Multijoint Muscles

advertisement
Multijoint Muscles
1. Dapat mengurangi
kecepatan kontraksi.
2. Dapat memindahkan
tenaga diantara segmensegmen yang tidak
berdekatan.
3. Dapat mengurangi
pekerjaan yang diperlukan
oleh single-joint muscles.
4. Dapat mengubah rotasi ke
translasi.
Ekstensor lutut mempertahankan
kelenturan kaki (A knee extensor
helps to plantar flex).
Multijoint Muscles
Dapat menyebabkan active insufficiency – kemampuan
terbatas dari sebuah two-joint muscle menghasilkan tenaga
ketika posisi joint memempati otot yang kendur.(limited
1.
ability of a two-joint muscle to produce force when joint positions
place the muscle on slack.)
-
Ketika pergelangan tangan lentur, jari tidak dapat
menghasilkan putaran maksimum karena kelenturan jari
tidak dapat menyusut lagi (When wrist is fully flexed, fingers
cannot produce maximum torque because finger flexors cannot shorten
any more).
Dapat menyebabkan passive insufficiency –
ketidakmampuan sebuah two-joint muscle merenggang pada
luas yang diperlukan untuk gerakan penuh pada seluruh titik
yang dilewati. (inability of a two-joint muscle to stretch to the
2.
extent required to allow full range of motion at all joints crossed).
-
Ketika lutut ditegakkan, pangkal paha tidak dapat lentur
maksimal karena urat otot tidak cukup panjang.(When
knee is extended, hip cannot be maximally flexed because hamstring
muscles are not long enough.
Stretch-Shortening (SS) Cycle
(Siklus Peregangan Singkat)
• Sebuah peregangan cepat diikuti gerakan
konsentris dalam otot (a quick stretch followed by
concentric action in the muscle)
• Lebih bertenaga daripada gerakan konsentris
sendiri. (more powerful than concentric action
alone)
• Contoh :
– vertical jump: counter-movement vs. no countermovement
– plyometrics membantu melatih siklus peregangan
singkat. (plyometrics can be used to help train the
stretch shortening cycle)
Peningkatan tenaga selama siklus SS
(Force Enhancement During SS Cycle)
countermovement diperoleh
dari peningkatan produksi
tenaga sehubungan dengan:
1. neural factors (reflexes)
2. Fakta otot lebih penuh
beraktivitas pada awal fasa
konsentris
3. elastic contributions
Pemulihan tenaga tercepat
diperoleh dengan istirahat
sekitar 8”-12” (Greatest return
of energy is achieved using a
drop of about 8”-12”)
Sumber Tenaga Elastis dalam Siklus SS
(Source of Elastic Energy in SS Cycle)
• Komponen paralel elastis (parallel elastic
component)
• Komponen seri elastis CC
(series elastic
component)
SEC
PEC
Muscular Force Components
• stabilizing or dislocating component
• rotary component
– Tegak lurus pada segmen
putaran
(perpendicular to the rotating
segment )
– Membuat putaran (causes
rotation)
– Paralel pada segmen putaran (parallel to
rotating segment)
– Stabil mengarah lipatan (stabilizing is toward
joint)
– Pelepasan menjauh dari lipatan (dislocating is
away from joint)
Muscular Force Components
• Komponen bergantung sudut lipatan
(components depend on the joint angle)
large rotary
small stabilizing
small rotary
large stabilizing
medium rotary
medium dislocating
Moment Arms (d)
T= F•d
The torque depends on
the joint angle.
The moment arm adalah jarak tersingkat
diantara sumbu putar dan garis aplikasi
vektor  the shortest distance between
the axis of rotation (joint center) and the
line of application of the force vector
(longitudinal axis of the muscle).
Moment Arm vs Joint Angle
Elbow flexion/extension(tekukan/perluasan Siku)
BRD = 2.015-0.458*a+3.058*a2 -1.081*a3+0.159*a4-0.0187*a5
Muscle Pain (otot yang sakit)
1. Strains (tegangan)
Sobekan bagian serat (urat daging lutut) Partial tear of
fibers, (eg. hamstrings)
2. Contusions (luka memar)
Compressive force bruising
3. Cramps (kejang)
Kekejangan otot (Muscle spasm, not well understood)
4. DOMS
Delayed onset muscle soreness, 24-72 hours after
unaccustomed exercise, especially eccentric activity
(latihan yang tidak biasa)
5. Compartment Syndrome (sindrom kamar)
Meningkatkan tekanan selama muscle compartment,
dapat merusak stuktur-stuktur neural atau vascular.
Muscle Temperature
(Suhu Otot)
•Fungsi otot paling efisien pada suhu 38.5°C (101°F).
•Suhu otot yang ditinggikan berubah pada kurva tenaga-kecepatan
(elevated muscle temperature  shift in force-velocity curve)
•Peningkatan tegangan isometris maksimum
•Kecepatan konduksi syarat  frekuensi stimulasi  tenaga
otot
•Aktivitas enzyme  efisiensi kontraksi syaraf
•Elastisitas kolagen  peregangan otot  tenaga otot
•Peningkatan kecepatan maksimum dari pemendekan otot
•Memerlukan sedikit unit motor untuk menopang beban yang
diberikan load
•Suhu tubuh terlalu tinggi  heat exhaustion or heat stroke
Temperature Effects on FV
(Efek suhu pada FV)
Kinetic Link
Download