peran administrasi publik dalam pengembangan kemitraan

advertisement
PERANADMINISTRASIPUBLIKDALAM PENGEMBANGAN
DAN DUNIA USAHA
KEMITRAANPEMERINTAH
Oleh:
Prof. Dr. MustopadidjajaAR
1.
Pendahuluan
kemitraanpemerintahdan dunia usaha dalam menghadapi
Pengembangan
pembangunan
dalam RepelitaVl dan PJP-ll dewasa ini,
tantangan-tantangan
serta peran administrasipublik di dalamnya,merupakanmasalahmendasardan
strategis, karena menyangkut sistem pemerintahandan ekonomi bangsa dan
negara serta akan mempengaruhipencapaiansasaran pembangunannasional
yang penting.
Perkembanganinternasionalyang ditandai arus globalisasiyang cepat
dengan semangat liberalisasidan persainganyang meningkat sebagai konsekuensi persetujuanGATT dan A'PEC,akan terus mendorong perubahan lingkungan strategis l"strategic busrnessenvironment") yang mendasar dan mencakup dimensi-dimensiyang luas. Kondisi eksternal tersebut - bersama-sama
f aktor-faktor internal - perlu diperhitungkandan diantisipasi secara cermat
perkembangan,dampak dan berbagaiimplikasinyadalam kehidupan nasional'
Semua itu memerlukan pemantauan dan pengkajian yang sistematis dan
berkesinambungan,dan perlu ditindaklanjuti dengan penyesuaian strategi,
kebijaksanaan,serta langkah-langkahoperasionalyang serasi dan tepat baik
oleh organisasipublik maupun bisnis, apabila kita tidak ingin tertinggal dalam
perkembangandan arena persainganyang mau tidak mau harus kita hadapi,
baik dalam tatanan ekonomi nasionalmaupun internasional.Untuk menghadapi
itu semua sangat diperlukankemitraanantara pemerintahdan dunia usaha, baik
secara horisontal mau pun vertikal, dengan dukungan administrasi dan
manajemenyang mantap baik dari organisasipublikmaupun bisnis'
Perhatian PERSADIatas "policy rssues" tersebut, dengan menempatkannya dalam agenda seminar dalam rangka Kongres lll sekarang ini memberi
petunjukbesarnyarasa tanggung jawab para sarianadan ahli administrasiyang
tergabung di dalamnya terhadap sukses pembangunan, dan menyalanya
sadi - 2
semangatkejuanganuntuk mengabdikanpengetahuandan kemampuanprofesionalnya bagi kemajuan dan kebesaranbangsa. Untuk itu perkenankansaya,
sebagai pelajar adminsitrasi,menyampaikanpenghargaanyang tulus kepada
PimpinanPERSADI.Ucapanterima kasih yang dalamjuga ingin saya sampaikan
kepada Panitiaatas undanganuntuk berpartisipasidalam kongres dan seminar
ini.
Permasalahan
mengenaiperanapa yang perlu dilakukanadministrsipublik
pengembangan
kemitraannyadengan dunia usaha, dalam era
dalam rangka
globalisasi yang ditandai semangat liberalisasidan menajamnya persaingan
tersebut, dalam kondisi di mana masih dihadapi berbagaitantangan pembangunan serta kelemahandalam struktur dan sistem kelembaganekonomi kita,
yang.luas. Uraian ini
dapat menyentuh medan dan kemungkinan-kemungkinan
pada
kelembagaan
dalam
sistem ekonomi
beberapa
dimensi
akan membatasidiri
kita, dan langkah-langkahkebijaksanaanyang mungkin ditempuh daiam
"pengembangan kemitraan pemerintah dan dunia usaha"; juga tantangantantangan yang kita hadapi dalam pembangunan nasional dan beberapa
permasalahandalam struktur dunia usaha. Namun demikian, uraian ini tidak
mempunyai intensi akan menyentuh keseluruhandimensi permasalahanyang
dihadapi tersebut apalagi mengembangkanseluruh kemungkinan solusinya,
melainkan membatasi diri pada beberapa aspek yang berpengaruh, juga
dikemukakansecaraumum.
2.
Sistem Ekonomi, Peran Negara dan Dunia Usaha
Pengembangankemitraan pemerintahdan dunia usaha merupakan permasalahanyang menyangkut sistem pemerintahandan ekonomi yang dianut
suatu bangsa, dan menyentuh selain berbagaifaktor internal dan eksternaldi
bidang ekonomi dan bisnis juga batasan-batasanhukum mengenai peranan
negara dan dunia usaha dalam kegiatan ekonomi dan pembangunan pada
umumnya. Sebagai bagian dari penyelenggaraanpembangunannasional khususnya di bidang ekonomi, pengembangankemitraantersebut harus mengacu
pada Kaidah Penuntun,-)dan diarahkanpada mantapnya perwujudan sistem
ekonomi dan DemokrasiEkonomiberdasarkanPancasiladan UUD 1945.
