bab v simpulan dan saran

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dari 6 (enam) variabel independen yaitu ukuran bank, profitabilitas,
jumlah kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris, jumlah rapat
dewan komisaris dan adanya komisaris yang berlatar belakang pensiunan
dari otoritas pengawas perbankan, yang diduga memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko perusahaan (Corporate
Risk Disclosure) pada industri Perbankan, ternyata terdapat 3 (tiga)
variabel
yang
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
pengungkapan risiko perusahaan (Corporate Risk Disclosure). Ketiga
variabel tersebut adalah:
a. Ukuran bank, dimana dalam penelitian ini disimpulkan bagi bank
konvensional yang telah Tbk semakin besar total aset yang dimiliki
maka akan semakin baik skor tingkat pengungkapan risikonya kepada
publik. Hal ini disebabkan karena bank selain ingin menunjukkan
kinerjanya kepada publik juga perlu menunjukkan kinerjanya dalam
mengelola risiko.
b. Profitabilitas dalam penelitian ini menunjukkan memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat risk disclosure (pengungkapan risiko).
93
Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil penelitian yang
diperoleh, ini menunjukkan bahwa naik dan turunnya profitabilitas
perusahaan mempengaruhi tingkat risk disclosure (pengungkapan
risiko). Namun demikian nilai koefiesien regresi yang negatif, perlu
kiranya diteliti lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya, hal ini diduga
terjadi karena penelitian ini dilakukan hanya 2 (dua) periode saja yaitu
2012 dan 2013.
c. Komisaris yang berlatar belakang pensiunan dari otoritas pengawas
perbankan adalah variabel independen baru yang tidak ada dalam
penelitian sebelumnya. Pengawasan atau pengendalian internal oleh
bank adalah penting. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut harus
ditunjang dengan personalia yang memiliki pengetahuan, pengalaman
dan kemampuan dalam hal pengawasan, utamanya pada level
Komisaris atau Direksi. Hal tersebut untuk membantu bank guna
mewujudkan pengawasan dan pengendalian internal yang efektif.
Sejalan dengan hal tersebut maka personalia yang pernah bekerja di
lembaga pengawasan seperti bank sentral memiliki pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan dalam pengawasan perbankan yang
kemudian dapat diimplementasikan dalam proses pengendalian
internal sebuah bank. Hasil penelitian ini mendukung teori tersebut
dimana komisaris yang berlatar belakang pensiunan dari otoritas
pengawas perbankan memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat
risk disclosure (pengungkapan risiko) sebuah bank.
94
2. Dari hasil uji t dengan melihat nilai signifikansi maka dapat disimpulkan
bahwa yang paling berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan
risiko
perusahaan
(Corporate
Risk
Disclosure)
adalah
variabel
profitabilitas dengan nilai signifikansi t sebesar 0,024 dan variabel
independen yang paling tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan risiko perusahaan (Corporate Risk Disclosure) adalah
jumlah anggota dewan komisaris dengan nilai signifikansi t sebesar 0,257.
3. Dari hasil uji F, terbukti bahwa nilai signifikansi F yaitu 0.000 lebih kecil
dari nilai signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05.
Dengan demikian maka seluruh variabel independen dalam penelitian ini
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan risiko perusahaan (Corporate Risk Disclosure) sebagai
variabel dependen.
5.2. Implikasi Manajerial
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel independen
yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko adalah
ukuran bank, profitabilitas dan adanya komisaris yang berlatar belakang
pensiunan dari otoritas pengawas perbankan. Oleh sebab itu bagi otoritas
pengawas perbankan dan pasar modal maka ketiga faktor tersebut perlu
diperhatikan dan dicermati, mengingat hal tersebut ternyata berpengaruh
95
signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko. Sehingga kebijakan
pengawasan dan pengendalian bank dapat diselaraskan dengan hal tersebut.
Sedangkan bagi manajemen perbankan ketiga faktor tersebut harus
dipertimbangkan mengingat bank-bank yang memiliki aset dan profitabilitas
besar serta adanya komisaris yang berlatar belakang pensiunan dari otoritas
pengawas perbankan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko
bank.
Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan risiko adalah jumlah kepemilikan saham, jumlah anggota
dewan komisaris dan jumlah rapat dewan komisaris. Dengan demikian jumlah
ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan risiko. Namun demikian, variabel tersebut tetap perlu menjadi
perhatian karena secara simultan variabel independen tersebut satu sama lain
saling mempengaruhi terhadap tingkat pengungkapan risiko.
Bagi manajemen hasil penelitian ini memperlihatkan pula bahwa
nilai/skor RDS rata-rata 34 bank konvensional yang telah Tbk adalah sebesar
80.79%, sehingga bagi bank yang masih memiliki RDS masih di bawah
tingkat rata-rata harus meningkatkan lagi pengungkapan risikonya kepada
publik. Hal ini selain guna memenuhi ketentuan dari otoritas perbankan dan
pasar modal, juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat khususnya
investor yang melihat bank semakin transparan kepada publik.
96
5.3. Saran
1. Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
OJK memiliki fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan
baik di sektor pasar modal dan perbankan oleh sebab itu sebaiknya penilaian
atas pengungkapan risiko yang diungkapkan oleh bank di monitor dan
dinilai secara khusus. Agar tidak terjadi perbedaan tingkat pengungkapan
yang signifikan antar bank, sebaiknya Bank yang telah Tbk tidak hanya
diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunannya, akan tetapi juga
dievaluasi isi dari laporan tahunan yang telah disampaikan tersebut.
Sehingga poin-poin pengungkapan risiko yang disyaratkan dalam ketentuan
lebih diungkapkan secara komprehensif oleh setiap bank. Selain itu OJK
juga dapat kiranya memasukkan penilaian atas pengungkapan risiko setiap
bank ini ke dalam komponen penilaian tingkat kesehatan masing-masing
bank.
2. Perbankan
Bagi kalangan perbankan kewajiban pengungkapan risiko ini harus
menjadi perhatian serius terlebih bagi bank yang telah Tbk. Dalam
penelitian ini masih ditemui bank yang memiliki nilai skor RDS dibawah
nilai rata-rata 34 bank konvensional yaitu sebesar 80.79%. Dimana pada
tahun 2012 dan 2013 terdapat 23 bank yang memiliki RDS diatas rata-rata
dan 11 bank yang masih dibawah rata-rata.
97
Bagi Perbankan, baik yang telah Tbk maupun yang belum Tbk,
keterbukaan
terutama
dalam
pengungkapan
risiko
adalah
sebuah
keniscayaan. Hal ini disebabkan karena bank dalam berusaha membutuhkan
modal utama yaitu kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan itu dapat
diperoleh jika masyarakat merasa yakin dan percaya akan kemampuan
manajemen dalam mengelola bank tersebut khususnya mengelola risiko.
3. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut, dengan
rekomendasi sebagai berikut:
a. Jumlah sampel Annual Report dalam yang diteliti dapat ditambahkan
dengan Annual Report tahun 2014.
b. Jumlah populasi Bank yang diteliti dapat ditambah dan diperluas dengan
mengikutkan Bank yang belum Tbk dalam penelitian.
c. Menyertakan variabel independen lainnya yang kiranya mempengaruhi
tingkat pengungkapan risiko, selain variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini, seperti misalnya: CAR, Modal Perusahaan, dan
aspek lain dari penerapan GCG yang kiranya berkorelasi terhadap tingkat
pengungkapan risiko perbankan.
98
Download