ANALISIS ALAT BANTU TUNING FISIKAL BASIS DATA PADA SQL SERVER 2008 Marlene Martani; Hanny Juwitasary; Arya Nata Gani Putra Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected]; [email protected]; [email protected] ABSTRACT Nowadays every company has been faced with a business competition that requires the company to survive and be superior to its competitors. One strategy used by many companies is to use information technology to run their business processes. The use of information technology would require a storage which commonly referred to as a database to store and process data into useful information for the company. However, it was found that the greater the amount of data in the database, then the speed of the resulting process will decrease because the time needed to access the data will be much longer. The long process of data can cause a decrease in the company’s performance and the length of time needed to make decisions so that this can be a challenge to achieve the company’s competitive advantage. In this study performed an analysis of technique to improve the performance of the database system used by the company to perform tuning on SQL Server 2008 database physically. The purpose of this study is to improve the performance of the database used by speeding up the time it takes when doing query processing. The research methodology used was the method of analysis such as literature studies, analysis of the process and the workings of tuning tools that already exist in SQL Server 2008, and evaluation of applications that have been created, and also tuning methods that include query optimization and create index. The results obtained from this study is an evaluation of the physical application tuning tools that can integrate database functionality of other tuning tools such as SQL Profiler and Database Tuning Advisor. Keywords: information technology, database, tuning, SQL Server 2008 ABSTRAK Saat ini setiap perusahaan telah dihadapkan pada suatu kompetisi bisnis yang menuntut agar perusahaan dapat bertahan dan menjadi lebih unggul dari pesaing-pesaingnya. Salah satu strategi yang digunakan oleh banyak perusahaan adalah dengan menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan proses bisnisnya. Penggunaan terhadap teknologi informasi tentu memerlukan suatu media penyimpanan yang biasa disebut dengan basis data untuk menyimpan dan mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan. Namun, ditemukan bahwa semakin besar jumlah data dalam basis data tersebut, maka kecepatan proses yang dihasilkan akan menurun karena waktu yang diperlukan untuk mengakses data akan menjadi lebih lama. Proses data yang lama dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan sehingga hal tersebut dapat menjadi suatu tantangan dalam mencapai keunggulan kompetitif perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan suatu analisis terhadapteknik untuk meningkatkan kinerja dari sistem basis data yang digunakan oleh perusahaan dengan melakukan tuning pada basis data SQL Server 2008 secara fisikal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan performa dari basis data yang digunakan dengan cara mempercepat waktu yang dibutuhkan ketika melakukan query processing. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis seperti studi literatur, analisis proses dan cara kerja alat bantu tuning yang telah ada dalam SQL Server 2008, dan evaluasi aplikasi yang telah dibuat, serta metode tuning yang meliputi optimasi query dan membuat index. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah evaluasi aplikasi alat bantu tuning fisikal basis data yang dapat mengintegrasikan fungsi dari alat bantu tuning lainnya seperti SQL Profiler dan Database Tuning Advisor. Kata kunci: teknologi informasi, basis data, tuning, SQL Server 2008 334 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 PENDAHULUAN Dalam era yang berkembang saat ini, peran teknologi informasi sangatlah penting bagi suatu perusahaan untuk memberi dukungan strategis dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Masingmasing perusahaan bersaing satu dengan yang lainnya menggunakan teknologi tercanggih untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis dan mampu mencapai keunggulan kompetitif. Penggunaan teknologi informasi ini tentu memerlukan suatu media penyimpanan yang biasa disebut dengan basis data untuk menyimpan dan mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan. Semakin banyak data yang diperlukan oleh perusahaan tentu akan memerlukan basis data dalam ukuran yang besar juga sehingga mampu menyimpan dan mengolah data secara cepat dan tepat. Namun, ditemukan bahwa semakin besar jumlah data dalam basis data tersebut, maka kecepatan proses yang dihasilkan akan menurun karena waktu yang diperlukan untuk mengakses data dalam basis data akan menjadi lebih lama. Proses data yang lama dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan dan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh para pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan. Pada akhirnya, hal yang demikian menjadi suatu tantangan bagi perusahaan dalam usaha mencapai keunggulan kompetitif. Melihat permasalahan yang ada, maka diperlukan sebuah teknik yang dapat meningkatkan kinerja basis data, yang mana untuk selanjutnya teknik ini disebut dengan tuning basis data. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tuning basis data dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain melalui perangkat keras, perangkat lunak, DBMS dan perancangan fisik basis data. Tuning melalui perangkat keras dilakukan dengan mengganti atau mengubah processor pada komputer menjadi versi yang lebih cepat, sehingga kerja komputer dalam mengolah data lebih optimal. Tuning melalui perangkat lunak dilakukan dengan meningkatkan versi dari Operating System (OS) yang digunakan, misalnya dengan meningkatkan service pack dari sistem operasi Windows ke versi yang lebih baru. Cara berikutnya yaitu tuning pada DBMS, dimana biasanya tuning ini sudah tersedia sebagai salah satu fitur dalam DBMS, yaitu dengan query menggunakan index dan statistic pada basis data sehingga data dapat diakses dengan lebih cepat (Karthik, Reddy, dan Vanan, 2012). Adapun cara lain yang dapat digunakan adalah tuning perancangan fisik basis data, yaitu dengan menganalisis serta mengubah susunan file fisikal yang memiliki tingkat pertumbuhan sangat tinggi untuk disimpan dalam disk yang berbeda. Pada penelitian ini, tuning basis data yang diteliti adalah tuning pada basis data SQL Server 2008 secara fisikal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan performa dari basis data yang digunakan dengan cara mempercepat waktu yang dibutuhkan pada saat melakukan query processing. Dengan demikian, penggunaan tuning basis data ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaanperusahaan dalam mengimplementasi dan meningkatkan kinerja dan kecepatan dalam mengakses, mengolah serta memasukkan data, khususnya bagi perusahaan yang memiliki basis data dengan jumlah data yang sangat besar dan pada akhirnya dapat menjadi sebuah jawaban bagi perusahaan dalam usahanya mencapai keunggulan kompetitif. METODE Metodologi penelitian yang digunakan adalah pertama, Metode Analisis yang terdiri dari (a) Studi literatur; Melakukan studi literatur yang berasal dari buku maupun jurnal yang berkaitan dengan tuning basis data untuk menjadi bahan pembelajaran serta referensi bagi penelitian ini. (b) Analisis proses dan cara kerja alat bantu tuning yang terdapat dalam SQL Server 2008; melakukan analisis dan mempelajari bagaimana kerja/proses alat bantu tuning basis data yang telah ada pada SQL Server 2008, seperti SQL Server Profiler dalam memberikan panduan kepada Database Administrator (DBA) untuk mengoptimalkan kinerja basis data yang digunakan. Analisis proses ini memberikan Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 335 referensi/acuan tentang cara kerja alat bantu tuning basis data yang dibuat. (c) Evaluasi aplikasi alat bantu tuning fisikal dari basis data yang berkaitan dengan rancangan file dan tabel secara fisikal; membahas perancangan aplikasi alat bantu tuning basis data yang mencakup analisis terhadap beberapa query untuk diberikan rekomendasi dalam melakukan relokasi tabel ke dalam file system baru. Kedua, Metode Tuning, Menurut Burleson (2010) metode tuning yang dapat digunakan adalah: (a) Optimasi query; melakukan perbaikan terhadap syntax yang digunakan agar eksekusi query menjadi lebih cepat dan menggunakan memori yang lebih sedikit. (b) Membuat index; membuat index sesuai kebutuhan untuk mempermudah eksekusi query sehingga mengurangi waktu respon dan juga menghemat penggunaan memori. Tinjauan Pustaka Basis Data Menurut Whitten (2004) basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Connolly dan Begg (2010) menjelaskan bahwa basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logis yang digunakan bersama-sama dan deskripsi dari data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. Jadi, basis data adalah kumpulan data atau file yang saling terkait. Dengan basis data, data mudah disimpan, diperoleh kembali, dan dimanipulasi untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Database Management System (DBMS) Menurut Whitten (2004) Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak khusus yang digunakan untuk membuat, mengontrol, dan mengelola sebuah basis data. Connolly dan Begg (2010) menerangkan bahwa Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses pada basis data. Jadi, Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat lunak yang berguna untuk membuat, mengontrol, dan mengelola sebuah basis data. Statistic Leiter (2009) menjelaskan bahwa statistic digunakan oleh SQL Server untuk