Implantasi, Selaput Ekstraembrionik dan Plasentasi:

advertisement
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Implantasi, Selaput
Ekstraembrionik dan Plasentasi
LABORATORIUM EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Indikator pencapaian:
http://aff.fkh.ipb.ac.id
 Proses implantasi (mamalia) yaitu hatching, nidasi
 Tipe-tipe implantasi: invasive dan non invasive; superfisial, eksenrik, profundal
beserta contoh-contoh hewan
 Selaput ekstra embrionik (korion, amnion, alantois, kantong kuning telur) termasuk
asal usul dan proses pembentukannya; perbedaan antara unggas dan mamalia
 Pengertian plasenta (mamalia)
 Tipe-tipe plasenta berdasarkan 1. Makroskopis atau bentuk sebaran vili korion; 2.
Mikroskopis atau keutuhan dari endometrium
 Keterkaitan antara tipe implantasi dengan bentuk plasenta pada masing-masing
contoh hewan
 Kelainan plasentasi: blind ovum (mole);
 Retensio sekundinae
 Plasentasi pada embrio kembar; untuk membedakan kembar dini dengan kembar
lambat, identik dan fraternal
 Wawasan bioteknologi: Peranan genetik paternal-maternal dalam implantasi,
manipulasi ICM-trofoblas untuk support implantasi; Amniocentesis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Proses Implantasi (hatching, nidasi)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Implantasi:
Proses bersarangnya embrio (tahap blastosis)
pada dinding rahim (endometrium induk)
Implantasi
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Lamanya waktu (hari) berbagai kejadian perkembangan
setelah ovulasi
Spesies
Embrio
masuk ke
Uterus
Blastosis
Implantasi Kebuntingan
Implantasi Invasive
TIKUS
MENCIT
MANUSIA
3
3
3.5
4.5
3
4.5
4.5-5.5
4.5
7-9
21-22
19-20
270-290
Implantasi non Invasive
BABI
SAPI
KUDA
2
3-4
5-6
5-6
7-8
6
18
30-45
30-40
112-115
277-290
330-345
Jenis-Jenis implantasi,
berdasarkan proses perlekatan
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Perlekatan terjadi antara sel-sel trophoblast
dengan sel-sel epitel endometrium induk
• Implantasi invasive
blastosis segera
melakukan perlekatan
dengan endometrium
Implantasi invasive : man & rodensia
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Reaksi desidualisasi
• Perlekatan
• Sel – sel trofoblast
syncytiotrophoblast
sytotrophoblast
Jar kelenjar uterus & jar di sekitar trofoblast
embrio mengalami kerusakan,dikeluarkan
bahan2 metabolit sumber nutrisi
Implantasi NonInvasive
http://aff.fkh.ipb.ac.id
blastosis setelah hatching terlebih dahulu
melanjutkan ekspansinya untuk kemudian baru
melekat di endometrium induk
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Implantasi non invasive : babi, kuda, ruminasia
• Nutrisi oleh sekresi kelenjar uterus.
• Ekspansi
• Perlekatan lebih lambat
Keberhasilan implantasi dipengaruhi oleh kesiapan
endometrium induk dgn embrio yang sdg
berkembang
JENIS-JENIS IMPLANTASI,
http://aff.fkh.ipb.ac.id
kedalaman proses implantasi
Interstisial/profundal :
manusia, simpanse dan marmut
Embrio merusak stroma jar
uterus, masuk dan menutup
kembali
Eksentrik : monyet,
anjing, kucing dan tikus
Kerusakan hanya sebagian
dan embrio masih
berhubungan dgn lumen
Endometrium
Syncytiotrophoblast
trophoblastic
lacuna
Cytotrophoblast
Lumen Uteri
Endometrium
Lumen Uteri
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Superfisial/sentral :
kuda, babi, sapi, domba dan
kambing
Perlekatan pd uterus tanpa
penetrasi ke endometrium
Endometrium
Lumen Uteri
Jenis implantasi interstisial & eksentrik : invasive
Sedangkan superfisial : non invasive
http://aff.fkh.ipb.ac.id
SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK
Selaput yg berasal dr embrio yg terletak di luar tubuh
embrio dan tidak menjadi bagian dr embrio.
Fungsi :
 Sbg media perantara pertukaran zat dan
 Pelindungan embrio.
Pd reptil & unggas : memberi perlindungan sebelah
dlm kerabang.
