10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Dasar/Umum
Dalam bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori apa saja yang
berkaitan dengan topic skripsi yang dibahas. Dalam penelitian ini, teori-teori yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi,
2.1.1 Komunikasi
Secara etimologi, komunikasi berasal dari kata latin communis yang
berarti “sama”, communico, communication, atau communicare, yang berarti
“membuat sama”. Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai
asal kata komunikasi, yang merupakan aar dari kata-kata Latin lainnya yang
mirip. Komunikasi menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara
berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran,” “kita
mendiskusikan makna,” dan “kita mengirimkan pesan,”. (Mulyana,2007: 46)
Sedangkan menurut Shannon dan Weaver dalam Wiryanto (2004: 7)
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi. Dan apabila menurut hoveland mendefinisikan komunikasi sebagai
proses dimana individu mentrasmisikan stimulus untuk mengubah perilaku
individu yang lain.
Proses komunikasi bisa juga diartikan sebagai “transfer informasi”
atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima
10
11
sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi selalu bertujuan untuk
mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak
yang terlibat didalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi
komunikator, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada
komunikan sebagai sarana komunikasi.
Jadi inti dari komunikasi itu sendiri adalah kesamaan antara
komunikator dan komunikan. Dengan kata lain, komunikasi tidak akan terjadi
apabila tidak ada kesamaan antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Namun, walopun terdapat perbedaan persepsi mengenai arti
komunikasi secara harfiah, inti dari setiap arti tersebut menunjukan bahwa
inti dari komunikasi adalah penyampaian pesan.
2.1.1.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat
menciptakan
informasi
sampai
dipahami
oleh
komunikan.
Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung
secara kontinu.
Jopseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah
transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan
suatu proses, dimana komponen-komponen saling terkait. Bahwa para
pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan
keseluruhan.
Setiap elemen komunikasi saling bergantung satu dengan yang
lainnya, masing-masing komponen saling mengait dengan komponen
12
lainnya.
Dalam
aplikasinya,
langkah-langkah
dalam
proses
komunikasi adalah sebagai berikut:
Proses Komunikasi
IDE
ENCODING
PENGIRIMAN
DECODING
UMPAN
BALIK
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
(Suprapto, 2011: 8)
1. Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber atau
komunikator.
2. Langkah kedua, ide yang di ciptakan tersebut kemudian di alih
bentukan
menjadi
lambang-
lambang
komunikasi yang
mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan
13
karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada
komunikan.
4. Langkah ke empat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan telah berhasil di –decoding,
khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
Pendapat lain tentang proses komunikasi adalah dari Cutlip
dan Center yang menjelaskan tentang tahapan proses komunikasi,
yaitu: (Rosmawaty,2010: 20-24)
a) Fact finding, adalah mencari dan mengumpulkan fakta yang dapat
digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan kegiatan
komunikasi.
b) Planning, suatu upaya merencanakan atau membuat rencana
tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan
disampaikan cara mengkomunikasikannya.
c) Communicating, adalah kegiatan berkomunikasi baik secara
verbal maupun nonverbal, baik bermedia maupun secara tatap
muka.
d) Evaluation, suatu upaya merencanakan atau membuat rencana
tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan
disampaikan, cara mengkomunikasikannya.
Wilbur Scharmm mengatakan bahwa untuk terjadinya proses
komunikasi paling sedikit harus memiliki 3 unsur komunikasi, yaitu
komunikator, pesan dan komunikan. Akan tetapi Harold D Laswell
14
memperkenalkan 5 formula untuk terjadinya suatu proses komunikasi,
yaitu
a.
Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakan.
b.
Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.
c.
In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
d.
To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
e.
With what effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa.