menemukan cara yang paling efisien untuk mengambil data dari tabel basis data dengan menyimpan informasi tentang data yang disimpan dalam sebuah kolom. Menurut Petković(2008), pertanyaan yang sering muncul ketika Database Engine mengeksekusi query adalah bagaimana data yang diperlukan untuk di-query dapat diakses dan diproses dengan cara yang paling efisien. Komponen dalam sebuah basis data yang bertanggung jawab untuk proses ini disebut query optimizer. Tugas query optimizer adalah mempertimbangkan berbagai kemungkinan strategi eksekusi untuk query data dalam kaitannya dengan query yang diberikan dan untuk memilih strategi yang paling efisien. Query optimizer membuat keputusan dengan menggunakan pertimbangan seperti seberapa besar tabel yang terlibat dalam query, apakah terdapat index, dan operator Boolean (AND, OR, NOT) apa yang digunakan dalam klausa WHERE. Secara umum, pertimbangan ini disebut statistic. Index Menurut Whalen (2001) index adalah alat bantu struktur data yang digunakan oleh DBMS dalam pengaksesan data. Index akan dibuat di dalam tabel-tabel dalam basis data tersebut. Satu tabel dapat memiliki satu atau lebih index yang berguna untuk menunjuk data yang ada dalam tabel tersebut. Berdasarkan tipenya, index data bisa bersama dengan table data atau secara terpisah. 336 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 Tanpa index, semua data diperoleh melalui table scans yang berarti bahwa semua data yang ada dalam tabel akan dibaca secara sekuensial dan dibandingkan dengan data yang diminta. Hal ini harus dihindari karena table scans akan menghasilkan banyak sekali I/O (kecuali pemilihan data dengan persentase tinggi dari tabel). Tabel yang sangat besar mengkonsumsi banyak sekali sumber daya sistem ketika proses table scan dilakukan. Dengan menggunakan index yang tepat, jumlah operasi I/O yang dibutuhkan untuk mencari data yang tepat bisa dikurangi secara signifikan. Gambar 1 Struktur Index Secara umum index terbagi ke dalam beberapa tipe, diantaranya: (a) Clustered Index; Whalen (2001) menyatakan bahwa clustered index merupakan urutan data yang harus disimpan di tabel secara fisikal. Tabel data diurutkan dan disimpan berdasarkan key column atau kolom yang dispesifikasikan untuk clustered index. Tipe index ini dapat disamakan dengan sebuah kamus, di mana informasi disimpan dengan urutan alphabetic dan menyediakan informasi untuk mencari data dengan cepat. Index ini menyatu dengan datanya, jadi seperti kamus yang menyediakan arti dari sebuah kata tepat di sebelahnya. (b) Nonclustered Index; Whalen (2001) menyatakan bahwa index ini berbeda dengan clustered index yang menyatu dengan data. Nonclustered index dapat dianalogikan seperti buku yang mempunyai index di halaman akhirnya. Index ini memberi indikasi tentang halaman mana yang akan dituju, tetapi datanya tidak terdapat dalam index tersebut. (c) Indexed Views; Whalen (2001) menyatakan bahwa indexed views merupakan index yang membahayakan, karena dapat meningkatkan jumlah I/O dalam sistem secara signifikan, tetapi index ini menawarkan solusi kepada banyak masalah query pada umumnya. Satu kekurangan yang terdapat dalam indexed views ialah keharusan untuk membuat clustered index pada PRIMARY KEY yang didefinisikan dalam view. Ini artinya, semua view yang diberikan index harus mempunyai kolom atau sekumpulan kolom yang selalu unik. Banyak view tidak di desain untuk keperluan ini, jadi untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan pemikiran yang kreatif. Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 337 SQL Server 2008 Leiter (2009) menyatakan bahwa SQL Server 2008 sangat dikenal sebagai Relational Database Management System (RDBMS). Namun tidak hanya itu saja, tetapi juga dapat lebih akurat digambarkan sebagai data enterprise platform yang dibangun di atas banyak fitur yang pertama kali didirikan di SQL Server 2005. Sementara itu, SQL Server 2008 juga memperluas penawaran untuk menyertakan beberapa perbaikan dan penambahan. Karena dikenal dengan peran sebagai RDBMS tradisional, SQL Server 2008 juga menyediakan kemampuan reporting, analisis data yang kuat dan datamining. SQL Server 2008 tentunya juga mempunyai fitur-fitur yang mendukung aplikasi data yang berbeda, data-driven event notification dan masih banyak lagi. SQL Server 2008 Database Storage Menurut Leiter (2009) semua sistem dan pengguna basis data (termasuk sumber daya basis data) disimpan dalam file. Selalu ada minimal dua file penyimpanan yaitu satu file data dan satu file transaksi. Ekstensi default untuk file data adalah .MDF, dan default untuk filelog transaksi adalah .LDF. Data File dan Filegroup Leiter (2009) menjelaskan bahwa ketika account sebuah user basis data dibuat harus mengandung setidaknya satu file data. File data yang pertama dikenal sebagai file data primer. File data primer adalah anggota primer default filegroup. Setiap basis