yaitu mual muntah, merasa lemah,
nafsu
makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010). Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II adalah penjelasan tentang hiperemesis
gravidarum grade II,
memberikan
dukungan moril pada ibu,
memberikan cairan dan obat-obatan (Sofian, 2012).
78
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan
diagnosa kebidanan yaitu Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12
minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II. Masalah ibu merasa
cemas terhadap
kehamilannya karena
ibu
mengalami
mual
dan
muntah yang berlebihan, badan lemas dan kepala pusing. Kebutuhan
yang diberikan adalah memberi support mental, memberi informasi
tentang keadaan kehamilan saat ini, memberi penjelasan tentang mual
muntah yang sedang dialami ibu, memberi cairan adekuat agar terjadi
keseimbangan antara intake dan output cairan. kebutuhan hal-hal yang
dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan
masalah yang
didapatkan dengan
melakukan
analisa
data. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan.
3.
Diagnosa Potensial
Kasus hiperemesis gravidarum grade II yang terus berlanjut bisa
menyebabkan komplikasi hiperemesis gravidarum grade III, antara lain
gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi dan lain-lain
(Rukiyah, 2010).
Pada kasus untuk diagnosa potensial dapat terjadi hiperemesis
gravidarum grade III setelah dilakukan tindakan tidak terjadi diagnosa
potensial. Sedang pada teori langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien,
79
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial
ini benar-benar
terjadi, yang
melakukan asuhan yang aman. Pada
paling
langkah
ini
penting
penulis
adalah
tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan
praktek
4.
Antisipasi / Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi). Dimana bidan
harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun
kadang juga berada pada situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi
pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Disini
bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan
evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman
(Sulistyowati, 2009). Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade II
yaitu kolaborasi dengan dokter untuk memberian terapi Vitamin
B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk
bedrest total (Manuaba, 2012).
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II langkah antisipasi /
tindakan segera yang dapat dilakukan yaitu memberikan informasi dan
edukasi tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter S p . O G
untuk pemberian terapi : pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1
ampul 4 mg 32 tpm, injeksi Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 1x1
80
tablet/hari, Antasida 200 mg 3x1 tablet/hari, B6 10 mg 3x1 tablet/hari
dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit
hiperemesis gravidarum
grade II untuk memberikan diit bubur halus. Pada langkah ini penulis
menemukan
adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan pada pemberian obat.
5.
Rencana Asuhan
Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan untuk ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum grade
II adalah
memberitahu ibu
mengenai hasil pmeriksaan, memberitahu keluarga untuk menganjurkan
ibu rawat inap, membuat informed consent, memasang infus,
berkolaborasi dengan dokter Sp. OG, memberitahu ibu harus di rujuk
kefasilitas lebih lengkap, mendokumentasikan tindakan (Rukiyah, 2010).
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus
hiperemesis gravidarum
grade II adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu
tentang keadaan yang dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota
keluarga agar ibu bedrest total, dan agar memberikan dukungan kepada
ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan
keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot,
obervasi mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital
sign setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG, anjurkan
pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan
frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan
berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap hari.
81
Pada observasi perencanaan hari ke 4 adalah memberitahu
hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa semuanya dalam keadaan normal,
mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik,
menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
dan makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein
seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan perkedel daging,
mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali, melakukan
kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit nasi lembek,
memberikan penkes tentang gizi ibu hamil, melakukan kolaborasi dengan
dokter Sp. OG. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan.
6.
Pelaksanaan
Rencana
asuhan
dari
diagnosa
yang
akan
diberikan pada
kasus hiperemesis gravidarum grade II ini adalah tempat isolasi yaitu
jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan yaitu Menggunakan
sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6); anti muntah (Mediamer
B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antisida dan anti mulas,
terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki kalori tinggi,
langkah
ini
pada
rencana asuhan menyeluruh dilakukan seperti yang
diuraikan pada langkah kelima atau pada perencanaan, dilaksanakan
secara efisien dan aman (Sofian, 2012).