(Suprapto,2011: 9)
Bedasarkan formula yang dikemukakan oleh Laswell tersebut,
maka terdapat lima komponen komunikasi agar dapat terjadi proses
komunikasi, yaitu
a. Komunikator
b. Pesan
c. Media
d. Komunikan
e. Pengaruh
2.1.1.2 Sifat Komunikasi
Dilihat dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai
berikut (Onong Uchjana,2003, 53)
a. Komunikasi verbal ( verbal communication ). Symbol atau pesan
verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari
termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-
15
usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan
orang lain secara lisan. (Deddy Mulyana,2007, 260)
1) Komunikasi lisan (oral communication)
2) Komunikasi tulisan (writtern communication)
b. Komunikasi
niverbal
(nonverbal
communication).
Pesan
nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
Larry A. Samovar dan Ricard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencakuo semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) daam
suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan
penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai
pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini
mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai
bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita
mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesanpesan tersebut bermakna bagi orang lain. (Deddy Mulyana,2007,
343)
1) Komunikasi kial (gestural/body communication)
2) Komunikasi gambar (pictorial communication)
c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication)
d. Komunikasi bermedia (mediated communication)
2.1.2 Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja,
komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass
16
communication (media komunikasi massa). massa dalam arti komunikasi
massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media
massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan
dengan peran media massa. oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada
khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. (Nurudin,2004: 2)
Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa akan lebih
mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio,
surat kabar, majalah, film dan buku. (Nurudin,2004: 11)
Komunikasi massa (mass communication) di sini ialah komunikasi
melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum,
dan film yang dipertujukan di gedung-gedung bioskop.
Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar di
antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media massa
modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru
dongeng keliling, juru panting dan lain-lain. (Onong Uchajana,2003 : 79).
Didalam komunikasi massa salah satu hal yang paling penting adalah
gatekeeper (penapis informasi, palang pintu, atau penjaga gawang). Istiah
gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya
Human relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun
1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan
sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi
massa.
17
Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka
memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan
atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan
disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak
membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain.
Bagi Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn
(1985) , gatekeeper tidak bersifat pasif-negatif, tetapi mereka merupakan
suatu kekuatan kreatif. Misalnya, seorang editor dapat menambahkan pesan
dengan mengombinasikan informasi dari berbagai sumber.Seorang layouter
bisa menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak agar
kelihatan lebih bagus.Seorang produser film bisa mengirimkan kembali
naskah, bahan pembuatan film kepada editor atau direktur untuk ditambahkan
atau dikurangi “sesuatu” pada filmnya. (Nurudin, 2004 : 118 -120)
Media massa itu tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa
individu yang bertugas melakukan pengoalahn informasi sebelum informasi
itu sampai kepada audience-nya.Mereka yang bertugas itu sering disebut
sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam
komunikasi massa sebenarnya sudah di olah oleh gatekeeper dan disesuaikan
dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi
bisnis atau ideal yang menyertainya. Bahkan, sering pula disesuaikan dengan
kepentingan penanam modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang ikut
camput tangan dalam sebuah penerbitan. (Nurudin, 2004 : 7)
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gambel (1986) akan semakin memperjelas apa itu
18
komunikasi massa. Menurut mereka suatu bisa didefinisikan sebagai
Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebearkan melalui media
modern pula gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik public. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik pribadi.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media
massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau
public di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Bebedapa
individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter,
19
editor film, penjaga rubrik, dan lebaga sensor lain dalam media itu bisa
berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya,
dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik
langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar
tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang
luas dan heterogen. Kelebihan media massa disbanding dengan jenis
komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan
media massa mampu menyebarkan pesan hamper seketika pada waktu yang
tak terbatas.
Alaxis S. Tan (1981) mencoba untuk memberikan sifat khusus yang
dipunyai oleh komunkasi massa. Ia memberikan ciri komunikasi massa
dengan membandingkannya dengan interpersonal communication. “Jika kita
bisa membedakan komunikasi massa dengna interpersonal communication,
kita akan mengetahui apa itu komunikasi massa,”.katanya.
