Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES KERJA AMPLIFIER PADA

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
PROSES KERJA AMPLIFIER PADA HOME THEATER
DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA
CIKARANG BARAT
Anton Ratrianto ( L2F 006 010 )
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
ABSTRAK
Amplifier merupakan suatu bagian vital dari home theater dimana fungsinya yaitu sebagai rangkaian penguat
audio. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung pada tipe IC( Intregated Circuit ) yang digunakan pada amplifier
tersebut. Amplifier sendiri terdiri dari beberapa tipe diantaranya amplifier kelas a, amplifier kelas b, amplifier kelas ab,
amplifier kelas c , dan amplifier kelad d.
Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.
Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear,
efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi
dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya.
Kata Kunci : Amplifier, IC ( Intregated Circuit ) , Home Theater
2. Pengenalan umum Home Theater untuk merk
LG.
3. Pembahasan hanya seputar teori dasar amplifier
dan bagaimana proses kerja amplifier.
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi khususnya audio
saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap
saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi
terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak
mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah.
Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki
departemen yaitu Research & Development (R&D)
yang bertugas menemukan suatu penemuan baru
yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan
perbaikan terhadap produk sehingga menghasilkan
produk yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Amplifier merupakan suatu rangkaian yang
berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre.
Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran
menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.
II
LANDASAN TEORI
Pengertian Amplifier
Amplifier merupakan suatu rangkaian yang
berfungsi sebagai penguat audio pada home theater.
Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran
menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.
Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini,
adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan
penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar
70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas.
Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat
mencapai 100% karena didasarkan pada operasi
switchingnya.
Tujuan
Type-Type Amplifier
Amplifier Kelas A
Sistem penguatan kelas A adalah sistem
dimana ayunan sinyal mengambil hampir semua
garis beban, atau arus penyimpangan pada keluaran
garis beban sejak semula. Yang paling utama dari
sistem penguatan kelas A adalah bahwa garis beban
ac dan garis beban dc selalu terpasang. Tidak ada
kondisi jika salah satu atau lainnya dimatikan. Oleh
karena itu, penguat kelas A adalah satu-satunya
desain yang diakhiri dengan hanya satu jenis garis
beban keluaran. Maka dari itu, penguat kelas A
adalah suatu penguat yang tidak efisien dari semua
desain power amplifier lainnya, rata-rata hanya
Tujuan dari kerja Prakterk yang dilakukan
di PT LG Electronics Indonesia adalah untuk
mempelajari dan menjelaskan bagaimana proses
kerja amplifier mulai dari pengolahan data audio
sampai menjadi gelombang suara.
Batasan Masalah
Adapaun batasan-batasan masalah dalam
Kerja Praktek ini antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada Departement R&D
Media PT. LG ELECTRONICS INDONESIA.
1
sekitar 20%. Oleh karena itu, sifat dari penguat
kelas A adalah besar, berat, dan panas sekali bila di
nyalakan kan beberapa lama. Semua ini berkaitan
pada sistem penguatan secara tetap pada saat daya
penuh. Efek yang paling positif dari semua ini
adalah bahwa desain penguat kelas A adalah sudah
menjadi sifat paling linear, dengan jumlah
penyimpangan paling sedikit.
Tingkat Keluaran Kelas A :
 Penguat arus linear yang sederhana.
 Tidak efisien, efisiensi maximum antara 10 dan
20%.
 Hanya cocok untuk aplikasi daya rendah.
 Memerlukan daya tinggi untuk efisiensi yang
7
baik.
Gambar 2.2 Konfigurasi Penguat Kelas A
Penguat Kelas B
Jika pada power amplifier Kelas A
menghasilkan rangkaian bias yang paling stabil, tapi
sangat memerlukan rating daya yang besar, dan
adanya aliran arus tanpa sinyal yang menyebabkan
pemborosan yang tidak berguna.
Untuk menekan pemborosan itu digunakan
rangkaian penguat balans (push-pull) Kelas B, yaitu
rangkaian dengan dua transistor dimana kedua
transistor dibias pada cut off. Secara blok diagram
diberikan sebagai berikut:
Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut
Emiter
Karakteristik linier diperoleh dengan
mengabaikan perubahan didalam VBE1 dengan iL.
