BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. 1.1 Latar Belakang Di era seperti sekarang ini, aspek kehidupan manusia modern seakan tidak bisa lepas dari ketergantungan akan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu perangkat yang banyak digunakan manusia modern sekarang adalah perangkat telepon selular. Dalam penelitiannya Barnes dan Scornavacca (2004) mengungkapkan bahwa telepon selular merupakan perangkat produk konsumen yang mendapatkan penerimaan secara global dengan waktu yang relatif singkat. Seakan sudah menjadi sebuah kebutuhan primer, telepon selular menjadi perangkat yang hampir tidak bisa dihilangkan keberadannya bagi manusia modern, benda itu harus selalu ada setiap waktu dan penggunanya selalu membawanya setiap kemanapun mereka pergi. Grant dan O’Donohoe (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa bagi konsumen, telepon seluler bukan hanya perangkat pribadi yang digunakan untuk berhubungan dengan teman dan keluarga, namun juga perluasan dari personalitas dan individualitas mereka. Perangkat telepon selular ini memungkinkan bagi pemasar dan konsumen untuk berkomunikasi secara satu per satu, satu ke banyak orang, dan komunikasi massal secara murah dan efisien. 1 Perkembangan perangkat telepon selular tumbuh dengan pesat dalam satu dekade terakhir, telepon selular klasik yang menjadi andalan bagi sebagian besar orang untuk berkomunikasi pada tahun 1990-an hingga 2000-an, kini sudah mulai tergeser ketenarannya dengan semakin menjamurnya penggunaan perangkat telepon pintar atau smartphone. Mobile Marketing Association (MMA) memberikan pengertian tentang telepon pintar yaitu sebuah perangkat genggam yang mengintegrasikan kemampuan telepon selular dengan fitur yang lebih umum dari komputer genggam atau PDA. Telepon pintar memungkinkan pengguna untuk menyimpan informasi, mengirimkan surat elektronik, memasang program, bersamaan dengan menggunakan telepon dalam satu perangkat (MMA, 2016). Riset dari Emarketer (2014) mengungkapkan bahwa di tahun 2016 akan terdapat lebih dari dua miliar pengguna telepon pintar aktif di dunia. Dalam riset itu Indonesia disebut merupakan salah satu negara di Asia yang mempunyai pertumbuhan pengguna telepon pintar terbesar. Diperkirakan, dari China, India, dan Indonesia saja akan menambah lebih dari 400 juta pengguna telepon pintar baru dari tahun 2014 hingga 2018. Menurut laporan tersebut, indonesia akan melampaui 100 juta pengguna telepon pintar aktif pada tahun 2018, hal ini menjadikan Indonesia negara dengan populasi pengguna telepon pintar terbesar keempat di dunia, dibelakang China, India, dan Amerika Serikat (Emarketer, 2014). 2 120 103 Jumlah Pengguna (juta) 100 86.6 80 69.4 60 40 52.2 38.3 27.4 20 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Tahun Gambar 1.1. Perkiraan pengguna Telepon Pintar di Indonesia Sumber: Emarketer (2014) Tidak seperti telepon genggam klasik yang hanya mempunyai fitur dasar seperti telefon, pesan singkat dan pesan multimedia, telepon pintar memberikan pemasar peluang untuk mempermudah komunikasi program pemasarannya kepada konsumen dengan cara-cara yang lebih inovatif daripada sebelumnya. MMA mendefinisikan pemasaran dengan perangkat bergerak (mobile marketing) sebagai seperangkat praktik yang memungkinkan organisasi untuk berkomunikasi dan terlibat dengan pemirsa mereka secara interaktif dan relevan melalui perangkat bergerak atau jaringan (MMA, 2016). Bagi seorang pemasar, perluasan adopsi dari telepon selular menggambarkan kesempatan pemasaran yang besar untuk bisa menjangkau dan melayani konsumen kapanpun dan dimanapun (Grant dan O’Donohoe, 2007). Dengan semakin meningkatnya penggunaan telepon seluler oleh konsumen, pemasar sekarang dapat secara langsung mengirim pesan pemasarannya ke telepon 3 seluler konsumen. Menurut Chowdhury dkk. (2006) dengan mengirim pesan pemasaran langsung ke telepon genggam konsumen, pemasar dapat menyasar konsumen secara langsung dan dapat berkomunikasi secara langsung dan secara dua arah dengan konsumen. Namun secara berkebalikan, ketika konsumen mengadopsi telepon