ANALISIS UNJUK KERJA METODE ANTRIAN PADA JARINGAN

advertisement
ANALISIS UNJUK KERJA METODE ANTRIAN PADA JARINGAN WAN
MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
PERFORMANCE ANALYSIS of QUEUING METHODS in WAN using OPNET
SIMULATOR
Tresna Soaduon Mulatua, Yan Maraden
Departemen Teknik Elektro
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat
[email protected]
ABSTRAK
Jaringan bisa menjadi sibuk karena banyaknya antrian paket akibat dari “bottleneck”, dan
dibutuhkan suatu metode untuk mengaturnya. Pembahasan tentang perancangan dan kinerja dari
bermacam-macam metode antrian menggunakan perangkat lunak OPNET Modeler 14.5, antara
lain First In First Out (FIFO), Priority Queue (PQ), Weighted Fair Queue (WFQ), Custom
Queue (CQ), dan Modified Weighted Round Robin (MWRR) pada jaringan WAN. Rancangan
dibuat 2 skenario rancangan pengujian yaitu : kondisi jaringan dengan beban 75% dan dengan
kondisi jaringan beban 100% pada jalur WAN DS1. Analisa yang dilakukan, didapatkan hasil
pada aplikasi FTP untuk skenario 75% dan100% beban metode yang mempunyai hasil response
time untuk proses download dan upload terkecil adalah metode Custom Queue (CQ). Hasil delay
mendekati standar ITU pada aplikasi video conference juga didapatkan saat menggunakan
metode Custom Queue (CQ) pada kedua skenarionya dengan nilai 152 msec. Aplikasi VoIP
mempunyai jitter terkecil pada skenario 75% dihasilkan saat menggunakan metode PQ, dan saat
skenario 100% beban dihasilkan saat menggunakan metode WFQ, delay terkecil pada kedua
skenario beban dihasilkan oleh metode WFQ dengan nilai 250 msec.
Kata Kunci :
Queue, WAN, OSPF, Opnet.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
ABSTRACT
Network can have a congestion state because so many packet in a queue line of
“bottleneck” and need a method to arrange the traffic. This thesis analyzing about performance
and implementation from many queue methods using OPNET Modeler 14.5 such as, First In First
Out (FIFO), Priority Queue (PQ), Weighted Fair Queue (WFQ), Custom Queue (CQ), and
Modified Weighted Round Robin (MWRR) in WAN network. The testing design for this thesis
will be using 2 scenarios, which are : a condition with 75% background load and a condition
with a heavier background load 100% in DS1 WAN link. The result from analyzing network,
FTP application for 75% and 100 % network load, method that have the lowest delay for
download response time and upload response time was custom queue (CQ) method. Result for
the lowest delay for video conference application and the most closer to the ITU standard is also
from custom queue method for both scenario with 152 msec. VoIP application for 75% network
load have the most least jitter using priority queuing (PQ) method, and for 100% network load
the most least jitter was using weighted fair queuing (WFQ) method. And the least delay for both
scenarios was result by weighted fair queuing (WFQ) method at 250 msec.
Keyword :
Queue, WAN, OSPF, Opnet.
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belakangan ini dunia jaringan berkembang sangat cepat, membuat aplikasi yang biasa
dipakai dalam sehari hari juga mengalami perkembangan yang cepat. Paket data yang dikirim
dalam jaringan semakin lama semakin besar dan banyak. Paket data yang dikirim sering kali
membuat jalur data yang dipakai menjadi sibuk atau bahkan penuh. Aplikasi seperti VoIP (Voice
over Internet Protokol), atau Video conference adalah salah satu contoh aplikasi yang sering
membuat jalur data pada jaringan menjadi sibuk. Waktu atau response time menjadi salah satu
kata kunci yang sangat penting untuk menilai baik atau tidaknya jaringan dalam mengatur paket
paket yang lalu lalang[3]. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuatlah suatu metode antrian
untuk menentukan paket yang lewat agar tidak terjadi penumpukan pada sebuah jaringan atau
sering disebut dengan metode queue (queue discipline).