Keluaran malsimal (+) ditentukan oleh kejenuhan
Q1. Didalam arah negatif, batas daerah linier
ditentukan oleh Q1 yang memadamkan atau dari
kejenuhan Q2, tergantung pada nilai-nilai I dan RL.
Rangkaian
½ Sinyal
Vi
Beban
Rangkaian
½ Sinyal
Secara rumus dapat ditulis sebagai berikut
 Daya input supply
PS  DC   VCC  I S
Jika , I S 
2

IL
*IL = arus output maksimum
Gambar 2.1 Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut
Emiter
PS  DC   VCC

2I L


VCC  2VL  P 
RL
Daya output beban
VL2rms  VL2 P 
PL  AC  

RL
2 RL
Rangkaian ini bekerja secara bergantian
dimana saat ½ gelombang positif maka rangkaian
bagian atas yang bekerja dan meneruskan ke beban.
Dan saat ½ gelombang negatif rangkaian bagian
bawah yang bekerja dan meneruskan ke beban.
Karena rangkaian bekerja pada daerah cut off maka
2

tidak ada daya yang terbuang pada keadaan standby.
Tingkat Keluaran Kelas B
Kelas C umumnya digunakan pada sirkuit RF
dimana resonansi harus diberada di output agar
menjaga gelombang sinus tidak terpengaruh
putaran input.
Amplifier Kelas D
Ini merupakan fakta bahwa amplifier yang
menggunakan kelas A atau kelas AB tidak efisien
karena menghasilkan daya yang kecil dengan
disipasi besar. Sekarang sudah dikenal subwoofers
dengan frekuensi rendah elektrik yang bertujuan
meningkatkan subwoofes sehingga membutuhkan
daya yang tinggi. Dengan penguat kelas D disipasi
daya dapat ditekan dan penguatan daya yang
dihasilkan bisa optimal, kelas D mempunyai tingkat
efisiensi normal lebih dari 90% dan kurang dari
10% yang diubah menjadi panas.
Penguatan kelas D menggunakan gelombang
Pulse Wide Modulation (PWM) biasa disebut Pulse
Duration Modulasi. Dengan sinyal input (Vin) di
modulasikan dengan sinyal lain yaitu Vm yang
berupa sinyal sawtooth. Dengan prinsip sederhana
seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.4 Skematik Output Kelas B
 Q1 dan Q2 membentuk dua pengikut emiter
yang tidak memihak. Q1 hanya dapat
menghantarkan saat diberi masukan positif. Q2
hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan
negatif.
 Sudut konduksi adalah 180°.
 Saat masukan nol, tak ada penghantar.
(I . e) Pemborosan daya saat diam adalah nol.
Penguat Kelas AB
Untuk menghindari distorsi crossover, maka
basis emitter kedua transistor diberi bias maju
sedikit (0.2 atau 0.7) sehingga jika sinyal ac
diberikan pada basis maka arus kolektor mulai
mengalir dengan cepat. Kondisi ini dinyatakan
sebagai kelas AB. Ini diperoleh dengan
menambahkan tahanan pembias dimana R1 dan R2
dipilih agar Q1 dan Q2 titik kerjanya dekat dengan
cut off.
Gambar 2.6 Proses PWM
Sinyal merah adalah Vin dan sinyal biru
adalah sinyal modulasi Vm. Sedangkan gelombang
yang dihasilkan berupa gelombang PWM (Vd)
(sinyal hitam). Vd = "1" if Vin > Vm.
Saat ini sudah menggunakan sinyal digital
yang hanya dapat membaca " 0" atau " 1". Sinyal
digital mempunyai frekuensi dasar yang sama
dengan frekuensi modulasinya (sinyal frekuensi
modulasi Vm) tetapi juga terdapat sinyal masukan
dan rangkaian komponen frekuensi di sekitar
frekuensi modulasinya. Sehingga frekuensi
modulasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
sinyal input Vin.
Gambar 2.5 Sirkuit Kelas AB
Amplifier Kelas C

Amplifier kelas C beroperasi kurang dari
setengah putaran input. Efisiensinya sekitar
75% karena bagian yang aktif dibelokkan
melalui switching.
3
DAC. Yaitu dengan menggunakan tekhnik
pemrosesan sinyal untuk kontrol digitalitas daya
efisiensi tinggi. Berkaitan dengan audio digital,
menimbulkan hilangnya sinyal analog dan
meningkatkan efisiensi amplifier pada salah satu
dari tiga faktor yang dibandingkan pada desain
analog.
