1 Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN KWH METER

advertisement
Makalah Seminar Tugas Akhir
PERANCANGAN KWH METER DIGITAL
MENGGUNAKAN KWH METER KONVENSIONAL
Pasurono[1], Susatyo Handoko, S.T, M.T[2], Iwan Setyawan, S.T, M.T[2]
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstract :
KWh-meter is an instrument that is used to measure and record consumption of electricity consumed by the customer.
Currently, most of the kWh-meter in a residential area in particular is still a conventional kWh-meter. KWh-meter measuring
instruments has been improved in recent years. This is supported by the developments in the world of digital technology.
Due to conventional kWh-meter limitation and digital information technology progress, as well as to better utilize
exist conventional kWh-meter, we propose an idea to design a development of the conventional kWh-meter by adding some unit
systems, which consist of ATmega8535 microcontroller as system control center, optocoupler sensors to detect disc rotation
kWh-meter, and an LCD as digital display. KWh-meter digital display will make it easy to read and the possibility of errors in
reading/recording of value display in kWh-meter can be minimized.
System testing was done by taking a load on the kWh-meter so that the disc spins and which then reduce the number of
kWh-meter token. Reducing the number of kWh-meter token continues until it requires top-up. The prototype has been able to
run well and is quite stable. Measurement error of 5.14%, occurred possibly error in manual time recording and uncorrected
of kWh-meter setting.
Keywords : KWh-meter, ATmega8535 microcontroller, optocoupler.
I.
kWh-meter konvensional khususnya pada segi
tampilan yang berupa tampilan analog serta pesatnya
teknologi informasi digital. Berdasarkan analisa
tersebut maka penulis mencoba untuk melakukan
penelitian tugas akhir dengan judul “Perancangan
KWH Meter Digital Menggunakan KWH Meter
Konvensional”.
.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mengubah tampilan jumlah (nilai) kWh pada
kWh-meter konvensional yang berupa
tampilan analog menjadi kWh-meter yang
menampilkan jumlah (nilai) kWh dalam
bentuk digital sehingga memudahkan dalam
pembacaannya.
2. Mengubah konsep kWh-meter konvensional
yang menggunakan sistem pascabayar
menjadi kWh-meter yang menggunakan
konsep prabayar, dimana untuk dapat
menggunakan energi listrik harus dilakukan
pengisian sejumlah nilai kWh tertentu
terlebih dahulu.
3. Membuat sebuah sistem kWh-meter yang
secara otomatis dapat memutus suplai daya
dari PLN apabila jumlah token kWh-meter
telah habis (nol).
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
KWh-meter merupakan suatu alat yang
digunakan oleh pihak PLN untuk mengukur dan
menghitung jumlah pemakaian energi listrik yang
dikonsumsi oleh pelanggan (konsumen listrik). KWhmeter yang dikenal umum oleh masyarakat adalah
kWh-meter konvensional (analog). KWh-meter ini
banyak dipakai baik di lingkungan perumahan,
perkantoran maupun industri.
Tampilan nilai dari kWh-meter konvensional
yang masih berupa analog akan menyulitkan
seseorang dalam pembacaannya. Hal ini dapat
menyebabkan
adanya
kesalahan
pembacaan/pencatatan nilai kWh-meter oleh petugas
pencatat nilai kWh-meter. Kesalahan dalam
pembacaan/pencatatan nilai kWh-meter berakibat
dipihak penyedia jasa listrik mengalami kerugian dan
pembukuan yang dilakukan menjadi tidak teratur,
sedangkan dipihak konsumen akan terjadi
ketidaksesuaian antara jumlah rekening yang harus
dibayar dengan pemakaian listrik yang tercatat.
Seiring berkembangnya jaman, bidang
teknologi informasi digital juga berkembang dengan
sangat cepat. Hampir semua aspek kehidupan
tersentuh oleh teknologi informasi digital, termasuk
bidang instrumentasi. Tugas akhir ini dilatar
belakangi oleh dua hal tersebut, yaitu keterbatasan
1
menggerakkan counter penghitung pemakaian energi
listrik.
1.3
Batasan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
penulis memberikan beberapa batasan dalam
pembahasannya, yaitu :
1. Alat dirancang menggunakan kWh-meter
analog 1 fasa 2 kawat.
2. Alat yang dibuat hanya menampilkan data
mengenai informasi sisa jumlah pulsa (unit)
kWh dan informasi jumlah putaran piringan
kWh-meter.