*)
Kaidah Penuntunmerupakanpedomn bagi penentuankebijaksanaanper$angunannasional agaf senantiasa
sesuai dengan lgndasan, maknadan hakekat, asas, Havasan.dan tujuannya, yang merupakanpengamatan
sita Pancasita secara serasi dan merupakankesatuanyang utuh (GBHN1993).
sadi - 2
Dalamrangkapembangunannasionalkita, DemokrasiEkonomimerupakan
sistem dan dasar mekanismeperekonomiandan kegiatan pembangunan,yang
antara lain ditandaiadanya (a) mekanismepasar,dan keterkaitanpasar domestik
dengan pasar internasional,regionaldan global; (b) intervensi pemerintah; (c)
hak inisiatifdan budget DPR; (d) pengakuanterhadaphak milik perorangandan
pemanfaatannya,serta peran aktif warga negara dan masyarakat, termasuk
dunia usaha, dalam berbagai kegiatan ekonomi dan pembangunan;dan (e)
pengawasanlegislatifdan sosial. Hal-haltersebut merupakandeterminan bagi
negara dan pembaadministrasidan manajemenpublik dalam penyelenggaraan
("democratic,
ngunan secara demokratis,terbuka dan berpertanggung-jawaban
transparant, and accauntable"). Selain itu, dalam upaya mewujudkan tujuan
dan cita-citanasionalyang sesuaidengan Pancasiladan UUD 1945, pemerintah
- bersama seluruh pelaku ekonomi dalam perekonomian nasional - harus
berupaya menghindarkansistem free fight liberalism,etatisme, persaingantidak
sehat dan pemusatankekuatanekonomi pada suatu kelompok dalam berbagai
bentuk monopolidan monopsoniyang merugikanmasyarakatdan bertentangan
d e n g a nc i t a - c i t ak e a d i l a ns o s i a l( G B H N1 9 9 3 ) .
Dalam penentuanberbagaikebijaksanaanpembangunanditetapkan pula
Trilogi Pembangunan sebagai acuan strategik agar kegiatan dan kinerja
pembangunannasionalterarah pada pemerataan,pertumbuhan,dan stabilitas
nasionalyang sehat dan dinamis.Dengantegas GBHN 1993 menetapkanbahwa
pembangunannasionaldiselenggarakanoleh masyarakatbersama pemerintah.
Dalam hubungan ini pemerintah berkewajibanuntuk memberikan pengarahan
dan bimbingan, serta menciptakan iklim yang mendorong peran serta aktif
masyarakatdalam pembangunan.Pembangunanekonomi yang didasarkanpada
demokrasiekonomi menentukanbahwa masyarakatharus memegang peranan
aktif dalam kegiatan pembangunan.Oleh karenanyaPemerintahberkewajiban
memberikanpengarahandan bimbingan,serta menciptakaniklim yang sehat
bagi perkembangandunia usaha dalam rangkamewujudkanperekonomianyang
maju, mandiri dan andal, yang disusun sebagaiusaha bersama berdasaratas
asas kekeluargaan,dengan kemitraanyang kukuh antara badan usaha,koperasi,
negara, dan swasta, sesuai dengan sistem ekonomi dan peranan pemerintah
UUD 1945.
s e b a g a i m a ndai a m a n a t k a n
Yang dimaksud dengan kemitraan yang kukuh adalah terjadinya kerja
sama antarpara pelaku ekonomi dan penyelenggarapembangunantermasuk
pemerintah,atas dasar saling membutuhkan,memperkuat,dan menguntungkan
dalam berbagaibidang kegiatanekonomi dan pembangunan.Dengan kemitraan
tersebut kemampuannasionaldalam menghadapiberbagaitantangan, peluang,
potensi, ataupun kendala,baik dalam tatanan ekonomi nasionalmaupun internasional meningkat, sehingga berbagaisasaran pembangunandapat dicapai
secaralebih optimal.
Rumusan Demokrasi Ekonomi lndonesia tersebut lahir sebagai suatu
kristalisasipengalamanpanjang dari sejarah perjuangannasional, khususnya
setelah IndonesiaMerdeka, dan dari pengalamansejarah bangsa-bangsalain,
yang sama-samatelah mengalamikegagalandari sistem liberalisme("market
failure"l dan etatisme l"government failure") dalam penyelenggaraannegara dan
pembangunannya. Dalam Demokrasi Ekonomi tersebut, kegiatan ekonomi
nasionaltidak sepenuhnyadiserahkankepada "mekanisme pasar", melainkan
dilengkapi dengan intervensi pemerintah,disertai pengawasan legislatif dan
partisipasisosial.