Suatu
perkembangan
teknologi
memungkinkan dapat menciptakan produk audio
digital yang menyediakan reproduksi suara digital
dari sumber ke speaker.
Perbadingan DDX Dengan Desain Analog
Gambar 2.10 membandingkan arsitektur
amplifier DDX dengan arsitektur analog .
Perbedaan pokoknya adalah bahwa desain analog
membutuhkan DAC terlebih dahulu pada taraf
amplifier. Pada amplifier analog kelas A/B, taraf
amplifiernya memiliki sedikit efisiensi sesuai daya
yang dikonsumsi amplifier pada komponen aktif.
Amplifier kelas D dikembangkan untuk
menigkatkan efisiensi amplifier dengan koneksi
diskritalitas muatan pada power supply. jika
efisiensi yang lebih tinggi dicapai, maka solusinya
adalah memanfaatkan analog interface dan analog
power stage control.
Gambar 2.7 Sinyal Discrete
Gambar 2.8 Frekuensi Modulasi Single Push Pull
Output Stage
Gambar 2.9 Tingkat Balanced Output Kelas D
Desain amplifier dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Amplifier tradisional, memiliki karakter
sederhana seperti : analog, efisiensi rendah,
desain kelas A/ B.
2. Desain efisiensi tinggi: Desain analog kelas D,
kelas G/ H: Mengubah Power Supply pada kelas
A/ B.
3. Tekhnologi modern. Teknologi ini dibuat untuk
memenuhi kebutuhan yang memerlukan
efisiensi yang tinggi dan digital.
Gambar 2.10 Perbandingan DDX Amplifier Dengan
Analog Amplifier
Manfaat DDX serba-digital yang terdiri dari
DDX Controller dan control Power digital.
Kaitannya dengan ini yaitu menghilangkan DAC
dan sinyal analog, juga meningkatkan efisiensi
dengan memenuhi satu faktor dari tiga persamaan
pada desain kelas A/B. DDX Controller merubah
data audio digital menjadi puncak damped ternary
pulse width modulated (PWM) timing signals.
Sinyal ini digunakan untuk mengontrol tombol
transistor daya efisiensi tinggi konfigurasi penuh.
Pass filter pasif rendah digunakan untuk merubah
komponen frekuensi tinggi pada PWM output awal
pada muatan. DDX mengurangi sistem karena
DDX
Direct Digital Amplification (DDX) sudah
dipatenkan, serba-digital, arsitektur amplifier
memiliki tingkat efisiensi tinggi, ini dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya angka
penggunaan audio, dari mulai PC multimedia, home
audio sampai MP3 player. Sistem hiburan saat ini,
sudah dituntut untuk serba digital, sistem analog
hanya digunakan untuk memproses sinyal analog
(DAC). Teknologi DDX sudah menghilangkan
4
menghilangkan kebutuhan untuk DAC yang
dibutuhkan pada desain analog.
DDX
menghilangkan sinyal analog seperti tak ada sinyal
analog tingkat rendah hanya digital dan daya sinyal
digunakan. Kesederhanaan desain circuit board dan
perkembangan audio performance pada lingkungan
khusus high noise ditemukan pada produk digital
audio.
Digital Filter
Seperti halnya CD, sebuah digital amplifier
memerlukan sebuah digital filter untuk melindungi
over sampling. Jika sampling frequency meningkat
menggunakan penyisipan, maka frekuensi digital
noise meningkat juga pada saat yang bersamaan.
Desain pembuatan LPF adalah mudah dan juga
meningkatkan S/N Ratio. Di dalam amlifier digital,
frekuensi data PCM ditingkatkan untuk memenuhi
PWM yang switching frequency (sekitar 400 kHz).
Blog Diagram Amplifier
PCM to PWM converter (DDC)
Ini adalah inti dari digital amplifier dengan
digital IC yang mengkonversi suatu sinyal data
PCM menjadi sinyal PWM. Proses ini biasanya
disebut DDC ( Digital to Digital Converter). DDC
sebagian besar terdiri dari :
1. Multi bit Delta Sigma Modulator.
2. Pulse Width Modulator.
Multi bit Delta Sigma Modulator
Karena kuantitas data cukup besar, maka
konversi dari sinyal PCM 16~ 24 bit dimasukkan ke
PWM untuk menaikkan harga pulsa dengan cepat.
