5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Malayu S.P. Hasibuan (edisi revisi) “manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”. 2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Malayu S.P. Hasibuan (edisi revisi) yaitu : a. Perencanaan (planning) Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. 5 6 c. Pengarahan (directing) Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. d. Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. e. Pengadaan (procurement) Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. f. Pengembangan (development) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. g. Kompensasi (compensation) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. h. Pengintegrasian (integration) Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. 7 i. Pemeliharaan (maintenance) Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. j. Kedisiplinan (discipline) Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disipli yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. k. Pemberhentian (separation) Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. 2.2 Kepemimpinan 2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Yukl mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi intepretasi mengenai peristiwa-peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas kerja untuk mencapai sasaransasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerja sama dan tim kerja, serta perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi. 8 2.2.2 Peran Kepemimpinan Dalam Organisasi Menurut Yukl, efek-efek kepemimpinan dapat dilihat sebagai efek kepemimpinan langsung dan tidak langsung. Efek-efek langsung kepemimpinan merujuk kepada keputusan-keputusan dan tindakantindakan pemimpin yang mempunyai dampak langsung terhadap kinerja karyawan dalam jangka pendek, misalnya dengan memberikan insentif khusus, memberikan ceramah-ceramah yang inspirasional tentang pentingnya pekerjaan, atau menetapkan tujuan-tujuan yang menantang. Efek-efek tidak langsung dari kepemimpinan merujuk pada keputusan-keputusan dirasakan, panjang namun tersebut dan tindakan-tindakan seringkali misalnya lebih adalah yang bertahan mengubah lama. lebih perlahan Efek budaya jangka organisasi, misalnya dengan memperkuat nilai-nilai seperti perhatian terhadap kualitas, serta loyalitas terhadap organisasi. 2.2.3 Teori-Teori Baru Kepemimpinan Terdapat beberapa teori kepemimpinan baru, antara lain sebagai berikut : A. Teori Kepemimpinan Karismatik Teori kepemimpinan karismatik berdasarkan pemikiran Weber dalam Bratton (2005:203), yang membahas tentang kekuasaan dan otoritas dalam menjelaskan meningkatnya modernisasi, kapitalisme, dan birokrasi. Daft (2000:75) menyatakan bahwa pemimpin karismatik cenderung untuk kurang dapat ditebak dibanding pemimpin 9 transaksional. Mereka menciptakan atmosfir perubahan dan dapat saja terobsesi oleh ide-ide khayalan yang memberi semangat, menstimulasi, dan mendorong orang lain untuk bekerja keras. Pemimpin karismatik mempunyai pengaruh emosional pada bawahan. Yukl menyatakan bahwa terdapat empat teori tentang kepemimpinan kharismatik adalah sebagai berikut : 1. Konsep Kepemimpinan Dini tentang Karisma Weber dalam Yukl menyatakan bahwa karisma adalah sebuah bentuk pengaruh yang didasarkan bukan atas tradisi atau kewenangan namun atas persepsi para pengikut bahwa pemimpin tersebut dikaruniakan dengan kemampuan-kemampuan yang luar biasa. 2. Teori Kepemimpinan Karismatik dari House House dalam Yukl mengidentifikasi bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, bagaimana mereka berbeda dari orang lain, serta dalam kondisi bagaimana mereka memperoleh dukungan untuk berkembang. 3. Teori Atribusi tentang Karisma Conger dan Kanungo dalam Yukl mengajukan teori kepemimpinan karismatik yang didasarkan asumsi bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi (attributional phenomenon). 10 4. Teori Konsep Diri (self-concept) tentang Kepemimpinan Karismatik Teori konsep diri yang dikembangkan oleh Shamir et al dalam Yukl memformulasikan teori kepemimpinan karismatik yang menjelaskan proses di mana para pemimpin karismatik mampu secara mendalam mempengaruhi para pengikutnya dan memotivasi mereka untuk mengorbankan kepentingan mereka demi kepentingan organisasi. Teori ini dibangun atas teori kepemimpinan karismatik yang dikembangkan oleh House. Teori konsep diri berdasarkan pada prosesproses motivasional. Asumsi utama dari teori ini adalah bahwa perilaku merupakan ekspresi dari perasaan, nilai, dan konsep tentang diri sendiri dari seseorang dan juga sebagai sesuatu yang pragmatis dan berorientasi pada tujuan. Dampak motivasional pemimpin karismatik melalui proses-proses mempengaruhi yang mengetengahkan dampak perilaku pemimpin terhadap bawahan. B. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Kepemimpinan transformasional, sebagaimana dikemukakan oleh Yukl menunjuk kepada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. 