Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES KERJA AMPLIFIER PADA HOME THEATER DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA CIKARANG BARAT Anton Ratrianto ( L2F 006 010 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang ABSTRAK Amplifier merupakan suatu bagian vital dari home theater dimana fungsinya yaitu sebagai rangkaian penguat audio. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung pada tipe IC( Intregated Circuit ) yang digunakan pada amplifier tersebut. Amplifier sendiri terdiri dari beberapa tipe diantaranya amplifier kelas a, amplifier kelas b, amplifier kelas ab, amplifier kelas c , dan amplifier kelad d. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya. Kata Kunci : Amplifier, IC ( Intregated Circuit ) , Home Theater 2. Pengenalan umum Home Theater untuk merk LG. 3. Pembahasan hanya seputar teori dasar amplifier dan bagaimana proses kerja amplifier. I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya audio saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah. Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki departemen yaitu Research & Development (R&D) yang bertugas menemukan suatu penemuan baru yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan perbaikan terhadap produk sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. II LANDASAN TEORI Pengertian Amplifier Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theater. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya. Tujuan Type-Type Amplifier Amplifier Kelas A Sistem penguatan kelas A adalah sistem dimana ayunan sinyal mengambil hampir semua garis beban, atau arus penyimpangan pada keluaran garis beban sejak semula. Yang paling utama dari sistem penguatan kelas A adalah bahwa garis beban ac dan garis beban dc selalu terpasang. Tidak ada kondisi jika salah satu atau lainnya dimatikan. Oleh karena itu, penguat kelas A adalah satu-satunya desain yang diakhiri dengan hanya satu jenis garis beban keluaran. Maka dari itu, penguat kelas A adalah suatu penguat yang tidak efisien dari semua desain power amplifier lainnya, rata-rata hanya Tujuan dari kerja Prakterk yang dilakukan di PT LG Electronics Indonesia adalah untuk mempelajari dan menjelaskan bagaimana proses kerja amplifier mulai dari pengolahan data audio sampai menjadi gelombang suara. Batasan Masalah Adapaun batasan-batasan masalah dalam Kerja Praktek ini antara lain sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada Departement R&D Media PT. LG ELECTRONICS INDONESIA. 1 sekitar 20%. Oleh karena itu, sifat dari penguat kelas A adalah besar, berat, dan panas sekali bila di nyalakan kan beberapa lama. Semua ini berkaitan pada sistem penguatan secara tetap pada saat daya penuh. Efek yang paling positif dari semua ini adalah bahwa desain penguat kelas A adalah sudah menjadi sifat paling linear, dengan jumlah penyimpangan paling sedikit. Tingkat Keluaran Kelas A : Penguat arus linear yang sederhana. Tidak efisien, efisiensi maximum antara 10 dan 20%. Hanya cocok untuk aplikasi daya rendah. Memerlukan daya tinggi untuk efisiensi yang 7 baik. Gambar 2.2 Konfigurasi Penguat Kelas A Penguat Kelas B Jika pada power amplifier Kelas A menghasilkan rangkaian bias yang paling stabil, tapi sangat memerlukan rating daya yang besar, dan adanya aliran arus tanpa sinyal yang menyebabkan pemborosan yang tidak berguna. Untuk menekan pemborosan itu digunakan rangkaian penguat balans (push-pull) Kelas B, yaitu rangkaian dengan dua transistor dimana kedua transistor dibias pada cut