3. Beban yang digunakan dalam pengujian alat
menggunakan beban resistif (bohlam).
4. Tidak membahas TDL (Tarif Dasar Listrik)
dan perhitungan (harga) token listrik
prabayar.
5. Suplai daya untuk rangkaian plant kWhmeter digital ini menggunakan tegangan jalajala PLN 220V AC (sinusoidal murni)
dengan frekuensi 50 Hz.
2.2
KWH Meter Digital PLN
KWh-meter digital PLN menggunakan
system prabayar. Ketika pelanggan resmi menjadi
pengguna kWh-meter digital maka pelanggan akan
mendapat sebuah kartu prabayar (ID Card). Kartu
prabayar selain sebagai nomor identitas pelanggan
prabayar, juga berfungsi sebagai alat transaksi
pembelian energi listrik (token stroom). Pembelian
token stroom dapat dilakukan di kantor pelayanan
PLN terdekat dan di bank yang telah bekerjasama
dengan pihak PLN.
Pengisian ulang pulsa dilakukan dengan cara
memasukkan 20 digit angka yang terdapat pada struk
token stroom. Apabila proses pengisian berhasil maka
sisa pulsa kWh-meter yang masih ada sebelumnya
akan segera ditambahkan dengan jumlah pulsa kWh
yang baru saja diisikan.
II.
2.1
Dasar Teori
KWH Meter Analog
KWh-meter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi listrik. Bagian-bagian utama
dari sebuah kWh-meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, sebuah piringan aluminium,
sebuah
magnet
tetap,
dan
sebuah
gir
mekanik yang
menggerakkan counter untuk
menghitung jumlah energi listrik yang dikonsumsi.
Gambar 2 KWh-meter digital PLN
Gambar 3 Diagram blok kWh-meter digital PLN
Gambar 1 Medan magnet pada kWh-meter
Keluaran dari sensor tegangan dan sensor
arus akan diintegrasikan oleh komponen pengali
(multiplier). Sebelum masuk ADC, keluaran dari
rangkaian pengali akan disearahkan oleh rangkaian
penyearah. Sebuah Analog to Digital Converter
(ADC) berfungsi untuk mengubah sinyal kontinu
(analog) menjadi keluaran diskrit/digital. Komponen
memori berfungsi untuk menyimpan informasi digital
berupa bilangan-bilangan biner, sedangkan indikator
operasi akan memberikan sinyal kasat mata, yang
menunjukan bahwa alat ukur sedang beroperasi.
Output dari rangkaian ADC akan diproses oleh
Arus listrik yang melalui kumparan arus
menimbulkan adanya medan di permukaan kawat
tembaga pada koil kumparan arus. Sebuah piringan
aluminium yang berada pada medan kumparan arus
menyebabkan adanya arus pusar (eddy current) pada
piringan tersebut. Reaksi arus pusar dan medan
kumparan tegangan membangkitkan torsi terhadap
piringan dan menyebabkannya berputar. Kecepatan
putar piringan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus
listrik yang melalui kumparan arus.
Poros yang menopang piringan aluminium
dihubungkan melalui susunan roda gigi untuk
2
mikroprosesor dan hasil akhir dari seluruh proses
kWh-meter elektronik yaitu berupa energi listrik
yang sedang dipakai dan informasi sisa pulsa kWh
akan ditampilkan pada display.
dengan rangkaian output yang menggunakan media
cahaya (opto) sebagai penghubung. Optocoupler
terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver.
2.3
Mikrokontroler AVR ATmega8535
Mikrokontroler adalah IC yang dapat
diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus.
Salah satunya adalah mikrokontroler AVR
ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC
(Reduce Instruction Set Computing) dimana program
berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu
siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi
program.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki
fitur yang cukup lengkap yaitu adanya 32 saluran I/O
(port A, port B, port C, dan port D), ADC internal,
EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog
comparator, port antarmuka SPI dan port USART
untuk komunikasi serial.
(a)
(b)
Gambar 6 (a) Bentuk fisik sensor optocoupler
(b) Rangkaian dasar optocoupler
Transmitter
merupakan
bagian
yang
terhubung dengan rangkaian input, berfungsi untuk
mengirimkan sinyal kepada receiver.
Receiver merupakan bagian yang terhubung
dengan rangkaian output, dan berisi komponen
penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter.
2.4
Rele
Rele berfungsi untuk menghubungkan atau
memutus aliran arus listrik yang dikontrol dengan
memberikan energi listrik pada koilnya. Rele terdiri
dari koil dan kontak.
