8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pemasaran
Pemasaran mengandung arti luas karena membahas masalah mengenai
perusahaan dan hubungannya dengan barang dan jasa.
Menurut Kotler & Keller (2012)
Marketing is about identifying and meeting human and social need.
Perusahaan adalah tentang bagaimana mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan sosial.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia dan sosial
inilah menjadi konsep pemasaran. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Staton, 2004).
Seseorang bekerja dibidang pemasaran atau disebut pemasar, sebaiknya
memiliki pengetahuan dalam konsep dan prisnip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia
terutama pihak konsumen. pemasar juga diharapkan lenih memahami perilaku
konsumennya serta hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, seperti
lingkungan dan perkembangan teknologi. Seluruh hal tersebut diatas dimaksudkan
agar pemasar manapun perusahaan menjadi pemenang persaingan.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2. Tugas Manajemen Pemasaran
Tugas manajemen pemasaran adalah memberikan keuntungan untuk waktu
jangka panjang bagi suatu perusahaan dengan memajukan perusahaan untuk dapat
menaikan omset perusahaan. Sedangkan tugas manajemen pemasaran bagi
konsumen adalah menciptakan suatu jasa atau produk untuk memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya untuk konsumen dengan memperhatikan besar
kecilnya permintaan.
Kotler & Keller (2007), tugas manajemen pemsaran merupakan konsep inti
untuk meng-input seperangkat tugas yang menghasilkan manajemen pemasaran
yang sangat berhasil, yaitu sebagai berikut :
a. Mengembangkan strategi dan rencana pemasaran yaitu mengidefinisikan
peluang jangka panjang potensialnya dengan adanya pengalaman pasar
dankompetensi inti.
b. Berhubungan dengan pelanggan yaitu harus mempertimbangkan bagaimana
caranya menciptakan nilai terbaik untuk pasar sasaran dan mengembangkan
hubungan jangka panjang yang kuat dan mampu menghasilkan laba dengan
para pelanggan.
c. Merebut pencerahan pemsaran yaitu memahami apa yang terjadi didalam
maupun diluar perusahaan, hal tersebut membutuhkan satu sistem informasi
permsalahan yang handal dan ingin mamantau lebih cermat lingkungan
pemasarannya.
d. Membangun merek yang kuat yaitu dengan memahami kekuatan dan
kelemahan merek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
e. Membentuk tawaran pasar yaitu dengan menggunakan program pemasaran,
ada produk tawaran berwujud dari perusahaan kepada pasar yang mencakup
mutu produk, rancangan fitur dan tu kemasan.
f. Menyerahkan nilai yaitu harus menetukan bagaimana caranya menyerahkan
secara tepat nilai yang dimasukkan oleh para produk dan jasa ini pada pasar
sasaran.
g. Mengkomunikasikan nilai yaitu mengkomunikasikan secara memadai nilai
apa yang harus dimasukkan oleh produk dan jasanya kepasar sasaran.
h. Menciptakan pertumbuhan jangka panjang yaitu harus memiliki jangka
panjang tentang produk dan mereknya serta bagaimana labanya akan
bertumbuh.
3. Strategi Pemasaran
Kotler dan Keller (2007), tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok
dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Pemasar hendaknya
menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli, untuk semua yang
dibutuhkan selanjutnya menyediakan produk atau jasa.
Kegiatan pemasaran tradisional tentang kegiatan pemsaran adalah dari segi
bauran pemasaran, yang telah didefinisikan sebagai alat pemasaran yang
digunakan
perusahaan
untuk
mengejar
tujuan
pemsarannya.
McCharty
mengklarifikasikan alat-alat ini menj kelompok besar, yaitu 4P tentang pemasaran
:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
a. Produk (Product), keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek,
kemasan, ukuran, pelayanan, garansi dan imbalan.
b. Harga (Harga), daftar harga, rabat/diskon, potongan harga, khusus, periode
pembayaran, syarat kredit.
c. Tempat (Place), salum pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi,
persediaan, transportasi.
d. Promosi (Promotion), promosi penjulan, periklanan, tenaga penjual,
kehumasan/public relation, pemasaran langsung.
4. Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2014 mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai “The tern consumer behavior refers to the behavior
that consumer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and
disposing”. Yang artinya “istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan evaluasi,
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
Sumarwan (2010), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan,
serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan dan menghabiskan produk atau jasa
setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Tindakan dan kebiasaan kosumen dapat memberikan gambaran bagaimana
di pengaruhi dan apa yng memperngaruhi mereka dalam bertindak ataupun dalam
pengambilan keputusan membeli produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Faktor-faktor yang memperngaruhi perilau konsumen menurut Kotelr dan
Amstrong (2008) adalah :
a. Faktor budaya, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar yang terdiri dari
kumpulan nilai, preferensi dan perilaku. Kedua, sub budaya banyak sub
budaya yang membentuk segmen pasar yang penting dan pemasar sering
merancang produk dan program pemsaran yang di sesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Ketiga, kelas sosial menunjuka preferensi produk dan
merek yang berbeda dalam banyak hal.
b. Faktor sosial, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama kelompok
acuan yaitu sesorang terdiri dari semua kelompok yang memperngaruhi
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Kedua, keluarga merupakan organisai pembelian yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek penelitian yang sangat
luas. Anggota, keluarga merupakan kelompok acuan primer yang sangat
berpengaruh. Kita dapat membedakan anatara dua keluarga dalam
kehidupan pembeli. Ketiga, peran dan status kedudukan seseorang dapat
ditentukan melalui peran dan status.
c. Faktor pribadi, yng terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama usia dan
tahap siklus hidup konsumsi juga di bentuk oleh siklus hidup keluarga.
Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup
sebagai pasar sasaran mereka. Kedua, pekerjaan dan lingkungan ekonomi
pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok profesiyang memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Ketiga, gaya hidup yang
berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat
memiliki gaya hidup yang berbeda. Keempat, kepribadian dan konsep diri.
Keprinadian adalah karakteristik psikologis seorang yang berbeda dengan
orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan
betahan lama terhadap lingkungannya.
d. Faktor psikologis, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama motivasi,
seseorang memiliki kebutuhan yang banyak dalam waktu tertentu.
Kebutuhan muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan tidak
nyaman. Kedua, pengetahuan atau pembelajaran meliputi proses perubahan
tingkah laku seseorang yang timbul dari pengalaman.
5. Gaya Hidup
Barang mungkin dibeli sebagai simbol status. Produk dan jasa sering kali
dibeli untuk keanggotaan seseorang dalam golongan sosial tertentu. Barang dan
jasa dapat menunjukan kedudukan sosial karena pembatasa yang menjadikannya
sulit bagi individu-individu yang tidak termasuk dalam golongan sosial untuk
memiliki barang atau jasa tersebut. Yaitu, mereka yang berada di dalam golongan
sosial yang rendah tidak memiliki sumber untuk membeli atau secara efektif
menggunakan simbol seperti ini.
Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam
rangka mamanuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain
(Sugihartati, 2010). Gaya hidup merupakan frame of refrence yang dipakai
seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
perilaku. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga
gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata
orang lain, berkaitan dengan status sosial yang di sandangnya. Untuk
merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat
berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumennya.
a. Dimensi Gaya hidup
Gaya hidup memiliki beberapa dimensi yang dapat digunakan untuk
mengukur gaya hidup konsumen, atau disebut juga psikografis (Hasibuan,2010).
Psikografis memberikan pengukuran kuantitatif dengan menggunakan sampel
sebagai penelitiannya.
Dimensi-dimensi adalah sebagai berikut :
1) Aktivitas (activities)
Dimensi aktivitas meliputi apa yang dilakukan konsumen, apa yang
dibeli dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Dikatakan
oleh Hughes, Ginnet & Curpy (dalam Fazriach,2010) dimensi berkaitan
dengan values yang dianut oleh seseorang seperti motives, valus and
preferences.