Disadaribenar, mekanismepasar tidak dapat menyelesaikansemua persoalan ekonomi dan pembangunan,seperti ketimpangan lokasi investasi,
kelemahanstruktur dunia usaha, dan kelemahanposisi tawar usaha kecil dan
menengah.Mekanismepasar juga tidak dapat mencegahpemusatankekuatan
ekonomi, dan mengoreksi ketimpangan distribusi pendapatan. Untuk itu,
intervensipemerintahdiperlukan,baik untuk menkoreksipersainganyang kurang
sehat, lebih memberdayakanusaha kecil dan menengah, mau pun untuk
mengoreksi ketimpangandistribusiinvestasi dan pendapatan.Di sadari pula,
pemerintah pun tidak bisa sendiri memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa secara memadai dan efisien. Sejarah menunjukkan,
penguasaandan pengendalianlangsung oleh pemerintahatas sistem produksi
dan distribusi,yang dicapaibahkan bertentangandengan harapan.Yang terjadi
adalah over-bureaucracy,korupsi, in-efisiensi,inflasi, dan degradasi kesejahteraan. Sekalipun demikian,intervensipemerintahtidak dimaksudkanmengganagar pasar
tikan fungsi ataupun mekanismepasar,melainkanmempengaruhinya
dapat berfungsi sebagai sarana transaksi bisnis yang sehat, terbuka, dan
efisien; dan sebagai institusi ekonomi dapat berperan dalam mewujudkan
pemerataandan pertumbuhanyang berkeadilan.
sadi - 2
Dalam membangun masyarakat yang modern di mana dunia usaha
menjadiujung tombaknya,terwujudnyakemitraandan modernisasidunia usaha,
terutama usaha kecil dan menengahamat penting. Dalam upaya mengembangkan kemitraandunia usaha yang saling menguntungkanantara usaha besar,
menengah,dan kecil, perananpemerintahditujukan ke arah pertumbuhanyang
serasi.Pemerintah
berperan dalam menciptakaniklim usaha dan kondisi lingkungan bisnis, melalui berbagai kebijaksanaandan perangkat aturan perundangan yang mendorongterjadinyakemitraandalam berbagaikegiatanekonomi
dan pembangunan,dan pengintegrasianusaha kecil ke dalam sektor modern
dalam ekonominasional,serta mendorongprosespertumbuhannya.
Kemitraan antarpelakuekonomi harus didasarkan pada persepsi yang
sarna rlengenai asas kekeluargaandan DemokrasiEkonomi. Dalam hubungan
ini, peran pemerintahdiwujudkansebagaipenjagakepentinganumum serta persaingan sehat, pendorong kemitraan usaha, pengatur distribusi manfaat dan
kesempatanekonomi serta menjalankanbisnis rintisan di mana sektor swasta
belum mampu atau kurang berminat, dan berbagaikegiatan yang mempunyai
fungsi pelayananpublikyang erat kaitannyadenganhajat hidup orang banyak.
3.
KemitraanDan TantanganPembangunan
K o n s e pk e m i t r a a ns u d e ht e r s u r a td a l a m U U D 1 9 4 5 , P a s a l3 3 a y a t ( 1 , 2 ,
3). Berdasarketentuan konstitusi tersebut kemudian berkembangdan dikembangkan 3 bentuk badan usaha, yaitu BUMN, koperasi,dan BUMS. Pasal 33
ayat (1) mengamanatkan: Perekonomiandisusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.Semangat kekeluargaandan kebersamaan
tersebut juga dapat diartikan untuk diwujudkan oleh dan pada segenap unsur
pelaku ekonomi, yaitu ketiga badan usaha di atas bersamapemerintah.Secara
dinamik,semangatkekeluargaandan kebersamaantersebutjuga dapat diartikan
dan diwujudkan dalam bentuk kemitraanantarparapelaku ekonomi tersebut di
atas, pada berbagaitingkat dan satuan analisa (level and unit of analysesl dalam
berbagaikegiatanekonomidan pembangunansepertiakan diuraikanlebih lanjut
d i b a w a hi n i .
Sejalan dengan sistem ekonomi yang kita anut, dunia usaha nasional
merupakan mitra pembangunandan penggerakyang semakin dominan bagi
pencapaiansasaran-sasaran
strategis,seperti peningkatanpemerataan,pertum-
buhan, mobilisasidana dan investasi,penerimaannegara dan devisa, kesempatan kerja, penyediaanberbagai macam sarana dan prasarana,peningkatan
kualitassumberdaya manusiadan iptek serta pemanfaatannya,penanggulangan
kemiskinan,dan pelestarianfungsi sumber-sumberalam dan lingkunganhidup.