Konfigurasi dari kontak-kontak rele terdiri
dari normally open (NO) dan normally close (NC).
Kontak normally open akan membuka ketika tidak
ada arus mengalir pada kumparan, tetapi tertutup
secepatnya setelah koil dialiri arus listrik.. Kontak
normally close akan tertutup apabila tidak ada arus
yang mengalir pada koil dan membuka ketika koil
dialiri arus listrik.
2.6
LCD (Liquid Crystal Display)
LCD merupakan penampil dengan sistem
termodul, yang dapat menampilkan karater angka dan
teks (huruf).
Gambar 7 LCD M1632
LCD M1632 merupakan modul LCD matrik
dengan konfigurasi 16 karakter x 2 baris dan terdiri
dari 16 pin, yaitu delapan jalur hubungan data, tiga
jalur hubungan kontrol, 3 jalur suplai daya dan pada
modul LCD dengan fasilitas back lighting terdapat
dua jalur suplai daya untuk back lighting sehingga
LCD ini dapat ditampilkan dalam kondisi cahaya
yang kecil (redup).
Gambar 4 Kontak NC (Normally Close)
Gambar 8 Konfigurasi pin LCD M1632
2.7
Keypad 4x4
Keypad sering digunakan sebagi suatu input
pada
beberapa
peralatan
yang
berbasis
mikroprosessor atau mikrokontroler. Keypad terdiri
dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris
dan kolom. Agar mikrokontroler dapat melakukan
scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit
dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika
low “0” dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris
untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada
Gambar 5 Kontak NO (Normally Open)
2.5
Sensor Optocoupler
Optocoupler
merupakan
komponen
penggandeng (coupling) antara rangkaian input
3
kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak
ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroler akan
melihat sebagai logika high “1” pada setiap pin yang
terhubung ke baris.
2.
3.
4.
5.
(a)
(b)
Gambar 9 (a) Bentuk fisik keypad 4x4
(b) Skema rangkaian keypad 4x4
6.
2.8
Bahasa Pemrograman C
Bahasa C dikatakan sebagai bahasa
pemrograman yang terstruktur, hal ini karena
strukturnya menggunakan fungsi-fungsi sebagai
program-program bagiannya (subrutine). Struktur
penulisan bahasa C secara umum terdiri atas empat
blok yaitu header, program utama, deklarasi
konstanta global atau variabel, dan fungsi atau
prosedur.
7.
8.
9.
3.1.1
2.9
CodeVisionAVR
CodeVisionAVR merupakan salah satu
software compiler yang khusus digunakan untuk
mikrokontroller keluarga AVR. Dari bebarapa
software compiler C, CodeVisionAVR merupakan
yang terbaik jika dibandingkan dengan compiler
yang lain.
III.
3.1
PERANCANGAN ALAT
Perancangan Perangkat Keras
Power
Supply
Gambar 11 Rangkaian suplai daya
Display
(LCD)
Rele
Mikrokontroler
ATmega8535
Rangkaian Suplai Daya
Rangkaian suplai daya yang dibuat terdiri
dari dua keluaran, yaitu 5V DC dan 12V DC.
Keluaran 5V digunakan untuk menyuplai tegangan
ke rangkaian mikrokontroler, sedangkan keluaran
12V digunakan untuk menyuplai tegangan ke rele
12V DC.
PLN
Fuse
pembatas arus sekaligus pengaman bila
terjadi short circuit.
Fuse berfungsi sebagai pengaman apabila
pada rangkaian kontrol terjadi short circuit.
Rele berfungsi sebagai penghubung atau
pemutus aliran listrik dari PLN ke kWhmeter dan beban.
KWh-meter digunakan untuk mengukur dan
menghitung energi listrik yang dikonsumsi
sesuai dengan beban yang dipakai.
Rangkaian power supply berfungsi sebagai
catu daya untuk rangkaian mikrokontroler
dan unit sistem.
Mikrokontroller ATMega8535 berfungsi
sebagai pusat kendali sistem dan diprogram
dengan menggunakan bahasa C embedded.
Sensor optocoupler dipasang sedemikian
rupa pada kWh-meter untuk mendeteksi
putaran piringan kWh-meter.
Keypad digunakan untuk proses isi ulang
pulsa kWh.
LCD berfungsi untuk menampilkan hasil dari
seluruh proses.
