PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL PADA PENDERITA OBESITAS DI RW 03 KELURAHAN RUNGKUT TENGAH KECAMATAN GUNUNG ANYAR KOTA SURABAYA Lana Zuhara Dibya., Nuh Huda, M.Kep.,Sp. Kep. KMB Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Tahun ajaran 2013/2014 ABSTRACT Cholesterol is a fatty substance found in every cell of our body, it is important for the functioning of the body, such as digestion, hormone synthesis, manufacture of cell walls, and protection of nerve endings. The purpose of this study was to analyze the effect of consumption of red ginger extract on cholesterol reduction in patients with obesity in RW 03, Rungkut Tengah, Gunung Anyar, Surabaya. This design using method use One-group pre-post test design. Samples were taken using a sampling method sampling jenuh, 31 respondents found that obese people had hypercholesterolemia at RW 03 Rungkut Tengah,Gunung Anyar, Surabaya. The research instrument using Cholesterol Stick and observation sheets. Data were analyzed using paired samples t-test test with significance level of ρ <0.05. Before being given the red ginger extracts obtained average cholesterol levels 270,61 mg/dL. Respondents were given the red ginger extracts for 3 days, then average the results obtained cholesterol 242,73 mg/dL, so that the average reduction in cholesterol levels 28,32 mg/dL after being given a red ginger extract (ρ <0.05). The implications of the research that red ginger extract can lower cholesterol levels in obese individuals who have hypercholesterolemia, which can be one alternative medicine to balance cholesterol levels. Keywords: red ginger, cholesterol, obesity PEMBAHASAN Menurut Kowalski (2010), Kolesterol merupakan senyawa kimia yang penting untuk menjalankan fungsi tubuh, seperti pencernaan, pembuatan hormon, pembuatan dinding sel, dan perlindungan ujungujung saraf. Kolesterol yang berlebihan dalam tubuh dapat memicu munculnya penyakit yang kita kenal dengan dislipidemia. Salah satu penyebab kolesterol adalah pola makan. Pola makan tinggi kolesterol dan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, misalnya makanan bersantan (Garnadi, 2012). Masalah kesehatan yang berhubungan dengan berat badan seperti kegemukan (obesitas) telah berkembang semakin luas, sedangkan masalah ini lebih banyak terjadi di negara-negara maju (Andriani, 2012). Banyak ditemukan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya dengan pola makan yang tidak terjaga, sehingga berakibat terhadap peningkatan kadar kolesterol. Pada orang kegemukan atau obesitas yang memiliki kadar kolesterol lebih dari normal dan pola makan yang tidak dirubah akan berdampak pada penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO melaporkan bahwa kolesterol menyebabkan 4,4 juta kematian setiap tahunnya (sekitar 7,9% dari total angka kematian global). Di Inggris, 66% pria dan 67% wanita memiliki kadar kolesterol melebihi 5,0 mmol/L (Bull, 2007). Menurut Bray dalam Andriani (2012), jumlah lemak tubuh manusia (pada orang dewasa muda) yang normal pada laki-laki 15-18% berat badan, sedangkan pada wanita 20-25% berat badan. Di Indonesia, jumlah orang yang mengalami kelebihan kadar kolesterol mencapai 0,027% per 1000 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti, pada tanggal 1 Juni 2014 di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya yang menderita obesitas sebanyak 45 orang dari jumlah warga 207 orang. Dari 45 orang yang menderita obesitas terdapat 33 orang yang mengalami kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dapat muncul akibat adanya suatu penyakit atau tanpa adanya penyakit. Beberapa faktor penyebab peningkatan kolesterol meliputi pola makan, pola aktivitas, kegemukan, faktor keturunan (Bull, 2007). Menurut Yuliani (2013), mengatakan bahwa pola makan tinggi kolesterol dan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Lemak diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Hasil uraian lemak di edarkan ke seluruh tubuh. Jika berlebihan akan disimpan dalam lemak. Asupan kolesterol yang tidak mencukupi akan di produksi oleh sel hati. Kolesterol di hati akan diangkat oleh LDL, selanjutnya kolesterol akan di bawah sel tubuh yang memerlukan, termasuk otot jantung dan otak. Kelebihan kolesterol diangkat kembali