Disini memerlukan suatu langkah pre-proses untuk
mengkompresi data, dan mengatur kualitas suara
dari sinyal masukan secara serentak.
Jika menurunkan nilai bit didalam PCM,
noise akan naik, dan kualitas suara menurun. Dalam
mengatur kualitas suara dari harga asli bit PCM,
memerlukan teknik noise shaping dan menekan
kapasitas noise diluar range frekuensi yang dapat
didengar .
Sebuah Multi bit Delta Sigma Modulator,
biasanya dinamakan Multi bit Noise Shaper.
Pengambilan 24 bits sinyal PCM masukan yaitu
8~16 kali, dan mengkompresi suatu 8 bit sinyal
PCM tanpa suatu penurunan yang tajam di dalam
kualitas suara.
Gambar 2.11 Blok Diagram Amplifier Digital
Sebuah amplifier digital terdiri dari :
1. Input Selection
2. Sound Control DSP
3. Digital Filter
4. DDC (Digital to Digital Converter)
5. Gate Driver.
6. MOSFET Bridge.
7. LPF (Low Pass Filter)
Input Selection
Masukan terdiri dari :
 Multiplexer : untuk memilih input yang
masuk
 Sampling Rate Converter : untuk mengubah
frekuensi sinyal sampling
Sound Control DSP
Sound Control terdiri dari :
 Tone Control (Bass and Treble)
 Graphic Equalizer
 Volume
 SFC (Sound Field Control) program
Ada dua metode mengendalikan volume:
1) Pengatur volume secara Digital, yang
melibatkan sinyal digital dengan
memproses gelombang PCM nya.
2) Mengubah - ubah power supply pada
state output dengan perubahan voltage
output.
Gambar 2.12 Block Diagram Dari Multi bit Delta Sigma
Modulator
5
Pada gambar, sebuah bentuk yang sederhana
dari koefisien noise shaping filter yang bisa
digunakan dalam H(Z), bisa ditulis sebagai berikut
:
 First Filter : Z-1
 Second Filter : 2*Z-1 – Z-2
Persamaan H(Z) pada umumnya yaitu :
H(Z) = 1 – (1 - Z-1)n , n  1
mengkodekan sebuah PCM ke 1 bit (2 level) yaitu
dengan :
 Pengulangan pulsa frekuensi rendah (PRF).
 Mengontrol dari sebuah clock digital.
 Mengubah kode dari sebuah low-pass
filter.
 Ketelitian tinggi (low THD, low noise).
PCM ke PWM
Pulse = Fixed Amp. * Variable Duration
Linear Axiom - PCM
Linear operation = f(a1) + f(a2) = f(a1+a2)
Time UPWM
Definisi pulsa dari sebuah bit clock Fb, Fb = N x Fs.
Noise-Shaping
 Hubungan ke UPWM : perhitungan
keluaran.
 Pengiriman ulang spektral dari Q-noise.
 Menekan Q-nois didalam gelombang audio.
Noise-Shaper
 Feed back filter F(z) adalah beban yang
melalui Q-noise.
 E.g. F(z) = 2z-1-z-2
Gambar 2.15 Time UPWM
PWM Error Modeling
Model Hammerstein
Gambar 2.16 PWM Error Model Hammerstein
Gambar 2.13 Noise shaper spectrum
PWM Error :
 Harmonik + IM Distortion (Menaikkan
sinyal frekuensi).
 Intermodulation noise dengan noise
shaper
Koreksi eror dari sinyal digital processing ke dalam
daerah PCM sebelumnya menuju PWM :
 Harmonic + IM Distortion
 Inter-Modulation (IM) Noise
 Quasi-Symmetry (QS) Noise
Gambar 2.14 Total Noise Amplification
Pulse Width Modulator
PWM menghasilkan sebuah bit sinyal PWM
dari sebuah kompresan 8 bit sinyal PCM. Kegunaan
dari merubah PCM ke PWM adalah untuk
6
contohnya speaker, maka memerlukan output stage
(tingkat keluaran) agar menghasilkan keluaran
tegangan dan arus. Sinyal penguat PWM adalah
gelombang persegi yang mempunyai frekuensi
tinggi, dan sebuah MOSFET dengan kecepatan
switching yang tinggi adalah hal yang umum
digunakan sebagai keluaran komponen. Didalam
switching, circuit merupakan kopel analog
“push/pull” yang dinamakan half bridge. Didalam
analog sebuah circuit dinamakan “bridge coupling”
dan dalam switching dinamakan Full bridge.
