Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi

advertisement
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Usaha Jaya Printing Garment bergerak di bidang industri pakaian jadi yang
dirintis sejak tahun 1997. Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu oleh
istrinya. Usaha berbentuk perusahaan perseorangan dengan sistem manajemen
yang sederhana dimana seluruh tanggung jawab dan pengendalian usaha
ditangani langsung oleh pemilik beserta istrinya. Sampai saat ini usaha
berkembang dengan baik dan telah mampu bertahan ditengah persaingan usaha
yang cukup ketat serta kondisi perekonomian global yang memburuk di tahun
2008 dan 2009 dimana banyak perusahaan sejenis yang gulung tikar. Perusahaan
ini adalah salah satu yang bertahan.
Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak,
kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar
menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak
pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang
perdagangan pakaian yang diimpor dari China dengan nama “Toko Indanno”
yang berlokasi di Pasar Metro Tanah Abang. Usaha tersebut telah berjalan sejak
pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang
cukup baik.
Ekspansi usaha dilatar belakangi adanya CAFTA yang membuat pasar di
Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China. Hal ini menyebabkan
sebagian masyarakat beralih menggunakan produk dari China yang relatif murah,
berkualitas cukup baik dan model yang lebih beragam, segmen pasar inilah yang
ingin dibidik oleh Jaya Printing Garment.
Sejak pertama kali dikembangkan usaha berjalan dengan cukup baik,
namun pemilik mempunyai permasalahan dalam hal memperoleh persediaan
karena saat ini pembelian dilakukan langsung di China dengan sistem
pembayaran tunai di awal. Hal ini menyebabkan persediaan yang ada jumlahnya
sangat sedikit mengingat adanya keterbatasan modal.
26
Permohonan modal kerja ini akan dipergunakan untuk mengembangkan
usaha perdagangan pakaian impor yaitu untuk menambah jumlah persediaan
produk China sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.
Lokasi usaha saat ini berada di beberapa tempat antara lain :
-
Jl. Wader No.24-25, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang berstatus
milik sendiri. Lokasi ini digunakan untuk tempat usaha sekaligus tempat
tinggal.
-
Jl.Moa No.51, Pejagalan, Penjaringan, Jakut yang berada di belakang
bangunan Jl. Wader No.24-25 yang merupakan milik kerabat pemilik.
-
Jl. Rosela 1 Blok B No. 63, Jelambar, Jakarta Barat yang berstatus sewa.
Lokasi ini digunakan sebagai tempat sablon.
-
1 unit kios yang berada di Pasar Metro Tanah Abang lantai 1 Blok B No. 26
yang berstatus sewa. Tempat ini digunakan untuk menjual pakaian impor.
B. Hal yang Dikaji
1. Aspek operasional
a. Sarana dan prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki cukup menunjang kelancaran usaha,
terdiri dari workshop, gudang, inventaris kantor, listrik, air, telpon dan
sarana lainnya, antara lain:
-
1 unit mobil box, 1 unit mobil Fortuner dan 1 unit mobil CR-V.
-
Mesin-mesin terdiri dari 50 unit mesin jahit, 40 mesin obras, 3unit
mesin bordir dengan sistem komputer, 4 unit mesin cam, 1 unit mesin
karet, 1unit mesin lubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing.
-
Seluruh sarana usaha yang dimiliki masih layak dipakai.
b. Proses dan kapasitas produksi
Proses produksi terdiri dari dua bagian, yaitu :
1) Tahap Pra Produksi
Tahap pra produksi dimulai dari pembuatan design oleh bagian
design. Untuk mengetahui design yang up to date, pemilik selalu
mencari informasi tentang perkembangan mode, misalnya melalui
27
majalah. Selanjutnya dibuatkan contoh untuk design tersebut. Contoh
akan dikirim kepada agen penjual, apabila tersebut disetujui maka
akan ditentukan jumlah yang harus diproduksi. Setelah itu pemilik
akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung lainnya.
Pembelian secara tunai atau DP dan sisanya kredit dengan jangka
waktu sampai 1 bulan. Pembayaran secara tunai akan mendapat
potongan harga sampai dengan 5%.
Gambar 3. Tahapan proses pra produksi
Pengadaan bahan baku disupply oleh beberapa pemasok antara
lain Parisma, Pratama, Herotex, PT. Sinar Bumi Khatulistiwa, Bintang
Terang dan Karina Knitting. Hubungan bisnis ini telah berjalan lebih
dari 5 tahun dan sampai saat ini masih berjalan lancar dan baik.