data memiliki satu filegroup primer ketika dibuat, yang setidaknya terdiri dari file data primer. File data tambahan juga dapat ditambahkan ke filegroup primer. Filegroup yang lebih banyak dapat didefinisikan pada pembuatan awal basis data, atau ditambahkan setelah basis data dibuat. File data dapat dikelompokkan secara logis untuk meningkatkan performa dan memungkinkan untuk pemeliharaan yang lebih fleksibel. Log File Leiter (2009) menjelaskan bahwa setelah membuat suatu basis data, satu transaksi log harus ditetapkan. Transaksi log digunakan untuk mencatat semua modifikasi terhadap basis data untuk menjamin konsistensi dan kemampuan untuk pulih dari suatu transaksi. Meskipun menguntungkan untuk membuat beberapa file data dan beberapa filegroup, adalah jarang diperlukan untuk membuat lebih dari satu file log. Hal ini disebabkan bagaimana SQL Server mengakses data. File data dapat diakses secara paralel, memungkinkan SQL Server untuk membaca dan menulis ke beberapa file dan filegroup secara bersamaan. File log dijadikan serial untuk menjaga konsistensi transaksional. Setiap transaksi dicatat dalam log secara serial dan dalam urutan tersebut transaksi dieksekusi. File log yang kedua tidak akan diakses sampai file log pertama benar-benar penuh. Performance Tuning dan Optimization Petković (2008) menjelaskan bahwa kinerja dari sebuah Database Engine diukur berdasarkan dua kriteria: (a) Waktu Respon; merupakan panjang suatu waktu pada saat user memasukkan sebuah perintah sampai waktu di mana sistem mengindikasikan perintah tersebut telah selesai dilakukan. Waktu respon mengukur performa dari transaksi individual atau program. (b) Hasil Keluaran; merupakan performa keseluruhan dari sistem dengan menghitung jumlah transaksi yang dapat ditangani oleh Database Engine dalam satuan waktu yang telah diberikan. Menurut Whallen (2001) Performance Tuning adalah sebuah tindakan mengubah performa dari sebuah sistem dengan memodifikasi parameter dari sistem (software tuning) atau dengan merubah 338 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 konfigurasi sistem (hardware tuning). Performancetuning melibatkan suatu analisis detil dari konfigurasi perangkat keras, sistem operasi, dan konfigurasi dari Relational Database Management System (RDBMS) dan aplikasi yang mengakses komponen tersebut. Tujuan utama dari tuning adalah untuk menghilangkan bottlenecks, atau keterbatasan performa dalam komponen. Komponen yang dimaksud disini dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak yang dapat mempengaruhi performa dari sistem ketika dikonfigurasi dan di-tuning secara benar. Bottlenecks dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah data yang akan diproses dengan kapasitas jumlah data yang dapat diproses oleh suatu komponen dalam suatu waktu. Sebagai contoh ialah ketika jumlah data yang akan diproses meningkat sangat pesat, namun kapasitas memori untuk memproses data tersebut tidak mengalami peningkatan. Dengan demikian, maka jumlah data yang dapat diproses dalam suatu waktu oleh memori akan menjadi terbatas sehingga memerlukan waktu lebih banyak untuk memproses data. Hal ini tentu akan berakibat menurunnya performa dari basis data yang digunakan. Sekarang ini, penerapan SQL tuning merupakan parameter penting yang digunakan dalam mengelola query. Beberapa alasan terhadap pentingnya SQL tuning dikemukakan oleh Karthik, Reddy, dan Vanan (2012): (a) Mengurangi waktu respon (response time) ketika melakukan proses SQL. (b) Menemukan cara yang lebih efisien dalam memproses data. (c) Meningkatkan waktu pencarian dengan menggunakan index. (d) Memungkinkan proses penggabungan data antara dua tabel atau lebih secara efisien Meningkatkan performa dari sebuah sistem basis data memerlukan banyak pertimbangan, seperti di mana data harus disimpan dan bagaimana cara menyimpannya. Jika sistem basis data tidak bekerja secara optimal, maka sistem administrator harus melakukan pemeriksaan terhadap banyak faktor dan jika memungkinkan, melakukan tuning software terhadap sistem basis data tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukheja dan Singh (2011), kebutuhan akan basis data meningkat secara drastis dalam lingkungan pekerjaan saat ini disebabkan oleh adanya desentralisasi dalam infrastruktur IT suatu perusahaan sebagai akibat dari merger, akuisisi, dan aplikasi khusus perusahaan. Dengan semakin besar jumlah data dalam basis data, maka kecepatan proses yang dihasilkan akan menurun karena waktu yang diperlukan untuk mengakses data dalam basis data akan menjadi lebih lama. Untuk dapat tetap menjaga bahkan meningkatkan performa basis data, maka diperlukan suatu teknik yang disebut dengan tuning basis data. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Karthik, Reddy, dan Vanan (2012), dengan melakukan tuning maka dapat mengurangi waktu respon untuk pemrosesan SQL, menemukan cara yang lebih efisien untuk memproses beban kerja, meningkatkan waktu pencarian dengan menggunakan index, dan penggabungan data yang lebih efisien. Pada penelitian ini, tuning basis data yang diteliti adalah tuning pada basis data SQL Server 2008 secara fisikal, yaitu dengan menganalisis serta mengubah susunan file fisikal yang memiliki tingkat pertumbuhan sangat tinggi untuk disimpan dalam disk yang berbeda. Tools (alat-alat bantu) yang tersedia pada SQL Server 2008 SQL Server Profiler SQL Server Profiler merupakan alat bantu grafis yang memungkinkan sistem administrator memonitor dan merekam aktivitas basis data dan server, seperti login, user, dan aplikasi informasi. SQL Server Profiler juga dapat menampilkan informasi terkait kegiatan server secara real time, dan Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 339 fokus pada kegiatan tertentu dari user, jenis perintah, atau jenis laporan Transact SQL. Fitur yang paling berguna dari SQL Server Profiler adalah kemampuannya untuk menangkap aktivitas yang berkaitan dengan query. Aktivitas ini dapat digunakan sebagai masukan untuk Database Engine Tuning Advisor yang memungkinkan untuk memilih indices atau indexedviewsuntuk satu atau lebih query (Petković, 2008). Database Engine Tuning Advisor (DTA) Database Engine Tuning Advisor (DTA) merupakan bagian dari keseluruhan sistem dan memungkinkan untuk otomatisasi desain fisik suatu basis data. DTA berhubungan erat dengan SQL Server Profiler. Fitur spesifik SQL Server Profiler yang digunakan oleh DTA adalah kemampuannya untuk melihat dan merekam aktivitas yang dijalankan oleh user dan untuk menyediakan informasi kinerja, seperti penggunaan CPU dan kesesuaian dengan I/O statistic (Petković, 2008). Analisis kinerja basis data berdasarkan alat bantu yang dimiliki oleh SQL Server Analisis kinerja basis data berdasarkan alat bantu yang dimiliki oleh SQL Server dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja basis data dengan tabel yang diletakkan dalam file fisik yang berbeda, khususnya saat melakukan query processing. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sama. Sebagai contoh, dilakukan analisis pada tabel Person dan Address pada basis data AdventureWorks2008 dengan menjalankan query select yang sama dan dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan. Tabel tersebut akan mendapat perlakuan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu tabel sebelum diberi index (kondisi tabel sebelum dipindahkan ke dalam file fisik yang berbeda dengan tabel-tabel lain) dan tabel sesudah diberi index (kondisi tabel sesudah dipindahkan ke dalam file yang berbeda). Tabel Person Query (Query1) yang digunakan untuk menguji tabel yang belum dipindahkan ke dalam file fisik yang berbeda dengan tabel-tabel lain (dalam hal ini tabel PersonTest01) adalah: select a.addressID, a.addressID, a.city, a.stateprovinceID, a.postalcode from Person.Address a join Person.BusinessEntityAddress b on a.AddressID = b.addressID join Person.BusinessEntity c on b.BusinessEntityID = c.BusinessEntityID join Person.PersonTest01 d on c.BusinessEntityID = d.BusinessEntityID Sedangkan query (Query2) yang digunakan untuk menguji tabel yang telah dipindahkan kedalam file fisik yang berbeda (dalam hal ini tabel PersonTest02) adalah: select a.addressID, a.addressID, a.city, a.stateprovinceID, a.postalcode from Person.Address a join Person.BusinessEntityAddress b on a.AddressID = b.addressID join Person.BusinessEntity c on b.BusinessEntityID = c.BusinessEntityID join Person.PersonTest02 d on c.BusinessEntityID = d.BusinessEntityID Tabel Person sebelum diberi index 340 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 Setelah dilakukan pengujian terhadap tabel Person sebelum diberi index, hasil yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel 1 Tabel perbandingan antara tabel PersonTest01 dan PersonTest02 sebelum diberi index Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Tabel PersonTest01 Waktu(Detik) Query 95 91 95 92 93 Query1 96 95 100 103 95 95,5 Tabel PersonTest02 Waktu(Detik) Query 117 90 87 87 90 Query2 98 88 87 87 88 91,9 Grafik 1 Grafik perbandingan antara tabel PersonTest01 dan PersonTest02 sebelum diberi index Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa percobaan 1 dan 6 pada tabel PersonTest02 memiliki waktu respon yang lebih lama daripada tabel PersonTest01. Sedangkan pada percobaan lainnya, tabel PersonTest02 memiliki waktu respon yang lebih cepat. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya proses lain yang sedang berjalan. Dari data di atas dapat dilihat juga bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel PersonTest01 adalah 95.5 detik dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel PersonTest02 adalah 91.9 detik (terjadi peningkatan sebesar 3.7%). Dengan demikian terbukti bahwa kinerja dari tabel yang dipindahkan ke dalam file fisik yang berbeda (Tabel PersonTest02) lebih cepat dibandingkan dengan tabel yang berada pada file fisik yang sama dengan tabel-tabel yang lain (Tabel PersonTest01). Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 341 Tabel Person sesudah diberi index Sebelum pengujian ini dilakukan, perlu dilakukan penambahan index pada kedua tabel apabila memungkinkan. Penambahan index dilakukan dengan bantuan SQL Server tools yaitu Database Engine Tuning Advisor. Caranya adalah dengan melakukan analisis terhadap file example.sql dimana isi dari file tersebut adalah sebagai berikut: USE AdventureWorks2008; GO SELECT * FROM Person.PersonTest01 ORDER BY FirstName ASC; Rekomendasi index yang diberikan oleh Database Engine Tuning Advisor pada tabel PersonTest01 setelah query di atas dianalisis adalah sebagai berikut: use [AdventureWorks2008] go CREATE NONCLUSTERED INDEX [_dta_index_PersonTest01_9_214291823__K5_1_2_3_4_6_7_8_9_10_11_12_13] ON [Person].[PersonTest01] ( [FirstName] ASC ) INCLUDE ( [BusinessEntityID], [PersonType], [NameStyle], [Title], [MiddleName], [LastName], [Suffix], [EmailPromotion], [AdditionalContactInfo], [Demographics], [rowguid], [ModifiedDate]) WITH (SORT_IN_TEMPDB = OFF, IGNORE_DUP_KEY = OFF, DROP_EXISTING = OFF, ONLINE = OFF) ON [PRIMARY] go Query di atas dijalankan pada SQL Server Management Studio untuk membuat index pada tabel PersonTest01. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa query berhasil dijalankan pada SQL Server Management Studio dan membuat non-clustered index pada tabel PersonTest01. Setelah index pada tabel PersonTest01 dibuat, maka berikutnya adalah membuat index pada tabel PersonTest02. File yang digunakan untuk dianalisis oleh Database Engine Tuning Advisor adalah example.sql yang berisi query sebagai berikut: USE AdventureWorks2008; GO SELECT * FROM Person.PersonTest02 ORDER BY FirstName ASC; 342 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 Berikut adalah query yang diberikan oleh Database Engine Tuning Advisor setelah menganalisis query di atas: use [AdventureWorks2008] go CREATE NONCLUSTERED INDEX [_dta_index_PersonTest02_9_550293020__K5_1_2_3_4_6_7_8_9_10_11_12_13] ON [Person].[PersonTest02] ( [FirstName] ASC ) INCLUDE ( [BusinessEntityID], [PersonType], [NameStyle], [Title], [MiddleName], [LastName], [Suffix], [EmailPromotion], [AdditionalContactInfo], [Demographics], [rowguid], [ModifiedDate]) WITH (SORT_IN_TEMPDB = OFF, IGNORE_DUP_KEY = OFF, DROP_EXISTING = OFF, ONLINE = OFF) ON [PRIMARY] go Query di atas dijalankan pada SQL Server Management Studio untuk membuat index pada tabel PersonTest02. Dari hasil yang didapat, diperoleh bahwa query berhasil dijalankan pada SQL Server Management Studio dan membuat non-clustered index pada tabel PersonTest02. Setelah kedua tabel tersebut diberi index, maka dilakukan analisis kembali dengan menggunakan query1 dan query2 pada tabel PersonTest01 dan PersonTest02 yang sudah ditambahkan index.Hasil yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel 2 Tabel perbandingan antara tabel PersonTest01 dan PersonTest02 sesudah diberi index Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Tabel PersonTest01 Waktu(Detik) Query 119 112 106 109 117 Query1 108 111 109 107 106 110,4 Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) Tabel PersonTest02 Waktu(Detik) Query 115 95 92 93 95 Query2 93 95 108 97 93 97,6 343 Grafik 2 Grafik perbandingan antara tabel PersonTest01 dan PersonTest02 sesudah diberi index Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa semua percobaan pada tabel PersonTest02 dan rata-rata waktu menjalankan query-nya memiliki waktu respon yang lebih cepat daripada tabel PersonTest01. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel PersonTest01 adalah 110.4 detik dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel PersonTest02 adalah 97.6 detik. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 11.6%. Hal ini membuktikan bahwa tabel yang telah diberi index dan dipindahkan ke dalam filegroup baru dapat lebih meningkatkan kinerja basis data. Tabel Address Query (Query1) yang digunakan untuk menguji tabel yang belum dipindahkan ke dalam file fisik yang berbeda dengan tabel-tabel lain (dalam hal ini tabel AddressTest01) adalah: Select * from Person.AddressTest01 Sedangkan query (Query2) yang digunakan untuk menguji tabel yang telah dipindahkan kedalam file fisik yang berbeda (dalam hal ini tabel AddressTest02) adalah: Select * from Person.AddressTest02 Tabel Address sebelum diberi index Setelah dilakukan pengujian terhadap tabel Address sebelum diberi index, hasil yang didapat adalah sebagai berikut: 344 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 Tabel 3 Tabel perbandingan antara tabel AddressTest01 dan AddressTest02 sebelum diberi index Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Tabel AddressTest01 Waktu(Detik) Query 192 172 193 231 166 Query1 168 179 168 164 170 183,3 Tabel AddressTest02 Waktu(Detik) Query 203 166 163 163 166 Query2 162 179 165 166 170 170,3 Grafik 3 Grafik perbandingan antara tabel AddressTest01 dan AddressTest02 sebelum diberi index Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa percobaan 1 dan 9 pada tabel AddressTest02 memiliki waktu respon yang lebih lama daripada tabel AddressTest01. Sedangkan pada percobaan lainnya, tabel AddressTest02 memiliki waktu respon yang lebih cepat atau sama dengan tabel AddressTest01. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya proses lain yang sedang berjalan. Dari data di atas dapat dilihat juga bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel AddressTest01adalah 183.3 detik dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan query pada tabel AddressTest02adalah 170.3 detik. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 6.87%. Dengan demikian terbukti bahwa kinerja dari tabel yang dipindahkan ke dalam file fisik yang berbeda (Tabel AddressTest02) lebih cepat dibandingkan dengan tabel yang berada pada file fisik yang sama dengan tabel-tabel yang lain (Tabel AddressTest01). Tabel Address sesudah diberi index Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 345 Sebelum pengujian ini dilakukan, perlu dilakukan penambahan index pada kedua tabel tersebut. Untuk menambahkan index pada tabel AddressTest01, digunakan fileexample.sql yang berisi query berikut: USE AdventureWorks2008; GO SELECT * FROM Person.AddressTest01 ORDER BY AddressID ASC; Setelah dianalisis, Database Engine Tuning Advisor tidak memberikan rekomendasi apapun. Ini berarti tabel AddressTest01 tidak perlu dibuatkan non-clustered index. Berikutnya dilakukan percobaan menambah atau membuat non clustered index terhadap tabel AddressTest02. Percobaan dilakukan dengan menganalisis fileexample.sql yang berisi query berikut: USE AdventureWorks2008; GO SELECT * FROM Person.AddressTest02 ORDER BY AddressID ASC; Setelah dianalisis, Database Engine Tuning Advisor tidak memberikan rekomendasi apapun. Ini berarti tabel AddressTest02 pun tidak perlu dibuatkan non-clustered index. Dengan tidak adanya penambahan index pada kedua tabel, berarti percobaan lebih lanjut tidak perlu dilakukan. Masalah kinerja SQL Server 2008 yang belum atau tidak mempunyai alat bantu/tools Dari analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa perbaikan performa padaSQL Server dapat dilakukan dengan setidaknya dua cara yaitu dengan membuat sebuah index pada tabel dan dengan memindahkan tabel ke dalam file system yang berbeda. Dalam hal pembuatan index, SQL telah memiliki alat bantu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan menggunakan Database Engine Tuning Advisor. Ketika dijalankan, alat bantu ini akan memberikan sebuah rekomendasi yang dapat dijalankan oleh user dan secara otomatis membuatkan index pada tabel yang diinginkan. Permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya alat bantu dari SQL Server yang mempunyai kemampuan dalam menganalisis kinerja query atas tabel antara tabel yang tergabung dengan tabel lain dalam file system yang sama dengan tabel yang dipisah ke dalam file system yang berbeda secara otomatis dan menghasilkan rekomendasi berdasarkan analisis yang telah dilakukan tersebut. Usulan Pemecahan Masalah Untuk menghadapi permasalahan yang ada, maka telah dibuatkan sebuah aplikasi yang dapat mengintegrasikan alat bantu SQLServer Profiler dan Tuning Advisor. Aplikasi yang telah dibuat ini mampu melakukan analisis untuk menentukan tabel-tabel apa saja yang sebaiknya dipindahkan ke dalam file system yang berbeda, membuat sebuah file system (file dan filegroup) yang baru, memindahkan tabel-tabel tersebut ke dalam file system yang baru dibuat, melakukan analisis kinerja basis data setelah tabel-tabel tersebut dipindahkan, menghasilkan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dan mengeksekusi rekomendasi tersebut sehingga kinerja basis data bisa ditingkatkan. 346 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 Implementasi dan Evaluasi Aplikasi yang dapat mengintegrasikan alat bantu SQLServer Profiler dan Tuning Advisor dinamakan Analysis and File Tuning Optimation memiliki rancangan arsitektur sebagai berikut: Gambar 2 Arsitektur aplikasi Analysis and File Tuning Optimation Berdasarkan arsitektur aplikasi yang telah dibuat, maka dapat dilihat bahwa aplikasi mengintegrasikan fungsi dari SQL Server Profiler dan Database Tuning Advisor. Integrasi ini dapat dilakukan karena aplikasi menggunakan hasil keluaran dari SQL Server Profiler (berupa tabel). Dari hasil keluaran tersebut dapat dilakukan analisis dari tabel-tabel yang sudah diberi index maupun yang belum diberi index oleh Database Tuning Advisor sehingga menjadi sebuah tabel untuk dianalisis lebih lanjut. Melalui trace table yang ada, aplikasi tuning fisikal akan menganalisis setiap query yang terdapat