BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pasar modal
Pasar Modal menurut undang-undang No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar
modal dijelaskan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan pengertian pasar
modal menurut Keputusan Mentri Keuangan RI No.15.1548/KMK/90 adalah suatu
sistem keuangan terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial
dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang berdar.
Pasar modal memberikan peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu
negara yang memiliki dua fungsi pokok sebagai fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memilik kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Dengan adanya pasar modal maka perusahan publik dapat memperoleh dana segar
masyarakat melalui penjualan efek saham melalui proses Initial Public offering
(IPO) atau efek utang (Obligasi). Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi
8 9 keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakterikstik investasi yang dipilih.
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, dimana dalam fungsi ini
pasar modal menunjukkan peran yang sangat penting dalam menunjang
perekonomian,
karena
pasar
modal
dapat
menghubungkan
pihak
yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana (Tandelin,
2001,p13). Selain itu juga pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dan
yang efisien, karena dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling
optimal dengan asumsi investasi yang memberikan return yang lebih besar adalah
sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar, sehingga dana yang berasal
dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan tersebut. Secara
umum, manfaat keberadaan pasar modal dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2.
Memberikan wahana invenstasi yang beragam bagi inevestor, sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi dengan potensi keuntungan dan
tingkat resiko yang dapat diperhitungkan.
3.
Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
negara.
4.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5.
Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen professional.
10 2.2. Saham
Saham merupakan salah satu produk yang diperjualbelikan di pasar modal
yang dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas yang berwujud berupa
selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya (Rubrik Eurika, 2002).
Sistem kepemilikan saham di pasar modal Jakarta saat ini tanpa menggunakan
warkat, dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa lembaran saham yang diberi
nama pemiliknya, tapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa
warkat, sehingga penyelesaian transaksi akan semakin cepat dan mudah. Investasi
saham memiliki dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli
saham berupa dividen tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan
uang tunai sesuai dengan jumalah saham yang dimiliki dan deviden saham, dimana
pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
insturment investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
11 perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham :
1.
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka permodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai,
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula
berupa dividen saham yang diberikan kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seseorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
sahm tersebut.
12 2.
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder
2.3. Stock splits
2.3.1. Teori Stock splits
Pemecahan saham (stock split) merupakan peningkatan jumlah saham yang
beredar dengan cara mengurangi nilai dari saham tersebut (Sabardi, 1994, p64).
Stock split merupakan pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar
yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara
proporsional, sehingga dengan melakukan stock split maka jumlah lembar
saham akan bertambah secara proporsional dengan pengurangan harga nominal
saham, misalnya perusahaan akan mengadakan stock split “two to one stock
split” yang maksudnya bahwa dengan dua lembar saham baru akan ditukarkan
dengan satu lembar saham lama. (Riyanto, 2001, p275)
Menurut Susiyanto (2004) bahwa pemecahan saham (stock split)
merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecahkan nilai
nominaln saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock
split yang ditentukan. Perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan
penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal
13 ditempatkan dan modal disetor (pain in capital). Dengan kata lain, aksi
pemecahan saham tidak akan mengurangi atau menambah nilai investasi dari
pemegang saham / investor.
2.3.2. Tujuan Stock splits
Tujuan perusahaan melakukan pemecahan saham / stock split adalah untuk
membuat harga saham menjadi lebih rendah dari sebelumnya (bukan
menurunkan harga saham), mensejajarkan harga sahamnya dengan saham-saham
lain yang dianggap memiliki katakteristik yang sama, membuat harga saham
menjadi lebih wajar dan meningkatkan likuiditas saham. (Susiyanto, 2004)
2.3.3. Manfaat Stock splits
Manfaat perusahaan melakukan pemecahan saham / stock split adalah
sebagai berikut (Susiyanto, 2004) :
1.
Menurunkan
harga
saham,
membuat
saham
lebih
likuid
untuk
diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.
2.
Mengubah investor odd lot (membeli saham di bawah 500 lembar) menjadi
round out (membeli saham minimal 500 lembar).
3.
Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuangan yang lebih
tinggi karena basis harga yang lebih rendah.
4.
Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi.
5.
Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.
