25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Usaha Jaya Printing Garment bergerak di bidang industri pakaian jadi yang dirintis sejak tahun 1997. Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu oleh istrinya. Usaha berbentuk perusahaan perseorangan dengan sistem manajemen yang sederhana dimana seluruh tanggung jawab dan pengendalian usaha ditangani langsung oleh pemilik beserta istrinya. Sampai saat ini usaha berkembang dengan baik dan telah mampu bertahan ditengah persaingan usaha yang cukup ketat serta kondisi perekonomian global yang memburuk di tahun 2008 dan 2009 dimana banyak perusahaan sejenis yang gulung tikar. Perusahaan ini adalah salah satu yang bertahan. Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak, kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang perdagangan pakaian yang diimpor dari China dengan nama “Toko Indanno” yang berlokasi di Pasar Metro Tanah Abang. Usaha tersebut telah berjalan sejak pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Ekspansi usaha dilatar belakangi adanya CAFTA yang membuat pasar di Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat beralih menggunakan produk dari China yang relatif murah, berkualitas cukup baik dan model yang lebih beragam, segmen pasar inilah yang ingin dibidik oleh Jaya Printing Garment. Sejak pertama kali dikembangkan usaha berjalan dengan cukup baik, namun pemilik mempunyai permasalahan dalam hal memperoleh persediaan karena saat ini pembelian dilakukan langsung di China dengan sistem pembayaran tunai di awal. Hal ini menyebabkan persediaan yang ada jumlahnya sangat sedikit mengingat adanya keterbatasan modal. 26 Permohonan modal kerja ini akan dipergunakan untuk mengembangkan usaha perdagangan pakaian impor yaitu untuk menambah jumlah persediaan produk China sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Lokasi usaha saat ini berada di beberapa tempat antara lain : - Jl. Wader No.24-25, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang berstatus milik sendiri. Lokasi ini digunakan untuk tempat usaha sekaligus tempat tinggal. - Jl.Moa No.51, Pejagalan, Penjaringan, Jakut yang berada di belakang bangunan Jl. Wader No.24-25 yang merupakan milik kerabat pemilik. - Jl. Rosela 1 Blok B No. 63, Jelambar, Jakarta Barat yang berstatus sewa. Lokasi ini digunakan sebagai tempat sablon. - 1 unit kios yang berada di Pasar Metro Tanah Abang lantai 1 Blok B No. 26 yang berstatus sewa. Tempat ini digunakan untuk menjual pakaian impor. B. Hal yang Dikaji 1. Aspek operasional a. Sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki cukup menunjang kelancaran usaha, terdiri dari workshop, gudang, inventaris kantor, listrik, air, telpon dan sarana lainnya, antara lain: - 1 unit mobil box, 1 unit mobil Fortuner dan 1 unit mobil CR-V. - Mesin-mesin terdiri dari 50 unit mesin jahit, 40 mesin obras, 3unit mesin bordir dengan sistem komputer, 4 unit mesin cam, 1 unit mesin karet, 1unit mesin lubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing. - Seluruh sarana usaha yang dimiliki masih layak dipakai. b. Proses dan kapasitas produksi Proses produksi terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Tahap Pra Produksi Tahap pra produksi dimulai dari pembuatan design oleh bagian design. Untuk mengetahui design yang up to date, pemilik selalu mencari informasi tentang perkembangan mode, misalnya melalui 27 majalah. Selanjutnya dibuatkan contoh untuk design tersebut. Contoh akan dikirim kepada agen penjual, apabila tersebut disetujui maka akan ditentukan jumlah yang harus diproduksi. Setelah itu pemilik akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung lainnya. Pembelian secara tunai atau DP dan sisanya kredit dengan jangka waktu sampai 1 bulan. Pembayaran secara tunai akan mendapat potongan harga sampai dengan 5%. Gambar 3. Tahapan proses pra produksi Pengadaan bahan baku disupply oleh beberapa pemasok antara lain Parisma, Pratama, Herotex, PT. Sinar Bumi Khatulistiwa, Bintang Terang dan Karina Knitting. Hubungan bisnis ini telah berjalan lebih dari 5 tahun dan sampai saat ini masih berjalan lancar dan baik. Pengangkutan bahan baku dikirim langsung oleh supplier ke tempat usaha. Manajemen persediaan dilakukan dengan cukup baik dengan menggunakan sistem manual (kartu kontrol). 2) Tahap Produksi Tahap produksi dimulai dengan pembuatan pola sesuai dengan ukuran yang dikehendaki yang dilanjutkan dengan pemotongan bahan. Setelah bahan dipotong akan dilakukan sablon dan atau bordir pada bahan yang telah dipotong sesuai dengan design yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu kain yang telah disablon dan atau bordir akan dijahit. