murid yang terpilih

advertisement
Minggu 5
MURID YANG TERPILIH
Ayat hafalan :
Senin - ORANG YANG DIPILIH
Markus 3:13-15
Firman Tuhan Markus 3:13-15 menjelaskan bagaimana Tuhan memanggil ke-12 orang murid-muridNya, mereka adalah orang-orang yang “di
kehendaki” oleh Tuhan dan yang meresponi “panggilan” Tuhan. Adapun Job desk (uraian tugas) para rasul yang Tuhan tetapkan adalah :
1. Menyertai Yesus. 2. Diutus untuk memberitakan Injil (berkhotbah dll). 3. Mengusir setan dengan Kuasa yang telah Tuhan berikan.
Hal yang sama juga sebenarnya terjadi dalam kehidupan kita saat kita lahir baru, kita adalah orang-orang yang dikehendakiNya dan yang
dipanggilNya keluar dari tengah-tengah kegelapan. Pilihan Tuhan atas hidup kita adalah karena Kasih Karunia, tidak semua orang yang bertemu
denganNya dipanggil dan dijadikanNya jadi murid, kita orang-orang yang telah dipilihNya karena Dia mengenal siapa kita, dijadikanNya berharga,
mulia dan dilayakkan karena Tuhan hendak memakai kita untuk menjadi utusanNya.
Oleh karena itu marilah :
-
Mengucap syukur karena Tuhan telah memilih dan memanggil kita.
-
Percaya bahwa Tuhanlah yang mengutus kita di tengah-tengah dunia yang gelap ini.
-
Sadar bahwa yang mengutus kita adalah pemilik atau khalik langit dan bumi
-
Hidup dalam panggilan dan menggunakan otoritas yang telah Tuhan berikan
Selasa - PIKUL SALIB DAN MENJADI MURID YESUS
Lukas 14:27
Dalam suatu keluarga seorang anak kecil berkata kepada ibunya, “Ma, mulai besok saya tidak mau lagi sekolah..” Ibunya bertanya: “memangnya
kenapa?”. Si anak lalu berkata: “di sekolah peraturannya banyak sekali. Yang ini nggak boleh, yang itu nggak boleh. Apa-apa nggak boleh, semua
serba nggak boleh.” Lalu ibunya menasehatkan dia bahwa kalau ingin menjadi murid sebuah sekolah, maka ia wajib mematuhi segala peraturan
yang berlaku di sekolah tersebut. Termasuk patuh terhadap gurunya. Demikian halnya dalam hal percaya dan menjadi murid Yesus, untuk
mengikut Yesus ada konsekuensi lain yang harus dijalani yaitu memikul salib dan mengikut Yesus. Salib yang dipikul, bukanlah salib Kristus, Karena
mustahil bagi seorang manusia untuk memikul salib Kristus, tetapi salib yang dipikul adalah salib diri sendiri. Salib itu bisa berupa penderitaan,
kekurangan, fitnah, penganiayaan, dan berbagai bentuk tekanan dan pergumulan hidup dan pergumulan melawan dosa yang dirasa sebagai
beban. Untuk dapat memikul salib sendiri, pertama-tama diperlukan kerendahan hati dan perjuangan untuk kita dapat menaklukkan ke egoisan
dan keangkuhan kita, Selanjutnya dengan mengikuti pola Kristus dalam memikul salibNya akan membuat kita dapat meraih kemenangan sebagai
murid Yesus. Yesus merasakan kegetiran yang luar biasa ketika Ia memanggul salibNya. Namun demikian, hati dan pikiranNya tetap tertuju kepada
Allah. Hal yang sama juga harus dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. Sekalipun kita mengalami berbagai kesulitan hidup yang membuat kita
menderita, jangan pernah berpaling dari Yesus. Yakinlah bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya dan teladanilah cara Kristus.
Renungkan, dalam memikul salib dan mengikut Yesus di perlukan sikap hati dan keputusan untuk senantiasa memelihara iman, kerajinan,
ketekunan untuk mengikuti pola Kristus dalam memikul salibNya.
