PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP

advertisement
PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP
VOLUME EKSPOR
(Studi pada Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
Periode Januari 2010-Desember 2015)
Muhammad Luqman Zakariya
Mochammad Al Musadieq
Sri Sulasmiyati
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Understanding the concept of production, price, and exchange rate are objective of this research. The
research was an explanatory research with quantitative approach. Secondary data which used were monthly
period data from January 2010 – December 2015. Regarding the used period, total data which used is sixty.
The output from this research: simultaneously, three dependent variable which used have significant affect
with dependent variable. Partially, the production variable didn’t have significant affect, meanwhile
international price and exchange rate have significant influence. Regarding the result, cocoa beans producers
should improve the quality of cocoa beans which produced to enhance the national economic growth. The
growth of export volume of Indonesia cocoa beans would enhance the economic growth that is useful for
national welfare.
Keyword: Production, International Price, Exchange Rate, Export Volume, Cocoa Beans
ABSTRAK
Mengetahui pengaruh dari konsep produksi, harga, dan kurs adalah tujuan dari judul penelitian. Penelitian
termasuk penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Data sekunder yang digunakan adalah data
bulanan pada periode Januari 2010 – Desember 2015. Berdasarkan data yang digunakan total jumlah data
adalah enam puluh data. Hasil menunjukkan: pengaruh simultan, ketiga variabel independen yang digunakan
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengaruh sebagian, didapat bahwa produksi
tidak memiliki pengaruh signifikan sedangkan harga internasional dan kurs berpengaruh signifikan.
Berdasarkan hasil yang didapat diharapkan semua pihak produsen biji kakao Indonesia untuk dapat
meningkatkan kualitas guna meningkatkan volume ekspor biji kakao Indonesia. Meningkatnya volume ekspor
biji kakao Indonesia diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna menigkatkan kesejahteraan
negara.
Kata kunci: Produksi, Harga Internasional, Nilai Tukar, Volume Ekspor, Biji Kakao
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
139
1. PENDAHULUAN
Perubahan yang mendasar sedang terjadi pada
perekonomian dunia dalam beberapa dekade
terakhir ini. Perekonomian yang semula dikenal
sebagai ekonomi nasional yang bersifat mandiri,
mulai bergerak menuju perekonomian terbuka
yang bersifat mengurangi batas-batas perdagangan
antar negara (jarak, zona waktu, budaya, &
bahasa). Peristiwa tersebut disebabkan oleh
perkembangan dan kemajuan pada bidang
teknologi dan transportasi. Perbedaan letak
geografis dan sumber daya yang dimiliki sebuah
negara juga menjadi pemicu untuk melakukan
kegiatan bisnis internasional.
Salah satu bentuk dari kegiatan bisnis
internasional adalah ekspor. Ekspor adalah menjual
produk yang dibuat di negara sendiri untuk
digunakan atau dijual kembali di negara lain
(Griffin & Pustay, 2015:10). Ekspor pada
umumnya berperan sebagai penyumbang cadangan
devisa negara yang bersifat signifikan. Indonesia
termasuk salah satu negara yang melakukan
kegiatan ekspor. Keragaman komoditas ekspor
yang diekspor oleh Indonesia disebabkan oleh
keragaman sumber daya yang berlimpah dimiliki
oleh Indonesia. Salah satu komoditas ekspor
unggulan Indonesia adalah ekspor biji kakao.
Biji kakao yang diproduksi oleh Indonesia akan
dikonsumsi dan diolah dalam negeri atau akan
diekspor ke negara pengimpor biji kakao.
Indonesia sebagai negara pengekspor komoditas
biji kakao harus dapat bersaing dengan negara lain
agar menjadi komoditas biji kakao pilihan utama
yang dipilih oleh negara-negara pengimpor biji
kakao. Meningkatkan ekspor biji kakao dapat
dilakukan dengan berfokus terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap ekspor. Beberapa
faktor yang mempengaruhi ekspor adalah harga
internasional, nilai tukar uang, kuota ekspor impor,
kebijkasanaan tarif dan nontarif, kebijaksanaan
meningkatkan ekspor non-migas (Soekartawi,
2005:122).
Produksi adalah salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap ekspor. Produksi adalah
suatu kegiatan yang mengubah input menjadi
output (Sugiarto dkk, 2005:202). Input bisa berupa
kapital, tenaga kerja, tanah, dan sumber daya alam,
sedangkan output merupakan produk yang telah
memiliki nilai tambah setelah produksi. Kualitas
dan kuantitas produk yang diproduksi mampu
mempengaruhi permintaan dan penawaran ekspor.