selular untuk meningkatkan kehidupan pribadi dan sosialnya, para pemasar melihat telepon selular sebagai saluran pemasaran. Dua sudut pandang yang sangat berbeda ini mengharuskan para pemasar untuk memastikan bahwa strategi pemasaran melalui telepon seluler mereka tidaklah dianggap mengganggu oleh konsumen. Bukan kerena pemasaran melalui perangkat bergerak ini relatif mudah dan murah untuk menjangkau konsumen bukan berarti konsumen ingin menerima pesan dan tawaran pemasaran di telepon selular mereka. Oleh karena itu, dengan memahami mengapa dan bagaimana konsumen ingin berpartisipasi dalam pemasaran melalui perangkat bergerak, salah satunya telepon selular, dapat membantu pemasar dalam mengembangkan strategi pemasaran yang baik. Barnes dan Scornavacca (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa mayoritas praktek pemasaran melalui telepon seluler sekarang adalah berdasarkan pesan singkat (SMS) dan menggunakan praktik sederhana yang berdasarkan dorongan (push-based). Meskipun demikian, pengenalan dari telepon pintar berarti pemasar dapat mengembangkan jangkauan yang lebih luas dari layanan yang berdasar mendorong dan menerapkan teknik pemasaran yang lebih luas. Lebih jauh, dengan semakin semakin dikenalnya teknologi baru, misalnya saja Kode QR (QR Code), radio frequency identification tags (RFID), dompet elektronik (e-wallets), 4 global positioning systems (GPS) yang terintegrasi dengan telepon pintar, pemasar dan konsumen akan dihadapkan pada berbagai macam inovasi pemasaran yang tidak dapat dilakukan dengan telepon selular klasik. Persaud dan Azhar (2012) dalam penelitiannya mencontohkan bahwa aplikasi pada telepon pintar misalnya Google Shopper, Amazon Price Check, dan Shopsavvy memungkinkan konsumen yang berada di toko fisik untuk memindai barcode dan kode QR atau mengambil foto dari sebuah produk dan seketika mendapatkan perbandingan harga, ulasan dari pelanggan lain, diskon, kupon dan informasi lain di telepon pintar mereka sambil sedang melihat produknya langsung di tokonya. Telepon pintar mempunyai kemampuan untuk mengubah pengalaman belanja konsumen dan nilai dari pemasaran, seperti konsumen sekarang dapat dengan mudah dan cepat berbelanja dengan bermacam saluran, seperti toko fisik, situs web, dan aplikasi yang menawarkan tingkat kemudahan, fleksibilitas, efisiensi dan personalisasi yang lebih tinggi. Akan tetapi, teknologi ini juga memiliki potensi untuk menjadi pengganggu bagi konsumen (Persaud dan Azhar, 2012). Oleh karena itu penelitian lebih lanjut perlu untuk dilakukan untuk medapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap pemasaran pada telepon pintar ini yang dimana terdapat keunggulan dalam teknologi dan kemampuan pemasaran yang ditawarkan oleh telepon pintar daripada telepon klasik. Perangkat telepon pintar, sebagai saluran baru untuk komunikasi pemasaran, memiliki banyak fitur baru dan peluang dibandingkan dengan media tradisional (Karjaluoto dkk, 2004 dalam Persaud dan Azhar, 2012). Jika telepon 5 klasik mempunyai fitur utama untuk bertelepon, pengiriman pesan teks, dan beberapa fitur tambahan lainnya, telepon pintar (seperti Iphone, Blackberry, Android) mempunyai resolusi layar yang lebih lebar dan lebih tinggi dan mempunyai fitur yang sangat jauh beragam, termasuk juga menjelajah (browsing) di internet, ribuan aplikasi, surat elektronik, layanan pesan instan (termasuk pengiriman gambar dan video), GPS, permainan, pemutar musik dan masih banyak lagi. Dibandingkan dengan perangkat komputer, Barnes (2002) dan Kannan dkk. (2001) seperti yang dikutip oleh Oluwafunmilayo (2014), mengungkapkan bahwa perangkat telepon selular memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Tersedia di mana-mana. Tersedia di mana-mana adalah keuntungan utama dari perangkat bergerak. Hal ini mengacu pada kemampuan pengguna untuk menerima informasi dan melakukan transaksi dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. b. Penggunaan secara pribadi. Perangkat genggam seringkali membawa identitas pengguna dan sering digunakan dalam perihal masalah pribadi. Telepon selular ini sangat pribadi, jarang digunakan oleh siapapun kecuali pemiliknya. c. Komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah adalah fitur lain yang membuktikan potensi perangkat bergerak dalam pemasaran. Perangkat bergerak memungkinkan untuk komunikasi dua arah yang lebih besar daripada perangkat lain karena perihal ‘selalu tersambung’ dari perangkat tersebut. 