off. Secara blok diagram diberikan sebagai berikut: Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut Emiter Karakteristik linier diperoleh dengan mengabaikan perubahan didalam VBE1 dengan iL. Keluaran malsimal (+) ditentukan oleh kejenuhan Q1. Didalam arah negatif, batas daerah linier ditentukan oleh Q1 yang memadamkan atau dari kejenuhan Q2, tergantung pada nilai-nilai I dan RL. Rangkaian ½ Sinyal Vi Beban Rangkaian ½ Sinyal Secara rumus dapat ditulis sebagai berikut Daya input supply PS DC VCC I S Jika , I S 2 IL *IL = arus output maksimum Gambar 2.1 Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut Emiter PS DC VCC 2I L VCC 2VL P RL Daya output beban VL2rms VL2 P PL AC RL 2 RL Rangkaian ini bekerja secara bergantian dimana saat ½ gelombang positif maka rangkaian bagian atas yang bekerja dan meneruskan ke beban. Dan saat ½ gelombang negatif rangkaian bagian bawah yang bekerja dan meneruskan ke beban. Karena rangkaian bekerja pada daerah cut off maka 2 tidak ada daya yang terbuang pada keadaan standby. Tingkat Keluaran Kelas B Kelas C umumnya digunakan pada sirkuit RF dimana resonansi harus diberada di output agar menjaga gelombang sinus tidak terpengaruh putaran input. Amplifier Kelas D Ini merupakan fakta bahwa amplifier yang menggunakan kelas A atau kelas AB tidak efisien karena menghasilkan daya yang kecil dengan disipasi besar. Sekarang sudah dikenal subwoofers dengan frekuensi rendah elektrik yang bertujuan meningkatkan subwoofes sehingga membutuhkan daya yang tinggi. Dengan penguat kelas D disipasi daya dapat ditekan dan penguatan daya yang dihasilkan bisa optimal, kelas D mempunyai tingkat efisiensi normal lebih dari 90% dan kurang dari 10% yang diubah menjadi panas. Penguatan kelas D menggunakan gelombang Pulse Wide Modulation (PWM) biasa disebut Pulse Duration Modulasi. Dengan sinyal input (Vin) di modulasikan dengan sinyal lain yaitu Vm yang berupa sinyal sawtooth. Dengan prinsip sederhana seperti gambar dibawah ini: Gambar 2.4 Skematik Output Kelas B Q1 dan Q2 membentuk dua pengikut emiter yang tidak memihak. Q1 hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan positif. Q2 hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan negatif. Sudut konduksi adalah 180°. Saat masukan nol, tak ada penghantar. (I . e) Pemborosan daya saat diam adalah nol. Penguat Kelas AB Untuk menghindari distorsi crossover, maka basis emitter kedua transistor diberi bias maju sedikit (0.2 atau 0.7) sehingga jika sinyal ac diberikan pada basis maka arus kolektor mulai mengalir dengan cepat. Kondisi ini dinyatakan sebagai kelas AB. Ini diperoleh dengan menambahkan tahanan pembias dimana R1 dan R2 dipilih agar Q1 dan Q2 titik kerjanya dekat dengan cut off. Gambar 2.6 Proses PWM Sinyal merah adalah Vin dan sinyal biru adalah sinyal modulasi Vm. Sedangkan gelombang yang dihasilkan berupa gelombang PWM (Vd) (sinyal hitam). Vd = "1" if Vin > Vm. Saat ini sudah menggunakan sinyal digital yang hanya dapat membaca " 0" atau " 1". Sinyal digital mempunyai frekuensi dasar yang sama dengan frekuensi modulasinya (sinyal frekuensi modulasi Vm) tetapi juga terdapat sinyal masukan dan rangkaian komponen frekuensi di sekitar frekuensi modulasinya. Sehingga frekuensi modulasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal input Vin. Gambar 2.5 Sirkuit Kelas AB Amplifier Kelas C Amplifier kelas C beroperasi kurang dari setengah putaran input. Efisiensinya sekitar 75% karena bagian yang aktif dibelokkan melalui switching. 