Harga internasional merupakan faktor lain
yang mempengaruhi ekspor. Jika harga suatu
barang naik, maka produsen cenderung akan
menambah jumlah barang yang dihasilkan
(Rahardja & Manurung, 2010:28). Fluktuasi harga
biji kakao internasional akan mempengaruhi
ekspor biji kakao Indonesia. Faktor lain yang patut
diperhatikan karena mempengaruhi ekspor lainnya
adalah nilai tukar.
Nilai tukar mampu mempengaruhi daya beli
pengimpor maupun biaya produksi komoditas yang
dilakukan oleh pengekspor. Fluktuasi nilai tukar
akan menyebabkan ketidak stabilan pasar ekspor.
Indonesia sebagai negara pengekspor perlu
membuat sebuah kebijakan nilai tukar yang tepat
agar dapat memicu peningkatan ekspor. Kesalahan
pengambilan keputusan dalam membuat kebijakan
akan mampu menurunkan ekspor yang bisa
merugikan Indonesia.
Ekspor biji kakao Indonesia merupakan
prospek yang sangat menjanjikan untuk Indonesia.
Peningkatan ekspor komoditas tersebut dapat
mendorong pendapatan negara yang diperoleh
melalui ekspor ataupun sebagai devisa negara.
Prospek yang menjajikan tersebut agar dapat
terealisasikan perlu perencanaan dan pengawasan
yang cermat. Ekspor biji kakao Indonesia juga
dituntut untuk meningkatkan daya saing agar
mampur bersaing dengan para negara pengekspor
biji kakao lainnya.
2. KAJIAN PUSTAKA
a. Produksi
Menurut Sugiarto dkk. (2005:202),
produksi merupakan kegiatan yang mengubah
input menjadi output. Input dalam artiannya
adalah faktor-faktor produksi seperti kapital,
tenaga kerja, tanah dan sumber daya alam, dan
keahlian keusahawanan. Faktor-faktor tersebut
(Input) akan diubah menjadi output. Output
merupakan barang atau jasa yang memiliki
nilai tambah melalui proses produksi. Kualitas
dan kuantitas Output yang dihasilkan akan
sangat bergantung pada input yang digunakan.
Harga faktor produksi (input) yang digunakan
akan berpengaruh terhadap penawaran output.
Produksi adalah faktor yang mempengaruhi
penawaran. Tingkat produksi akan berbanding
lurus dengan tingkat penawaran. Hal tersebut
yang mendasari hubungan antara produksi biji
kakao Indonesia dan volume ekspor biji kakao
Indonesia.
Kenaikan
produksi
akan
meningkatkan volume ekspor, begitupun juga
mengenai
penurunan
produksi
akan
menurunkan volume ekspor. Itulah skema
dasar relasi produksi biji kakao Indonesia dan
volume ekspor biji kakao Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
140
b. Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang
diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
dari memiliki atau menggunakan suatu produk
atau jasa (Kotler & Amstrong, 2008:345).
Apabila harga suatu barang meningkat maka
produsen cenderung akan menambah jumlah
barang yang dihasilkan (Rahardja &
Manurung, 2010:28). Peningkatan harga disisi
lain
mampu
mepengaruhi
keputusan
pembelian. Pembeli atau pelanggan pada
tingkat harga tertentu akan beralih ke barang
subtitusi apabila tidak mempunyai daya beli
yang memadai. Barang subtitusi tersebut
memiliki hubungan dekat dengan barang
primer dan relatif murah.
Hal yang mendasari hubungan harga biji
kakao internasional dengan volume ekspor
adalah faktor penawaran. Ketika harga biji
kakao internasional meningkat maka Indonesia
sebagai negara pengekspor biji kakao akan
cenderung meningkatkan volume ekspor. Hal
yang sama juga berlaku sebaliknya, ketika
harga biji kakao internasional menurun maka
Indonesia akan cenderung mengurangi volume
ekspor biji kakao. Itulah hal yang mendasari
hubungan harga biji kakao internasional
dengan volume ekspor biji kakao Indonesia.
c. Nilai Tukar (Kurs)
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu
negara dinyatakan dalam nilai mata uang lain
(Sukirno, 2012:397). Teori lain mengenai kurs
diantaranya menurut Mankiw (2007:128),
“Kurs (exchange rate) antara dua negara adalah
tingkat harga yang disepakati penduduk kedua
negara untuk saling melakukan perdagangan”.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan
bahwa kurs merupakan besaran mata uang
domestik yang dipakai dalam mendapatkan
satu unit nilai mata uang asing. Kurs antar
negara lain akan berbeda dan beragam
dikarenakan oleh permintaan dan penawaran
terhadap mata uang pada pasar bebas ataupun
dikarenakan oleh kebijkan pemerintah.
