1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena terjadinya mutasi gen sehingga mengalami perubahan baik bentuk, ukuran, maupun fungsi dari sel tubuh yang asli. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh diantaranya zat bahan tambahan makanan, radioaktif, oksidan, atau karsinogen yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Sel kanker akan tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya, dan tersebar ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Pada akhirnya menyebabkan kematian penderitanya (Sumarno, 2008 ; Herba, 2003). Kanker disebut sebagai penyebab kedua kematian karena lebih dari 500.000 kematian di Amerika Serikat per tahun disebabkan oleh penyakit kanker setelah penyakit jantung. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita kanker baru dari 100.000 penduduk. Banyaknya kasus kematian akibat penyakit kanker menyebabkan dikembangkannya obat yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dalam tubuh (Sukardiman, 2006). Penanganan kanker umumnya menggabungkan pembedahan dan radiasi dengan pengobatan kemoterapi. Walaupun usaha pengobatan kanker sudah banyak dilakukan namun sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mengatasi penyakit tersebut secara memuaskan. Pengobatan kanker dapat dilakukan secara medis maupun secara tradisional. Pengobatan secara medis misalnya dengan 1 2 operasi, radioterapi dan kemoterapi, namun terkadang pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu diperlukan obat alternatif dari bahan alam yang dapat menghambat atau menyembuhkan penyakit kanker secara selektif, efektif, dan tidak menimbulkan efek samping (Sukardiman, 2006). Zaman sekarang ini pengetahuan tentang manfaat tanaman untuk kesehatan telah dikembangkan lebih lanjut. Para ilmuwan sudah melanjutkan penelitian terhadap komponen aktif yang terkandung di dalam bahan-bahan yang berasal dari alam. Salah satu tumbuhan yang dapat mengatasi perkembangan sel kanker adalah temu putih (Curcuma zedoaria). Bagian yang biasa digunakan untuk pengobatan adalah rimpangnya (Dalimartha, 1999). Seo et al., (2005) melaporkan bahwa ekstrak air rimpang temu putih berperan dalam menghambat penyebaran sel kanker melanoma B16 dan rimpang segar temu putih pada konsentrasi 50, 100, 150, 200 mikrogram/mL mempunyai potensi kematian sel kanker di atas 50 persen. Pemberian ekstrak temu putih pada mencit jantan dapat meningkatkan jumlah sel mukosa kolon mencit yang mengalami apoptosis setelah dipapar 9,10-Dimethyl-1,2-benz-(2)anthrancene (DMBA), sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak temu putih dapat digunakan untuk mengobati kanker kolon (Sukmana,2006). Beberapa penelitan dengan menggunakan sediaan rimpang temu putih telah membuktikan bahwa ekstrak etanol rimpang temu putih mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (Murwanti et al, 2004) dan juga menghambat sel kanker ovarium manusia (Syu et al, 1998). Surh (1999) melaporkan bahwa kurkumin yang merupakan bahan aktif pada rimpang temu putih dapat mematikan sel kanker dengan proses yang disebut apoptosis (kematian 3 sel). Kandungan zat aktif minyak atsirinya juga dapat berefek antiinflamasi pada kaki tikus betina yang diinduksi dengan karagenan. Komponen yang dominan dari rimpang temu putih yang berupa minyak atsiri tersebut ternyata juga mempunyai efek antioksidan (Soewarni, 1997). Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Kerusakan sel yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker. Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Dengan demikian dapat dikatakan jika suatu senyawa berfungsi sebagai antioksidan maka dapat berfungsi juga sebagai antikanker (Fitria, 2010). Berdasarkan uji pendahuluan yang dilakukan minyak atsiri yang terkandung dalam rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) bersifat toksik terhadap larva Artemia salina L, dengan nilai LC50 sebesar 19,96 ppm. Berdasarkan data tersebut, minyak atsiri dari rimpang temu putih dapat dikatakan berpotensi sebagai antikanker karena memiliki nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Sel mieloma merupakan sel kanker limfosit B yang berasal dari tikus, sedangkan sel HeLa merupakan sel epitel manusia yang berasal dari kanker serviks atau kanker leher rahim. Sel HeLa diberi nama sesuai dengan nama pasien kanker serviks yang diambil sel kankernya yaitu Henrietta Lacks. Sel Hela yang 4 diambil kemudian diperbanyak dengan kultur sel dan banyak digunakan dalam penelitian (Anonim, 2010a). Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang aktivitas antikanker minyak atsiri rimpang temu putih terhadap sel mieloma mencit dan sel HeLa, maka dari itu dalam penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antikanker minyak atsiri rimpang temu putih terhadap kedua sel tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penelitian ini dirancang untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dapat menghambat pertumbuhan sel mieloma mencit? 2. Apakah minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa? 3. Senyawa apakah yang terkandung dalam minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) yang bersifat antikanker? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dapat menghambat pertumbuhan sel mieloma mencit. 2. Mengetahui minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa. 5 3. Mengetahui senyawa aktif antikanker yang terkandung dalam minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bioaktivitas minyak atsiri dari rimpang temu putih sehingga rimpang temu putih dapat dikembangkan menjadi obat alternatif utnuk mengatasi kanker.