4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TUMBUHAN BERENUK 1. Klasifikasi tumbuhan berenuk: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Bangsa : Scropulariales Suku : Bignoniaceae Marga : Crescentia Jenis : Crescentia cujete L. 2. Deskripsi tumbuhan Pohon berenuk merupakan tanaman tropis, tumbuh di Amerika tengah, Senegal, Kamerun, dan beberapa tempat di Afrika. Daun, batang dan buahnya digunakan sebagai bahan obat (Burkill,1985). Memiliki tinggi mencapai 8 meter. Batang berkayu bulat, percabangan simpodial, beralur, putih kehitaman. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berdekatan satu sama lain, berbentuk sendok warnanya hijau dan permukaannya licin serta mengkilat. Dibagian pangkal daun meruncing. Bunga tunggal atau berkelompok yang terdiri atas dua sampai tiga kuntum. Bunganya putih atau putih kekuningan dengan garis-garis ungu kelopak berbentuk corong. Buah buni bulat sebesar jeruk bali, berwarna hijau cerah, kulitnya licin dan mengkilat. 4 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014 5 3.Kandungan kimia dan khasiat daun berenuk Kandungan kimia dari daun, buah dan batang (Crescentia cujete) mengandung saponin dan polifenol, disamping itu buahnya juga mengandung flavonoida, daun Crescentia cujete berkhasiat sebagai obat luka baru. B. Jerawat Jerawat didefinisikan sebagai peradangan kronik dari polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas. Dan merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea. Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu bagian atas, dari ekstremitas superior, dada, dan punggung yang muncul pada saat kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan lemak yang berlebihan. Jika timbunan itu bercampur dengan keringat, debu dan kotoran lain, maka akan menyebabkan timbunan lemak dengan bintik hitam di atasnya yang kita sebut komedo. Jika pada komedo itu terdapat infeksi bakteri, maka terjadilah peradangan yang dikenal dengan jerawat yang ukurannya bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar serta berwarna merah, kadang-kadang bernanah serta menimbulkan rasa nyeri. Timbulnya jerawat bisa disebabkan karena adanya infeksi bakteri, bakteri-bakteri penyebab jerawat pada umumnya yaitu Propionobacterium acne, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis (Wasiaatmadja, 1997) C. Bakteri penyebab jerawat Nama bakteri berasal dari kata bacterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu digunakan untuk menyebutsekelompok mikroorganisme bersel satu, berkembangbiak dengan membelah diri dank arena ukuranya yang kecil hanya bias dilihat dengan menggunakan mikroskop (Dwidjoseputro,1987). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014 6 Berdasarkan komposisi selnya bakteri dibedakan atas bakteri gram positif dan gram negatif. Untuk membedakan bakteri gram positif danbakteri gram negatif digunakan pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan memberikan warna ungu, sedangkan bakteri gram negatif memberikan warna merah (Pelczar dan Chan,1986). Peptidoglikan merupakan polimer yang terdiri dari 3macam bahan pembangun, yaitu asam N-asetil glukosamin (AGA), asam N-asetil muramat (AAM) dan suatu peptide yang terdiri dari 4-5 asam amino yaitu, L-alanin, Dalanin, asam D-glutamat dan lisin atau diaminopimelat. Peptidoglikan ini memberikan bentuk dan menyebabkan kakunya dinding sel. Susunan kimiawi dan struktur peptidoglikan khas untuk masing-masing bakteri. AGA dan AAM merupakan komponen tetap, akan tetapi keragaman ada pada asam amino dan sifat ikatannya. Perbedaan penyusun dinding sel ini yang menyebabkan adanya perbedaan dalam respon terhadap pewarnaan gram (Pelczar dan Chan,1986). Klasifikasi Propionibacterium acne menurut (Irianto,2006): Kingdom :Bacteria Divisio :Actinobacteria Class :Actinobacteridae Ordo :Actinomycetales Family :Propionibacteriaceae Genus :Propionibacterium Spesies :Propionibacterium acne Propionibacterium acne termasuk dalam bakteri gram positif, berbentuk batang, tidak berspora, tangkai anaerobditemukan pada spesimen- spesimen klinis. Propionibacterium acne pada umumnya tumbuh pada anaerob, dan beberapa strain adalah aerotoleran, tetapi menunjukkan pertumbuhan