Pengangkutan bahan baku dikirim langsung oleh supplier ke tempat
usaha. Manajemen persediaan dilakukan dengan cukup baik dengan
menggunakan sistem manual (kartu kontrol).
2) Tahap Produksi
Tahap produksi dimulai dengan pembuatan pola sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki yang dilanjutkan dengan pemotongan bahan.
Setelah bahan dipotong akan dilakukan sablon dan atau bordir pada
bahan yang telah dipotong sesuai dengan design yang telah dibuat
sebelumnya. Setelah itu kain yang telah disablon dan atau bordir akan
dijahit. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang kancing serta
pemasangan kancing. Kemudian dilakukan finishing yaitu dengan
membersihkan sisa-sisa benang, setrika dengan menggunakan setrika
28
uap, dan pemasangan tag merk. Setelah itu produk akan dipacking dan
siap untuk didistribusikan.
Gambar 4. Tahapan proses produksi
Kapasitas produksi yang dihasilkan per hari sebanyak +200
lusin. Saat ini kapasitas mesin terpakai saat ini sudah 90% (Tabel 3),
dimana 1 Shift dimulai pukul 08.00 – 20.00 wib).
Tabel 3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi
Jumlah
Mesin
(unit)
Kapasitas/unit/hari
(lusin)
Total
Kapasitas
(lusin)
%
Mesin
terpasang
50
5
250
100%
Mesin
terpakai
45
5
225
90%
Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk
sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas
produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas
produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar.
c. Sumber daya manusia
Perusahaan dengan nama badan Jaya Printing Garmen memiliki
struktur organisasi yang sederhana dengan pembagian kerja yang jelas
dan penempatan posisi pegawai sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Namun untuk pengambil keputusan, pengawas keuangan, pengendalian
usaha dan pencatatan administrasi masih ditangani sendiri dan istri.
29
Jumlah karyawan yang ada sebanyak 80 orang yang terdiri dari
bagian design, bagian potong, bagian jahit, bagian sablon, bagian bordir,
bagian finishing dan bagian packing. Sistem pengupahan adalah sistem
pengupahan harian dimana uoah dibayarkan setiap satu minggu sekali.
Selama ini kredibilitas manajemen debitur dinilai cukup baik
karena pemilik dikenal cukup baik karakter dan integritasnya, serta cukup
terbuka dalam menjelaskan kondisi usahanya dan cukup kooperatif dalam
memberikan data-data keuangan. Selain itu juga mempunyai citra yang
positif di mata pemasok dan pelanggannya. Namun hingga saat ini
pembinaan kader belum dilakukan dengan serius dikarenakan putra
pertama masih duduk di bangku kuliah serta umur pemilik dan istri yang
masih dalam usia produktif, yaitu 54 dan 44 tahun.
d. Keuangan
Berdasarkan analisis past performance dan hasil proyeksi, dapat dilihat
kinerja keuangan perusahaan (Tabel 4) berdasarkan kriteria berikut :
Rasio Likuiditas
1)
CR rata-rata perusahaan di atas CR minimal yang disyaratkan dan
hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh aset lancar. CR
2010 sebesar 9,26x meningkat dibanding periode Desember 2009
sebagai
akibat
meningkatnya
harta
lancar
perusahaan
dan
menurunnya hutang lancar. Harta lancar mayoritas terdistribusikan
ke dalam piutang dan persediaan, hal ini dikarenakan ada
peningkatan jumlah produksi dan adanya pembelian persediaan
dalam jumlah cukup besar sebagai antisipasi adanya kenaikan harga.
2)
Quick Ratio 2010 sebesar 4,20x meningkat dibanding periode
Desember 2009 karena adanya peningkatan piutang. Dengan nilai
QR sebesar 4,20x, artinya di luar persediaan barang yang mungkin
masih jauh dari tunai, setiap Rp.1 Kewajiban Lancar dijamin oleh
Aktiva Lancar sebesar Rp.4,20,-.
