DETERMINAN SOSIAL MEMEPENGARUHI MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALUMATA KECAMATAN TERNATE SELATAN KOTA TERNATE MALUKU UTARA TAHUN 2013 SOCIAL DETERMINANT FACTORS AFFECTING LACTATION MANAGEMENT IN PREGNANT WOMEN IN WORK AREA HEALTH CENTER KALUMATA SOUTHERN DISTRICT of TERNATE IN NORTH MALUKU CITY OF TERNATE IN 2013 Sulima Hamadun Gay, H.Abd Buraerah1, Muh Syafar 2 ¹Poltekkes Kemenkes Ternate ²Bagian Biostatistik Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar ³Bagian Promosi Kesehatan dan IlmuPerilaku Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat korespondensi : Sulima Hamadun Gay Kota Ternate Jln. Manggis 1 no 42 kelurahan jati perumnas HP :081354629893 e-mail : [email protected] ABSTRAK Manajemen laktasi bagi ibu hamil ini didasarkan pada konsekuensi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan sampai saat dilahirkan dan pada masa emas kehidupan awalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan dengan manajemen laktasi ( perawatan payudara) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Maluku Utara. Tahun 2013 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 180 ibu hamil trimester I dan II. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Scuare dan di koreksi dengan menggunakan Regresi logistic . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0.000), kepatuhan (p=0.000),dukungan suami (p=0.005),pelayanan kesehatan (p=0.008),kemampuan petugas (p=0.043), dan sosial budaya (p=0.005) sementara sosial ekonomi tidak ada hubungan (p=0.227) terhadap pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar determinan berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil,oleh karena itu diperlukan partisipasi atau kerjasama dari semua pihak demi meningkatkan cakupan pemberian ASI pada bayi. Kata kunci: Determinan sosial, Ibu hamil , Manajemen laktasi ABSTRACT Lactation management for pregnant women is based on the consequences of the process of growth and development of the baby in the womb until the time of birth and during early life gold This type of research is a quantitative study with a cross-sectional study design. Large sample of 180 pregnant women first and second trimester. Data analysis was done by Chi Scuare test and correction by using logistic regression. The results showed that there is a relationship between knowledge (p = 0.000), compliance (p = 0.000), husband's support (p = 0.005), health care (p = 0.008), the ability of officers (p = 0.043), and the local culture p = 0.005) while there was no association of economic status (p = 0,227) on the implementation of management of lactation in pregnant women. From this study it can be concluded that the bulk of the social determinant related to the implementation of the management of lactation in pregnant women, therefore, required the participation or cooperation of all parties in order to increase coverage breastfeeding infants. Keywords: Social determinant , pregnant women, lactation management PENDAHULUAN Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Sementara itu keberhasilan tatalaksana dan konseling laktasi tersebut dipengaruhi oleh berbagi faktor seperti dari beberapa hasil penelitian yakni yang dilansir dalam internasional breastfeeding journal penelitian yang dilakukan oleh Caroline dkk (2004), didapatkan hasil bahwa 74,9% meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan terutama bidan dibangsal bersalin dapat kepercayaan diri dan kepuasan bagi ibu untuk terus menyusui bayinya.Sementara hasil penelitian lain yang dilakukan.Begitu pula penelitian yang dilakukan Tohotoa,J dkk tahun (2009) di Australia didapatkan hasil bahwa 63 % kemampuan menyusui dan lanjutannya memerlukan dedikasi, komitmen, ketekunan dan dukungan dari keluarga terutama suami sangat dibutuhkan oleh ibu selama menyusui rendah dukungan dan durasi menyusuinya sebasar kurang dari 50%. Pemberian ASI eksklusif di Inggris tergolong rendah, pada survey tahun (2005) secara keseluruhan 27% memberikan ASI selama 2 bulan pertama setelah bayi lahir, 17% selama 3-5 bulan sementara penelitian yang dilakukan oleh Chinese Food and Nutrition Survailance System ( CFNSS) rata rata pemberian ASI penduduk perkotaan pada bayi dibawah usia empat bulan menurun dari 53,7% ditahun 2002 menjadi 48,7% ditahun 2005, begitu pula di pedesaan terjadi penurunan yang lebih besar yaitu dari 76,6% menjadi 60,4%. Kepentingan mendasar dari penelitian tentang penatalaksanaan laktasi bagi ibu hamil ini didasarkan pada konsekuensi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan sampai saat dilahirkan dan pada masa emas kehidupan awalnya. Seperti dikemukakan dalam