bupati alor provinsi nusa tenggara timur peraturan

advertisement
BUPATI ALOR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN BUPATI ALOR
NOMOR 22 TAHUN 2015
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI ALOR,
Menimbang
:
a. bahwa untuk melaksanakan amanat ketentuan Pasal
330 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka guna pencapaian sistem pengelolaan
keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel, perlu menyusun standar operasional
prosedur
yang
digunakan
dalam
melakukan
pelayanan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Standar Operasional Prosedur
Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor;
Mengingat
:
1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah
Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan
dan
Tanggungjawab
1
Keuagan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
tahun Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 2 Tahun
2014 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun
2014 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Alor Nomor 513);
Menetapkan
:
MEMUTUSKAN:
PERATURAN
BUPATI
ALOR
TENTANG
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN
SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN ALOR.
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Alor.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor.
3. Bupati adalah Bupati Alor.
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Alor.
5. Uang daerah adalah uang yang dikuasai oleh Bendahara Umum Daerah.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah selaku
pengguna anggaran/pengguna barang.
7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disebut Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
9. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD
yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
10. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagaian tugas
BUD.
11. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah suatu
standar yang digunakan untuk proses pelayanan penerbitan surat perintah
pencairan dana.
12. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
13. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagaian kewenangan pengguna anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
14. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
15. Bank umum adalah bank yang ditunjuk oleh Bupati untuk memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran keuangan daerah.
16. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh
pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
17. Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan,
membayarkan,
menatausahakan
dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
3
18. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
adalah pejabat pada SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen
yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai
dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran.
Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan
kegiatan/bendahara
pengeluaran
untuk
mengajukan
permintaan pembayaran.
SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen
yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka
kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung.
SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-GU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untuk permintaan
pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
langsung.
SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan
tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang
bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung
dengan uang persediaan.
SPP Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau
surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah,
penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya
disiapkan oleh PPTK.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPASKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan
oleh BUD berdasarkan SPM.
Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk menerbitkan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk menerbitkan SP2D atas beban pengeluaran DPA
SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai
kegiatan.
Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk menerbitkan SP2D atas beban pengeluaran DPASKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang
telah dibelanjakan.
4
30. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk menerbitkan SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah
batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan.
31. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk menerbitkan SP2D atas beban pengeluaran DPASKPD kepada bendahara pengeluaran dan/atau pihak ketiga.
32. SPM Ganti Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disingkat SPM-GU Nihil
untuk SPM-UP/GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D Nihil atas
penutupan/mengakhiri permintaan pengganti uang persediaan (SPMUP/GU) yang disebabkan oleh berakhirnya kegiatan atau berakhirnya
tahun anggaran.
33. SPM Tambah Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disingkat SPM-TU
Nihil untuk SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D Nihil atas
penutupan/mengakhiri Permintaan Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)
yang disebabkan oleh selesainya peng-SPJ-an setiap pengajuan SPM-TU.
34. Surat Perintah Pencairan Dana Nihil yang selanjutnya disingkat SP2D Nihil
adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar penutupan pencairan dana
yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM Nihil yang diterima.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup pelaksanaan SOP adalah seluruh mekanisme dan prosedur
penerbitan SP2D.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud pelaksanaan SOP adalah sebagai pedoman dalam memberikan
pelayanan penerbitan SP2D.
Pasal 4
Tujuan pelaksanaan SOP adalah:
a. untuk mempermudah pelayanan dalam penerbitan SP2D;
b. sebagai pedoman dalam mengontrol pelayanan penerbitan SP2D; dan
c. sebagai acuan pelaksanaan tugas dan fungsi kerja dalam memberikan
pelayanan penerbitan SP2D.
BAB IV
5
PROSEDUR PENERBITAN SP2D
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) SP2D diterbitkan oleh BUD/Kuasa BUD dan diberikan kepada SKPD
melalui bendahara pengeluaran setelah memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SP2D-UP;
b. SP2D-GU;
c. SP2D-TU; dan
d. SP2D-Ls.
(3) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan apabila
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan SPM ke BUD.