30
Tabel 4. Kinerja keuangan perusahaan
31-12-2008
TANGGAL/BULAN/TAHUN
30-12-2009
31-12-2010
RASIO LIKUIDITAS
RASIO LIKIDITAS
CURRENT RATIO
(X)
3.92
4.31
CURRENT RATIO
QUICK RATIO
(X)
1.91
2.01
QUICK RATIO
RASIO LEVERAGE
RASIO LEVERAGE
DER (TOTAL LIABILITY/MODAL)
(X)
0.21
0.18
0.16
LONGTERM LEVERAGE (LT.DEB/MODAL)
(X)
0.00
0.00
0.07
RASIO CASH FLOW
RASIO CASH FLOW
EBITDA : TOTAL DEBT
(%pa)
133.08%
134.65%
EBITDA : INTEREST
(%pa)
754.77%
755.44%
DSC (EAT + BUNGA) : (ANGSURAN + BUNGA)
(X)
5
5
PROFITABILITAS
EBITDA : INTEREST
3
PROFITABILITAS
PROFIT MARGIN (EAT : PENJUALAN BERSIH)
(%pa)
10.58%
9.58%
ROE (EAT : MODAL)
(%pa)
16.44%
14.05%
PERTUMBUHAN
TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH
117.36%
7.19%
ROE (EAT : MODAL)
PERTUMBUHAN
(%pa)
12.55%
1.66%
1.75%
EFISIENSI
EFISIENSI
LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG
(Hari)
66
63
81
LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN
(Hari)
87
87
102
CAPACITY
CAPACITY
TANGIBLE NET WORTH
(Rp.Jt)
8.087.526
8.711.734
9.465.695
MODAL KERJA NETTO
(Rp.Jt)
5.043.710
5.164.975
6.532.340
Rasio Solvabilitas
DER rata-rata perusahaan masih dibawah DER maksimal yang
disyaratkan yaitu 2,10 x. DER semester 2010 sebesar 0.16x. Hal ini
merepresentasikan bahwa modal usaha yang bersangkutan masih mampu
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.
31
Rasio Coverage
1)
EBITDA/DEBT 2010 sebesar 117,36% menurun jika dibanding
Desember 2009 dikarenakan meningkatnya HPP pada tahun 2010.
Peningkatan HPP ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan
baku.
2)
EBITDA/interest 2010 sebesar 1450,53%, meningkat dibandingkan
tahun 2009 dikarenakan switching fasilitas kreditnya.
3)
DSC 2010 sebesar 3 yang berarti kemampuan membayar kewajiban
(bunga dan pokok) bisa dipenuhi sebanyak 3 kali dari EAT ditambah
bunga (pendapatan bersih ditambah bunga).
Rasio Profitabilitas
1) Profit Margin 2010 menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP
mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga bahan baku
sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan profit
margin supaya tetap bisa bersaing di pasar dan menambah volume
penjualan untuk tetap meraih keuntungan.
2)
ROE perusahaan 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar
9,87%. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya profit margin yang
diambil oleh perusahaan.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan pada 2010 meningkat 1,75% dibandingkan
dengan 2009. Hal ini lebih disebabkan karena ada peningkatan
permintaan dari pelanggan exisiting.
Rasio Aktivitas
1)
Lama tertagih piutang 2010 terlihat semakin lama, yaitu menjadi 81
hari. Namun hal ini dinilai masih wajar karena masih berada dalam
batas ketentuan pembayaran piutang yang ditentukan, yaitu selama
90 hari.
32
2)
Lama pengendapan persediaan terlihat semakin lambat yaitu menjadi
102 hari. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian persediaan di
awal sebagai antisipasi adanya kenaikan harga kain.
Modal Kerja Netto
1)
Tangible
Net
Worth
2010
mengalami
peningkatan
karena
bertambahnya laba dan perolehan proceed tahun berjalan.
2)
Modal kerja Netto (NWC) tahun 2009 dan 2010 tidak meningkat
sebesar laba yang diperoleh karena adanya prive.
Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan
gejala positif yang akan terjadi di periode selanjutnya.
Proyeksi
Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan
metode Cash Flows dengan asumsi :
-
Penjualan tahun 2011 diperkirakan akan meningkat sebesar 20%.
Asumsi ini dibuat dengan pertimbangan bahwa penjualan dari
industri pakaian jadi tetap sedangkan penjualan dari perdagangan
pakaian jadi meningkat 100% seiring adanya tambahan modal untuk
pembelian
persediaan.
Pertumbuhan
penjualan
tahun
kedua
disumsikan meningkat 10% dan tahun ketiga sebesar 5% serta tahun
keempat dan kelima diasumsikan sama dengan tahun ketiga dengan
pertimbangan pertumbuhan penjualannya relatif stabil.
-
Proporsi penjualan tiap bulannya diasumsikan berdasarkan siklus
permintaan. Permintaan akan meningkat terutama menjelang hari
raya idul fitri dan natal.