2) Minat (interest)
Dimensi minat meliputi bagaimana konsumen memilih sesuatu yang
dianggap penting (preferensi dan prioritas) baginya dan hal ini berkaitan
dengan motivasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
3) Opini (opini)
Dimensi opini merupakan pandangan dan perasaan konsumen terhadap
dirinya atau orang lain serta terhadap dunia sekitarnya yang dapat
dihubungkan dengan persepsi (Fazriach, 2011). Persepsi disini meliput
proses dari individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan yang
ditangkap oleh sensor mereka yang memunculkan dampak pada nilai,
pengalaman, pendidikan dan lainnya.
4) Nilai (value)
Dimensi nilai secara luas meliputi keyakinan tentang apa yang diterima
dan diinginkan. Mereka yang menganut dimensi ini menganggap bahwa
jika menggunakan produk tetentu akan mencerminkan siapa diri mereka.
5) Demografis (demographics)
Dimensi demografis meliputi usia, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,
latar belakang budaya, struktur dalam keluarga,serta lokasi geografis dari
konsumen.
Menurut
Salomon
(2013),
penelitian
tentang
gaya
hidup
dapat
menggunakan dua dari tiga dimensi pertama dari psikografis di atas yang sering
disebut AIO inventory (activities, interest, opinion) yang digunakan untuk
mengukur gaya hidup konsumen pada kelompok individu. Pengukuran ini dapat
dilakukan secara makro (merefleksikan bagaimana individu hidup secara umum)
maupun secara mikro (menjelaskan sikap dan perilaku individu terhadap suatu
produk atau aktifitas tertentu).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
6. Kelompok Acuan
Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang
berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama. Dalam konteks
perilaku konsumen, konsep kelompok rujuka merupakan gagasan yang sangat
penting dan berpengaruh besar.
Menurut (Schiffman Kanuk, 2007) kelompok rujukan adalah setiap orang
atau kelompok yang di anggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi
seseorang dalam mebentuk nilai-niali dan sikap umum atau khusus, atau pedoman
khusus bagi perilaku. Sedangkan dari perspektif pemasaran, kelompok rujukan
merupakan kelompok yang di anggap sebagai kerangka rujukan bagi para individu
dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi mereka.
Menurut Sumarwan (2014) kelompok acuan (refrence group) adalah
seorang individuatau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi
perilaku seseorang. Kelompok acuan r oleh seseorang sebagai dasar untuk
perbandingan atau sebuah refrensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan
perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
a. Jenis Kelompok Acuan
Sumarwan (2014) menggolongkan kelompok acuan berdasarkan posisi dan
fungsinya.
1) Kelompok formal dan informal
Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi
secara tertulis dan keanggotaannya yang terdaftar secara resmi, misalnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Serikat Perkerja Indonesia, Partai Politik, Universitas dan perusahaan.
Kelompok formal biasanya terdaftar secara hukum di pemerintahan.
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur
oragnisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaannya tidak tercatat.
Kelompok informal biasanya terbentuk karena hubungan sosial, misalnya
kelompok bermain, kelompok fans club kelompok arisan dan lain-lain.
2) Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas,
interkasi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan
emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam
nilai dan sikap serta perilaku. Contoh, dari kelompok primer adalah
keluarga dan kelompok yang memiliki ikatan kekerabatan. Kelompok
sekunder adalah kelompok adalah kelompok yang memiliki ikatan yang
lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok mungkin
juga terjadi kontak tatap muka langsung, antar anggota kelompok
memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya. Contoh, seperti
asosiasi profesi dan himpunan alumni atau kelompok arisan.
3) Kelompok aspirasi dan disosiasi
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan
untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang
dijadikan kelompok acuannya. Anggota kelompok aspirasi tidak harus
menjadi anggota dari kelompok acuannya, atau antar anggota kelompok
aspirasi tidak harus terikat dan berkomunikasi. Contoh : anak-anak sering
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
meniru cara berpakaian para selebriti, mereka bahkan berusaha
perilakunya. Anak-anak muda disebut sebagai kelompok aspirasi
sedangkan selebriti adalah kelompok acuannya. Kelompok disosiasi
adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari
asosiasi dengan kelompok acuan. Misalnya seperti partai keadilan
menunjukan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang sangat berbeda
dengan kelompok partai lainnya.
b. Pengaruh Kelompok Acuan
1) Pengaruh normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap
seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dam diikuti.
Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk
mengikuti kelompok acuan, jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi,
norma-norma yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan
(3) produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma
sosial.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2) Pengaruh ekspresi nilai
Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya
sebagai pembawa ekspresi nilai. Hal ini terjadi ketika individu merasa
turutmemiliki dan membentuk nilai dan norma dari suatu kelompok.
3) Pengaruh informasi
Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari
seseorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya
sarannya, karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.
c. Dimensi Kelompok Acuan
Dimensi kelompok acuan menurut Sumarwan (2014) :
1) Kelompok persahabatan
Kelompok persahabatan secara khas diklasifikasikan sebagai kelompok
informal, karena biasanya tidak terstruktur dan kurang mempunyai
tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh realtif, sesudah
keluarga, teman-teman yang paling mungkin mempengaruhi keputusan
pembelian individu.
2) Kelompok belanja
Dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama, baik berbelanja
makanan, pakaian, atau hanya untuk melewatkan waktu, dapat di sebut
kelompok belanja. Kelompok-kelompok seperti ini sering merupakan
cabang keluarga atau kelompok persahabatan, dan karena itu mereka
berfungsi sebagai teman membeli.
3) Kelompok kerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Baik kelompok kerja formal maupun kelompok kerja persahabatan-kerja
(friendship work group) informal dapat mempengaruhi perilaku
konsumen. kelompok kerja formal, terdiri dari para individu yang bekerja
sama sebagai bagian dari sebuah tim, dan demikian, mempunyai
kesempatan yang terus menerus untuk mempengaruhi setiap sikap dan
tindakan yang berhubungan dengan konsumsi orang lain.
4) Kelompok atau masyarakat maya
Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan suatu
kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat
maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara, bahkan
tidak dibatasi waktu.
5) Kelompok aksi-konsumen
Jenis khusus kelompok konsumen – kelompok aksi konsumen – muncul
sebagai reaksi terhadap gerakan konsumen. kelompok aksi konsumen
dapat dibagi ke dalam dua kategori besar (1) kelompok yang dibentuk
untuk mengoreksi penyalahgunaan tertentu terhadap konsumen dan mulai
membubarkan diri dan (2) kelompok dibentuk untuk membahas bidang
permasalahan yang lebih luas dan lebih mendalam dan beroperasi selama
jangka waktu panjang dan tidak terbatas. Tujuan yang mendasari
kebanyakan kelompok aksi-konsumen adalah untuk memberikan tekanan
yang cukup pada anggota komunitas bisnis yang dipilih agar
memperbaiki penyalahgunaan yang dirasakan oleh konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
7. Keputusan Pembelian
Kotler (2012) mengemukakan “proses keputusan pembelian konsumen
terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai
pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukan
bahwa proses membeli yangdilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum
tindakan membeli dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian”
Dalam mengambil suatu keputusan pembelian suatu produk, konsumen
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Sudharto (2007), faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku kosnumen untuk membeli adalah kultur, sosial, personal,
psikologi.
Menurut Kotler (2005) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
terhadap minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk
melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan.
a. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan
Para ahli memutuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap,
meliputi :
1) Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalsah atau
kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Rangsangan internal misalnya dorongan rasa lapar, haus dan seks yang
mencapai ambang tertentu. Sedangkan rangsang eksternal misalnya
seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat
sehingga rangsangan rasa laparnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2) Pencari informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu :
a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kemasan dan penjualan
b) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, dan penjualan
c) Sumber publik : media massa dan organisasi penilai konsumen
d) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, dan menggunakan
produk
3) Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang
relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan
keyakinan atas merek tertentu membentuk citra mereke, yang disaring
melalui dampak persepsi selektif dab ingatan selektif.
4) Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada didalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan
situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian
termasuk faktor-faktor penghambat pembelian, dalam melaksanakan niat
pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian,
yaitu : keputusan merek, keputusan pemasok, keputusam kuantitas,
keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
5) Perilaku pasca pemebelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan
utamanya adalah konsumen melakukan pembelian ulang.