Pasal 6
(1) SP2D-UP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a baru dapat
diterbitkan apabila Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
mengajukan SPM-UP dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. SPP-UP yang dilampirkan dengan:
1. surat pengantar;
2. ringkasan; dan
3. rincian.
b. SPM-UP;
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangai oleh PPKSKPD;
d. Surat pernyataan pengajuan SPM-UP;
e. Salinan Surat Penyediaan Dana;
f. Keputusan Bupati tentang Penetapan Besaran Uang Persediaan SKPD;
dan
g. Keputusan Kepala SKPD tentang Penunjukan PPK-SKPD.
(2) Persyaratan SPM–UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh bendahara pengeluaran dalam bentuk hardcopy.
(3) Khusus persyaratan SPM-UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf b diperoleh dari aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah.
(4) SPM-UP hanya dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran SKPD sekali
dalam satu tahun yang dilakukan pada awal tahun anggaran berjalan
setelah ditetapkan besaran uang persediaan oleh Bupati tanpa pembebanan
pada kode rekening tertentu.
Bagian Kedua
Pengajuan SPM
Pasal 7
(1) SP2D-GU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b baru dapat
diterbitkan apabila Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
mengajukan SPM-GU.
6
(2) SPM-GU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SPM-GU; dan
b. SPM-GU nihil.
(3) Pengajuan SPM-GU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dengan
melampirkan:
a. SPP-GU yang dilampirkan dengan:
1. surat pengantar;
2. ringkasan; dan
3. rincian.
b. SPM-GU;
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangani PPK- SKPD
d. SPJ belanja fungsional Bendahara Pengeluaran;
e. Rekapitulasi Transaksi Harian Pajak dilampirkan Surat setoran pajak
(SSP PPN dan PPh);
f. Surat pernyataan pengajuan SPM-GU;
g. surat pernyataan verifikasi belanja oleh PPK-SKPD;
h. Salinan surat penyediaan dana;
i. Laporan pertanggungjawaban dari seksi Verifikasi pada Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Alor; dan
j. Buku pembantu simpanan bank.
(4) Pengajuan SPM-GU nihil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dengan melampirkan:
a. SPP-GU nihil yang dilampirkan dengan:
1. surat pengantar;
2. ringkasan; dan
3. rincian.
b. SPM-GU Nihil;
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangani PPK- SKPD
d. SPJ belanja fungsional Bendahara Pengeluaran;
e. Rekapitulasi Transaksi Harian Pajak dilampirkan Surat setoran pajak
(SSP PPN dan PPh);
f. Surat pernyataan pengajuan SPM-GU nihil;
g. surat pernyataan verifikasi belanja oleh PPK-SKPD;
h. Salinan surat penyediaan dana;
i. Laporan pertanggungjawaban dari seksi Verifikasi pada Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Alor;
j. Surat tanda setoran sisa uang persediaan untuk pengajuan SPM-GU
nihil; dan
k. Rekening koran bank bersaldo nol per 31 Desember tahun berjalan.
(5) Persyaratan SPM–GU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
disampaikan oleh bendahara pengeluaran dalam bentuk hardcopy.
(6) Khusus persyaratan SPM-GU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
dan huruf b dan ayat (4) huruf a dan huruf b diperoleh dari aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Daerah.
Pasal 8
(1) SP2D-TU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c baru dapat
diterbitkan apabila Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
7
mengajukan SPM-TU.
(2) SPM-TU hanya dapat diajukan apabila terdapat kebutuhan belanja yang
sifatnya mendesak dan tidak cukup untuk dibiayai dari uang persediaan.
(3) SPM-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SPM-TU; dan
b. SPM-GU nihil atas Tambah Uang.
(4) Besaran Tambah Uang Persediaan harus lebih besar dari nilai uang
persediaan dan batasan waktu penggunaanya paling lambat 1 (satu) bulan.
(5) Apabila dana Tambah Uang Persediaan tidak habis digunakan dalam
jangka waktu sebagamana dimaksud pada ayat (3), maka keseluruhan
besaran dana yang tidak digunakan wajib disetor ke rekening Kas Umum
Daerah.
(6) Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambah uang sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dikecualikan untuk:
a. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; dan
b. kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan
yang diakibatkan oleh peristiwa diluar kendali Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran.