Rabu - PRASYARAT MURID YESUS
Matius 28:16-20
Seorang murid Kristus harus terikat kepada Yesus; Kita bisa terikat kepada satu gereja, kepada seorang gembala, tetapi lebih dari itu kita harus
mengikatkan diri kepada Yesus. Hidup kita sekarang bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus. Sebab Kristus telah membeli kita dan harganya
telah lunas dibayar dengan mahal. Sekarang kita terikat dengan Kristus. Seluruh hidup kita harus tertuju dan dipersembahkan kepada
Kristus. Matius 28:19 katakan agar kita pergi memberitakan Injil,menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus,dan menjadi saksi kristus di
lingkungan, dirumah, di kota, dan di bangsa kita, mempunyai belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Seorang murid Kristus harus bisa
mematikan keinginan dagingnya; Kalau kita mau dipakai Tuhan, maka kita harus belajar mematikan keinginan daging, keinginan pikiran agar hidup
kita dapat dipakai oleh Tuhan. Alkitab berkata bahwa keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh (Galatia 2:20). Seorang murid harus
tergabung dalam sebuah gereja lokal. Kalau Tuhan sudah memimpin kita ke jemaat ini, maka kita harus benar-benar menjadi anggota jemaat yang
setia. Setia beribadah, setia berkorban dan mentaati Firman Tuhan. Selain terikat dalam satu gereja, murid Kristus juga harus terikat satu sama
lain. Saling mengasihi antara satu dengan yang lain. Jangan berikan kesempatan buat Iblis untuk mengacau persatuan di dalam jemaat ini. Kalau
kita terikat satu sama lain maka kita tidak akan menjadi celah untuk mengecewakan dan menyakiti hati orang lain. Murid Kristus adalah pembawapembawa buah Roh. Apakah kita sudah membawa buah-buah Roh dalam Kerajaan Allah, atau kita hanya makan buah berkat dari Tuhan? Kita
musti membawa buah-buah Roh yang sangat berguna bagi dunia ini. Buah Roh yang dimaksudkan bukan jiwa-jiwa tetapi buah-buah roh yang
tertulis dalam Galatia 5:22-23 yakni berhubungan dengan karakter kita. Murid Kristus harus memilih atau memprioritaskan Yesus. Setiap hari kita
harus membuat keputusan untuk ikut Yesus. Setiap hari kita harus memutuskan untuk berdoa, membaca Alkitab, memberikan waktu khusus untuk
bersekutu dengan Tuhan. Apakah anda mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan? Seringkali kita membuat pilihan yang salah. Ada orang
lebih memilih menonton sepakbola daripada berdoa; ada yang lebih memilih pergi ke pesta daripada pergi ke kebaktian, dsb. Menonton sepakbola
itu tidak salah, pergi ke pesta itu tidak salah. Tetapi pilihan pertama atau yang utama itu harus kepada Kristus. Murid Kristus adalah
panggilan. Matius 28:19 menjelaskan bahwa Tuhan memanggil kita menjadi murid-murid-Nya. Anda dipanggil menjadi murid Kristus. Jadi,
merupakan satu kehormatan dari Tuhan kalau saudara menjadi murid Kristus.
Kamis - KARAKTER MURID KRISTUS -1
Matius 5:3-5
“Miskin di hadapan Allah” (Mat.5:3).“Miskin” disini bukanlah secara material, melainkan secara spiritual, yaitu pengakuan dengan rendah hati
bahwa kita lemah, berdosa, tak berdaya, dan ingin bergantung dan berharap kepada Tuhan secara total.
“Berdukacita” (Mat.5:4).Kata “berdukacita” disini bukanlah kesedihan karena kehilangan sesuatu atau seseorang, melainkan kesedihan yang erat
hubungannya dengan kemiskinan rohani diatas. Mereka yang berdukacita bukan saja berhubungan dengan pertobatan dari dosa pribadi, tetapi
juga dengan keadaan sekitarnya.
“Lemah lembut” (Mat.5:5), Lemah lembut tidak sama dengan lemah tak berdaya atau lemah lunglai; melainkan suatu sikap penguasaan diri, tidak
dendam, dan bermotivasi baik terhadap orang lain.
“Lapar dan haus akan kebenaran” (Mat.5:6).
Kebenaran disini mengandung 3 aspek:
1. aspek legal yaitu hubungan yang benar dengan Allah;
2. aspek moral yaitu sikap dan perbuatan yang berkenan kepada Allah; dan
3. aspek sosial yaitu yang berhubungan dengan sesama manusia, misalnya: isu-isu HAM, keadilan sosial dan hukum di masyarakat, integritas dalam
usaha/karier, dan isu-isu kehormatan keluarga.