Sebuah Full bridge circuit seperti huruf “H”, maka
dinamakan H bridge circuit.
Karena sebuah switching FET terus
mengulang pada keadaan “OFF”, dan jenuh pada
keadaan “ON”, sehingga daya yang dikonsumsi
oleh FET menjadi kecil. Oleh karena itu panas yang
dihasilkan sangat kecil.
Sinyal PCM
Spektrum Signal PCM
Gambar 2.17 Spektrum Signal PCM
Rekontruksi Filter
Gambar 2.18 Rekontruksi Filter
Low Pass Filter
Untuk mengubah output sinyal PWM dan
memperoleh sinyal analog yang berupa frekuensi
audio. LPF akan menghalangi frekwensi tinggi dan
melewatkan frekwensi rendah. Rangkain LPF
terdiri dari Induktor dan kapasitor.
Sinyal yang masuk ke Sound Control berupa
sinyal data PCM, Sound Control dapat melakukan
merubahan sinyal data, yang sifatnya dapat
dikendalikan dari luar misalnya equalizer atau
volume dan keluarannya berupa sinyal PCM. Sinyal
PCM hanya berbentuk kode-kode digital maka
harus di konverter menjadi PWM, setelah itu
barulah sinyal PWM tersebut di kuatkan
amplitudonya maksimal sebesar power supply yang
diberikan dan tanpa mengubah frekuensi sinyalnya.
Sinyal yang keluar dari amplifier masih berupa
sinyal PWM dan akan di ubah menjadi sinyal analog
(agar bisa dikeluarkan speaker) di LPF (Low Pass
Filter), LPF juga akan melewatkan frekuensi tinggi
dan menahan frekuensi rendah.
Sinyal PWM
Spektrum Sinyal PWM
Gambar 2.19 Spektrum Sinyal PWM
Rekontruksi Filter
Gambar 2.20 Rekontruksi Filter
Gate Driver
Keluaran tegangan dari DDC chip adalah 35V. Untuk operasi suatu pintu dari switching FET
digunakan tegangan kurang dari 12V. Kapasitas
tegangan untuk dapat menjalankan sebuah DDC
sama dengan kapasitas sebuah TTL, dengan
keluaran arus yang rendah dan impedansi keluaran
yang tinggi. Oleh karena itu memerlukan sebuah
gate driver yang mempunyai kemampuan, dan suatu
lokasi yang diantaranya DDC chip dan FET.
Digital Audio Processor ( IC PULSUS PS9850)
Pulsus PS9850 adalah sebuah chip yang
memiliki integrated yang sangat tinggi untuk
system multi channel audio video seperti pada 5.1
channel, 6.1 channel, atau 7.1 channel. Pulsus
PS9850 adalah modulator PWM kinerja tinggi dan
resolusi tinggi digital audio prosesor. Perangkat ini
menggunakan modulasi AD beroperasi di 384kHz
Tingkat switching, mendukung fungsi gangguan
AM penolakan, dan memiliki urutan PWM untuk
Pop-kurang. Pulsus PS9850 memiliki tingkat
asynchronous converter sampel untuk berbagai
tingkat input sampel dengan jitter tertanam koreksi
FET Bridge
Karena DDC chip dan gate driver tidak bisa
memberikan arus tinggi ke impedansi rendah seperti
7
fungsi. Untuk kinerja yang tinggi dan resolusi
tinggi, audio prosesor 30bit mengoperasikan jalur
data
dan
192kHz sample rate prosesor ini terdiri dari
equalizers,
kontrol
volume,
sebuah
bass manajemen dan keuntungan otomatis
membatasi
fungsi.
Equalizers
sepenuhnya
diprogram yang memiliki 69 biquad band filter
dengan baik mode statis atau grafik dan bermanfaat
preset equalizer grafis. Pulsus PS9850 dioperasikan
dengan daya tunggal, seperti yang telah regulator
untuk inti. Perangkat ini memiliki built-in PLL
tanpa eksternal loop filter. Oleh karena itu
komponen eksternal diminimalkan
IV PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Amplifier merupakan salah satu item yang
sangat penting dalam sebuah home theater
yang mana berfungsi untuk menguatkan
sinyal audio menjadi lebih besar.
2. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung
dari tipe IC yang digunakan.
Saran
Adapun saran yang ingin penulis
sampaikan setelah melakukan kerja praktek di
PT LG Electronics Indonesia antara lain sebagai
III.
Stereo
Digital Amplifier Power
Stage (HT1200-4)
HT1200-4 adalah sebuah power amplifier
generasi ketiga, yang memiliki performance tinggi,
dan perbaikan sistem proteksi pada integrated stereo
digital amplifier power stage. HT1200-4 dapat
mengangkat beban 4  sampai dengan 125 W per
channel dengan integrated noise rendah pada
output, performance THD+N rendah, dan disipasi
daya rendah.
HT1200-4 memiliki biaya rendah, high
fidelity audio system dapat dibuat menggunakan
sebuah TI chipset, yang terdiri dari sebuah
modulator (seperti TAS5508) dan sebuah HT12004. Sistem ini hanya memerlukan sebuah LC
demodulation filter sederhana untuk menghasilkan
kualitas yang tinggi, penguatan audio dengan
tingkat efisiensi tinggi sebagai pemenuhan standar
EMI. HT1200-4 memerlukan 2 supply daya, 12V
untuk GVDD dan VDD, dan 35V untuk PVDD.
HT1200-4 tidak memerlukan power up untuk
internal power on reset. Efisiensi dari digital
amplifier ini sangat bagus yaitu 90% pada beban 6
, yang mana memungkinkan untuk menggunakan
power supply dan heatsink yang lebih kecil.
HT1200-4 mempunyai inovatif system
proteksi yang terintegrasi dalam chip, yang
melindungi device dari kondisi yang tidak
diinginkan yang dapat merusak sistem. Pelindung
ini adalah proteksi short circuit, proteksi arus lebih,
proteksi tegangan kurang dan proteksi over suhu.
HT1200-4 mempunyai sirkuit pembatas arus untuk
mengurangi kemungkinan shutdown selama transisi
level high music. programable detector arus
berlebih yang baru memungkinkan menggunakan
induktor yang lebih murah pada filter demodulasi
keluaran..
berikut :
1. Dalam mempelajari suatu rangkaian
amplifier, terlebih dahulu harus mengetahui
teori dasar elektronika, karena itu
merupakan langkah awal yang harus
dipelajari sebelum memasuki tingkat yang
lebih tinggi.
2. Amplifier merupakan suatu rangkaian
penguat yang memerlukan tegangan yang
cukup tinggi. Jadi dalam merakit amplifier
kita harus mengerti prinsip kerja atau proses
kerja amplifier agar tidak terjadi kesalahan
yang fatal dalam pengerjaannya.
3. Perakitan amplifier merupakan suatu hal
yang sangat mengasikkan tetapi juga sangat
merumitkan, jadi membutuhkan tingkat
ketelitian, keseriusan dan kehati-hatian
dalam pengerjaannya agar mendapatkan
hasil penguatan sesuai yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Albert Paul Malvino,
Alih Bahasa: Prof. M. Barmawi, Ph.D.
M. O. Tjia, Ph.D.
Prinsip-Prinsip Elektronika, 1992 ,
Erlangga , Jakarta.
[2] Wasito S, Vademekum Elektronika, 2001, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[3] Dennis Roddy, John Coolen.
Alih bahasa: Ir. Kamal Idris.
Komunikasi Elektronika, 1984, Erlangga,
Jakarta.
[4] R&D DAV PT.LG Electronics Indonesia, Basic
System Handbook, 2004, Cikarang Barat.
8
BIODATA
Anton Ratrianto, lahir di
Jakarta tanggal 28 februari
1988, menempuh pendidikan
dasar di SD Negeri 02 Duren
Sawit, melanjutkan ke SLTP
Negeri 27 Duren Sawit dan
SMA Negeri 12 Jakarta Timur
lulus pada tahun 2006 dan
sekarang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro
Universitas
Diponegoro
Angkatan
2006,
Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.
Semarang,
Mei 2013
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Kerja Praktek
Ir. Ngatelan, MT
NIP.195207271982031003
9
Download