(7) Apabila besaran dana yang diajukan dalam SPM-TU lebih dari
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan/atau jangka waktu
pelaksanaan kegiatan melebihi 1 (satu) bulan maka Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan permohonan
untuk mendapat persetujuan dari BUD.
(8) Jumlah dana yang diminta dalam SPM-TU dipertanggungjawabkan
tersendiri.
Pasal 9
(1) Pengajuan SPM-TU untuk penerbitan SP2D-TU sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a dilampirkan dengan:
a. SPP-TU yang terdiri dari:
1. surat pengantar;
2. ringkasan; dan
3. rincian.
b. SPM-TU;
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangani PPK SKPD
d. SPJ belanja fungsional Bendahara Pengeluaran atas Ganti uang
pesediaan terakhir sebelum pengajuan SPM-TU;
e. Surat pernyataan pengajuan SPM-TU;
f. Salinan Surat penyediaan dana;
g. Surat Permohonan pemberian tambah uang persediaan dari SKPD
kepada BUD; dan
h. Rekening koran bank yang menunjukan saldo terakhir.
(2) Pengajuan SPM-GU nihil atas tambah uang untuk penerbitan SP2D-TU
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b dilampirkan dengan:
a. SPP-GU nihil atas Tambah Uang yang terdiri dari:
1. surat pengantar;
2. ringkasan; dan
3. rincian.
b. SPM-GU nihil atas tambah uang;
8
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangani PPK- SKPD
d. SPJ belanja fungsional Bendahara Pengeluaran atas belanja Tambah
Uang;
e. surat pernyataan pengajuan SPM-GU nihil atas Tambah Uang;
f. rekapitulasi Transaksi Harian Pajak dilampirkan Surat Setoran Pajak
(SSP PPN dan PPh);
g. surat pernyataan tanggungjawab belanja;
h. surat pernyataan verifikasi belanja oleh PPK-SKPD;
i. salinan surat penyediaan dana;
j. Surat Tanda Setoran sisa tambah uang, apabila terdapat sisa tambah
uang pada Kas di Bendahara pengeluaran; dan
k. Laporan pertanggungjawaban dari seksi Verifikasi pada Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Kabupaten Alor.
(3) Persyaratan SPM–GU nihil atas tambah uang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disampaikan oleh bendahara pengeluaran dalam
bentuk hardcopy.
(4) Khusus persyaratan SPM-GU nihil atas tambah uang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf d dan ayat (2) huruf a,
huruf b dan huruf d diperoleh dari aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Daerah.
Pasal 10
(1) SP2D-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d baru dapat
diterbitkan apabila Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
mengajukan SPM-Ls.
(2) SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SPM-Ls barang/jasa;
b. SPM-Ls gaji dan tunjangan;
c. SPM-Ls non gaji dan tunjangan; dan
d. SPM-Ls Belanja PPKD.
(3) SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a digunakan untuk
pembayaran kepada pihak ketiga atau rekanan/penyedia barang dan jasa
atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak kerja atau
dengan sebutan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
(4) SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b digunakan untuk
pembayaran kepada pihak atas gaji atau tunjangan atau dengan sebutan
lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan melalui bendahara
pengeluaran seperti gaji induk, gaji susulan, gaji terusan, uang duka
wafat/tewas, dan pembayaran gaji tunjangan lainnya.
(5) SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c digunakan untuk
pembayaran kepada pihak yang berhak selain gaji dan tunjangan meliputi:
a. kelompok belanja tidak langsung berupa tambahan penghasilan
berdasarkan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, kelangkaan
profesi, tempat bertugas, uang makan (uang lauk pauk) dan tambahan
penghasilan lainnya berdasarkan pertimbangan obyektif; dan
b. Kelompok belanja langsung berupa honorarium dan pengeluaran belanja
pegawai lainnya untuk nilai diatas Rp. 15.000.000 (lima belas juta
rupiah).
(6) SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d digunakan untuk
9
pembayaran kepada pihak ketiga atas beban belanja bunga, hibah, bantuan
sosial, belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga serta pembiayaan
daerah.
Pasal 11
(1) Pengajuan SPM-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
dilampirkan dengan persyaratan sebagai berikut:
a. SPP-Ls yang terdiri dari:
1. surat pengantar; dan
2. ringkasan;
3. rincian.
b. SPM-Ls;
c. Format Checklist kelengkapan dokumen yang ditandatangani PPK SKPD;
dan
d. surat pernyataan pengajuan SPM-Ls.