14 2.4. Volatilitas Harga Saham
Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan go
public menjadi fenomena umum yang sering dilihat di lantai bursa efek yang tidak
banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga
saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi secara drastis pada periode tertentu
(Alwi, 2003, p87). Sebagai salah satu instrument ekonomi adalah faktor-faktor
yang mempengaruh volatilitas harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham
individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan Indeks LQ45, yaitu
faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan makro).
Lingkugan Mikro yang mempengaruhi volatitlitas harga saham dan indeks
harga saham antar lain :
1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti periklanan
rincian kontrak, produksi baru, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produksi dan laporan pernjualan.
2. Pengumuman
pendanaan
(financing
announcements),
seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas
yang
hybrid,
leasing,
kesepakatan
kredit,
pemecahan
saham,
penggabungan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya.
3. Pengumuman badan direksi manajemen (Management board of director
announcements), seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen
dan struktur organisasi.
15 4. Pengumuman penggabungan diversifikasi, seperti laporan marger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisi dan diakusisi, laporan
divetasi dan lainnya.
5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan pengembangan, penutupan usaha
dan lainnya.
6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi
baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun dan setelah akhir tahun fiscal, EPS, DPS, PER, NPM,
ROA, ROE, dan lain-lain.
Sedangkan Lingkungan Makro yang mempengaruhi volatilitas harga saham
dan indeks harga saham antara lain :
1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahaan suku bunga dan
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, seperti berbagai regulasi
dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan
terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya.
3. Pengumuman industry sekuritas (securities announcements), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume / harga saham
perdagangan, pembatasan / penundaan trading.
16 4. Gejolak social politik dalam negri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas
harga saham di bursa efek suatu negara.
5. Berbagai isu, baik dari dalam negeri, seperti isu lingkungan hidup, hak
azazi manusia, kerusuhan massal, yang berpengaruh terhadap perilaku
investor.
2.5. Indeks Harga Saham
Indeks diperlukan sebagai sebuah indikator utama untuk menggambarkan
pergerakan harga dari sekuitas-sekuritas, indeks harga saham setiap hari dihitung
menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di bursa. (Alwi, 2003, p89)
Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, antara lain :
1. Sebagai indikator untuk mengetahui tingkat perkembangan dan penurunan
pasar.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan dari saham.
3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio investasi.
4. Sebagai dasar pembentukan portfolio dengan strategi pasif.
5. Menggambarkan perkembangan produk derivatif yang diperdagangkan di
Bursa.
17 Indeks harga saham yang dipergunakan di Bursa Effect Indonesia terdiri dari
dua macam, yaitu :
1.
Indeks harga saham individual yang mencerminkan perkembangan harga
suatu saham. Indeks individual ini menggunakan indeks harga masing-masing
saham terhadap harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip
yang sama dengan IHSG, yaitu : Harga Pasar / Harga Dasar x 100.
2.
Indeks harga saham gabungan yang mencerminkan perkembangan pasar
secara keseluruhan. Indeks harga saham yang digunakan dalam perhitungan di
bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar regular. Indeks Harga Saham
Gabungan / IHSG (Composite Share Price Indeks), menggunakan semua
saham uang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
Untuk menghitung indeks harga saham gabungan, dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Nilai Pasar = Jumlah saham tercatat x harga terakhir
IHSG =
x 100
Nilai Dasar = Jumlah saham tercatat x harga perdana
Pergerakan IHSG secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakan / perubahan
harga saham-saham dengan kapitalisasi besar, sebaliknya dalam indeks yang
dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai pasar, perubahan harga sahamsaham dengan kapitalisasi kecil nyaris tidak berdampak terhadap IHSG. Hal ini
karena timbangan bobot masing-masing saham berbeda satu sama lain, sehingga
18 tidak mengherankan jika pergerakan IHSG sangat ditentukan oleh saham-saham
dengan kapitalisasi besar. Untuk kejadian seperti pemecahan lembar saham (stock
split), dividen berupa saham (stock divident), dividen tunai, nilai dasa IHSG tidak
berubah, karena peristiwa-peristiwa ini tidak mengubah nilai secara total.