Ciri khusus yang bisa membedakan keduanya terletak pada penerima
pesannya (audience). Di awal perkembangannya, definisi komunikasi massa
sebagai sebuah studi ilmiah terletak pada mass society sebagai audience
komunikasi. Konsep mass society ini memang istilah yang sering diapakai
dalam lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan institusi
mereka dalam sebuah Negara indutri maju.
20
2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut De Vito dalam Winarni (2003: 245), ada beberapa
fungsi yang diemban komunikasi massa, yakni:
1. Fungsi menghibur
Media massa sebagian besar melakukan fungsi sebagai media
yang memberikan penghiburan bagi khalayaknya. Hal ini terlihat
pada acara-acara humor, artikel humor, irama music, tarian, dan
lain-lain. Dimana pesan-pesan yang menghibur tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga menarik dan menghibur khalayak.
2. Fungsi meyakinkan
Media mempunyai fungsi untuk meyakinkan khalayaknya.
Persuasi ini dapat dilihat dalam bentuk:
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikat, kepercayaan, atau nilai
seseorang.
b. Mengubah sikap, nilai, kepercayaan seseorang.
c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Menawarkan etika atau system nilai tertentu.
3. Menginformasikan
Media memberikan informasi tentang peristiwa, baik yang bersifat
lokal,
regional,
nasional,
dan
internasional
kepada
khalayaknya.Kita tahu bahwa sebagian besar informasi, kita
dapatkan dari media.Baik itu informasi musik, politik, film, seni,
ekonomi, sejarah, dan lain-lain.
21
4. Menganugerahkan status
Menurut Lazarsfeld dan Merton dalam Winarni (2003:46), “jika
anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian
massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda
memang penting”. Sebaliknya, “jika anda tidak mendapatkan
perhatian massa, maka anda tidak penting”. Orang-orang yang
penting setidaknya di mata masyarakat adalah orang-orang yang
sering dimuat di media.
5. Fungsi membius
Fungsi membiusnya media terjadi bila media menyajikan
informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan
tertentu telah diambil.Sebagai akibatnya penerima terbius keadaan
tidak aktif seakan berada dalam pengaruh narkotik.
6. Menciptakan rasa kebersatuan
Media mampu menciptakan atau membuat kita sebagai khalayak
merasa menjadi anggota suatu kelompok.
a. Privatisasi
Media mampu atau memiliki kecenderungan menciptakan
lawan dari rasa kesatuan dan hubungan yaitu membuat
seseorang untuk menarik diri dari kelompok social dan
menguatkan diri kedalam dunianya sendiri.
b. Parasosial
Hubungan yang dikembangkan oleh pemirsa atau khalayak
dengan tokok-tokoh media atau tokoh dramatic. Biasanya
dalam bentuk menulis surat, telepon, faksimili, e-mail, kepada
22
tokoh-tokoh seperti dokter, pengacara, dai, dan lain-lain untuk
mendapatkan nasihat.
2.1.2.2 Efek Pesan Komunikasi Massa
Efek dan pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui
media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari
perubahan psikologis. Ada tiga jenis efek yang berpengaruh,
diantaranya:
1. Efek kognitif
Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu
khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya.
2. Efek Afektif
Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberi tahu
khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. Khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, marah, dan sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
23
2.1.3 Media Massa
Menurut Cangara (2003: 134) media massa adalah alat yang
digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada penerima
(khalayak) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis yaitu seperti
surat kabar, film, radio, dan TV. Begitu juga yang dikatakan oleh (Buhran
Bungin 2006: 72) media massa adalah media komunikasi dan informasi yang
melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh
masyarakat secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang
diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya
boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa
adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Dan
apabila menurut Effendy (2003: 82) mengenai media massa menimbulkan
keserempakkan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator.
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media
massa adalah suatu alah yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi secara serempak dan menyeluruh kepada masyarakat banyak
melalui media yang ada.
