9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Kehamilan 1

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Tinjauan Medis
A. Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan
merupakan
proses
fisiologi
yang
memberikan
perubahan pada ibu maupun lingkungannya.Dengan adanya kehamilan
maka seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim Selama proses kehamilan berlangsung (Hutahean.2013).
Kehamilan merupakan proses yang
bersinambungan mulai dari
konsepsi, pembuahan sampai pertumbuhan dan pembentukan janin
hingga usia kehamilan aterm (Manuaba.2013;h.75). Kehamilan adalah
proses fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang di
lanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi (Sarwono.2014;h.213).
Dari berbagai referensi menganai kehamilan dapat di simpulkan
bahwa kehamilan merupakan proses fisiologis yang berlangsung dari
proses fertilisasi atau penyatuaan hingga usia kehamilan aterm dengan
berubahnya seluruh system genetalia wanita.
2.
Etiologi
Proses Permulaan Kehamilan menurut (Hutahaean.2013)
Setiap bulan, saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2
sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), yang ditangkap oleh umbaiumbai (frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu
persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel
9
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran
telur.Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian tuba
uterina yang menggembung.Di sekitar sel telur, banyak berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
tadi terjadi pembuahan (konsepsi fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak
(dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim.Ovum yang
telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi
(implantasi).Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 67 hari.Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mugidah dan
janin, dipersiapkan uri (plasenta).
Dapat dikatakan bahwa setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan(konsepsi = fertilisasi),nidasi
dan plasentasi (Mochtar. 2012)
a. Sel Telur (ovum)
Pembuahan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum
terjadi di genital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium
adalah sebagai berikut:
1)
Bayi baru lahir
: 750.000
2)
Umur 6-15 tahun
: 439.000
3)
Umur 16-25 tahun
: 159.000
4)
Umur 26-35 tahun
: 59.000
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
5)
Umur 35-45 tahun
: 34.000
6)
Masa menopause
: semua hilang
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis)
1) Oogonium
2) Oosit pertama (primary obcyte)
3) Primary ovarium follicle
4) Likuor folikularis
5) Pematangan pertama ovum
6) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum.
b. Sel Mani (spermatozoon)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah,dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira-kira 10x bagian kepala.
Secara embrional, spermatogoniumberasal dari sel-sel primitif
tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium
yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada
masa pubertas , dibawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig, sel-sel
spermatogonium tadi mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah
spermatogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma (spermatogonesis):
1)
Spermatogonium, membelah dua.
2)
Spermatosis pertama, membelah dua.
3)
Spermatosis kedua, membelah dua.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
4)
Spermatid, kemuadian tumbuh menjadi spermatozoon (sperma).
c. Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dan
sek telur di tuba uterina. Hanya satu sperma yang telah mengalami
proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke
vitelus ovum.
Selain itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak
dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh penyatuan
kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik
dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan :
1)
Zigot-XX menurunkan bayi perempuan atau
2)
Zigot-XY menurunkan bayi laki-laki
Dalam
beberapa
jam
setelah
pembuahan,
mulailah
pembelahan zigot yang terjadi elama 3 hari sampai stadium morula.
Hasil konsepsi tadi tetap digerakan kearah rongga rahim oleh:
1)
Arus dan getaran rambut getar (silia), dan
2)
Kontraksi tuba
d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masukknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut
trofoblas,
yang
jaringan.Ketika
mampu
blastula
menghancurkan
mencapai
rongga
dan
mencairkan
rahim,
jaringan
endometrium berada dalam masa sekresi.Jaringan endometrium
tersebut banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
yang megandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi masa sel yang dalam (innercell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka
kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.Itulah sebabnya,
kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat
luka desidua (tandahartman). Umumnya, nidasi terjadi pada dinging
depan atau belakang rahim (korpus), dekat fundus uteri.Jika nidasi
telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil
yang terletak dekat ruang eksoselom membentuk entoderm dan
kantung kuning telur, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi
ektoderm dan membentuk ruang amnion (kavitas amniotika).Dengan
demikian, terbentuklah suatu lempeng embrional (embryonal plate)
diantara amnion dan yolk sac (sakus vitelinus-kantong kuning telur).
e. Plasentasi dan Mukosa Rahim
Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum
kompaktum dan stratum spongiosum.Desidua adalah mukosa rahim
pada kehamilan yang terbagi atas :
1) Desidua basalis : yang terletak diantara hsil konsepsi dan dinding
rahim tempat terjadinya plasentasi.
2) Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga
rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena
obliteralis dan
3) Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding
rahim lainnya (Mochtar, 2012; h.17-18)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
f.
Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)
Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lepeng embrional
(embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga
unsur lapisan, yaitu :
1) Sel-sel ektodermal
2) Selsel mesodermal, dan
3) Sel-sel entodermal.
Ruang amnion akan bertumbuh pesat mendesak eksoselom
sehingga dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas
diantara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body
stalk kelak menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat :
1) Jelly wharton : jaringan lembek yang berfungsi untuk
melindungi pembuluh darah .
2) 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis.
Kedua arteri dan satu vena tadi menghubungkan sistem
kerdiovaskuler janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskulerakan
berbentuk kira-kira pada kehamilan minggu kesepuluh.
3.
Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda-tanda
kehamilan
yang
dapat
diperhatikan
menurut
(Hutahaean,2013;h.43) ,yaitu :
a.
Tanda presumtif/dugaan
1)
Amenore
2)
Morning sickness
3)
Sering BAK
4)
Payudara membesar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
b.
5)
Fitique
6)
Perubahan Kulit
Tanda mungkin
1) Pembesaran abdomen (12 minggu).
2) Tanda piskacek yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke semua
arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi
plasenta sehingga bentuk rahim tidak simetris (usia kehimailan
4-6 minggu).
3) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmun uteri yang
menybebkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak
(usia kehimilan 6 minggu).
4) Tanda doogell yaitu pelunakan warna merah tua atau kebiruan
pada vagina akibar peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu).
5) Tanda Chadwick yaitu warna merah tua atau kebiruan pada
vagina akibat peningkatan vaskularisasai (usia 6-8 minggu).
6) Kontraksi Braxton hick yaitu kontaksi uterus yang datangnya
sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama
tertentu (ahir trimester pertama)
7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah kontsepsi)
c.
Tanda pasti
1) Adanya denyut jantung janin
2) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu)
3) Visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu).
4.
Perubahan fisiologis pada kehamilan menurut (Hutahaean,2013;h.44)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
a. Berat badan
1)
Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum hamil
(rata-rata 12,5 kg).
2)
Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu.
3)
Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ maternal,
penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume
darah
dan
cairan
interstisial
pada
maternal
(Hutahaean,2013;h.43).
b. Sistem Produksi
1) Uterus
Kehamilan merangsang pertumbuhan uterus yang sangat
cepat di sebabkan oleh hipertrofi serat-serat otot.Berat uterus
meningkat dari 70 g menjadi kira-kira 1100g saat cukup
bulan.Volume
totalnya
rata-rata
5
L.
fundus
uteri
yang
sebelumnya terbentuk cembung datar di antara tempat insersi
tuba, kini membentuk kubah.Ligamentrum teres uteri kini tampak
menyisip ke pertemuan sepertiga atas dan tengah uterus. Tuba
uterine memanjang, tetapi ovarium secara keseluruan tampak
tidak berubah (Williams, 2013:h.24).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
Menurut (Hutahean.2013) Pembesaran uterus pada perabaan
tinggi fundus uteri ibu hamil, dapat ditafsirkan secara kasar
seperti :
Table 2.1 Pembesaran Uterus Ibu Hamil
Kategori (bulan)
Pembesaran
Tidak hamil/normal
Telur ayam (± 30 g)
8 minggu
Telur bebek
12 minggu
Terur angsa
16 minggu
Pertengahan
simpisis
ke
pusar
20 minggu
Pinggir bawah pusat
24 minggu
Pinggir atas pusat
28 minggu
Sepertiga pusat ke xyphoid
32 minggu
Pertengahan pusat ke xyphoid
36-42 minggu
3 jari di bawah xyphoid
Sumber : Hutahean 2013 (h.24)
2) Serviks
a) Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus
plug.
b) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan
(tanda hegar).
c) Lender
serviks
meningkat
seperti
gejala
keputihan.
(Hutahaean,2013;h.45).
3) Ovarium
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama
fungsi
produksi
progesterone
dan
ekstrogen
pada
usia
kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama
kehamilan. (Hutahaean,2013;h.45).
4) Payudara
a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang.
b) Aerola mengalami hiperpgmentasi.
c) Glandula montgometri makin tampak.
d) Papilla mamae makin membesar/menonjol.
e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi. (Hutahaean,2013;h.45).
5) Vulva
Vulva
mengalami
hipervaskularisasi
karena
pengaruh
progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda Chadwick.
(Hutahaean,2013;h.45).
c. Sistem musculoskeletal
Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan
untuk terjadinya lordosis
1)
Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang
karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada
otot punggung dan kolumna vertebrae.
2)
Adaptasi musculoskeletal
a)
Pengaruh hormonal
(1) Relaksi persendian karena pengaruh hormone relaksin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
(2) Mobilisasi dan pliabilitas (palunakan) meningkat pada
sendi sakroiliaka. Sakrokoksigeal dan pelvis untuk
persiapan persalinan.
b)
Pengaruh mekanik
(1) Peningkatan berat badan karena pembesaran uterus.
(2) Perubahan postur
(3) Diastasis rekti
(4) Sindrom carpal tunnel. (Hutahaean,2013;h.45)
3)
Sistem endokrin
a) Kelenjar tiroid.
b) Kelenjar paratiroid.
c) Pancreas.
d) Prolaktin hipofisis. (Hutahaean,2013;h.46)
4)
Sistem respirasi
Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat 15-20%
karena
diafragma
terdorong
ke
atas,
sehingga
terjadi
pernapasan dangkal (20-24 x/menit) mengakibatkan penurunan
kopasitas dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi
peningkatan volume tidal. Oleh karena itu, sisitem respirasi
selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi
dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga
mempengaruhi sampai oksigen (0 2).Ibu hamil bernafas lebih
dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi nafasnya
kira-kira
dua
kali
lebih
cepat
bernapas
dalam
1
menit.Peningkatan volume tidal menyebabkan peningkatan
volume nafas selama 1 menit sekitar 26.P
eningkatan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
volume nafas 1 menit disebut hiperventilasi kehamilan yang
menyebebkan
konsentrasi
co2
di
alveoli
menurun.
(Hutahaean,2013;h.47)
Pada kehamilan tahap awal banyak ibu hamil mengeluh
lemah dan letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan
kebutuhan tidur.Perasaan lemah dan letih sebagaian besar
disebabkan
peningkatan
aktivitas
metabolik.
(Hutahaean,2013;h.48)
5)
System gastrointestinal
Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi
usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient
meningkat.Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya
bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi,
mual, serta muntah.
Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,
sehingga
menyebabkan
hemoroid
terbentuk
pada
ahir
kehamilan.
a)
Mulut
(1) Gusi hiperemesis, berongga, dan membengkak. Gusi
cenderung mudah berdarah karena kadar esetrogen
yang meningkat.