Pada kasus pelaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberitahu
ibu
hasil
pemeriksaan
dan
memberikan
penjelasan
pada
ibu
82
tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual muntah yang
berlebihan yang
biasanya
dapat
menggganggu
akan menghilang
aktivitas
setelah
sehari-hari,
kehamilan
4
dan
bulan,
menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar
memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan
keadaannya,
menganjurkan
pada keluarga
agar
membantu
ibu
BAK dan BAB menggunakan pispot, mengobservasi input makanan
dan minuman serta output mual dan muntah tiap 2 jam sekali dan
mengobservasi BAB dan BAK, mengobservasi KU dan vital sign
setiap 4 jam, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan
terapi obat oral yaitu 1 tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe
250 mg, dan 1 tablet vitamin B6 10 mg dan menganjurkan ibu untuk
segera minum obat setelah makan, menganjurkan pada ibu untuk
makan sedikit tapi sering, seperti makan makanan ringan dan biskuit.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus pada pemberian obat.
7.
Evaluasi
Pada teori evaluasi yang didapat menurut Varney (2007) adalah :
mual muntah berkurang, keadaan umum baik, ibu dan janin sehat, nafsu
makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak
terjadi kasus hiperemesis gravidarum grade III
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II, ini dilakukan
perawatan selama 4 hari. Didapatkan hasil keadaan umum baik,
83
kesadaran composmentis, , vital sign : TD : 120/80 mmHg, N : 84
x/menit, S : 360C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah
muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak
kotor, tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah
tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat. Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dilahan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny. T Umur 22 tahun
G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade
II di Puskesmas Gondang, yaitu :
1.
Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. T G1P0A0 Umur Kehamilan
12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II
diperoleh data
subjektif ibu hamil Ny. T ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,
belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan
usianya 22 tahun, ibu mengatakan HPHT 2 Maret 2015, mengeluh sejak
3 hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan yang
berupa cairan serta badan terasa lemas dan kepala pusing, sedangkan
pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum
lemah, kesadaran composmentis, TD :120/80 mmHg, N : 82 x/menit, R :
20 x/menit, S : 36,7 0C, BB turun dari 55 kg menjadi 52 kg, mata
konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih kekuningan,
mulut lidah kotor berwarna putih, tercium bau asetor dari mulut. Turgor
kulit berkurang dan kering, pemeriksaan penunjang Hb 10,4 gr% dan
golongan darah O.
84
85
2.
Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti
dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. T umur 22 tahun G1P0A0
hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II .
3.
Diagnosa Potensial pada kasus Ny. T tidak muncul karena dapat
ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur.
4.
Antisipasi pada Ny. T adalah dilakukan informasi dan edukasi
tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
: pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz l ampul 4 mg 32 tpm, injeksi
Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 3xl tablet/hari, Antasida 200 mg
3xl tablet/hari, B6 l0 mg 3xl tablet/hari dan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk diit hiperemises gravidarum grade II untuk memberikan diit bubur
halus.
5.
Rencana Tindakan yang diberikan pada Ny. T yaitu beritahu ibu hasil
pemeriksaan
dan
jelaskan
kepada
ibu
tentang
keadaan
yang
dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest
total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak
cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan keluarga untuk
membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi
mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital sign
setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter, anjurkan pada ibu
untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi +
3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan
berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap
86
hari, ibu ditempatkan diruang yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik.
6.
Pelaksanaan tindakan pada Ny. T dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah dibuat.
7.
Evaluasi Yang didapat setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4
hari pada Ny. T adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
vital sign : TD : 120/80 mmHg, N :84 x/menit, S : 360C, R : 22
x/menit, mata : conjungtiva merah muda sklera putih dan tidak
cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton,
kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu
makan meningkat.
8.
Pada kasus Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan
hiperemises gravidarum grade II
penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran bagi :
1.
Bagi institusi
a.
Bagi Lahan
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi
seperti jam kunjungan dan membatasi jumlah pengunjung sehingga
pasien hiperemesis merasa aman dan nyaman.
87
b.
Pendidikan
Di harapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau
menambah reverensi, sehingga dapat membantu
penulisan atau
mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama.
2.
Bagi Bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep
asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu
memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.
3.
Bagi Klien
Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara
teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada hiperemises gravidarum dan menganjurkan klien
untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Margareth, ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
_____________. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT. Bina Pustaka Prawirohardjo.
Pudiastuti dewi, R. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media.
___________. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.
Sulistyawati, A .2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Yulianti, L. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: CV Trans Info
Media.
Nugroho, T. 2012. Obsgyn Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Media.
Sofian, A. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. 2009. Kapital Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Astuti, DH. 2012. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. 2012. Surakarta:
Rohima Press.
Lisnawati, L. 2012. Asuhan Kebidanan terkini Kegawat Daruratan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: CV Trans Info Media.
Download