Pada kesempatan ini akan dicoba untuk membahas kelima metode antrian yang akan di
bandingkan terhadap ketiga aplikasi yang digunakan seperti FTP, video conference, dan VoIP
saat jaringan mempunyai keadaan beban 75% dan 100%.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari skrispi ini adalah untuk menunjukkan cara kerja dan peran penting dari
metode antrian dalam mengatur paket paket data yang dihasilkan dari tiga aplikasi seperti FTP,
video conference, dan VoIP dalam jaringan WAN menggunakan perangkat lunak OPNET
Modeler 14.5. Aplikasi yang akan digunakan lalu pada skripsi ini juga akan dilakukan
perbandingan kelima metode antrian terhadap kondisi jaringan lalu lintas data yang mengalami
keadaan congestion terbagi menjadi dua skenario. Kondisi pertama adalah beban jaringan sebesar
75% dan yang kedua adalah kondisi dengan beban jaringan 100%. Parameter yang digunakan
untuk perbandingan antara lain seperti jitter, end to end delay, download response time, dan
upload response time .
1.3
Batasan Masalah
Dalam skripsi ini terdapat beberapa batasan masalah, yaitu :
1. Pengambilan data dilakukan pada jaringan kecil dengan menggunakan software
simulasi OPNET Modeler 14.5.
2. Tujuan utama skripsi ini melihat apa yang terjadi dalam skenario dengan paket
paket yang dikirimkan dalam keadaan bandwidth yang mencapai beban 75% dan
100%, dan setiap skenario diimplementasikan metode antrian yang berbeda.
3. Data diambil dari 3 aplikasi yaitu FTP,Video conference, dan VoIP dengan
membaca grafik output setelah simulator dijalankan dan dengan parameter acuan
yang telah ditentukan
2.
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Metode Antrian
Banyak masalah yang dihadapi pada jaringan yang berhubungan dengan terbatasnya
memory buffer dan bandwidth. Metode antrian memungkinkan untuk mengatur akses jumlah
paket yang akan dikirimkan dalam jalur data, sehingga meminimalisir terjadinya congestion.
Congestion pada lalu lintas data dapat terjadi ketika paket yang sampai pada output port lebih
cepat daripada kemampuan port tersebut mentransmisikannya[3]. Congestion tersebut akan
mengakibatkan delay, besarnya nilai waktu delay bisa sangat bervariasi mulai dari waktu router
mengirimkan paket terakhir di output port sampai dengan tibanya paket tersebut di tujuan yang
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
tidak bisa prediksi secara nyata, ketika nilai delay tersebut mencapai batas maksimal waktu
transmisi, maka paket tersebut bisa di drop oleh router karena buffer yang sudah mencapai
batasnya[2][3][4].
Sangat penting untuk router agar mempunyai suatu metode untuk meminimalisir jumlah
paket yang mengalami congestion di jaringan, karena congestion akan berdampak pada kuantitas
paket atau throughput, meningkatkan waktu packet end–to–end delay, jitter, dan dapat
berdampak pada meningkatnya paket yang dibuang oleh router karena sudah terlalu
menumpuknya paket di memory buffer[1].
2.2
First In First Out (FIFO)
First in first out (FIFO) queuing adalah suatu metode antrian yang paling dasar dan paling
banyak digunakan[4]. Dalam FIFO antrian semua paket dianggap sama satu derajat kedudukanya,
paket yang datang tersebut dibariskan dalam satu barisan antrian. Paket yang datang tersebut
diberikan servis berdasarkan urutan mereka tiba dalam antrian. FIFO queue sering disebut juga
sebagai First-come, first-served (FCFS) queuing[3].
2.3
Weighted Fair Queuing (WFQ)
WFQ adalah metode yang diciptakan untuk mengatasi kerterbatasan dari Fair Queue (FQ).
WFQ merupakan metode yang dibuat untuk memastikan high priority paket tidak akan
mengambil bagian dari bandwidth yang yang telah ditentukan ketika paket tersebut telah
melampaui batas alokasi bandwidth yang diberikan dan mengambil bagian dari bandwidth low
priority paket. Dengan cara ini WFQ dapat mengatur antrian paket dengan panjang yang berbedabeda atau yang sering disebut dengan variable-length paket. Tetapi dengan adanya fitur ini dapat
mengakibatkan proses perhitungan algoritma yang semakin rumit dan membebani kerja dari
processor.