11 Konsep Awal Kepemimpinan Transformasional adalah Burn dalam Yukl yang membedakan kepemimpinan menjadi dua, yakni kepemimpinan transformasional dan transaksional. Kepemimpinan transformasional adalah sebagai sebuah proses yang mana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Sedangkan kepemimpinan transaksional, adalah kepemimpinan dimana proses memotivasi para pengikutnya dengan menunjuk kepada kepentingan diri mereka sendiri. Kepemimpinan transaksional, sebagaimana dikemukakan oleh Bass dalam Yukl mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai kepemimpinan berdasarkan pertukaran untuk imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan. Bass dalam Gill (2006: 51) menyatakan bahwa komponen kepemimpin transaksional terdiri dari manajemen berdasarkan penyimpangan aktif maupun pasif, dan imbalan kontinjen. Teori Full-Range Leadership Bass and Avolio mengembangan teori full-range leadership yang mengintegrasikan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional untuk menilai efektivitas kepemimpinan. Tabel ini menunjukkan lima faktor (skala) terkait pada kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, tiga dan faktor satu berkaitan berkaitan kepemimpinan laissez-faire (tanpa kepemimpinan). dengan dengan 12 Tabel 2.1 Komponen-komponen Model Teori Full- RangeLeadership Teori Kepemimpinan Kepemimpinan Transformasional Skala Kepemimpinan Full-Range Leadership Theory 1. Pengaruh Idealisasi atribusi karisma 2. Pengaruh Idealisasi atau keperilakuan karisma 3. Motivasi Inspirasional 4. Stimulasi Intelektual 5. Pertimbangan Individu Kepemimpinan 6. Imbalan Kontinjen Transaksional 7. Manajemen berdasarkan penyimpanga (pasif) 8. Manajemen berdasarkan penyimpangan (aktif) Laissez-faire 9. Laissez-faire Sumber: Bass and Avolio Penelitian-penelitian yang dilaksanakan oleh Bass and Avolio menunjukkan korelasi antara kepemimpinan transformasional dan imbalan kontinjen dengan efektivitas, sementara terdapat hubungan negatif atau nol untuk gaya kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan laissez-faire dengan efektivitas. Kepemimpinan yang efektif sebaiknya menggunakan kepemimpinan dengan hiararki frekuensinya adalah : kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, dan laissez-faire. 13 2.3 Motivasi Kerja 2.3.1 Pengertian Motivasi Definisi dan Arti Pentingnya Motivasi Kerja Motivasi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimulai oleh setiap orang dalam rangka meningkatkan produktivitas kerjanya. Motivasi berasal dari bahasa latin ”Movere”, yang berarti bergerak (to move). Pada hakekatnya perilaku manusia dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang merupakan tujuan dari kegiatan. Arti dari motivasi adalah sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan, gerak hati diri seseorang. Menurut Flippo mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keterampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi sehingga keinginankeinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaransasaran organisasi. Salah satu model motivasi yang paling awal dan paling populer dikemukakan oleh Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko yang merupakan salah satu pakar yang mengungkapkan teori motivasi,ia mempetimbangkan beberapa kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia, dan mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini mempunyai suatu hirarki bahwa beberapa kebutuhan berada di tingkat yang lebih rendah dari pada kebutuhan lainnya. Ia juga mengemukakan bahwa kecuali jika kebutuhan tingkat lebih rendah itu dipenuhi, kebutuhan yang lebih tinggi tidak akan berfungsi dan setelah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi, kebutuhan ini tidak akan memotivasikan orang. 14 2.3.2 Teori Motivasi McClelland McClelland menemukan tiga macam motivasi yang sangat mempengaruhi kemajuan, keberhasilan dan kinerja organisasi McClelland yaitu : a. Motivasi Kekuasaan (N Pow) Motivasi ini ditandai dengan keinginan individu untuk memegang kendali atas orang lain, mempengaruhi orang lain dan sekaligus menguasai kehidupan orang lain. Individu yang tinggi pada motivasi kekuasaan ini akan menunjukan sikap dominasi yang kentara, seperti selalu ingin menguasai forum diskusi, selalu ingin menjadi pemimpin, dan selalu ingin pendapatnya diikuti oleh banyak orang. b. Motivasi Affiliasi (N Aff) Motivasi affiliasi berkaitan dengan kebutuhan individu untuk menjalin hubungan social secara harmonis dengan orang lain dan berusaha untuk diterima oleh lingkungan sosialnya. Bisa juga dikatakan bahwa individu ini berorientasi pada orang dalam setiap tindakannya. c. Motivasi Berprestasi (N Ach) Motif berprestasi ini ditandai dengan dorongan dari individu untuk memperoleh kesuksesan yang memaksimal, menyukai tantangan pekerjaan, ingin menghasilkan prestasi yang tinggi dan semangat bersaing untuk menjadi yang terbaik. 15 McClelland meneliti motivasi ini melalui sebuah tes yang dinamakan TAT (The Tematic Apperception) yaitu sebuah tes psikologi yang berisi gambar-gambar manusia yang sedang beraktivitas di dalam berbagai setting dan kondisi. Menurut McClelland, motivasi berprestasi ini harus dikembangkan dan ditimbulkan pada anggota organisasi, untuk menjamin kemajuan organisasi itu sendiri McClelland. 