BAB I - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini, membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,
maksud tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
1.1.
Latar belakang
Teknik identifikasi dalam hal pengenalan identitas seseorang dengan
menggunakan password atau kartu tidak cukup handal, karena sistem keamanan dapat
ditembus ketika password atau kartu tersebut digunakan oleh pengguna lain yang
tidak berwenang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, dikembangkanlah teknik
identifikasi biometric. Teknik identifikasi biometric didasarkan pada karakteristik
alami manusia, yaitu karakteristik perilaku dan karakteristik fisiologis seperti wajah,
sidik jari, suara, telapak tangan, iris, retina mata dan DNA. Identifikasi biometrik
memiliki keunggulan dibanding dengan metode konvensional dalam hal tidak mudah
dicuri atau digunakan oleh pengguna yang tidak berwenang.[SOE09]
Penerapan komputer untuk pengenalan pola telah banyak dilakukan, seperti
pengenalan karakter, pengenalan suara. Pengenalan pola merupakan pengenalan suatu
objek dengan menggunakan berbagai metode dimana dalam proses pengenalannya
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Memiliki tingkat akurasi yang tinggi
maksudnya adalah suatu objek yang secara manual tidak dapat dikenali tapi bila
menggunakan salah satu metode pengenalan pola, dimana salah satunya yaitu metode
wavelet dan diaplikasikan dengan komputer, maka citra tersebut dapat dikenali.[SOE09]
Meskipun dalam penerapan komputer pengenalan citra sidik jari masih jarang
dilakukan namun sistem pengenalan sidik jari saat ini sering dipilih untuk digunakan.
salah satu penerapan sidik jari yang akan dilakukan dalam pemilihan umum. Hal ini
disebabkan oleh sidik jari terbukti unik, akurat, aman, dan nyaman untuk dipakai
sebagai identifikasi bila dibandingkan dengan sistem biometrik lainnya.
I-1
I-2
Berbagai teknik klasifikasi sidik jari telah dikembangkan. Pengenalan dan
klasifikasi sidik jari dilakukan dengan cara mendeteksi jumlah titik vocal, whorl,
core, dan parameter gradient antara dua titik vocal tersebut.
Kegiatan Pemilu (Pemilihan Umum) merupakan salah satu kegiatan yang
rutin dilakukan oleh pemerintah baik pemilihan umum untuk memilih Presiden,
Gubernur, Bupati, Walikota bahkan sampai lingkungan yang paling sempit yaitu
pemilihan ketua RT (Rukun Tetangga). Salah satu contoh nyata pemilihan umum
yang biasa dilakukan oleh mahasiswa Universitas Widyatama adalah Pemilu Presiden
Mahasiswa (Presma).
Kegiatan Pemilu Presma Utama diperlukan dan penting bagi kelangsungan
hidup berdemokrasi dalam lingkungan mahasiswa Utama. Dalam Pemilu, mahasiswa
diharapkan mampu mengimplimentasikan kegiatan berdemokrasi dengan jujur baik
dalam saat memilih maupun dalam proses pengolahan hasil pemilihan. Oleh karena
itu, agar sikap demokratis itu dapat diproses dengan baik perlu digunakan sarana yang
mendukung, dalam hal ini ialah alat untuk memilih dan mengolah hasil pemilihan.
Pemilu Presma dilaksanakan setahun sekali dan dilakukan berdasarkan atas
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PEMA (Pemerintahan Mahasiswa)
dan program kerja PEMA (Pemerintahan Mahasiswa) Utama masa bakti 2008/2009,
serta pemilu Presma didasarkan atas Surat Keputusan Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa Utama masa bakti 2008/2009 Nomor : 06/TAP/MPM Utama/IV/2009
tentang Pemilihan Umum dan Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Umum Keluarga
Mahasiswa Universitas Widyatama.