2.4
Custom Queuing (CQ)
Custom Queuing bekerja dengan cara membuat suatu batasan tersendiri (reserved)
bandwidth yang tersedia di suatu interface. Bandwidth tersebut dipasangkan dengan masing
masing tipe traffic yang ada. Jika ada satu jenis traffic yang tidak menggunakan bandwidth
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
bagiannya maka jenis traffic data yang lain boleh menggunakannya.
CQ dapat dikonfigurasi agar paket data yang sangat penting memiliki presentase jumlah
bandwidth yang mencukupi dari total jumlah bandwidth interface, dengan juga memastikan jenis
traffic paket data yang lain mendapatkan throughput yang baik.
2.5
Priority Queuing (PQ)
Priority Queuing (PQ) adalah suatu jenis metode pengaturan paket yang cukup sederhana.
Paket pertama-tama akan dibagi bagi menjadi beberapa kelas prioritas lalu paket paket tersebut
akan dimasukan dalam antrian menurut baris kelas prioritas[1]. Setelah paket tersebut dibariskan
menurut kelasnya masing masing, lalu paket tersebut akan diatur menurut FIFO queue.
2.6
Modified Weighted Round Robin (MWRR)
Weighted Round Robin adalah dasar dari metode queue berbasis class yang didesain untuk
mengatasi keterbatasan dari Fair Queue (FQ) dan Priority Queue (PQ). Dalam antrian metode
antrian MWRR, paket pertama akan dikelompokkan berdasarkan beberapa kelas (contoh, realtime, interactive, dan file transfer) yang kemudian paket paket tersebut dimasukkan kedalam
antrian yang telah ditentukan sesuai kelas masing masing. Setiap paket akan dilayani dengan
metode round- robin order yang dimana setiap antrian yang kosong akan di skipped tidak
termasuk dalam perhitungan.
3.
METODE PENELITIAN
Simulasi menggunakan software simulator OPNET MODELER 14.5, dimana terdapat
beberapa skenario yang terbagi menjadi dua bagian dengan keperluan pengambilan data untuk
menguji performa kualitas metode antrian yang paling baik untuk aplikasi FTP, video conference,
VoIP pada jaringan 75% dan 100 % beban.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Proses Instalasi komponen jaringan Konfigurasi jaringan sesuai rancangan topologi Menjalankan aplikasi yang akan diuji Mengumpulkan hasil kelima metode antrian Analisa data dari setiap skenario Gambar 3.1 Alur pengambilan data
Gambar 3.2 Topologi Jaringan
Gambar 3.2 menunjukkan topologi sebuah jaringan yang terdiri dari 5 router, 1 switch, 5
workstation, dan 1 server. FTP_Client akan mencoba untuk mendownload data yang ada pada
FTP_Server, Video_Client juga akan mengakses Video_Server yang ada pada sebelah kanan,
begitu pula dengan VoIP_Client1 akan mencoba melakukan koneksi telepon dengan
VoIP_Client2 yang ada pada sebelah kanan gambar.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
3.1
Skenario dan Parameter Aplikasi
Terdapat dua skenario yang akan dijalankan untuk melihat performa metode antrian bekerja
dalam jaringan sesuai keadaan keadaan yang telah ditentukan. Setiap skenario akan dicoba
dengan menggunakan lima metode antrian, Untuk setiap skenario, data yang akan diambil
merupakan data yang dihasilkan oleh setiap client ketika data tersebut melalui jalur yang
terhubung antara Router_Depok menuju Provider_core1. Setiap data yang dikirim akan dilihat
data grafik dan statistik dari parameter setiap aplikasi dari simulasi yang telah dijalankan.
Parameter yang akan di analisa antara lain:
Tabel 3.4 Tabel parameter aplikasi
Aplikasi
FTP
Parameter
Download
response
time (sec)
Upload response time
(sec)
Video
Packet
Conference
Delay (sec)
VoIP
Jitter (sec)
Packet
End-to-End
End-to-End
Delay (sec)
3.2
Aplikasi FTP
FTP merupakan aplikasi yang non real time (NRT), aplikasi jenis ini tidak bergantung atau
tidak sensitif terhadap waktu.
