Pengaruh Lama Perendaman Biji Alpukat Terhadap Kualitas Organoleptik Teh Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Anna Lia Monoarfa, Alsuhendra dan Ridawati e-mail:[email protected] Program Studi Tata Boga, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji alpukat terhadap kualitas kimia dan organoleptik teh biji alpukat yang meliputi aspek rasa, warna seduhan dan aroma. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama perendaman biji alpukat yang berbeda yaitu selama 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Kualitas kimia teh biji alpukat yang diamati adalah kadar tanin dan nilai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin tertinggi dihasilkan oleh teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam yaitu 14,91 mg/ml dan kadar tanin terendah dihasilkan oleh teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 12 jam yaitu 10,71 mg/ml. Teh biji alpukat memiliki sifat asam dengan nilai pH tertinggi dihasilkan oleh teh biji alpukat dengan lama perendaman selama 6 jam, yaitu 5,9 dan nilai pH terendah dihasilkan oleh teh biji alpukat dengan lama perendaman selama 12 jam, yaitu 5,1. Uji organoleptik untuk aspek rasa dan warna seduhan teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 12 jam berbeda nyata dengan teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan 9 jam, sedangkan untuk aspek aroma teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam berbeda nyata dengan teh biji alpukat dengan lama perendaman selama 12 jam. Kata Kunci: alpukat, biji, kualitas organoleptik, dan teh Abstract : The research was aimed at finding the data of influence of period of submersion avocado seed to chemical and organoleptic quality avocado seed tea covered taste, colour and flavor. Process of making avocado seed tea conduct with submersion method that endeavor to reduce rotten flavor and bitter taste for tea from avocado seed. The periods of submersion were conswasts of three part 6 hours, 9 hours and 12 hours. The quality chemical of avocado seed tea that observed was tannins level and pH value. The resul - 33 -t show that highest tannins level on avocado seed tea submersion 6 hours : 14,91 mg/ml and lowest tannins level was avocado seed tea submersion 12 hours : 10,71 mg/ml. Highest pH value avocado seed tea submersion 6 hours, with mean 5,9 and lowest pH value from avocado seed tea submersion 12 hours, with mean 5,1. Organoleptic for taste and water colour of avocado seed tea submersion 12 hours highly difference with taste and water colour of the avocado seed tea submersion 6 hours and 9 hours, whereas for the flavor of the avocado seed tea submersion 6 hours highly difference with the the avocado seed tea submersion 12 hours. Key words: avocado, seed, sensory quality, and tea sehingga berat biji alpukat adalah antara 100 – 160 gr. Tahun 2009 produksi alpukat di Indonesia mencapai 257.642 ton, sehingga akan dihasilkan limbah biji alpukat sekitar 85.880 ton yang dibuang begitu saja tanpa di manfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan biji alpukat hanya sebatas digunakan untuk makanan ternak, obat untuk sakit gigi, bengkak kwerena peradangan dan kencing manwas. Hasil uji fitokimia yang dilakukan terhadap biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung senyawa fungsional, diantaranya senyawa golongan fenolik, flavonoid, steroid, dan triterpenoid (Halim, 2007). PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropwas yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan jenwas buah buahan tumbuh dan berkembang dengan baik, diantaranya adalah alpukat. Buah alpukat terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Bagian buah alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah dagingnya sebagai makanan buah segar, jus, dan campuran untuk membuat es buah. Sebagian besar masyarakat yang tidak mengetahui bagian lain dari buah alpukat yang dapat di manfaatkan, yaitu biji buah alpukat. Buah alpukat terdiri dari 70% daging buah dan 30% biji. Satu buah alpukat mempunyai berat antara 300 – 500 gr, 33 34 Senyawa fenolik yang terkandung di dalam biji alpukat salah satunya adalah tanin (Handayani, 2008). Tanin adalah golongan senyawa fenolik yang banyak ditemukan pada minuman kesegaran, yaitu teh. Senyawa tanin yang terkandung didalam biji alpukat, memungkinkan biji alpukat dapat diolah menjadi minuman kesegaran, yaitu teh. Kandungan senyawa fenolik yang tinggi pada biji alpukat diduga menyebabkan teh yang dihasilkan sangat pahit dan beraroma langu. Proses pembuatan teh biji alpukat pada penelitian ini dilakukan dengan teknik perendaman dan blansir. Sifat tanin yang larut dalam air memungkinkan untuk dilakukannya penurunan kandungan tanin dengan teknik perendaman dan pemblansiran pada biji alpukat, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengamati pengaruh lama perendaman biji alpukat terhadap teh biji alpukat yang dihasilkan. Handayani (2008) telah melakukan penelitian mengenai uji fitokimia terhadap senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak metanol biji alpukat yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak metanol biji alpukat Skrinning Fitokimia Hasil Pengujian Alkaloid Positif kuat Saponin Positif kuat sekali Tanin Fenolat Pembuatan teh biji alpukat Uji Kimia (Kadar tanin dan nilai pH) Uji Organoleptik Pengemasan Gambar 1. Bagan alir metode penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pendahuluan dilakukan dengan membuat teh biji alpukat yang menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan metode yang tepat dalam pembuatan teh biji alpukat, diantaranya pembuatan teh biji alpukat dengan proses pengeringan biji alpukat yang telah diirwas tipwas selama 5 jam dengan suhu 70º C, teknik