Sebagaipenyederhanaan,berdasarberbagaikontribusi nyata dari kegiatan dunia
usaha terhadap sasaran-sasaranstrategis pembangunannasional tersebut dapat
kita identifikasipola kemitraan pemerintahdan dunia usaha dalam beberapa
tingkat dan satuan analisa;yaitu kontribusi:(1) kepadayang bersifat makro dan
antarsektorkita sebut "kemitraanmakro", (2) kepadayang bersifat mikro dan
dalam salah satu sektor kita sebut "kemitraan sektoral", (3) kepada suatu
wilayah atau kawasan kita sebut "kemitraanregional",dan secara keseluruhan
merupakan kemitraan nasional yang strategis ( national strategic alliance").
Selain itu, pada tingkatan yang lebih operasionaldapat diidentifikasi pula
beberapa"kemitraan",seperti (1) "kemitraanpembiayaan"yang dikembangkan
sebagai solusi masalah kelangkaandana atau keterbatasanmodal, dan (2)
"kemitraan teknis" sebagai solusi atas kekurangantenaga profesional, dan
kelemahaniptek, baik daiam organisasipublikmaupunbisnis.
Pada tingkat global dan regional, persetujuanmengenai GATT, APEC,
AFTA, dan NAFTA,merupakangejalanyata dalam tatanan perekonorniandunia
yang menggambarkan konsensus antarpemerintahsecara global untuk
mendukungaktivitas dunia usaha dari masing-masing
dan antar negara,sebagai
"strategicallience"yang juga jelas menunjukankemitraanpemerintahdan dunia
usaha. Secara sederhana dapat dikemukakan, kesepakatan internasional
tersebut telah mengarahkanperkembangantatanan ekonomi dunia "seolah"
menjadi suatu sistem pasar yang membuka peluang bagi dunia usaha dari
negara mana pun untuk melakukankegiatanbisnis di bagian dunia mana pun.
perdagangandan investasi,misalnya,
Di antara persetujuantersebut, liberalisasi
membuka peluang bagi dunia usaha Indonesiauntuk "go international" dan
melakukan kegiatan bisnisnya tersebut di (investasi)dan ke (perdagangan)
negara-negarayang menyepakati "international agreements" tersebut. Sebaliknya, peluang-peluang
investasidan pasar domestikkita pun harus terbuka bagi
dunia usaha dari negara-negaralain. Dengan perkataanlain dunia usaha kita
juga akan semakin menghadapisaingan dalam memanfaatkanpeluang bisnis
serupayang ada di tanah air. Dalamhubunganini, peningkatandaya saing dunia
usaha kita merupakantantangan dan sekaliguskunci bagi keberhasilanmemanfaatkan peluangbisnisnasional,internasional,
regional,dan global.
sadi - 2
I
I
I
Pada tingkat nasional,peranan pemerintahdan dunia usaha jelas akan
bertambah besar, oleh karena dalam Repelita Vl dan PJp Il direncanakan
pertumbuhanekonomi yang cukup tinggi yaitu sebesar 6,2o/o rata-rata per
tahun, yang diharapkan dapat semakin meningkat dalam Repelita-repelita
berikutnya sehingga mencapai 8,7a/opet tahun dalam Repelita X. Ini berarti
sefamaPJPll rata-ratapertumbuhanadalahlebih dari 7o/oper tahun.
Untuk itu diperlukan "kemitraan makro", antara pemerintah dan dunia
usaha, meliputiupaya pencapaiansejumlahsasaran antara lain sebagaiberikut.
Pertama dunia usaha nasional bersama masyarakatdiharapkan dapat menghimpun dana investasi yang semakin besar. Pada RepelitaVl jumlah investasi
yang diperlukanuntuk mengejartingkat pertumbuhantersebut di atas adalah
sekitar Rp 660,1 triliun; dari masyarakat{termasuk dunia usaha) diharapkan
sekitar68,87o dari seluruhkebutuhaninvestasi,berartidari pemerintahdiperkirakan hanya sekitar 25,7o/o-nya.