Pada tahun 2010 Pemilu Presma Utama dilaksanakan melalui sistem
pemungutan suara menggunakan Digital Voting System (DVS) dengan teknologi
touch screen sebagai media Pemilu,
yang disiapkan oleh panitia pemilu. Yang
memiliki hak pilih ialah mahasiswa yang memiliki Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
Universitas Widyatama. Karena jumlah mahasiswa cukup banyak, di dalam kampus
didirikan pos-pos pemilihan semacam TPS (tempat pemungutan suara) yang dijaga
oleh panitia pemilihan. Mahasiswa yang ingin memilih mendatangi pos yang tersedia
I-3
sambil menunjukkan Kartu Mahasiswa, dimana pada sistem ini mahasiswa terlebih
dahulu memasukkan NIM pada monitor oleh operator, panitia pemilu mencocokkan
dengan data yang ada pada database sistem kemudian memberikan kesempatan
pemilih untuk melakukan pemilihan ditempat yang telah disediakan. Sistem akan
menampilkan foto dan data kandidat, dan kemudian Mahasiswa memilih satu
kandidat yang diinginkan. Mahasiswa yang telah memilih secara otomatis akan
terdaftar telah melakukan pemilihan suara pada setiap pos yang disediakan oleh
panitia yang menggunakan teknologi touch screen sebagai media Pemilu.
Dengan cara yang diuraikan seperti di atas, beberapa hambatan dan
kecurangan mungkin dapat terjadi:
1. Operator mungkin saja memasukkan NIM temannya dan menggunakan hak pilih
suara temannya tersebut.
2. Pemilih juga dapat melakukan kecurangan hampir sama dengan operator, yaitu
dengan datang ke tempat pemungutan suara dan memberikan nomor NIM
temannya.
3. Menjaring mahasiswa agar banyak yang menggunakan hak pilihnya tidak mudah.
Selain karena ada beberapa mahasiswa yang malas menggunakan hak pilihnya,
juga karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk antre ketika
melakukan pemilihan, karena mereka juga harus mengikuti kuliah yang sedang
berjalan.
4. Banyak mahasiswa tidak membawa persyaratan untuk melakukan hak pilihnya,
yang paling seperti KTM. Jadi banyak kemungkinan kecurangan yang terjadi.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan seperti di atas, perlu dilakukan penelitian
untuk membuat alat pemilihan dan penghitungan hasil pemilihan agar hambatan dan
kecurangan yang disebutkan itu dapat dikurangi hingga proses pemilihan umum dapat
berjalan lancar, singkat, dan terpercaya. Salah satu alat dan cara untuk mencapai itu
ialah dengan DIGITAL VOTING SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN
FINGERPRINT.
I-4
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diangkat pada uraian di atas, masalah
yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Digital Voting System dengan menggunakan fingerprint
ini dapat mengatasi kecurangan pemilihan ganda yang mungkin terjadi dalam
proses pemilihan suara?
2. Bagaimana mempercepat waktu pemilihan suara?
3. Bagaimana cara menggabungkan implementasi alat fingerprint dengan Digital
Voting System (DVS) ?
1.3.
Tujuan
Maksud dari penelitian dan perancangan in adalah untuk membangun suatu
sistem yang dapat mengurangi waktu proses pemilihan.
1. Dapat Mengurangi kecurangan-kecurangan yang terjadi dari pihak operator atau
pemilih selama proses pemilihan.
2. Penggunaan teknologi Fingerprint sebagai alat untuk mendapatkan data
mahasiswa secara cepat, dengan teknologi ini kita hanya meletakkan jari pada alat
yang tersedia, secara otomatis data mahasiswa yang bersangkutan akan tampil.
1.4.
Batasan Masalah
Sebelum bicara lebih jauh tentang penelitian ini ada beberapa batasan masalah
pada penelitian ini, diantaranya:
1. Jaringan yang digunakan adalah jaringan intranet.
2. Jari yang digunakan dalam keadaan bersih dan normal.
3. Jari harus diletakkan tegak lurus terhadap alat fingerprint tidak miring kanan
ataupun kiri.
4. Jari yang dipakai pada saat registrasi adalah ibu jari.
5. Pembahasan Digital Voting System dengan Menggunakan Fingerprint ini hanya
sampai proses pemilihan. Hasil dari perhitungan suara tidak dibahas.