2.1.3.1 Karakteristik Media Massa
Karakterisktik media massa adalah ciri-ciri yang terdapat pada
media massa. Namun bila tidak memenuhi ciri-ciri yang sudah
disebutkan berarti bukan merupakan bagian dari media massa.
Dan ciri khasnya adalah bersifat melembaga, artinya pihak
yang mengelola media terdiri dari banyak orang, bersifat satu arah,
24
meluas dan serempak, memakai peralatan teknis atau mekanis, bersifat
terbuka (Cangara, 2003: 134).
2.1.3.2 Bentuk-bentuk Media Massa
a. Surat kabar
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya. Surat kabar sebagai media
massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan
pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat
Indonesia. Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah
informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca
surat kabar, yaitu keingin tahuan terhadap suatu hal yang baru dan
suatu kabar terbaru dari belahan dunia lainnya. Di dunia surat
kabar digunakan sebagai alat untuk menyebar luaskan propaganda
dan ideologi.
b. Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama
setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah
diawali dari Negara-negara Eropa dan Amerika. Majalah di
Inggris berisikan tentang berita, artikel, kebijakan nasional, aspek
moral, dan lain-lain. Majalah memiliki karakteristiknya sendiri
yaitu : a) penyajian lebih dalam, b) nilai aktualistas lebih lama, c)
gambar/ foto lebih banyak, d) kover sebagai daya tarik.
25
c. Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes.
Selama hamper satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah
berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman
kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset
player. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan
mengembangkan
hubungan
saling
menguntungkan
dan
melengkapi dengan media lainnya
d. Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia.99% orang amerika
memiliki televisi di rumahnya.Tayangan televisi mereka dijejali
hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton
televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee, et. Al. 2001: 279)
e. Film
Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang
menonton film di bioskop, flm televisi dan film video laser setiap
minggunya.Di Amerika Serikat dan Kanada lebih dari satu juta
tiket film terjual setiap tahunnya. (Agee, et. Al., 2001: 354)
Industri film adalah industri bisnis.Predikat ini telah menggeser
anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya
seni, yang diproduksi secara kreatif dan memnuhi imajinasi orangorang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang
sempurna.Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni,
26
industry film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadangkadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi yang, keluar
dari kaidah artistic film itu sendiri. (Dominick. 2000: 306)
f. Komputer dan Internet
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari
ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia.
Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk
mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras
komputer yang mahal.Namun sekarang internet telah berkembang
menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif.Internet
adalah
perkakas
sempurna
untuk
menyiagakan
dan
mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis.Informasi
mengenai suatu peristiwa dapat ditransmisikan secara langsung,
sehingga membuatnya menjadi suatu piranti yang sangat efektif.
2.1.4 Televisi
Dewasa ini media komunikasi massa semakin berkembang, salah
satunya adalah media televisi. Televisi merupakan media komunikasi yang
dapat menyebarkan berita secara cepat dan jangkauannya yang sangat luas
hingga pelosok daerah.
Televisi sendiri merupakan gabungan dari bahasa Yunani yaitu kata
tele yang berarti jauh dan visio yang berarti pengelihatan.Sehingga televisi
dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Hal
itulah salah satu alas an mengapa penyebaran berita, informasi sangat cepat
melalui televisi dibandingkan media komunikasi massa lainnya.
27
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui
pertumbungan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau
seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada
layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless
cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi
tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite
(DBS).
2.1.4.1 Format Acara Televisi
Menurut Naratama (2006: 63), Format Acara Televisi adalah
sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan
menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi
dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan target
pemirsa acara tersebut.
Format Acara Televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Drama (fiksi)
a. Others
b. Tragedi
c. Aksi
d. Komedi
e. Cinta
f. Legenda
g. Horror
2. Nondrama (nonfiksi)
a. Musik
28
b. Magazine show
c. Talk show
d. Variety show
e. Re-packaging
f. Game show
g. Kuis
3. Berita/News
a. Soft News
b. Hard News
c. Features
d. Sport
2.1.5 Program Feature
Program feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok
bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling
melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai
format. Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan
merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara
(interview), show, vox-pop, puisi, musik, sandiwara pendek, atau fragmen.