8. Hubungan antar variabel
a. Hubungan antar Variabel Gaya Hidup dengan Keputusan Pembelian
Gaya hidup adalah salah unsur penting dalam memutuskan pembelian.
Konsumen saat ini menggunkan sepatu tidak hanya digunakan untuk alas kaki
saja akan tetapi mengarah pada gaya hidup. Konsumen lebih menyukai produk
yang kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan jaman. Hal ini membuat
perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan produk yang berbeda dilihat dari
segi bentuk dan fungsi produk tersebut, dengan adanya produk yang kreatif dan
inovatif akan menarik minat beli konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian. Menurut mandey (2009) gaya hidupmerupakan bagian dari perilaku
konsumen yang juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan
pembelian. Keputusan konsumen tidak lepas dari gaya hidup mereka yang ingin
membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik.
Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh
karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas dimana seseorang melakukan kegiatan
dalam memenuhi kebutuhannya seperti berolahraga, bekerja belanja dan liburan.
b. Hubungan antar Variabel Kelompok Acuan dengan Keputusan Pembelian
Kelompok acuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli suatu produk, karena memiliki banyak unsur dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
melakukan keputusan pembelian dengan mencari rujukan atau referensi kepadaa
pengguna produk, teman atau keluarga yang telah menggunakan atau mengetahui
produk tersebut. Menurut Rorlen (2007) kelompok acuan yang terdiri dari satu
orang atau lebih, yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yang akan
membentuk sikap umum atau khusus atau, pedoman khsusus berbagai perilaku
termasuk didalamnya pedoman dalam memutuskan pembelian.
Riset Terdahulu
Tabel 2.1
Riset Terdahulu
NAMA
PENELITI
(tahun)
1. Pengaruh gaya hidup dan Anoraga dan
kelompok acuan terhadap Iriani (2013)
keputusan pemebelian
NO
JUDUL PENELITIAN
2. Reference group
influence on product and
brand purchase decisions
William O
Breaden and
Michael J Etzel,
(2001)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL
Gaya hidup dan kelompok
acuan secara simultan
terhadap keputusan
pembelian smartphone
galaxy. Gaya hidup
merupakan variabel
dominan dan secara
parsial mempengaruhi
keputusan pembelian.
Kelompk acuan secara
parsial mempengaruhi
keputusan pembelian.
Kelompok acuan
berpengaruh signifikan
dalam memutuskan
pembelian produk dan
merek.
25
3. The relationship of
university student’s
lifestyle, money attitude,
personel value and their
purchase decision.
Long-Yi Lin and
Hsing-Yu Shih,
(2012)
Dari hasil penelitian,
variabel gaya hidup, nilai
pribadi, dan sikap
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian.
4. Pengaruh kelompok
acuan dan gaya hidup
dalam keputusan
pembelian
Evania Sianturi,
Erida dan Ade
Titi Nifita
Dari hasil penelitian, gaya
hidup dan kelompok
refrensi berpengaruh
secara simultan terhadap
keputusan pembelian
Blackberry. Gaya hidup
berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan
pembelian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
B. Rerangka Pemikiran
Gaya Hidup (X1)

Aktivitas

Minat

Opini

Nilai

Demografis
H2
Keputusan pembelian (Y)



Sumber: Sumarwan (2014)


Kelompok Acuan (X2)
 Kelompok pesahabatan
 Kelompok belanja
H3
 Kelompok kerja
 Kelompok masyarakat
maya
Sumber: Sumarwan (2014)
H1
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengenalan maslah
Pencarian Informasi
Sikap dan Pandangan
konsumen
Keputusan evaluasi
Perilaku pasca
pembelian
27
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan hipotesis kausal, yaitu
hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel satu dengan variabel
lainnya, disebut juga hubungan asimetris. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut,
maka penulis membuat hipotesis :
H1
: Diduga gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
H2
: Diduga gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
H3
: Diduga kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download