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang kancing serta pemasangan kancing. Kemudian dilakukan finishing yaitu dengan membersihkan sisa-sisa benang, setrika dengan menggunakan setrika 28 uap, dan pemasangan tag merk. Setelah itu produk akan dipacking dan siap untuk didistribusikan. Gambar 4. Tahapan proses produksi Kapasitas produksi yang dihasilkan per hari sebanyak +200 lusin. Saat ini kapasitas mesin terpakai saat ini sudah 90% (Tabel 3), dimana 1 Shift dimulai pukul 08.00 – 20.00 wib). Tabel 3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi Jumlah Mesin (unit) Kapasitas/unit/hari (lusin) Total Kapasitas (lusin) % Mesin terpasang 50 5 250 100% Mesin terpakai 45 5 225 90% Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar. c. Sumber daya manusia Perusahaan dengan nama badan Jaya Printing Garmen memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan pembagian kerja yang jelas dan penempatan posisi pegawai sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Namun untuk pengambil keputusan, pengawas keuangan, pengendalian usaha dan pencatatan administrasi masih ditangani sendiri dan istri. 29 Jumlah karyawan yang ada sebanyak 80 orang yang terdiri dari bagian design, bagian potong, bagian jahit, bagian sablon, bagian bordir, bagian finishing dan bagian packing. Sistem pengupahan adalah sistem pengupahan harian dimana uoah dibayarkan setiap satu minggu sekali. Selama ini kredibilitas manajemen debitur dinilai cukup baik karena pemilik dikenal cukup baik karakter dan integritasnya, serta cukup terbuka dalam menjelaskan kondisi usahanya dan cukup kooperatif dalam memberikan data-data keuangan. Selain itu juga mempunyai citra yang positif di mata pemasok dan pelanggannya. Namun hingga saat ini pembinaan kader belum dilakukan dengan serius dikarenakan putra pertama masih duduk di bangku kuliah serta umur pemilik dan istri yang masih dalam usia produktif, yaitu 54 dan 44 tahun. d. Keuangan Berdasarkan analisis past performance dan hasil proyeksi, dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan (Tabel 4) berdasarkan kriteria berikut : Rasio Likuiditas 1) CR rata-rata perusahaan di atas CR minimal yang disyaratkan dan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh aset lancar. CR 2010 sebesar 9,26x meningkat dibanding periode Desember 2009 sebagai akibat meningkatnya harta lancar perusahaan dan menurunnya hutang lancar. Harta lancar mayoritas terdistribusikan ke dalam piutang dan persediaan, hal ini dikarenakan ada peningkatan jumlah produksi dan adanya pembelian persediaan dalam jumlah cukup besar sebagai antisipasi adanya kenaikan harga. 2) Quick Ratio 2010 sebesar 4,20x meningkat dibanding periode Desember 2009 karena adanya peningkatan piutang. Dengan nilai QR sebesar 4,20x, artinya di luar persediaan barang yang mungkin masih jauh dari tunai, setiap Rp.1 Kewajiban Lancar dijamin oleh Aktiva Lancar sebesar Rp.4,20,-. 30 Tabel 4. Kinerja keuangan perusahaan 31-12-2008 TANGGAL/BULAN/TAHUN 30-12-2009 31-12-2010 RASIO LIKUIDITAS RASIO LIKIDITAS CURRENT RATIO (X) 3.92 4.31 CURRENT RATIO QUICK RATIO (X) 1.91 2.01 QUICK RATIO RASIO LEVERAGE RASIO LEVERAGE DER (TOTAL LIABILITY/MODAL) (X) 0.21 0.18 0.16 LONGTERM LEVERAGE (LT.DEB/MODAL) (X) 0.00 0.00 0.07 RASIO CASH FLOW RASIO CASH FLOW EBITDA : TOTAL DEBT (%pa) 133.08% 134.65% EBITDA : INTEREST (%pa) 754.77% 755.44% DSC (EAT + BUNGA) : (ANGSURAN + BUNGA) (X) 5 5 PROFITABILITAS EBITDA : INTEREST 3 PROFITABILITAS PROFIT MARGIN (EAT : PENJUALAN BERSIH) (%pa) 10.58% 9.58% ROE (EAT : MODAL) (%pa) 16.44% 14.05% PERTUMBUHAN TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH 117.36% 7.19% ROE (EAT : MODAL) PERTUMBUHAN (%pa) 12.55% 1.66% 1.75% EFISIENSI EFISIENSI LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG (Hari) 66 63 81 LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN (Hari) 87 87 102 CAPACITY CAPACITY TANGIBLE NET WORTH (Rp.Jt) 8.087.526 8.711.734 9.465.695 MODAL KERJA NETTO (Rp.Jt) 5.043.710 5.164.975 6.532.340 Rasio Solvabilitas DER rata-rata perusahaan masih dibawah DER maksimal yang disyaratkan yaitu 2,10 x. DER semester 2010 sebesar 0.16x. Hal ini merepresentasikan bahwa modal usaha yang bersangkutan masih mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 31 Rasio Coverage 1) EBITDA/DEBT 2010 sebesar 117,36% menurun jika dibanding Desember 2009 dikarenakan meningkatnya HPP pada tahun 2010. Peningkatan HPP ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku. 2) EBITDA/interest 2010 sebesar 1450,53%, meningkat dibandingkan tahun 2009 dikarenakan switching fasilitas kreditnya. 