pengaruh ekstrak jahe merah terhadap penurunan kolesterol pada

advertisement
PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN
KOLESTEROL PADA PENDERITA OBESITAS DI RW 03
KELURAHAN RUNGKUT TENGAH KECAMATAN
GUNUNG ANYAR KOTA SURABAYA
Lana Zuhara Dibya., Nuh Huda, M.Kep.,Sp. Kep. KMB
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
Tahun ajaran 2013/2014
ABSTRACT
Cholesterol is a fatty substance found in every cell of our body, it is
important for the functioning of the body, such as digestion, hormone synthesis,
manufacture of cell walls, and protection of nerve endings. The purpose of this
study was to analyze the effect of consumption of red ginger extract on cholesterol
reduction in patients with obesity in RW 03, Rungkut Tengah, Gunung Anyar,
Surabaya.
This design using method use One-group pre-post test design. Samples
were taken using a sampling method sampling jenuh, 31 respondents found that
obese people had hypercholesterolemia at RW 03 Rungkut Tengah,Gunung
Anyar, Surabaya. The research instrument using Cholesterol Stick and
observation sheets. Data were analyzed using paired samples t-test test with
significance level of ρ <0.05.
Before being given the red ginger extracts obtained average cholesterol
levels 270,61 mg/dL. Respondents were given the red ginger extracts for 3 days,
then average the results obtained cholesterol 242,73 mg/dL, so that the average
reduction in cholesterol levels 28,32 mg/dL after being given a red ginger extract
(ρ <0.05).
The implications of the research that red ginger extract can lower
cholesterol levels in obese individuals who have hypercholesterolemia, which can
be one alternative medicine to balance cholesterol levels.
Keywords: red ginger, cholesterol, obesity
PEMBAHASAN
Menurut Kowalski (2010),
Kolesterol merupakan senyawa kimia
yang penting untuk menjalankan
fungsi tubuh, seperti pencernaan,
pembuatan
hormon,
pembuatan
dinding sel, dan perlindungan ujungujung
saraf.
Kolesterol
yang
berlebihan dalam tubuh dapat memicu
munculnya penyakit yang kita kenal
dengan dislipidemia. Salah satu
penyebab kolesterol adalah pola
makan. Pola makan tinggi kolesterol
dan tinggi lemak jenuh dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah,
misalnya
makanan
bersantan
(Garnadi, 2012). Masalah kesehatan
yang berhubungan dengan berat badan
seperti kegemukan (obesitas) telah
berkembang semakin luas, sedangkan
masalah ini lebih banyak terjadi di
negara-negara maju (Andriani, 2012).
Banyak ditemukan di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya dengan pola makan yang
tidak terjaga, sehingga berakibat
terhadap
peningkatan
kadar
kolesterol. Pada orang kegemukan
atau obesitas yang memiliki kadar
kolesterol lebih dari normal dan pola
makan yang tidak dirubah akan
berdampak pada penyakit jantung
koroner dan stroke.
Kolesterol merupakan masalah
kesehatan serius di seluruh dunia.
Organisasi kesehatan dunia WHO
melaporkan
bahwa
kolesterol
menyebabkan 4,4 juta kematian setiap
tahunnya (sekitar 7,9% dari total
angka kematian global). Di Inggris,
66% pria dan 67% wanita memiliki
kadar kolesterol melebihi 5,0 mmol/L
(Bull, 2007). Menurut Bray dalam
Andriani (2012), jumlah lemak tubuh
manusia (pada orang dewasa muda)
yang normal pada laki-laki 15-18%
berat badan, sedangkan pada wanita
20-25% berat badan. Di Indonesia,
jumlah orang yang mengalami
kelebihan kadar kolesterol mencapai
0,027% per 1000 orang. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan peneliti, pada
tanggal 1 Juni 2014 di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya yang menderita obesitas
sebanyak 45 orang dari jumlah warga
207 orang. Dari 45 orang yang
menderita obesitas terdapat 33 orang
yang mengalami kadar kolesterol
tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dapat
muncul akibat adanya suatu penyakit
atau tanpa adanya penyakit. Beberapa
faktor
penyebab
peningkatan
kolesterol meliputi pola makan, pola
aktivitas,
kegemukan,
faktor
keturunan (Bull, 2007). Menurut
Yuliani (2013), mengatakan bahwa
pola makan tinggi kolesterol dan
tinggi
lemak
jenuh
dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah.