6 d. Lokalisasi. Lokalisasi mengacu pada kemampuan untuk mengidentifikasi posisi geografis pengguna dengan menempatkan perangkat bergerak. Fitur ini menjadi mungkin melalui berbagai teknologi berbasis lokasi, dipimpin oleh GPS. Semakin canggihnya telepon pintar sekarang ini semakin memberikan kesempatan bagi para pemasar dengan berbagai macam kemungkinan untuk bisa menjangkau dan melayani konsumen tidak hanya dengan multimedia (teks, audio, video), namun juga melalui aplikasi yang berbasis tarikan (pull based). Salah satu metode marketing yang termasuk berbasis tarikan adalah kode QR. Kode QR adalah sebuah kode matriks 2 dimensi yang berfungsi sebagai jembatan penghubung secara cepat antara konten luring dan konten daring. Kode ini memungkinkan pemirsa berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui telepon selular secara efektif dan efisien. Kode QR bertindak seolah-olah sebagai mata rantai fisik yang dapat menyimpan alamat web, nomor telepon, teks, dan SMS (Kompas.com, 2009). Teknik yang sudah populer di luar negeri ini memungkinkan untuk para pemasar menggunakannya dalam aktivitas pemasaran dan promosinya. Pemasar dapat menempelnya di media daring, seperti sosial media maupun laman web mereka, ataupun luring seperti baliho, spanduk, kemasan produk, kaos, kartu nama, dan lain sebagainya. Dengan adanya teknologi kode QR ini konsumen akan dimudahkan dalam mengakses informasi, konsumen tidak perlu lagi repot-repot mengetik alamat web yang panjang, cukup hanya dengan menindai gambar kode QR tersebut dengan kamera telepon selular, konsumen dapat langsung mengakses alamat dari kode QR tersebut. 7 Penelitian dari (Comscore, 2009) yang dikutip oleh Persaud dan Azhar (2012) mengatakan bahwa konsumen tertarik terhadap telepon pintar karena banyaknya aplikasi, hiburan dan karena mereka dapat mempersonalisasi perangkat mereka dengan fitur dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan semakin mudahnya konsumen untuk mengakses internet, memudahkan mereka untuk menelusur dan menggunakan banyak aplikasi sosial media seperti Facebook, Twitter, Line, Instagram, dan Youtube. Hal ini memberikan pemasar kesempatan yang besar untuk memadukan dan meluaskan strategi sosial media yang mereka miliki dengan strategi pemasaran khusus untuk telepon selular. Penerimaan dan partisipasi pemasaran melalui telepon pintar bagi pemasar masih dirasa menjadi sebuah hal yang perlu untuk dikaji lebih dalam, karena walaupun telepon pintar menawarkan teknologi baru yang menunjang pemasar untuk berinovasi dengan praktik pemasarannya, di sisi lain konsumen merasa telepon selular adalah barang yang termasuk barang privat dan dekat dengan kehidupan mereka. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperdalam pemahaman kita tentang faktor yang memotivasi konsumen untuk berpartisipasi dalam inovasi pemasaran melalui telepon pintar khususnya di Indonesia. Peneliti menganggap topik ini menarik karena pemasaran bergerak dewasa ini dimasukkan kedalam salah satu bagian dari komunikasi pemasaran terintegrasi oleh banyak pemasar dan konsumen menjadi semakin mudah terpapar oleh pesan dan informasi pemasaran yang beredar di telepon seluler. Telepon pintar menawarkan lebih banyak kesempatan bagi seorang pemasar untuk terhubung dan melayani melayani konsumen dengan lebih baik (Barnes dan 8 Scornavacca, 2004). Telepon pintar dilihat oleh banyak orang sebagai tahapan kunci dalam evolusi teknologi dan praktek pemasaran bergerak karena memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai fitur dalam telepon pintar dengan laman web dan toko fisik yang dapat memberikan pengalaman lebih bagi konsumen. Dengan demikian, penelitian tentang penerimaan dan partisipasi konsumen