3 DAC. Yaitu dengan menggunakan tekhnik pemrosesan sinyal untuk kontrol digitalitas daya efisiensi tinggi. Berkaitan dengan audio digital, menimbulkan hilangnya sinyal analog dan meningkatkan efisiensi amplifier pada salah satu dari tiga faktor yang dibandingkan pada desain analog. Suatu perkembangan teknologi memungkinkan dapat menciptakan produk audio digital yang menyediakan reproduksi suara digital dari sumber ke speaker. Perbadingan DDX Dengan Desain Analog Gambar 2.10 membandingkan arsitektur amplifier DDX dengan arsitektur analog . Perbedaan pokoknya adalah bahwa desain analog membutuhkan DAC terlebih dahulu pada taraf amplifier. Pada amplifier analog kelas A/B, taraf amplifiernya memiliki sedikit efisiensi sesuai daya yang dikonsumsi amplifier pada komponen aktif. Amplifier kelas D dikembangkan untuk menigkatkan efisiensi amplifier dengan koneksi diskritalitas muatan pada power supply. jika efisiensi yang lebih tinggi dicapai, maka solusinya adalah memanfaatkan analog interface dan analog power stage control. Gambar 2.7 Sinyal Discrete Gambar 2.8 Frekuensi Modulasi Single Push Pull Output Stage Gambar 2.9 Tingkat Balanced Output Kelas D Desain amplifier dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Amplifier tradisional, memiliki karakter sederhana seperti : analog, efisiensi rendah, desain kelas A/ B. 2. Desain efisiensi tinggi: Desain analog kelas D, kelas G/ H: Mengubah Power Supply pada kelas A/ B. 3. Tekhnologi modern. Teknologi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan yang memerlukan efisiensi yang tinggi dan digital. Gambar 2.10 Perbandingan DDX Amplifier Dengan Analog Amplifier Manfaat DDX serba-digital yang terdiri dari DDX Controller dan control Power digital. Kaitannya dengan ini yaitu menghilangkan DAC dan sinyal analog, juga meningkatkan efisiensi dengan memenuhi satu faktor dari tiga persamaan pada desain kelas A/B. DDX Controller merubah data audio digital menjadi puncak damped ternary pulse width modulated (PWM) timing signals. Sinyal ini digunakan untuk mengontrol tombol transistor daya efisiensi tinggi konfigurasi penuh. Pass filter pasif rendah digunakan untuk merubah komponen frekuensi tinggi pada PWM output awal pada muatan. DDX mengurangi sistem karena DDX Direct Digital Amplification (DDX) sudah dipatenkan, serba-digital, arsitektur amplifier memiliki tingkat efisiensi tinggi, ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya angka penggunaan audio, dari mulai PC multimedia, home audio sampai MP3 player. Sistem hiburan saat ini, sudah dituntut untuk serba digital, sistem analog hanya digunakan untuk memproses sinyal analog (DAC). Teknologi DDX sudah menghilangkan 4 menghilangkan kebutuhan untuk DAC yang dibutuhkan pada desain analog. DDX menghilangkan sinyal analog seperti tak ada sinyal analog tingkat rendah hanya digital dan daya sinyal digunakan. Kesederhanaan desain circuit board dan perkembangan audio performance pada lingkungan khusus high noise ditemukan pada produk digital audio. Digital Filter Seperti halnya CD, sebuah digital amplifier memerlukan sebuah digital filter untuk melindungi over sampling. Jika sampling frequency meningkat menggunakan penyisipan, maka frekuensi digital noise meningkat juga pada saat yang bersamaan. Desain pembuatan LPF adalah mudah dan juga meningkatkan S/N Ratio. Di dalam amlifier digital, frekuensi data PCM ditingkatkan untuk memenuhi PWM yang switching frequency (sekitar 400 kHz). Blog Diagram Amplifier PCM to PWM converter (DDC) Ini adalah inti dari digital amplifier dengan digital IC yang mengkonversi suatu sinyal data PCM menjadi sinyal PWM. Proses ini biasanya disebut DDC ( Digital to Digital Converter). DDC sebagian besar terdiri dari : 1. Multi bit Delta Sigma Modulator. 