Lemak diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Hasil uraian lemak di edarkan
ke seluruh tubuh. Jika berlebihan akan
disimpan dalam lemak. Asupan
kolesterol yang tidak mencukupi akan
di produksi oleh sel hati. Kolesterol di
hati akan diangkat oleh LDL,
selanjutnya kolesterol akan di bawah
sel tubuh yang memerlukan, termasuk
otot jantung dan otak. Kelebihan
kolesterol diangkat kembali oleh
lipoprotein atau HDL. Diuraikan dan
dibuang ke dalam kandung emepedu
sebagai asam cairan empedu. Disini
LDL dan HDL sangat bertolak
belakang, HDL berfungsi sebagai
pembawa kolesterol LDL ke organ
hati untuk diproses lebih lanjut,
sedangkan LDL merupakan kolesterol
yang
berbahaya
karena
dapat
menempel
dan
menyebabkan
penyumbatan pada saluran darah. Jahe
merah memiliki 13 bioaktif yang
berguna untuk tubuh (Wasito, 2011).
Komponen dalam jahe yang paling
utama adalah gingerol, yang bersifat
anti koagulan. Fungsi dari anti
koagulan gingerol dapat menghambat
penggumpalan darah sehingga dapat
menurunkan kadar kolesterol yang
tinggi.
Penelitian tentang ekstrak jahe
merah di Indonesia masih sangat
sedikit. Banyak masyarakat Indonesia
yang belum mengetahui apa dan
seperti apa ekstrak jahe merah berikut
khasiatnya. Padahal, ekstrak jahe
merah memiliki kandungan gingerol
yang berfungsi menurunkan kadar
kolesterol dalam tubuh. Jahe merah
memiliki 13 bioaktif yang berguna
untuk tubuh. Komponen dalam jahe
yang paling utama adalah gingerol,
yang bersifat antikoagulan, dapat
memecah terjadinya penggumpalan
darah yang dapat menyebabkan
timbulnya stroke dan serangan
jantung. Gingerol juga berfungsi
untuk menurunkan kadar kolesterol.
Selain itu di dalam ekstrak jahe merah
terdapat
minyak
asiri
yang
memberikan rasa pahit dan pedas.
Dapat disimpulkan dari latar belakang
diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Ekstrak Jahe Merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada
Lansia di RW 03 Kelurahan Rungkut
Tengah Kecamatan Gunung Anyar”.
Peran perawat juga sebagai healtheducation pada keluarga dan lansia
oleh mendukung prinsip diet makanan
yang rendah kolesterol.
BAHAN
DAN
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
rancangan Pre-Experimental Design
dengan metode One-group pre-post
test design yaitu penelitian yang
mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu
kelompok subyek. Kelompok subjek
diobservasi
sebelum
dilakukan
intervensi, kemudian diobservasi lagi
setelah intervensi untuk mengetahui
pengaruh ekstrak jahe merah terhadap
penurunan kolesterol pada penderita
obesitas.
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 16-18 Juni 2014 di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya. Populasi dalam penelitian
ini adalah penderita obesitas di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya sejumlah 31 orang. Sampel
pada penelitian ini adalah sebagian
dari seluruh penderita obesitas di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya. Pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Non Probability sampling dengan
metode sampling jenuh.
Teknik
pengumpulan
data
dilakukan setelah peneliti mengajukan
populasi yang telah disetujui oleh
pembimbing. Peneliti mengajukan
surat izin sebagai permohonan izin
dan persetujuan pengambilan data dari
bagian akademik Program studi
STIKES Hang Tuah Surabaya untuk
mengadakan
penelitian.
Peneliti
memberikan surat persetujuan dari
studi STIKES Hang Tuah Surabaya
kepada ketua RW 03 Kelurahan
Rungkut Tengah Kecamatan Gunung
Anyar Kota Surabaya. Penelitian
mengadakan pendekatan kepada
responden
untuk
mendapat
persetujuan
menjadi
responden.
Pendekatan dilakukan dengan cara
memberikan penjelasan tentang tujuan
dan manfaat dari penelitian untuk
menghindari
kesalah
pahaman.
Pengumpulan data pertama melalui
data demografi yang dibuat peneliti.
Pengumpulan data untuk mengetahui
status obesitas responden dengan
mengobservasi
berat
badan
responden.
Dengan
menghitung
indeks massa tubuh responden dengan
keriteria hasil < 18,5 (berat kurang),
18,5-22,9 (berat normal), >23
(preobese), 23-24,9 (obese ringan),
25-29,9 (obese sedang), dan ≥ 30
(obese berat). Setelah itu responden
dilakukan pre test dengan cek kadar
kolesterolnya. Kemudian responden
diberikan ekstrak jahe merah selama 3
hari, yaitu 8 gram ekstrak jahe merah
yang di tambahkan dengan air hangat
200 cc. Setelah 3 hari responden di
observasi
kembali
kadar
kolesterolnya.
