23 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian Kandungan lemak tinggi terutama kolesterol pada makanan memberikan rasa enak dan gurih. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk membentuk dinding sel dalam tubuh, dan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kebutuhan kolesterol dalam tubuh diatur secara ketat dalam jumlah yang tepat. Perubahan gaya hidup dan pola makan yang mengarah pada gaya hidup serba instan serta asupan makanan yang berasal dari daging kambing, sapi, ayam, telur dan makanan cepat saji. Perubahan ini menyebabkan asupan kolesterol berlebih ke dalam tubuh, melebihi kebutuhan normal dalam tubuh. Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah berakibat terjadinya penyempitan atau pengerasan pembuluh darah, keadaan ini disebut aterosklerosis. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke. Salah satu obat sintetis yang paling sering digunakan dalam menurunkan kadar kolesterol yaitu simvastatin. Simvastatin bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati (Witztum, 1996). Efek samping dari penggunaan simvastatin adalah miopati (Suyatna et al., 1995). Miopati adalah penyakit otot dimana serabut otot tidak dapat berfungsi normal, akibatnya otot mengalami kelemahan atau kelumpuhan, kekakuan, kram atau tegang. Upaya untuk mengurangi efek tersebut diusahakan dengan penggunaan bahan alami yang mempunyai efek samping yang rendah. Bahan alami yang dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol adalah kitosan. 23 24 Senyawa ini bermuatan listrik positif menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol (Hargono et al., 2008). Kitosan dapat dihasilkan dari proses deasetilasi kitin. Kitin banyak terdapat pada kulit udang. Limbah kulit udang apabila dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengolahan dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti bau yang tidak sedap serta dapat merusak estetika lingkungan. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan dapat diisolasi kitinnya yang selanjutnya diubah menjadi kitosan. Kitosan memiliki keuntungan yaitu mudah dicerna dan toksisitasnya sangat rendah (Singla et al., 2001). Penelitian bidang kesehatan banyak menggunakan kitosan sebagai penyerap lemak (Singla et al., 2001; Ueno et al., 2001), dan hipokolesterolemia (Antoni, 2005). Penelitian secara in vitro menunjukkan kitosan mampu mengikat kolesterol, sehingga kolesterol tidak lagi bebas (Hawab, 2002). Terikatnya molekul kolesterol oleh kitosan diharapkan dapat mengurangi masuknya kolesterol berlebih ke dalam peredaran darah (Tim di Laboratorium Biokimia IPB, 2002). Mekanisme pengikatan lemak oleh kitosan belum dimengerti secara utuh dan menyeluruh. Pada penelitian ini kitosan yang digunakan mempunyai derajat kehalusan 100 mesh dengan variasi konsentrasi kitosan masing-masing 0,5%, 1% dan 2%. Efektivitas penurunan kolesterol dari kitosan dibandingkan dengan obat standar penurun kolesterol darah yaitu Simvastatin. Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas, maka kerangka konsep penelitian yang dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 3.1. 25 Kulit udang Kesehatan Masalah lingkungan Hiperkolesterolemia Limbah kulit udang Aterosklerosis Kitin Kolesterol darah Kitosan Penurunan kadar kolesterol darah Gambar 3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian 3.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir dan konsep penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa: 1. Kitosan dari kulit udang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah tikus Sprague dawley. 2. Efektivitas kitosan dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus Sprague dawley sama dengan simvastatin.