bab ii tinjauan teoritis

advertisement
 BAB II Tinjauan Teoritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler merupakan suatu chip cerdas yang menjadi tren dalam
pengendalian dan otomatisasi di zaman sekarang. Dengan banyaknya jenis,
kapasitas memori dan berbagai fitur mikrokontroler menjadi pilihan dalam
aplikasi
prosesor mini untuk pengendalian skala kecil. Adapun nilai tambah bagi
mikrokontroler adalah terdapatnya memori dan port input/output dalam suatu
kemasan IC. Kemampuannya yang programmable, fitur yang lengkap seperti
ADC internal, EEPROM internal, port I/O, dan komunikasi serial. Harga yang
terjangkau memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem
elektronik, seperti pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan
telekomunikasi, hingga sistem keamanan[ 2].
Sekarang ini, AVR dapat dikelompokan menjadi 6 kelas, yaitu keluarga
ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, keluarga AT90CAN, keluarga
AT90PWM, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing
kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya, sedangkan dari segi arsitekstur
dan instruksi yang digunakan, mereka hampir sama.
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
5
BAB II Tinjauan Teoritis
2.1.1
Arsitektur ATMega8535
Gambar 1. Arsitektur ATMega8535[ 2]
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
6
BAB II Tinjauan Teoritis
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai
berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan
PortD
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah programmable.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
5. Watchdog Timer dengan oscillator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial.
Mikrokontroler AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroler produksi
Atmel dengan 8 Kbyte In-System Programmable-Flash, 512 EEPROM dan 512
Bytes Internal SRAM. AVR ATMega8535 memiliki seluruh fitur yang dimiliki
AT90S8535. Selain itu, konfigurasi pin AVR ATMega 8535 juga kompatibel
dengan AT90S8535. ATMega8535 memiliki sebuah inti prosesor (processor
core) yaitu Central Processing Unit, dimana terjadi proses pengambilan instruksi
(fetching) dan komputasi data. Seluruh register umum sebanyak 32 buah
terhubung langsung dengan unit ALU(Arithmatic and logic Unit). Terdapat empat
buah port masing-masing delapan bit difungsikan sebagai masukan maupun
keluaran.
Media penyimpanan
program berupa Flash Memory, sedangkan
penyimpanan data berupa SRAM (Static Random Access Memory) dan EEPROM
(Electrical Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikasi data
tersedia fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal
Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter), serta TWI
(Two-wire Serial Interface). Disamping itu terdapat fitur tambahan, antara lain
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
7
BAB II Tinjauan Teoritis
AC (Analog Comparator), 8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Cnverter), 3
buah Timer/Counter, WDT (Watching Timer), manajememn penghematan daya
(Sleep Mode), serta osilator internal 8 MHz. seluruh fitur terhubung ke bus 8 bit.
Unit interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam. Sebuah stack
pointer
selebar 16 bit dapat digunakan untuk menyimpan data sementara saat
interupsi[ 3].
2.1.2
Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2. Konfigurasi Pin ATMega8535
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
8
BAB II Tinjauan Teoritis
Keterangan:
Dilihat pada Gambar 2, ATMega8535 memiliki 40 pin dengan konfigurasi
pin sebagai berikut :
A. Pin 1 sampai 8
Ini adalah port B yang merupakan 8 bit port. Setiap pinnya dapat
menyediakan member arus 20mA dan dapat mengendalikan display
LED secara langsung. Data Direction Programmable port B (DDRB)
harus disetting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit
DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin- pin port
B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif seperti yang terdapat
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Fungsi pin pada port B
Port pin
Fungsi
PB0
T0 = timer/counter 0 external counter input
PB1
T1 = timer/counter 0 external counter input
PB2
AIN0 = analog comperator positif input
PB3
AIN1 = Analog comperator negatif input
PB4
SS = SPI slave input
PB5
MOSI = SPI bus master output/ slave input
PB6
MISO = SPI bus master input / slave output
PB7
SCK = SPI bus serial clock
B. Pin 9
Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke
tinggi akan me-reset mikrokontroler ini.
C. Pin 10
Merupakan positif sumber tegangan yang diberi simbol VCC.