Traffic data yang dihasilkan dari aplikasi non real time dapat dimasukkan dalam jenis
pelayanan “best effort” traffic. Artinya adalah jenis traffic dari aplikasi ini akan ditransmisikan
dengan pelayan yang “seadanya”. Best effort mempunyai nilai integer terendah (0) dalam atribut
Type of Service pada IP header sebagai penentu prioritas.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Tabel 3.1 Tabel pengaturan atribut aplikasi FTP
Attribute
Command Mix
Value
50%
(Get/Total)
Inter-Request Time
Constant
(second)
(60)
File Size (bytes)
Constant
(10000)
Symbolic Server Name
FTP Server
Type of Service
Best Effort
(0)
Pada Tabel 3.2 dapat melihat atribut yang akan dikonfigurasi pada aplikasi FTP. FTP yang
berjalan dalam setiap skenario akan menggunakan pengaturan yang sama. Setiap dari aplikasi
FTP akan melakukan proses 50% download dan 50% upload data ke server setiap 60 second
secara terus menerus sampai waktu simulasi habis, dan besarnya file size diproses adalah 10KB.
3.3
Aplikasi Video Conference
Aplikasi video conference merupakan aplikasi yang real time. Aplikasi yang real time
sangat bergantung dan sensitif terhadap waktu. Pengguna aplikasi real time akan merasa
terganggu jika persyaratan batas waktu (delay) yang dilanggar. Pada aplikasi video conference
akan dikonfigurasi sama untuk setiap skenario.
Pada setiap skenario video conference akan menghasilkan tampilan dengan kualitas sebesar
10 frames/sec (fps). Kualitas video yang dihasilkan dengan besar 128 x 120 pixels. Jenis prioritas
(Type of Service) dalam aplikasi ini akan menggunakan “streaming multimedia”. Prioritas untuk
jenis ini jauh lebih baik dari “best effort” aplikasi FTP. Prioritas untuk video conference
mempunyai nilai integer 128 dalam IP header sebagai nilai untuk penunjuk prioritas.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Tabel 3.2 Tabel pengaturan atribut aplikasi Video
Attribute
Frame
Interrival
Value
Time
10 frame/sec
Information
Frame
Size
Information
128x120 pixels
(bytes)
Symbolic Destionation Name
Video
Destination
Type of Service
Streaming
Multimedia (4)
3.4
Aplikasi VoIP
Aplikasi VoIP juga merupakan jenis aplikasi yang real time. Jenis aplikasi ini bergantung
pada waktu. Untuk menjaga kenyamanan pengguna, jaringan yang digunakan untuk aplikasi ini
harus menjaga agar nilai jitter dan delay memenuhi standar QoS yang dibutuhkan.
Tabel 3.3 Tabel pengaturan atribut aplikasi VoIP
Attribute
Value
Encoder Scheme
G.711
Voice Frame per Packet
10
Symbolic Destionation Name
Voice
Destination
Type of Service
Streaming
Multimedia
(4)
Untuk aplikasi VoIP pada skripsi ini, digunakan skema codec G.711. Prioritas yang
digunakan untuk aplikasi VoIP adalah yang tertinggi di skripsi ini. Pada atribut Type of Service,
VoIP menggunakan prioritas dengan nilai integer 192 dalam IP header sebagai nilai untuk
menentukan prioritas.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Nilai integer yang telah ditentukan pada aplikasi FTP, Video conference dan VoIP akan
mempengaruhi pelayanan (prioritas) paket data yang dihasilkan dalam setiap antrian (queue)
yang terjadi.
Kelima metode antrian pada setiap skenario akan membaca bagian header IP paket untuk
melihat Type of Service (ToS) dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat prioritas
mereka. Nilai integer 0 adalah yang terendah sedangkan 255 adalah yang tertinggi.
4.
PEMBAHASAN
4.1
Analisa Aplikasi FTP
Pada aplikasi FTP, akan dianalisa dua parameter penting untuk menentukan baik tidaknya
metode antrian yang akan diimplementasikan dalam jaringan. Parameter tersebut adalah
download response time dan upload response time.