HASIL PENELITIAN
1. Data Umum Data Demografi
Responden
a. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada Tanggal 16-18 Juni
2014
Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki-laki
Perempuan
Total
14
17
31
Presentase
(%)
45,2
54,8
100
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
penderita obesitas yang berjenis
kelamin wanita paling banyak dengan
perician 17 orang (54,8%) dan sisanya
berjenis kelamin laki-laki sebesar 14
orang (45,2%).
b. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Usia
Tabel 2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada Tanggal 16-18 Juni
2014
Usia
Frekuensi
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
Total
1
5
7
18
31
Presentase
(%)
3,2
16,1
22,6
58,1
100
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Variabel
Mean
SD
Berat
Badan
76,32
10,261
MinimalMaksimal
56-93
Tabel 3 menunjukkan rata-rata berat
badan pada penderita obesitas adalah
76,32 dengan nilai standart deviasi
10,261dan nilai minimal maksimal
pada berat badan 56-93.
d. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Tinggi Badan
Tabel 4 Karakteristik Responden
Berdasarkan Tinggi Badan di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Variabel
Mean
SD
Tinggi
Badan
160,81
5,388
MinimalMaksimal
153-171
Tabel 4 menunjukkan rata-rata tinggi
badan pada penderita obesitas adalah
160,81 dengan nilai standart deviasi
5,388 dan nilai minimal maksimal
pada tinggi badan pada penderita
obesitas adalah 153-171.
Tabel 2 menunjukkan responden
dalam penelitian ini berjumlah 31
orang dengan perincian penderita
obesitas yang berusia 31-35 tahun
sebanyak 1 orang (3,2%), penderita
obesitas yang berusia 36-40 tahun
sebanyak 5 orang (16,1%), penderita
obesitas yang berusia 41-45 tahun
sebanyak 7 orang (22,6%) dan
penderita obesitas yang berusia 46-50
tahun sebanyak 18 orang (58,1%).
e. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Indeks
Massa
Tubuh
Tabel 5 Karakteristik Responden
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
c. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Berat Badan
Tabel 3 Karakteristik Responden
Berdasarkan Berat Badan di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Tabel 5 menunjukkan rata-rata IMT
pada penderita obesitas adalah 29,64
dengan nilai standart deviasi 2,266
dan nilai minimal maksimal pada
Variabel
Mean
SD
IMT
29,64
2,266
MinimalMaksimal
24,50 –
34,50
tinggi badan pada penderita obesitas
adalah 24,50 dan 34,50.
f. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 6 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan di RW 03
Kelurahan
Rungkut
Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Pekerjaan
Frekuensi
Ibu
rumah
tangga
Buruh pabrik /
karyawan
Wiraswasta
Purnawirawan
Lainnya
Total
10
Presentase
(%)
32,3
5
16,1
8
2
6
25,8
6,5
19,4
31
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31
responden sebagian pekerjaannya
adalah ibu rumah tangga sebanyak 10
orang (32,2%),
buruh pabrik/
karyawan sebanyak 5 orang (16,1%),
purnawirawan sebanyak 2 orang
(6,5%), dan lain-lain sebanyak 6
orang (19,4%).
g.
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Keluarga
Obesitas
Tabel 7 Karakteristik Responden
Berdasarkan Keluarga Obesitas di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Keluarga
Obesitas
Memiliki
keluarga
yang
obesitas
Tidak
memiliki
keluarga
yang
obesitas
Total
Frekuensi
23
Presentase
(%)
74,2
8
25,8
31
100
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31
responden sebagian besar mempunyai
keluarga yang obesitas sebanyak 23
orang (74,2%) dan yang tidak
memiliki keluarga obesitas sebanyak
8 orang (25,8%).
h. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Rutinitas
Berolahraga
Tabel 8 Karakteristik Responden
Berdasarkan Rutinitas Berolahraga di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Rutinitas
Berolahraga
a. Tidak
b. Ya
Total
Frekuens
i
27
4
31
Presentas
e (%)
87,1
12,9
100
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 31
responden sebagian besar tidak
melakukan
rutinitas
berolahraga
sebanyak 27 orang (87,1%) dan
responden yang rajin melakukan
rutinitas berolah raga sebanyak 4
orang (12,9%).
i. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Kebiasaan Makan
Tabel 9 Karakteristik Responden
Berdasarkan Kebiasaan Makan di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Kebiasaan
Makan
Bersantan
Berlemak
Gorengan
Makanan siap
saji
Lainnya
Total
Frekuensi
Presentase
14
9
4
3
45,2
29,0
12,9
9,7
1
31
3,2
100
Tabel 9 menunjukkan bahwa 31
responden
penderita
obesitas
mempunyai
rata-rata
menyukai
makanan bersantan sebanyak 14 orang
(45,2%), makanan berlemak 9 orang
(29,0%), yang mempunyai kebiasaan
makanan gorengan 4 orang (12,9%),
makanan siap saji 3 orang (9,7%), dan
lainnya 1 orang (3,2%).
j. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Menjaga
Pola
Makan
Tabel 10 Karakteristik Responden
Berdasarkan Menjaga Pola Makan di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Menjaga
Pola Makan
Ya
Tidak
Total
Frekuensi
2
29
31
Presentase
(%)
6,5
93,5
100
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 31
responden sebagian besar penderita
obesitas tidak menjaga pola makan
sebanyak 29 orang (93,5%) dan
penderita obesitas yang menjaga pola
makan sebanyak 2 orang (6,5%).
k. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Mengontrol
Kolesterol
Tabel 11 Karakteristik Responden
Berdasarkan Mengontrol Kolesterol di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Mengontrol
Kolesterol
Ya
Tidak
Total
Frekuensi
Presentase (%)
11
20
31
35,5
64,5
100
Tabel 11 menunjukkan bahwa 31
responden sebagian sebagian besar
tidak mengontrol kolesterol sebanyak
20 orang (64,5%) dan yang tetap
mengontrol kadar kolesterol sebanyak
11 orang (35,5%).
l. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Keluarga
Kolesterol
Tabel 12 Karakteristik Responden
Berdasarkan Keluarga Kolesterol di
RW 03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Keluarga
Kolesterol
Ada
Tidak ada
Total
Frekuensi
Presentase
(%)
74,2
25,8
100
23
8
31
Tabel 12 Menunjukkan bahwa 31
responden
penderita
obesitas
mempunyai keluarga yang
kadar
kolesterol tinggi sebanyak 23 orang
(74,2%) dan yang tidak mempunyai
keluarga yang mempunyai kadar
kolesterol tinggi sebanyak 8 orang
(25,8%).
2.
a.
Data Khusus
Kolesterol Pada Penderita
Obesitas Sebelum Diberikan
Ekstrak Jahe Merah
Tabel 13 Hasil Pengukuran Kolesterol
Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe
Merah Pada Penderita Obesitas di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Kelompok
Obesitas
Pre Test
Me
an
270,
61
SD
25,4
61
S
E
4,
57
3
MinMaks
230m
g/dL
–
321m
g/dL
N
31
Tabel 13 menunjukkan bahwa 31
responden
penderita
obesitas
mempunyai nilai rata-rata kadar
kolesterol pre test adalah 28,322
mg/dL dengan standar deviasi 25,461
mg/dL, standart eror 4,573 dan dari
31 responden didapatkan nilai
minimal dan maksimal (230 mg/dL
dan 321 md/dL).
b. Kolesterol Pada Penderita
Obesitas Sesudah Diberikan
Ekstrak Jahe Merah
Tabel 14 Hasil Pengukuran Kolesterol
Sebelum Diberikan Ekstrak Jahe
Merah Pada Penderita Obesitas di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya pada tanggal 16-18 Juni
2014
Kelompok
Obesitas
Post Test
Me
an
242,
29
SD
23,6
53
S
E
4,
24
8
MinMaks
206
mg/d
L–
293
mg/d
L
N
31
Tabel 14 menunjukkan bahwa 31
responden
penderita
obesitas
mempunyai nilai rata-rata kadar
kolesterol post test adalah 242,29
mg/dL dengan standar deviasi 23,653
mg/dL, standart eror 4,248 dan dari
31 responden didapatkan nilai
minimal dan maksimal (206 mg/dL
dan 293 mg/dL).
c.