(2) Pengajuan SPM-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a,
selain dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilampirkan juga dengan persyaratan:
a. salinan SPD;
b. salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
c. Surat Setoran Pajak disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah
ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut;
d. surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor
rekening bank pihak ketiga;
e. berita acara penyelesaian pekerjaan;
f. berita acara serah terima barang dan jasa;
g. berita acara pembayaran;
h. kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan
PPTK sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
i. surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh
bank atau lembaga keuangan non bank;
j. dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah
luar negeri;
k. berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/
rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar
barang yang diperiksa;
l. surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang
dilaksanakan di luar wilayah kerja;
m. surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari
Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan apabila pekerjaan mengalami
keterlambatan;
n. foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/penyelesaian pekerjaan;
o. potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku/surat pemberitahuan jamsostek); dan
p. khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya
menggunakan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi
10
kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga
konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/
pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan
rincian dalam surat penawaran; dan
q. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan nomor rekening bank
SKPD yang masih aktif.
(3) Pengajuan SPM-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b,
selain dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilampirkan juga dengan persyaratan:
a. daftar pembayaran gaji induk;
b. daftar gaji susulan;
c. daftar kekurangan gaji;
d. daftar gaji terusan;
e. uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji
susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
f. SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK kenaikan pangkat;
i. SK jabatan;
j. kenaikan gaji berkala;
k. surat pernyataan pelantikan;
l. surat pernyataan masih menduduki jabatan;
m. surat pernyataan melaksanakan tugas;
n. daftar keluarga (KP4);
o. fotokopi surat nikah;
p. fotokopi akte kelahiran;
q. surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
r. daftar potongan sewa rumah dinas;
s. surat keterangan masih sekolah/kuliah;
t. surat pindah;
u. surat kematian;
v. SSP PPh Pasal 21;
w. peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan
anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala
daerah.
x. Surat Keputusan penerima honorarium;
y. daftar pembayaran honorarium;
z. Surat keputusan penerima penghasilan/tunjangan lainnya yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang; dan
aa.daftar pembayaran penghasilan/tunjangan lainnya.
(4) Pengajuan SPM-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c,
selain dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilampirkan juga dengan persyaratan:
a. Daftar perhitungan pembayaran dilengkapi dengan daftar rekapitulasi
kehadiran untuk pembayaran tambahan penghasilan;
b. SSP PPh pasal 21 yang telah ditandatangani bendahara pengeluaran;
c. Surat keputusan pejabat yang berwenang; dan
d. dokumen lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan yang berlaku.
(5) Pengajuan SPM-Ls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d,
11
selain dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilampirkan juga dengan persyaratan:
a. salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
b. proposal/ permohonan yang disetujui oleh Bupati;
c. naskah perjanjian hibah daerah khusus belanja hibah;
d. foto copy buku tabungan atau rekening giro calon penerima;
e. foto copy Kartu tanda penduduk calon penerima;
f. kwitansi bermaterai Rp.6.000 (enam ribu rupiah);
g. surat keputusan pejabat yang berwenang;
h. surat pernyataan menyerahkan SPJ setelah penggunaan dana; dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan yang berlaku.
(6) Persyaratan SPM–Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayat (4) dan ayat (5) disampaikan oleh bendahara pengeluaran dalam
bentuk hardcopy.
(7) Khusus persyaratan SPM-Ls sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
huruf b diperoleh dari aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah.
Bagian Ketiga
Verifikasi SPM
Pasal 12
(1) SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
kepada BUD diterima oleh petugas, dicatat ke dalam register penerimaan
SPM dan dilakukan penelitian terhadap kelengkapan persyaratan.
(2) Apabila dalam penelitian persyaratan SPM sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditemukan adanya kesalahan dan/atau kekurangan dokumen,
maka petugas wajib mengembalikan berkas pengajuan SPM disertai surat
penolakan penerbitan SP2D untuk dilakukan perbaikan dan diajukan
kembali dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran tidak mengajukan kembali
berkas pengajuan SPM, maka seluruh dokumen SPM diubah tanggal sesuai
tanggal pengajuan kembali.