dalam pemasaran melalui telepon pintar ini akan menambah pemahaman dan referensi bagi penelitian-penelitian sebelumnya di masa telepon klasik, dimana metode pemasaran pada masa itu sangat terbatas dan lebih banyak menggunakan media seperti telefon, pesan singkat atau pesan multimedia. Penelitian mengenai pemasaran melalui telepon selular yang didasarkan pada pesan singkat mungkin perlu untuk disesuaikan dengan adanya pengenalan dari teknologi baru yang dimana dapat secara substansial mengganti praktik pemasaran yang ada. 1.2 Rumusan Masalah Adopsi telepon pintar oleh konsumen di Indonesia semakin meningkat, dan pemasar pada masa sekarang menghadapi begitu banyak peluang untuk berinovasi dalam rangka menjangkau dan melayani konsumen dengan lebih baik menggunakan berbagai fitur yang terdapat pada telepon pintar untuk memasarkan produk mereka kepada konsumen. Strategi berdasarkan dorongan menjadi banyak digunakan oleh pemasar, karena dengan metode ini pesan pemasaran yang dibuat pemasar dapat langsung tersampaikan di telepon seluler konsumen. Namun, inovasi pemasaran ini, terlebih jika pemasar menggunakan strategi berdasarkan dorongan dapat menimbulkan kesan negatif kepada konsumen karena 9 pemasaran yang dilakukan perusahaan di telepon seluler konsumen dapat dianggap mengganggu privasi. Hal ini dikarenakan ketika konsumen mengadopsi telepon selular untuk meningkatkan kehidupan pribadi dan sosialnya, para pemasar melihat telepon selular sebagai saluran pemasaran. Dua sudut pandang yang sangat berbeda ini mengharuskan para pemasar untuk memastikan bahwa strategi pemasaran melalui telepon seluler mereka tidaklah dianggap mengganggu oleh konsumen. Strategi pemasaran berdasarkan tarikan menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi gangguan dalam privasi konsumen. Salah satunya adalah metode pemasaran menggunakan kode QR yang dapat menjembatani dua dunia, antara pemasaran luring dan daring. Ketika konsumen memindai kode QR, berarti konsumen secara sadar ingin ikut terlibat dalam program pemasaran yang pemasar lakukan, sehingga hal ini dapat mengurangi gangguan privasi pada telepon selular konsumen. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan menginvestigasi perilaku konsumen untuk menerima dan berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon pintar mereka melalui analisa dan konfirmasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk berpartisipasi pemasaran melalui telepon selular dan kode QR. Faktor-faktor tersebut adalah nilai yang dipersepsikan, gaya belanja daring, dan kepercayaan pada merek. 10 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah nilai yang dipersepsikan berpengaruh secara positif terhadap perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular? b. Apakah nilai yang dipersepsikan berpengaruh secara positif terhadap perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR ? c. Apakah gaya belanja daring berpengaruh secara positif terhadap perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular? d. Apakah gaya belanja daring berpengaruh secara positif terhadap Perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR? e. Apakah kepercayaan pada merek berpengaruh secara positif terhadap perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular? f. Apakah kepercayaan pada merek berpengaruh secara positif terhadap perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR? g. Apakah terdapat perbedaan terkait faktor jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status bekerja responden pada nilai yang dipersepsikan, gaya belanja daring, kepercayaan pada merek, perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular dan perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR? 11 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan sebelumnya, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Menguji pengaruh nilai yang dipersepsikan pada perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular dan perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR b. Menguji pengaruh gaya belanja daring pada perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular dan perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR c. Menguji pengaruh kepercayaan pada merek pada perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular dan perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR d. Menguji adanya perbedaan terkait faktor jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status bekerja responden pada nilai yang dipersepsikan, gaya belanja daring, kepercayaan pada merek, perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular dan perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui kode QR 1.5 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan khususnya dalam pemasaran melalui telepon selular. Manfaatmanfaat tersebut diantaranya sebagai berikut: 12 a. Bagi pemasar yang menggunakan pemasaran melalui telepon selular, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para pemasar untuk dapat memasarkan produknya dengan lebih baik, sehingga akan mendatangkan keuntungan bisnis bagi mereka. Pemasar diharapkan dapat memahami faktor-faktor utama apa saja yang dapat berimbas pada perilaku untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular, sehingga dapat digunakan dalam perancangan strategi dan program pemasaran yang dipunyai pemasar. b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atas faktor-faktor yang menjadi penentu perilaku konsumen untuk berpartisipasi dalam pemasaran melalui telepon selular. Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini dapat memberikan kontibusi positif untuk melengkapi penelitian tentang pemasaran melalui telepon selular yang telah ada sebelumnya dan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang akan datang. 1.6 Lingkup Penelitian Model penelitian ini adalah modifikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Persaud dan Azhar (2012) yang meneliti tentang perilaku berpartisipasi konsumen dalam pemasaran melalui telepon selular. Subjek pada penelitian ini adalah para konsumen yang setidaknya telah melakukan penggunaan telepon pintar setidaknya selama tiga bulan mempunyai pengalaman dalam berbelanja secara daring, dan pernah memindai pesan 13 pemasaran yang menggunakan kode QR di telepon pintar mereka. Untuk objek penelitian yang akan penulis teliti adalah telepon pintar. Penelitian ini dilakukan di kota-kota besar di Indonesia secara umum melalui kuesioner daring. Dengan sampel sebanyak 351, penelitian ini meneliti variabel Nilai yang Dipersepsikan, Gaya Belanja Daring, Kepercayaan pada Merek, Perilaku untuk Berpartisipasi dalam Pemasaran melalui Telepon Selular dan Perilaku untuk Berpartisipasi dalam Pemasaran melalui Kode QR. 1.7 Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini secara garis besar diuraikan dalam lima bab yang disusun secara sistematis. Penjelasan mengenai tiap-tiap bab adalah sebagai berikut. Bab I: Pendahuluan Bab ini membahas gambaran umum serta maksud dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian. Bab II: Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Dalam bab ini, peneliti menjelaskan mengenai landasan teori, kerangka konseptual yang digunakan, pengembangan hipotesis penelitian dan model penelitian secara teoritis dari penelitian tersebut. 14 Bab III: Metode Penelitian Di dalam bab ini berisi tentang strategi penelitian, definisi operasional dan pengukurannya, desain pengambilan sampel, ukuran sampel, objek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian, metode analisis data dan pengujian hipotesis. Bab IV: Temuan dan Analisis Data Bab ini menjelaskan bagaimana data dianalisis secara mendalam. Selain itu, hasil dari penelitian akan dibahas dan dipaparkan dalam gambaran statistik deskriptif. Pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai korelasi antar variabel penelitian, pengujian persamaan regresi dan pengujian hipotesis penelitian. Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hipotesis penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi pemasar dan peneliti. Bab ini juga mencakup rangkuman dari semua informasi yang diperoleh dari hasil penelitian. 15