2.6. Volatilitas Jumlah Saham Perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah saham yang beredar dan pergerakan
(volatilitas) jumlah saham yang diperdagangkan di bursa efek (Alwi,2003.p91),
antara lain :
1.
Bertambahnya emiten yang mencatatkan saham hasil penawaran umum di
bursa efek (go public).
2.
Perusahaan / emiten yang sudah go public melakukan corporate action.
Corporate Action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap
jumlah saham yang beredar maupun saham di pasar. Adapun jenis-jenis
Corporate Action sebagai berikut :
a. Emiten melakukan stock split saham,
b. Emiten memberikan dividen saham bonus,
c. Emiten memberikan repurchasing stock,
d. Emiten memberikan dividen dalan bentuk saham.
19 2.7. Return saham
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham.
Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham.
Harga saham (price) adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham. Makin sedikit infomasi yang
bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, maka makin jauh perbedaan tersebut.
(Jogiyanto, 2000).
Dalam melakukan investasi dalam saham, investor selalu mengharapkan adanya
return atau keuntungan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukanya (Robert Ang, 1997).
Komponen kedua dalam return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang
diterima karena adanya selisih harga jual dengan harga beli suatu investasi. Tentunya
tidak semua investasi memberkan komponen return berupa capital gain atau capital
loss. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar intrument investasi yang
bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut habis diperdagangkan
di pasar. Karena dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan-perubahan
nilai suatu investasi. Investasi yang dapat memberikan capital gain seperti obligasi
dan saham. Sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain seperti
deposito, tabungan, dan sebagainya.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return
20 realisasi (realized retrun) merupakan return yang telah terjadi dan hitungan
berdasarkan data historikal dan return realisasi itu penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan sebagai dasar penentuan return ekpektasi
(expected return) dan resiko di masa mendatang.
Return saham sesungguhnya (Ri,t) diperoleh dari seratus dikali dengan log harga
saham harian sekuritas I pada waktu ke-t(Pi,t) dibagi dengan harga saham harian
sekuritas
i
pada
waktu
t-1
(Pi,t-1).
Dengan
rumus
sebagai
berikut
:
rt =100 * log ( Pt / Pt-1 )
Sedangkan untuk mendapatkan return atau keuntungan tertentu seorang investor
juga harus memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya jika ingin memperoleh
return tertentu. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan,
berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Resiko terdiri dari bermacam-macam
sebab, antara lain adalah resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis,
resiko finansial, resiko likuditas, resiko nilai tukar mata uang. Adapun resiko dibagi
dengan jenis resiko, yaitu resiko umum yang merupakan resiko yang berkaitan
dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dan yang satu adalah
resiko spesifik (resiko perusahan) adalah resiko yang tidak berkaitan dengan
perubahan pasar secara keseluruhan.
21 2.8. Expected Return
Expected return saham merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh
investor. Dalam menghitung expected return dapat diukur dengan menggunakan
pendekatan
a. Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Expected return diukur dengan mempertimbangkan return pasar dan suku
bunga bebas resiko. Model CAPM yang digunakan sebagai dasar perhitungan
expected return adalah sebagai berikut :
1
Dimana,
Rf = tingkat bunga bebas resiko (risk free rate)
Rm = Return pasar
β = beta masing-masing saham yang dihitung dengan menggunakan interpolasi
dengan menggunakan data return harian.
22 b. Single Index Market Model (SIMM)
Pendapatan saham ang diharapkan (expected return) adalah pendapatan
yang diharapkan dari suatu saham di masa datang, yang sesuai dengan tingkat
resiko dari saham tersebut. Sebelum menghitung expected return terlebih
dahulu mencari besarnya koefisien nilai alfa dan beta untuk masing-masing
saham dengan cara meregresikan Ri,t dengan Rm,t selama periode yang diteliti.
Menghitung normal return dengan menggunakan alfa dan beta yang dihitung
sebelumnya, sedangkan market return yang digunakan adalah market return
selama periode penelitian. Dihitung dengan menggunakan Single Index
Market Model (SIMM) :
E(Ri,t) = αi + βi * Rmt
2.9. Abnormal Return dan Cumulative Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan
pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang diharapkan dengan
return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih
besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan
negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return
yang dihitung.
