JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 8 NOMOR 1 FEBRUARI 2012 Telemetry Based Relative Sea Level Data Logger Prototype Husein Jurusan Pend. Fisika FKIP Universtas Haluoleo e-mail : [email protected] Abstrak Telemetry based Relative sea level data Logger Prototype dirancang oleh Husein, Pengembang Prototipe Produk Instrumen Fisika Unhalu untuk menjawab banyaknya kebutuhan akan instrumen pemantau atau pengukur pasang surut air laut relatif dengan sistem akuisisi data otomatis yang dapat diprogram oleh pengguna serta dilengkapi dengan komunikasi data berbasis telemetri atau wireless. Sea level data logger terdiri atas modul transmitter atau pemancar (dimana sensor Kedalaman terpasang) dan modul receiver atau penerima (yang dihubungkan ke komputer melalui slot USB. Dengan sea level data Logger, pengguna dapat mengukur tinggi pasang surut air laut relatif yang sulit atau tidak dijangkau setiap saat. Hal ini karena data hasil pengukuran oleh sea level data Logger dapat dikoleksi setiap saat dan dikirim ke dalam memori komputer. Hasil pengukuran oleh sensor di tempat yang relatif jauh dikirim secara real-time ke komputer pasangannya dalam bentuk tabel maupun grafis yang sangat komunikatif. Sea level data Logger sangat cocok untuk aplikasi pemantau tingginya air laut pada suatu dermaga, Pelabuhan, pengujian dan kalibrasi serta budidaya perikanan. Jangkauan komunikasi data berkisar antara 100 hingga 1000 m tergantung pada kondisi halangan seperti tembok dan bangunan lainnya. Keywords : Sensor kedalaman pasang surut, telemetri, Zigbee sebagai wilayah ekologi laut yang khas. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Sistem telemetri pemantau pasang surut air laut merupakan salah satu upaya untuk memperoleh informasi kondisi ketinggian gelombang air laut sebagai data pendukung untuk prediksi kondisi ombak ditempat yang agak jauh dari pantai pada masa datang. Kondisi ketinggian air laut disepanjang pantai merupakan gambaran keadaan gelombang air laut di daerah kedalaman. [5]. Sistem pemantau pasang surut dapat dilakukan dengan berbagai metode yang ada, yaitu secara real time dan metode telemetri. Telemetri tersebut dapat dikembangkan sehingga pengiriman data data dapat lebih fleksibel dalam mengirim data data karena biasanya data yang ingin dikirim berbeda-beda untuk masing-masing penerimanya.[4] Prinsip kerja sensor kedalaman ini adalah pasang surut air laut akan menyebabkan 1. Pendahuluan Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuk komponen pasang laut baru. Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal 31 32 JAF F, Vol. 8 No. 1 (2012), 31-3 35 katrol berrputar akibatt beban yangg terangkat oleh tekannan gaya apuung air laut. Perputaran katrol meenyebabkan potensiometeer berputar arah kanan atau kiri yaang dapat meerubah nilai resistansinnya sehinggga teganggan pada potensiom meter berubaah secara siginifikan, selanjutny ya data teganggan analog yang berasal dari poteensiometer di d koneksikan ke port A1(ADC11) kaki mikkrokontrollerr ATMega 8535 untuuk dikonverssi menjadi data d digital, setelah itu data digittal ini disim mpan dalam memory mikrokontrroller sebaagai data kedalamann air. Data yang y sudah diolah d akan ditampilkaan dalam LC CD dan dikrrim melalui antena(traansmitter) ziggbee lalu ditterima oleh antena peenerima(receiiver) dan masuk m pada IMAX 2332. Untuk bissa masuk padda PC, data dari Imaxx 232 tadi diteruskan d oleh RS232 sehingga data terssebut tamppil dalam hyperterm sistem minal dan antarmukaa(VisualBasicc6.0).