D. Pin 11
Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND.
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
9
BAB II Tinjauan Teoritis
E. Pin 12 dan 13
Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada
mikrokontroler ini
seluruh
rangkaian
osilator
yang
diperlukan pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal
yang mengendalikan frekuensi osilator. Karenanya 12 dan 13 sangat
diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu XTAL 1 dapat
juga sebagai input untuk inverting osilator amplifier dan input ke
memiliki
rangkaian internal clock sedangkan XTAL 2 merupakan output dari
inverting oscillator amplifier. Pin ini juga sebagai masukan clock
eksternal.
F. Pin 14 sampai 21
Ini adalah port D yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan member arus 20 mA dan dapat mengendalikan display
LED secara langsung. Data Direction Programmable port D (DDRD)
harus disetting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit -bit
DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port
B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang
terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Fungsi pin pada port D
Port pin
Fungsi
PD1
RDX (UART input line)
PD2
TDX (UART output line)
PD3
INT0 ( external interrupt 0 input )
PD4
INT1 ( external interrupt 1 input )
PD5
OC1B ( Timer / counter1 output compare B match output)
PD6
OC1A ( Timer / counter1 output compareA matchoutput)
PD7
ICP ( Timer / counter1 input capture pin)
PD8
OC2 ( Timer / Counter2 output compare match output)
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
10
BAB II Tinjauan Teoritis
G. Pin 22 sampai 29
menyediakan memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display
LED secara langsung. Data Direction Programmable port C (DDRC)
harus diatur terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin–pin port C yang bersesuaian
sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port
C (PC6 dan PC7 ) juga memiliki fungsi alternatif sebagai osilator
Ini adalah port C yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat
untuk timer / counter 2.
H. Pin 30
Merupakan masukan tegangan untuk ADC.
I. Pin 31
Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND sama
dengan pin 11.
J. Pin 32
Adalah AREF yang merupakan masukan referensi bagi A/D converter.
Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGDN dan
Avcc.
K. Pin 33 sampai 40
Ini adalah port A yang merupakan 8-bit port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit ). Output
buffer port A dapat memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Programmable port A
(DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum port A digunakan.
Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,
kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog
bagi A/D converter[ 2].
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
11
BAB II Tinjauan Teoritis
2.1.3
Fitur ATMega8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
16MHz.
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan
EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal
2,5Mbps.
2.2
BASCOM AVR
BASCOM AVR merupakan salah satu bahasa pemrograman basic berasas
tinggi. Kelebihan dari bahasa berasas tinggi adalah relatif mudah digunakan,
karena ditulis dengan bahasa manusia sehingga mudah dimengerti dan tidak
tergantung mesinnya.
2.2.1
Tipe Data
Merupakan bagian program yang paling penting karena tipe data
mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer seperti
yang bisa dilihat pada Tabel 3[ 3].
Tabel 3. Tipe-tipe data
No
Tipe
Jangkauan
1
Bit
0 atau 1
2
Byte
0 – 255
3
Integer
-32,768 – 32,767
4
Word
0 – 65535
5
Long
-2147483648 – 2147483647
6
Single
1.5 x 10^–45 – 3.4 x 10^38
7
Double
5.0 x 10^–324 to 1.7 x 10^308
8
String
>254 byte
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
12
BAB II Tinjauan Teoritis
2.2.2
Variabel
Variabel
dalam
sebuah
pemrograman
berfungsi
sebagai
tempat
menyimpan atau menampung data sementara, misalnya untuk menampung hasil
perhitungan,
data pembacaan programmable, dan lainnya. Variabel merupakan
pointer
yang menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler. Dalam
BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variabel :
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter biasa berupa angka atau huruf.
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh
BASCOM sebagai perintah, pernyataan, internal programmable, dan
nama operator (AND, OR, DIM, dan lain-lain).
Sebelum digunakan, variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu. Ada
beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel (data). Contoh kode
pendeklarasian menggunakan DIM seperti pada Kode Program 1.