(4) Apabila penelitian persyaratan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan lengkap maka dilakukan proses penerbitan SP2D.
Pasal 13
(1) Pemeriksaan dan penelitian SPM beserta persyaratannya dilakukan dengan
cara:
a. memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM
dan meneliti kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
b. meneliti ketersediaan dana pada DPA-SKPD dan SPD untuk memperoleh
kepastian tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja;
c. menguji kelengkapan dokumen sebagai dasar penagihan (Kontrak/SPK,
Surat Keputusan dan lain-lain); dan
d. memeriksa kelengkapan dan kebenaran penulisan angka dan huruf
mencakup informasi yang tercantum dalam SPM.
(2) Khusus SPM-TU, pemeriksaan dan penelitian dilakukan oleh BUD/Kuasa
12
BUD dengan memperhatikan besaran tambah uang yang diajukan dan
jangka waktu pelaksanaan yang dibiayai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (7).
(3) Apabila dalam pemeriksaan dan penelitian oleh BUD/Kuasa BUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditemukan besaran dana yang
diajukan lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan jangka
waktu pelaksanaan kegiatan lebih dari 1 (satu) bulan, maka SPM-TU
dikembalikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
untuk dilampirkan dengan permohonan yang telah disetujui oleh BUD.
Bagian Keempat
Penerbitan SP2D
Pasal 14
(1) Dokumen
SPM yang telah diperiksa oleh petugas BUD dan sudah
memenuhi persyaratan, diberikan nomor SP2D untuk dilakukan pengetikan
SP2D.
(2) SP2D yang telah diproses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pengecekan kembali untuk mendapat kepastian kesesuaian antara SPM
dan SP2D oleh Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas.
(3) Pengecekan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SP2D
dan meneliti kelengkapan SP2D yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
b. meneliti ketersediaan dana pada DPA-SKPD dan SPD untuk memperoleh
kepastian tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja;
c. menguji kelengkapan dokumen sebagai dasar penagihan (Kontrak/SPK,
Surat Keputusan dan lain-lain); dan
d. memeriksa kelengkapan dan kebenaran penulisan angka dan huruf
mencakup informasi yang tercantum dalam SP2D.
(4) Apabila dalam pengecekan ditemukan adanya kesesuaian antara SPM dan
SP2D, maka Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas
membubuhkan paraf atas SP2D dimaksud.
(5) Apabila dalam pengecekan ditemukan adanya ketidaksesuaian antara SPM
dan SP2D, maka Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas
mengembalikan SP2D dimaksud kepada petugas BUD untuk dilakukan
penyesuaian.
Pasal 15
(1) SP2D yang telah diparaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3)
dilampirkan dengan daftar penguji dan disampaikan kepada BUD/Kuasa
BUD untuk ditandatangani.
(2) Sebelum SP2D ditandatangani BUD/Kuasa BUD, wajib meneliti dan
memeriksa dokumen SP2D dengan memperhatikan:
a. memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SP2D
dan meneliti kelengkapan SP2D yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
13
b. meneliti ketersediaan dana pada DPA-SKPD dan SPD untuk memperoleh
kepastian tidak terlampauinya batas pagu anggaran belanja;
c. menguji kelengkapan dokumen sebagai dasar penagihan (Kontrak/SPK,
Surat Keputusan dan lain-lain); dan
d. memeriksa kelengkapan dan kebenaran penulisan angka dan huruf
mencakup informasi yang tercantum dalam SP2D.
(3) SP2D yang telah ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diserahkan kembali kepada Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengelolaan
Kas untuk dicantumkan kode khusus dan diserahkan bersama daftar
rekapitulasi SP2D untuk diserahkan ke Bank yang ditunjuk oleh Bupati
untuk dilakukan validasi.
(4) Bank yang ditunjuk oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
membubuhi tandatangan pada daftar rekapitulasi pada saat penyerahan
SP2D.
(5) SP2D yang telah divalidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dikembalikan pada BUD/Kuasa BUD dan paling lama 2 (dua) hari sudah
diberikan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
Pasal 16
(1) Kode khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) digunakan
sebagai alat kontrol penerbitan SP2D untuk menghindari penyalahgunaan
kewenangan dalam penerbitan SP2D.