Hasil Tabulasi Silang Pengaruh
Ekstrak Jahe Merah Terhadap
Penurunan Kolesterol Pada
Penderita Obesitas Di RW 03
Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar
Kota Surabaya
Tabel 15
karakteristik responden
berdasarkan kolesterol pada penderita
obesitas di RW 03 Kelurahan Rungkut
Tengah Kecamatan Gunung Anyar
Kota Surabaya pada tanggal 16-18
Juni 2014
Kelompo
k
Obesitas
Pre Test
Me
an
SD
SE
ρ
Value
270,
61
25,4
61
4,57
3
.000
N
31
Post Test
242,
29
23,6
53
4,24
8
31
Tabel 15 menunjukkan bahwa 31
responden
penderita
obesitas
mempunyai nilai rata-rata kadar
kolesterol pre test adalah 270,61
mg/dL dengan standar deviasi 25,461
mg/dL dan standart eror 4,573
sedangkan untuk kadar kolesterol post
test mengalami penurunan dengan
rata-rata 242,29 mg/dL dengan
standart deviasi 23,653 mg/dL dan
standart eror 4,248. Hasil uji statistik
didapatkan nilai ρ value-0,000 berarti
pada alpha 5% terlihat ada perbedaan
yang signifikan rata-rata kadar
kolesterol pre test dan post test.
PEMBAHASAN
1. Kolesterol Pada Penderita
Obesitas Sebelum Diberikan
Ekstrak Jahe Merah
Hiperkolesterolemia
adalah
peningkatan kadar kolesterol dalam
darah. kolesterol dalam tubuh
dibedakan menjadi dua yaitu HDL
(High Density Lipoprotein) dan LDL
(Low Density Lipoprotein). Kadar
kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh
sebesar 160 mg/dL – 200 mg/dL.
Hasil penelitian peneliti menunjukkan
bahwa 31 responden penderita
obesitas mempunyai nilai rata-rata
kadar kolesterol pre test adalah 270,61
mg/dL dengan nilai standart deviasi
25,461 mg/dL, standart eror 4,573 dan
didapatkan
nilai
minimal dan
maksimal 230 mg/dL dan 321 mg/dL.
Hasil tabulasi silang antara indeks
massa tubuh (IMT) dengan pre test
kadar kolesterol didapatkan 15
responden obesitas berat mengalami
kadar kolesterol tinggi dengan
prosentase 100%, 13 responden
obesitas sedang dengan kadar
kolesterol tinggi dengan prosentase
86,58% dan kadar kolesterol 2
responden dalam batas normal tinggi
13,32%, dan 1 responden obesitas
ringan mengalami kadar kolesterol
tinggi sebesar 100%.
Menurut Bray (dalam Waspadi,
2010), jumlah lemak tubuh manusia
(pada orang dewasa muda) yang
normal pada laki-laki 15-18% berat
badan, sedangkan pada wanita 2025% berat badan. Seseorang akan
dikatakan obesitas apabila 25% berat
badan seorang laki-laki terdapat
lemak dan pada wanita lemak
tubuhnya berjumlah 30%. Seseorang
yang obesitas mempunyai kolesterol
total dan LDL yang lebih tinggi.
Tecumseh Study di Michigan meneliti
lebih
dari
4000
orang
dan
membuktikan bahwa obesitas ternyata
mempunyai kadar kolesterol total,
LDL dan trigliserida yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan orangorang dengan berat badan normal.
Dari hasil penelitian tersebut
dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
penderita obesitas tidak melakukan
aktivitas berolahraga dan sebagian
besar juga mempunyai keluarga yang
obesitas. Menurut Waspadi (2010)
ditinjau dari segi klinis, obesitas
adalah kelebihan lemak dalam tubuh,
yang umunya ditimbun dalam
jaringan subkutan (bawah kulit),
sekitar organ tubuh dan terkadang
terjadi perluasan ke dalam jaringan
organnya.
Obesitas
dapat
didefinisikan sebagai kelebihan lemak
tubuh. Penentu yang digunakan adalah
indeks massa tubuh (IMT).
Peneliti
berpendapat
bahwa
seseorang yang obesitas sangat erat
hubungannya
dengan
hiperkolesterolemia. Seorang obesitas
yang mengalami hiperkolesterolemia
pasti
menunjukan
LDL
dan
Trigliserida nya bernilai tinggi atau
melebihi batas normal. Tapi tidak
jarang pula ditemukan seorang yang
obesitas mempunyai kadar LDL dan
Trigliserida dalam batas normal, hal
itu membuktikan bahwa kadar
trigliserida yang beredar di dalam
darah tidak selamanya tinggi.
Seseorang
yang
hiperkolesterolemia
juga
dapat
dipengaruhi oleh faktor keluarga yang
obesitas dan rutinitas berolakraga.
Faktor tersebut didapatkan dari hasil
tabulasi silang antara responden yang
memiliki keluarga obesitas dengan pre
test kadar kolesterol didapatkan
bahwa 22 responden yang kadar
kolesterolnya
tinggi
memiliki
keluarga yang obesitas sebesar
95,48% dan responden yang tidak
memiliki
keluarga
obesitas
7
responden dengan kadar kolesterol
tinggi sebesar 87,5%. Dan hasil
tabulasi silang antara rutinitas
berolahraga dengan pre test kadar
kolesterol didapatkan bahwa sebagian
25 responden (92,5%) dengan kadar
kolesterol tinggi tidak pernah rutin
berolahraga dan 4 responden (100%)
dengan kadar kolesterol tinggi tetap
rutin berolahraga.