Hal yang perlu diperhatikan dalam feature adalah setiap format yang
sama disusun harus membicarakan pokok bahasan yang sama, tetapi dari
sudut pandang dan tinjauan yang berbeda. Apabila dua format atau lebih
ternyata menguraikan aspek tujuan yang sama, program akan menjemukan,
karena over lapping. Oleh karena itu, dalam setiap format harus jelas aspek
mana dari pokok bahasan yang disoroti.
29
Feature merupakan satu program. Oleh karena itu, diperlukan
penghubung atau link untuk menghubungkan format yang satu dengan
lainnya.Penghubung atau link harus merupakan benang merah yang
mempersatukan format-format program sehingga program sungguh terasa
satu.
Feature merupakan gabungan antara unsur documenter, opini dan
ekpresi. Karya puisi, music dan nyanyian merupakan ungkapan ekspresi dari
pokok bahasan yang disajikan, namun kurang bernilai factual.Unsur ekspresi
biasanya lebih dipakai untuk menciptakan suasana.Sementara itu, opini dalam
bentuk uraian, vox-pop atau wawancara dapat menggunakan sajian yang
diharapkan saling memperkaya pandangan dan mempertajam pokok bahasan
yang disajikan.Sebaliknya, yang memberikan bukti dan memperkuat
argumentasi mengenai pokok bahasan itu.
1. Riset
Sebagaimana program yang lain, feature yang baik seyogyanya
berdasarkan suatu riset. Suatu riset ( baik untuk mengetahui pokok
bahasan maupun tema apa yang ingin dibahas oleh penonton), seperti riset
bahan untuk melengkapi data, kejadian, pengalaman, perlu dibuat dengan
teliti dan serius berdasarkan kejadian nyata dan kesaksian-kesaksian
sehingga featureini sungguh suatu sajian yang lengkap, actual dan factual.
Semakin actual pokok bahasan yang disajikan dan semakin factual bahanbahan yang menjadi isi sajian, semakin bermanfaat program ini.Yang
perlu diingat, program feature bukan hiburan semata.Kalaupun disajikan
musik didalamnya, music itu berkaitan erat dengan pokok bahasan.
30
2. Susunan Feature
Sebuah feature disusun dengan merangkai berbagai fotmat yang berisi
tinjauan, uraian, sorotan dan pandangan atas satu pokok bahasan
dilengkapi dengan music atau lagu mengenai tema itu. Menyusun
berbagai format program perlu selalu diperhitungkan jangkwa waktu
(duration) dari setiap format.Jadi, program feature enak dilihat dan
proporsional. Yang dimaksud dengan proporsional bukan berarti jangka
watku untuk setiap format sama, tetapi dicoba untuk memberi waktu yang
memadai untuk format-format yang penting dan menarik.
3. Tahapan Pelaksana Produksi
Pelaksana produksi dimulai dengan riset penonton untuk menentukan
pokok bahasan atau tema. Setelah itu, sajian disusun dengan mengatur
format-format program yang akan dipakai. Riset kedua dijalan untuk
mencari bahan pengisi format-format itu, seperti siapa yang diundang
untuk mengisi fomat wawancara? Lagu apa yang sesuai untuk
dipakai?.Semua hasil riset kemudian dipilih dan ditentukan untuk mengisi
format yang sudah ada.
2.1.6 Fotografi
Menurut diktat diklat KLIFONARA (2011) Sejarah kamera dimulai
dengan ditemukannya alat perekam gambar yaitu berupa kamera.Kamera
pada jaman itu belum setara dengan kamera jaman sekarang. Pada saat
pertama diperkenalkan kamera hanya berbentuk kotak kedap cahaya dengan
lubang kecil didepan dan disertai plat film sebagai media rekamnya.