Kode Program 1. Pendeklarasian DIM
Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer
Dim tombol2 as word
2.2.3
Konstanta
Dalam BASCOM, dikenal juga konstanta. Dengan menggunakan
konstanta, kode program yang dibuat akan lebih mudah dibaca dan dapat
mencegah kesalahan penulisan pada program. Misalnya, phi lebih mudah ditulis
daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar konstanta bisa dikenali
oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Contoh kode program
dapat dilihat pada table Kode Program 2 [ 2].
Kode Program 2. Pendeklarasian Konstanta
Dim A As Const 5
Dim B1 As Const &B1001
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
13
BAB II Tinjauan Teoritis
2.2.4
Operator
Operator-operator
yang
tersedia
di
BASCOM
berfungsi
untuk
menggabungkan, memodifikasi, membandingkan, atau mendapatkan informasi
tentang
sebuah pernyataan. Operator yang tersedia adalah sebagai berikut:
Bahasa Basic menyediakan lima operator aritmatika, yaitu:
•
.* : untuk perkalian
•
/ : untuk pembagian
•
% : untuk sisa pembagian (modulus)
•
+ : untuk pertambahan
•
- : untuk pengurangan
a. Operator Aritmatika
b. Operator Hubungan (Perbandingan)
Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan antara
dua buah operand atau sebuah nilai atau variabel. Operator dalam
bahasa basic:
= Equality
X=Y
<> Inequality
X <> Y
< Less than
X<Y
> Greater than
X>Y
<= Less than or equal to
X <= Y
>= Greater than or equal to
X >= Y
c. Operator Logika
Jika operator hubungan membandingkan hubungan antara dua buah
operand, maka operator logika digunakan untuk membandingkan
logika hasil dari operator-operator hubungan.
Operator logika ada empat macam, yaitu :
NOT
Logical complement
AND
Conjunction
OR
Disjunction
XOR
Exclusive or
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
14
BAB II Tinjauan Teoritis
d. Operator Bitwise
Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit dari data yang ada
di memori. Operator bitwise dalam Bahasa Basic :
• Shift A, Left, 2 : Pergeseran bit ke kiri
• Shift A, Right, 2 : Pergeseran bit ke kanan
• Rotate A, Left, 2 : Putar bit ke kiri
• Rotate A, Riht, 2 : Putar bit ke kanan[ 3].
2.2.5
Instruksi Dasar
Instruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM AVR relatif cukup
banyak dan bergantung dari tipe dan jenis AVR yang digunakan. Pada Tabel 4
bisa dilihat beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada
mikrokontroler ATMega8535[ 2].
Tabel 4. Instruksi Dasar BASCOM AVR
Instruksi
Keterangan
DO…LOOP
Perulangan
GOSUB
Memanggil prosedur
IF…THEN
Percabangan
FOR..NEXT
Perulangan
WAIT
Delay atau waktu tunda detik
WAITMS
Delay atau waktu tunda milidetik
WAITUS
Delay atau waktu tunda mikrodetik
SELECT…CASE
Pencabangan
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
15
BAB II Tinjauan Teoritis
Bluetooth
2.3
Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi
(personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan
dapat
dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatanperalatan.
Pada tahun 1994, di kota Lund Swedia, Ericsson mempelopori
interkoneksi wireless yang lebih canggih dibandingkan dengan solusi infra merah
pada waktu itu. Teknologi yang diberi nama Bluetooth ini kemudian
dikembangkan secara bersama-sama dalam sebuah konsorsium yaitu Bluetooth
Special
Interest Group (SIG). Dengan Bluetooth, perpindahan data antara device
tidak
lagi harus tertahan pada bidang datar saja. Dengan Bluetooth juga, masalah
jarak pada infra merah dapat dengan mudah dipecahkan karena cakupan jarak
interkoneksi Bluetooth yang dapat mencapai hingga sepuluh meter[ 10].