(2) Tidak ada peningkatan sekresi saliva.
b)
Gigi
(1) Kebutuhan kalsium dan flour lebih tinggi sekitar 0,4 g
dari pada kebutuhan saat ibu tidak hamil. Difisiensi diet
berat dapat mengurangi simpanan unsure-unsur di
dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari gigi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
(2) Nafsu makan
Pada kehamilan trimester 1 sering terjadi penuruna
nafsu
makan
akibat
nausea
dan
vomitus
yang
merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan
peningkatan kadar HCG dalam darah. Pada trimester 1,
nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan
meningkat
untuk
memenuhi
kebutuhan
janin.(Hutahaean,2013;h.48).
6)
System kemih
Rasa yang tidak nayman berhubungan dengan system
kebih pasti diarsakan oleh ibu hamil, karena ginjal berfungsi
mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa,
mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah
metabolism, dan menyimpan nutrient yang sangat panting.
(Hutahaean,2013;h.49).
5.
Fisiologis
a. Perubahan anatomis dan fisiologis terhadap ibu hamil trimester I
menurut (Hutahaean,2013;h.69)
Kehamilan menyebebkan perubahan secara keseluruhan dalam
tubuh,
khusunya
oada
alat
genetalia
ekstrena
maupun
interna.Perubahan yang terjadi papa ibu hamil antara lain :
1)
Uterus
Uterus
kehamialn
akan
karena
membesar
pada
peningkatakn
bulan-bulan
kadar
pertama
ekstrogen
dan
progesterone sehingga uterus akan meningkat mengikuti semain
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
besar ukuran janin di dalam kandungan. Berat normal uterus 30
gram, namun pada ahir kehamilan 40 minggu uterus menjadi
1000 garm beratnya dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm.
Pada usia kehamilan awal betuk uterus akan membentuk
seperti buah alpukat agak gepeng.
2)
Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami
perubahan dikarenakan dipengaruhi oleh kadar hormone
ekstrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih banyak oto maka
serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanyak 10%
jaringan ototnya. Kelenjar pada serviks akan mengeluarkan lebih
banyak sekresi sehingaga pada ibu hamil trimester I ibu hamil
mengeluarkan banyak cairan hal ini masih termasuk wajar.
3)
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat
hormone
ekstrogen,adanya
tanda
Chadwick
akan
mengakibatkan vulava tampak kemerahan.
4)
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat luteum graviditis
sampai
terbentuknya
plasenta
di
usia
kehamilan
16
minggu.korpus luteum graviditid berdiameter 3 cm, kemudian
akan mengecil setelah plasenta terbentuk.
5)
Payudara
Payudara membesar pada kehamilan awal akibat hormone
ekstrogen dan progesterone, namun belum mengeluarkan air
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
susu, pada kehamialn 12 minggu ke ats payudara akan
mengeluarkan
colostrums
dari
kelenjar
asinus
yang
menyebebkan aerola lebih gelap.
6)
Kulit
Pada kulit pada kehamilan akan terjadit deposit pigmen
karena pengaruh melanophone stimulating hormone(MSH).
Yang terjaid di wajah, abdomen maupun pada kaki.
7)
System kardiovaskuler
Sirkulasi darah pada ibu hamil dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluhpembuluh darah yang membesar pula, volume darah bertambah
banyak, kira-kira 23% dengan puncak kehamilan 32 minggu,
diikuti dengan kerja jantung yang meningkat sebanyak 30%.
8)
Sisitem respirasi
Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak
akan
mengalami
gangguan
pernapasan,
namun
seiring
bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran janin
dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
9)
System perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga timbul keinginan
untuk berkemih, hal ini akan hilang sering bertambah turun bayi
ke dalan rongga panggul.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
b. Perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu hamil trimester II
menurut (Hutahaean,2013;h.107)
Proses kehamilan merupakan perubahan pada seluruh tubuh
ibu, khususnya alat genetalia ekterna dan interna serta payudara
(mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen,
dan progesterone mempunyai peran penting.
Perubahan yan terdapat pada ibu hamil secara terinci akan
dijelaskan sebagi berikut:
1)
Uterus
Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya
janin dalam rahim. Selama pembesaran ini, uterus berkontraksi
kekanan.Hal ini disebabkan adanya kolon rektosigmoid di
sebelah kiri.Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus
dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan
Braxton hicks. (Hutahaean,2013;h.107)
2)
Serviks uteri
Pada
kehamilan
trimester
dua
ini,
serviks
akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi
akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Serviks
juga masih mengalami perlunakan dan pematangan secara
bertahap (Hutahaean,2013;h.108).
3)
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi yang
disebabkan
oleh
peningkatan
hormone
estrogen
dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
progesteron.Hal ini menyebabkan sensivitas meningkat sehingga
dapat membangkitkan keingingan hasrat seksual.
Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin
besarnya uterus dapat menimbulkan edema dan varises pada
vulva (Hutahaean,2013;h.108).
4)
Ovarium
Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus
liteum.Pada kehamilan trimester kedua ini korpus luteum mulai
menghasilkan hormone ekstrogen dan progesterone, namun
korpus
luteum
tergantikan
terbentuk.Plasenta
tersebut.
Plasenta
menjadi
fungsinya
sumber
membentuk
dari
steroid,
setelah
plasma
kedua
hormone
human
chorionic
gonadotropin (HCG), humanm plasenta lagtogen (HPL), atau
human chorionic somatomammothropin (HCS), dan human
chorionic thyrotropin (HCT). Jadi pada masa ini plasenta mulai
menggantikan fungsi korpus liteum (Hutahaean,2013;h.108).
5)
Mammae
Pada kehamilan trimester dua terjadi perubahan-perubahan
pada mammae, yaitu adnya rasa kesemutan dan nyeri tekan.
Payudara membesar secara bertahap karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah ke payudara,
putting susu lebih menonjol dan mengeras, aerola tubuh gelap
akibat hiperpigmentasi aerola.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
Selain payudara yang membesar sebagian ibu hamil, setelah
memasuki usia kehamilan 12 minggu putting susunya mulai
mengeluarkan cairan berwarna putih agak kejernihan yang di
sebut colostrums (Hutahaean,2013;h.108).
6)
Kulit
Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae
gravidarum yang tampak pada kulit abdomen, yaitu tanda
renggang yang terbentuk akibat serabut-serabut elastis dari
lapisan
kulit
terdalam
terpisah
dan
terputus.
Hal
ini
mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu
(Hutahaean,2013;h.108).
7)
System kardiovaskuler
Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena
adanya retensi garam dan air yang di sebabkan sekresi
aldosteron dari adrenal oleh estrogen.Peningkatan volume dan
curah
jantung
juga
menimbulkan
perubahan
hasil
auskultrasi.Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar.Irama
S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Pada
usia kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi peningkatan
denyut jantung 10 sampai 15 kali per menit kemudian menetap
sampai aterm (Hutahaean,2013;h.108).
8)
System respirasi
Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan
tekanan karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
trimester
ini.
Kejadian
tersebut
dipengaruhi
peningkatan
hormone progesterone (Hutahaean,2013;h.109).
9)
Sisitem pencernaan
Ibu
hamil
akan
mengalami
banyak
keluahan
yang
dikarenakan perubahan anatomi dan fisologi system pencernaan
di antaranya adalah sebagi berikut :
a) Konstipasi yang di sebabkan oleh hormone estrogen yang
semakin meningkat.
b) Perut kembung yang di sebabkan adanya teknan uterus
yang membesar dalam rongga perut, sehingga mendesak
organ-organ pencernaan kea rah atas dan lateral.
c) Hemoroid yang di sebabkan oleh konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus.
d) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik asam
gastric
ke
dalam
esophagus
bagian
bawah
(Hutahaean,2013;h.109).
10) System perkemihan
Vakularirasi meningkat membuat mucosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah.Pembesaran kandung kemih
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kemih hanya berisi
sedikit urine. (Hutahaean,2013;h.109)
11) System musculoskeletal
Mobilisasi sendi berkurang terutama pada daerah siku dan
pergelangan tangan, terjadi penambahan berat badan sehingga
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur sehingga ibu
hamil terlihat seperti penderita lordosis. Sering juga ibu hamil
mengeluh mengalami kram pada kaki yang terjadi akibat
tekanna dari rahim pada pembuluh darah terutama menuju kaki
membuat darah mengalir kembali kea rah kaki, menyebabkan
terjadinya kram (Hutahaean,2013;h.109).
c. Perubahan anatomis dan fisologis pada ibu hamil trimester III
menurut (Hutahaean,2013;h.139)
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh
wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta
pada
payudara
somatomammatropin,
(mammae).Dalam
estrogen
dan
hal
ini
progesterone
hormone
mempunyai
peranan penting.
Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat
uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium, payudara, serta
semua system tubuh.
1) Uterus
Pada usia getasi 30 minggu, fundus uteri dapat di palpasi di
bagian tengah antara umbilicus dan statrum. Pada usia kehmilan
38 minggu, uterus sejajr dengan tratum. Tuba uteri tampak agak
terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus. Frekuensi dan
kekuatan
kontraksi
oto
segmen
atas
rahim
semakin
meningkat.Oleh karena itu, segmen bawah uterus berkembang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
lebih cepat dan meregangkan secara radial, yang jika terjadi
bersamaan sengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan
dasar pelvis akan menyebabkan presentasi janin memulai
penurunanya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya tinggi fundus yang di sebut dengan lightening,
yang mempengaruhi tekanan pada bagian atas abdomen.
Peningkatan uterus 1.000 gram dan peningkatan ukuran uterus
30x22,5x20cm. (Hutahaean,2013;h.139).
2) Serviks uteri
Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan secara
bertahap
akibat
bertambahnya
aktivitas
uterus
selama
kehamilan, dan akn mengalami dilatasi sapai pada kehamilan
trimester III. Sebagian dilatasi ostrium sterna dapat di deteksi
secara klinis dari usia 24 minggu, dan pada sepertiga
primigravida, ostum interna akan terbuka pada minggu ke 32.
Enzim kolagenase dan prostaglatin berperan dalam pematangan
serviks (Hutahaean,2013;h.140).
3) Vagina dan vulva
Pada kehamilan trimester III kadang terjadi peningkatan rabas
vagina.Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah
normal.Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini
biasanya agak kental, sedangkan pada saat
mendekati
persalinan cairan tersebut lebih cair (Hutahaean,2013;h.140).
4) Mammae
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan berwarna
kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum.Hal ini
tidak berbahaya dan merupakan pertandaan bahwa payudara
sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nanti.
Progesterone menyebabkan putih menjadi lebih menonjol dan
dapat digerakan (Hutahaean,2013;h.140).
5) Kulit
Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu
hamil.Sebelumnya, terdapat anggapan bahwa hal ini terjadi
karena peningkatan hormone penstimulasi melanosit (melanosit
stimulating hormone-MSH).Namun demikian, estrogen dan
progesterone
juga
dilaporkan
mamiliki
efek
penstimulasi
melanosit dan sekarang menjadi penyebab pigmentasi kulit.
Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap
dan terlihat area seperrti aerola, perineum, dan umbikalkus juga
area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan
pada bagian dalam (Hutahaean,2013;h.140).