Keypad
KWh-meter
3.1.2
Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat
kendali dari seluruh sistem. Port yang digunakan
pada sistem yaitu port B (PB0..PB2, PB4..PB7)
digunakan untuk modul LCD, port C (PC0..PC7)
digunakan untuk mengambil masukan dari keypad,
PD.2 sebagai port masukan dari output sensor
optocoupler, dan PD.3 untuk mengontrol on/off rele.
Sensor
MCB
Beban
Gambar 10 Rancangan plant kWh-meter digital
Penjelasan dari masing-masing blok sistem adalah
sebagai berikut :
1. Listrik dari PLN yang akan dialirkan ke
pelanggan (beban) terlebih dahulu dialirkan
melalui MCB yang berfungsi sebagai
4
Gambar 15 Rangkaian LCD M1632
3.1.6
Rangkaian Rele
Pada perancangan alat digunakan 2 buah rele
yaitu rele 12V DC dan rele 220V AC. Aktifnya rele
12V DC akan mengaktifkan rele 220V AC yang akan
menghubungkan atau memutuskan daya dari PLN ke
kWh-meter dan beban. Hubungan rele yang
digunakan adalah NO (normally open).
Gambar 12 Port mikrokontroler ATMega8535
3.1.3
Rangkaian Sensor Optocoupler
Sensor
optocoupler
berfungsi
untuk
mendeteksi putaran piringan kWh-meter. Output
sensor berupa perubahan logika dari low menjadi
high atau sebaliknya akan dihitung oleh
mikrokontroler sebagai 1 putaran piringan.
Gambar 13 Penempatan sensor optocoupler
3.1.4
Rangkaian Keypad
Gambar 16 Rangkaian rele
3.2
Perancangan Perangkat Lunak
Start
Baca Sisa Pulsa
KWH
Gambar 14 Rangkaian keypad
Sisa = 0 Unit
Pada saat saklar push button ditekan,
rangkaian keypad ini akan mendeteksi perubahan
logika dari high ke low (aktif rendah). Rangkaian ini
terhubung ke PC.0…PC.7 dimana pin-pin kolom
sebagai output dan pin-pin baris sebagai input.
Ya
Nonaktifkan
Relay
Tidak
Tentukan Jenis
Putaran
Jalankan Alat
Baca Jumlah
Putaran Piringan
3.1.5
Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
LCD digunakan untuk menampilkan pilihan
menu, proses isi ulang pulsa, dan menampilkan hasil
akhir dari seluruh proses sistem yaitu berupa jumlah
putaran piringan dan jumlah sisa pulsa (unit) kWh
yang masih bisa digunakan.
Tidak
Jumlah Putaran =
Jenis Putaran
Ya
Pulsa KWH – 1
Jumlah Putaran = 0
Tampilkan ke LCD
Gambar 17 Flow chart program kWh-meter digital
5
Pada saat rangkaian diberi daya listrik maka
sistem akan langsung beroperasi dan membaca
jumlah pulsa kWh-meter. Apabila sistem membaca
jumlah pulsa kWh sama dengan nol, rele akan tetap
off dan sistem berada pada kondisi stand by.
Apabila telah dilakukan pengisian pulsa,
mikro memberikan logika high mengaktifkan
transistor (saturation) sehingga rele on dan daya dari
PLN akan mengalir ke kWh-meter dan beban.
Kemudian sistem akan melanjutkan menghitung
counter (putaran piringan) dan melakukan
pengurangan jumlah pulsa kWh.
Pengurangan jumlah pulsa akan berlangsung
terus menerus sampai jumlah pulsa sama dengan nol
(habis), untuk melakukan penambahan (isi ulang)
pulsa kWh dilakukan dengan menekan tombol isi
ulang (keypad 4x4).
4.4
Pengujian Rangkaian LCD
Rangkaian LCD ini terhubung dengan
mikrokontroler ATMega8535 melalui PB.0...PB.2
dan PB.4…PB.7. Didalam modul LCD M1632 sudah
tersedia mikrokontroler HD44780 sehingga AVR
ATMega8535 tidak perlu lagi mengatur scanning
pada layar LCD. Mikrokontroler hanya mengirim
data-data ASCII yang merupakan karakter yang akan
ditampilkan pada LCD atau perintah yang mengatur
proses tampilan pada LCD saja.
Dari hasil pengujian terbukti bahwa modul
LCD M1632 telah mampu menampilkan setiap
karakter dari penekanan tombol keypad.