I-5
6. Tool yang dipakai VB6 dan PHP.
7. Sistem digunakan untuk mahasiswa aktif yang terdata pada akademik Universitas
Widyatama.
8. Alat fingerprint yang digunakan adalah digitalPersona U.Are.U 4500. Metode
yang dipakai oleh fingerprint ini tidak dibahas.
9. Program yang dibuat hanya pada bagian verifikasi dan registrasi. Seperti yang
ditandai pada blok diagram di bawah ini :
Gambar 1.1 Blok Diagram alat Fingerprint
I-6
1.5.
Metodologi Penelitian
Metodologi sistem menggunakan Object Oriented (OO) dengan alur proses
Iterative and Waterfall Processes. Alur proses ini merupakan pendekatan gabungan
dari Iteratif dan Waterfall. [McConnell] menjelaskan tentang siklus hidup pengiriman
bertingkat dimana analisis dan desain dilakukan dahulu dengan cara waterfall dan
kemudian coding dan testing dipecah menjadi iterasi. Dengan melakukan hal ini
secara berkala, iteratif akan memberi peringatan yang lebih bagus jika terjadi
kesalahan.
Gaya Iterasi memecah sebuah sistem menjadi serangkaian fungsi yang dibagi
menjadi beberapa iterasi. Jika sistem dibagi menjadi empat iterasi, dalam satu iterasi
biasanya seper-empat fungsi sistem yang didalamnya terdiri dari analisis, desain,
coding, testing. Lalu, gaya waterfall memecah sebuah sistem berdasarkan aktifitas,
diantaranya analisis, desain, coding, dan testing dilakukan persatu aktifitas.
Kenapa pendekatan Iterative dan Waterfall digabung, karena pengembangan
waterfall masih merupakan pendekatan yang lebih umum. Metoda ini dianggap cocok
karena sistem berkala sedang, dimana penulis beberapa kali membuat sistem ini
dengan beberapa teknik dan jenis pemrograman yang berbeda dan dokumentasi yang
termanajemen sehingga mudah untuk dikembangkan. Hal ini termasuk di dalam
metoda alur proses Iterasi.
Proses yang dilakukan dalam sistem ini adalah :
1. Analisis permasalahan
2. Analisis alur proses sistem
3. Perancangan aplikasi
4. Coding
5. Testing
6. Implementasi aplikasi yang telah melewati semua iterasi dan lulus testing.
Berdasarkan deskripsi masalah tersebut, kemudian dilakukan perancangan
yang meliputi perancangan proses dan perancangan basis data. Perancangan proses
I-7
dilakukan dengan metode Object Oriented (OO) dengan alur proses Iterative and
Waterfall Processes dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dilakukan agar penulisanan dan penyusunan
laporan tugas akhir ini lebih terarah dan menghasilkan suatu pemecahan masalah
yang dapat disimpulkan dengan baik dibuat ke dalam beberapa bagian diantaranya
adalah :
Bab satu pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, metodologi sistem,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab dua landasan teori, dalam bab ini hal yang akan dibahas adalah tentang
studi pustaka dan dasar teori yang diperlukan dalam pembangunan sistem dan
membahas secara singkat mengenai bahasa pemrograman yang digunakan dalam
mengimplementasikan sistem yang telah dibangun.
Bab tiga analisis sistem, dalam bab ini dibahas tentang penganalisaan sistem
yang telah ada dan sistem yang baru dibangun meliputi identifikasi masalah, prinsip
kerja sistem lama, analisis sistem serta hasil dari analisis tersebut.
Bab empat perancangan sistem, dalam bab ini dibahas tentang tahapan
perancangan pembangunan sistem mengenai pemecahan dari permasalahan yang
dilakukan secara iterasi.
Bab lima implementasi sistem, bab ini membahas tentang tahapan iterasi
rancangan yang akan dibuat menjadi kode program serta petunjuk penggunaan
program aplikasi hingga testing.
Bab enam penutup, bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang
kesimpulan dan saran dari laporan tugas akhir.
Download