3) DSC 2010 sebesar 3 yang berarti kemampuan membayar kewajiban (bunga dan pokok) bisa dipenuhi sebanyak 3 kali dari EAT ditambah bunga (pendapatan bersih ditambah bunga). Rasio Profitabilitas 1) Profit Margin 2010 menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga bahan baku sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan profit margin supaya tetap bisa bersaing di pasar dan menambah volume penjualan untuk tetap meraih keuntungan. 2) ROE perusahaan 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 9,87%. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya profit margin yang diambil oleh perusahaan. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan pada 2010 meningkat 1,75% dibandingkan dengan 2009. Hal ini lebih disebabkan karena ada peningkatan permintaan dari pelanggan exisiting. Rasio Aktivitas 1) Lama tertagih piutang 2010 terlihat semakin lama, yaitu menjadi 81 hari. Namun hal ini dinilai masih wajar karena masih berada dalam batas ketentuan pembayaran piutang yang ditentukan, yaitu selama 90 hari. 32 2) Lama pengendapan persediaan terlihat semakin lambat yaitu menjadi 102 hari. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian persediaan di awal sebagai antisipasi adanya kenaikan harga kain. Modal Kerja Netto 1) Tangible Net Worth 2010 mengalami peningkatan karena bertambahnya laba dan perolehan proceed tahun berjalan. 2) Modal kerja Netto (NWC) tahun 2009 dan 2010 tidak meningkat sebesar laba yang diperoleh karena adanya prive. Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan gejala positif yang akan terjadi di periode selanjutnya. Proyeksi Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode Cash Flows dengan asumsi : - Penjualan tahun 2011 diperkirakan akan meningkat sebesar 20%. Asumsi ini dibuat dengan pertimbangan bahwa penjualan dari industri pakaian jadi tetap sedangkan penjualan dari perdagangan pakaian jadi meningkat 100% seiring adanya tambahan modal untuk pembelian persediaan. Pertumbuhan penjualan tahun kedua disumsikan meningkat 10% dan tahun ketiga sebesar 5% serta tahun keempat dan kelima diasumsikan sama dengan tahun ketiga dengan pertimbangan pertumbuhan penjualannya relatif stabil. - Proporsi penjualan tiap bulannya diasumsikan berdasarkan siklus permintaan. Permintaan akan meningkat terutama menjelang hari raya idul fitri dan natal. - Rata jumlah persediaan barang tahun 2011 diperkirakan sama dengan periode sebelumnya. - HPP sebesar 76.5% yang diasumsikan meningkat dari periode tahun 2010. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga bahan baku kain. - Biaya umum dan operasional meningkat menjadi sebesar 10%. Asumsi kenaikan ini dengan pertimbangan adanya kenaikan tariff dasar listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan UMR. 33 e. Aspek pengembangan usaha Pembelian barang untuk usaha perdagangan pakaian impor dilakukan langsung di China. Kurang lebih setiap 2 bulan sekali pemilik datang ke China sehingga pemilihan model pakaian dilakukan langsung. Rata-rata sekali pembelian sebesar Rp 100 juta dan dibayar secara tunai. Pengiriman barang diserahkan sepenuhnya kepada jasa ekspedisi, sehingga perusahaan tidak perlu mengurus dokumen-dokumen berkaitan dengan import. Pengiriman barang biasanya memakan waktu kurang lebih satu bulan. f. Aspek Pemasaran 1) Sistem Distribusi, Pelanggan dan Syarat Penjualan Pemasaran produk dilakukan dengan memakai sistem agen/ penampung. Perusahaan menjual produknya kepada agen/penampung dan agen inilah yang akan mendistribusikan produk kepada para pedagang. Rata-rata pelanggan adalah pedagang pakaian yang menjual kembali baik secara eceran maupun secara grosir. Daerah pemasaran meliputi seluruh wilayah Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain baju tidur anak-anak, baju tidur dewasa, kaos oblong dewasa, kaos oblong anak-anak, baju kaos untuk promosi, jasa sablon, serta jasa border. Gambar 5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment Kualitas dari produk yang diproduksi cukup baik dan diakui oleh pelanggannya. Harga produk berkisar Rp. 400.000,- s/d Rp. 500.000,per lusin. Syarat pembayaran sebagian besar dilakukan secara kredit dengan jangka waktu 1-3 bulan. Piutang yang ada seluruhnya merupakan piutang lancar. Pola/sifat permintaan relatif stabil dan bersifat repeat order, karena pelanggan rata-rata merupakan pedagang lama di Pasar Tanah Abang dan 34 mereka secara kontinu melakukan order untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Namun ada permintaan pada bulan-bulan tertentu yang relatif lebih banyak yaitu beberapa bulan menjelang lebaran, akhir tahun dan liburan sekolah. Daya beli pelanggan juga cukup baik dapat terlihat dari pemenuhan kewajiban pembayaran selama ini dengan rata-rata piutang 1-3 bulan. Pada tahun 2010 dominasi pemasaran dikirim ke Solo melalui agen mereka yang kemudian akan dijual secara grosir kepada penjual di sekitar Solo. Untuk penjualan ke daerah Sumatera terutama ke Lampung saat ini, jumlah pemasaran masih sedikit, karena belum lama berjalan. Beberapa pelanggan saat ini adalah pedagang di Tanah Abang antara lain Toko Surya Busana, Toko Fallen Timber, dan Toko Allycia. 