perebusan biji alpukat utuh selama 20 menit, teknik pemblansiran biji alpukat utuh selama 30 menit dengan kondwasi air diganti per 15 menit dan teknik perendaman biji alpukat utuh di dalam air bersuhu ruang selama 12 jam. Positif Positif kuat Flavanoid Positif kuat sekali Triterpenoid Positif kuat sekali Steroid Glikosida organoleptik teh biji alpukat. Pengujian kualitas kimia yang meliputi kadar tanin dan nilai pH dilakukan dengan uji laboratorium, sedangkan pengujian kualitas organoleptik (Alsuhendra dan Ridawati, 2008) yang terdiri dari rasa, warna seduhan dan aroma dilakukan terhadap teh biji alpukat dengan hasil perlakuan. Negatif Positif kuat sekali METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan metode yang terbaik dalam proses pembuatan teh biji alpukat. Penelitian lanjutan dilakukan dengan menguji karakterwastik kimia serta Tabel 2. Karakterwastik teh biji alpukat berdasarkan hasil penelitian pendahuluan Teknik Rasa Warna Aroma Seduhan Pengeringan Sangat Merah Sangat sepat kecoklatan langu Perebusan Sepat Putih Langu bening Pemblansiran Sangat Merah Langu sepat kecoklatan Perendaman Sepat Merah Sedikit kecoklatan langu Berdasarkan keempat percobaan yang telah dilakukan maka dipastikan bahwa pada 35 percobaan keempat adalah metode yang Pembuatan teh biji alpukat dengan teknik perendaman dilakukan 3 perlakuan yang berbeda yaitu 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Semua perlakuan masing-masing diblansir selama 5 menit kemudian dikeringkan dengan oven pengering bersuhu 70ºC selama 5 jam. Hasil pengukuran kadar tanin menunjukkan bahwa kadar tanin tertinggi 14,91 mg/ml pada lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan kadar tanin terendah sebesar 10,71 mg/ml pada lama perendaman biji alpukat selama 12 jam. Biji alpukat yang direndam didalam air dengan waktu yang semakin lama akan semakin rendah kadar tanin yang dikandungnya. Hal ini dwasebabkan kwerena sifat tanin yang dapat larut dalam air, kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Nilai pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Rata-rata Nilai pH teh biji alpukat adalah 5, angka ini menunjukkan teh biji alpukat bersifat asam. Asam pada teh berasal dari asam tanat atau yang dwasebut dengan tanin. Nilai pH teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat yang berbeda cenderung menurun yang berarti semakin lama biji alpukat direndam teh yang dihasilkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek rasa teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam berbeda nyata dengan lama perendaman biji alpukat selama 9 jam dan 12 jam. Hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman biji alpukat selama 6 jam memberi pengaruh yang lebih berbeda berdasarkan aspek rasa teh biji alpukat dibandingkan dengan lama perendaman biji alpukat selama 9 jam dan 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek warna seduhan teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 12 jam berbeda nyata dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan 9 jam. Hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman biji alpukat selama 12 jam memberi pengaruh yang lebih berbeda berdasarkan aspek warna seduhan teh biji alpukat dibandingkan dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan 9 jam. terbaik dalam pembuatan teh biji alpukat. memiliki sifat asam yang semakin tinggi, ini dwasebabkan kwerena tanin yang mudah teroksidasi dengan air panas atau udara dan dengan mudah tanin berubah menjadi asam tanat. Teh biji alpukat dengan nilai pH tertinggi adalah 5,9 pada teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan nilai pH terendah adalah 5,1 pada teh biji alpukat dengan lama perendaman selama 12 jam. Nilai pH teh biji alpukat jika dibandingkan dengan nilai pH minuman teh dalam kemasan yang dijual dipasaran Indonesia tidak jauh berbeda. yaitu antara 4-5 (Purwati, 2011). 16 14 12 10 8 6 4 2 0 14.91 12.12 10.71 Kadar tanin 5.9 5.3 5.1 P1 P2 P3 Nilai pH Gambar 2. Karakterwastik Kimia Teh Biji Alpukat Dengan Lama Perendaman Biji Alpukat Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek aroma teh biji alpukat dengan lama perendaman biji alpukat selama 12 jam berbeda nyata dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam. Lama perendaman biji alpukat selama 9 jam tidak berbeda nyata dengan lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan 12 jam SIMPULAN Terdapat pengaruh lama perendaman biji alpukat selama 6 jam, 9 jam dan 12 jam terhadap kualitas kimia dan organoleptik teh biji alpukat. Hasil pengujian kadar tanin menujukkan bahwa kadar tanin tertinggi 14,91 mg/ml pada lama perendaman biji alpukat selama 6 jam dan kadar tanin terendah sebesar 10,71 mg/ml pada lama perendaman biji alpukat selama 12 jam. Kadar tanin dipengaruhi oleh lamanya perendaman biji alpukat di dalam air. Teh biji alpukat bersifat asam dengan nilai pH tertinggi 5,9 pada lama 36 perendaman biji alpukat selama 6 jam dan nilai terendah 5,1 pada lama perendaman biji alpukat selama 12 jam. DAFTAR PUSTAKA Alsuhendra, dan Ridawati. 2008. Prinsip Analisis Zat Gizi dan Penilaian Organoleptik Bahan Makanan. Jakarta:UNJ Press. Halim, Abdul. 2007. Wasolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Metabolit Sekunder dari Fraksi Diklorometana Biji Alpukat [skripsi]. Jakarta:Fakultas Teknik,Universitas Negeri Jakarta. Handayani, Esti. 2008. Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Metanol Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.) Strain DDY [skripsi]. Jakarta:Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. Purwati. 2012. Analwaswas Kandungan Gula, Derajat Keasaman (pH) DAN Penilaian Organoleptik Produk Minuman Ringan [skripsi]. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.