Murid yang sungguh berbahagia dan diberkati adalah mereka yang benar-benar rindu dan haus akan Allah Sendiri, bukan hanya mengharapkan
berkat-berkat yang diberikanNya. Karena sesungguhnya dalam pribadi Allah sendirilah terletak semua sumber yang akan memberikan kepuasan
terhadap “kelaparan” dan “kehausan” manusia. (Bersambung)
Jumat - KARAKTER MURID KRISTUS – 2
Matius 5:7-12
“Murah Hati” berarti suatu kemampuan untuk “masuk ke dalam situasi” (mengerti, simpati, empati = berbelas kasihan), kemudian “melakukan
sesuatu” kebaikan. “Murah hati” (mercy) tidak sama dengan “anugrah” (grace) walaupun sama-sama berhubungan erat dengan ketidak-layakan.
Murah hati memberikan kesembuhan, pertolongan, kebaikan, semangat baru dan kesempatan untuk mencoba lagi. Anugrah memberikan
penghapusan dosa / kesalahan, rehabilitasi, dan status yang baru. Anugrah hanya dimiliki dan diberikan oleh Tuhan, murah hati bisa dimiliki dan
dipraktekkan oleh seorang murid.
“Suci Hati” berarti “tidak ada campuran” (murni), tulus dan tidak munafik. Kesucian ini bukan saja menunjukkan kepada sesuatu yang bersifat
“internal” melainkan juga yang bersifat “eksternal”, karena apa yang nampak dalam aspek eksternal sesungguhnya lahir dari dalam hati dan pikiran
seseorang (internal). Segala aspek hidup baik luar dan dalam, pribadi dan umum seharusnya “transparan” di hadapan Allah dan manusia. Beberapa
aspek yang perlu menjadi perhatian al: aspek penyembahan (I Pet. 3:15a; Kel. 20:3-4), aspek seksual (I Tes. 4:3-5; Mat. 19:4-6; Mar. 10:11-12; Ibr.
13:4), aspek harta/uang (I Tim. 6:10; Ibr. 13:5), aspek perkataan (Efe. 4:25,29).
“Membawa Damai” tidak sama dengan ”pencinta damai” (peace-lover) atau “pemelihara damai” (peace-keeper) yang cenderung pasif. Sebaliknya
orang yang membawa damai adalah mereka yang “aktif masuk” dan “memulihkan” kembali situasi dan kondisi dimana damai sudah retak atau
hancur. Bisa juga disebut dengan “pendamai” (reconciler).
“Dianiaya oleh sebab Kebenaran. Ironis sekali bahwa murid Kristus dengan tanda-tanda yang positif justru harus menghadapi penganiayaan,
penghinaan, ejekan, dan penderitaan. Ini merupakan “harga” yang harus dibayar oleh seorang murid yang mengikuti jejak gurunya. Seorang murid
sudah selayaknya meneladani gurunya yang juga mengalami penganiayaan dan penderitaan yang puncaknya kematian diatas kayu salib.
8 karakter fondasi murid Kristus yang kita pelajari memberikan kita “jurang pemisah” yang lebar antara seorang “murid Kristus” dengan “sekedar
orang percaya”. Delapan Sabda Bahagia dari Tuhan Yesus sesungguhnya menantang untuk mengambil keputusan yang serius agar tidak sekedar
hanya menjadi “orang percaya” yang tidak berani membayar harga. Sebaliknya bertekad menjadi “murid Kristus” yang sejati, yang “berani tampil
berbeda” di tengah-tengah dunia yang bengkok, jahat dan sudah tidak memiliki ukuran moral yang absolut. Selanjutnya diatas karakter fondasi
inilah seorang murid Kristus akan mendirikan “bangunan kehidupan dan pelayanannya” yang sesuai dengan panggilan dan kehendak Allah.
Sabtu - KEHIDUPAN MURID KRISTUS -1
Lukas 9 : 23, 14:26-27
Menyangkal diri berarti belajar mengatakan “tidak” kepada keinginan atau kehendak diri sendiri, dan mengatakan “ya” kepada kehendak Allah.
Seorang murid adalah seorang yang mengerti kehendak gurunya dan siap melakukan perintah atau kehendak gurunya. Untuk itu seorang murid
harus terus menerus “belajar” dan “mau diajar” oleh Firman Allah dan melalui “komunikasi rutin” (doa yang setia). Karena dengan demikianlah
sang murid bisa mengerti kehendak Allah.