[1][6][7][8][9] Gambar 2 Rangkaian K Keseluruhan Sistem Bagian Pem mancar B Bagian pemanncar terdiri dari rangkaian AVR ATMega8535, ssistem sensor kedalaman, rangkaiann LCD, dan rrangkaian moodul Zigbee. Sedangkaan perangkat keras bagiaan penerima terdiri dari d rangkaiaan modul Zigbee Z dan rangkaiann komunikasi serial IC MA AX 232 hal ini ditunjuukkan pada ggambar 3 Gambarr 3 Rangkaian kkeseluruhan sisstem bagian pennerima Gam mbar 1 Sistem m Sensor Kedallaman 2. Metodee Penelitian Perancan ngan Perangk kat Keras(Haardware) Peerangkat Keeras terdiri dari dua bagian yaiitu bagian pem mancar yang merupakan integrasi telemetri daata kedalamaan air dari tegangan keluaran kaaki potensioometer dan bagian penerima p yaang terhubunng dengan komunikaasi serial deng gan tampilan antarmuka. Adapun perangkat p k keras rangkaiian bagian pemancar adalah sebaggai berikut : D Data yang diiterima secarra telemetri oleh moddul Zigbee ddihibungkan ke I MAX 232, yan ng berfungssi sebagai pengkoversi p tegangan antarmuka uuntuk komunnikasi serial pada mikrokontrolle m er AVRAT TMega8535. Koneksi antara IC M MAX232 denngan RS232 terhubungg melalui piin 14 (driverr 1 output) yaitu sebbagai TX(transmitter) denngan pin 2 DB9 (recceived data) dan pin 133(receiver 1 input) sebbagai RX(recceiver) dengaan DB9 pin 3(transmiitted data). S Sedangkan pinn11 dan pin 12 terhhubung ke portD.1(TX XD) pada mikrokonntroller. Outpput dapat lanssung dilihat pada kom mputer melaluui program hy ypeterminal. [3][4][8] Telemetry Based Relative Sea Level Data Logger Prototype.............….…………..….(Husein) Perancangan Perangkat Lunak(software) Perancangan perangkat lunak terdiri dari dua bagian, yaitu pada bagian pemancar yang merupakan program mikrokontroller dan pada bagian penerima yang merupakan program antarmuka. Perangkat lunak pada bagian pemancar adalah program pada mikrokontroller sebagai pengolah data pasang surut. Diagram alir program utama mikrokontroller dapat dilihat pada gambar 4. 33 9. Subrutin Serial [2][8][9] Tampilan sistem antarmuka bagian perangkat lunak adalah sebagai berikut: Mulai Data Pasang Surut “K”; Ketinggian ;” #” Gambar 5. Tampilan Pembuka Antarmuka bagian penerima Setelah mengisi username dan password lalu menekan tombol masuk maka akan muncul layar sistem akuisisi data pasang surut baik dalam bentuk tabel maupun grafik sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 6. Tampilkan Ke LCD No Switch Power OF Yes Selesa Gambar 4 Diagram alir program Utama Mikrokontroller Sedangkan perangkat lunak bagian penerima berfungsi sebagai sistem antarmuka (interface) untuk menampilkan dan menyimpan data ketinggian air laut yang dipancarkan oleh transmitter. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam perancangan sistem antar muka ini adalah Visual basic 6.0 yang terdiri dari 9 (sembilan) bagian, yaitu: 1. Subrutin Koneksi 2. Subrutin Connect 3. Subrutin Disconnect 4. Subrutin Simpan 5. Subrutin Hapus 6. Subrutin Tambah Data 7. Subrutin Grafik 8. Subrutin Timer1 Gambar 6 Tampilan sistem akuisisi data pasang surut 3.Hasil penelitian dan pembahasan Hasil pengujian sistem terdiri dari bagian pemancar(transmitter) dan penerima (receiver). Sebelum semua sistem di integrasikan, terleih dahulu dilakukan pengujian pada setiap bagian. Pada bagian pemancar akan dilakukan pengujian pada 34 JAF, Vol. 8 No. 1 (2012), 31-35 sensor pasang surut, sedangkan pada bagian penerima akan dilakukan pengujian sistem telemetri dan antarmuka. Data pasang surut penelitian ini diambil pada setiap 6 jam dimana kedalaman air adalah variabel bebas sedangkan Hambatan dan tegangan potensiometer adalah variabel terikat. Kedalaman air (surut) yang paling minimum adalah 30 cm sedangkan kedalaman air (pasang) yang paling