(2) Kode khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Alor.
Pasal 17
(1) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri dari:
a. SP2D-UP;
b. SP2D-GU;
c. SP2D-TU; dan
d. SP2D-Ls.
(2) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan
huruf c dibuat sebanyak 4 (empat) lembar yang terdiri dari:
a. lembar pertama warna putih untuk bank;
b. lembar kedua warna merah untuk arsip BUD/Kuasa BUD;
c. lembar ketiga warna hijau untuk Penatausahaan dan Akuntansi; dan
d. lembar keempat warna kuning untuk Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran.
(3) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dibuat
sebanyak:
a. SP2D-Ls gaji dan tunjangan dan SP2D-Ls Non gaji dan tunjangan dibuat
sebanyak 4 (empat) lembar yang terdiri dari:
1) lembar pertama warna putih untuk bank;
2) lembar kedua warna merah untuk arsip BUD/Kuasa BUD;
3) lembar ketiga warna hijau untuk Penatausahaan dan Akuntansi; dan
4) lembar keempat warna kuning untuk Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran.
b. SP2D-Ls barang dan jasa dan SP2D-Ls PPKD dibuat sebanyak 5 (lima)
14
lembar yang terdiri dari:
1) lembar pertama warna putih untuk bank;
2) lembar kedua warna merah untuk arsip BUD/Kuasa BUD;
3) lembar ketiga warna biru untuk pihak ketiga dan rekanan;
4) lembar keempat warna hijau untuk Penatausahaan dan Akuntansi;
dan
5) lembar kelima warna kuning untuk Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran.
BAB V
SP2D NON ANGGARAN
Pasal 18
(1) Selain SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) BUD/Kuasa
BUD dapat menerbitkan SP2D Non Anggaran.
(2) Untuk menerbitkan SP2D Non Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Alor
mengajukan SPM Non Anggaran dalam bentuk Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Daerah.
Pasal 19
(1) SP2D Non Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 digunakan
untuk menyetor besaran potongan iuran wajib pegawai, potongan tabungan
perumahan, potongan beras, potongan PPh Pasal 21 gaji dan potongan PPN,
potongan PPh Pihak ketiga/rekanan ke kas negara.
(2) Pengajuan SP2D Non Anggaran ke Bank dilampirkan dengan:
a. surat setoran bukan pajak; dan
b. surat setoran pajak.
(3) SP2D Non Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam
rangkap 4 (empat) dan diserahkan ke bank yang ditunjuk oleh Bupati
dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 20
SP2D yang telah diterbitkan oleh BUD/Kuasa BUD dan telah dicairkan tidak
dapat dibatalkan.
BAB VI
TANGGUNGJAWAB PENERBITAN SP2D
Pasal 21
(1) Setiap Pejabat Pengelola Keuangan yang mengelola keuangan daerah wajib
melaksanakan SOP pelayanan penerbitan SP2D.
(2) Pejabat Pengelola Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
melaksanakan SOP wajib menerapkan sistem koordinasi dalam upaya
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan.
Pasal 22
15
Bagan alur SOP pelayanan penerbitan SP2D tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Alor.
Ditetapkan di Kalabahi
pada tanggal 20 Agustus 2015
BUPATI ALOR,
AMON DJOBO
Diundangkan di Kalabahi
pada tanggal 20 Agustus 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ALOR,
HOPNI BUKANG
BERITA DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2015 NOMOR 22
16
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BUPATI ALOR
NOMOR 22 TAHUN 2015
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR
I.
UMUM
Bahwa Standar Operasional Prosedur merupakan amanat ketentuan
Pasal 330 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, memberikan ruang
kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Alor
untuk memberikan pelayanan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
Bahwa Standar Operasional Prosedur memudahkan Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dalam memberikan pelayanan
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Alor.
Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini menjadi dasar
dalam pelayanan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dalam
aplikasi, tugas dan fungsinya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup
Pasal 2
Cukup
Pasal 3
Cukup
Pasal 4
Cukup
Pasal 5
Cukup
Pasal 6
Cukup
Pasal 7
Cukup
Pasal 8
Cukup
Pasal 9
Cukup
Pasal 10
Cukup
Pasal 11
Cukup
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
17
Pasal 12
Cukup
Pasal 13
Cukup
Pasal 14
Cukup
Pasal 15
Cukup
Pasal 16
Cukup
Pasal 17
Cukup
Pasal 18
Cukup
Pasal 19
Cukup
Pasal 20
Cukup
Pasal 21
Cukup
Pasal 22
Cukup
Pasal 23
Cukup
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 771
18
BAGAN ALUR PROSES PENERBITAN SP2D
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI
NOMOR 22 TAHUN 2015
TANGGAL 20 AGUSTUS 2015
SOP PENERBITAN SP2D UP/GU/TU SKPD
NO
1
2
KEGIATAN
Penyampaian SPM UP/GU /TU oleh
Bendahara pengeluaran SKPD diterima oleh
petugas penerima.
Meneriman SPP/SPM UP/GU/TU dan
melakukan verifikasi kelengkapan dokumen
& verifikasi SPP/SPM (tidak lengkap
dikembalikan, lengkap & benar diproses)
3
Penomoran SP2D dan pengetikan SP2D
4
Memverifikasi SP2D UP/GU /TU dan Daftar
Penguji serta membubuhkan paraf pada
SP2D UP/GU /TU
Penandatanganan SP2D oleh BUD/Kuasa
BUD
5
6
Penyerahan SP2D ke Bank untuk validasi
ke rek. Bendahara pengeluaran SKPD
7
Validasi SP2D dikembalikan ke BUD
8
Tindasan SP2D diserahkan ke Bendahara
pengeluaran untuk pencairan.
SKPD
STAF
PERBEND
&
PENGELOL
AAN KAS
KASIE
PERBEND
&
PENGELO
LAAN KAS
BUD/
KUASA
BUD
Tidak
lengkap
/salah
Tidak
lengkap
/salah
Setuju
19
BANK YANG
DITUNJUK
BUPATI
MUTU BAKU
KELENGKAPAN
WAKTU
OUTPUT
Loket penerimaan
Register
penerimaan
Form cehcklist
dan pemeriksaan
SPM UP/GU
& register
penolakan.
10 menit
Tanda terima
90 menit
Hasil
Checklist
Buku agenda dan
buku BXII dan
komputer
Berkas SP2D dan
daftar penguji
30 menit
SP2D dan daftar
penguji
10 menit
SP2D UP/GU
10 menit
SP2D dan daftar
penguji yang telah
diverifikasi
SP2D yang telah
ditanda tangani
SP2D UP/GU dan
daftar penguji
serta expedisi
bank
60 menit
Rekening koran
30 menit
Cek dan Tindasan
SP2D
10 menit
Tindasan SP2D
dan daftar penguji
serta expedisi
bank yang sudah
di ttd pihak bank
Pencairan dana
SOP PENERBITAN SP2D LS BARANG DAN JASA
NO
KEGIATAN
1
Penyampaian SPM Ls.Brg & Js oleh
Bendahara pengeluaran SKPD diterima oleh
petugas penerima.
2
Meneriman SPP/SPM dan melakukan
verifikasi kelengkapan dokumen & verifikasi
SPP/SPM (tidak lengkap dikembalikan,
lengkap & benar diproses)
SKPD
STAF
PERBENDA
HARAAN
KASI
PERBEND
AHARAAN
Tidak
lengkap
BUD/
KUASA
BUD
BANK
YANG
DITUNJUK
BUPATI
MUTU BAKU
KELENGKAPAN
WAKTU
OUTPUT
Loket penerimaan
Register
penerimaan
10 menit
Tanda terima
Form cehcklist
dan pemeriksaan
SPP/SPM
& register
penolakan.
Buku agenda dan
buku BXII dan
komputer
SP2D siap ttd
90 menit
Hasil
Checklist
30 menit
SP2D siap
ttd
10 menit
SP2D siap ttd
3
Penomoran SP2D dan pengetikan SP2D
4
Verifikasi akhir & penandatanganan SP2D
(paraf oleh Kasi Perbendaharaan)
5
Penandatanganan SP2D oleh BUD/Kuasa
BUD
SP2D siap ttd
10 menit
SP2D
Sudah ttd
6
Penyerahan SP2D ke Bank untuk validasi
langsung ke rekening pihak ketiga
Sp2d
Sudah ttd
60 menit
SP2D
Setelah
validasi
7
Setelah validasi SP2D dikembalikan ke BUD
Sp2d setelah
validasi
30 menit
SP2D setelah
validasi
8
SP2D tindasan 4 diserahkan ke Bendahara
pengeluaran.