Kurs/valuta asing mengindikasikan besaran
mata uang negara yang dikonversi dalam
besaran mata uang lainnya. Variabel yang
digunakan dalam konsep nilai tukar adalah
variabel nilai tukar/kurs rupiah terhadap dolar
AS. Ketika nilai tukar rupiah mengalami
penguatan terhadap dolar AS dapat
menyebabkan volume ekspor biji kakao
Indonesia
cenderung
juga
mengalami
penurunan. Eksplanasi lain juga berlaku
sebaliknya, Pada saat nilai tukar rupiah
mengalami pelemahan terhadap dolar AS maka
volume ekspor biji kakao Indonesia cenderung
meningkat. Itulah dasar relasi nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS dan volume ekspor biji
kakao Indonesia.
d. Ekspor
Ekspor adalah menjual barang dari dalam
negeri ke luar peredaran Republik Indonesia
(Hamdani, 2012:37), sedangkan menurut
Griffin & Pustay (2015:37) ekspor adalah
menjual produk yang dibuat di negara sendiri
untuk digunakan atau dijual kembali di negara
lain. Ekspor memiliki manfaat untuk
mendapatkan keuntungan dan pendapatan
nasional. Keuntungan dan pendapatan nasional
yang didapat melalui aktivitas ekspor akan
dikelola oleh negara untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Ekspor juga berperan
untuk memperluas pasar akan komoditi/jasa
tertentu dan mendorong industri untuk
meningkatkan produktivitas akibat pasar yang
semakin
luas.
Soekartawi
(2005:122)
mengemukakan 5 faktor yang mempengaruhi
ekspor, diantaranya adalah harga internasional,
nilai tukar uang, kuota ekspor impor,
kebijaksanaan tarif dan nontarif, dan
kebijkasanaan meningkatkan ekspor nonmigas.
e. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian adalah:
H1 : Variabel Produksi Biji Kakao Indonesia
(X₁), Harga Biji Kakao Internasional
(X₂), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap
Dolar AS (X₃) dengan simultan
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap Volume Ekspor Biji Kakao
Indonesia.
H2 : Variabel Produksi Biji Kakao Indonesia
(X₁) dengan parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Volume
Ekspor Biji kakao Indonesia (Y).
H3 : Variabel
Harga
Biji
Kakao
Internasional (X₂) dengan parsial
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap Volume Ekspor Biji Kakao
Indonesia (Y).
H₄ : Variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap
Dolar AS (X₃) dengan parsial
mempunyai
signifikan
terhadap
Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
(Y).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
141
3. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan explanatory
research dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Indonesia dengan
memperoleh data dari website resmi agar
diperoleh data yang akurat dan menunjang.
Beberapa website resmi diantaranya adalah
Badan Pusat Statistik (bps.go.id), Bank
Indonesia (bi.go.id), dan International Cocoa
Organization (icco.org).
c. Data Penelitian
Penelitian menggunakan data sekunder
(data hasil pengumpulan pihak kedua/ pihak
lain) yang berbentuk data kuantitatif. Berikut
diantaranya:
1. Produksi Biji Kakao Indonesia periode
tahun 2010-2015.
2. Harga Biji Kakao Internasional periode
tahun 2010-2015.
3. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS
periode tahun 2010-2015.
4. Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
periode tahun 2010-2015.
Penelitian menggunakan data sekunder
yang dicatat dalam data bulanan. Bentuk data
tersebut dicatat secara sistematis dengan
bentuk runtut waktu (time series). Periode
berawal dari bulan Januari 2010 hingga Periode
Desember 2015, sehingga diperoleh data
sebanyak 72 data (12 bulan x 6 tahun)
d. Analisis Data
Penelitian menggunakan analisis
sebagai berikut:
1) Analisis Deksriptif
2) Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
b) Uji Autokorelasi
c) Uji Multikolinearitas
d) Uji Heteroskedastisitas
3) Analisis Regresi Linier Berganda
4) Uji Hipotesis
a) Koefisien Determinasi (R²)
b) Uji F
c) Uji t
data
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisis Deksriptif
1) Produksi Biji Kakao Indonesia
Produksi Biji Kakao Indonesia
merupakan produksi yang dihasilkan
dari dalam negeri dan data yang didapat
merupakan total hasil produksi
Perkebunan Besar Indonesia per bulan.