Kurangnya melakukan aktivitas
fisik dan berolahraga menyebabkan
kelebihan asupan energi di dalam
tubuh dan akan tertimbun menjadi
jaringan lemak. Hal ini dapat juga
menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol di dalam darah. Seseorang
yang memiliki kelebihan bobot badan
(overweight) atau bobot badan
berlebih
(obesitas)
cenderung
memiliki kolesterol yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang bertubuh
normal. Kegemukan bisa juga menjadi
faktor resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler.
Peneliti
berpendapat
bahwa
seseorang yang obesitas sangat erat
hubungannya
dengan
hiperkolesterolemia.
Kurangnya
aktifitas fisik dan berolahraga
merupakan faktor pencetus yang
menyebabkan terjadinya obesitas.
Seseorang yang obesitas akan
mengalami kolesterol berlebih dalam
tubuhnya. Penderita obesitas yang
melakukan
aktifitas
fisik
dan
berolahraga mampu
menurunkan
berat badan dan mampu menurunkan
kadar kolesterol yang cenderung lebih
tinggi pada penderita obesitas.
Bukan hanya ketiga faktor diatas
yang
dapat
mempengaruhi
hiperkolesterolemia, adapun faktor
kebiasaan mengkonsumsi makan
tertentu
yang
dapat
memicu
hiperkolesterolemia. Hasil tabulasi
silang antara kebiasaan makan dengan
pre test kadar kolesterol didapatkan
bahwa
14
responden
(100%)
mempunyai kadar kolesterol tinggi
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan bersantan, 9 responden
(100%) mempunyai kadar kolesterol
tinggi
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi makan berlemak, 3
responden (100%) dengan kadar
kolesterol tinggi mempnyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan siap saji, 3
reponden (75%) dengan kadar
kolesterol
tinggi
mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan
berminyak
atau
gorengan,
1
responden (25%) dengan kadar
kolesterol dalam batas normal tinggi
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan berminyak.
Dari hasil penelitian dapat
dijelaskan sebagian besar responden
tidak menjaga pola makan dan
mengkonsumsi makanan yang dapat
memicu tingginya kadar kolesterol.
Menurut Kowalski (2007), kolesterol
adalah senyawa kimia yang penting
untuk menjalankan fungsi tubuh,
seperti
pencernaan,
pembuatan
hormon, pembuatan dinding sel, dan
perlindungan
ujung-ujung
saraf.
Penderita obesitas yang tidak menjaga
pola makan dan tetap mengkonsumsi
makanan
yang
dapat
memicu
tingginya kadar kolesterol akan
menyumbat pembuluh darah pada
jantung dan otak, menimbulkan nyeri
dada, serta menimbulkan gangguan
sirkulasi darah ke otak.
Hiperkolesterolemia
dibagi
menjadi dua yaitu hiperkolesterolemia
primer
dan
hiperkolesterolemia
sekunder. Menurut Garnadhi (2012),
Hiperkolesterolemia disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain: pola
makan, pola aktivitas, kegemukan dan
faktor
keturunan.
Sedangkan
hiperkolesterolemia sekunder terjadi
karena adanya suatu penyakit.
Kejadian
hiperkolesterolemia
sekunder dapat disebabkan oleh
penyakit primer, seperti diabetes
mellitus (kencing manis), hipotiroid,
sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik,
penyakit hati obstruktif, keganasan
dan sindrom cushing. Peneliti
berasumsi dengan melakukan pola
hidup sehat seseorang akan mampu
mengurangi
resiko
hiperkolesterolemia.
2.
Kolesterol Pada Penderita
Obesitas Sesudah Diberikan
Ekstrak Jahe Merah
Dari hasil pengukuran kolesterol
31 responden sesudah diberikan
ekstrak jahe merah didapatkan ratarata hasil kadar kolesterol sebagai
berikut 242,29 mg/dL dengan standar
deviasi 23,653 mg/dL, standart eror
4,248 dan dari 31 responden
didapatkan
nilai
minimal dan
maksimal (206 mg/dL dan 293
mg/dL).