Perbandingan pada Gambar 4.1 menggambarkan hasil kelima metode antrian
untuk
parameter download response time pada aplikasi FTP.
FTP Download Response Time 100 90 Response Time 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 100 200 300 400 500 600 700 Simula/on Time Gambar 4.1 Donwload response time FTP
Aplikasi FTP untuk parameter download response time yang mempunyai waktu terlama
dalam melakukan proses download dihasilkan oleh metode FIFO yang digambarkan oleh garis
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
berwarna biru, sedangkan untuk waktu tercepat download response time dihasilkan oleh metode
CQ yang digambarkan dengan garis berwarna kuning.
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 tidak mempunyai garis hasil dari metode PQ, karena seperti
yang telah dibahas sebelumnya metode PQ untuk aplikasi FTP tidak mempunyai kesempatan
dalam mengirimkan data, sehingga baik untuk parameter download response time ataupun upload
response time tidak menghasilkan hasil sama sekali.
Hasil pada aplikasi FTP untuk parameter upload response time yang mempunyai waktu
terlama dalam melakukan proses upload dihasilkan oleh metode FIFO yang digambarkan oleh
garis berwarna biru, sedangkan untuk waktu tercepat upload response time dihasilkan oleh
metode CQ yang digambarkan dengan garis berwarna kuning. Gambar 4.2 memperlihatkan
gambar grafik untuk parameter upload response time terhadap kelima metode antrian.
FTP Upload Response Time 100 90 Response Time 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 100 200 300 400 Simula/on Time 500 600 700 Gambar 4.2 Upload response time FTP
4.2
Analisa Aplikasi Video Conference
Aplikasi video conference mempunyai hasil delay yang terbesar saat aplikasi berjalan pada
jaringan dengan metode WFQ dan MWRR yang digambarkan dengan garis berwarna ungu dan
merah.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Gambar 4.3 dapat dilihat hasil perbandingan aplikasi video conference terhadap lima
metode antrian. Hasil delay terkecil dihasilkan saat jaringan menggunakan metode antrian CQ
seperti yang digambarkan oleh garis berwarna kuning.
Metode CQ menghasilkan nilai yang sama untuk kedua skenarionya, kedua skenario
mempunyai delay total sebesar 0,15 second atau 150 msec.
Kedua skenario yang dijalankan oleh metode CQ, hasil parameter packet end-to-end delay
dari metode CQ mempunyai hasil yang memenuhi standard ITU sebesar 150 msec[12].
Video Conference Delay 4.5 4 3.5 Delay Time 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 100 200 300 400 500 600 700 Simula/on Time Gambar 4.3 Packet end to end delay video
4.3
Analisa Aplikasi VoIP
Aplikasi VoIP pada parameter jitter dengan waktu terkecil pada skenario beban 75%
dihasilkan oleh metode PQ seperti yang digambarkan pada Gambar 4.4 dengan garis warna hijau.
Parameter jitter dengan nilai terkecil pada 100% beban jaringan dihasilkan oleh metode WFQ
yang digambarkan garis merah. Parameter delay pada Gambar 4.5 yang terkecil pada aplikasi
VoIP pada kedua skenario dihasilkan oleh metode antrian WFQ.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
0.025 Delay TIme 0.02 0.015 0.01 0.005 0 0 100 200 300 400 500 600 700 -­‐0.005 Simula/on Time Gambar 4.4 Jitter VoIP
VoIP Delay 6 Delay Time 5 4 3 2 1 0 0 100 200 300 400 500 Simula/on Time Gambar 4.5 Packet end to end delay VoIP
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
600 700 Untuk hasil terbaik pada skenario 75% beban, metode yang mempunyai waktu parameter
jitter terkecil adalah metode PQ dengan waktu delay 4,2 µs. Metode PQ dan FIFO tidak
mempunyai data untuk parameter jitter untuk skenario 100% beban.