-
Rata jumlah persediaan barang tahun 2011 diperkirakan sama dengan
periode sebelumnya.
-
HPP sebesar 76.5% yang diasumsikan meningkat dari periode tahun
2010. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga bahan baku kain.
-
Biaya umum dan operasional meningkat menjadi sebesar 10%.
Asumsi kenaikan ini dengan pertimbangan adanya kenaikan tariff
dasar listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan
UMR.
33
e. Aspek pengembangan usaha
Pembelian barang untuk usaha perdagangan pakaian impor dilakukan
langsung di China. Kurang lebih setiap 2 bulan sekali pemilik datang ke
China sehingga pemilihan model pakaian dilakukan langsung. Rata-rata
sekali pembelian sebesar Rp 100 juta dan dibayar secara tunai. Pengiriman
barang diserahkan sepenuhnya kepada jasa ekspedisi, sehingga perusahaan
tidak perlu mengurus
dokumen-dokumen
berkaitan dengan import.
Pengiriman barang biasanya memakan waktu kurang lebih satu bulan.
f. Aspek Pemasaran
1) Sistem Distribusi, Pelanggan dan Syarat Penjualan
Pemasaran produk dilakukan dengan memakai sistem agen/
penampung. Perusahaan menjual produknya kepada agen/penampung
dan agen inilah yang akan mendistribusikan produk kepada para
pedagang. Rata-rata pelanggan adalah pedagang pakaian yang menjual
kembali baik secara eceran maupun secara grosir. Daerah pemasaran
meliputi seluruh wilayah Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain
baju tidur anak-anak, baju tidur dewasa, kaos oblong dewasa, kaos
oblong anak-anak, baju kaos untuk promosi, jasa sablon, serta jasa
border.
Gambar 5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment
Kualitas dari produk yang diproduksi cukup baik dan diakui oleh
pelanggannya. Harga produk berkisar Rp. 400.000,- s/d Rp. 500.000,per lusin. Syarat pembayaran sebagian besar dilakukan secara kredit
dengan jangka waktu 1-3 bulan. Piutang yang ada seluruhnya merupakan
piutang lancar.
Pola/sifat permintaan relatif stabil dan bersifat repeat order, karena
pelanggan rata-rata merupakan pedagang lama di Pasar Tanah Abang dan
34
mereka secara kontinu melakukan order untuk memenuhi permintaan
dari pelanggan. Namun ada permintaan pada bulan-bulan tertentu yang
relatif lebih banyak yaitu beberapa bulan menjelang lebaran, akhir tahun
dan liburan sekolah. Daya beli pelanggan juga cukup baik dapat terlihat
dari pemenuhan kewajiban
pembayaran selama ini dengan rata-rata
piutang 1-3 bulan.
Pada tahun 2010 dominasi pemasaran dikirim ke Solo melalui agen
mereka yang kemudian akan dijual secara grosir kepada penjual di
sekitar Solo. Untuk penjualan ke daerah Sumatera terutama ke Lampung
saat ini, jumlah pemasaran masih sedikit, karena belum lama berjalan.
Beberapa pelanggan saat ini adalah pedagang di Tanah Abang
antara lain Toko Surya Busana, Toko Fallen Timber, dan Toko Allycia.
2)
Posisi Persaingan
Persaingan usaha cukup ketat, dimana di kawasan tempat usaha
terdapat beberapa usaha sejenis, namun jenis produk dan pelanggan yang
dilayani berbeda-beda. Persaingan masih dapat diatasi dengan berbekal
kreativitas dalam membuat desain pakaian yang disesuaikan dengan
segala sesuatu yang sedang digemari pasar saat ini. Pengalaman
menjalankan bisnis selama +13 tahun ini cukup membantu dalam
mengatasi persaingan usaha yang semakin ketat.
3) Prospek Usaha
Prospek usaha kedepan dinilai masih cukup baik, mengingat produk
yang ditawarkan adalah kebutuhan utama (sandang). Meskipun
persaingan cukup ketat namun telah memiliki pelanggan tetap dan
merupakan pemain cukup lama dan cukup menguasai bisnis. Selain itu
potensi pasar untuk pakaian anak-anak dan dewasa dari bahan kaos
dengan segmen pasar menengah kebawah yang dibidik masih cukup
terbuka, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pusat perbelanjaan yang
semakin eksis dan baru, baik di Jakarta maupun di daerah lain. Hampir
disetiap pusat perbelanjaan terdapat pakaian yang diproduksinya, hal ini
menunjukkan pasar untuk produk yang dihasilkan masih terbuka.