6) Sisitem kardiovaskuler
Kondisi tubuhbyang dapat memiliki dampak besar pada
tekanan darah.Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung
hingga 25%.Kompresi vena cava interior oleh uterus yang
membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menurunya
aliran balik vena.Sirkulasi uteroplasma menerima proporsi curah
jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2%
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup
bulan.
Hal ini diwujudkan dalam peningkatan aliran darah maternal ke
dasar plasenta kira-kira 500 ml/menit pada kehamilan cukup
bulan. Aliran darah ke dalam kapiler membrane mucosa dan
kulit juga mengalami peningkatan., terutama pada tangan dan
kaki. Hal ini membantu menghilangkan (Hutahaean,2013;h.141).
d. Sirkulasi darah janin dan ibu dalam plasenta matur
Menurut (Williams, 2013.h:57.vol 1) plasenta secara fungsional
merupakan anyaman kapiler janin yang berkontak dengan darah ibu,
anatomi makroskopinya terutama terdiri atas hubungan vaskuler.
Permukaan janin di tutupi oleh amnion transparan dibawah amnion
tersebut, perjalanan pembuluh korionik. Irisan melintang plasenta
akan menunjukkan amnion, korion, vilus korionik dan ruang
intervilus, lemperng desidua (basal), dan miometrium. Permukaan
maternal plasenta di bgai menjadi lobus-lobus ireguler oleh jalur yang
dibentuk oleh septrum, yang terdiri atas jaringan fibrosa disertai
pembuluh darah yang jarang.Septrum memiliki alas lebar ini lazim
tidak mencapai lempeng korionik sehingga membagi plasenta secara
tidak sempurna.
Sirkulasi darah janin yang terdeogsigenasi seperti darah vena
mengalir ke plasenta melalui dua ateri umbilikalis.Pada titik tepat tali
pusat terhubung dengan plasenta, pembuluh-pembuluh umbilical ini
bercabang beberapa kali di bawha amnion dan bercabang kembali
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
dalam vilus pembagi, dan ahirnya membentuk jalinan kapiler pada
bagian terminal. Darah mengandung oksigen dalam kadar yang jauh
lebih tinggi akan kembali ke janin dari plasenta melalui vena
umbilikalis tunggal (Williams, 2013.h:57.vol 1).
6.
Gizi Pada Ibu Hamil
Kesehatan
merupakan
hal
yang
sangat
penting
dalam
keberlangsungan hidup manusia yang akan membuat seseorang
bahagia. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami.Sehat bagi ibu hamil bisa didefinisikan bahwa ibu cukup
gizi sebelum dan susudah hamil. Keadaan gizi pada masa konsepsi
mempengruhi kesuksesan kehamilan, gizi yang harus terpenuhi pada
saat
hamil
yaitu
karbohidrat,protein,
mineral,vitamin-vitamin
(Hutahaean,2013;h.55).
1)
Kebutuhan gizi pada ibu hamil menurut (Hutahaean,2013;h.58-59)
yaitu :
a)
Karbohidrat atau energy
Kebutuhan energy pada ibu hamil tergantung pada berat
badan ibu ha il itu sendiri, karena adanya peningkatan
metabolisme dan pertumbuhan janin yang pesat terutama pada
trimester II dan
III, disarankan oenambahan jumlah kalori
sekitar 285-300 kalori.sumber energy dapat didapatkan dari
hidrat arang seperti beras, jagung, kentang, ubi-ubian dll.
b)
Protein
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin,
uterus, jaringan payudara, hormone, bertambahnya cairan
darah ibu serta persiapan laktasi.Sebaiknya 2/3 dari protein
dikonsumsi
yang
diperlukan
selama
kehamilan
12
g/hari.Sumber protein terdapat pada daging, ikan, ayam, telur,
kerang dan sumber protein nabati terdapat pada kacangkacangan.
c)
Lemak
Lemak beras sekali manfaatnya untuk cadangan tubuh dan
agar ibu tidak muidah merasa lemah.Pertumbuhan janin di
dalam kandungan mamebutuhkan lemah sebgai sumber kalori
utama.
Lemak termasuk sumber tenaga yang vital, dan sebagi
pembantu pertumbuhan plasenta. Pada kehamilan normal
kadar lemak dalam aliran darah meningkat di ahir trimester III.
Jenis-jenis lemak yaitu :
(1)
Asam lemak omega 3, yaitu asam lemak linoeat yang
terdiri atas asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam
dekosahektaenoat (DHA).
(2)
Asam lemak omega 6, yaitu linoleat (LNA) yang di dalam
tubuh dikonversi menjadi asam lemak arakidonat.
d)
Vitamin.
(1) Asam folat dan vitamin B12 (sianokobalamin).
(2) Vitamin B6 (pridoktin).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
(3) Vitamin C (Asam arkobat).
(4) Vitamiin A.
(5) Vitamin D.
(6) Vitamin E.
(7) Vitamin K.
e)
Mineral
(1) Kalsium.
(2) Fosfor.
(3) Zat besi (Fe).
(4) Seng (Zn).
(5) Flour.
(6) Yodium.
(7) Natrium.
2)
Manfaaf gizi pada ibu hamil menurut (Hutahaean,2013;h.55) yaitu :
a) Menyediakan cadangan kalori untuk kesehatan ibu maupun
untuk bayi
b) Menyediakan
semua
kebutuhan
ibu
dan
janin
berupa
protein,mineral,karbohidrat,lemak dan vitamin.
c) Mendukung metebolisme tubuh ibu dalam memlihara berat
badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah yang normal.
Janin di dalam kandungan mengalami pertumbuhan yang dialami
dengan bertambabnya usia kehamilan, pertumbuhan janin yang baik
akn dipengaruhi cara perawatan yang baik dari ibu terutama gizi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
yang masuk kedalam perut ibu. Zat-zat gizi akan mausk kedalam
tubuh janin melalui saluran plasenta.
3)
Faktor
yang
mempengaruhi
gizi
ibu
hamil
menurut
(Hutahaean,2013;h.56) :
a) Usia hamil
Ibu hamil dengan usia muda akan lebih membutuhkan
banyak energy di bandingkan dengan ibu hamil dengan usia
yang produkitif.
b) Berat badan ibu hamil
Berat badan ibu lebih dan kurang dari rata-rata untuk usia
tertentu merupakan factor penentu jumlah zat makanan yang
harus di penuhi selama kehamilan.
c) Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada suku (36,5 -37°C) yang
digunakan untuk metabolism optimum. Lebih besar suhu tubuh
dan lingkungan berarti lebih banyak pula energy yang di
butuhkan.
d) Pengertahuan ibu hamil dan keluarga mengenai gizi
Pemilihan dan pengolahan makanan pada ibu hamil
memiliki peran penting, pemahaman mengenai gizi dipengaruhi
oleh
kemampuan
keluarga
mengenai
memilih
makanan,
memahami zat gizi yang terkandung dalam makanan, pandangan
keluarga terhadap makanan,
7.
Perubahan psikologis pada masa kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
Perubahan
psikologis
pada
masa
kehamilan
menurut
(Hutahaean,2013;h.52) yaitu Perubahan sikap yang dialami oleh ibu
hamil saat hamil sangat mempengaruhi janin yang ada didalam
kandungannya, umumnya kahamilan diinginkan di sambut baik oleh ibu
dan keluarga dengan sikap gembira, menjaga kesehatan janin dengan
mengatur pola makan yang tertur, periksa rutin hamil serta menjaga
keaadn tubuh supaya tetap sehat. Pada kehamilan tibul gejala yang
lazim yaitu ngidam (keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak
seperti biasanya).Akan tetapi untuk kehamilan yang tidak diinginkan
terbalik sikap ibu terhadap janin yang ada di dalam kandunganya, bisa
dikatakan tidak menjaga kehamilannya.
a.
Perubahan yang dialami terhadap kehamilan
Antara ibu hamil dengan pasangannya meiliki respon berbedabeda terhadap menyikapi kehamilannya, tergantung cara dan
kondisi psikologis masing-masing.
1)
Ambivalen
Dalam
keadaan
ini
respon
sorang
wanita
terhadap
kahamilannya bersifat mendua, sifat mendua karena ibu
memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan juga bayinya.
2)
Pengakuan/penerimaan ibu terhadap kehamilan
Perasaan yang tibul dari kondisi sebelum hamil akan muncul
selama hamil dan akan hilang seiring bertambahnya usia janin
di dalam kandungan. Karena bertambahnya usia janin ibu
dapat mendengar detak jantung janin, melihat janin melalui
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
USG sehingga ibu lebih memantapkan diri untuk menyambut
kehadiran bayi di dunia.
3)
Labilitas emosional
Mood wanita hamil berubah setiap waktunya, karena banyak
factor salah satunya perubahan semua yang terjadi karena
kehamilan, sehingga wanita hamil sering merasa bahwa dirinya
kurang(Hutahaean,2013;h.52).
b.
Pengaruh
kehamilan
pada
kehidupan
social
menurut
(Hutahaean,2013;h.52)
Pengaruh kehamialan pada kehidupan sehari-hari seorang
wanita sangat bergantung pada dukungan social.Jika kehamilan
disertai dengan kesadarn bahwa bayi merupakan dambaan dirinya,
suami serta orang taunya maka lingkungan social sangat ideal atau
situasi yang diinginkan.
Pengaruh
social
terhadap
kehamilan
menurut
(Hutahaean,2013;h.52) meliputi :
1) Karir
Prospek karier pada seorang wanita akan dibatasi oleh
kehamilan. Pengaruh kehamilan pada pekerjaan amupun
sebaliknya sangat bergantung pada jenis pekerjaan yang dimiliki
oelh
ibu.
Meninggalkan
pekerjaan
selama
kehamilan
mempengaruhi perasaan pada ibu hamil yang akan merasa
sunyi karena aktivitas yang telah terbiasa dialami sebelum hamil
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
tidak dilakukan selama hamil sehingga ibu hamil merasa sering
jenuh.
2) Aspek financial
Aspek financial dapat menjadi masalah penting jika kehamilan
tidak diduga. Seperti keadaan ekonomi, lingkungan maupun
social
3) Hubungan dengan orang alin.
4) Ketakutan dan kecemasan.
5) Reaksi terhadap perubahan jasmani.
Ketidaknyaman yang timbul terhadap ibu hamil sangat signifikan
terjadi karena factor utama yang berubah dari psikologis, yang
bisa mengakibatkan gangguan psikologis namun jika ibu
memiliki jiwa yang tenang ibu akan menerima perubahan nyata
pada tubuhnya.
8.
Pemeriksaan Pada Ibu Hamil
Menurut
Kementrian
Kesehatan
tahun
2015
Pemeriksaan
kesehatan ibu hamil merupakan rangkaian asuhan kepada ibu hamil
guna mengetahui kondisi dan mendeteksi adanya penyakit atau
komplikasi
sehingga
dapat
di
lakukan
deteksi
dini.Pemeriksaan
kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan
selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia
kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester
ketiga.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi
elemen pelayanan 10 T yaitu :
a.
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b.
Pengukuran tekanan darah.
c.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
d.
Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e.
Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi.
f.
Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan.
g.
Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) .
h.
Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana).
i.
Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dan
j.
Tatalaksana kasus.
B. Persalinan
1.
Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain (mochtar,2012;h.69).
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi, plasenta hingga selaput
ketuban dari uterus ibu, persalinan dikatakan normal jika usia kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
cukup bulan yaitu lebih dari 37 minggu tanpa penyulit dan dengan
kekuatan sendiri (Johariah,2012;h.1).
Persalinan adalah proses koordinasi antara 3 faktor penting yaitu
power (kekuatan), passanger (janin dan plasenta), dan passage (jalan
lahir), persalinan dapat berjalan normal jika factor 3p dapat berkoordinasi
dengan baik (Manuaba,2013;h.145).
Dari berbagai referensi mengenai pengertian persalinan dapat
disimpulkan bahwa persalinan merupakan proses pengeluaran bayi
hingga plasenta yang dipengaruhi pleh 3p yaitu power (kekuatan),
passanger (janin dan plasenta), dan passage (jalan lahir).
Menurut (Mochtar, 2012; h. 69) istilah yang berhubungan dengan partus :
a. Menurut cara persalinan
1)
Partus
biasa
(normal)
merupakan
partus
spontan
yaitu
proseslahirnya bayi oleh tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alatalat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umunya berlangsug
kurang dari 24 jam.
2)
Partus luar biasa (abnormal), ialah persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi caesarea.
b. Menurut tua (umur kehamilan)
1)
Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum
janin dapat
hidup
(viable)-berat
janin dibawah
100g-tua
kehamilan dibawah 28 miggu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
2)
Partus prematurus adala pesalinan (pengeluaran) hasil konsepsi
pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi
prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.
3)
Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada
kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500
gram.
4)
Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksirkan, janin
tersebut postmatur.
5)
Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat
cepat, mungkin dikamar mandi, diatas becak, dan sebagainya.
6)
Partus percobaan adalah suatu persalinan kemajuan persalinan
untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi
sevalopelvik.
c. Gravida dan Para :
1) Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
2) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya.
3) Para adalah seorang wanita yanag pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup (viable).
4) Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan
bayi viable.
5) Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup
untuk pertama kali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
6) Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan
bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali).
7) Grandemultiparanadalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6
kali atau lebih, hidup ataupun mati.
2.
Factor-faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah :
a. Kekuatan mendorong janin keluar
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma, dan
4) Ligmentous action, terutama lighrotundum
b. Factor janin
c. Factor jalan lahir
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus,
serviks, vagina dan dasar panggul. (Mochtar,2012;h,70).
3.
Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “hari-nya” yang disebut
kala
pendahuluan
(preparatory
of
labour).
Kala
pendahuluan
memberikan tanda-tanda sebagi berikut :
a. Lightening atau setting atau dropping kepala turun memasuki pintu
atas Panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perut buang air kecil atau sulit berkemih (polakisurin) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
d. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksikontraksi lemah uterus kadang-kadang disebut “false labor pains”
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah,
mungkin
bercampur
dengan
darah
(bloody
show)
(Mochtar,2012;h,70).
Tanda-tanda persalinan menurut (Mochtar,2012;h,70) yaitu :
a. Rasa nyeri oleh adanya his adanya datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Ketuban pecah dengan sendirinys.
d. Pada
pemeriksaan
dalam
serviks
mendatar
dan
telah
ada
pembukaan.
4.
Meknisme Normal Persalinan
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian bayi dan lewatnya
janin melalui panggul ibu sehingga terjadi pengeluaran. Mekanisme bayi
secara normal menurut (Hakimi, 2010;h.86) yaitu:
a. Penurunan
Penurunan, yang meliputi penurunan kepala janinpada diameter
obliqua kanan panggul, berlangsung terus selama persalinan normal
pada waktu janin melalui jalan lahir. Pada primigravida sebelum
persalinan mulai sudah harus terjadi penurunan kepala yang jelas
dalam prosespendahuluan, asal tidak ada disproporsi dan segmen
bawah rahim sudah terbentuk dengan baik.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
Penurunan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus kebawah, dan
pada kala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan posisi saat
ibu melahirkan.
b. Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjdi flexi karena sikap
alamiah janin dalam uterus.Tahanan terhadap penurunan kepala
menyebabkan bertambahnya flexi. Ubun-ubun besar akan lebih
rendah dari ubun-ubun kecil dan dagu janin mendekati dadanya.
Proses ini terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru sempurna setelah
bagian terendah mencapai dasar panggul.Oleh Karena persesuaian
antara kepala janin dengan panggul ibu mungkin ketat, segingga
terjadi pengurangan 1,5 cm dalam diameter terendah yang membuat
bagian terendah mudah keluar.
c. Putar Paksi Dalam
Sebagian besar panggul mempunyai PAP yang berbentuk
oval melintang.Sumbu panjang kepala janin harus sesuai dengan
sumbu panjang panggul ibu.Karenanya kepala janin yang masuk
PAP pada diameter transversa atau obliqua harus berputar ke
diameter anteropostrior supaya dapat lahir.Inilah maksud putaran
paksi dalam.Kepala janin dapat masuk ke pintu atas panggul
berhubungan dengan ukuran kepala janin dan ukuran dasar panggul.
Pada persalinan normal kepala janin akan berputar 45° ke kanan
(menuju garis tengah).
d. Ekstensi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
Extensi pada dasarnya disebabkan oleh dua kekuatanyaitu :
1) Kontraksi uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan
2) Dasar panggul yang memberikan tahanan.
Perlu diperhatikan bahwa dinding depan panggul (pubis)
panjangnya hanya 4 sampai 5 cm sedangkan dinding belakang
(sacrum) 10 sampai 15 cm. Dengan demikian ubun-ubun kecil
harus menempuh jarak yang lebih panjang daripada ubun-ubun
besar. Dengan semakin turunnya pintu (Crpwning).Ubun-ubun
besar lewat melalui pintu atas panggul pelahan-lahan dan
tengkuk menjadi titik putar di angulus subpubicus. Kemudian
dengan proses extensi yang cepat ubun-ubun kecil menulurus
sepanjang sacrum dan berturut-turut lahirlah dahi, hidung, mulut
dan dagu melalui perineum.
e. Restitusi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul maka bahu
memasuki panggul. Oleh Karena panggul tetap berada pada
diameter obliqua sedangkan kepala berputar ke depan, maka leher
ikut berputar.
Setelah kepala dilahirkan dan bebas dari panggul maka leher
berputar kembali dan kepala mengadakan restitui kembali 45°
sehingga hubungannya dengan bahu dan kedudukannya dalam
panggul menjadi normal kembali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
f.
Putar Paksi Luar
Putar paksi luar
kepala merupakan manifestasi putar paksi
daripada bahu janin. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu
depan yang lebih rendah berputar ke depan di bawah symphysis dan
diameter obliqua kiri menjadi diameter anteroposterior panggul.
Dengan begini maka diameter
memanjang bahu dapat sesuai
dengan diameter memanjang pintu bawah panggul. Kepala yang
telah berputar kembali 45° untuk mengembalikan hubungan normal
dengan bahu, sekarang berputar 45° lagi untuk mempertahankannya.
5.
Kala persalinan
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lender becampur
darah (boody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (effacement).Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler di sekitar servisis akibat pergeran ketika serviks mendatar dan
membuka.
Kala pembukaan di bagi atas 2 faseyaitu :
1) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm lamanya 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subtase
yaitu :
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi
4cm.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
b) Periode dilatasi maksimal (stesdy), selama 2 jam pembukaan
berlangsung sampai menjadi 9 cm.
c) Periode deselerani berlangusng lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) (Mochtar,2012;h,71).
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali.Kepala janin telah turun dan masuk
ke ruang panggul yang memulai lengkung reflek menimbulkan rasa
mengedan.Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau
buang air besar, dengan adanya tanda anus terbuka.Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
meregang. Dengan his dan mengejan yang terpimpin, akan lehir
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi
berlangsung
selama
1
½-2
jam,
pada
multi
1½-1
jam
(Mochtar,2012;h,71).
c. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontaksi rahim beristirahat sebentar.Uterus
teraba keras dengan fundus urteri setinggi pusat, dan berisi plasenta
yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 510 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Setelah bayi lahir.Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
Menurut (Hakimi,2010;h.100) kala III terdiri dari :
1)
Lepasnya Plasenta
Beberapa menit setelah bayi lahir maka kontraksi uterus timbul
lagi.Oleh Karena janin tidak berada di dalam uterus lagi, retraksi
segmen lebih besar di banding pada kala I dan Kala II.Retraksi
ini sangat mengurangi daerah pelekatan plasenta sedangkan
ukuan plasenta sendiri tdak berkurang.Besarnya plasenta
dengan darah perlekatannya terbentuknya celah pada stratum
spongiosum decidua, dan dengan cara ini plasenta terlepas dari
dinding uterus. Selama proses pelepasan darah menumpuk
diantara plasenta dan uterus, jika pelepasa sudah sempurna
maka darah dilepaskan dan mengalir keluar melalui vagina.
2)
Pengeluaran plasenta
Segera
setelah
pasenta
di
lepaskan,
kontraksi
uterus
mengeluarkan plasenta ke dalam vagina.Dari sini plasenta di
lahirkan dengan mengejan oleh pasien.Ada di kemukaan dua
metode pengeluaran plasenta yaitu pada metode Duncan tepi
bawah plasenta keluar lebih dahulu dengan perukaan maternal
dan
fetal
tampak
bersama-sama,
kemudian
sisanya
menyusul.Pada metode Schultze plasenta keluar seperti paying
yang dilipat permukaan fetal yang licin tampak lebih dahulu, dan
selaput ketuban menyusul di belakangnya.Meskipun mekanisme
Schultze menunjukkan adanya implantasi plasenta di fundus,
sedang metoda Duncan menunjukan bawa plasenta melekat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
pada dinding uterus, mekanisme pengeluaran plasenta yang
sebenarnya tidak mempunyai arti praktis yang banyak.
3)
Kontrol perdarahan
Pembuluh-pembuluh darah yang melewati Miometrium berkelokkelok dan anguler.Serabut-serabut otot tersusun dalam jaringan
yang berselang seling di lalui oleh pembuluh darah.Setelah
plasenta di lepaskan, retraksi menyebabkan pemendekan
serabut otot uterus yang permanen.Ini menekan, memutar dan
menutup arteri dan venulae seperti ikatan yang hidup.
Aliran darah ke tempat plasenta dengan efektif ditutup dan
perdarahan
dapat
berhenti.
Apabila
kontraksi
uterus
tidakberjalansebagaimana mestinya setelah pelepasan plasenta
maka pembuluh-pembuluh darah tidak tertutup dan mungkin
terjadi perdarahan postpartum yang banyak.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya
persalinan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi
dapat dilihat pada kotak di atas (Mochtar,2012;h,73).
6.
Langkah Asuhan Persalinan Normal (Menurut Shofa Ilmiah, 2016; h.