Pd mamalia : bagian dr sistem plasenta
http://aff.fkh.ipb.ac.id
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Selaput Ekstra Embrionik
(Unggas)
•
•
•
•
Kantung kuning telur (KKT)
Amnion
Korion
Alantois
http://aff.fkh.ipb.ac.id
SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK
(EMBRIO MANUSIA)
Rudimenter: Kantong Kuning Telur & Alantois
http://aff.fkh.ipb.ac.id
1. Kantung kuning telur (yolk sac)
Unggas:
• Sel telur POLILESITAL (kuning telur banyak)
• Sumber nutrisi selama perkembangan embrio
• Berasal dari lapis endoderm + mesodem splanknis
• Tempat pembuluh darah vitelin (tangkai KKT)
• Pada H19, KKT mengecil dan tertarik ke rongga perut
• Sisa kuning telur terserap seluruhnya selama + 6 hari setelah
menetas
MAMALIA:
• Sel telur OLIGOLESITAL, bersifat sementara
• Hemopoesis
• Sumber bakal sel gamet primordial
KKT : Berkembang baik pada unggas, mamalia (rudimenter)
2. Amnion
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Unggas
•Lipatan somatopleura  menetap
- Bagian dalam somatopleura  amnion
- Bagian luar somatopleura  korion
Asal cairan amnion: ginjal fetus, kelenjar mulut fetus dan
alat pernafasan fetus
Fungsi : media untuk mengambang, pelindung dan
memungkinkan embrio bergerak
Korion dan amnion dipisahkan oleh ruang ekstra embrionik
(Extraembrionic coelom)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Pembentukan amnion
Ternak Domestik (Kuda, babi, ruminsia): lipatan somatopleura
Manusia : peronggaan ICM pada saat gastrulasi
Unggas dan Ternak domestik:
Pembentukan amnion melalui
pelipatan somatopleura
Manusia, Carnivora, Rodentia :
Pembentukan amnion melalui
proses peronggaan ICM pada
saat gastrulasi
3. Korion
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Unggas : menempel pd kerabang
Fungsi : pertukaran gas dan air
• Mamalia : perlekatan dgn endometrium
Fungsi : pertukaran nutrisi dan gas (darah) dengan induk
4. Alantois
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Merupakan penonjolan dinding usus belakang
yang berbentuk seperti kantung
• Menyatu dengan korion membentuk
Korioalantois
• Unggas dan ternak domestik: KORIOALANTOIS :
- pertukaran O2
- pertukaran CO2
- penampung ekstresi urine fetus
• Manusia : alantois bersifat rudimenter
PLASENTA
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Kesatuan struktur antara selaput ekstra embrionik
(korion atau korioalantois) dgn endometrium
induk (khas pd mamalia)
Fungsi
1. Pertukaran :nutrisi,gas, hormon dll
2. Endokrin
3. Barrier (pencegah bercampurnya darah induk
dan fetus)
Perubahan nutrisi:
HISTOTROF (Reruntuhan sel/ jaringan)  HEMOTROF (darah)
Jenis-Jenis Plasenta, variasi bentuk makroskopis dan
daerah perlekatan dengan endometrium
http://aff.fkh.ipb.ac.id
DIFUSA : kuda dan
babi
KOTILEDONARIA :
ruminansia
 ZONARIA :
karnivora
DISKOIDAL :
manusia, rodensia
http://9e.devbio.com/i
mages/ch11/types.GIF
Difusa
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Vili-vili korion halus, menyebar merata, perlekatan
dgn endometrium di seluruh korion
Kotiledonaria
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Vili-vili korion berkelompok (kotiledon), kotiledon
akan berlekatan dengan karunkula endometrium =
plasentom
Zonaria
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Pengelompokan vili-vili korion tdpt pd sepertiga
tengah korion spt pita/handuk yang menyelubungi
permukaan korion
Fetus
chorion
endometrium
Diskoidal
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Vili-vili korion membentuk cakram, dimana
perlekatan korion dgn endometrium pd daerah ini
chorion
chorion
Tali pusar
Fetus
amnion
Jenis-Jenis Plasenta, Secara mikroskopis :
http://aff.fkh.ipb.ac.id
3 komponen dr fetus :
1. Endothelium pembuluh
darah korion/ korioalantois
2. Jaringan ikat di korion/
korioallantois
3. Epithel dari khorion/
korioalantois/
derivat dr trophoblast
3 komponen dr induk
4. Epitel endometrium
5. Jar ikat endometrium
6. Endothelium pembuluh
darah endometrium
Tipe Plasenta, berdasarkan hubungan korion
dengan endometrium secara histologis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Epitelikorial : epitel endometrium berhubungan dgn
khorion (dinding endometrium tidak meluruh)
Ex : babi, kuda
Noden & de
Lahunta, 1985
Tipe Plasenta, berdasarkan hubungan korion
dengan endometrium secara histologis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Sindesmokorial : sebagian epitel endometrium meluruh,
jaringan penunjang berhubungan dgn korion.