31
Dibutuhkan waktu 150 tahun untuk mengembangkan “kotak” ini sampai
menjadi kamera yang sekarang kita kenal.
Tahun 1893 adalah awal dikembangkan kamera oleh Daguerre di
benua eropa tepatnya di kota Paris, Prancis. Bermula dari bahan kimia peka
cahaya yang dikembangkan rekannya, Niepce, dengan
teknologi kotak
lubang jarum, Daguerre mengembangkan suatu bidang baru yaitu fotografi.
Namun setelah 26 tahun berjalan, fotografi menjadi sesuatu alat yang
strategis untuk kepentingan dokumentasi, yang pada saat itu dokumentasi
dilakukan dengan cara melukis. Ini menjadikan fotografi sangat penting
dalam merekam peristiwa-peristiwa bersejarah pada massa itu. Dan setelah
George Eastman mendirikan Eastman Kodak Company yang memproduksi
kamera secara massal dan mudah dipergunakan oleh masyarakat umum,
menjadikan fotografi berkembang sangat pesat. Karena sebelumnya kamera
merupakan barang yang sangat mewah, hanya orang-orang kalangan tertentu
saja yang dapat difoto.
Pada awalnya kamera merupakan sebuah kotak sederhana yang
berlubang seukuran jarum pada salah satu sisinya ( kamerapinhole) tepat
ditengah kotak tersebut. Dari lubang tersebut cahaya yang masuk diteruskan
kepermukaan film sebagai media rekam.Namun sebelum ditemukannya film,
cahaya yang masuk dipantulkan ke permukaan kertas dan diatas kertas
tersebut orang menggambar dengan tinta.
Fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari seuatu obyek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat
32
paling populeer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.Tanpa cahaya,
tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan
pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium
yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan
menghasilkan bayangan dentik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan atau disebut lensa.
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan
gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lighmeter.Setelah mendapat
ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas
cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA, diagfragma dan
kecepatan rana.Kombinasi antara ISO, diagfragma dan kecepatan rana
disebut dengan exposure.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial ( social cognitive theory ) merupakan penamaan
baru dari teori belajar sosial (social learning theory) yang dikembangkan oleh
Albert Bandura. Penamaan baru dengan nama teori kognitif social ini
dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide pokok dari pemikiran
Banduran juga merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard tentang
belajar meniru (imitative learning). Pada beberapa publikasinya, Banduran
telah mengelaborasi proses belajar social dengan factor-faktor kognitif dan
behavioral yang mempengaruhi seseorang dalam proses belaja social. Teori
33
ini sangat berperan dalam mempelajari efek dari isi media massa pada
khalayak media di level individu.
Baranowski, Perry, dan Parcel (1997: 161) menyatakan bahwa
“reinforment is the primary construct in the operant form of learning”. Proses
penguatan juga merupakan konsep sentral dari proses belajar sosial.
Didalam teori kognitif sosial, penguatan bekerja melalui proses efek
menghalangi (inhibitory effectsi) dan efek membiarkan (disinhibitory effects).
Inhibitory Effects terjadi ketika seseorang melihat seorang model yang diberi
hukuman karena perilaku tertentu.Sebaliknya, Disinhibitory effects terjadi
ketika seseorang melihat model yang diberi penghargaan atau imbalan untuk
suatu perilaku tertentu.
Efek – efek yang dikemukakan diatas tidak tergantung pada imbalan
dan hukuman yang sebenarnya, tetapi dari penguatan atas apa yang dialami
orang lain tapi dirasakan seseorang sebagai pengalamannya sendiri (vicarious
reinforcement). Menurut Bandura, vicarious reinforcement terjadi karena
adanya konsep pengaharapan hasil (outcome expectations) dan harapan hasil
(outcome expectancies). Outcome expectancies menunjukan bahwa ketika
kita melihat seseorang model diberi penghargaan dan dihukum, kita akan
berharap mendapatkan hasil yang sama jika kita melakukan perilaku yang
sama dengan model.