maksimum adalah 167 cm. Pada saat air pasang dengan kedalaman 167 Cm menyebabkan nilai hambatan dari potensiometer berubah secara signifikan. Dengan membandingkan antara nilai hambatan dan tegangan potensiometer terhadap kedalaman maka diperoleh bahwa setiap kedalaman berubah 1cm maka maka nilai hambatan potensiometer naik sebesar 0,25 KΩ dan nilai tegangan keluaran potensiometer naik sebesar 0.021 Volt. Pada kedalaman 30 cm, tegangan potensiometer sebagai sensor sebesar 1.91 Volt sedangkan pada kedalaman maksimum 167 cm, tegangan potensiometer sebesar 4.71 Volt. Dari tabel hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tegangan keluaran sensor berubah terhadap perubahan kedalaman air secara signifikan. Tabel 1. Pasang Surut air laut R Potensiometer (KΩ) Jam R1(KΩ) Kedalaman (cm) V Sensor(Volt) 0 20 167 41.75 4.73 6 20 30 7.5 1.91 12 20 145 36.25 4.51 18 20 50 12.5 2.69 24 20 167 41.75 4.73 30 20 30 7.5 1.91 36 20 145 36.25 4.51 42 20 50 12.5 2.69 48 20 165 41.25 4.71 54 20 40 10 2.33 60 20 143 35.75 4.49 66 20 60 15 3 72 20 166 41.5 4.72 78 20 35 8.75 2.13 84 20 144 36 4.5 90 20 61 15.25 3.03 96 20 165 41.25 4.71 Keunikan data pasang surut ini diambil dalam 4 hari dimana pertama kali pada saat pasang maksimum sedalam 167 cm dan setelah 6 jam berikutnya menjadi surut yang paling dangkal sekitar 30 cm dan terjadi dua kali perulangan pasang surut dalam satu hari namun kedua angka pasang surut ini berbeda. hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Gambar 7 Grafik Pasang Surut Demikian juga nilai tegangan potensiometer dalam hal ini sebagai tegangan sensor yang akan masuk pada kaki port ADC 1 akan berubah ubah sesuai berubahnya nilai hambatan akibat nilai pasang surut yang berbentuk zigzag. Hal ini dapat diamati melalui grafik dibawah ini. Gambar 8 Tegangan Potensiometer Adapun jangkauan sensor ini tidak bisa mencapai kedalaman 700 cm karena keterbatasan referense putar potensiometer. Telemetry Based Relative Sea Level Data Logger Prototype.............….…………..….(Husein) 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil ujicoba pada penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap kedalaman berubah 1 cm maka maka nilai hambatan potensiometer berubah sebesar 0,25 KΩ dan nilai tegangan keluaran potensiometer berubah sebesar 0.021 Volt. 2. Sistem antarmuka dapat menampilkan dan menyimpan data data realtime dan grafik pasang surut. Daftar Pustaka [1]. Anonim, 2007, MAX232 MAX232I DUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS, Texas Instrument, http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/tex asinstruments/max232.pdf. Diakses 1 Januari 2012. [2]. Anonim, 2010, 8-bit AVR Microcontroller with 8K Bytes In-System Programmable Flash, Atmel, http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_do [3]. [4]. [5]. [6]. [7]. [8]. 35 cuments/doc2502.pdf. Diakses 10 Januari 2012. Anonim, 2010, Amplitude Shift Keying & Frequency Shift Keying, http://www.ele.uri.edu/Courses/ele436/labs/A SKnFSK.pdf. Diakses 7 April 2012. Anonim, 2008, RF ASK Hybrid Modules for Radio Control (New Version), Laipac Technology, http://www.laipac.com/Downloads/Easy/tlp43 4a.pdf. Diakses 3 Februari 2011. Anonim, 2010, Praktikum Pasang Surut Air Laut, http://www.google.co.id/search?hl=id&output =search&sclient=psyab&q=alat+ukur+pasang+surut&btnK Diakses 7 Agustus 2012 [Novitaningtyas,Y., Muntini,M dan Pramono,Y.2008, Sistem Monitoring Kelembaban dan Temperatur Secara Waktu Nyata dengan Pengiriman data Via SMS, ITS Surabaya, Laporan Penelitian, Fakultas MIPA, ITS, Surabaya. Rahmaniar,W., 2008, Prototipe Robot Pemantau Erupsi Gunung Berapi Berbasis Deteksi Suhu