oleh lipoprotein atau HDL. Diuraikan dan dibuang ke dalam kandung emepedu sebagai asam cairan empedu. Disini LDL dan HDL sangat bertolak belakang, HDL berfungsi sebagai pembawa kolesterol LDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut, sedangkan LDL merupakan kolesterol yang berbahaya karena dapat menempel dan menyebabkan penyumbatan pada saluran darah. Jahe merah memiliki 13 bioaktif yang berguna untuk tubuh (Wasito, 2011). Komponen dalam jahe yang paling utama adalah gingerol, yang bersifat anti koagulan. Fungsi dari anti koagulan gingerol dapat menghambat penggumpalan darah sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Penelitian tentang ekstrak jahe merah di Indonesia masih sangat sedikit. Banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui apa dan seperti apa ekstrak jahe merah berikut khasiatnya. Padahal, ekstrak jahe merah memiliki kandungan gingerol yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Jahe merah memiliki 13 bioaktif yang berguna untuk tubuh. Komponen dalam jahe yang paling utama adalah gingerol, yang bersifat antikoagulan, dapat memecah terjadinya penggumpalan darah yang dapat menyebabkan timbulnya stroke dan serangan jantung. Gingerol juga berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol. Selain itu di dalam ekstrak jahe merah terdapat minyak asiri yang memberikan rasa pahit dan pedas. Dapat disimpulkan dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrak Jahe Merah Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Lansia di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar”. Peran perawat juga sebagai healtheducation pada keluarga dan lansia oleh mendukung prinsip diet makanan yang rendah kolesterol. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan Pre-Experimental Design dengan metode One-group pre-post test design yaitu penelitian yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe merah terhadap penurunan kolesterol pada penderita obesitas. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-18 Juni 2014 di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya sejumlah 31 orang. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari seluruh penderita obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability sampling dengan metode sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mengajukan populasi yang telah disetujui oleh pembimbing. Peneliti mengajukan surat izin sebagai permohonan izin dan persetujuan pengambilan data dari bagian akademik Program studi STIKES Hang Tuah Surabaya untuk mengadakan penelitian. Peneliti memberikan surat persetujuan dari studi STIKES Hang Tuah Surabaya kepada ketua RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Penelitian mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapat persetujuan menjadi responden. Pendekatan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian untuk menghindari kesalah pahaman. Pengumpulan data pertama melalui data demografi yang dibuat peneliti. Pengumpulan data untuk mengetahui status obesitas responden dengan mengobservasi berat badan responden. Dengan menghitung indeks massa tubuh responden dengan keriteria hasil < 18,5 (berat kurang), 18,5-22,9 (berat normal), >23 (preobese), 23-24,9 (obese ringan), 25-29,9 (obese sedang), dan ≥ 30 (obese berat). Setelah itu responden dilakukan pre test dengan cek kadar kolesterolnya. Kemudian responden diberikan ekstrak jahe merah selama 3 hari, yaitu 8 gram ekstrak jahe merah yang di tambahkan dengan air hangat 200 cc. Setelah 3 hari responden di observasi kembali kadar kolesterolnya. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum Data Demografi Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada Tanggal 16-18 Juni 2014 Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki Perempuan Total 14 17 31 Presentase (%) 45,2 54,8 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penderita obesitas yang berjenis kelamin wanita paling banyak dengan perician 17 orang (54,8%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebesar 14 orang (45,2%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada Tanggal 16-18 Juni 2014 Usia Frekuensi 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun Total 1 5 7 18 31 Presentase (%) 3,2 16,1 22,6 58,1 100 Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Variabel Mean SD Berat Badan 76,32 10,261 MinimalMaksimal 56-93 Tabel 3 menunjukkan rata-rata berat badan pada penderita obesitas adalah 76,32 dengan nilai standart deviasi 10,261dan nilai minimal maksimal pada berat badan 56-93. d. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Variabel Mean SD Tinggi Badan 160,81 5,388 MinimalMaksimal 153-171 Tabel 4 menunjukkan rata-rata tinggi badan pada penderita obesitas adalah 160,81 dengan nilai standart deviasi 5,388 dan nilai minimal maksimal pada tinggi badan pada penderita obesitas adalah 153-171. Tabel 2 menunjukkan responden dalam penelitian ini berjumlah 31 orang dengan perincian penderita obesitas yang berusia 31-35 tahun sebanyak 1 orang (3,2%), penderita obesitas yang berusia 36-40 tahun sebanyak 5 orang (16,1%), penderita obesitas yang berusia 41-45 tahun sebanyak 7 orang (22,6%) dan penderita obesitas yang berusia 46-50 tahun sebanyak 18 orang (58,1%). e. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 c. Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Tabel 5 menunjukkan rata-rata IMT pada penderita obesitas adalah 29,64 dengan nilai standart deviasi 2,266 dan nilai minimal maksimal pada Variabel Mean SD IMT 29,64 2,266 MinimalMaksimal 24,50 – 34,50 tinggi badan pada penderita obesitas adalah 24,50 dan 34,50. f. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Pekerjaan Frekuensi Ibu rumah tangga Buruh pabrik / karyawan Wiraswasta Purnawirawan Lainnya Total 10 Presentase (%) 32,3 5 16,1 8 2 6 25,8 6,5 19,4 31 100 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian pekerjaannya adalah ibu rumah tangga sebanyak 10 orang (32,2%), buruh pabrik/ karyawan sebanyak 5 orang (16,1%), purnawirawan sebanyak 2 orang (6,5%), dan lain-lain sebanyak 6 orang (19,4%). g. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluarga Obesitas Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Keluarga Obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Keluarga Obesitas Memiliki keluarga yang obesitas Tidak memiliki keluarga yang obesitas Total Frekuensi 23 Presentase (%) 74,2 8 25,8 31 100 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar mempunyai keluarga yang obesitas sebanyak 23 orang (74,2%) dan yang tidak memiliki keluarga obesitas sebanyak 8 orang (25,8%). h. Karakteristik Responden Berdasarkan Rutinitas Berolahraga Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Rutinitas Berolahraga di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Rutinitas Berolahraga a. Tidak b. Ya Total Frekuens i 27 4 31 Presentas e (%) 87,1 12,9 100 Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar tidak melakukan rutinitas berolahraga sebanyak 27 orang (87,1%) dan responden yang rajin melakukan rutinitas berolah raga sebanyak 4 orang (12,9%). i. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Kebiasaan Makan Bersantan Berlemak Gorengan Makanan siap saji Lainnya Total Frekuensi Presentase 14 9 4 3 45,2 29,0 12,9 9,7 1 31 3,2 100 Tabel 9 menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai rata-rata menyukai makanan bersantan sebanyak 14 orang (45,2%), makanan berlemak 9 orang (29,0%), yang mempunyai kebiasaan makanan gorengan 4 orang (12,9%), makanan siap saji 3 orang (9,7%), dan lainnya 1 orang (3,2%). j. Karakteristik Responden Berdasarkan Menjaga Pola Makan Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Menjaga Pola Makan di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Menjaga Pola Makan Ya Tidak Total Frekuensi 2 29 31 Presentase (%) 6,5 93,5 100 Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar penderita obesitas tidak menjaga pola makan sebanyak 29 orang (93,5%) dan penderita obesitas yang menjaga pola makan sebanyak 2 orang (6,5%). k. Karakteristik Responden Berdasarkan Mengontrol Kolesterol Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Mengontrol Kolesterol di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Mengontrol Kolesterol Ya Tidak Total Frekuensi Presentase (%) 11 20 31 35,5 64,5 100 Tabel 11 menunjukkan bahwa 31 responden sebagian sebagian besar tidak mengontrol kolesterol sebanyak 20 orang (64,5%) dan yang tetap mengontrol kadar kolesterol sebanyak 11 orang (35,5%). l. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluarga Kolesterol Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Keluarga Kolesterol di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Keluarga Kolesterol Ada Tidak ada Total Frekuensi Presentase (%) 74,2 25,8 100 23 8 31 Tabel 12 Menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai keluarga yang kadar kolesterol tinggi sebanyak 23 orang (74,2%) dan yang tidak mempunyai keluarga yang mempunyai kadar kolesterol tinggi sebanyak 8 orang (25,8%). 2. a. Data Khusus Kolesterol Pada Penderita Obesitas Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe Merah Tabel 13 Hasil Pengukuran Kolesterol Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe Merah Pada Penderita Obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Kelompok Obesitas Pre Test Me an 270, 61 SD 25,4 61 S E 4, 57 3 MinMaks 230m g/dL – 321m g/dL N 31 Tabel 13 menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol pre test adalah 28,322 mg/dL dengan standar deviasi 25,461 mg/dL, standart eror 4,573 dan dari 31 responden didapatkan nilai minimal dan maksimal (230 mg/dL dan 321 md/dL). b. Kolesterol Pada Penderita Obesitas Sesudah Diberikan Ekstrak Jahe Merah Tabel 14 Hasil Pengukuran Kolesterol Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe Merah Pada Penderita Obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Kelompok Obesitas Post Test Me an 242, 29 SD 23,6 53 S E 4, 24 8 MinMaks 206 mg/d L– 293 mg/d L N 31 Tabel 14 menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol post test adalah 242,29 mg/dL dengan standar deviasi 23,653 mg/dL, standart eror 4,248 dan dari 31 responden didapatkan nilai minimal dan maksimal (206 mg/dL dan 293 mg/dL). c. Hasil Tabulasi Silang Pengaruh Ekstrak Jahe Merah Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Penderita Obesitas Di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya Tabel 15 karakteristik responden berdasarkan kolesterol pada penderita obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya pada tanggal 16-18 Juni 2014 Kelompo k Obesitas Pre Test Me an SD SE ρ Value 270, 61 25,4 61 4,57 3 .000 N 31 Post Test 242, 29 23,6 53 4,24 8 31 Tabel 15 menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol pre test adalah 270,61 mg/dL dengan standar deviasi 25,461 mg/dL dan standart eror 4,573 sedangkan untuk kadar kolesterol post test mengalami penurunan dengan rata-rata 242,29 mg/dL dengan standart deviasi 23,653 mg/dL dan standart eror 4,248. Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ value-0,000 berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar kolesterol pre test dan post test. PEMBAHASAN 1. Kolesterol Pada Penderita Obesitas Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe Merah Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam darah. kolesterol dalam tubuh dibedakan menjadi dua yaitu HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein). Kadar kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh sebesar 160 mg/dL – 200 mg/dL. Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa 31 responden penderita obesitas mempunyai nilai rata-rata kadar kolesterol pre test adalah 270,61 mg/dL dengan nilai standart deviasi 25,461 mg/dL, standart eror 4,573 dan didapatkan nilai minimal dan maksimal 230 mg/dL dan 321 mg/dL. Hasil tabulasi silang antara indeks massa tubuh (IMT) dengan pre test kadar kolesterol didapatkan 15 responden obesitas berat mengalami kadar kolesterol tinggi dengan prosentase 100%, 13 responden obesitas sedang dengan kadar kolesterol tinggi dengan prosentase 86,58% dan kadar kolesterol 2 responden dalam batas normal tinggi 13,32%, dan 1 responden obesitas ringan mengalami kadar kolesterol tinggi sebesar 100%. Menurut Bray (dalam Waspadi, 2010), jumlah lemak tubuh manusia (pada orang dewasa muda) yang normal pada laki-laki 15-18% berat badan, sedangkan pada wanita 2025% berat badan. Seseorang akan dikatakan obesitas apabila 25% berat badan seorang laki-laki terdapat lemak dan pada wanita lemak tubuhnya berjumlah 30%. Seseorang yang obesitas mempunyai kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi. Tecumseh Study di Michigan meneliti lebih dari 4000 orang dan membuktikan bahwa obesitas ternyata mempunyai kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orangorang dengan berat badan normal. Dari hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar penderita obesitas tidak melakukan aktivitas berolahraga dan sebagian besar juga mempunyai keluarga yang obesitas. Menurut Waspadi (2010) ditinjau dari segi klinis, obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umunya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan terkadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penentu yang digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT). Peneliti berpendapat bahwa seseorang yang obesitas sangat erat hubungannya dengan hiperkolesterolemia. Seorang obesitas yang mengalami hiperkolesterolemia pasti menunjukan LDL dan Trigliserida nya bernilai tinggi atau melebihi batas normal. Tapi tidak jarang pula ditemukan seorang yang obesitas mempunyai kadar LDL dan Trigliserida dalam batas normal, hal itu membuktikan bahwa kadar trigliserida yang beredar di dalam darah tidak selamanya tinggi. Seseorang yang hiperkolesterolemia juga dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga yang obesitas dan rutinitas berolakraga. Faktor tersebut didapatkan dari hasil tabulasi silang antara responden yang memiliki keluarga obesitas dengan pre test kadar kolesterol didapatkan bahwa 22 responden yang kadar kolesterolnya tinggi memiliki keluarga yang obesitas sebesar 95,48% dan responden yang tidak memiliki keluarga obesitas 7 responden dengan kadar kolesterol tinggi sebesar 87,5%. Dan hasil tabulasi silang antara rutinitas berolahraga dengan pre test kadar kolesterol didapatkan bahwa sebagian 25 responden (92,5%) dengan kadar kolesterol tinggi tidak pernah rutin berolahraga dan 4 responden (100%) dengan kadar kolesterol tinggi tetap rutin berolahraga. Kurangnya melakukan aktivitas fisik dan berolahraga menyebabkan kelebihan asupan energi di dalam tubuh dan akan tertimbun menjadi jaringan lemak. Hal ini dapat juga menyebabkan peningkatan kadar kolesterol di dalam darah. Seseorang yang memiliki kelebihan bobot badan (overweight) atau bobot badan berlebih (obesitas) cenderung memiliki kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang bertubuh normal. Kegemukan bisa juga menjadi faktor resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. Peneliti berpendapat bahwa seseorang yang obesitas sangat erat hubungannya dengan hiperkolesterolemia. Kurangnya aktifitas fisik dan berolahraga merupakan faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya obesitas. Seseorang yang obesitas akan mengalami kolesterol berlebih dalam tubuhnya. Penderita obesitas yang melakukan aktifitas fisik dan berolahraga mampu menurunkan berat badan dan mampu menurunkan kadar kolesterol yang cenderung lebih tinggi pada penderita obesitas. Bukan hanya ketiga faktor diatas yang dapat mempengaruhi hiperkolesterolemia, adapun faktor kebiasaan mengkonsumsi makan tertentu yang dapat memicu hiperkolesterolemia. Hasil tabulasi silang antara kebiasaan makan dengan pre test kadar kolesterol didapatkan bahwa 14 responden (100%) mempunyai kadar kolesterol tinggi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan bersantan, 9 responden (100%) mempunyai kadar kolesterol tinggi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makan berlemak, 3 responden (100%) dengan kadar kolesterol tinggi mempnyai kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji, 3 reponden (75%) dengan kadar kolesterol tinggi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan berminyak atau gorengan, 1 responden (25%) dengan kadar kolesterol dalam batas normal tinggi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan berminyak. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan sebagian besar responden tidak menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan yang dapat memicu tingginya kadar kolesterol. Menurut Kowalski (2007), kolesterol adalah senyawa kimia yang penting untuk menjalankan fungsi tubuh, seperti pencernaan, pembuatan hormon, pembuatan dinding sel, dan perlindungan ujung-ujung saraf. Penderita obesitas yang tidak menjaga pola makan dan tetap mengkonsumsi makanan yang dapat memicu tingginya kadar kolesterol akan menyumbat pembuluh darah pada jantung dan otak, menimbulkan nyeri dada, serta menimbulkan gangguan sirkulasi darah ke otak. Hiperkolesterolemia dibagi menjadi dua yaitu hiperkolesterolemia