Dari dunia usaha juga diharapkankontribusinyadalam penerimaanpajak
yang diharapkanmeningkatrata-rata17,3 persen per tahun, sehinggaperanan
penerimaanpajak dalam penerimaandalam negeri akan meningkat dari sekitar
64, 1 persen pada akhir Repelita V menjadi sekitar 77,3 persen pada akhir
RepelitaVl. PenerimaanpemerintahdalamAPBN selamaRepelitaVl diperkirakan
berjumlah Rp443,5 triliun, dengan perincian Rp382,0 triliun merupakan
p e n e r i m a a nd a l a m n e g e r i ,d a n R p 6 1 , 5 t r i l i u n m e r u p a k a nb a n t u a n l u a r n e g e r i .
Sasaranpenerimaannegaraini merupakantantanganbagi pemerintah,yang juga
tergantung kepada kemantapan dunia usaha dalam memanfaatkan peluang
bisnis,serta disiplindalam pembayaranpajak.
Bantuan luar negeri sebagai sumber dana pembangunan merupakan
pelengkapyang masih dibutuhkan.Namun demikianperanannyaharus diupayakan terus berkurang,dan senantiasaberada di dalam batas-batasyang aman.
Sebagai persentasedari PDB, stok hutang Indonesia diharapkan turun dari
sekitar 57 persen pada akhir RepelitaV menjadisekitar 46 persen pada akhir
RepelitaVl. Rasio pelunasanhutang pemerintahdan swasta terhadap ekspor
(Debt Service Ratio) diupayakanterus menurun dari sekitar 30,5 persen pada
akhir RepelitaV menjadisekitar20,6 persenpada akhir RepelitaVl.
sadi - 2
MenurunkanDSR dan terjaganyabatas pinjamanyang aman merupakan
tantanganbagi pemerintahmau pun dunia usaha. Dalam rangka itu dunia usaha
ditantanguntuk meningkatkanekspor,khususnyaekspor non migas yang diharapkan akan meningkatdengan rata-rata 16,5o/oper tahun dalam RepelitaVl.
Dunia usaha nasionalmemerlukan"dukungan" pemerintahdalam menghadapi
persainganpasardalam dan luar negeri,dalam upaya meningkatkandaya saing,
dan perluasannegarasasaranekspor.
Dalam rangka "kemitraan sektoral" diharapkan kontribusi dunia usaha
dalam peningkatanlapangankerja yang diperlukanoleh tenaga kerja yang akan
semakinmeningkat.dari sekitar 79 juta pada akhir RepelitaV menjadisekitar 91
juta pada akhir RepelitaVl dan mencapaisekitar 140 juta pada akhir RepelitaX.
Pada RepelitaVl angkatan kerja diperkirakanakan meningkat dengan sekitar
12,6 juta orang. Sebab itu masalah penyediaan lapangan kerja produktif
merupakan tantangan yang sangat mendesak. Sebagian terbesar tambahan
lapangan kerja baru ini harus disediakanterutama oleh dunia usaha nasional
pada umumnya.
Kemitraansektoraljuga perludikembangkan,dalam meningkatkankualitas
sumber daya manusia,misalnyaantaralain dalam pembangunanpendidikandan
kesehatan.Pembangunan
sektor pendidikandiarahkanpada peningkatankualitas
serta pemerataan pendidikan, terutama pendidikan dasar serta pendidikan
kejuruan,untuk menghasilkantenaga-tenagaterampildan profesional.Sedangkan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakattermasuk perbaikan gizi. Dalam upaya meningkatkan
efisiensi dan kualitas pelayananpendidikandan kesehatan,pemerintah perlu
meningkatkanpengembangandan pengendalianmutu.
Keadaan prasaranaekonomi yang tidak seimbang dengan peningkatan
produksidan jasa merupakankendaladan mengurangitingkat efisiensiekonomi
secara nasional,yang dapat mengurangidaya saing dan ketahananekonomi.
Untuk mendukungkegiatanekonomiyang makin meningkat,prasaranaekonomi
sepertijalan, jembatan, pengairan,pelabuhanlaut dan udara, sarana pengangkutan, tenaga listrik,telekomunikasi,dan saranapengairanperluterus dibangun.
Pembangunanprasaranadan sarana tersebut membutuhkanbiaya yang besar.
MenyadariterbatasnyakemampuanPemerintah,padahal kebutuhan prasarana
amat besar, maka partisipasimasyarakatdan dunia usaha dalam membangun
prasaranaakan terus didorong,terutama di daerah yang tingkat pertumbuhannya tinggi, di mana investasiswasta mempunyaikelayakanekonomi yang cukup
tinggi. Dalam rangka itu dapat ditempuh "kemitraan pembiayaan", melalui
berbagaibentuk sepertiBOI BOO,dan sebagainya.
