PENDAHULUAN Latar Belakang Domba sebagai ternak ruminansia yang dipelihara secara tradisional, memerlukan pakan hijauan sebagai pakan utamanya, sehingga kebutuhan protein kurang tercukupi. Pemberian rumput yang dicampur dengan legum dan limbah pertanian akan meningkatkan asupan protein, namun hijauan tersebut mengandung senyawa sekunder seperti tannin, saponin, mimosin, dan atau kumarin. Senyawa sekunder tersebut pada dosis tertentu ada yang bermanfaat, tetapi pada jumlah melbihi batas ambangnya akan mengakibatkan gangguan. Hasil uji in vitro pada 10 jenis hiajauan yang disukai ternak telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan hasilnya menunjukkan bahwa Moringa oleifera lamk (kelor), Gliricidia sepium (gamal) dan Artocarpus heterophyllus (nangka) merupakan hijauan tropis yang sangat potensial untuk diberikan pada domba karena memiliki nilai kecernaan cukup tinggi (Astuti et al., 2009). Senyawa sekunder pada kelor, gamal dan nangka berupa saponin dapat berperan sebagai imunostimulan atau digunakan sebagai adjuvant jika pemberiaanya sesuai dengan dosis tertentu. Bomford (1980) melaporkan bahwa saponin dapat berfungsi sebagai anti gen pada membran sel. Nasib makanan yang telah dicerna lalu diserap dan di transportasikan oleh darah keseluruh organ tubuh yang membutuhkan. Komponen darah selain metabolit nutrient ada juga sel-sel darah yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dan menentukan status kekebalan tubuh. Hemoglobin yang merupakan komponen darah tersusun dari senyawa protein (globin), yang berasal dari asupan pakan dan disintesa dalam tubuh, sehingga apabila asupan protein domba rendah maka mengakibatkan terjadinya degradasi cadangan protein tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Kombinasi antara rumput dan hijauan tropis pada skala rasio tertentu diberikan guna memperbaiki status gizi domba dan diharapkan dapat memperbaiki profil darah dan konsentrasi serum protein sebagai salah satu indikator sistem kekebalan domba. Seiring dengan perubahan dan kemajuan pola hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan asupan gizi protein hewani, maka permintaan produk hasil peternakan yang berkualitas kian meningkat. Optimalisasi potensi peternakan menjadi solusi terhadap kekhawatiran kualitas bangsa akibat minimnya asupan protein yang mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Domba merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan dan sebagai sumber protein bagi kehidupan manusia. Beberapa kajian secara in vitro terhadap kecernaan hijauan tropis dengan rasio rumput 70% dan legum 30% menunjukkan bahwa Moringa oleifera lamk, Gliricidia sepium dan Artocarpus heterophyllus memiliki nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik lebih tinggi dibanding hijauan Calliandra calohtyrsus dan Leucaena leucocephala. Kandungan senyawa sekunder (saponin) pada ketiga hijauan tersebut berkisar antara 4,65% sampai 5,97%. Dilaporkan bahwa senyawa saponin dapat berperan sebagai immunomodulator atau imunodepresor. Domba dengan status kecukupan nutrien akan mempengaruhi gambaran darah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian tentang status gambaran darah dan kandungan metabolit darah dari domba yang diberi ransum mengandung kelor, gamal dan nangka. . Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi gambaran profil darah dan konsentrasi serum protein pada domba yang diberi pakan hijauan tropik yang telah teruji yaitu Moringa oleifera lamk (kelor), Gliricidia sepium (gamal) dan Artocarpus heterophyllus (nangka). 2