primer dan hiperkolesterolemia sekunder. Menurut Garnadhi (2012), Hiperkolesterolemia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: pola makan, pola aktivitas, kegemukan dan faktor keturunan. Sedangkan hiperkolesterolemia sekunder terjadi karena adanya suatu penyakit. Kejadian hiperkolesterolemia sekunder dapat disebabkan oleh penyakit primer, seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipotiroid, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, penyakit hati obstruktif, keganasan dan sindrom cushing. Peneliti berasumsi dengan melakukan pola hidup sehat seseorang akan mampu mengurangi resiko hiperkolesterolemia. 2. Kolesterol Pada Penderita Obesitas Sesudah Diberikan Ekstrak Jahe Merah Dari hasil pengukuran kolesterol 31 responden sesudah diberikan ekstrak jahe merah didapatkan ratarata hasil kadar kolesterol sebagai berikut 242,29 mg/dL dengan standar deviasi 23,653 mg/dL, standart eror 4,248 dan dari 31 responden didapatkan nilai minimal dan maksimal (206 mg/dL dan 293 mg/dL). Hasil tabulasi silang antara indeks massa tubuh dengan post test kadar kolesterol didapatkan responden dengan obesitas berat dan kadar kolesterol tinggi berjumlah 8 responden (53,28%) dan 7 responden (46,62%) kadar kolesterol dalam batas normal tinggi. Responden dengan obesitas sedang paling banyak mengalami batas normal tinggi sebanyak 9 responden (59,94%) dan yang mengalami kadar kolesterol tinggi sebanyak 6 responden (39,96%). Responden dengan obesitas ringan hanya 1 responden (100%) yang kadar kolesterolnya dalam batas normal tinggi. Hasil tabulasi silang antara responden yang memiliki keluarga obesitas dengan post test kadar kolesterol didapatkan bahwa 13 reponden (56,42%) dengan kadar kolesterol dalam batas normal tinggi memiliki keluarga obesitas dan 10 responden (43,4%) dengan kadar kolesterol tinggi yang memiliki keluarga obesitas. Sedangkan yang tidak memiliki keluarga obesitas dengan batas normal tinggi ada 4 responden (50%) dan yang memiliki kadar kolesterol tinggi ada 4 responden (50%). Dan hasil tabulasi silang antara rutinitas berolahraga dengan post test kadar kolesterol didapatkan bahwa sebagian besar yang tidak rutin berolahraga dengan kadar kolesterol batas normal tinggi sebanyak 16 responden (59,2%) dan kadar kolesterol tinggi ada 11 responden (40,7%). Sedangkan responden yang tidak rutin berolahraga dengan kadar kolesterol tinggi sebanyak 3 responden (75%) dan kolesterol dalam batas normal tinggi ada 1 responden (25%). Hasil tabulasi silang antara kebiasaan makan dengan post test kada kolesterol didapatkan 9 responden (64,26%) banyak responden yang mempunyai kebiasaan makan makanan bersantan dengan kadar kolesterol batas normal tinggi, sedangkan yang kadar kolesterol tinggi ada sebanyak (35,7%). Responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak dengan kadar kolesterol tinggi sebanyak 5 responden (55,55) dan yang mempunyai kadar kolesterol batas normal tinggi sebanyak 4 responden (44,44%). Responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan berminyak atau makanan gorengan dengan kadar kolesterol batas normal tinggi dan kadar kolesterol tinggi sebanyak 2 responden (50%). Dan responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji 2 responden (66,66%) dengan kadar kolesterol tinggi dan responden yang mempunyai kadar kolesterol dalam batas normal tinggi sebanyak 1 orang (33,33%). Peneliti berpendapat bahwa pada faktor tidak menjaga pola makan merupakan faktor pencetus utama yang sering dialami oleh penderita obesitas. Kondisi ini yang memicu kadar kolesterol akan meningkat secara terus menerus jika faktor utamanya tidak dikendalikan. Pendapat lain yang diungkapkan peneliti bahwa penurunan kadar koleterol dapat terjadi jika seseorang tetap menjaga pola makan dan mengurangi makanan yang mampu memicu peningkatan kadar kolesterol. 