Hasil tabulasi silang antara indeks
massa tubuh dengan post test kadar
kolesterol didapatkan responden
dengan obesitas berat dan kadar
kolesterol
tinggi
berjumlah
8
responden (53,28%) dan 7 responden
(46,62%) kadar kolesterol dalam batas
normal tinggi. Responden dengan
obesitas sedang paling banyak
mengalami batas normal tinggi
sebanyak 9 responden (59,94%) dan
yang mengalami kadar kolesterol
tinggi
sebanyak
6
responden
(39,96%). Responden dengan obesitas
ringan hanya 1 responden (100%)
yang kadar kolesterolnya dalam batas
normal tinggi.
Hasil tabulasi silang antara
responden yang memiliki keluarga
obesitas dengan post test kadar
kolesterol didapatkan bahwa 13
reponden (56,42%) dengan kadar
kolesterol dalam batas normal tinggi
memiliki keluarga obesitas dan 10
responden (43,4%) dengan kadar
kolesterol tinggi yang memiliki
keluarga obesitas. Sedangkan yang
tidak memiliki keluarga obesitas
dengan batas normal tinggi ada 4
responden (50%) dan yang memiliki
kadar kolesterol tinggi ada 4
responden (50%). Dan hasil tabulasi
silang antara rutinitas berolahraga
dengan post test kadar kolesterol
didapatkan bahwa sebagian besar
yang tidak rutin berolahraga dengan
kadar kolesterol batas normal tinggi
sebanyak 16 responden (59,2%) dan
kadar kolesterol tinggi ada 11
responden
(40,7%).
Sedangkan
responden
yang
tidak
rutin
berolahraga dengan kadar kolesterol
tinggi sebanyak 3 responden (75%)
dan kolesterol dalam batas normal
tinggi ada 1 responden (25%).
Hasil tabulasi silang antara
kebiasaan makan dengan post test
kada
kolesterol
didapatkan
9
responden
(64,26%)
banyak
responden yang mempunyai kebiasaan
makan makanan bersantan dengan
kadar kolesterol batas normal tinggi,
sedangkan yang kadar kolesterol
tinggi ada
sebanyak
(35,7%).
Responden
yang
mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan
berlemak dengan kadar kolesterol
tinggi sebanyak 5 responden (55,55)
dan yang mempunyai kadar kolesterol
batas normal tinggi sebanyak 4
responden (44,44%). Responden yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan berminyak atau makanan
gorengan dengan kadar kolesterol
batas normal tinggi dan kadar
kolesterol
tinggi
sebanyak
2
responden (50%). Dan responden
yang
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi makanan siap saji 2
responden (66,66%) dengan kadar
kolesterol tinggi dan responden yang
mempunyai kadar kolesterol dalam
batas normal tinggi sebanyak 1 orang
(33,33%).
Peneliti berpendapat bahwa pada
faktor tidak menjaga pola makan
merupakan faktor pencetus utama
yang sering dialami oleh penderita
obesitas. Kondisi ini yang memicu
kadar kolesterol akan meningkat
secara terus menerus jika faktor
utamanya
tidak
dikendalikan.
Pendapat lain yang diungkapkan
peneliti
bahwa penurunan kadar
koleterol dapat terjadi jika seseorang
tetap menjaga pola makan dan
mengurangi makanan yang mampu
memicu peningkatan kadar kolesterol.
3.
Pengaruh Ekstrak Jahe Merah
Terhadap
Penurunan
Kolesterol Pada Penderita
Obesitas Di RW 03 Kelurahan
Rungkut Tengah Kecamatan
Gunung Anyar Kota Surabaya
Berdasarkan tabel 5.13 dan tabel
5.14 didapatkan bahwa dari hasil
penelitian rata-rata kadar kolesterol
penderita obesitas sebelum diberikan
ekstrak jahe merah sebesar 270,61
mg/dL dengan nilai minimal dan
maksimal 230 mg/dL dan 321 mg/dL,
sedangkan sesudah diberikan ekstrak
jahe merah didapatkan rata-rata kadar
kolesterol pada penderita obesitas
sebesar 242,29 mg/dL dengan nilai
minimal dan maksimal 206 mg/dL
dan 293 mg/dL. Dapat dilihat ada
penurunan kadar kolesterol sesudah
diberikan ekstrak jahe merah selama
tiga hari dengan rata-rata kadar
kolesterol 28,322 mg/dL dengan nilai
selisih minimal dan maksimal kadar
kolesterol pre test dan post test 12
mg/dL dan 46 mg/dL.
Berdasarkan
hasil penjelasan
diatas dibuktikan pula pada tabel 5.15
analisis uji paired sampel t test
didapatkan rata-rata ada penurunan
kadar kolesterol sebesar 28,322
mg/dL setelah diberikan terapi ekstrak
jahe merah selama 3 hari pada
penderita kolesterol yang obesitas.
