BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. (Moleong, 2007). Penelitian deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. (Sugiyono, 2009:21) 3.2 Subjek Penelitian Teknik purposive sampling digunakan dalam pendekatan deskriptif karena pengambilan sampel yang didasarkan atas 23 pertimbangan peneliti sendiri. Peneliti sudah melakukan studi pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik populasi yang akan diteliti. Teknik ini sangat cocok terutama guna mengetahui berapa besarnya sampel minimal suatu penelitian (Suyanto, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik pendahuluan populasi, atau misalnya dengan dengan mempelajari mengadakan berbagai hal studi yang berhubungan dengan populasi. (Notoatmodjo, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ditinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Madago, Desa Tendeadongi, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso. Sampel untuk penelitian ini adalah lansia yang tinggal di PSTW Madago, dengan kriteria sebagai berikut: lanjut usia (elderly) pada usia 60–-75 tahun, dapat berkomunikasi pendengaran. dengan Pengambilan baik, sampel tidak ada dilakukan gangguan dengan menggunakan teknik purposive sampling. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Panti Sosial Tresa Werdha Madago. Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai pada tanggal 15 April – 15 Mei 2015. Saat pelaksanaan pengambilan partisipan 24 dan kegiatan observasi dilakukan di PSTW Madago, kemudian wawancara dengan lansia peneliti lakukan lebih fleksible atau kontrak waktu, pada waktu melakukan wawancara dengan partisipan dalam hal ini lansia dapat dilakukan di PSTW ataupun dilakukan di lingkungan PSTW tersebut, hal ini peneliti lakukan untuk dapat menjalin hubungan saling percaya antara peneliti dan lansia yang menjadi partisipan dan tidak menggangu jam kegiatan atau istirahat lansia saat di PSTW Madago. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Cara Pengumpulan Data Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat surat perijinan penelitian kepada fakultas kemudian dari fakultas memberikan surat permohonan kepada pengurus di Panti Sosial Tresna Werdha Madago untuk diberikan ijin selama melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam (in-depth interview), terarah dan terstruktur. Peneliti juga menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang akan dibuat oleh peneliti sendiri untuk mengetahui bagaimana gambaran kesejahteraan lansia di PSTW Madago, yang terdiri atas beberapa pertanyaan, setelah itu peneliti dapat mencatat hal-hal yang dianggap sangat penting dan selama proses wawancara akan dilakukan menggunakan alat bantu recorder. 25 perekaman dengan 3.4.2 Alat pengumpulan data Penelitian ini peneliti juga menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang akan dibuat oleh peneliti sendiri untuk mengetahui bagaimana gambaran kesejahteraan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Madago, sebelum melakukan wawancara, peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagai acuan dalam melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini memudahkan peneliti baik saat mengumpulkan data ataupun saat melakukan observasi. yang terdiri atas beberapa pertanyaan, setelah itu peneliti dapat mencatat hal-hal yang dianggap sangat penting dan selama proses wawancara akan dilakukan perekaman dengan menggunakan alat bantu recorder. Dari data yang dikumpulkan merupakan sebuah deskripsi atau pendapat para lansia mengenai gambaran kesejahteraan lansia itu sendiri di panti. Pada saat melakukan penelitian peneliti sendiri mengembangkan dan membina hubungan saling percaya dengan partisipan saat melakukan wawancara. Dalam hal ini, peneliti harus bisa menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Kreatifitas dan kecakapan peneliti menjadi solusi saat peneliti menemui kesulitan saat melakukan wawancara ataupun observasi. 26 3.5 Analisis Data Analisa data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2009). Tahap pertama yaitu: melakukan pengumpulan data dan membuat transkrip data dengan cara mendengarkan berulangulang hasil rekaman yang kemudian menyusun hasil wawancara dalam bentuk verbatim. Selanjutnya pada tahap kedua peneliti membaca berulang kali transkrip data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan makna data yang signifikan dan memberikan garis bawah pada pernyataan-pernyataan penting partisipan. Tahap ketiga adalah menentukan kategori. Kategori merupakan proses yang rumit, sehingga peneliti harus mampu mengelompokkan data yang ada ke dalam suatu kategori. Selanjutnya kategori yang sudah ada peneliti kelompokkan ke dalam sub tema, dimana sub tema yang muncul peneliti kelompokkan lagi menjadi tema-tema yang potensial. Tahap keempat adalah menulis laporan. Dalam penulisan laporan, peneliti harus mampu menuliskan setiap frasa, kata dan 27 kalimat serta pengertian secara tepat sehingga dapat mendeskripsikan data dan hasil analisa. 