Untuk arsip SKPD/PPKD
10 menit
20
SOP PENERBITAN SP2D LS GAJI DAN TUNJANGAN
NO
KEGIATAN
1
Penyampaian SPM Ls.Gj & Tunj oleh
Bendahara pengeluaran SKPD diterima oleh
petugas penerima.
2
Meneriman SPP/SPM dan melakukan
verifikasi kelengkapan dokumen & verifikasi
SPP/SPM (tidak lengkap dikembalikan,
lengkap & benar diproses)
SKPD
STAF
PERBENDA
HARAAN
KASI
PERBEND
AHARAAN
Tidak
lengkap
BUD/
KUASA
BUD
BANK
YANG
DITUNJUK
BUPATI
MUTU BAKU
KELENGKAPAN
WAKTU
OUTPUT
Loket penerimaan
Register
penerimaan
10 menit
Tanda terima
Form cehcklist
dan pemeriksaan
SPP/SPM
& register
penolakan.
Buku agenda dan
buku BXII dan
komputer
SP2D siap ttd
90 menit
Hasil
Checklist
30 Menit
SP2D siap
Ttd
10 menit
SP2D siap ttd
3
Penomoran SP2D dan pengetikan SP2D
4
Verifikasi akhir & penandatanganan SP2D
(paraf oleh Kasi Perbendaharaan)
5
Penandatanganan SP2D oleh BUD/Kuasa
BUD
SP2D siap ttd
10 menit
SP2D
Sudah ttd
6
Penyerahan SP2D ke Bank untuk validasi
Sp2d
Sudah ttd
60 menit
SP2D
Setelah
validasi
7
Setelah validasi SP2D dikembalikan ke BUD
Sp2d setelah
validasi
30 menit
SP2D setelah
validasi
8
SP2D tindasan 4 diserahkan ke Bendahara
pengeluaran.
Untuk pencairan.
10 menit
21
NO
KEGIATAN
1
Penyampaian SPM Ls.Belanja PPKD oleh
Bendahara pengeluaran PPKD diterima oleh
petugas penerima.
2
Meneriman SPP/SPM dan melakukan
verifikasi kelengkapan dokumen & verifikasi
SPP/SPM (tidak lengkap dikembalikan,
lengkap & benar diproses)
SOP PENERBITAN SP2D LS BELANJA PPKD
SKPD
STAF
PERBENDA
HARAAN
KASI
PERBEND
AHARAAN
Tidak
lengkap
BUD/
KUASA
BUD
BANK
YANG
DITUNJUK
BUPATI
KELENGKAPAN
MUTU BAKU
WAKTU
OUTPUT
Loket penerimaan
Register
penerimaan
10 menit
Tanda terima
Form cehcklist
dan pemeriksaan
SPP/SPM
& register
penolakan.
Buku agenda dan
buku BXII dan
komputer
SP2D siap ttd
90 menit
Hasil
Checklist
30 menit
SP2D siap
Ttd
10 menit
SP2D siap ttd
3
Penomoran SP2D dan pengetikan SP2D
4
Verifikasi akhir & penandatanganan SP2D
(paraf oleh Kasi Perbendaharaan)
5
Penandatanganan SP2D oleh BUD/Kuasa
BUD
SP2D siap ttd
10 menit
SP2D
Sudah ttd
6
Penyerahan SP2D ke Bank untuk validasi
langsung ke rekening pihak ketiga
Sp2d
Sudah ttd
60 menit
SP2D
Setelah
validasi
7
Setelah validasi SP2D dikembalikan ke BUD
30 menit
8
SP2D tindasan 4 diserahkan ke Bendahara
pengeluaran.
Untuk arsip PPKD
SP2D setelah
validasi
Sp2d setelah
validasi
10 menit
BUPATI ALOR,
AMON DJOBO
22
23
Download