Seperti dikatakan oleh Baronowski dkk (1997: 162), “people develop
expectations about a situation and expectations for outcomes of their
behavior before they actually encounter the situations”, orang akan
mengembangkan pengharapan tentang suatu situasi dan pengharapan suatu
hasil dari perilakunya sebelum benar-benar mengalami situasi tersebut.
34
Selanjutnya, seseorang mengikat niai dari pengharapan tersebut dalam bentk
outcomeexpectancies (harapan akan hasil). Harapan – harapan ini
mempertimbangkan sejauh mana penguatan tertentu yang diamati itu
dipandang sebagai sebuah imbalan atau pengharapan atau hukuman.
Konsep – konsep yang telah dikemukakan merupakan proses dasar
dan pembelajaran dalam teori kognitif sosial. Meskipun demikian, terdapat
beberapa konsep ain yang dikemukakan teori ini yang akan mempengaruhi
sejauh mana belajar social berperan. Salah satu tambahan yang penting bagi
teori ini adalah konsep identifikasi (indentification) dengan model didalam
media. Secara khusus teori kognitif sosial menyatakan bahwa jika seseorang
merasakan hubungan psikologis yang kuat dengan sang model, proses belajar
sosial akan lebih terjadi. Menurut White (1972 : 252) indetifikasi muncul
mulai dari ingin menjadi hingga berusaha menjadi seperti model dengan
beberapa kualitas yang lebih besar.
Teori kognitif sosial juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan
sang “pengamat” untuk menampilkan sebuah perilaku khusus dan
kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku tersebut.
Kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku tersebut.
Kepercayaan ini disebut dengan self-efficacy atau efikasi diri (Bandura, 1977
: 191-215) dan hal ini dipandang sebagai sebuah prasyarat kritis dari
perubahan perilaku. Misalnya dalam kasus tayangan tentang cara pembuatan
bika ditelevisi yang telah disebutkan diatas. Teori kognitif sosial menyatakan
bahwa tak semua orang akan belajar kue bika, khususnya bagi mereka yang
terbiasa membeli kue bika sendiri merupakan hal yang sia-sia dan tak perlu
karena membelinya pun tidak mahal harganya. Dalam hal ini orang tersebyt
35
dianggap tidak mempunyai tingkat efikasi diri yang cukup untuk belajar
memasak kue bika dari televisi.
Teori kognitif sosial memberikan sebuah penjelasan tentang
bagaimana perilaku bisa dibentuk ) meningkatkan melalui pengamatan
tentang imbalan dan hukuman yang dijatuhkan pada model, melalui sejauh
mana khalayak memiliki efikasi diri tentang perilaku yang dicontohkan
media.
Konsep kognitif sosial adalah penonton belajar dari observational
learning. Didalam hal ini Arbain Rambey adalah sebuah model yang
mencontohkan dari teknik pengambilan gambar dan alat apa saja yang
dipakai dalam pengambilan gambar, penonton “Klik Arbain” yang adalah
anggota UKM KLIFONARA sudah dapat diprediksi melakukan proses
identification, yaitu penonton mengikuti apa yang dilakukan oleh Arbain
yang berperan sebagai model dan mempraktekan langsung dengan melakukan
apa yang sudah dilakukan oleh Arbain di TV.
2.3
Model Analisis
Dalam penelitian ini, terdapat dua variable yaitu variable independen (X) dan
variable dependen (Y).
Program Klik Arbain (X)
Wawasan Fotografi
Anggota UKM
KLIFONARA angkatan
2009 (Y)
Gambar 2.2 Model Analisis
1. Variabel Independen (X)
36
Dalam penelitian ini variable independen (X) adalah “Program Klik Arbain”.
2. Variable dependen (Y)
Dalam penelitian ini variable dependen (Y) adalah “Wawasan Fotografi
Anggota UKM KLIFONARA angkatan 2009”.
Download