Produksi Biji Kakao Indonesia
mencapai titik terendah pada bulan
Desember 2012 yaitu sebesar 2625.82
ton, sedangkan titik tertinggi berada
pada bulan Agustus 2013 yaitu sebesar
7236.96 ton. Nilai rata-rata dari
produksi biji kakao Indonesia mulai
tahun 2010 hingga 2015 per bulan
adalah 5170,65 ton dan hasil standar
deviasi sebesar 1120.17 ton. Bulan
tertinggi produksi biji kakao Indonesia
terjadi pada bulan April hingga bulan
Desember. Peristiwa tersebut terjadi
disebabkan karena pada bulan April
menuju bulan Desember merupakan
waktu panen kakao secara serentak di
Indonesia.
2) Harga Internasional
Harga Internasional adalah harga
yang ditetapkan di pasar global dimana
barang tersebut dipasarkan. Titik
terendah
Harga
Biji
Kakao
Internasional adalah pada bulan Maret
2013 yaitu sebesar 2153.36 Dolar AS
per ton, sedangkan titik tertinggi Harga
Biji Kakao Internasional berada pada
bulan Januari 2010 yaitu sebesar
3525.12 Dolar AS per ton. Nilai ratarata variabel harga biji kakao
internasional mulai tahun 2010 hingga
tahun 2015 per bulan adalah 2857.06
Dolar AS per ton dan hasil standar
deviasi sebesar 381.96 Dolar AS per
ton. Fluktuasi Harga Biji Kakao
Internasional disebabkan oleh ketidak
stabilan permintaan dan penawaran
pasar global terhadap komoditas biji
kakao.
3) Nilai Tukar/Kurs
Kurs yang dipakai adalah nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS. Puncak
terendah kurs rupiah terhadap dolar AS
bertepatan pada bulan agustus 2011
senilai Rp. 8532 perdolar AS,
sedangkan puncak tertinggi kurs rupiah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
142
terhadap dolar AS bertepatan pada
bulan september 2015 senilai Rp.
14396,1 perdolar AS. Hasil rata-rata
variabel kurs rupiah terhadap dolar AS
mulai tahun 2010 hingga tahun 2015
perbulan senilai Rp. 10494.04 perdolar
AS dan hasil standar deviasi senilai Rp.
1726.15 perdolar AS. Fluktuasi kurs
rupiah yang cenderung melemah
terhadap dolar AS disebabkan oleh
meningkatnya perekonomian di AS.
Bank Sentral Amerika mengemukakan
tapering off sekitar bulan Mei 2013
yang menjadi awal mula penguatan
dolar terhadap keuangan global.
4) Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
Volume Ekspor Biji Kakao
Indonesia
merupakan
variabel
independen pada besaran jumlah ekspor
biji kakao Indonesia terhadap pasar
dunia/global/internasional periode 2010
hingga 2015 perbulan. Puncak terendah
volume ekspor biji kakao Indonesia
bertepatan pada bulan April 2011 yaitu
senilai 1538.13 ton, sedangkan puncak
tertinggi bertepatan pada bulan juli
2010 senilai 79733.3 ton. Hasil rata-rata
variabel volume ekspor biji kakao
Indonesia mulai tahun 2010 hingga
tahun 2015 perbulan senilai 16024.78
ton dan hasil standar deviasi senilai
14114.62 ton. Volume ekspor biji
kakao Indonesia bertepatan pada bulan
april 2010 menuju agustus 2010.
Peristiwa tersebut dikarenakan oleh
dengan masa panen biji kakao secara
serentak di seluruh Indonesia.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menunjukkan data
menyebar sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal tersebut,
maka dapat disimpulkan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Autokorelasi
Hasil uji statistik Durbin-Watson
menunjukkan nilai sebesar 1.963 yang
terletak antara 1.705 dan 2.295. Nilai
tersebut menunjukkan nilai Durbin-Watson
berada di daerah penerimaan. Dapat
disimpulkan bahwa pendugaaan model
tidak terjadi autokorelasi.
3) Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai tolerance setiap variabel independen
secara keseluruhan > 0.1 yang berarti tidak
terdapat korelasi antar variabel independen
sehingga
asumsi
multikolinearitas
terpenuhi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Hasil
uji
heteroskedastisitas
memperoleh diagram tampilan scatterplot
menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa sisaan mempunyai
ragam homogen (konstan).