2) Posisi Persaingan Persaingan usaha cukup ketat, dimana di kawasan tempat usaha terdapat beberapa usaha sejenis, namun jenis produk dan pelanggan yang dilayani berbeda-beda. Persaingan masih dapat diatasi dengan berbekal kreativitas dalam membuat desain pakaian yang disesuaikan dengan segala sesuatu yang sedang digemari pasar saat ini. Pengalaman menjalankan bisnis selama +13 tahun ini cukup membantu dalam mengatasi persaingan usaha yang semakin ketat. 3) Prospek Usaha Prospek usaha kedepan dinilai masih cukup baik, mengingat produk yang ditawarkan adalah kebutuhan utama (sandang). Meskipun persaingan cukup ketat namun telah memiliki pelanggan tetap dan merupakan pemain cukup lama dan cukup menguasai bisnis. Selain itu potensi pasar untuk pakaian anak-anak dan dewasa dari bahan kaos dengan segmen pasar menengah kebawah yang dibidik masih cukup terbuka, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pusat perbelanjaan yang semakin eksis dan baru, baik di Jakarta maupun di daerah lain. Hampir disetiap pusat perbelanjaan terdapat pakaian yang diproduksinya, hal ini menunjukkan pasar untuk produk yang dihasilkan masih terbuka. 35 Realisasi pencapaian omset perusahaan dari tahun 2008-2010 terus mengalami peningkatan (Tabel 5). Tabel 5. Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp) Des 2008 Rp.12.565,00 Rp 1.047,08 Pertumbuhan (%) 10,5 Des 2009 Rp.12.774,15 Rp.1.064,51 1,66 Des 2010 Rp.12.997,69 Rp.1.083,17 1,75 Tahun Realisasi Omset Omset/bulan Realisasi penjualan tahun 2010 sebesar Rp. 1.064,51 juta atau atau 97,15% dari target penjualan ditetapkan Rp. 1.095,75 juta per bulan dengan pertumbuhan naik hanya 1,66%, hal ini dikarenakan adanya krisis global, sehingga menyebabkan omset penjualan relatif stabil dibandingkan dengan tahun 2008 selain itu tingkat persaingan saat ini sangat ketat. 2. Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal Hasil identifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan alternatif strategi. 1) Kekuatan a. Tenaga kerja Secara konseptual, seorang pekerja dalam perusahaan yang memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak diwujudkan. Fadhilah (1997) mengemukakan lima ciri atau karakteristik yang melekat dalam diri orang yang mempunyai kompetensi tinggi, yaitu (1) Bersifat terbuka, (2) Siap menerima kritik, (3) Tanggap terhadap perubahan serta kemajuan ilmu dan teknologi, terutama yang berkaitan dengan bidang keahliannya, (4) Berpikir obyektif rasional dan (5) Bersedia mengabdikan keahliannya untuk kepentingan umum. 36 b. Mutu produk Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006). Menghasilkan produk bermutu merupakan langkah awal dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Mutu produk yang dihasilkan sudah diakui pelanggan cukup baik. c. Pengalaman berusaha Perusahaan yang telah dirintis sejak 1997 ini, dapat dikatakan telah memiliki pengalaman berusahan yang cukup lama. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dapat bertahan dan survive hingga saat ini merupakan bukti nyata ketangguhan perusahaan dalam menjalani usaha. Dengan kemampuan berusaha ditambah dukungan fasilitas yang semakin lengkap, lebih memberikan kemudahan dalam mengembangkan usahanya. d. Loyalitas karyawan Aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari organisasi tersebut. Menurut Simamora (2004), bagaimanapun perusahaan memiliki keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan laba usahanya tanpa adanya komunitas karyawan kompeten yang berdedikasi tinggi terhadap terhadap keinginan perusahaan. Salah satu penyebab tingginya loyalitas karyawan adalah sistem kompensasi manajemen perusahaan yang baik sehingga karyawan mendapat kepuasan kerja. e. Ketersediaan bahan baku Dalam memenuhi bahan baku produksi, hingga kini perusahaan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan perusahaan telah menjalin hubungan baik dengan para suppliernya. 37 2) Kelemahan a. Manajemen bersifat kekeluargaan Sifatnya kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga yang lain. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas dan hanya menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan perusahaan, bahkan dapat menyebabkan berhentinya perusahaan. b. Tenaga pemasaran Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran Jaya Printing Garment saat ini masih dilakukan langsung oleh pemilik langsung dan menganggap masih belum perlu, mengingat posisi perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka secara individual pertumbuhannya. memberikan kontribusi kesuksesan dan Untuk itu, kedepannya pemilik harus mencari dan menempatkan pegawainya sebagai staf khusus dalam bagian pemasaran, Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang. Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran. Konsumen memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka. Jika perhatian pada makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian konsumen terhadap kompetisi itu. 38 c. Modal usaha Industri TPT merupakan industri padat karya, dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang efisien dan tinggi biaya. Selama ini biaya pengembangan usaha dan permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya tinggi. d. Promosi Konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu bisnis bisa survive atau tidak. Promosi merupakan sebuah aktifitas menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Boyd et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu perusahaan antara lain penggunaan iklan baik media cetak maupun elektronik, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri dalam aktivitas promosi dirasa belum maksimal. Kegiatan promosi yang telah dilakukan berupa penjualan produk langsung. 3) Peluang a. Kapasitas produksi Kapasitas produksi yang terpakai perusahaan saat ini sebesar 90%, sehinga tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan kapasitas yang ada untuk meningkatkan hasil produksinya. b. Pangsa pasar Pangsa pasar merupakan besarnya bagian pasar yang dikuasai suatu perusahaan. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe 39 pelanggan dan teknologinya. Hingga saat ini pangsa pasar difokuskan untuk kalangan menengah ke bawah. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa peluang untuk mengembangkan produksi masih cukup besar. Bila perusahaan mampu memenangkan persaingan dengan industri sejenis, dengan kemampuan berproduksi dan pengalaman berusahan yang cukup lama, kesempatan merebut pasar masih terbuka lebar. c. Kemajuan teknologi Salah satu sumber utama perubahan yaitu teknologi, karena dengan itu akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Dalam kaitannya dengan proses produksi, perubahan ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi dan produk perusahaan. Namun demikian, perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil dan tujuan perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi yang besar bagi keberadaan perusahaan. Faktor teknologi turut membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional seharihari seperti mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan mutu produksi. Peluang yang tidak terbatas dari perubahan teknologi menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri saat ini telah memiliki mesin-mesin produksi modern yang siap dioperasikan dalam rangka pemenuhan pangsa pasar yang masih terbuka. Dengan begitu, selain dapat meluaskan pangsa pasar, dukungan dan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan akan dapat ditingkatkan. d. Demografi dan sosial Arus informasi yang semakin cepat dan global akibat berkembangnya teknologi informasi menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat lebih mengutamakan hal-hal yang praktis, temasuk dalam memilih pakaian. Produk lokal dengan segala kelebihannya merupakan pilihan terbesar saat ini. 40 e. Diversifikasi produk Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Pakaian jadi yang dimaksud adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (tshirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya. Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2001). Pengembangan produk baru atau modifikasi produk merupakan peluang bagi Jaya Printing Garment untuk menghadapi persaingan usaha sejenis. 4) Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis Banyak perusahaan garmen sejenis dengan Jaya Printing Garment dengan mengambil sementasi pasar dan target yang sama. Kondisi ini menumbuhkan persaingan yang semakin ketat dan bila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin perusahanaan akan menutup kegiatan produksinya. b. Daya tawar menawar Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam produk sejenis menyebabkan persaingan semakin ketat, baik dalam merebut pasar maupun dalam persaingan dalam pemenuhan bahan baku. Oleh karena itu, pemasok bahan baku memiliki peran penting dalam tingkat persaingan perusahaan, sehingga bargaining position para pemasok bahan baku semakin tinggi dan strategis. Begitupula dengan beragam produk yang dihasilkan, akan mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Kekuatan tawar menawar 41 konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu mengatasi persaingan. c. Perusahaan pendatang baru Industri garment dapat dimasuki oleh siapa saja. Selain itu, pangsa pasar industri garment dan pakaian jadi dapat dikatakan masih cukup luas, terlihat dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi, yang berbanding lurus dengan kebutuhan akan pakaian, sehingga akan terus mengalami peningkatan. Kondisi ini membuka peluang bagi perusahaan baru untuk mencoba masuk dengan menawarkan produk yang lebih bervariasi dan harga yang relatif bersaing. Dapat dikatakan, tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar akan semakin tinggi. d. Kondisi ekonomi dan politik Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja suatu industri. Faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi dan langkah perusahaan, dimana kesehatan suatu industri turut mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi. Perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan maupun kegiatan ekspor dan impor. e. Kebijakan pemerintah Sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina (CAFTA), cukup banyak mengganggu kinerja industri dalam negeri khususnya garment. Pemerintah dengan kebijakannya mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan/industri. Dengan dibukanya arus globalisasi, banyak produk import yang mempunyai harga pokok jauh lebih murah tidak bisa disaingi oleh produk domestik. 42 3. Perumusan Strategi Pemasaran a. Analisis Matriks IFE dan EFE Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman eksternalnya. 1) Matriks IFE Faktor yang menjadi kekuatan utama Jaya Printing Garment adalah tenaga kerja dengan bobot sebesar 0,139 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor 0,556. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah mutu produk (0,500), ketersediaan bahan baku (0,472), loyalitas karyawan (0,444), dan pengalaman berusaha (0,292). Kelemahan utama adalah tenaga pemasaran dengan bobot sebesar 0,097 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,097. Secara lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks IFE Jaya Printing Garment FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Fasilitas penunjang D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Perusahaan keluarga G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL Bobot (a) 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000 Rating (b) 4,000 4,000 3,000 4,000 4,000 2,000 1,000 2,000 1,000 Skor (axb) 0,556 0,500 0,292 0,444 0,472 0,208 0,097 0,222 0,097 2,889 43 Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor sebesar 2,889, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal. 2) Matriks EFE Kemajuan teknologi merupakan peluang utama Jaya Printing Garment dengan bobot 0,117 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor sebesar 0,467. Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,078 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,078 (Tabel 7). Tabel 7. Matriks EFE Jaya Printing Garment FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan social E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL Bobot (a) 0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000 Rating (b) 4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 1,000 1,000 1,000 2,000 1,000 Skor (axb) 0,422 0,422 0,467 0,311 0,300 0,111 0,117 0,094 0,189 0,078 2,511 Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh negatif dari lingkungan eksternalnya. b. Analisis Matriks IE Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai 44 matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar 2,889 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511. Dengan demikian posisi perusahaan terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingannya yang berada pada sel V, selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6. Total Skor Faktor Strategi Eksternal Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat 4,0 Tinggi Rata-rata 3,0 Lemah 1,0 2,0 I II III IV V VI VII VIII IX 3,0 Menengah 2,0 Rendah 1,0 Gambar 6. Matriks IE Jaya Printing Garment c. Analisis Matriks SWOT Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pencocokan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE, maka