35
Realisasi pencapaian omset perusahaan dari tahun 2008-2010 terus
mengalami peningkatan (Tabel 5).
Tabel 5. Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp)
Des 2008
Rp.12.565,00
Rp 1.047,08
Pertumbuhan
(%)
10,5
Des 2009
Rp.12.774,15
Rp.1.064,51
1,66
Des 2010
Rp.12.997,69
Rp.1.083,17
1,75
Tahun
Realisasi Omset
Omset/bulan
Realisasi penjualan tahun 2010 sebesar Rp. 1.064,51 juta atau atau
97,15% dari target penjualan ditetapkan Rp. 1.095,75 juta per bulan
dengan pertumbuhan naik hanya 1,66%, hal ini dikarenakan adanya
krisis global, sehingga menyebabkan omset penjualan relatif stabil
dibandingkan dengan tahun 2008 selain itu tingkat persaingan saat ini
sangat ketat.
2.
Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan
alternatif strategi.
1) Kekuatan
a. Tenaga kerja
Secara konseptual, seorang pekerja dalam perusahaan yang
memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak
diwujudkan. Fadhilah (1997) mengemukakan lima ciri atau karakteristik
yang melekat dalam diri orang yang mempunyai kompetensi tinggi, yaitu
(1) Bersifat terbuka, (2) Siap menerima kritik, (3) Tanggap terhadap
perubahan serta kemajuan ilmu dan teknologi, terutama yang berkaitan
dengan bidang keahliannya, (4) Berpikir obyektif rasional dan (5)
Bersedia mengabdikan keahliannya untuk kepentingan umum.
36
b. Mutu produk
Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk
dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat,
kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006).
Menghasilkan produk
bermutu
merupakan
langkah awal
dalam
mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan
bisnis. Mutu produk yang dihasilkan sudah diakui pelanggan cukup baik.
c. Pengalaman berusaha
Perusahaan yang telah dirintis sejak 1997 ini, dapat dikatakan telah
memiliki pengalaman berusahan yang cukup lama. Dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dapat bertahan dan survive
hingga saat ini merupakan bukti nyata ketangguhan perusahaan dalam
menjalani usaha. Dengan kemampuan berusaha ditambah dukungan
fasilitas yang semakin lengkap, lebih memberikan kemudahan dalam
mengembangkan usahanya.
d. Loyalitas karyawan
Aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan
dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari
organisasi
tersebut.
Menurut
Simamora
(2004),
bagaimanapun
perusahaan memiliki keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan dapat
memaksimalkan produktivitas dan laba usahanya tanpa adanya komunitas
karyawan kompeten yang berdedikasi tinggi terhadap terhadap keinginan
perusahaan. Salah satu penyebab tingginya loyalitas karyawan adalah
sistem kompensasi manajemen perusahaan yang baik sehingga karyawan
mendapat kepuasan kerja.
e. Ketersediaan bahan baku
Dalam memenuhi bahan baku produksi, hingga kini perusahaan
tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan perusahaan
telah menjalin hubungan baik dengan para suppliernya.
37
2) Kelemahan
a. Manajemen bersifat kekeluargaan
Sifatnya kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga
yang lain. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan
tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat
membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas
dan hanya menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga
akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan
perusahaan, bahkan dapat menyebabkan berhentinya perusahaan.
b. Tenaga pemasaran
Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek
strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat
berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran Jaya
Printing Garment saat ini masih dilakukan langsung oleh pemilik
langsung dan menganggap masih belum perlu, mengingat posisi
perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka
secara
individual
pertumbuhannya.
memberikan
kontribusi
kesuksesan
dan
Untuk itu, kedepannya pemilik harus mencari dan
menempatkan pegawainya sebagai staf khusus dalam bagian pemasaran,
Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat
dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin
dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang.
Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna
sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran.
Konsumen
memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai
usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka. Jika perhatian pada
makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa
pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen
perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian konsumen terhadap
kompetisi itu.
38
c. Modal usaha
Industri TPT merupakan industri padat karya, dimana sebagian
besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah
jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang
efisien dan tinggi biaya. Selama ini biaya pengembangan usaha dan
permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari
pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan
tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman,
sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya
tinggi.
d. Promosi
Konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu
bisnis bisa survive atau tidak.