152-161)
a) Mengenali gejala dan tanda kala dua
1) Mendengar dan melihat tanda kala dua
(a) Ibu merasa ada dororngan kuat dan meneran (doran)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
(b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina (teknus)
(c) Perineum tampak menonjol (perjol)
(d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka)
b) Menyiapkan pertolongan persalinan
2) Pastikan
perlengkapan
peralatan,
bahan
dan
obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan
komplikasi ibu dan BBL.(untuk asfiksia, sediakan tempat datar
dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi) menggelar kain
diatasperut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi,
siapkan oksitosin 10 unit dan spuit steril sekali pakai didalam
partus set.
3) Pakai celemek plastik.
4) Mencuci tanga (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan tisu /
handuk.
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk
PD.
6) Memasukan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT / steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada spuit).
c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
7) Membersihkan vulva dan perinium, mengusapkannya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggnakan kapas
DTT.
(jika introitus vagina, perinium atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang, buang
kapas yang terkontaminasi, dan ganti sarung tangan jika
terkontaminasi dan letakkan dalam larutan klorin 0,5 %).
8) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastika pembukaan
lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi).
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
selama10 menit.
10) Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).
(mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal,
mendokumentasikan hasil PD, DJJ dan semua hasil penilaian
serta asuhan lainya pada partograf).
d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbigan
meneran.
11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai dengan keinginannya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
(tunggu
hingga
timbul
rasa
ingin
mengeran,
lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin serta
dokumentasikan hasil temuan, dan jelaskan pda anggota
keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar).
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran.
(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
(c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya,
kecuali posisi terlentang dalam waktu lama, anjurkan ibu
untuk istirahat diantara kontraksi.
(d) Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat
untuk ibu, berikan asupan cairan peroral yang cukup.
(e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai, segera rujuk jika
bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
meneran (primigravida) atau 60 menit meneran (multigravida).
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
53
e) Persiapan pertologan kelahiran bayi
15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagian dibawah bokong
ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pakai kedua tangan.
f)
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Lahirnya kepala bayi
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, dan lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering.
(tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membanu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal)
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
21) Tuggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
bipariental. (anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
;embut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
54
dengan muncul di bawah arkus pubis dan kemungkinan gerakkan
ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang).
Lahirnya badan dan tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakkan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang masingmasing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
g) Penanganan bayi baru lahir
25) Lakukan penilaian selintas
(a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan?
(b) Apakah bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada bayi
asfiksia BBL).
26) Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari mata, kepala,muka bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
caseosa. Ganti handuk yang basah dengan handuk yang
kering.Biarkan bayi di atas perut ibu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
55
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukkan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal
(ibu) dan jempit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
(a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut.
(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi
kemudian
melingkarkan
kembali
benang
tersebut
dan
mengikatnya dengan simpul kunci dengan sisi lainnya.
(c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
tengkurapdi dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
56
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
h) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisi, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah baik
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso kranial) secra hati-hati (untuk mencegah inversio uteri)
(a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
(b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
37) Lakukkan penegangan tali pusat dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso kranial).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
57
(a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
(b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
(1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih parah.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bai lahir
atau bila terjadi perdarahan segera lakukan plasenta
manual.
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/ steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakkan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan baguan
selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
58
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.
i)
Menilai perdarahan
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
kedalam kantung plastik dan tempat khusus.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pasa vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
j)
Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling
sedikit 1 jam.
(a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini
dalam waktu 30 menit- 60 menit.
(b) Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.
(c) Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
(d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi,
beri tetes mata, antibiotik, profilaksis dan vitamin K, 1 mg dipaha
kiri anterolateral.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
59
45) Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dipaha kanan anterolateral.
k) Evaluasi
46) Lanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertaman pasca persalinan.
(b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
(c) Setiap 20-30 menit pasca persalinan.
(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.
47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
(a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2
jam pertama pasca persalinan.
(b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
50) Periksa kembali bayi untu memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
l)
Kebersihan dan keamanan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
60
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi.
52) Buang baha-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56) Celupkan sarung tangun kotor ke dalam larutan klorine 0,5%,
balik bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
m) Dokumentasi
58) lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tandatanda vital dan asuhan kala IV.
C. Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42
minggu
dengan
berat
lahir
antara
2500-4000
gram
(Sondakh,2013;150).
Sondakh (2013) mengemukakan, bayi baru lahir dikatakan normal
jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
61
a. Beratbadanlahirbayiantara 2500-4000 gram.
b. Panjangbadanbayi 48-50 cm.
c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
d. Lingkarkepalabayi 33-35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun
sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
f.
Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit
disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
intercostal, serta rintihan hanya berlaangsung 10-15 menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.
h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
i.
Kuku telah agak panjang dan lemas.
j.
Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
k. Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.
l.
Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket (Sondakh, 2013;150)
2. Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek
penting dari asuhan segera setelah lahir adalah:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
62
a.
Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulitibu, caranya sebagai berikut:
1) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontakan atara kulit bay
idengan kulitibu.
2) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindung
dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi
setiap 15 menit.
4) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.
5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 derajat celcius, segera
hangatkan bayi. (Yongky.dkk,2012; hal:51)
b.
Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
seseger amungkin, caranya sebagai berikut:
1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini
antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan
panas yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan
pemberian ASI.
2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap siap
dengan menunjukkan rooting reflek, jangan paksakan bayi
untuk menyusu.
3) Jangan pisahkan bayi sedikitnya stau jam setelah persalinan.
(Yongky.dkk,2012; hal:51)
c.
Menjaga pernafasan, caranya sebagai berikut:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
63
1) Memeriksa pernafasan dan warna kulitsetiap 5 menit.
2) Jika tidak bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut:
keringkan bayi dengan selimut atau handuk hangat,
gosoklah punggung bayi dengan lembut.
3) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.
4) Bila bayi sianosis/kulitbiru, atau sukar bernafas/frekuensi
pernafasan 30>60 kali/menit, berikan oksigen dengan
kateter nasal. (Yongky.dkk,2012; hal:52)
d.
Merawat mata, caranya sebagai berikut:
1) Berikan eritromicin 0,5% atau tetrasiklin 1%, untuk pencegahan
penyakit mata.
2) Berikan tetes mata segera setelah lahir. (Yongky.dkk, 2012;
hal:52)
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan kebidanan kunjungan neonatal sebanyak tiga kali (dua
kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8–28 hari) yaitu pada umur
6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014; h.110).
Kunjungan neonatus (KN) Dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai
usia 28 hari yaitu :
a. KN 1 dilakukan pada umur 3-7 hari asuhan yang diberikan yaitu:
perawatan tali pusat ,pemberian ASI eksklusuf ,menjaga kehangatan
bayi ,konseling tanda-tanda bahaya BBL, Imunisasi,perawatan bayi
sehari-hari dan pencegahan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia
2014;h.110).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
64
b. KN 2 dilakukan pada umur 3-7 hari asuhan yang diberikan bidan
pada saat kunjungan kepada bayi umur 6 hari adalah beritahu hasil
pemeriksaan
pada
ibu,
anjurkan
ibu
menjaga
kehangatan
bayi,anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, beritahu
ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah (Profil Kesehatan
Indonesia 2014; h.110).
c. KN 3 dilakukan
pemeriksaan
pada umur 8-28 hari
,menganjurkan
ibu
Memberitahu ibu hasil
tetap
menjaga
kehangatan
bayi,menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai
6 bulan, memberikan konseling imunisasi BCG dan polio 1 serta
menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan polio ( Profil
Kesehatan Indonesia, 2014;h.110)
D. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012;h. 87).
Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Sarwono, 2014;h.356).
Masa nifas (puperium) adalah masa yang dimulai dari plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil (Vivian, 2013;h.1).
Dari
berbagai
referensi
mengenai
pengertian
nifas
dapat
disimpulkan bahwa masa nifas (purperium) adalah masa setelah 1 jam
plasenta lahir hingga 6 minggu (42 hari) dengan pulihnya kembali alat-alat
kandungan seperti keadaan sebelum hamil.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
65
2. Periode Masa Nifas
Menurut (Mochtar,2012; h. 87) nifas dibagi dalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium
intermediat,
yaitu
kepulihan
menyeluruh
alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat
sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
Tabel 2.2 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi
Involusi
Tinggi fundus uteri
Berat uterus
Bayi lahir
Setinngi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari bawah pusat
750 gram
1 minggu
Pertenghan
pusat 500 gram
simfisis
2 minggu
Tidak teraba di atas 350 gram
simfisis
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
Sumber : Mochtar 2012 (h. 87)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
66
3. Perubahan psikologis yang dapat terjadi pada masa nifas menurut
(Hanretty,2014.h;350) yaitu :
a.
Postpartum „blues‟
Kondisi ini trejadi pada sekitar 50% wanita dalam waktu 4-5 hari
setelah melahirkan.Biasanya kondisi ini sembuh sendiri, namun pada
kasus yang jarang terjadi, keadaan tersebut dapat berkelanjutan
menjadi depresi setelah melahirkan.Biasanya hanya dibutuhkan
dukungan mental dari bidan atau doktet.
b.
Depresi susudah melahirkan (postnatal depression)
Depresi sesudah melahirkan adalah suatu gangguan yang relative
umum dijumpai, dengan awitan antara 1-6 bulan setelah melahirkan
serta dapat berlangsung sampai 6 bulan atau lebih.Biasanya
ditemukan riwayat keluarga atau penyakit depresi sebelumnya pada
pasien.Tatalaksana yang dapat di berikan meliputi dukungan social,
kelompok atau komunitas pendukung dan kadang menggunakan
obat antidepresi.
c.
Psikosis masa nifas
Psikosis terjadi pada 0,2%, ibu dan awita lebih awal dari pada
depresi postnatal. Kondisi ini merupakan kondisi yang serius sampai
ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
d.
Efek pada hubungan ibu dan anak
Penyakit mental apapun yang tegolong ketegori ringan maupun berat
akan selalu mempengaruhi kondisi hubungan ibu dan anak serta
hubungan dengan pasangan .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
67
4. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Menurut Sulistyawati (2009;h.6) asuhan masa nifas dibagi menjadi
4 kunjungan, yaitu :
a. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas
4) Pemberian ASI awal
5) Melakukan hubungan antar ibu dengan bayi yang baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
b. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik da tidak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
68
c. Kunjungan 3 (2 minggu setelah persalinan)
1)
Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2)
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
3)
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
4)
Memastikan ibu menyusui dengan baik da tidak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
5)
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
d. Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)
1) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau
bayinya alami
2) Memberikan konseling KB secara dini.
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, dengan melakukan promosi
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas (Profil Kesehatan, 2014).
Keluarga berencana (KB) merupakan pertimbangan di dalam
keluarga terhadap keputusan dalam menetapkan ukuran keluarga, jarak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
69
anatar keluarga, dan pemilihan serta menggunaan metode pengendalian
kehamilan (Varney, 2007;h.414).
Program
keluarga
berencana
adalah
upaya
peningkatan
kepedulian dan peran serta melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahuan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Buku Ajar Pelayanan
KB, 2010;h.28)
Dari berbagai fererensi mengenai pengertian keluarga berencana
(KB) dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana adalah progam yang
bertujuan untuk pengaturan kehamilan, ajak antar kelarga guna
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan Keluarga Berenca (KB)
Menurut Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana (KB) tahun
2010
tujuan
keluarga
berencana
(KB)
adalah
meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk sehingga terciptanya penduduk yang berkualitas,
sumber
daya
manusia
(SDM)
yang
bermutu
dan
peningkatan
kesejahteraan keluarga.