4.5
Pengujian Rangkaian Rele
Rele 12V DC dikontrol oleh mikrokontroler
dan aktif apabila mikro memberikan logika high,
yaitu pada saat sisa pulsa kWh tidak sama dengan
nol. Aktifnya rele 12V DC akan mengaktifkan rele
220V AC yang akan menghubungkan daya dari PLN
ke kWh-meter dan beban, dimana hubungan yang
digunakan adalah normally open (NO).
Pengujian rangkaian rele dilakukan dengan
memberikan program pada mikro. Rangkaian rele ini
terhubung dengan PD.3 mikrokontroler. Dari hasil
pengujian terbukti bahwa rangkaian ini telah berjalan
dengan baik.
IV.
4.1
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
Pengujian Rangkaian Suplai Daya
Pengujian dilakukan dengan mengukur
tegangan keluaran menggunakan multimeter pada
masing-masing port keluaran rangkaian. Dari hasil
pengukuran diperoleh tegangan sebesar 4,97V DC
pada port keluaran 5V dan diperoleh tegangan
sebesar 11,96V DC pada port keluaran 12V. Hal ini
menunjukkan bahwa rangkaian power supply ini
telah bekerja dengan baik.
4.6
Pengujian Sistem
Pengujian dilakukan dengan memberi beban
berupa bohlam dengan variasi beban mulai dari
100W sampai 1000W. Data hasil pengujian berupa
waktu yang diperlukan oleh sistem untuk mengurangi
jumlah pulsa kWh-meter sebesar 1 unit dan 2 unit
untuk setiap variasi beban dan jenis putaran yang
dipilih.
Hasil pengujian ini dibandingkan dengan
hasil perhitungan menurut rumus :
W = P x t ……………………………….… (pers 4.1)
Dimana :
W
: Watthour (Wh)
P
: Daya beban (Watt)
t
: Waktu (Jam)
4.2
Pengujian Rangkaian Sensor Optocoupler
Pengujian dilakukan dengan melakukan
mengukur tegangan keluaran pada port keluaran
sensor.
Tabel 1 Tegangan output sensor optocoupler
Kondisi
Vout
Sensor terhalang
4,8 Volt
Sensor tidak terhalang
0,3 Volt
Hasil pengujian membuktikan bahwa
rangkaian sensor telah berjalan dengan baik. Output
dari rangkaian ini yaitu berupa perubahan logika dari
high ke low atau sebaliknya akan menjadi input pada
rangkaian mikrokontroler. Setiap perubahan logika
yaitu dari high ke low atau sebaliknya akan dikenali
oleh mikrokontroler sebagai satu putaran piringan.
Karena
kWh-meter
yang
digunakan
mempunyai spesifikasi 900 putaran per kWh, maka
perhitungan yang dilakukan disesuaikan dengan
spesifikasi tersebut.
4.3
Pengujian Rangkaian Keypad
Pengujian rangkaian keypad dilakukan
dengan penekanan saklar push button pada keypad
dan hasilnya akan ditampilkan pada display LCD
M1632. Rangkaian keypad ini telah berjalan dengan
baik dan sesuai dengan kebutuhan perancangan alat.
6
Tabel 2 Perbandingan waktu hasil pengujian dan
perhitungan untuk W = Wh
Gambar 19 Kurva karakteristik beban terhadap waktu
untuk W = Wh
Dari tabel dan grafik perbandingan hasil
pengujian dan perhitungan di atas terlihat bahwa
sistem telah berjalan dengan baik dan stabil, terdapat
selisih nilai (waktu) yang cukup kecil.
Dari hasil pengujian terlihat bahwa dengan
beban yang semakin besar maka waktu yang
diperlukan untuk menghabiskan pulsa kWh (unit)
semakin sedikit. Hal ini karena dengan semakin besar
beban maka putaran piringan kWh-meter semakin
cepat.
Dari hasil pengujian dan hasil perhitungan
diperoleh selisih (error) sebagai berikut :
Gambar 18 Kurva karakteristik beban terhadap waktu
untuk W = Wh
Tabel 4 Selisih (error) antara hasil perhitungan dengan
pengujian
Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa
sistem berjalan dengan baik dan stabil, terdapat
selisih antara data hasil pengujian dengan data hasil
perhitungan, tetapi nilainya cukup kecil.