2. Pulse Width Modulator. Multi bit Delta Sigma Modulator Karena kuantitas data cukup besar, maka konversi dari sinyal PCM 16~ 24 bit dimasukkan ke PWM untuk menaikkan harga pulsa dengan cepat. Disini memerlukan suatu langkah pre-proses untuk mengkompresi data, dan mengatur kualitas suara dari sinyal masukan secara serentak. Jika menurunkan nilai bit didalam PCM, noise akan naik, dan kualitas suara menurun. Dalam mengatur kualitas suara dari harga asli bit PCM, memerlukan teknik noise shaping dan menekan kapasitas noise diluar range frekuensi yang dapat didengar . Sebuah Multi bit Delta Sigma Modulator, biasanya dinamakan Multi bit Noise Shaper. Pengambilan 24 bits sinyal PCM masukan yaitu 8~16 kali, dan mengkompresi suatu 8 bit sinyal PCM tanpa suatu penurunan yang tajam di dalam kualitas suara. Gambar 2.11 Blok Diagram Amplifier Digital Sebuah amplifier digital terdiri dari : 1. Input Selection 2. Sound Control DSP 3. Digital Filter 4. DDC (Digital to Digital Converter) 5. Gate Driver. 6. MOSFET Bridge. 7. LPF (Low Pass Filter) Input Selection Masukan terdiri dari : Multiplexer : untuk memilih input yang masuk Sampling Rate Converter : untuk mengubah frekuensi sinyal sampling Sound Control DSP Sound Control terdiri dari : Tone Control (Bass and Treble) Graphic Equalizer Volume SFC (Sound Field Control) program Ada dua metode mengendalikan volume: 1) Pengatur volume secara Digital, yang melibatkan sinyal digital dengan memproses gelombang PCM nya. 2) Mengubah - ubah power supply pada state output dengan perubahan voltage output. Gambar 2.12 Block Diagram Dari Multi bit Delta Sigma Modulator 5 Pada gambar, sebuah bentuk yang sederhana dari koefisien noise shaping filter yang bisa digunakan dalam H(Z), bisa ditulis sebagai berikut : First Filter : Z-1 Second Filter : 2*Z-1 – Z-2 Persamaan H(Z) pada umumnya yaitu : H(Z) = 1 – (1 - Z-1)n , n 1 mengkodekan sebuah PCM ke 1 bit (2 level) yaitu dengan : Pengulangan pulsa frekuensi rendah (PRF). Mengontrol dari sebuah clock digital. Mengubah kode dari sebuah low-pass filter. Ketelitian tinggi (low THD, low noise). PCM ke PWM Pulse = Fixed Amp. * Variable Duration Linear Axiom - PCM Linear operation = f(a1) + f(a2) = f(a1+a2) Time UPWM Definisi pulsa dari sebuah bit clock Fb, Fb = N x Fs. Noise-Shaping Hubungan ke UPWM : perhitungan keluaran. Pengiriman ulang spektral dari Q-noise. Menekan Q-nois didalam gelombang audio. Noise-Shaper Feed back filter F(z) adalah beban yang melalui Q-noise. E.g. F(z) = 2z-1-z-2 Gambar 2.15 Time UPWM PWM Error Modeling Model Hammerstein Gambar 2.16 PWM Error Model Hammerstein Gambar 2.13 Noise shaper spectrum PWM Error : Harmonik + IM Distortion (Menaikkan sinyal frekuensi). Intermodulation noise dengan noise shaper Koreksi eror dari sinyal digital processing ke dalam daerah PCM sebelumnya menuju PWM : Harmonic + IM Distortion Inter-Modulation (IM) Noise Quasi-Symmetry (QS) Noise Gambar 2.14 Total Noise Amplification Pulse Width Modulator PWM menghasilkan sebuah bit sinyal PWM dari sebuah kompresan 8 bit sinyal PCM. Kegunaan dari merubah PCM ke PWM adalah untuk 6 contohnya speaker, maka memerlukan output stage (tingkat keluaran) agar menghasilkan keluaran tegangan dan arus. Sinyal penguat PWM adalah gelombang persegi yang mempunyai frekuensi tinggi, dan sebuah MOSFET dengan kecepatan switching yang tinggi