3.6 Uji Keabsahan Data Untuk uji keabsahan data merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan memvalidasi kembali hasil temuan yang diperoleh peneliti. Peneliti menggunakan teknik triangulasi yang diartikan sebagai pengecakan data dengan berbagai cara, sumber dan waktu. (Sugiyono, 2009). Yang sering digunakan adalah triangulasi sumber. Untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif, (Sugiyono, 2006: 302311) menyebutkan terdapat 4 macam kriteria untuk memberikan validasi dan reability terhadap data yang telah di dapat, yaitu : credibility, dependability, confirmability, dan transferability. 3.6.1 Credibility Credibility (Derajat Kepercayaan) merupakan kriteria validasi yang primer. Dengan credibility data yang dikumpulkan akan divalidasi tentang kebenaran yang bisa dipercaya dan diintepretasikan. Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti melakukan credibility dengan Triangulasi yaitu dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya akan dimintakan kesepakatan (member chcek). 28 3.6.2 Transferability Transferability (Keteralihan) ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga hasil peneliti dapat diterapkan atau di kembangkan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai: transfer bergantung pada pemakaian, hingga manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. 3.6.3 Dependability Validasi yang kedua adalah dependability (Kebergantungan). Dependability merupakan kriteria dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk memantapkan data dari waktu ke waktu dan pada berbagai kondisi. Salah satu pendekatan dalam dependability yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah inquiry audit. Inquiry audit adalah peneliti membaca kembali data yang didapat dengan cermat dan mencari data – data lain yang mendukung validasi data. Data – data lain yang mendukung peneliti ambil dari teori dan konsep sebelumnya. 3.6.4 Confirmability Pengujian Confirmability (Kepastian) dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Pengujian Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi 29 standart confirmability. Confirmability pada penelitian ini adalah para pembaca dapat menelusuri bagaimana peneliti melakukan analisis data, dimulai dari membaca frase bermakna sampai dengan penentuan kategori. 3.7 Etika Penelitian Bentuk umum perlindungan terhadap manusia sebagai objek penelitian adalah Informed Consent yang berisi penjelasan tentang hak dan kewajiban sebagai objek penelitian serta perlindungan yang di berikan peneliti (Suyanto, 2011). Dalam ilmu sosial yang bebas nilai, kode etik bagi lembaga professional dan akademik merupakan bentuk konvensional bagi prinsip-prinsip moral. 3.7.1 Persetujuan terlebih dahulu. Sejalan dengan komitmen nya pada otonomi individual, ilmu social dalam tradisi Mill dan Weber menegaskan bahwa subjek penelitian memiliki hak untuk diberitahu tentang hakikat dan konsekuensi yang diikutinya. Rasa hormat yang semestinya pada kebebasan manusia lazimnya mencakup dua syarat penting. Pertama, subjek penelitian harus setuju untuk berpartisipasi secara sadar artinya tanpa paksaan fisik atau psikologis. Kedua, persetujuan harus didasarkan pada informasi yang lengkap dan terbuka. 30 3.7.2 Penipuan, dalam menekankan persetujuan terlebih dahulu, kode etik ilmu sosial secara tegas menolak penipuan. Penerapan lugas prinsip ini menunjukkan bahwa para peneliti merancang hasil yang berlainan yang bebas dari penipuan aktif. Namun dengan konstruksi etika yang berada di luar urusan ilmiah , maka muncullah aplikasi yang ambigu. 3.7.3 Hak privasi dan kerahasian, kode etik menegaskan jaminan untuk melindungi identitas masyarakat dan identitas lokasi penelitian. Kerahasiaan harus di pastikan sebagai pelindung utama dari pengeksposan yang tak di inginkan. Semua data pribadi seharusnya diamankan atau disembunyikan dan hanya dipublikasikan secara anonim. Etika professional secara tegas menyimpulkan bahwa tak seorang pun layak disakiti atau dilecehkan sebagai akibat praktik penelitian yang tidak peka. 3.7.4 Akurasi, Upaya memastikan agar datanya akurat merupakan sebuah prinsip penting dalam kode etik ilmu sosial. Rekayasa, data tipuan, penghapusan dan pemalsuan itu tidak ilmiah sekaligus tidak etis. Data yang sah secara internal dan eksternal merupakan fondasi realita secara eksperimental (Denzin & Lincoln, 2011). 31