"Kemitraan Begional" ditujukan untuk mewujudkan pemerataanpembangunan daerah dengan mendorong investasidan mempercepatupaya peningkatan sumber daya manusia di wilayah yang belum berkembang. Perhatian
khusus diberikan antara lain kepada daerah terpencil, daerah minus, daerah
kritis, daerah perbatasan,dan daerah terbelakanglainnya, yang disesuaikan
denganprioritasdan potensidaerahyang bersangkutan.Pembangunankawasan
timur Indonesia(KTl), mendapatkanperhatianlebih besar dalam Repelita Vl.
PembangunanKTI dimaksudkan untuk membangun kawasan yang rata-rata
masih tertinggal dibanding kawasan lainnya, dengan memanfaatkan sumber
daya setempatseoptimalmungkin.
"KemitraanTeknis"dimaksudkanuntuk pendayagunaanpemanfaatandan
meningkatkankemampuanprofesional,teknis (teknologis)dan manajerialsehingga dapat meningkatkanpula efisiensidan kualitasproses dan kinerja pelaksanaan kegiatanbaik dalam penyusunandan pelaksanaanrencana,kebijaksanaan,
dan program-programinvestasi, produksi termasuk kegiatan rancang bangun
dan rekayasa,pemasaran,dan perdagangansehinggameningkatkandaya saing
b a r a n gd a n j a s a y a n g d i h a s i l k a n .
Sementara itu diidentifikasiadanya kelemahan struktural dalam dunia
usaha nasional, khususnya berupa ketimpangan dalam penguasaan asset,
kemampuantehnis, dan kemampuanpembiayaanantarusahabesar, menengah
dan kecil. Usaha yang berskalakecil jumlahnyasangat besar tetapi menguasai
asset yang kecil, sedangkanusaha besaryang jumlahnyakecil menguasaiasset
yang sangat besar. Pada usaha kecil pada umumnya tingkat pembentukan
modal masih rendah, manajemennyajuga masih bersifat sederhana,teknologi
masih mengandalkanketrampilanbukan mesin, dan ruang lingkup pemasaran
umumnya terbatas. Dalam rangka peningkatan pemerataan kesempatan
berusaha,perhatianyang lebih besar diberikanuntuk mengembangkanusaha
kecil termasuk pengusaha sektor informal, tradisional dan koperasi juga
dikembangkan "kemitraan teknis" dan "kemitraan pembiayaan" antara lain
sadi - 2
berupa perluasanaksesnyaterhadapsumber daya ekonomi, kemudahanmemasuki pasar,pengadaanbarang pemerintah,dan pemberdayaannya
secarateknis
dan manajerial.
Kemitraanjuga diperlukandalam upaya penanggulangan
kemiskinanyang
dilakukandengan memadukanberbagaikemitraanpembangunandi atas. Dalam
hubungan ini, pada program IDT berperanpula bentuk kemitraan pembiayaan
Canteknis.
4.
PeranAdministrasiPublik Dalam PengembanganKemitraan
Sejalan dengan peranan pemerintah dalam sistem pemerintahan dan
ekonomi, sistem administrasinegara memiliki peranan dan tanggung jawab
dalam menyusun strategi, rencana, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
pembangunan, serta pengendalianpelaksanaannya.
Hal ini dimaksudkanagar perkembangan dan kehidupanbangsa kita senantiasasesuai dengan nilai-nilaidasar
yang melandasinya,dan terarah pada perwujudancita-cita dan tujuan bangsa
bernegarasebagaimanadiamanatkanpara pemimpin bangsa dan para pendiri
Republikini, dan telah ditetapkansecarakonstitusional.
Perubahankondisi lingkungan perekonomiandunia yang menimbulkan
persainganpasar yang semakin ketat dan tajam, merupakan tantangan dan
peluangbagi ekonomi nasionaltermasuk dunia usaha. Dunia usaha Indonesia
d i t u n t u t u n t u k m e n i n g k a t k a nd a y a s a i n g n y a ,b a i k d i d a l a m m a u p u n d i l u a r
negeri. Kemampuandan kesiapandunia usaha dalam bersaing merebut pasar
tersebut memerlukan kegigihan, kecepatan dalam mengambil keputusan,
pengetahuanyang luas mengenai pasar, dan kemampuan manajemenusaha
yang canggih baik dalam produksi maupun pemasaran. Pengalaman kita
menunjukkanbahwa dengan sinergi yang dinamis antara pemerintah,masyarakat dan dunia usaha, dihasilkanekonomi nasionalyang memiliki daya tahan
tangguh,bahkandaya saing yang meningkat.