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil uji analisis regresi linier berganda
memperoleh model regresi linier sebagai
berikut:
Y= (–0.027) X₁ + 0.279 X₂ – 0.611 X₃
Berdasarkan persamaan tersebut maka
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) X₁ = -0.027
Nilai koefisien variabel Produksi Biji
Kakao Indonesia adalah -0.027. Eksplanasi
hal ini adalah variabel produksi biji kakao
Indonesia mempunyai hubungan negatif
terhadap volume ekspor biji kakao
Indonesia. Setiap peningkatan 1 satuan X₁
(Produksi Biji Kakao Indonesia) dapat
menurunkan 0.027 satuan volume ekspor
biji kakao Indonesia. Eksplanasi lain adalah
ketika terjadi penurunan 1 satuan X₁
(Produksi Biji Kakao Indonesia) dapat
meningkatkan 0.027 satuan volume ekspor
biji kakao Indonesia.
2) X₂ = 0.279
Nilai koefisien variabel Harga Biji
Kakao Internasional adalah 0.279.
Eksplanasi hal ini adalah variabel Harga
Biji Kakao Internasional mempunyai
hubungan positif terhadap volume ekspor
biji kakao Indonesia. Setiap peningkatan 1
satuan X₂ (Harga Biji Kakao Internasional)
dapat meningkatkan 0.029 satuan volume
ekspor biji kakao Indonesia. Eksplanasi lain
adalah ketika terjadi penurunan 1 satuan X₂
(Harga Biji Kakao Internasional) dapat
menurunkan 0.279 satuan volume ekspor
biji kakao Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
143
3) X₃ = -0.611
Nilai koefisien variabel Kurs Rupiah
terhadap Dolar AS adalah -0.611.
Eksplanasi hal ini adalah variabel Kurs
Rupiah terhadap Dolar AS mempunyai
hubungan negatif terhadap volume ekspor
biji kakao Indonesia. Setiap peningkatan
pada 1 besaran Kurs Rupiah terhadap Dolar
AS dapat menurunkan 0.611 besaran
volume ekspor biji kakao Indonesia.
Eksplanasi lain adalah ketika terjadi
penurunan 1 besaran Kurs Rupiah terhadap
Dolar AS dapat meningkatkan 0.611
besaran volume ekspor biji kakao
Indonesia.
d. Uji Hipotesis
1) Koefisien Determinasi (R²)
Output perhitungan R² menghasilkan
nilai 0.312. Ekplanasi hal ini adalah adalah
variabel independen menjelaskan sebesar
31.2%, sedangkan 68,8% merupakan
variabel lain yang tidak dijelaskan.
2) Uji F
Output menghasilkan nilai sig. F(0.000)
< α = 0,05. Eksplanasi hal ini adalah
variabel independen secara bersamasama/simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
3) Uji t
a) Produksi menghasilkan nilai sig.
0.799. Eksplanasi hal ini adalah
variabel
Produksi
secara
parsial/sebagian tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
b) Harga Internasional menghasilkan
nilai sig. 0.013. Eksplanasi hal ini
adalah Harga Internasional secara
parsial/sebagian
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
c) Kurs menghasilkan nilai sig. 0.000.
Eksplanasi hal ini adalah kurs
secara parsial/sebagian berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1) Secara bersama-sama didapat pengaruh
signifikan antara variabel independen
teradap Variabel Dependen.
2) Secara sebagian didapat pengaruh
signifikan antara Harga Internasional
dan Kurs/Nilai Tukar terhadap Variabel
Dependen,
sedangkan
terdapat
pengaruh tidak signifikan pada
Produksi terhadap Variabel Dependen.
b. Saran
Diharapkan bagi pemerintah untuk dapat
mendukung upaya para petani biji kakao
Indonesia untuk meningkatkan mutu hasil
produksi. Beberapa cara untuk meningkatkan
upaya petani tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan peningkatan teknologi usaha tani
biji kakao, melakukan penyuluhan kepada para
petani dalam rangka peningkatan produksi
serta memberikan bantuan baik secara teknis
maupun non teknis terkait dengan peningkatan
budidaya tanaman biji kakao. Kualitas biji
kakao yang di produksi juga patut menjadi
perhatian penting. Produksi yang berkualitas
akan mampu meningkatkan daya sayang
terhadap negara-negara pengekspor biji kakao
lainnya. Meningkatnya kualitas produksi biji
kakao
Indonesia
diharapkan
dapat
meningkatkan pendapatan negara untuk
menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, R. W., & Pustay, M. W. (2015). Bisnis
Internasional:
Sebuah
Perspektif
Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Hamdani. (2012). Ekspor Impor Tingkat Dasar
Level 1. Jakarta Timur: Bushindo
Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip
Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mankiw, N. (2007). Makroekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2010). Teori
Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sokartawi. (2005). Agribisnis: Teori
Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.
dan
Sugiarto, & Dkk. (2005). Ekonomi Mikro: Sebuah
Kajian Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
144
Sukirno, S. (2012). Makroekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 40 No.2 November 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
145
Download