Beban
(Watt)
100
Tabel 3 Perbandingan waktu hasil pengujian dan
perhitungan untuk W = Wh
Error (%)
Jenis
Jenis
Putaran 1 Putaran 2
5,06
2,49
200
5,55
3,5
300
7,05
3,97
400
5,9
6,25
500
8,38
7
600
8,4
6,9
700
7,01
5,24
800
6,8
5,8
900
1,12
1,57
1000
3
1,75
Prototype sistem cukup stabil, namun dari
seluruh hasil pengujian apabila dibandingkan dengan
hasil perhitungan terdapat error (kesalahan) rata-rata,
yaitu sebesar 5,14 %. Kesalahan ini terjadi karena
kalibrasi kWh-meter yang kurang baik (penempatan
piringan kWh-meter) dan respon penekanan stopwatch yang kurang tepat untuk pengukuran waktu
setiap pengurangan jumlah token kWh-meter.
7
V.
5.1
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat hingga pengujian
dan pembahasan maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. KWh-meter konvensional dapat diubah
menjadi
kWh-meter
digital
dengan
menambahkan beberapa rangkaian kontrol
dan unit sistem berupa mikrokontroler
ATMega8535 sebagai pusat kendali sistem,
sensor optocoupler untuk mendeteksi putaran
piringan kWh-meter, LCD sebagai display
dan keypad 4x4 untuk proses isi pulsa kWh.
2. Sensor optocoupler mampu mendeteksi
putaran piringan kWh-meter analog dengan
baik.
3. Logika yang dihasilkan oleh output dari
optocoupler
akan
dikirimkan
ke
mikrokontroler dimana setiap perubahan
logika high (1) menjadi low (0) dihitung oleh
mikrokontroler sebagai 1 putaran piringan.
4. Pada mikrokontroler ATMega8535 terdapat
EEPROM yang dapat mempertahankan data
meskipun terjadi pemutusan catu daya.
5. Dari hasil pengujian terlihat bahwa prototype
sistem cukup stabil, namun dari seluruh hasil
pengujian apabila dibandingkan dengan hasil
perhitungan terdapat error sebesar 5,14 %,
hal ini karena kalibrasi kWh-meter yang
kurang baik (penempatan piringan kWhmeter) dan respon penekanan stop-watch
yang kurang tepat untuk pengukuran waktu
setiap pengurangan jumlah token kWh-meter.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nishino. O, Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Listrik, Cetakan Pertama, Jakarta : PT Pradnya
Paramita, 1974.
[2] Amirrudin. A, Sistem Hardware KWH Meter
Prabayar PT. PLN UPJ Jatiwangi, Laporan
Kerja Praktek, Universitas Komputer Indonesia,
2009.
[3] Wardhana. L, Belajar Sendiri Mikrokontroler
AVR Seri ATmega8535, Yogyakarta : Penerbit
Andi, 2006.
[4] Heryanto. M. Ary, Adi. Wisnu. P,
Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
ATmega8535, Yogyakarta : Penerbit Andi,
2008.
[5] Kilian. Cristopher. T, Modern Control
Technology, West Publishing Co, 1996.
[6] Malvino, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi III,
Jilid 1, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum,
1985.
[7] Datasheet LCD LM1632.
[8] Solichin. A, Pemrograman Bahasa C dengan
Turbo C, Artikel IlmuKomputer.com, 2003.
[9] ---, CodeVisionAVR User Manual, Version
2.05.3, HP Info Tech. 2008.
BIOGRAFI PENULIS
Pasurono (L2F006069)
Dilahirkan di Kebumen, 25
Agustus
1988,
menempuh
pendidikan di SD 1 Pagedangan,
SMP 1 Kutowinangun, SMA 1
Kutowinangun, dan saat ini
sedang melanjutkan studi S1 di
jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
Semarang angkatan 2006 dengan
konsentrasi Teknik Energi Listrik.
5.2
Saran
Setelah melakukan penelitian, diperoleh
beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :
1. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
dengan membandingkan hasil perancangan
alat pada tugas akhir ini dengan salah satu
jenis kWh-meter prabayar PLN.
2. Penambahan timer untuk pengukuran waktu
setiap pengurangan jumlah pulsa kWh akan
mendapat data yang lebih akurat.
3. Penelitian dapat dilakukan dengan berbagai
macam jenis beban yaitu beban induktif,
kapasitif, dan kombinasi dari kedua jenis
beban tersebut.
Mengetahui dan mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Susatyo Handoko,ST, MT Iwan Setyawan, ST, MT
NIP.
NIP.
197305262000121001
197309262000121001
Tanggal: Februari 2013 Tanggal: Februari 2013
8
Download