Promosi merupakan sebuah aktifitas
menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk
membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang
ditawarkan. Menurut Boyd et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya
membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan.
Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu
perusahaan antara lain penggunaan iklan baik media cetak maupun
elektronik, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan
masyarakat. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri dalam aktivitas
promosi dirasa belum maksimal. Kegiatan promosi yang telah dilakukan
berupa penjualan produk langsung.
3) Peluang
a. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi yang terpakai perusahaan saat ini sebesar 90%,
sehinga tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan kapasitas
yang ada untuk meningkatkan hasil produksinya.
b. Pangsa pasar
Pangsa pasar merupakan besarnya bagian pasar yang dikuasai suatu
perusahaan. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah
politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe
39
pelanggan dan teknologinya. Hingga saat ini pangsa pasar difokuskan
untuk kalangan menengah ke bawah.
Dari data di atas dapat dikatakan bahwa peluang untuk
mengembangkan produksi masih cukup besar. Bila perusahaan mampu
memenangkan persaingan dengan industri sejenis, dengan kemampuan
berproduksi dan pengalaman berusahan yang cukup lama, kesempatan
merebut pasar masih terbuka lebar.
c. Kemajuan teknologi
Salah satu sumber utama perubahan yaitu teknologi, karena dengan
itu akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Dalam kaitannya dengan
proses produksi, perubahan ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi
dan produk perusahaan. Namun demikian, perubahan teknologi dapat
memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil dan tujuan
perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi
yang besar bagi keberadaan perusahaan.
Faktor teknologi turut
membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional seharihari seperti mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan mutu
produksi. Peluang yang tidak terbatas dari perubahan teknologi menjadi
tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih
baik dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri saat ini telah memiliki
mesin-mesin produksi modern yang siap dioperasikan dalam rangka
pemenuhan pangsa pasar yang masih terbuka. Dengan begitu, selain dapat
meluaskan pangsa pasar, dukungan dan loyalitas konsumen terhadap
produk perusahaan akan dapat ditingkatkan.
d. Demografi dan sosial
Arus informasi yang semakin cepat dan global akibat berkembangnya
teknologi informasi menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Masyarakat lebih mengutamakan hal-hal yang praktis, temasuk dalam
memilih pakaian. Produk lokal dengan segala kelebihannya merupakan
pilihan terbesar saat ini.
40
e. Diversifikasi produk
Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi
dan perlengkapan pakaian. Pakaian jadi yang dimaksud adalah segala
macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan
bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya
antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (tshirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan pakaian meliputi kaus
kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi
dan sebagainya.
Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang
cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk secara
terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2001). Pengembangan produk baru
atau modifikasi produk merupakan peluang bagi Jaya Printing Garment
untuk menghadapi persaingan usaha sejenis.
4) Ancaman
a. Keberadaan perusahaan sejenis
Banyak perusahaan garmen sejenis dengan Jaya Printing Garment
dengan mengambil sementasi pasar dan target yang sama. Kondisi ini
menumbuhkan persaingan yang semakin ketat dan bila tidak diantisipasi
dengan baik, bukan tidak mungkin perusahanaan akan menutup kegiatan
produksinya.
b. Daya tawar menawar
Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam produk
sejenis menyebabkan persaingan semakin ketat, baik dalam merebut pasar
maupun dalam persaingan dalam pemenuhan bahan baku. Oleh karena
itu, pemasok bahan baku memiliki peran penting dalam tingkat
persaingan perusahaan, sehingga bargaining position para pemasok bahan
baku semakin tinggi dan strategis. Begitupula dengan beragam produk
yang dihasilkan, akan mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada
konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Kekuatan tawar menawar
41
konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu
mengatasi persaingan.
c. Perusahaan pendatang baru
Industri garment dapat dimasuki oleh siapa saja. Selain itu, pangsa
pasar industri garment dan pakaian jadi dapat dikatakan masih cukup luas,
terlihat dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi, yang
berbanding lurus dengan kebutuhan akan pakaian, sehingga akan terus
mengalami peningkatan. Kondisi ini membuka peluang bagi perusahaan
baru untuk mencoba masuk dengan menawarkan produk yang lebih
bervariasi dan harga yang relatif bersaing. Dapat dikatakan, tingkat
persaingan dalam merebut pangsa pasar akan semakin tinggi.
d. Kondisi ekonomi dan politik
Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja
suatu industri. Faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi
dan langkah perusahaan, dimana kesehatan suatu industri turut
mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan
perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi. Perekonomian
Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini
disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak
melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan
maupun kegiatan ekspor dan impor.
e. Kebijakan pemerintah
Sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina (CAFTA),
cukup banyak mengganggu kinerja industri dalam negeri khususnya
garment. Pemerintah dengan kebijakannya mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan/industri. Dengan dibukanya arus globalisasi, banyak
produk import yang mempunyai harga pokok jauh lebih murah tidak bisa
disaingi oleh produk domestik.
