Melangkah Maju Dengan Redd+ Pasca Integrasi Ke KLHK

advertisement
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
SEKRETARIAT JENDERAL
GedungManggalaWanabakti, Blok 1 Lantai 1 JalanGatotSubroto, Jakarta 10270
Telepon : 021-5705099, 5730118-9 Faximile 5710484
SIARAN PERS Nomor : S.
/HUMAS/PP/HMS.3/3/2016
MELANGKAH MAJU DENGAN REDD+ PASCA INTEGRASI KE KLHK
Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Selasa, 22 Maret 2016. Indonesia telah
mensubmit Forest Reference Emission Level (FREL) ke Sekretariat UNFCCC pada COP 21.
FREL yang menjadi acuan negara untuk mengukur kinerja penurunan emisi REDD+
(reducing emission from deforestation, forest degradation, role of conservation,
sustainable management of forest, and enhancement of forest carbon stock ) sesuai
kesepakatan COP (Conference of the Party) 16 Cancun Decision 1/CP.16 Paragraph 71.
Negara berkembang yang siap untuk melaksanakan kegiatan pembayaran REDD+
berbasis kinerja sesuai Keputusan 9/COP 19 diundang untuk menyerahkan tingkat
referensi emisi kepada sekretariat UNFCCC, atas dasar sukarela. Data dan Informasi
yang terkandung dalam pengajuan harus transparan, lengkap, konsisten dengan
panduan yang disepakati oleh COP dan akurat serta mengacu pada Pedoman IPCC. FREL
ini disbmit oleh KLHK melalui Direktorat Jenderal Perubahan Iklim Kementerian LHK
sebagai NFP untuk UNFCCC.
Tidak lebh dari tiga bulan setelah submisi, FREL Indonesia pada saat ini sedang dalam
proses assessment oleh Team Expert UNFCCC dan dikoordinasikan oleh Secretariat.
Pedoman dan prosedur untuk penilaian teknis terdapat dalam keputusan 13 / CP.19.
Kedua expert LULUCF yang akan melakukan penilaian teknis untuk Indonesia adalah Mr
Nagmeldin El Hassan (Sudan) dan Mr Till Neef (Jerman). Link yang menjadi referensi
yang telah disediakan untuk informasi dapat dilihat di http://redd.unfccc.int/factsheets/forest-reference-emission-levels.html
Proses penilaian awal dimulai dari tanggal 14-18 Maret 2016. Para ahli mengidentifikasi
masalah awal dan Tim Sekretariat di Bonn bekerjasama dengan mereka untuk minta
klarifikasi langsung tentang hal ini selama minggu tersebut melalui Skype. Tim teknis
substantif di sekretariat terdiri Mr. Dirk Nemitz dan Ms Jenny Wong akan mendukung
penilaian teknis sampai selesai.
Dalam penilaian teknis ini dilakukan 4 kali Skype untuk membahas 43 pertanyaan yang
diajukan. Pertanyaan berkisar mulai dari yang umum seperti mengapa informasi FREL
sebelum DJPPI juga dibandingkan, Pedoman IPCC yang diacu, implikasi dan intervensi
kebijakan apa saja yang dapat ditangkap selama reference period yang panjang 1990
sd 2012 yang mempengaruhi perubahan tutupan lahan, laju deforestasi dan degradasi,
dan tentang forest definisi yang digunakan baik yang formal maupun yang untuk
operasional kerja penyusunan perubahan tutupan lahan.
Pertanyaan yang paling banyak adalah tentang sumber dan permintaan tambahan data
yang digunakan untuk melihat konsistensi dan akurasi serta transparansi, pengertian
hutan alam, hutan sekunder dan hutan tanaman peat land, dalam perhitungan
deforestasi dan degradasi apabila terjadi, table activity data setiap kelas tutupan lahan
dan tingkat emission faktornya termasuk soil emission karbn. Serta pertanyaan tentang
Uncertanty supaya dibuat lebih mendalam.
Pembelajaran awal dari Technical Assessment (TA) terhadap FREL ini adalah pentingnya
transparansi atas data, pendekatan dan metodologi, definisi dan asumsi yang digunakan
dalam penyusunan FREL. TA tidak menilai apakah FRELnya salah atau benar dan tidak
menilai aspek kebijakan, tetapi fokus ke aspek teknis-metodologis, antara lain : sejauh
mana clarity dan understanding telah dipenuhi secara transparan atas apa yang
dituangkan dalam FREL, termasuk sejauh mana kita comply terhadap guidance tentang
penyusunan FREL dan menjawab apa yang diperlukan dalam TA sebagaimana
diamanatkan dalam Warsaw Framework tentang REDD+ dan Keputusan COP terkait
REDD+ lainnya. Satu hal lagi yang kita pertimbangkan waktu penyusunan FREL adalah
aspek practicality pada saat kita mengukur kinerja REDD+ dalam framework MRV,
konsistensi antar data yang sama baik dalam National Forest Monitoring System (NFMS)
maupun dalam Biannual Update Report Pertama (BUR-I).
Jakarta, 21 Maret 2016.
Penanggung jawab berita
1. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, DR. Nurmasripatin HP. 0812 1970 235
2. Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal, HP.0818-432-387
Siaran pers ini juga dapat dilihat website : ppid.dephut.go.id
Download