Ex : ruminansia
Noden & de
Lahunta, 1985
Tipe Plasenta, berdasarkan hubungan korion
dengan endometrium secara histologis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Endoteliokorial : epitel & jar ikat induk mengalami
peluruhan (endotel PD induk langsung berhubungan dgn
korion).
Ex : Karnivora
Noden & de
Lahunta, 1985
Tipe Plasenta, berdasarkan hubungan korion
dengan endometrium secara histologis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Hemokorial : darah induk langsung berhub dgn korion
Ex : Manusia dan rodensia
Noden & de
Lahunta, 1985
Jenis-Jenis Plasenta, berdasarkan luruh tidaknya
http://aff.fkh.ipb.ac.id
endometrium pada saat implantasi atau partus
 Adesiduata, tidak luruh (endometium tetap
utuh). Ex : kuda, babi (epiteliokorial)
 Semidesiduata, luruh sebagian.
Ex : ruminansia (sindesmokorial)
 Desiduata, endometrium luruh sempurna
Ex : karnivora, primata, rodensia
(endoteliokorial, hemokorial)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Kebuntingan Ektopik
Kebuntingan diluar tempat yang normal
• Mesenterium (6)
• Ovarium (1)
• Tuba Fallopii (3)
• Infundibulum (2)
• Utero tubal junction (4)
• Mulut rahim (serviks = 5)
• Di penggantung usus/rongga perut (7)
Kembar
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Kembar Identik (monozigotik):
Kembar lambat, disebabkan oleh pemisahan ICM
Kembar awal, disebabkan pemisahan blastomere
2-4 sel
Kembar Fraternal (dwizigotik):
Disebabkan oleh superovulasi
Alamiah pada multipara –
Kembar monozigotik, genetis sama.
http://aff.fkh.ipb.ac.id
 Normal
 Dempet (siam): craniopagus, thoracopagus,
pygopagus (punggung)
Bila besar tidak sama : yang kecil parasit
http://aff.fkh.ipb.ac.id
http://aff.fkh.ipb.ac.id
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Kelainan Plasenta
Retensio secundinae : Pada peristiwa kelahiran
yang normal, selaput fetus (sekundinae) akan
keluar dari alat kelamin induknya dalam waktu
1-12 jam setelah kelahiran anaknya. Pada
kejadian retensio secundinae plasenta
tertahan di dalam uterus.
Kelainan Plasenta
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Hydatidiform Mole: Kelainan dimana embrio atau fetus tidak
berkembang tetapi hanya plasenta saja yang berkembang. Vili-vili
plasenta membengkak membentuk seperti gelembunggelembung air. Kadar hCG plasma tinggi, peneguhan dengan
sitogenetik.
Hydatid = tetes air
http://library.med.utah.edu/
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Penyebab Hydatidiform Mole
Partial hydatidiform mole (diploid, paternal origin)
Complete hydatidiform mole (triploid, 1n maternal + 2n
paternal)  polispermia, diploid sperm
http://www.molarpregnancy.co.uk/img/
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Peranan genetik paternal-maternal dalam
implantasi
Maternal chromosomes regulates embryoblast
(perkembangan embrio)
Paternal chromosomes regulates trophoblast
development (Perkembangan Plasenta).
Embrio partenogenetik (ginogenesis): tidak akan
bisa implantasi, atau bisa implantasi tetapi
trofoblas tidak berkembang lebih lanjut dan
menyebabkan keguguran.
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Amniocentesis
• Amniocentesis (amniotic fluid test, AFT),
diagnosa prenatal untuk kelainan
kromosomal dan kejadian infeksi pada
fetus. Cairan amnion diambil dari kantong
amnion. DNA diperoleh dari sel-sel yang
terdapat dalam cairan amnion.
Prosedur Amniocentesis
Umur kehamilan 15 dan 18 minggu
http://www.nature.com/scitable/content/amniocentesis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Chorionic Villus sampling
Awal kebuntingan
http://www.summitmedicalgroup.com/library/womens_health
Implantasi Interspesies
http://aff.fkh.ipb.ac.id
•
•
Kebuntingan interspesies dapat diperoleh dengan mengisolasi ICM dan
menyuntikkannya ke dalam trofoblast spesies lain. Transfer embrio
dilakukan kepada resipien dari spesies yang sama dengan donor trofoblast.
Keberhasilan implantasi dipengaruhi oleh sel-sel trofoblast yang terbentuk.
Blastosis
Spesies A
Blastosis
Spesies B
Trofoblas
Spesies A
ICM
Spesies B
Transfer Embrio ke
resipien Spesies A
Ilustrasi: k. mohamad
Download