42
3. Perumusan Strategi Pemasaran
a. Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap lingkungan internal
dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang
termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Skor
yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta
menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman
eksternalnya.
1) Matriks IFE
Faktor yang menjadi kekuatan utama Jaya Printing Garment
adalah tenaga kerja dengan bobot sebesar 0,139 dan rating 4,000 sehingga
diperoleh skor 0,556. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat
dimanfaatkan perusahaan adalah mutu produk (0,500), ketersediaan bahan
baku (0,472),
loyalitas karyawan (0,444), dan pengalaman berusaha
(0,292). Kelemahan utama adalah tenaga pemasaran dengan bobot
sebesar 0,097 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,097. Secara
lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Matriks IFE Jaya Printing Garment
FAKTOR INTERNAL
A. Tenaga kerja
B. Mutu produk
C. Fasilitas penunjang
D. Loyalitas karyawan
E. Ketersediaan bahan baku
F. Perusahaan keluarga
G. Tenaga marketing
H. Modal usaha
I. Promosi
TOTAL
Bobot
(a)
0,139
0,125
0,097
0,111
0,118
0,104
0,097
0,111
0,097
1,000
Rating
(b)
4,000
4,000
3,000
4,000
4,000
2,000
1,000
2,000
1,000
Skor
(axb)
0,556
0,500
0,292
0,444
0,472
0,208
0,097
0,222
0,097
2,889
43
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan
total skor sebesar 2,889, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50,
menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan
memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan
mengantisipasi kelemahan internal.
2) Matriks EFE
Kemajuan teknologi merupakan peluang utama Jaya Printing
Garment dengan bobot 0,117 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor
sebesar 0,467.
Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama
perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,078 dan rating
1,000 sehingga diperoleh skor 0,078 (Tabel 7).
Tabel 7. Matriks EFE Jaya Printing Garment
FAKTOR EKSTERNAL
A. Kapasitas produksi
B. Pangsa pasar
C. Kemajuan teknologi
D. Demokrafi dan social
E. Diversifikasi produk
F. Keberadaan perusahaan sejenis
G. Daya tawar menawar
H. Perusahaan pendatang baru
I. Kondisi ekonomi dan politik
J. Kebijakan pemerintah
TOTAL
Bobot
(a)
0,106
0,106
0,117
0,078
0,100
0,111
0,117
0,094
0,094
0,078
1,000
Rating
(b)
4,000
4,000
4,000
4,000
3,000
1,000
1,000
1,000
2,000
1,000
Skor
(axb)
0,422
0,422
0,467
0,311
0,300
0,111
0,117
0,094
0,189
0,078
2,511
Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total
skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini
berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang
dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh
negatif dari lingkungan eksternalnya.
b. Analisis Matriks IE
Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada
hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai
44
matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar
2,889 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511.
Dengan demikian posisi
perusahaan terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel
ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi
persaingannya yang berada pada sel V, selanjutnya akan digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi
perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
Total Skor Faktor Strategi Internal
Kuat
4,0
Tinggi
Rata-rata
3,0
Lemah
1,0
2,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Menengah
2,0
Rendah
1,0
Gambar 6. Matriks IE Jaya Printing Garment
c. Analisis Matriks SWOT
Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil
matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pencocokan
faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE, maka dapat
disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang
dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T.