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu,
misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang tidak
23 menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock splits, penawaran perdana saham,
dan lain-lain.
Event study menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas
yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return
atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya
yang terjadi dengan return ekpektasi (Jogiyanto, 2000).
Untuk menghitung abnormal return dari saham i pada hari ke t digunakan
rumus sebagai berikut :
ARi,t = Ri,t – E(Ri,t)
Dimana,
ARi,t = abnormal return saham i pada hari ke t
Ri,t = actual return untuk saham i pada hari ke t
E(Ri,t) = expected return untuk saham i pada hari ke t
Cumulative abnormal return adalah kumpulan dari abnormal return selama
periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung cumulative abnormal
return sebagai berikut :
24 2.10. Penelitian Terdahulu
1.
Penelitian yang dilakukan Misrah (2007) terhadap perusahaan listing di
Bombay Stock Exchange (BSE) yang melakukan stock splits dengan sampel
sebanyak 180 pada periode 1995-2005 menunjukan bahwa harga saham dan
return berkurang signifikan setelah stock splits. Pada sisi lain, volume dan
volatility suatu saham meningkat signifikan.
2.
Conroy, Harris dan Benet (1990) melakukan penelitian pada 143 stock splits
di NYSE pada periode 1981-1983 menemukan bahwa likuiditas pemegang
saham memburuk setelah stock splits. Presentasi spreads meningkat setelah
stock splits, peningkatan itu secara langsung berhubungan dengan penurunan
harga saham setelah stock splits. Disamping itu ditemukan peningkatan return
variability setelah stock splits.
3.
Dennis (2003) melakukan penelitian pada index Nasdaq pada periode 19992000 menemukan tidak terjadi perubahan pada turnover setelah stock splits
aktivitas stock splits. Meskipun stock splits menyediakan jangkauan jual beli
yang lebih baik dan menarik bagi investor kecil. Akan tetapi bisa saja
perdagangan tidak dibanjiri oleh investor besar. Dollar-volume mengalami
peningkatan yang signifikan untuk transaksi di bawah $16.000, Hal ini dapat
disebabkan oleh biaya komisi broker yang secara otomatis meningkat akibat
dari lembar saham yang beredar semakin banyak. Hasil pengujian terhadap
liquiditas juga memperlihatkan terjadinya peningkatan setelah aktivitas stock
splits untuk perdagangan kecil.
25 4.
Ohlson dan Penman’s (1985) menemukan saham NYSE mengalami
peningkatan daily return volatility setelah terjadinya stock splits. Hal ini juga
terjadi pada saham AMEX. Namun, peningkatan sesudah stock split pada
NYSE lebih besar dibadingkan pada AMEX.
5.
Klein dan Peterson (1988) menemukan bukti volatilitas mengalami
peningkatan dan ketidak efisiensian pasar di opsi harga beli sekitar
pengumuman dan ex-date dari stock splits yang besar.
6.
Analisis Dubofsky (1991) terhadap 1.856 NYSE dan saham AMEX 696 stock
splits dengan dua faktor split terbesar dari tahun 1962 sampai 1987 dan
mengungkapkan peningkatan varians pengembalian ex-split untuk saham
AMEX-terdaftar. Peningkatan post-split dalam return volatilitas harian kurang
untuk saham AMEX dibandingkan saham NYSE. Setelah mengendalikan
harga dan ukuran perusahaan, pertukaran lokasi perdagangan merupakan
faktor penting dalam menjelaskan bahwa postsplit dapat meningkat volatilitas.
Mengeksplorasi split dari ADR yang terkait dengan split di negara asal
mereka. Mereka dengan begitu dapat memisahkan informasi dari efek
likuiditas. Mereka menyimpulkan bahwa split meningkatkan likuiditas baik
dalam jumlah dan total volume perdagangan saham yang diperdagangkan.
7.
Wu (2000) mempelejari stock split dan pengembalian stock split di hongkong.
Mereka menemukan return yang positif dan tidak biasa pada pengumunan
stock split yang dapat dijelaskan secara baik dengan bioptimal price rangeQ
atau variabel likuiditas.
Download