dapat disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil analisis 45 Tabel 8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment Kekuatan (S) Faktor Internal 1. Tenaga kerja 2. Mutu produk 3. Pengalaman berusaha 4. Loyalitas karyawan Faktor Eksternal 5. Ketersediaan bahan baku Peluang (O) Strategi S-O 1. Kapasitas produksi 2. Pangsa pasar 3. Kemajuan teknologi 4. Demografi dan sosial 5. Diversifikasi produk Ancaman (T) - - Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5; O2,O4,O5) Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3) Strategi S-T 1. Keberadaan perusahaan sejenis 2. Daya tawar menawar 3. Perusahaan pendatang baru 4. Kondisi ekonomi dan politik 5. Kebijakan pemerintah - - Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3;T1,T3) Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3) Kelemahan (W) 1. Manajemen bersifat kekeluargaan 2. Tenaga pemasaran 3. Modal usaha 4. Promosi Strategi W-O - Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W1,W3; O1,O2,O3,O5) - Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5) Strategi Kekuatan-Peluang (SO) 1. Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5; O2,O4,O5) Kondisi pasar yang semakin kompetitif saat ini, untuk mencari keuntungan kompetitif tidak hanya dengan memperluas pengembangan usaha, menjaga bagi kelangsungan hidup perusahaan lebih penting. Komunikasi yang baik dan tidak membuat catatan hitam sangat penting dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan stakeholder. Selain itu, sistem pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku agar terjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan. 46 Memberikan perlakuan istimewa terhadap seluruh pelanggan, serta bersikap jujur dan adil dalam menjalankan transaksi jual-beli, merupakan nilai tambah yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan. Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pelanggan, memungkinkan menarik konsumen lain untuk menjadi mitra bisnis. 2. Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3) Hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk Jaya Printing Garment cukup baik dibanding perusahaan sejenis karena produk yang dihasilkan terlihat sudah berada di hampir setiap toko/departemen store yang ada di kota-kota besar. Dengan pengalaman usaha dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun ketersediaan bahan baku, serta dukungan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka peningkatan daya saing. Strategi Kelemahan-Peluang (WO) 1. Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W3; O1,O2, O3,O5) Dengan dukung teknologi yang semakin modern, memungkinkan perusahaann dapat meningkatkan kapasitas produksinya, karena saat ini kapasitas produksi yang dihasilkan sekitar 90%. Namun demikian, peningkatan produksi harus tetap menjaga mutu produk dan spesifikasi sesuai yang diharapkan konsumen, berbeda dengan produk pesaingnya. 2. Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Peningkatan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta variasi produk, dapat menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan produk di pasaran. Untuk mengantisipasi persaingan dengan pemain lama maupun baru, peningkatan kegiatan promosi merupakan suatu keharusan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dan produk tetap eksis di pasaran. 47 Strategi Kekuatan-Peluang (WO) 1. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3; T1,T3) Kekuatan dalam hal tenaga kerja dimiliki, kualitas produk dan didukung pengalaman berusaha, memungkinkan perusahaan Jaya Printing Garment melakukan inovasi baru dan berkreativitas dalam menciptakan desain produk baru. Pengembangan produk juga dalam rangka memperpanjang daur hidup produk, agar produk dapat terus diterima konsumen. 2. Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3) Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, persaingan penetapan harga jual menjadi semakin ketat. Penetapan harga jual produk di pasaran, walaupun dengan sedikit perbedaan, sangat menentukan pilihan masyarakat dalam membeli produk di pasar. Penetapan harga yang kompetitif dan bersaing dengan para pesaing dapat dilakukan, selain melakukan potongan harga bila pembelian melebihi batas tertentu. Strategi Kelemahan-Ancaman (WT) 1. Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5) Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat. Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga agar konsumen tetap loyal, diantaranya dengan memberikan kemudahan bagi pelanggan yang dinilai memiliki catatan yang baik dalam bertransaksi.