Hal ini dapat disebabkan karena pada metode PQ mempunyai cara kerja yang terfokus pada
satu barisan antrian sebelum berpindah ke barisan antrian lainya, sedangkan untuk metode FIFO
dikarenakan metode FIFO bekerja dengan cara satu baris antrian yang terbagi dengan kedua
aplikasi lainya dan aplikasi yang mempunyai throughput terbesar yaitu aplikasi Video memakai
hampir semua kapasitas yang tersedia.
Untuk parameter jitter hasil terbaik pada skenario 100% beban, metode yang mempunyai
waktu
terkecil adalah metode WFQ dengan rata-rata waktu jitter 5,6 µs. Metode WFQ
mempunyai waktu yang cukup baik untuk jitter yang dihasilkan di kedua skenario ini yaitu 20 µs
untuk skenario 75% dan 5,6 µs pada skenario 100% beban.
5.
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasaran pembahasan dan hasil analisis dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu :
1. Aplikasi FTP mempunyai hasil yang baik saat jaringan dengan beban 75% dan beban
100% dengan menggunakan metode custom queue (CQ). Metode custom queue
menghasilkan rentang waktu untuk download antara 0,5 second sampai 0,6 second pada
skenario 75% dan 100 % beban. Upload diantara 0,5 sampai 0,7 second pada skenario
75% beban dan 0,5 sampai 0,6 second pada skenario 100% beban.
2. Aplikasi video conference dengan skenario jaringan 75% dan 100% beban, menghasilkan
waktu terbaik dengan metode custom queue (CQ). Metode CQ mempunyai nilai untuk
kedua skenario delay sebesar 0,15 second atau 150 msec. Hasil parameter packet end-toend delay dari metode CQ mempunyai hasil yang memenuhi standard ITU sebesar 150
msec[12].
3. Pada skenario keadaan jaringan dengan beban 75%, metode PQ mempunyai waktu
terkecil jitter yaitu sebesar 4,2 µs. Tetapi metode PQ tidak mempunyai nilai saat jaringan
dengan beban 100%. Hasil terbaik untuk beban 100% dihasilkan oleh metode WFQ
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
dengan jitter sebesar 5,6 µs. Sedangkan untuk hasil packet end-to-end delay pada kelima
metode tidak ada hasil yang memenuhi standar delay kurang dari 100 msec[12]. Hasil
yang paling mendekati batas maksimum delay untuk kedua skenario juga dihasilkan oleh
metode WFQ yaitu pada angka 250 msec. Tetapi hasil ini masih 150% lebih besar dari
standar.
5.2
Saran
Dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan metode antrian yang
terdapat pada layer data link yaitu protokol seperti MPLS. Metode ini merupakan salah satu
metode terbaru untuk memberikan prioritas pada paket data yang ada pada jaringan WAN.
6.
KEPUSTAKAAN
[1] Chuck Semeria, Juniper Networks 2001, Supporting Differentiated Service Classes: Queue
Scheduling Disciplines.
[2] Mitko Gospodinov, The Affects of Different Queuing Disciplines over FTP, Video and
VoIP Performance.
[3] OPNET user documentation, Analyzing and Troubleshooting Application Performance.
[4] Victor .A, Clincy, Ajay .S, Kennesaw State University, IP Queuing Analysis.
[5] OPNET user documentation, MPLS Model User Guide.
[6] Karim.A, Bahauddin Zakariya University, Multan Pakistan, VoIP Performance Over
Different Service Classes Under Various Scheduling Techniques.
[7] Politeknik Telkom. “Kualitas Layanan pada sistem Telekomunikasi”.
[8] Cisco System Learning (2004) Interconnecting Cisco Network Devices (Version 2.2)
SanJose Cisco System Inc.
[9] Kuncoro Wastuwibowo (2003). Jaringan MPLS Whitepaper veri 1.2 Telkom info.
[10] Cisco System Learning (2006). Implementing Secure Converged Wide Area Network
(Volume 1). San Jose Cisco System Inc.
[11] Akhtar .S, Ahmed .E, Saha .A, Arefin .S, Performance Analysis of Integrated Service over
Differentiated Service for Next Generation Internet.
[12] Chen .Y, Farley .T, Ye Nong, QoS Requirements of Network Application Internet.
Analisis unjuk…, Tresna Soaduon Mulatua, FT UI, 2013
Download