2.3.1
Metode Kerja
Bluetooth bekerja dengan cara mengirimkan data melalui sinyal radio pada
frekuensi 2,4GHz. Rentang frekuensi ini telah digunakan sebagai standar dari
Industrial, Scientific, and Medical devices (ISM). Bluetooth tidak sendirian dalam
rentang sinyal ISM ini. Bahkan pesawat telepon wireless generasi terbarujuga
menggunakan frekuensi ini. Untuk menghindari terjadinya sambungan silang
dengan device lain pada frekuensi yang sama, Bluetooth bekerja dengan cara
spread spectrum frequency hopping (SSFH). Frequency hopping adalah istilah
yang menjabarkan bahwa selama Bluetooth aktif, maka device tersebut akan
selalu berpindah frekuensi dalam rentang 2,42-2,48 GHz sebanyak 1.600 kali per
detik. Untuk membantu menghindari terjadinya sambungan silang, sinyal yang
digunakan oleh Bluetooth hanya sebesar 1 miliwatt[ 10].
2.3.2
Sistem Operasi
Sistem Operasi yang digunakan pada Bluetooth berupa radio transceiver,
baseband link controller dan link manager. Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa
karaketristik radio Bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG[ 8].
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
16
BAB II Tinjauan Teoritis
Tabel 5. sistem Operasi Bluetooth
Parameter
Transmitter Frekuensi
Spesifikasi
ISM band, 2400 - 2483.5MHz
(mayoritas), spasi kanal 1MHz
Maksimum output power Power class 1 : 100mW (20dBm)
Power class 2 : 2.5mW (4dBm)
Power class 3 : 1mW (0dBm)
Modulasi
GFSK (Gaussian Frequency Shift
Keying), Bandwidth Time : 0,5;
Modulation Index : 0.28 sampai
dengan 0.35.
Out of band Spurious
30MHz - 1GHz : -36 dBm
Emission
(operation mode), -57dBm (idle
mode)1GHz – 12.75GHz: 30dBm (operation mode), 47dBm (idle mode)1.8GHz –
1.9GHz: -47dBm (operation
mode), -47dBm (idle mode)
5.15GHz –5.3GHz: -47dBm
(operation mode), -47dBm (idle
mode)
Receiver
Actual Sensitivity Level
-70 dBm pada BER 0,1%.
Spurious Emission
30 MHz - 1 GHz : -57dBm 1GHz
– 12.75GHz : -47dBm
Max. Usable Level
2.3.3
-20dBm, BER : 0,1%
Modul Bluetooth V3
Modul Bluetooth V3 merupakan modul keluaran DF-Robot yang bekerja
pada frekuensi 2,4-2,48GHz dengan modulasi GFSK (Gaussian Frequency Shift
Keying). Bentuk fisik Bluetooth V3 bisa dilihat pada Gambar 3.
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
17
BAB II Tinjauan Teoritis
Gambar 3. Modul Bluetooth V3
Bluetooth V3 mempunyai dua input power yang berbeda yaitu 3,5-8V DC
dan 3,3V DC. Dalam penggunanaanya, input power yang digunakan hanya satu
dan bisa dipilih sesuai kebutuhan.
2.4
Relay
Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi
yang akan menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus
listrik. Elektromagnet ini kemudian menarik mekanisme kontak yang akan
menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka kontak NormallyClosed (NC).
Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus atau tegangan yang
besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus atau
tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC).
Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
•
Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau
membuka) kontak saklar.
•
Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC
dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang
terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan
untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi
dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya[ 9].
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
18
BAB II Tinjauan Teoritis
2.5
Solenoida AC
Solenoida AC merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah
sinyal listrik menjadi gerakan mekanis yang linier dengan apabila diberikan
sumber
tegangan AC.
Solenoida jenis tarik dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Jenis Solenoida Tarik, (b) Camsco Tas-5 cont AC 220V 50-60Hz 1Kg 15m/n
Didalam Solenoida terdapat kawat melingkar pada inti besi. Ketika arus
listrik melalui kawat, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang
bisa mendrong inti besi. Poros dalam dari solenoida adalah piston seperti silinder
terbuat dari besi atau baja yang disebut plunger (setara dengan sebuah dimano).
Medan magnet kemudian menerapkan kekuatan untuk plunger ini, baik menarik
atau pun repeling (kembali posisi). Ketika medan magnet dimatikan, pegas
plunger kemudian kembali ke keadaan semula[ 11].