3. Sasaran Keluarga Berencana (KB)
Menurut Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana (KB) tahun
2010 sasaran keluarga berencana (KB) dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Sasaran Langsung
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
70
Sasaran langsung adalah pangan usia subur yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan memberikan metode kontrasepsi
yang berkelanjutan.
b. Sasaran Tidak Langsung
Sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan pengelolan KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan
kependudukan
terpadu
dalam
rangka
mencapai
keluarga yang berualitas dan sejahtera.
4. Macam-macam Alat Kontrasepsi
a. Metode Amenore Lakktasi (MAL)
Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
meberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan
ASI tanpa tambahan makan atau minum apapun lainya (Bkkbn,2014).
1) Yang dapat menggunakan Metode Amenore Lakktasi
sebagai
kontrasepsi yaitu :
a) Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila
pemberian > 8x sehari.
b) Efektif bayi kurang dari 6 bulan.
c) Memakai metode kontrasepsi lain selain metode amenore
lakktasi.
2) KeuntunganMetode Amenore Lakktasi MAL
a) Keuntungan Sebagai kontrasepsi
(1) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan
pasca persalinan).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
71
(2) Segera efektif.
(3) Tidak mengganggu senggama.
(4) Tidak ada efek samping secara sistematik.
(5) Tidak perlu pengawasan medis.
(6) Tidak perlu obat atau alat
(7) Tanpa biaya
(Bkkbn,2014;MK-2)
b) Keuntungan Sebagai Non Kontrasepsi
(1) Untuk bayi
(a) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibody
perlindungan lewat ASI.
(b) Sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk
tumbuh kembang bayi yang optimal.
Terhindar dari keterpaparan terhadap konstaminasi dari
luar, susu lain atau formula atau alat minm yang di
pakai. (Bkkbn,2014;MK-2).
(2) Untuk ibu
(a) Mengurangi perdarahan pasca persalinan.
(b) Mengurangi resiko anemia.
(c) Meningkkan hubungan psikologogik ibu dan bayi
(Bkkbn,2014;MK-2)
(3) Keterbatasan Metode Amenore Lakktasi (MAL)
a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
72
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.
c) Efektif tinggi hanya sampai kembalinya haid atau
sampai dengan 6 bulan.
d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis
B/HBV dan HIV/AIDS (Bkkbn,2014MK-2)
(4) Hal yang harus disampaikan kepada klien sebelum
menggunakan metode amenore lakktasi (MAL) yaitu :
a) Seberapa sering ibu harus menyusui
b) Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari
4 jam.
c) Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang
melepaskan hisapannya.
d) Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui
waktu malam membantu mempertahankan cakupan
pesediaan ASI.
e) Bayi terus di susukan waktu ibu/bayi sedang sakit.
f)
ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
g) Haid , ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda. Ibu
sudah subur kembali dan harus segera memulai
menggunakan
metode
kontrasepsi
KB
lainya
(Bkkbn,2014;MK-4).
b. Metode keluarga berencana alamiah (KBA)
Menurut (Bkkbn,2014) Keluarga Berencana Alamiah (KBA) adalah
metode kontrasepsi alami yang efektif digunakan jika tertib dalam
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
73
pemakaiannya dengan ketentuan ibu harus mengetahui masa subur
yang berlangsung.
1) Macam-macam Keluarga Berencana Alamiah (KBA) menurut
(Bkkbn,2014) yaitu :
a) Senggama Terputus
Menurut (Bkkbn,2014) Senggama terputus adalah metode
keluarga berencana tradisional, di mana pria menggeluarkan
alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakuasi.
(1) Keuntungan KontrasepsiSenggama Terputus
(a) Efektif jika digunakan secara benar.
(b) Tidak menggangu produksi ASI.
(c) Dapat digunakan sebagai pendukung meode KB
lainya.
(d) Tidak ada efek samping.
(e) Dapat digunakan setiap waktu.
(f) Tidak membutuhkan biaya.
(2) Keterbatasan Kontrasepsi Senggama Terputus
(a) Efektivitas
sangat
tergantung
pada
kesediaan
pasanganuntuk melakukan senggama terputus setiap
melaksanaknnya (angka kegaglan 4-27 kelamilan per
100 perempuan pertahun).
(b) Efktivitas akan jauh menurun apan=bila sperma dalam
24 jam sejak ejakuasi masih melekat pada penis.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
74
(c) Memutus
kenikmatan
dalam
berhubungan
seksual(Bkkbn,2014;MK-16).
(3) Yang
dapat
menggunakan
kontrasepsi
senggama
terputus menurut (Bkkbn,2014;MK-16)
(a) Suami yang berpartisipasi aktiv dalam keluarga
berencana.
(b) Pasangan yang taat bersenggama atau mempunyai
alas an filosofi untuk tidak menggunakan metodemetode lain.
(c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan
segera
(d) Pasangan yang memerlukan metode sementara,
sambil menunggu metode yang lain.
(e) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
(f) Pasnagn yang melakukan hubungan seksual yang
tidak teratur (Bkkbn,2014;MK-16)
(4) Penyampaian
kepada
klien
sebelum
penggunaan
kontrasepsi Senggama Terputus yaitu :
(a) Meningkatkan kerja sama dan membangaun saling
pengertian sebelum melakukan hubungan seksual
dan
pasangan
menyepakati
harus
penggunaan
mendiskusikan
metode
dan
senggama
terputus.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
75
(b) Sebelum
berhubungan
pria
terlebih
dahulu
mengosongkan kandung kemih dan membersihkan
ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakuasi sbelumnya.
(c) Apabila
merasa
akan
sejakuasi,
pria
segera
menguluarkan penisnya.
(d) dari vagina pasanganya dan mengeluarkan sperma di
luar vagina.
(e) Senggama
tidak
diajukan
pada
masa
subur
(Bkkbn,2014;MK-16).
2) Manfaat
Keluarga
Berencana
Alamiah
(KBA)
menurut
(Bkkbn,2014;MK-8) yaitu :
a) Manfaat Kontrasepsi
(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai
kehamilan.
(2) Tidak ada resiko kesehatan atau mencapai kehamilan.
(3) Tidak ada efek samping sistematik.
(4) Murah atau tanpa biaya.
b) Manfaat Nonkontrasepsi
(1) Meningkatkan
keterbatasan
suami
dalam
keluarga
berancana
(2) Menambah pengetahuan tentang sisitem reproduksi pada
suami dan istri.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
76
(3) Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui
peningkatan komunikasi anatar suami dan istri/pasangan
3) KeterbatasanKeluarga Berencana Alamiah(KBA).
a) Sebagai kontraseptif sedang (9-20 kehamilan per 100
perempuan selama tahun pertama pemakaian). Catatan
untuk metode ovulasi billings bila aturna di taati kegagalan
0%
(kegagalan
metode/method
failure
dan
0-3%
kegagalan pemakaian user’s failure, yaitu pasangan
dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan
untuk mencagah kehamilan).
b) Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin psangan
untuk menikuti instruksi.
c) Perlu
adanya
pelatian
sebagai
persyaratan
untuk
menggunakan jenis KBA yang paling efektif dan benar.
d) Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis).
e) Pelatih/guru
KBA
harus
mampu
membantu
ibbu
menegnali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk
mentaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan
menyediakan alat bantu jika di perlukan; misalnya buku
catatan khusus, thermometer (oral atau suhu basal)
f)
Perlu pantang selam amsa subur untuk menghindari
kehamilan.
g) Inveksi vagina membuat lender serviks sulit dinilai.
h) Thermometer basal di perlukan untuk metode tertentu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
77
i)
Tidak melindungi dari IMS termasuk HBV(virus hepatitis
B) dan HIV/AIDS(Bkkbn,2014;MK-8)
4) Yang dapat menggunakan Keluarga Berencana Alamiah
(KBA) yaitu :
a) Semua perempuan sesame reproduksi, baik sikluas haid
teratus maupun tidak teratur, tidak haid baik karena
menyusui maupun premenopouse.
b) Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk
multipara.
c) Perempuan kurus ataupun gemuk
d) Perempuan yang merokok.
e) Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti
hipertensi sedang, varieses, dismenorea, sakit kepada
sendang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
avarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria,
thrombosis vena dalam, tau emboli paru.
f)
Pasangan dengan alasab agama atau fislosofi untuk tidak
menggunakan metode kontrasepsi lain.
g) Perempuan yang tidak bisa menggunakan metode
kontrasepsi lain.
h) Pasangan yang ingin pantang senggam albih dari
seminggu pada setiap siklua haid.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
78
i)
Pasangan yang ingin dan trmotivasi untuk mengopservasi,
mencatat,
dan
menilai
tanda
gejala
kesuburan(Bkkbn,2014;MK-9).
5) Yang seharusnya tidak menggunakan Keluarga Berencana
Alamiah (KBA) yaitu :
a) Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah
kesehatan membuat hamil menjadi suatu kondisi resiko
tinggi.
b) Perempuan
sebelumnya
mendapat
haid
(menyusui,
segera setelah abortus), kecuali MOB
c) Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, keluali
MOB.
d) Perempuan yang pasanganya tidak mau bekerja sama
(berpantang) selama waktu tertentu dalam sirkulasi siklua
haid.
e) Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genetalia
(Bkkbn,2014;MK-10)
c. Metode barir (KONDOM)
1) Kondom merupakan Kondom merupakan selubung/sarung karet
yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet),
plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang di pasang
di penis pada saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet
sintetis yang tipis, terbentuk silinder, denganmuaranya berpinggir
tebal, yang bila digulung terbentuk rasa atau mempunyai bentuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
79
seperti putting susu. Berbagai bahan teleh di tambahkan pada
kondom
baik
untuk
meningkatkan
efektivitasnya
(misalnya
penambahan spesimida) maupun sebagai aksesoris aktivitas
seksual.
2) Cara Kerja Kontrasepsi Kondom
a) Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet
yang di pasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
b) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termsuk HBV dan
HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lainya
(khusus
kondom
yang
terbuat
dari
lateks
dan
vinil).
(Bkkbn,2014;MK-18)
3) Efektivitas Kontrasepsi Kondom
Kondom sudah cukup efektifitasnya bila dipakai secara benar
pada setiap kali berhubungan seksual.Pada beberapa pasnagan,
pemakaian kondom tidak efektif karena tidak di pakai secara
konsisten.
Secara
ilmiah
didapatkan
hanya
sedikit
angka
kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun (Bkkbn,2014;MK-18).
4) Manfaat kontrasepsi kondom menurut (Bkkbn,2014;MK-18) yaitu :
a) Efektif bila digunakan dengan benar.
b) Tidak mengganggu produksi ASI
c) Tidak mengganggu kesehatan klien.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
80
d) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e) Murah dan dapat di beli secara umum.
f)
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
g) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainya
harus ditunda.