Dari uji paired sampel t test
didapatkan ρ value–0,000 pada uji
kolesterol. Sehingga didapatkan hasil
ada perbedaan signifikan antara
penderita
kolesterol
sebelum
diberikan ekstrak jahe merah dan
setelah diberikan ekstrak jahe merah.
Artinya konsumsi ekstrak jahe merah
dapat menurunkan kadar kolesterol
rata-rata 28,322 mg/dL.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitiann
yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 16-18 Juni 2014 di RW
03 Kelurahan Rungkut Tengah
Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada penderita obesitas sebelum
diberikan ekstrak jahe merah ratarata nilai kadar kolesterol sebesar
270.612 mg/dL dan setelah
diberikan ekstrak jahe merah rata-
rata nilai kadar koesterol sebesar
242.733 mg/dL.
2. Pada penderita obesitas yang
mengalami
hyperkolesterolemia
setelah diberikan ekstrak jahe
merah mengalami penurunan kadar
kolesterol sebesar 28.322 mg/dL.
3. Bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan
sesudah dalam penggunaan ekstrak
jahe merah pada penderita obesitas.
Ekstrak
jahe
merah
dapat
menurunkan
kolesterol
pada
penderita obesitas.
SARAN
Beberapa saran yang dapat
diberikan oleh peneliti kepada:
1. Bagi Responden
Penderita
hyperkolesterolemia
dapat mengkonsumsi ekstrak jahe
merah 200 cc dua kali sehari,
mengubah gaya hidup yang sehat,
batasi mengkonsumsi makanan
yang dapat memicu kolesterol
tinggi
(makanan
bersantan,
berlemak, gorengan), perhatikan
pola makan, olahraga secara
teratur dan mampu mengontrol
pemicu stres, serta memeriksa
kadar kolesterol secara periodik.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan salah satu referensi
pengobatan non farmakologis
untuk menurunkan kolesterol.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan
bagi
peneliti
selanjutnya untuk menggunakan
desain True experiment sehingga
ada kontrol pola hidup, aktivitas
dan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes
Mellitus
&
Dislipidemia:
Konsep, Teori, dan Penanganan
aplikatif. Jakarta: EGC.
B, Yusni Khaidir. 2010. Pengobatan
Alternatif
Dengan
Aneka
Tanaman Obat. Jakarta: UBA
Press.
Barasi, Mary E. 2009. At a Glance
Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
Bull, Eleanor. Jonathan Morrell. 2007.
Simple
Guides
Kolesterol.
Jakarta: Erlangga.
Garnadi, Yudi. 2012. Solusi Sehat
Dari Dokter Hidup Nyaman
Dengan
Hiperkolesterol.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Hapsoh. H. Yaya. Elisa. 2010.
Budidaya
dan
Teknologi
Pascapanen Jahe. Medan: USU
Press.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset
Keperawatan
Dan
Teknik
Penulisan
Ilmiah.
Jakarta:
Salemba Medika.
Kerthyasa, Tjok Gede. Indri Yuliani
2013. Sehat Holistik Secara
Alami: Gaya Hidup Selaras
Dengan Alam. Bandung: Qanita.
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi
Hipertensi: Program 8 minggu
menurunkan tekanan darah
tinggi dan mengurangi risiko
jantung dan stroke secara
alami. Bandung: Qanita.
Latief,
Abdul.
2012.
Obat
Tradisional. Jakarta: EGC.
Mahendra, B. 2008. Panduan Meracik
Herbal. Jakarta:
Penebar
Swadaya.
Nursalam. 2011. Konsep Dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Pratama, Aditya Bagus. Firzatul
Dwiko R. 2013. Therapy Herbal
Back To Nature. Jakarta:
Pustaka Media.
Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sutanto. 2010. Cekal Penyakit
Modern Hipertensi, Stroke,
Jantung,
Kolesterol,
dan
Diabetes. Yogyakarta: Andi.
Syamsudin.
2011.
Buku
Ajar
Farmakoterapi Kardiovaskuler
Dan Renal. Jakarta: Salemba
Medika.
Trubus, Redaksi. 2013. My Trubus
Healthy Life, Herbal Dari Kitab
Suci. Depok: PT. Trubus
Swadaya.
Wasito,
Hendri.
2011.
Obat
Tradisional
Kekayaan
Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Waspadji, Sarwono. Kartinisukardji.
2010. Pengkajian Status Gizi
Studi
Epidemiologi
dan
Penelitian di Rumah Sakit.
Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan
Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Download