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
19
BAB II Tinjauan Teoritis
2.6
LCD 2x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak
digunakan karena mempunyai tampilan yang menarik seperti pada Gambar 5.
Modul
LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroller
seperti
ATMega8535.
Gambar 5. Bentuk Fisik LCD 2x16[ 7]
LCD memanfaatkan silikon gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi
piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan
baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),
yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang
ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang
digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan
berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar
dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempengan kaca bagian depan.
Beberapa keuntungan dari LCD adalah sebagai berikut:
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat mudah untuk
membuat program tampilan
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya menggunakan 8 bit
data dan 3 bit kontrol
3. Ukuran modul yang proporsional
4. Daya yang digunakan relatif sangat kecil[ 6].
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
20
BAB II Tinjauan Teoritis
LCD 2x16 mempunyai 16 buah pin dimana didalamnya terdapat 8 buah
data bus. Tabel 6 merupakan data pin dan fungsi dari LCD 2X16.
Tabel
6. Pin dan Fungsi
PIN
Name
1
VSS
Ground voltage
2
VCC
+5V
3
VEE
Contrast voltage
4 RS
Function
Register Select
0 = Instruction Register
1 = Data Register
5
R/W
Read/ Write, to choose write or read mode
0 = Write mode
1 = Read mode
6
E
Enable
0 = Start to lacht data to LCD character
1= Disable
7
DB0
Data bit 0 (LSB)
8
DB1
Data bit 0
9
DB2
Data bit 0
10
DB3
Data bit 0
11
DB4
Data bit 0
12
DB5
Data bit 0
13
DB6
Data bit 0
14
DB7
Data bit 0 (MSB)
15
BPL
Back Plane Light
16
GND
Ground voltage
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
21
BAB II Tinjauan Teoritis
Keypad 4x4
2.7
Keypad matriks umumnya terdiri dari tombol / Push Button NO (Normally
Open) yang dirangkai dengan susunan baris dan kolom sehingga membentuk
matriks.
Susunan matriks ini menyebabkan banyak tombol dengan mengunakan
sedikit
pin mikrokontroller. Jika susunan matriks 4 baris dan 4 kolom maka
banyak tombol yang dicapai adalah 16 buah seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Contoh scanning keypad
Pada Gambar 6, tombol yang ditekan adalah tombol “5”. B2 bernilai nol,
sedangkan B1, B3, dan B4 adalah satu. Kemudian umpan-balik terdeteksi pada
K2, maka dapat disimpulkan bahwa tombol yang ditekan adalah tombol “5”[ 5].
Metode scanning keypad adalah mendeteksi hubungan pin baris dan kolom
karena tombol ditekan, secara berurutan, bergantian dan satu-persatu. Lebih
jelasnya sebagai berikut :
Scanning output pin dimulai dari kolom 1 lalu deteksi :
Jika input baris 1 = 0 maka karakter ‘1’, Jika input baris 2 = 0 maka karakter ‘4’,
Jika input baris 3 = 0 maka karakter ‘7’, Jika input baris 4 = 0 maka karakter ‘*’.
Setelah scanning kolom 1 selesai dilanjutkan ke kolom 2, lalu deteksi:
Jika input baris 1 = 0 maka karakter ‘2’, Jika input baris 2 = 0 maka karakter ‘5’,
Jika input baris 3 = 0 maka karakter ‘8’, Jika input baris 4 = 0 maka karakter ‘0’.
Setelah scanning kolom 2 selesai dilanjutkan ke kolom 3, lalu detekdi
Jika input baris 1 = 0 maka karakter ‘3’, Jika input baris 2 = 0 maka karakter ‘6’,
Jika input baris 3 = 0 maka karakter ‘9’ Jika input baris 4 = 0 maka karakter ‘#’.
Setelah scanning kolom 3 selesai dilanjutkan ke kolom 4, lalu deteksi:
Jika input baris 1 = 0 maka karakter ‘A’, Jika input baris 2 = 0 maka karakter ‘B’,
Jika input baris 3 = 0 maka karakter ‘C’, Jika input baris 4 = 0 maka karakter ‘D’.
Yoyok Dwi Fitria Priyanto, 091331064
Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
22
Download