adalah hal yang umum digunakan sebagai keluaran komponen. Didalam switching, circuit merupakan kopel analog “push/pull” yang dinamakan half bridge. Didalam analog sebuah circuit dinamakan “bridge coupling” dan dalam switching dinamakan Full bridge. Sebuah Full bridge circuit seperti huruf “H”, maka dinamakan H bridge circuit. Karena sebuah switching FET terus mengulang pada keadaan “OFF”, dan jenuh pada keadaan “ON”, sehingga daya yang dikonsumsi oleh FET menjadi kecil. Oleh karena itu panas yang dihasilkan sangat kecil. Sinyal PCM Spektrum Signal PCM Gambar 2.17 Spektrum Signal PCM Rekontruksi Filter Gambar 2.18 Rekontruksi Filter Low Pass Filter Untuk mengubah output sinyal PWM dan memperoleh sinyal analog yang berupa frekuensi audio. LPF akan menghalangi frekwensi tinggi dan melewatkan frekwensi rendah. Rangkain LPF terdiri dari Induktor dan kapasitor. Sinyal yang masuk ke Sound Control berupa sinyal data PCM, Sound Control dapat melakukan merubahan sinyal data, yang sifatnya dapat dikendalikan dari luar misalnya equalizer atau volume dan keluarannya berupa sinyal PCM. Sinyal PCM hanya berbentuk kode-kode digital maka harus di konverter menjadi PWM, setelah itu barulah sinyal PWM tersebut di kuatkan amplitudonya maksimal sebesar power supply yang diberikan dan tanpa mengubah frekuensi sinyalnya. Sinyal yang keluar dari amplifier masih berupa sinyal PWM dan akan di ubah menjadi sinyal analog (agar bisa dikeluarkan speaker) di LPF (Low Pass Filter), LPF juga akan melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah. Sinyal PWM Spektrum Sinyal PWM Gambar 2.19 Spektrum Sinyal PWM Rekontruksi Filter Gambar 2.20 Rekontruksi Filter Gate Driver Keluaran tegangan dari DDC chip adalah 35V. Untuk operasi suatu pintu dari switching FET digunakan tegangan kurang dari 12V. Kapasitas tegangan untuk dapat menjalankan sebuah DDC sama dengan kapasitas sebuah TTL, dengan keluaran arus yang rendah dan impedansi keluaran yang tinggi. Oleh karena itu memerlukan sebuah gate driver yang mempunyai kemampuan, dan suatu lokasi yang diantaranya DDC chip dan FET. Digital Audio Processor ( IC PULSUS PS9850) Pulsus PS9850 adalah sebuah chip yang memiliki integrated yang sangat tinggi untuk system multi channel audio video seperti pada 5.1 channel, 6.1 channel, atau 7.1 channel. Pulsus PS9850 adalah modulator PWM kinerja tinggi dan resolusi tinggi digital audio prosesor. Perangkat ini menggunakan modulasi AD beroperasi di 384kHz Tingkat switching, mendukung fungsi gangguan AM penolakan, dan memiliki urutan PWM untuk Pop-kurang. Pulsus PS9850 memiliki tingkat asynchronous converter sampel untuk berbagai tingkat input sampel dengan jitter tertanam koreksi FET Bridge Karena DDC chip dan gate driver tidak bisa memberikan arus tinggi ke impedansi rendah seperti 7 fungsi. Untuk kinerja yang tinggi dan resolusi tinggi, audio prosesor 30bit mengoperasikan jalur data dan 192kHz sample rate prosesor ini terdiri dari equalizers, kontrol volume, sebuah bass manajemen dan keuntungan otomatis membatasi fungsi. Equalizers sepenuhnya diprogram yang memiliki 69 biquad band filter dengan baik mode statis atau grafik dan bermanfaat preset equalizer grafis. Pulsus PS9850 dioperasikan dengan daya tunggal, seperti yang telah regulator untuk inti. Perangkat ini memiliki built-in PLL tanpa eksternal loop filter. Oleh karena itu komponen eksternal diminimalkan IV PENUTUP Kesimpulan Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Amplifier merupakan salah satu item yang sangat penting dalam sebuah home theater yang mana berfungsi untuk menguatkan sinyal audio menjadi lebih besar. 2. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung dari tipe IC yang digunakan. Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan setelah melakukan kerja praktek di PT LG Electronics Indonesia antara lain sebagai III. Stereo Digital Amplifier Power Stage (HT1200-4) HT1200-4 adalah sebuah power amplifier generasi ketiga, yang memiliki performance tinggi, dan perbaikan sistem proteksi pada integrated stereo digital amplifier power stage. HT1200-4 dapat mengangkat beban 4 sampai dengan 125 W per channel dengan integrated noise rendah pada output, performance THD+N rendah, dan disipasi daya rendah. HT1200-4 memiliki biaya rendah, high fidelity audio system dapat dibuat menggunakan sebuah TI chipset, yang terdiri dari sebuah modulator (seperti TAS5508) dan sebuah HT12004. Sistem ini hanya memerlukan sebuah LC demodulation filter sederhana untuk menghasilkan kualitas yang tinggi, penguatan audio dengan tingkat efisiensi tinggi sebagai pemenuhan standar EMI. HT1200-4 memerlukan 2 supply daya, 12V untuk GVDD dan VDD, dan 35V untuk PVDD. HT1200-4 tidak memerlukan power up untuk internal power on reset. Efisiensi dari digital amplifier ini sangat bagus yaitu 90% pada beban 6 , yang mana memungkinkan untuk menggunakan power supply dan heatsink yang lebih kecil. HT1200-4 mempunyai inovatif system proteksi yang terintegrasi dalam chip, yang melindungi device dari kondisi yang tidak diinginkan yang dapat merusak sistem. Pelindung ini adalah proteksi short circuit, proteksi arus lebih, proteksi tegangan kurang dan proteksi over suhu. HT1200-4 mempunyai sirkuit pembatas arus untuk mengurangi kemungkinan shutdown selama transisi level high music. programable detector arus berlebih yang baru memungkinkan menggunakan induktor yang lebih murah pada filter demodulasi keluaran.. berikut : 1. Dalam mempelajari suatu rangkaian amplifier, terlebih dahulu harus mengetahui teori dasar elektronika, karena itu merupakan langkah awal yang harus dipelajari sebelum memasuki tingkat yang lebih tinggi. 2. Amplifier merupakan suatu rangkaian penguat yang memerlukan tegangan yang cukup tinggi. Jadi dalam merakit amplifier kita harus mengerti prinsip kerja atau proses kerja amplifier agar tidak terjadi kesalahan yang fatal dalam pengerjaannya. 3. Perakitan amplifier merupakan suatu hal yang sangat mengasikkan tetapi juga sangat merumitkan, jadi membutuhkan tingkat ketelitian, keseriusan dan kehati-hatian dalam pengerjaannya agar mendapatkan hasil penguatan sesuai yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Albert Paul Malvino, Alih Bahasa: Prof. M. Barmawi, Ph.D. M. O. Tjia, Ph.D. Prinsip-Prinsip Elektronika, 1992 , Erlangga , Jakarta. [2] Wasito S, Vademekum Elektronika, 2001, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [3] Dennis Roddy, John Coolen. Alih bahasa: Ir. Kamal Idris. Komunikasi Elektronika, 1984, Erlangga, Jakarta. [4] R&D DAV PT.LG Electronics Indonesia, Basic System Handbook, 2004, Cikarang Barat. 8 BIODATA Anton Ratrianto, lahir di Jakarta tanggal 28 februari 1988, menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 02 Duren Sawit, melanjutkan ke SLTP Negeri 27 Duren Sawit dan SMA Negeri 12 Jakarta Timur lulus pada tahun 2006 dan sekarang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro Angkatan 2006, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Semarang, Mei 2013 Menyetujui, Dosen Pembimbing Kerja Praktek Ir. Ngatelan, MT NIP.195207271982031003 9