jurnal Feeding of LBW infants yang dipublikasikan oleh WHO (2011), janin yang kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine dan akan beresiko setelah lahir dapat terjadinya retardasi pertumbuhan awal, rentan terhadap penyakit menular, keterlambatan perkembangan IQ poin rendah hanya mencapai 10 -13 % dan dapat menyebabkan kematian masa bayi dan kanak kanak. Namun demikian masih terdapat faktor determinan yang mempengaruhi proses ini antara lain faktor penegetahuan, kepatuhan ibu , dukungan suami sosial ekonomi maupun faktor budaya. Adapun tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana determinan sosial berhubungan dan mempengaruhi manajemen laktasi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kalumata kecamatan Kota Ternate Selatan Kota Ternate Maluku Utara. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Jenis penelitian adalah Observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah ibu hamil yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kalumata terdiri atas 13 Kelurahan di Kecamatan Ternate selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 13 Maret- 15 April 2013. Sampel sebanyak 180 responden yang ditarik dengan stratified proporsional Random Sampling. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Metode wawancara ini dilakukan pada saat kegiatan posyandu, dan door to door bagi ibu yang berhalangan hadir di posyandu. Analisis data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Analisis data secara univariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian. Untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen (bivariat) menggunakan analisis chi-square, dan untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen (multivariat) menggunakan uji regresi logistik berganda. HASIL Dari total 180 responden kemudian Analisis univariat digunakan untuk menganalisa karakteristik umum responden secara deskriptif untuk mendiskripsikan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil berdasarkan skor yang diperoleh responden, variabel independen ( pengetahuan ibu, kepatuhan ibu, dukungan suami,fasilitas pelayanan kesehatan,kemampuan petugas,status ekonomi dan sosial budaya yang juga berdasarkan skor yang diperoleh responden dengan menggunakan tabel distribusi responden dan Analisis bivariat digunakan untuk mencari pengaruh dua variabel yaitu variabel independen dan varibel dependen dengan menggunakan Rumus Chi Square serta Analisis Multivariat digunakan untuk melihat lebih mendalam dua variabel dengan menggunakan analisis regresi logistic didapatkan hasil sebagai berikut karakteristik umur ibu hamil yang paling banyak adalah umur antara 17 sampai 27 tahun (47.8%) mayoritas pendidikan tamat SMA (60.%), dan terbanyak bekerja sebagai ibu rumah tangga . Lihat Tabel 1.Hasil penelitian menemukan, dari 180 sampel, dan berdasarkan variabel independen yang diteliti, yang mempunyai pengetahuan baik adalah sebanyak 121 (70,2%) pengetahuan kurang 57 (29.8%),ibu yang mempunyai kepatuhan baik adalah sebanyak 145 (62.1%) kepatuhan kurang sebanyak 35 (37.9%) ibu yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 119 (63.9%) yang kurang mendapat dukungan 61 (36.1%) ibu yang mendapat pelayanan kesehatan baik adalah sebanyak 124 (64.5%) yang mendapat pelayanan kurang 64 (35.5%) ibu yang menyatakan kemampuan petugas baik sebanyak 116 (61.2%) dan yang menyatakan kemampuan petugas kurang 64 (38.8%) yang memiliki status ekonomi baik sebanyak 131(55.0%) dan status ekonomi kurang sebanyak 49 (45.5%), ibu dengan budaya lokal baik sebanyak 51 ( 33.3%) dan yang budaya lokal kurang 129 (58.9%) Lihat Tabel 2. Hasil penelitian menemukan Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan nilai p = 0,000, kepatuhan ibu dengan pelaksanaan manjemen laktasi signifikan nilai p = 0,000,dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan nilai p = 0,005 pelayanan kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan p = 0,000 , kemampuan petugas dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan 0,008, status ekonomi dengan pelaksanaan manajemen laktasi tidak signifikan p = 0,227 lebih besar dari nilai α = 0.05, budaya lokal dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan p = 0,006 Lihat tabel 3 dan 4. PEMBAHASAN Dari ke- tujuh variabel yang diuji statistik bivariat, terdapat enam variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan namun terdapat dua variabel yakni pengetahuan dan pelayanan kesehatan yang menunjukan hasil secara konsisten baik uji bifariat maupun multivariat sehingga kedua variabel tersebut merupakan determinan penting terhadap kemampuan ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi.Berdasarkan hasil analisis menerangkan bahwa dari 123 ibu dengan pengetahuan baik, terdapat 88 (71.5%) ibu yang memiliki manajemen laktasi baik. Sedangkan dari 57 ibu dengan pengetahuan kurang mengenai ASI, terdapat 5 (8.8%) ibu yang memiliki manajemen laktasi yang baik. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat pengetahuan yang kurang terhadap pelaksanaan manajemen laktasi dinilai dengan logistic berganda memperlihatkan nilai p =0.000 dengan besar resiko tingkat pengetahuan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 10.150 kali lipat dibandingkan dengan yang penegtahuan baik tentang manajemen laktasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Thiam, S dkk (2007) Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam komitmen ibu untuk menyusui maupun kesuksesan proses menyusui, serta menyatakan pula bahwa tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai dengan besar resiko tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 32.313 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kurangnya dukungan suami terhadap pelaksanaan manajemen laktasi dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.010) dengan besar resiko dukungan suami yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.490 kali lipat dibandingkan dengan yang mendapatlkan dukungan suami dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Australia mengemukakan bahwa emosi dan dukungan fisik dari suami diidentifikasi sebagai faktor penting untuk mendukung keberhasilan menyusui ( Tohotoa,J dkk., 2009). Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kurangnya pelayanan kesehatan yang diberikan dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai p = (0.000) dengan besar resiko pelayanan kesehatan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 5.540 kali terhadap pelaksanaan manajemen laktasi. Aidam (2005), mengemukakan bahwa kegiatan tatalaksana laktasi dan pelatihan konseling gizi bagi ibu ibu dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan besar resiko tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.429 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi, demikian pula yang dikemukakan pula oleh Albenz,(2006) bahwa kemampuan konseling laktasi oleh tenaga konselor dapat mencegah penghentian menyusui dini, efektif dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif termasuk durasi pemberian ASI. Analisis Hubungan Antara kemampuan Petugas Dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi. Kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Hasil Analisis Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan besar resiko tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.429 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Analisis Hubungan antara Budaya Lokal Dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, keyakinan dan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,dan kemampuan kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. (Ahira, 2011). Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kepercayaan tentang ASI yang merugikan ibu yang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.527) dengan besar resiko tingkat kepercayaan atau OR {Exp(B)} = 1.367 kali dibandingkan dengan tingkat ketidak percayaan dalam pelaksanaan manajemen laktasi. yang kurang atau OR {Exp(B)} = 2.144 kali lipat dibandingkan dengan tingkat kepercayaan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Menurut Jurnal Feeding of LBW infants yang dipublikasikan oleh WHO (2011), janin yang kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine dan akan beresiko setelah lahir dapat terjadinya retardasi pertumbuhan awal, rentan terhadap penyakit menular, keterlambatan perkembangan IQ poin rendah hanya mencapai 10 -13 % dan dapat menyebabkan kematian masa bayi dan kanak kanak. Namun demikian masih terdapat faktor determinan yang mempengaruhi proses ini antara lain faktor penegetahuan, kepatuhan ibu , dukungan suami sosial ekonomi maupun faktor budaya.hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margawati (2007) di Semarang menemukan bahwa praktek pemberian ASI diwilayah perkotaan maupun pinggiran kota masih rendah yaitu 20 -30 % disebabkan akibat pengetahuan ibu tentang ASI yang kurang,serta adanya budaya lokal berupa kepercayaan dan kebiasaan tertentu seputar pemberian ASI. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pengetahuan ibu hamil, kepatuhan ibu hamil, dukungan suami, pelayanan kesehatan, kemampuan petugas dan budaya lokal berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi dengan nilai p < 0,05 sedangkan variable status ekonomi tidak berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi nilai p > 0,05 sedangkan hasil analisis multivariate dengan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan pelayanan kesehatan paling berpengaruh terhadap pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil. Berdasarkan simpulan dari hasil peneltian ini, maka saran sebagai peneliti adalah agar ada kerja sama dari semua pihak terutama keterlibatan tokoh masyarakat dan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk merubah kepercayaan masyarakat tentang manajemen laktasi yang tidak mendukung pemberian ASI di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Aidam.(2005). Lactation management training activities and nutritional counseling for mothers to improve exclusive breastfeeding in infants and increase their knowledge and physical growth of children aged 12-14 months in Ghana and Brazil pollatas diakses dari http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com. Albenz.(2006). lactation counseling to prevent early breastfeeding cessation, are effective in preventing early breastfeeding cessation http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com. Ahira and Ogunleye at all (2011) Contraintst to exlusive breastfeeding practice among breastfeedi`ng mother in southwest Nigeria : implications for scaling up.http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com. Backstrom.at.al (2010), Two Sides of breastfeeding support : Experiences of women and midwives http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com. Caroline dkk, (2005) Breastfeeding and ause of Human Milk http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com Depkes ,(2007),Manajemen Laktasi buku panduan bagi bidan dan petugas kesehatan di Puskesmas (edisi revisi 2001) Depkes. (2012).Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif diakses di http://www. depkes. go. id/downloads /PP% 20ASI. Direktorat Gizi Masyarakat ( 2005) Buku Panduan Gizi Ibu Hamil Bagi Bidan dan petugas Kesehatan di Puskesmas. Debra K Creedy,2008. Assessing Midwives Breastfeeding knowledge : Properties of the Newborn Feeding Ability questionnaire and Breastfeeding Initiation Practic scale http//creativecommons.org Tohotoa J. dkk,(2009). Dads make a difference:an exploratory study of paternal support for breastfeeding in Perth,Westrn Australia Margawati (2007), Faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Thiam, S et. Al. (2007),Tingkat Kepatuhan Pasien Dalam Menjalankan Strategi Pengobatan Tabel 1 Distribusi Karakterisitik Responden di Kecamatan Ternate selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara 2013 Karakteristik Jumlah (n) Persen (%) Pendidikan SD SMP SMA Akademik/ PT 7 35 109 29 3.9 19.4 60.6 16.1 Pekerjaan PNS 30 16.7 Peg Swasta 24 Tidak Bekerja /IRT 126 13.3 16.1 70.0 180 100,0 Jumlah Tabel 2 Distribusi variable independent terhadap variabel dependent No Variabel Kategori N % 1 Pengetahuan Cukup 121 67.2 Kurang 59 32.8 Cuku 145 80.6 Kurang 35 19.4 Cukup 119 66.1 Kurang 61 33.9 Cukup 124 68.9 Kurang 56 31.1 Cukup 116 64.4 Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang 64 131 64 51 129 129 51 35.6 72.8 27.2 28.3 71.7 71.7 28.3 180 100.0 2 3 4 Kepatuhan Bumil Dukungan Suami Pelayanan Kesehatan 5 Kemampuan Petugas 6 Status Ekonomi 7 Budaya Lokal 8. Manajemen Laktasi Jumlah Sumber : Data primer Tabel 3 Analisis Bivariat Determinan Sosial Mempengaruhi Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara tahun 2013 Variabel Pengetahuan Kepatuhan Dukungan Suami Pelayanan Kesehatan Kemampuan Petugas Status Ekonomi cukup kurang cukup kurang cukup kurang cukup kurang cukup kurang cukup Kurang cukup Budaya Lokal Kurang Jumlah cukup Sumber : Data Primer Tabel 4 Manajemen Laktasi Baik Kurang n % N % 85 70.2 36 29.8 10 18,9 43 81,1 90 62.1 55 37.9 3 8.6 32 91.4 76 63.9 43 36.1 17 36.1 44 72.1 80 64,5 44 35.5 13 23.2 43 76.8 71 61.2 45 38,8 22 34.4 42 65.6 72 21 17 76 93 Jumlah N 121 53 145 35 119 61 124 64 116 64 % 100 29,6 100 100 100 100 100 100 100 100 55 59 45.0 131 100 42.9 33.3 58.9 51.7 28 34 53 87 57.1 49 66.7 51 41.1 129 48.3 180 100 100 100 100 Hasil Uji P = 0.000 Phi =0.532 P = 0.000 Phi =0.424 P = 0.000 Phi =0.341 P = 0.000 Phi =0.359 P = 0.001 Phi =0.257 P = 0.148 Phi =0.108 P = 0.006 Phi =0.206 Analisis Multivariat Determinan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Propinsi Maluku Utara Tahun2013 Variabel Pengetahuan ibu Kepatuhan ibu Dukungan suami Pelayanan kesehatan Kemampuan petugas Budaya lokal Constant Sumber: Data Primer B 2.317 1.906 1.250 1.712 1.232 0.313 -6.323 Wald 20.221 6.613 6.590 13.391 6937 0401 34.817 p 0.000 0.010 0.010 0.000 0.008 0.527 0.000