di dalam trace table sehinga menghasilkan beberapa rekomendasi terhadap tabel yang perlu di-tuning.Secara garis besar, proses yang dijalankan oleh aplikasi terdiri dari dua proses utama, yaitu: Proses analisis query Gambar 3.Flowchart proses analisis Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 347 Berikut penjelasan gambar 3 di atas, langkah satu adalah melakukan analisis berdasarkan data yang terdapat dalam tabel, yang merupakan hasil keluaran SQL Server Profiler, yang sebelumnya telah diisi oleh user untuk menentukan tabel-tabel apa saja yang perlu dipindahkan ke dalam file system yang berbeda, guna meningkatkan kinerja sistem basis data. Langkah dua adalah membuat sebuah temporaryfile system yang baru (file dan filegroup) dan langkah tiga adalah memindahkan tabel-tabel hasil analisis awal ke dalam file system yang baru dibuat. Langkah empat adalah melakukan analisis kinerja basis data setelah tabel-tabel tersebut dipindahkan ke dalam temporary file system untuk selanjutnya langkah lima yaitu Memindahkan kembali tabel-tabel yang sudah dipindahkan ke dalam file system awal. Setelah itu langkah enam yaitu menghapus temporary file system dan dilanjutkan dengan langkah tujuh melakukan analisis kembali terhadap kinerja basis data. Sebagai langkah delapan adalah membandingkan hasil pada langkah keempat dan ketujuh dan ditutup dengan langkah Sembilan yaitu menghasilkan rekomendasi berdasarkan analisis-analisis di atas, mengenai tabel mana yang sebaiknya dipindahkan ke dalam file system yang berbeda dengan tabel-tabel lainnya dalam basis data. Proses tuning basis data Gambar 4 Flowchart proses tuning Berikut penjelasan gambar 4 di atas, langkah satu adalah membuat sebuah file group baru secara otomatis sesuai dengan apa yang diisi oleh user dan dilanjutkan dengan langkah dua yaitu membuat file baru yang diletakkan pada direktori yang telah diisi oleh user. Terakhir ditutup dengan langkah tiga yaitu memindahkan tabel-tabel yang ada pada list ke dalam file system yang baru dibuat Untuk menjalankan aplikasi alat bantu tuning fisikal basis data pada SQL Server 2008, user harus mempunyai data yang berisi histori query-query yang pernah dijalankan. Data tersebut dapat diperoleh dengan cara menjalankan SQL Server Profiler terlebih dahulusebelum menjalankan queryquery tersebut. Dengan demikian, semua data query akan tersimpan dalam sebuah tabel yang ditentukan oleh user dan bisa digunakan sebagai data awal dalam melakukan analisis. 348 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 334-349 SIMPULAN Semakin besar jumlah data dalam suatu basis data menyebabkan kecepatan proses yang dihasilkan menurun karena waktu yang diperlukan untuk mengakses data dalam basis data tersebut juga menjadi lebih lama. Peneliti menyadari bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebutdiperlukan suatu teknik yang dapat meningkatkan kinerja sebuah basis data. Hal teknis yang dilakukan dalam usaha meningkatkan kinerja suatu basis data yang lambat adalah dengan menambahkan index ke dalam tabel dan dengan memindahkan satu atau beberapa tabel ke dalam file fisik yang berbeda. Hal ini terlihat dari hasil waktu respon query yang lebih cepat pada tabel yang diletakkan pada file fisik yang berbeda dibandingkan dengan waktu respon query pada tabel yang diletakkan pada file fisik yang sama.Melalui alat bantu tuning selain Database Tuning Advisor, makadapat menjadi pertimbangan dan pilihan bagi Database Engineerdalam meningkatkan kinerja sebuah basis data perusahaan. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan dapat lebih efektif dalam mengakses, mengolah dan memasukkan data, khususnya bagi perusahaan yang memiliki basis data dengan jumlah data yang sangat besar serta membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat. DAFTAR PUSTAKA Burleson, D. (2010). Oracle Tuning: The Definitive Reference. Connolly, T., Begg, C. (2010). Database Systems : A Practical Approach To Design, Implementation, and Management. (5th Edition). New York: Pearson. Karthik, P., Reddy, G. T., Vanan, E. K. (2012). Tuning the SQL Query in order to Reduce Time Consumption. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, 9: 418. Leiter, C., Wood, D., Boettger, A., Cierkowski, M. (2009). Beginning Microsoft SQL Server 2008 Administration. Canada: Wiley Publishing. Petković, D. (2008). Microsoft SQL Server 2008: A Beginner's Guide. USA: McGraw-Hill. Sukheja, D., & Singh, U. K. (2011). A Novel Approach of Query Optimization for Distributed Database Systems. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, 8: 307. Whalen, E. (2001). Microsoft SQL Server 2000 Performance Tuning: Technical reference. Washington: Microsoft Press. Whitten, J. L., Bentley, L. D., Dittman, K. C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. (6th Edition). New York: McGraw-Hill. Analisis Alat Bantu … (Marlene Martani; dkk) 349