2.4 Kinerja 2.4.1 Pengertian Kinerja Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2007 : 195) mengungkapkan kinerja sebagai berikut :”kinerja merupakan unjuk kerja atau hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya di dalam organisasi.” Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. dipengaruhi oleh 16 Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu : (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaanya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. 2.4.2 Tujuan Penilain Kinerja Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat dan otentik tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota semakin akurat dan otentik informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. Simamora (2002 :423) 2.4.3 Proses Penilain Kinerja Penilaian kinerja merupakan suatu proses manajemen, dan bukan sebuah rencana yang dipikirkan oleh departemen sumber daya manusia (SDM) untuk para penyelia dalam memberikan persetujuan yang secara langsung menyangkut departemen itu, dan menghasilkan format lengkap yang disimpan di dalam kumpulan dokumen penting karyawan dan kemudian dilupakan. 17 Menurut Mathis and Jackson (2006 : 378) dalam melakukan penilaian kinerja karyawan mencangkup lima indikator diantaranya sebagai berikut : 1. Kuantitas dari hasil kerja yang dicapai Kemampuan karyawan untuk mencapai jumlah produksi yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Kualitas dari hasil kerja yang dicapai Kemampuan karyawan yang bermutu dan dapat bertanggung jawab atas hasil kerjanya. 3. Ketepatan waktu Kemampuan karyawan dalam ketepatan waktu untuk menyelesaikan tugasnya. 4. Kehadiran Kemampuan karyawan dalam kehadiran yang baik dan tidak sering absen. 5. Kemampuan bekerjasama Mampu bekerja sama antara karyawan satu dengan karyawan lainnya, dapat menghasilkan keselarasan antara karyawan. 18 2.5 Hubungan Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja 2.5.1 Hubungan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah memberikan motivasi kepada bawahannya. Seorang pemimpin yang berorientasi pada hubungan dengan bawahan akan mendapatkan kepuasan apabila memiliki pengaruh yang kuat dalam suatu organisasinya. 2.5.2 Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Suatu determinasi penting dari kinerja individu adalah motivasi. Namun motivasi bukanlah satu-satunya determinan, variabel-variabel lain : seperti usaha yang diberikan, kemampuan pengalaman masa lalu juga mempengaruhi kinerja. Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi. Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama maka kinerja akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolok ukur kinerja perusahaan, semakin tinggi kinerja karyawan semakin tinggi pula kinerja perusahaan. 19 2.5.3 Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pemimpin mempunyai tanggung jawab menciptakan kondisikondisi dan perangsang-perangsang yang memotivasi anggota untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Motivasi atau dorongan dapat berdampak pada perilaku positif yaitu memberikan semangat kerja ataupun berdampak negatif yaitu tekanan. Kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, agar perilaku bawahan sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatankekuatan penting yang terkandung dalam kepemimpinan suatu kelompok dan fleksibel dalam pendekatan yang mereka gunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi yang dapat meningkatkan kinerja bawahannya. 20 2.6 Penelitian Terdahulu Daft (2002:544) menyatakan bahwa banyak konsep kepemimpinan muncul pada periode dimana lingkungan pada kondisi stabil, atau paling tidak ketika orang-orang percaya bahwa dunia adalah stabil dan dapat diprediksi dan dikontrol dengan logika dan rasionalitas. Konsep-konsep dan bentuk-bentuk organisasi yang dibuat pada masa stabil masih membentuk disain dari banyak organisasi dan pelatihan para manajer. Namun demikian, para pemimpin dalam dunia yang cepat berubah saat ini berada pada gerbang era baru, dan mereka belajar untuk membebaskan diri mereka sendiri dari praktik-praktik dan pola-pola yang ketinggalan jaman untuk menemukan tantangan-tantangan baru. Hal ini pernah diteliti oleh Anikmah (2008) yang sudah melakukan penelitian sebelumnya yang berpendapat bahwa berdasarkan hasil uji t terlihat bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa : Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Reksohadiprojo dan Handoko mendefinisikan bahwa motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama, maka kinerja akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolok ukur kinerja perusahaan, semakin tinggi kinerja karyawan semakin tinggi pula 21 kinerja perusahaan. Hal ini didukung oleh Anikmah (2008) yang sudah melakukan penelitian sebelumnya yang berpendapat bahwa berdasarkan hasil uji t terlihat bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa : Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian sebelumnya yang telah diteliti oleh Anikmah (2008) yang hanya meneliti tentang kepemimpinan transformasional. Sedangkan penelitian terdahulu mencakup pada teori kepemimpinan baru yaitu kepemimpinan transformasional, transaksional dan laissez-faire yang dikemukan oleh Daft (2002).