3. Pengaruh Ekstrak Jahe Merah Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Penderita Obesitas Di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya Berdasarkan tabel 5.13 dan tabel 5.14 didapatkan bahwa dari hasil penelitian rata-rata kadar kolesterol penderita obesitas sebelum diberikan ekstrak jahe merah sebesar 270,61 mg/dL dengan nilai minimal dan maksimal 230 mg/dL dan 321 mg/dL, sedangkan sesudah diberikan ekstrak jahe merah didapatkan rata-rata kadar kolesterol pada penderita obesitas sebesar 242,29 mg/dL dengan nilai minimal dan maksimal 206 mg/dL dan 293 mg/dL. Dapat dilihat ada penurunan kadar kolesterol sesudah diberikan ekstrak jahe merah selama tiga hari dengan rata-rata kadar kolesterol 28,322 mg/dL dengan nilai selisih minimal dan maksimal kadar kolesterol pre test dan post test 12 mg/dL dan 46 mg/dL. Berdasarkan hasil penjelasan diatas dibuktikan pula pada tabel 5.15 analisis uji paired sampel t test didapatkan rata-rata ada penurunan kadar kolesterol sebesar 28,322 mg/dL setelah diberikan terapi ekstrak jahe merah selama 3 hari pada penderita kolesterol yang obesitas. Dari uji paired sampel t test didapatkan ρ value–0,000 pada uji kolesterol. Sehingga didapatkan hasil ada perbedaan signifikan antara penderita kolesterol sebelum diberikan ekstrak jahe merah dan setelah diberikan ekstrak jahe merah. Artinya konsumsi ekstrak jahe merah dapat menurunkan kadar kolesterol rata-rata 28,322 mg/dL. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitiann yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16-18 Juni 2014 di RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada penderita obesitas sebelum diberikan ekstrak jahe merah ratarata nilai kadar kolesterol sebesar 270.612 mg/dL dan setelah diberikan ekstrak jahe merah rata- rata nilai kadar koesterol sebesar 242.733 mg/dL. 2. Pada penderita obesitas yang mengalami hyperkolesterolemia setelah diberikan ekstrak jahe merah mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 28.322 mg/dL. 3. Bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dalam penggunaan ekstrak jahe merah pada penderita obesitas. Ekstrak jahe merah dapat menurunkan kolesterol pada penderita obesitas. SARAN Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada: 1. Bagi Responden Penderita hyperkolesterolemia dapat mengkonsumsi ekstrak jahe merah 200 cc dua kali sehari, mengubah gaya hidup yang sehat, batasi mengkonsumsi makanan yang dapat memicu kolesterol tinggi (makanan bersantan, berlemak, gorengan), perhatikan pola makan, olahraga secara teratur dan mampu mengontrol pemicu stres, serta memeriksa kadar kolesterol secara periodik. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi pengobatan non farmakologis untuk menurunkan kolesterol. 3. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan desain True experiment sehingga ada kontrol pola hidup, aktivitas dan makanan. DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia: Konsep, Teori, dan Penanganan aplikatif. Jakarta: EGC. B, Yusni Khaidir. 2010. Pengobatan Alternatif Dengan Aneka Tanaman Obat. Jakarta: UBA Press. Barasi, Mary E. 2009. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga. Bull, Eleanor. Jonathan Morrell. 2007. Simple Guides Kolesterol. Jakarta: Erlangga. Garnadi, Yudi. 2012. Solusi Sehat Dari Dokter Hidup Nyaman Dengan Hiperkolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hapsoh. H. Yaya. Elisa. 2010. Budidaya dan Teknologi Pascapanen Jahe. Medan: USU Press. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Kerthyasa, Tjok Gede. Indri Yuliani 2013. Sehat Holistik Secara Alami: Gaya Hidup Selaras Dengan Alam. Bandung: Qanita. Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi: Program 8 minggu menurunkan tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko jantung dan stroke secara alami. Bandung: Qanita. Latief, Abdul. 2012. Obat Tradisional. Jakarta: EGC. Mahendra, B. 2008. Panduan Meracik Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya. Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pratama, Aditya Bagus. Firzatul Dwiko R. 2013. Therapy Herbal Back To Nature. Jakarta: Pustaka Media. Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutanto. 2010. Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes. Yogyakarta: Andi. Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta: Salemba Medika. Trubus, Redaksi. 2013. My Trubus Healthy Life, Herbal Dari Kitab Suci. Depok: PT. Trubus Swadaya. Wasito, Hendri. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Waspadji, Sarwono. Kartinisukardji. 2010. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi dan Penelitian di Rumah Sakit. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.