BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Pencapaian visi jangka panjang kota Yogyakarta tahun 2000-2025 yang
tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan merupakan dasar filosofis
pembangunan kota. Demikian halnya dengan kota Yogyakarta. Kota ini
memantapkan perannya sebagai kota pendidikan dan pariwisata dan merupakan
satu-satunya kota di dunia yang mendasarkan pada budaya Jawa. Hal tersebut
tercermin dalam keunggulan kompetitif yang terdiri atas:
1. Karakter kota yang kuat yang mendukung citra kota sebagai salah
satu authenthic city.
2. Citra yang kuat sebagai pusat budaya Jawa yang termanifestasi dalam
kehidupan kota dan masyarakatnya yang menjadi daya tarik wisata
dan investasi.
3. Pusat kuliner baru berskala kawasan.
4. Produksi film-film kreatif.
Keempat hal di atas sejalan dengan visi kota yaitu merupakan salah satu kota
otentik dengan karakter kota pendidikan dan memanifes budaya Jawa dalam
kehidupan kota yang berwawasan lingkungan. Dan kedua hal tersebut didukung
oleh partisipasi masyarakat dalam wadah ekonomi kreatif dengan berfokus pada
pengembangan kuliner dan film-film kreatif. Dalam kenyataannya, peran sebagai
kota pendidikan yang mengembangkan budaya Jawa sangat kental bagi kota ini.
69
Pengembangan kuliner menjadi salah satu trend baru di kota ini dengan
menjamurnya kawasan-kawasan pusat kuliner, salah satunya XT Square.
Sedangkan pengembangan film-film kreatif baru menjadi gejala trend baru.
Sebagaimana tujuan penelitian , karakter khas kota ini dapat dipetakan
sebagai empak aspek yaitu: keunggulan kompetitif, kapasitas bertahan,
kebutuhan reorientasi dan kerentanan sebagaimana tampak pada analisa aligned
SWOT pada BAB IV. Adapun aspek keunggulan kompetitif merupakan hasil
analisa yang dapat direkomendasikan sebagai aspek utama dalam membentuk
identitas kota. Selanjutnya aspek ini dapat direkomendasikan pula menjadi dasar
pertimbangan dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
kota menjadi suatu landasan bagi perencanaan strategis.
5.2. SARAN
Dalam konteks global, analisa pada bab sebelumnya menggambarkan
peran kota Yogyakarta yang cukup penting baik pada skala lokal, nasional serta
kontribusinya pada skala internasional
dalam mencapai visi jangka panjang
sebagai kota pendidikan berkualitas, pariwisata berbasis budaya dan pusat
pelayanan jasa yang berwawasan lingkungan dengan penekanan pada pendidikan
inklusi dan karakter serta ekonomi kerakyatan. Dimana nilai dan kontribusi
sektor tersier memberikan sumbangan yang terbesar bagi PDRB. Berdasarkan
Rencana Aksi Daerah bidang ekonomi, kinerja perekonomian daerah dapat
diketahui dari beberapa indikator, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat terjadi dari dua sisi yaitu sisi produksi dan sisi
70
permintaan. Pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi terjadi jika ada kenaikan
dari nilai tambah pada sembilan sektor usaha PDRB. Dalam hal ini, kota ini
mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat dilihat dari peningkatan
sektor tersier yang berkaitan dengan jasa yaitu sektor perdagangan, hotel dan
restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor jasa-jasa; dan
sektor pengangkutan dan komunikasi. Sehingga perhatian yang serius pada
sektor ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang baik serta akan
memberikan peluang peningkatan pendapatan per kapita sebagai indikator
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
serta
berkesempatan
dalam
mengembangkan kota yang berwawasan lingkungan sebagai bagian dari
globalisasi. Dan industri kreatif ini menjadi lokomotif bagi pertumbuhan
ekonomi kota.
Apabila dilihat dari upaya untuk meningkatkan PAD kota Yogyakarta
yang dilaksanakan melalui kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi serta
mengoptimalkan pertumbuhan perekonomian daerah menunjukan adanya
konsistensi yang baik. PAD yang sebagian besar bersumber dari pajak daerah
dan retribusi daerah mempunyai keterkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.
Ketika ekonomi tumbuh dengan baik, roda perekonomian berputar dengan baik
maka pajak daerah yang dominan berupa pajak hotel dan restoran dan retribusi
parkir akan semakin besar dan berpengaruh pada kenaikan PAD. Konsistensi
inilah yang menunjukkan kesiapan kota ini untuk mengembangkan keempat
rencana strategis menjadi program prioritas utama dalam jangka pendek untuk
mendorong perkembangan industri kreatif. Setelah pencapaian penyelenggaraan
71
tata pemerintahan yang baik dan bersih. Dan tentunya dipadukan pula dengan
program bidang lainnya seperti pengembangan pariwisata, pengembangan
pendidikan, penyediaan sarana-prasarana, peningkatan kualitas lingkungan,
kesehatan dan pemerintahan yang baik dan bersih.
Pemetaan karakter khas kota Yogyakarta memberikan gambaran
perkembangan industri kreatif kota ini. Industri kreatif sebagai bagian dari sektor
tersier yang mendominasi sumbangan PAD, menjadi prioritas utama dalam
penyusunan rencana strategis. Dalam hal ini, kota ini merupakan preseden yang
lengkap. Apabila diselaraskan dengan rencana strategis yang telah disusun oleh
pemerintah kota yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2012-2016, pendekatan
ini sinergi dan melengkapi perencanaan yang telah ditetapkan pemerintah kota.
Dengan misi menguatkan daya saing daerah untuk memajukan kota Yogyakarta,
keempat prioritas utama di atas memberikan fokus program yang strategis. Dan
seharusnya menjadi agenda utama pembangunan kota dimana ketiga misi lainnya
sudah dicapai pada periode pemerintahan sebelumnya. Secara umum, saran
untuk pengembangan rencana strategis yaitu:
a. Perlu pelibatan stake holder yang lebih intensif dalam
penyusunan kebijakan kota.
b. Perlu dilakukan kajian perencanaan yang lebih intensif dalam
merespon globalisasi.
c. Perlu dilakukan identifikasi secara cermat mengenai identitas
kompetitif suatu kota.
72
d. Perlu preseden kota lain untuk menyusun strategi yang cepat,
efektif dan efisien dalam meningkatkan produktivitas dan
mencapai kinerja manajemen yang lebih baik.
e. Khusus untuk kota Yogyakarta, perlu penekanan perencanaan
strategis pada empat prioritas utama dalam mencapai visi dan
misi pembangunan. Keempat prioritas tersebut adalah:
1. Pengembangan karakter kota yang kuat yang
mendukung citra kota sebagai salah satu
authenthic city.
2. Pengembangan citra yang kuat sebagai pusat
budaya
Jawa
yang
termanifestasi
dalam
kehidupan kota dan masyarakatnya yang
menjadi daya tarik wisata dan investasi.
3. Pengembangan
pusat kuliner baru berskala
kawasan.
4. Pengembangan produksi film-film kreatif.
5.3. VALIDITAS DATA
Berikut ini beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk penelitan
serupa yaitu:
a. Perluas responden yang mewakili seluruh unsur stake holder.
73
b. Perlu dilakukan focus group discussion untuk menemukan
benang merah
topik penelitian
yang bersumber dari
responden.
c. Perlu dibentuk tim peneliti untuk jenis penelitian yang serupa
dengan penelitian ini.
d. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
evaluasi pencapaian visi pembangunan kota Yogyakarta.
Download