Dari sudut pengembangan"kemitraanmakro" strategis, langkah penting
adalah peningkatandaya saing. Yang harus dikembangkanadministrasipublik
adalah peningkatanefisiensi, antara lain dengan upaya peningkatanefisiensi
investasiberupa penurunandana investasiyang dibutuhkanbagi setiap satuan
peningkatan produksi. Upaya ini mencakup antara lain: (a) meningkatkan
:
kebijaksanaanderegulasidan debirokratisasiuntuk menghapuskanhambatan
yang menghalangigerak perekonomian;(b) meningkatkanupaya penyempurnaan dan pemantapan kelembagaansecara menyeluruh baik pada aparatur
pemerintah pusat dan daerah, maupun dunia usaha dan masyarakat pada
umumnya; (c) memanfaatkansecara optimal kapasitasyang ada serta memeliharasaranadan prasaranayang telah dibangun.
Dalam rangka deregulasidan debirokratisasi,
usaha besar pada dasarnya
membutuhkan hapusnya kendala yang menjadi penghalangpeningkatandaya
saingnya; serta semacam kepastian rambu-rambudalam usahanya sehingga
mampu bergeraksecara kreatif dan produktif dalam batas ketentuanyang ada.
Sementaraitu, usaha menengah dan kecil lebih membutuhkan aturan yang
memberikankepastianhukum dan perlindunganterhadappersainganyang tidak
seimbang serta permodalan dan pemasaran sehingga dapat mendorong
pertumbuhannya.
Dari segi pengembangan "kemitraan sektoral", peranan yang perlu
ditempuh antara lain adalah (a) meningkatkanpelayanan informasi termasuk
prioritasalokasidana investasipemerintah,(b) memberi perhatiankhusus bagi
pengembanganusaha menengah dan kecil termasuk koperasi yang banyak
menyeraptenaga kerja, untuk memperkukuhstruktur dunia usaha nasional,(c)
mendorong "kemitraan pembiayaan",dalam menanggung beban pembiayaan
pembangunanprasarana,pendidikan,kesehatan,dan pengembanganiptek, dan
(d) identifikasi kegiatan-kegiatanyang tidak dijangkau atau tidak dapat
diserahkanpada dunia usaha,namun dianggappenting untuk dilaksanakandemi
tercapainyasasaranpembangunanlainnya.
Selain itu, dalam hubungan pengembangan "kemitraan pembiayaan"
tersebut, perhatian juga perlu diarahkan kepada upaya untuk memperbesar
akses kredit pengusaha kecil dan menengahsehingga mampu meningkatkan
kemampuan mereka dan sekaligus menjadi mitra yang baik bagi pengusaha
besar, dan pemerintah. Dalam pada itu, usaha besar didorong untuk lebih
memanfaatkanpasar modal dengan dana internasionalsebagai sumber utama
pembiayaan.Usaha kecil dan menengahyang sudah cukup mapan dapat pula
memanfaatkanpasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaanantara lain
melaluibursa paralel,dan atau modal ventura.
I I
Dalam rangka pengembangan"kemitraanregional"perlu dipertimbangkan
(1) perbedaan perkembanganantardaerah,yang masing-masingmempunyai
implikasi yang berbeda pada macam dan intensitas peranan pemerintah, (2)
desentralisasidalam pemberian perizinan penanaman modal, dan efisiensi
dunia usaha, (3) insentif fiskal dan
pelayananbirokrasibagi kegiatan-kegiatan
pembangunan
di kawasan-kawasantertinggal,
moneter yang lebih nyata bagi
khususnya pada Kawasan Timur lndonesia, dan (4) ketersediaan dan
kemudahanmendapatkaninformasiyang lengkapdan akurat mengenaipotensi
bisnis daerah \" regianalresources endowment"l.
Dalam pengembangan"kemitraanteknis" diperlukanpengendalianmutu
terpadu dalam kegiatanpendidikandan pelatihanbaik di dalam maupun di luar
negeritermasuksistem magang dan "internship"serta pengembanganpola-pola
"tink and match", pemanfaatantenaga profesionalyang tersediapada organisasi
masing-masingsebagaibantuan teknis, termasukdalam kegiatanpenelitiandan
pengembanganiptek untuk berbagaiindustridan bisnis.Dapat dipertirnbangkan
yang bersifat semi pemerintah, di mana Pemerintah
pula Lembaga-lembaga
bermitradengan swasta yang dalam hal ini pemerintahmenyediakandana dan
swasta yang melakukan pengelolaansecara profesional dengan mengurangi
birokrasi.Selain perannya dalam mengembangkanmodel-modelyang bersifat
analitis dan membantu dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan
pembangunanekonomi, lembagatersebutjuga membantu mencarijalan keluar
dari dampakpembangunanyang seringmenimbulkankonflik kepentingan'
Dalam rangka pengembangankemitraan antara pemerintah dan dunia
usaha perlu diciptakaniklirn yang mendukungbagi terselenggaranyakemitraan
pemerintahdan dunia usaha melalui pengembanganberbagai sistem insentif,
baik yang positif berupa keringananpajak dan kemudahan prosedur maupun
yang negatif, yang memungkinkandunia usaha maju dan berkembang.Selain
itu, perlu disiapkanaspek hukumnya,sepertidalam pemilihanbentuk kemitraan'
bentuk badan hukum yang tepat, dan sebagainya.Legalitasformalnya perlu
dipilihsesuaidengankepentingannya.