5) Keterbatasan Kontrasepsi Kondom
a) Efektivitas tidak terlalu tinggi.
b) Cara
penggunaan
sangat
mempengruhi
keberhasilan
kontrasepsi.
c) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung).
d) Pada bebrapa klien biasanya menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan eraksi.
e) Harus selalu bersedia setiap kali berhubungan seksual.
f)
Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum.
g) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah (Bkkbn,2014;MK-19)
d. Kontrasepsi Kombinasi (Hormon ekstrogen dan progesterone).
Menurut Bkkbn tahun 2014 kontasepsi kontrasepsi kombinasi atau
hormonal yaitu :
1) Pil kombinasi (Hormon Progesteron)
a) Jenis pil kombinasi menurut (Bkkbn,2014;MK-31)
(1) Monifasik :pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktiv ekstrogen/progestin (E/P)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
81
dalam dosis yang sama, tanpa 7 tablet tanpa hormone
aktiv.
(2) Bifasik ; pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktiv ekstrogen/progestin (E/P)
dengan dua dosis yang berbeda denagn 7 tablet tanpa
hormone aktv.
(3) Trifasik :Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktic ekstrogen dan progestin (E/P)
dengan 3 dosis yang berbeda denagn 7 tablet tanpa
hormone aktiv.
b) Cara Kerja Pil Kombinasi yaitu :
(1) Menekan ovulasi.
(2) Mencegah implentansi.
(3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
(4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu pula(Bkkbn,2014;MK31).
c) Manfaat Pil Kombinasi
(1) Memiliki
efektivitas
yang
tinggi
(hamper
menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1
kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
(2) Ressiko terhadap kesehatan sangat kecil
(3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
82
(4) Siklis haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri.
(5) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
(6) Dapat digunakan sejak usia remaja hinnga menopause.
(7) Mudah dihentikan setiap saat.
(8) Kesuburan
segera
kembali
setelah
penggunaan
pil
dihentikan.
(9) Dapat
digunakan
sebagai
kontrasepsi
darurat
(Bkkbn,2014;MK-31)
Keterbatasan
(a) Mahal
dan
membosankan
karena
harus
menggunakannya setiap hari.
(b) Mual, terutama 3 bulan pertama.
(c) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3
bulan pertama.
(d) Pusing.
(e) Nyeri payudara.
(f) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan
tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak
positif.
(g) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
(h) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui
(mengurangi ASI).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
83
(i) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan
depresi,
dan
keinginan
perubahan
untuk
suasana
melakukan
hati,
hubungan
sehingga
seksual
berkurang.
(j) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan,
sehingga resiko stoke, dan gangguan pembekuan darah
pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan
usia> 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
(k) Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV,
HIV/AIDS.
(Bkkbn,2014;MK-32)
d) Yang
Dapat
Menggunakan
Pil
Kombinasi
menurut
(Bkkbn,2014;MK-32)
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil
kombinasi, seperti:
(1)
Usia reproduksi.
(2)
Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.
(3)
Gemuk atau kurus.
(4)
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas
tinggi.
(5)
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
(6)
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI
esklusif,
sedangkan
semua
cara
kontrasepsi
yang
dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
84
(7)
Pasca keguguran.
(8)
Anemia karena haid berlebihan.
(9)
Nyeri haid hebat.
(10) Siklus haud tidak teratur.
(11) Riwayat kehamilan ektopik.
(12) Kelainan payudara jinak.
(13) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal.
(14) Pembuluh darah, mata dan saraf.
(15) Penyakit teroid, penyakit radang panggul, endometriosis
atau tumor ovarium jinak.
(16) Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang rivampisin).
(17) Varises vena.
e) Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
(1) Hamil atau dicurugai hamil.
(2) Menyusui eksklusif.
(3) Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya.
(4) Penyakit hati akut (hepatitis).
(5) Merokok dengan usia> dari 35 tahun.
(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah lebih
symbol 180/100 mmHg.
(7) Riwayat gangguan factor pembekuan farah atau kencing
manis > 20 tahun.
(8) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
85
(9) Migrain dan gejala neorologik vocal (epilepsi/riwayat
epilepsi).
(10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
(Bkkbn,2014;MK-33)
2) Suntikan kombinasi (Hormon Progesteron)
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Actat dan 5 mg Noretindron Enantat dan 5 Estrodiol Sipionad yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg
Noretindron Enantap dan 5 mg Estradion Valerad yang diberikan
injeksi IM sebilan sekali (Bkkbn,2014;MK-36).
a) Cara kerjaSuntikan kombinasi yaitu :
(1) Menekan ovulasi.
(2) Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu.
(3) Perubahan pada endometrium (astrofi) sehingga inflentasi
terganggu.
(4) Menghambat transportasi ganet oleh tuba (Bkkbn,2014;MK36)
b) EfektifitasSuntikan kombinasi
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan (Bkkbn,2014;MK-36)
c) Keuntungan suntik kombinasi menurut (Bkkbn,2014;MK-36)
(1) Resiko terhadap kesehatan kecil.
(2) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
86
(3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
(4) Jangka panjang.
(5) Efek samping sangat kecil.
(6) Klien tidak perlu munyimpan obat suntik.
d) KerugianSuntikan kombinasi yaitu :
(1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan, bercak/spootin, atau perdarahan sela sampai
10 hari.
(2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, keluhan seperi ini
akan hilang pada sutikan kedua atau ketiga.
(3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien
harus kembali selama 30 hari untuk mendapatkan suntukan.
(4) Efektivitasnya berkurang bila di gunakan bersamaan dengan
obat-obat epilepsy (fenitoin dan Bargiturat) atau obat
tuberkulosisn (rifampisin)
(5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan
jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinana timbulnya tumor hati.
(6) Penambahan berat badan.
(7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menurar seksual, hepatitik is B, virus, atau inveksi virus HIV.
(8) Kemungkinan terlamatnya pemulian kesuburan setelah
perhentian pemakaian (Bkkbn,2014;MK-37)
e) Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
87
(1) Usia reproduksi.
(2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum pernah meiliki
anak.
(3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang
tinggi.
(4) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
(5) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
(6) Anemia
(7) Nyeri haid hebat.
(8) Riwayat kehamilan etopik.
(9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(Kkbn,2014;MK-37)
f) Yang tidak boleh menggunakan suntik kombinasi
(1) Hamil atau dugaan hami.
(2) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinna.
(3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
(4) Penyakit hati akut (virus hepatitis).
(5) Usia> 35 tahun yang merokok.
(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan
darah tinggi ( >180/110 mmHg).
(7) Riwayat kehamilan tromboemboli atau dengan kencing
manis> 20 tahun.
(8) Kelainan pembuluh darah yang menyenankan sakit kepala
atau migrai(Bkkbn,2014;MK-38).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
88
3) Kontasepsi suntikan progestin
a) Jenis suntikan progestin menurut (Bkkbn,2014) yaitu :
(1)
Depo
Medroksiprogesteron
Asetat
(Depo
Povera),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntik intramaskular (di daerah bokong).
(2)
Depo
Noretisteron
Enantat
(Depo
Noristerat),
yang
mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap
2 bulan dengan cara disuntik intramaskular.
b) Cara kerjasuntikan progestin
(1) Mencegah ovulasi.
(2) Mengentalkan
lender
serviks
sehingga
menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
(3) Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c) Efektivitassuntikan progestin
Kedua kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan
0,3
kehamilan
per
100
perempuan/tahun,
asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan (Bkkbn,2014;MK-44)
d) Keuntungansuntikan progestin
(1)
Sangat efektif
(2)
Pencegahan kehamilan jangka panjang.
(3)
Tidak berpengaruuh pada hubungan seksual.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
89
(4)
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berhadap
penyakit janutung, dan gangguan pembekuan darah.
(5)
Tidak memiliki pengaru terhadap ASI.
(6)
Sedikit efek samping.
(7)
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
(8)
Dapat digunakan oleh perempuan usia> 35 tahun sampai
perimenaupouse.
(9)
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
etopik.
(10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
(11) Mencegah bebrapa penyebab penyakit radang panggu.
(12) Menurunkan krisis
anemia
bulan
sabit
(sickle
cell)
(Bkkbn,2014;MK-44).
e) Keterbatasan suntikan progestin
(1)
Sering ditemukan masalah haid, seperti :Siklus haid yang
memendek atau memanjang.
(2)
Perdarahan yang banyak atau sedikit.
(3)
Perdarahan
tidak
teratur
atau
perdarahan
bercah
(spotting).
(4)
Tidak haid sama sekali.
(5)
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
(6)
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikut.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
90
(7)
Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
(8)
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
(9)
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
(10) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya (tempat suntikan).
(11) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
(12) Pada
penggunaan
jangka
panjang
dapat
sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas).
(13) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekringan pada vagina menurunkan libido, gangguan
emosi
(jarang),
sakit
kepala,
nervositas,
jerawat(Bkkbn,2014;MK-44).
f)
Yang
dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
menurut (Bkkbn,2014;MK-45) yaitu :
(1)
Usia reproduksi
(2)
Nultipara dan yang telah memiliki anak.
(3)
Mengehendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
91
(4)
Mneyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
(5)
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
(6)
Setelah abortus atau keguguran.
(7)
Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
(8)
Perokok.
(9)
Tekanan
darah
<180/110
mmHg,
dengan
masalah
gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
(10) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate)
atau obat tuberkolosis (rifampisis.
(11) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
(12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(13) Anemia definisi besi.
(14) Mendekati usia menaopause yang tidak mau atau tidak
boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
g) Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
(1) Hamil atau curiga hamil (resiko catat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
(3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea.
(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kenker payudara.
(5) Diabetes militus disertai komplikasi.
(Kkbn,2014;MK-45)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
92
4) Kontrasepsi Implant
Implant menurut (Bkkbn,2014;MK-55) merupakan metode
kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat
mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun.
Metode ini dikembangkan oleh the population council, yaitu suatu
organisasi
internasional
yang
didirikan
tahun
1952
untuk
mengembangkan teknologi kontrasepsi.
a).
Berbagai
jenis
kontrasepsi
hormonal
implant
menurut
(Bkkbn,2014;MK-55)
(1) Norplan
Terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan
216 mg levonorgestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm
denagn diameter 2,4 mm. kapsul tersebut dari bahan silatik
medic (polydimethysiloxane) yang fleksibel di mana kedua
ujungnya ditutup dengan penyumbat sintetik yang tidak
mengganggu kesehatan klien.
(2) Judlle (Nortplan II)
Implanon (organon, Oss, Netherlands) adalah
kontrasepsi subdermal kapsul tunggal yang mengandung
entonogestel (3-ketodesogestrel), merupakan metabolit
desogestrel yang efek androgeniknya lebih rendah dan
aktivitas
progestational
yang
lebih
tinggi
dari
levonorgestrel. Kapsul polimer (ethylene vinyl acetate)
mempunyai tingkat pelepasan hormone ysng lrbih stabil
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
93
dari kapsul silastik Norplan sehingga variabilitas kadar
hormone dalam serum menjadi kecil.
b) Mekanisme KerjaKontrasepsi Implant
Implant mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai
cara. Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme
utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak
dapat dilewati oleh sperma. Walaupun pada kontrasepsi yang
rendah, progestin akan menimbulkan pengentalan mucus serviks.