Memikul salib setiap hari. Salib melambangkan “penderitaan” yang akan dihadapi oleh si murid bukan karena kesalahannya atau karena “tak
terhindarkan” (= duri dalam daging), melainkan karena konsekwensi (harga yang harus dibayar) oleh seorang murid. “Setiap hari” menunjukkan
kesiapan setiap saat menghadapi “ujian hidup” yang tidak pernah diberitahukan kapan datangnya. Untuk itu dibutuhkan kerelaan hati, kesiapan
mental, dan bila perlu persiapan fisik.
Meneladani Sang Guru. Kata “mengikuti” berarti meneladani. Seorang murid akan menjadi seperti gurunya (Mat.10:24). Pribadi, kehidupan, dan
pelayanan Tuhan yesus menjadi “standard” dari sang murid. Kasih ilahi yang ditunjukkan dalam kerendahan hati, kesetiaan, ketaatan, dan rela
berkorban menjadi pelajaran yang tak henti-hentinya untuk dipelajari dan dipraktikkan oleh sang murid.
Kasih yang Utama. Kata “membenci” disini berarti “mengasihi lebih sedikit”. Tuhan Yesus menggunakan bahasa ungkapan yang kontras untuk
menjelaskan bahwa muridNya harus memiliki kasih yang paling utama - yang tak tertandingi - jika dibandingkan dengan semua yang ada di dunia
ini. Kalau diharuskan memilih, maka murid Kristus harus memilih Tuhan daripada memilih siapa pun atau apa pun.
Renungkan: Kehidupan murid-murid kristus adalah teladan yang di cari dan dibutuhkan oleh dunia ini, bagaimanakah penyangkalan diri kita?
Sudahkah kita memikul salib setiap hari dan mengikut Yesus? Mengikuti teladan Yesus dan hidup dalam kasih yang terutama?
Minggu - KEHIDUPAN MURID KRISTUS
Penyerahan diri yang mutlak (Luk.14:33) : Penyerahan diri disini menunjukkan ketergantungan penuh kepada sang guru, bukan kepada “apa”
maupun “siapa” yang ada di dunia ini. Murid Kristus sesungguhnya telah “dibeli” dan lunas dibayar oleh darah Kristus. Sebab itu seluruh hidupnya hak dan milik - telah menjadi kepunyaan Kristus secara mutlak. Saling mengasihi (Yoh.13:34-35): Seorang murid bukan saja “belajar” dari apa yang
diajarkan gurunya, melainkan juga mengikuti “gaya hidup” (life style) dari gurunya. Tuhan Yesus telah meninggalkan suatu “gaya hidup” yang
mengasihi tanpa pamrih. Sebab itu Dia memberikan “perintah” yang sekaligus menjadi “merek” bagi murid-muridNya yaitu mempraktekkan “saling
mengasihi” sesuai dengan kasih yang telah diberikannya kepada mereka. Saling mengasihi adalah aspek eksternal seorang murid yakni dalam
berhubungan dengan orang lain. Tinggal dalam Firman (Yoh.8:31-32) : berarti adanya kesinambungan yang permanen terhadap seluruh ajaran
Sang Guru dan suatu sikap untuk menerima “keseluruhan ajaran” baik yang enak, lembut, keras, pedas, dls. Ini adalah aspek internal seorang murid
yang bertekad balajar dan bertumbuh dewasa - naik kelas demi kelas. Selain itu kata “Firman” juga menunjuk kepada Kristus sendiri karena Kristus
adalah Firman yang telah menjadi manusia (Yoh.1:1-3,14). Jadi, tinggal dalam Firman berarti hidup dalam “kesetiaan” dan “ketaatan” penuh
kepada KeTuhanan Kristus yang memerdekakan dan mengontrol sang murid. Tinggal didalam Firman menuntut dua unsur ini secara bersamaan.
Komitmen tanpa syarat (Luk.9:57-62): Dari kisah diatas kita melihat tiga jenis murid yang mau mengikuti Tuhan Yesus namun mengajukan syarat.
Murid pertama kelihatan begitu antusias, namun tanpa persiapan dan perhitungan (ay.57-58). Yang kedua menganggap menjadi murid Kristus
adalah hal yang sekunder (ay.59-60). Yang ketiga terlalu perhitungan akibatnya menjadi setengah hati (ay.61- 62). Ketiga-tiganya hendak menjadi
murid Kristus dengan mengajukan syarat. Tuhan Yesus menuntut komitmen yang tanpa syarat, karena masalah menjadi murid adalah masalah
utama yang tak bisa ditawar, maupun diperbandingkan dengan apapun di dunia ini.
Download