Agar pelaksanaanprogramkemitraandapat lebih efektif dan efisien,maka
perlu lebih diarahkanpada hal-hal yang sangat diperlukanatau permasalahan
yang mendesakdan diprioritaskanuntuk dipecahkanmelaluiprogram kemitraan
antara pemerintahdan dunia usaha, sepertidalam pengembangansumber daya
j
I
J
i
manusia,temasuk program pendidikandan pelatihandengan dana luar negeri,
agroindustri,manufacturing, pembangunaninfrastruktur,dan pengembangan
iptek.
yang berkaitandenganberbagaipola kemitraanpemerintah
Kebijaksanaan
dan dunia usahatersebut di atas perlu lebih transparan,dan dalam perumusannya perlu lebih akomodatifterhadapberbagaipemikiranyang berkembangdalam
masvarakat.
5.
Penutup
Dalam dekade-dekadeyang akan datang pemerintah dan dunia usaha
akan menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan ekonomi dan
pembangunan yang cukup berat dan kompleks,yang hanya mungkin teratasi
apabila dihadapidengan kemitraan yang tepat dalann sistem kelembagaan
ekonomi yang mantap. Sasaranyang ingiq dicapai pada PJP ll dalam bidang
ekonomi adalah terciptanya perekonomianyang mandiri dan andal ciengan
peningkatankemakmuranrakyat yang makin merata,pertumbuhanyang cukup
tinggi dan stabilitas nasionalyang mantap, bercirikanindustri yang kuat dan
maju, pertanianyang tangguh, koperasiyang sehat dan kuat, serta perdagangan
yang maju dengan sistem distribusi yang mantap. Hal tersebut dilaksanakan
berdasarkan sistem ekonomi yang dikembangkan sebagai usaha bersama
berdasaratas asas kekeluargaan,yang didukung kemitraanyang kukuh antara
pemerintahdan dunia usaha,dan antarpelakuduniausahaitu sendiri.
fungsi-fungsi
Perananadministrasipublik meliputi baik penyelenggaraan
umum pemerintahan,sepertl pertahanandan keamanan,pengembangandan
penegakan hukum (law development and enforcement), serta penyelenggaraan
pelayanan publik. Selain itu, sesuai dengan tingkat perkembangan yang
dihadapi, negara pun mempunyai kewajiban dalam penyelenggaraanpembangunan. Hal terakhir dilakukanmelalui berbagaisistem intervensi,baik secara
langsung dengan berbagai program dan penyediaandananya, maupun tidak
langsungdengan mempengaruhimekanismepasar.Di antara sasaranintervensi
pemerintahtersebut termasuk pengembanganiklim yang kondusif dan kompetitif bagi peningkatankegiatan investasi, produksi dan perdagangan;peningkatan kesejahteraan
sosial; pengembanganinfrastrukturfisik dan sosial; pemeliharaankelestarianfungsi sumber alam dan lingkunganhidup; pengembangan
LJ
keterkaitan dan kemitraanusaha; pemberdayaanusaha kecil dan menengah;
peningkatankualitassdm; pengembanganiptek; peningkatanpemerataan,dan
pengentasankemiskinan.
Dimensikelembagaantersebutdi atas adalahpenting,karenakeberhasilan
pembangunanjuga tergantung pada mantapnya sistem
kesinambungan
dan
kelembangaanekonomi yang ada. Hal ini menyangkut paling sedikit dua hal.
Pertama,adanya komitmendan kebijaksanaan
yang jelas dari pemerintahuntuk
mengembangkan lembaga-lembagatersebut. Kedua, adanya perundangundanganuntuk menjagakeseimbanganantaraperananpemerintahdan peranan
dunia usahadalam berbagaikegiatanekonomi.
Dalam hubunganini diharapkanpara sarjanadan ahli administrasidapat
memberi makna dan peran nyata, sebab "administrasi"tidak hanya merupakan
"science" tetapi juga "arl". Administrasibukan saja ilmu untuk peganganberpikir; tetapi juga "art" dalam melakukan tindakan bersama secara bijak dan
efektif.
^^li
^
l4
Download