1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Potensi sumber daya perikanan (SDP) Indonesia mencapai 6,4 juta ton per
tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas
laut 5,8 juta km2. Keadaan geografis tersebut membuat negara Indonesia kaya
akan sumber daya perairan dengan produktifitas yang cukup tinggi. Salah satu
sumber daya perairan yang telah banyak dieksplorasi adalah yang terletak di
Pulau Jawa, menurut DKP (2008) produksi penangkapan laut di Pulau Jawa pada
tahun 2007 mencapai angka 153.698,4 ton.
Dari hasil tangkapan tersebut, rajungan merupakan salah satu komoditas
perairan yang jumlahnya cukup melimpah. Hasil tangkapan rajungan Pulau Jawa
pada tahun 2007 mencapai angka 90,2 ton dengan nilai total Rp 1.982.715.000,(DKP, 2008). Harga rajungan yang mahal membuat komoditas perairan ini lebih
diarahkan untuk pasar ekspor dibandingkan untuk pasar lokal. Ekspor rajungan
memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana
kegiatan ekspor ini meningkatkan devisa negara, pendapatan nelayan, dan
penyediaan lapangan pekerjaan.
Permintaan akan rajungan yang tinggi membuat perusahaan yang bergerak
di bidang ini harus selalu memiliki pasokan yang kontinu dan selalu ada kapan
pun dibutuhkan. Mengingat rajungan merupakan komoditas dari alam yang belum
optimal pembudidayaannya, maka dibutuhkan suatu strategi yang dapat mengatur
pasokan rajungan agar sesuai dengan waktu dan jumlah yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Rantai pasokan adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengorganisir pasokan bahan baku. Manajemen rantai pasokan atau yang lebih
dikenal dengan supply chain management merupakan integrasi aktivitas dalam
mendapatkan barang dan jasa termasuk juga menjaga hubungan dengan supplier
dan distributor. Dengan adanya manajemen rantai pasokan yang baik, perusahaan
akan dapat meningkatkan produktifitas, efisiensi dan juga eksistensinya dalam
persaingan pasar. Manajemen rantai pasokan
memungkinkan
perusahaan
2
bersaing dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen seperti harga
yang lebih murah, barang yang selalu ada ketika dibutuhkan konsumen dan
kualitas barang yang lebih baik daripada perusahaan pesaing.
Mutu produk menurut Feigenbaum (1986) diacu dalam Nasution (2004)
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk
berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Menurut
Prawirosentono (2002), persaingan pasar saat ini lebih mengedepankan
persaingan mutu daripada persaingan harga, hal ini dikarenakan konsumen yang
berorientasi terhadap mutu memiliki loyalitas yang lebih tinggi daripada
konsumen yang berorientasi terhadap harga. Perusahaan yang mengedepankan
mutu perlu melakukan pengawasan mutu tidak hanya pada saat produk berada di
tempat produksi namun juga pada setiap tahapan rantai pasokan produk dari hulu
hingga hilir sehingga mutu produk tetap terjaga dan dapat memuaskan konsumen.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi rantai pasokan ranjungan di PT. Windika Utama,
Semarang-Jawa Tengah.
2. Mendeskripsikan pengawasan mutu di setiap tingkat dalam rantai pasokan
rajungan PT Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah.
3. Menganalisis efisiensi biaya transportasi daging rajungan PT. Windika
Utama, Semarang-Jawa Tengah.
Download