SWOT dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil analisis
45
Tabel 8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment
Kekuatan (S)
Faktor Internal 1. Tenaga kerja
2. Mutu produk
3. Pengalaman berusaha
4. Loyalitas karyawan
Faktor Eksternal
5. Ketersediaan bahan
baku
Peluang (O)
Strategi S-O
1. Kapasitas produksi
2. Pangsa pasar
3. Kemajuan teknologi
4. Demografi dan sosial
5. Diversifikasi produk
Ancaman (T)
-
-
Menjaga hubungan
dengan pelanggan dan
pemasok (S1,S3,S5;
O2,O4,O5)
Menjaga kualitas
produk (S1,S2,S5;
O1,O2,O3)
Strategi S-T
1. Keberadaan
perusahaan sejenis
2. Daya tawar menawar
3. Perusahaan pendatang
baru
4. Kondisi ekonomi dan
politik
5. Kebijakan pemerintah
-
-
Meningkatkan
kreativitas dalam
menciptakan desain
produk yang baru
(S1,S2,S3;T1,T3)
Memberikan harga
yang bersaing (S2,S5;
T1,T2,T3)
Kelemahan (W)
1. Manajemen bersifat
kekeluargaan
2. Tenaga pemasaran
3. Modal usaha
4. Promosi
Strategi W-O
-
Memaksimalkan
kapasitas produksi
yang masing ada
(W1,W3;
O1,O2,O3,O5)
- Peningkatan kegiatan
promosi (W2,W4;
O2,05)
Strategi W-T
Memberikan kemudahan
pembayaran bagi pelanggan
yang mempunyai sejarah
pembayaran yang baik
(W1,W3; T4,T5)
Strategi Kekuatan-Peluang (SO)
1. Menjaga
hubungan
dengan
pelanggan
dan
pemasok
(S1,S3,S5;
O2,O4,O5)
Kondisi pasar yang semakin kompetitif saat ini, untuk mencari
keuntungan kompetitif tidak hanya dengan memperluas pengembangan
usaha, menjaga bagi kelangsungan hidup perusahaan lebih penting.
Komunikasi yang baik dan tidak membuat catatan hitam sangat penting
dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan stakeholder.
Selain itu, sistem pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga
hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga keberlanjutan pasokan
bahan baku agar terjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang
dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan.
46
Memberikan perlakuan istimewa terhadap seluruh pelanggan, serta
bersikap jujur dan adil dalam menjalankan transaksi jual-beli, merupakan
nilai tambah yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan.
Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pelanggan,
memungkinkan menarik konsumen lain untuk menjadi mitra bisnis.
2. Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3)
Hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk Jaya Printing
Garment cukup baik dibanding perusahaan sejenis karena produk yang
dihasilkan terlihat sudah berada di hampir setiap toko/departemen store
yang ada di kota-kota besar. Dengan pengalaman usaha dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun ketersediaan
bahan baku, serta dukungan teknologi yang semakin canggih dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka
peningkatan daya saing.
Strategi Kelemahan-Peluang (WO)
1. Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W3; O1,O2,
O3,O5)
Dengan dukung teknologi yang semakin modern, memungkinkan
perusahaann dapat meningkatkan kapasitas produksinya, karena saat ini
kapasitas produksi yang dihasilkan sekitar 90%. Namun demikian,
peningkatan produksi harus tetap menjaga mutu produk dan
spesifikasi
sesuai
yang diharapkan konsumen, berbeda dengan produk
pesaingnya.
2. Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05)
Peningkatan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta
variasi produk, dapat menjadi sarana promosi yang efektif dalam
mengenalkan produk di pasaran. Untuk mengantisipasi persaingan dengan
pemain lama maupun baru, peningkatan kegiatan promosi merupakan
suatu keharusan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dan
produk tetap eksis di pasaran.
47
Strategi Kekuatan-Peluang (WO)
1. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru
(S1,S2,S3; T1,T3)
Kekuatan dalam hal tenaga kerja dimiliki, kualitas produk dan
didukung pengalaman berusaha, memungkinkan perusahaan Jaya Printing
Garment melakukan inovasi baru dan berkreativitas dalam menciptakan
desain produk baru. Pengembangan produk juga dalam rangka
memperpanjang daur hidup produk, agar produk dapat terus diterima
konsumen.
2. Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3)
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam
bidang yang sama, persaingan penetapan harga jual menjadi semakin
ketat. Penetapan harga jual produk di pasaran, walaupun dengan sedikit
perbedaan, sangat menentukan pilihan masyarakat dalam membeli produk
di pasar. Penetapan harga yang kompetitif dan bersaing dengan para
pesaing dapat dilakukan, selain melakukan potongan harga bila pembelian
melebihi batas tertentu.
Strategi Kelemahan-Ancaman (WT)
1. Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai
sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5)
Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan
dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang
bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat.
Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat.
Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga agar
konsumen tetap loyal, diantaranya dengan memberikan kemudahan bagi
pelanggan yang dinilai memiliki catatan yang baik dalam bertransaksi.
Download