Perubahan terjadi segera setelah pemasangan implant. Progestin
juga menelan pengeluaran follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing
hormone
(LH)
darihipolatimus
dan
hipofise
(Bkkbn,2014;MK-58)
c)
Pengaruh Kontrasepsi Implant terhadap lender serviks
Pengaruh kontrasepsi yang paling penting dari LNG adalah
perubahan yang terjadi pada komposisi lender serviks walaupun
sirkulasi haid perempuan tersebut teratur. Penelitian yang di
lakukan menunjukkan bahwa dalam 24 jam sampai 48 jam
setelah pemasangan, lender serviks menjadi kental, jumlahnya
menjadi berkurang, sehingga mencegah penetrasi sperma
(Bkkbn,2014;MK-59)
5) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
a)
Jenis kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
(1) AKDR CuT-380A
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
94
Kecil, kerangka dari plastic yang felksible, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga
(Cu).
(2) AKDR lain yang beredar di indonesia ialah NOVA T
(schering).
b)
Cara kerjakontrasepsi dalam rahim (AKDR).
(1)
Menghambat kamampuan sperma untuk masuk ke tuba
fallopi.
(2)
Mempengaruhi fertilisasi ovum mencapai kavum uteri.
(3)
AKDR bekrtja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam
alat
reproduksi
perempuan
dan
mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
(4)
Memungkinkan utuk mencegah implantasi telur dalam
uterus.
c)
Keuntungan kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
(1) Sebagi kontrasepsi efektif tinggi.
(2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasnagn.
(3) Metode jangka panang (10 tahun proteksi dari CuT-380A
dan tidak peril dig anti).
(4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
(5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu
khawatir terjadi kehamilan.
(6) Membantu mencegah kehamilan etopi (Bkkbn,2014;MK-81).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
95
d)
Yang dapat menggunakankontrasepsi dalam rahim (AKDR).
(1)
Usia peroduktif.
(2)
Keadaan multipara.
(3)
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
(4)
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
(5)
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
(6)
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi.
(7)
Resiko rendah IMS.
(8)
Tidak menghendaki metode hormonal.
(9)
Tidak menyukai untuk mengingat-ngingat minum pil setiap
hari.
(10) Tidak menghendaki hamil setelah 1-5 hari senggama (lihat
kontrasepsi darurat) (Bkkbn,2014;MK-82)
6) Tubektomi
Tubektomi menurut (Bkkbn,2014) adalah metode kontasepsi
untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah
untuk melakukan tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakalh
seorang klien sesuai untuk menggunakan metode ini.
a)
Keuntungan Tubektomi
Mempunyai efek terhadap kehamilan dan penyakit radang
panggul (PID).Bebrapa studi menunjukan efek protektif terhadap
kanker ovarium.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
96
b)
Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Tubektomi yaitu:
(1) Pasangan yang tidak ingin menambah anak lagi.
(2) Ibu pasca perssalinan.
(3) Ibu menyusui.
(4) Tidak ingin menggunakan kontrasepsi yang harus di pakai
atau disiapkan setiap waktu.
(5) Perempuan
dengan
gangguan
kesehatan
yang
bertambahnya berat jika terjadi kehamilan.
(6) Penggunaan kontrasepsi yang menimbulkan gangguan pola
haid. (Bkkbn,2014;MK-90)
c)
Penapisan konseling tubektomi
(1) Masih ada berbagai jenis kontrasepsi jika klien belum
mantap tubektomi.
(2) Tubektomi adalah prosedur bedah inor.
(3) Selain menguntungkan, tubektomi juga memiliki resiko.
(4) Setelah tubektomi, klien tidak dapat hamil lagi.
(5) Tubektomi bersifat permanan.
(6) Klien dapat (setiap saat) membataskan pilihan untuk
menggunakan tubektomi selama prosedur tubektomi belum
di lakukan (Bkkbn,2014;MK-90)
d)
ManfaatTubektomi
(1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama
satu tahun pertama penggunaan).
(2) Tidak mengurangi proses menyusui.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
97
(3) Tidak tergantung pada factor senggama.
(4) Baik bagi pasien apabila kematian akan beresiko kesehatan
serius.
(5) Pembedahan sederhana, tidak dilakukan anastesi local.
(6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.
7) Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk laki-laki yang
tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan
vasektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan lainya untuk memastikan apakah seseorang klien susuai
untukk menggunakan kontrasepsi vasektomi (Bkkbn,2014;MK-95).
a) Efektifitas
(2)
Setelah masa pengosongan sperma dari vasikula seminalis
(20 kali ejakuasi menggunakan kondom) maka kehamilan
hanya terjadi pada 1 per 100 perempuan per tahun pertama
penggunaan.
(3) Pada klien yang tidak dapat memastikan (analisis sperma)
masih adanya sperma pada ejakuasi atau tidak patuh
menggunakan kondom hingga 20 kali ejakuasi maka
kehamilan terjadi pada 2-3 per 100 perempuan pada tahun
pertama penggunaan.
(4) Selama 3 tahun penggunaan, terjadi sekitar 4 kehamilan per
100 perempuan (Bkkbn,2014;MK-96).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
98
b)
Yang dapat menggunakan kontrasepsi vasektomi menurut
(Bkkbn,2014;MK-97) :
(1) Dari semua usia produktif (biasanya <50).
(2) Tidak ingin anak lagi, menghentikan fertilisasi, ingin metode
kontrasepsi yang sangat efektif dan permanen.
(3) Yang istrinya memiliki masalah usia, paritas untuk kesehatan
di mana kehamilan yang
dapat
menimbulkan resiko
kesehatan atau ancaman keselamatan jiwa.
II.
Tinjauan Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
oleh bidan dalam memecahkan masalah klien. Dalam proposal ini penulis
menerapkan manajeman yang telah di kembangkan oleh Vaney yang terdiri
dari :
1. Pengkajian Data
Dalam langkah pertama bidan mencari dan menggali data fakta baik yang
berasal dari pasiean, keluarga maupunn anggota tim lainya, di lengkapi
dengan pemeriksaan yang di lekukan oleh bidan sendiri. Proses
pengumpulan data ini mencakup data subjektif dan data objektif.
2. Perumusan Diagnosa
Perumusan diagnose merupakaninterpretasi dari data yang telah di peroleh
yaitu data subjektif dan data objektif sehingga mendapatkan diagnose yang
tepat untuk pasien sesuai dengan data yang telah di dapatkan.
3. Perencanaa
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
99
Perencanaa
merupakan
proses
setelah
adanya
diagnose
dengan
merencanan asuhan yang akan di berikan asuhan kepada klian untuk
memenuhi kebutuhan dan penangan segera sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan klien.
4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh yang
telah diuraikan pada rencana tindakan, dilaksanankan dengan efisien dan
aman. Implementasi di lakukan sepenuhnya oleh tenaga kesehatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan inti dari semua langkah yang telah di lakukan sebagai
bukti keefektifan dari asuhan yang diberikanmeliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar sudah dipenuhi atau masih ada asuhan yang
harus di berikan lagi sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnose dan
masalah
6. Pencataan Asuhan Kebidanan
Pencataan Asuhan Kebidanan Merupakan langkah akhir dengan melakukan
pencatatan, mulai dari pengkajian hingga evaluasi guna memenuhi
dokumentasi kebidanan (Vaney, 2007;h.26).
III. Aspek Hukum
Pada prinsipnya profesi kebidanan merupakan brofesi kesehatan yang
berhubungan dengan masyarakat khusunya pada wanita.Bidan adalah tenaga
kesehatan
yang
bekerja
dalam
kemitraan
dengan
perempuan
untuk
memberikan bantuan yang di perlukan, mencakup pelayanan kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
100
Bidan memiliki tugas penting dalam melakukan konseling kesehatan
kepada ibu dan komunitas termasuk di dalamnya pendidikan antenatal,
penyiapan calon ibu menjadi orang tua, kesehatan perempuan, seksual dan
reproduksi.berdasarkan aspek social dan kondisi masyarakat di Indonesia
maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui oleh pemerintah dan
organisasi prpofesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk dilegalisir, sertifikasi dan sah mendapat lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan (Etika Profesi dan Hukum Kesehatan,
2016).
1. Landasan hukum kewenangan bidan
Berdasarkan PEMENKES RI nomor 1464/MENKES/PER/XI/2010
tentang penyelenggaraan praktik bidan pada pasal 9 dijelaskan bahwa
bidan dalam menjalankan praktiknya, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan
anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
Pasal 10 menjelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu meliputi konseling pada masa pra kehamilan, kehamilan
normal, persalinan normal , ibu nifas normal, ibu menyusui dan konseling
pada masa antara dua kehamilan.
Dalam pasal 11 dijelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan
kesehatan anak, bidan berwenang untuk memberikan asuhan bayi baru
lahir normal, dan dalam memberikan penyuluhan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
101
Pasal 12 koseling tentang kesehatan reproduksi perempuan dan KB
tercantum.
a.
Wewenang
bidan
Berdasarkan
PEMENKES
RI
nomor
1464/MENKES/PER/XI/2010 tentang penyelenggaraan praktik bidan
menyebutkan bahwa dalam pasal 14 bidan yang menjalankan praktik di
daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.
b.
Standar Kompetensi Bidan
Diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor:369/MENKES/SK/III/2007
Kompetensi ke 1
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan
dan
ilmu-ilmu
sosial,
kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya,
untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Kompetensi ke 2
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya
dan
pelayanan
menyeluruh
dimasyarakat
dalam
rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi
orang tua.
Kompetensi ke 3
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang
meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
102
komplikasi tertentu.
Kompetensi ke 4
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih
dan
aman,
menangani
situasi
kegawatdaruratan
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
Kompetensi ke 5
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap
budaya setempat.
Kompetensi ke 6
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai
dengan 1 bulan.
Kompetensi ke 7
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan–5
bulan).
Kompetensi ke 8
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif
pada
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
Kompetensi ke 9
Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau
ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
(KEPMENKES RI,2010;h.5).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
103
2. Kode Etik Bidan
Berkaitan dengan kode etik bidan di Indonesia, keputusan Mentri
Kesehatan No.369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan
Mengatur Kode Etik Bidan sebagai berikut :
a.
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1)
Setiap
bidan
senantiasa
menjunjung
tinggi,
menghayati
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2)
Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat
dan martabat
memanusiaan yang
utuh dan
memelihara citra bidan.
3)
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
4)
Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya
mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimiliki.
5)
Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana serasi dalam
hubungan
berpartisipasi
pelaksanaan
masyarakat
tugasnya
untuk
dengan
mendorong
meningkatkan
derajat
kesehatannya secara obtimal.
b.
Kewajiban bidan terhadap tugasnya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
104
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan
dalam
menagmbil
keputusan
dalam
tugasnya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan di percayai kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau di perlukan sehubungan kepentingan klien.
c.
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya
harus
saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
d.
Kewajiban bidan terhadap profesinya
1)
Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesi dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2)
Setiap
bidan
meningkatkan
harus
sentantiasa
kemampuan
mengembangkan
profesinya
sesuai
dan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e.
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
105
1) Setiap
bidan
harus memeliharan kesehatannya
agar
dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
sesuai
denagn
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f.
Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
1)
Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya,
senantiasa
melaksanakan ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan,
khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
2)
Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyambungkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dina Octaviani Putri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download