yang baik pada anaerob. Bakteri ini mampu menghasilkan asam propionat (Irianto, 2006). Bakteri ini ikut berperan dalam patogenesis jerawat dengan menghasilkan lipase, AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014 7 yang memecahkan asam lemak bebas dari jaringan lemak kulit. Asam lemak ini dapat menimbulkan peradangan pada jaringan dan ikut menyebabkan jerawat. Klasifikasi bakteri Sthapylococcus epidermidis (Irianto,2006): Divisi : Eukariota Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus epidermidis Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif, aerob atau anaerob fakultatif berbentuk bola atau kokus, berkelompok tidak teratur, diameter 0,8-1,0 µm tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 37° C. Koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat halus, menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen, berwarna putih porselen sehingga Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus, koagulasi -negatif dan tidak meragi manitol (Jawetz et al , 2001). Staphylococcus epidermidis selaput lendir, bisul dan luka. Dapat terdapat pada kulit, menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan (Jawetz et al, 2001). Klasifikasi Staphylococcus aureus menurut (Dwijoseputro, 1998) yaitu : Kingdom : Procaryota Divisio : Firmicutes Class : Bacilli Ordo : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014 8 Species : Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan sel berbentuk bola dengan diameter 1 µm, tersusun dalam bentuk kluster dan tidak teratur. Kokus berbentuk tunggal atau berpasangan, bentuk tetra dan bentuk rantai juga terdapat dalam biakan cair. Staphylococcus aureus bersifat nonmotil, tidak membentuk spora, dan tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteri di bawah suasana aerob dan mikroaerofilik. Dapat hidup pada temperatur 37 0 C namun untuk dapat membentuk pigmen dengan baik yaitu pada suhu (20-35 0C). Koloni pada media yang padat berbentuk bulat, lembut, dan mengkilat. Staphylococcus aureus biasanya membentuk koloni berwarna abu-abu hingga kuning emas. Staphylococcus aureus tahan terhadap kondisi kering, panas (bertahan pada temperatur 50 0C selama 30 menit) dan natrium klorida 9%, tetapi dapat dihambat oleh bahan kimia tertentu seperti heksaklorofen 3%. Staphylococcus aureus mengandung antigen polisakarida dan protein seperti zat lain yang penting dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan merupakan suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang bergabung memberikan eksoskeleton yang kuat dari dinding sel. Peptidoglikan dirusak oleh asam kuat. Beberapa galur Staphylococcus aureus mempunyai kapsul yang menghambat fagositosis oleh sel polimorfonuklear kecuali jika terdapat antibodi spesifik (Jawetz dkk, 2005 : 317). D. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Dalam metode ini terdiri dari 3 metode yaitu: 1. Metode silinder yaitu dengan menggunakan gelas silinder yang steril diletakkan diatas agar yang berisi suspensi mikroba yang telah dibekukan. Kemudian silinder tersebut diisi dengan zat yang akan diperiksa lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam, lalu diameter hambatnya diukur. 2. Metode perforasi yaitu media agar yang masih cair pada suhu 45ºC-50ºC dicampur dengan suspensi mikroba pada cawan steril, kemudian dibiarkan AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014 9 membeku. Setelah membeku, dibuat lubang dengan perforator. Pada lubang tersebut dimasukkan zat yang akan diperiksa daya antimikrobanya. Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC. 3. Metode cakram kertas yaitu metode dengan menggunakan kertas cakram, kertas cakram diletakkan pada permukaan agar yang telah ditanami mikroba uji Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus, lalu diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37º C. kemudian diameter hambatnya diukur. Kelebihan dari metode ini yaitu jumlah zat yang digunakan dapat diatur, namun kekurangannya tidak kuantitatif karena tidak semua zat aktif terserap kedalam agar (Jawetz et al,1986:104-105) AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK …,Ubun Fadli Serahli, FAKULTAS ARMASI UMP, 2014