BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gen-gen sitokrom (CYP) bersifat highly polymorphic, lebih dari 350 alel CYP mempengaruhi fungsi atau aktivitas produk gen, enzim sitokrom yang dihasilkan terlibat hampir 80% dalam semua metabolisme xenobiotik fase I (Sundberg et al., 2007). Hal tersebut mengakibatkan adanya variabilitas antar individu dalam respon obat atau senyawa xenobiotik, karena terdapat perbedaan dalam tingkat ekspresi enzim sitokrom dan variasi dalam regulasi gen CYP. Nikotin merupakan salah satu substrat dari enzim sitokrom CYP2A6 dan CYP2B6. Twin studies memperlihatkan bahwa faktor genetik mempengaruhi (5068%) metabolisme nikotin (nicotine → cotinine → trans-3`-hydroxycotinine) (Loukola et al., 2014). Peningkatan jumlah konsumsi rokok harian sangat dipengaruhi oleh kecepatan eliminasi nikotin dari dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa adanya aktivitas yang tinggi dari enzim CYP2A6 dan CYP2B6, mempengaruhi kuantitas merokok pada individu perokok. Merokok meningkatkan mortalitas secara global serta diperkirakan menyebabkan 8,3 juta kematian per tahun pada tahun 2030 (Detels et al., 2011). Sekitar 80% mortalitas akibat rokok terjadi pada negara-negara berkembang karena menjadi faktor risiko non-communicable diseases (Ezzati & Lopez, 2003). Menurut data World Health Organization (WHO) (2008), Indonesia merupakan negara ketiga jumlah perokok terbesar di dunia, setelah China dan India. Sejalan dengan hal tersebut, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi 1 2 perokok di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada semua kelompok umur, yaitu 34,2% (2007), 34,7% (2010), dan menjadi 36,3% (2013), dimana proporsi penduduk umur ≥15 tahun sebagai perokok laki-laki sebanyak 64,9% (Kemenkes RI, 2013). Menurut survei tobacco use di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara, prevalensi tertinggi perokok laki-laki adalah negara Indonesia yaitu 72,3% (Sreeramareddy et al., 2014). Hasil Riskesdas (2013) juga menunjukkan bahwa rerata batang rokok yang dikonsumsi per hari di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus rokok). Dari beberapa data skala dunia dan nasional tersebut, masalah utama mengenai rokok di Indonesia adalah terjadinya peningkatan perokok laki-laki dan tingginya jumlah konsumsi batang rokok harian pada individu perokok. Genome wide association studies (GWAS) mengidentifikasi beberapa variasi lokus genetik yang berhubungan secara signifikan dengan kuantitas merokok, yang secara spesifik mempengaruhi jumlah konsumsi batang rokok per hari, seperti pada gen CYP2A6 dan CYP2B6 (Kumasaka et al., 2012). Gen CYP2A6 (kromosom 19q13.2), yang mengkode enzim CYP2A6 berperan utama dalam metabolisme nikotin menjadi kotinin. Gen CYP2A6 telah dilaporkan memiliki beberapa variasi alel di antaranya yaitu fenotip normal (CYP2A6*1A), tidak ada aktivitas enzim (CYP2A6*4), penurunan aktivitas enzim (CYP2A6*9), dan peningkatan aktivitas enzim (CYP2A6*1B) (Mwenifumbo et al., 2008). Enzim yang diketahui juga berperan dalam metabolisme nikotin selain CYP2A6 yaitu CYP2B6. Beberapa fenotip variasi alel CYP2B6 yaitu normal (CYP2B6*1), 3 peningkatan aktivitas enzim (CYP2B6*4) dan penurunan konsentrasi mRNA, protein dan aktivitas enzim (CYP2B6*6) (Lamba et al., 2003). Adanya variabilitas respon antar individu terhadap variasi genetik gen CYP2A6 dan CYP2B6, dapat ditentukan sebagai salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan jumlah perokok dan jumlah rerata konsumsi batang rokok harian di Indonesia dari tahun ke tahun. Beberapa alel yang menunjukkan fenotip dengan peningkatan aktivitas enzim, sangat penting untuk diketahui distribusi prevalensinya. Oleh karena itu, penelitian ini secara khusus ingin mengevaluasi variasi genetik alel CYP2A6*1B dan CYP2B6*4 yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas enzim dan berhubungan dengan kuantitas merokok. I.2. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan frekuensi genotip dan alel pada gen CYP2A6 dan CYP2B6 antara subjek perokok dengan nonperokok? 2. Apakah terdapat korelasi antara genotip gen CYP2A6 dan CYP2B6 dengan kuantitas merokok pada subjek perokok dan nonperokok? 3. Apakah terdapat alel CYP2A6*1B dan alel CYP2B6*4 sebagai faktor risiko sebagai perokok? 4 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Mengkaji frekuensi polimorfisme gen CYP2A6 dan CYP2B6 serta korelasinya dengan kuantitas merokok dan untuk menganalisis faktor risiko variasi genetik pada subjek perokok dan nonperokok. Tujuan Khusus: 1. Menganalisis perbedaan frekuensi genotip dan alel gen CYP2A6 dan CYP2B6 antara subjek perokok dengan nonperokok. 2. Menganalisis korelasi antara genotip gen CYP2A6 dan CYP2B6 dengan kuantitas merokok pada subjek perokok dan nonperokok. 3. Menganalisis alel CYP2A6*1B dan alel CYP2B6*4 sebagai faktor risiko pada individu sebagai perokok. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian polimorfisme gen CYP2A6 dan CYP2B6 pada subjek perokok dan nonperokok telah dilakukan di beberapa negara dengan hasil yang bervariasi yaitu pada Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini difokuskan terhadap alel-alel dengan fenotip peningkatan aktivitas enzim dari gen CYP2A6 dan CYP2B6 dan melakukan matching grup antara subjek perokok dan nonperokok serta menganalisis hubungan antara polimorfisme gen CYP2A6 dan CYP2B6 dengan kuantitas merokok. 5 Tabel 1. Daftar jurnal yang disitasi dalam keaslian penelitian Peneliti dan Tahun Judul Hasil Persamaan 1. Patramurti, C. et al., 2014 Polymorphism of cytochrome P450 2A6 (CYP2A6*1 and CYP2A6*4) among Javanese smoker and non smoker Frekuensi alel CYP2A6*4 dan CYP2A6*1 yaitu 52,5% dan 47,5% pada populasi suku Jawa Menggunakan sampel sehat yaitu perokok dan nonperokok etnis Jawa. Menganalisis alel yang berbeda dari gen CYP2A6 dan tidak menganalisis alel gen CYP2B6 2. Fukami, T. et al., 2006 CYP2A7 polimorphic alleles confound the genotyping of CYP2A6*4A Improvisasi design primer untuk mengeliminasi overlapping alel yang berada pada gen CYP2A6 dan CYP2A7 Menggunakan sampel sehat Menggunakan empat kategori subjek yaitu EuropeanAmerican, AfricanAmerican, Japanese, dan Korean serta hanya menganalisis alel-alel gen CYP2A6 3. Zakeri, S. et al., 2014 Genetic variability of CYP2B6 polymorphisms in Southeast Iranian population Frekuensi alel Menggunakan CYP2B6*4 sampel sehat berbeda pada populasi African (2%), Caucasian (6%), dan Southeast Asian (10,4%). Menggunakan subjek sampel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan serta hanya menganalisis alel-alel gen CYP2B6 4. Muliaty et al., 2010 CYP2A6 gene polymorphisms impact to nicotine metabolism Individu dengan metabolisme nikotin cepat, nikotin plasma cepat diinaktivasi sehingga ketergantungan pada rokok menjadi lebih tinggi Hanya menganalisis varian alel dari CYP2A6 Menggunakan sampel sehat Perbedaan 6 I.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat klinis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk pengembangan individual therapy berhenti merokok berdasarkan pendekatan genetik. 2. Manfaat ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar untuk kelengkapan pola genetik di Indonesia dan berkontribusi terhadap penambahan data spesifik mengenai variasi gen yang berperan terhadap kuantitas merokok.