49 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1

advertisement
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah NDLC (Network Development
Life Cycle) yang merupakan pedoman dalam pengembangan jaringan yang
berkaitan dengan perancangan interkoneksi dan komunikasi sehingga diharapkan
dapat memberikan penjelasan bagaimana infrastruktur jaringan yang sedang
berjalan untuk proses optimalisasi sehingga memberikan solusi dalam
pengembangan jaringan. Adapun tahapan dari NDLC adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahapan NDLC
1.
Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang
muncul dan analisa topologi / jaringan.
2.
Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat
gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan
dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang
ada.
49
50
3.
Simulation Prototype
Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan
tools khusus di bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim dan
sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang
akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work
lainnya.
4.
Implementation
Tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya.
Dalam implementasi
networker’s
akan menerapkan
semua
yang telah
direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang
sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun.
5.
Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting,
agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan
dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan
monitoring.
3.2 Analisa Kebutuhan Sistem
VoIP merupakan layanan komunikasi yang sangat baik di karenakan
mengunakan alamat yang berbasis IP yang sudah memiliki jaringan yang besar di
dunia sehingga untuk melakukan pangilan pada jarak yang sangat jauh bisa
terjangkau dan lebih efisien daripada menggunakan telepon analog yang tentunya
lebih mahal. Akan tetapi VoIP mempunyai kelemahan, dalam hal sistem
keamanan yang belum terjamin dikarenakan teknologi ini berbasis IP. Denial of
Service Attack (DoS) masih merupakan ancaman keamanan terbesar pada VoIP.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan QoS pada simulasi VoIP
sebelum dan sesudah adanya serangan DoS dengan membuat skenario pada
jaringan LAN. Simulasi ini dilakukan pada komputer notebook dengan spesifikasi
sebagai berikut :
51
1.
Perangkat Keras (Hardware)
Pada tugas akhir ini, akan dibangun sebuah simulasi dengan menggunakan 1
buah PC (notebook) dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Toshiba satellite L645
b. Intel(R) core(TM) i3 CPU 2.53 GHz
c. 4 GB memory DDR2
d. HDD 500GB
2.
Perangkat Lunak (Software)
Spesifikasi software yang digunakan untuk simulasi ini adalah :
a. Sistem operasi : Ubuntu 12.10 desktop i386
Dalam penelitian ini digunakan sistem operasi Ubuntu 12.10.
b. Aplikasi simulator : Network Simulator versi 2.35
Merupakan aplikasi untuk menjalankan simulasi di sistem operasi Ubuntu
10.12.
c. Text Editor
Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat script
simulasi yang akan dijalankan pada Network Simulator.
d. Gawk
Merupakan perangkat lunak yang dapat melakukan parsing terhadap suatu
file. Fungsi utamanya adalah mencari isi dari sebuah file secara barisperbaris yang berisikan pola tertentu dan kemudian melakukan seleksi atau
pemformatan ulang terhadap file tersebut.
e. Xgraph
Merupakan perangkat lunak pembuatan grafik berbasis command-line.
Perangkat lunak ini mampu menghasilkan berbagai macam grafik dengan
banyak pilihan untuk mengubah tampilan grafik.
3.3 Analisa Kebutuhan Bandwidth
Ketika membuat panggilan melalui internet, perangkat lunak (soft-phone)
atau perangkat keras perlu menggunakan codec untuk mengirim/menerima
52
informasi dalam format tertentu dan mengubahnya menjadi suara. Umumnya,
sebuah codec dengan kebutuhan bandwidth yang lebih tinggi memberikan kualitas
suara yang lebih baik.
VoIP adalah paket stream bit-bit suara yang dibungkus kedalam paket IP.
Paket Voice Payload ini kemudian harus ditambahkan header (semacam
informasi alamat yang dituju dan informasi pengirim pada sebuah surat).
Asumsi header yang digunakan untuk perhitungan:
40 byte untuk IP (20 byte) / User Datagram Protocol (UDP) (8 byte) / RealTime Transport Protocol (RTP) (12 byte) header.
18 byte untuk Ethernet pada header layer 2, termasuk 4 byte Frame Check
Sequence (FCS) atau Cyclic Redundancy Check (CRC).
Gambar 3.2 VoIP Header
Rumus perhitungan bandwidth :
Total packet size = (L2 header: MP or FRF.12 or Ethernet) + (IP/UDP/RTP
header) + (voice payload size).
PPS = (codec bit rate) / (voice payload size).
Bandwidth = total packet size * PPS.
Bandwidth yang dibutuhkan untuk simulasi VoIP menggunakan codec G.711
(64 Kbps codec bit rate) dengan default voice payload sebesar 160 byte:
Total packet size (bytes) = (Ethernet header sebesar 18 bytes) +
(IP/UDP/RTP header sebesar 40 bytes) + (voice payload sebesar 160 bytes) =
218 bytes
Total packet size (bits) = (218 bytes) * 8 bits per byte = 1.744 bits
PPS = (64 Kbps codec bit rate) / (1280 bits) = 50 pps
Note : 1280 bits = 160 bytes (default voice payload) * 8 bits per byte
53
Bandwidth per call = voice packet size (1.744 bits) * 50 pps = 87.2 Kbps
Dalam
perhitungan
bandwidth
pada
VoIP
untuk
setiap
panggilan
menggunakan codec G.711 diperoleh minimal bandwidth sebesar 87.2 Kbps
3.4 Analisa Serangan
Denial of service adalah jenis serangan yang tujuannya adalah mencegah
pengguna yang sesungguhnya menikmati layanan yang diberikan server. Server
sesuai namanya adalah pelayan yang harus selalu siap melayani permintaan
pengguna, yang umumnya beroperasi 24 jam tanpa henti. Efek denial of service
ini terjadi dengan cara mengirimkan pesan ke target yang menggangu operasi dan
membuatnya hang, crash, reboot, atau melakukan pekerjaan yang sia-sia.
Salah satu cara untuk melakukan denial of service yaitu mengeksploitasi
kelemahan yang ada pada mesin target atau sasaran di dalam aplikasi. Penyerang
mengirimkan beberapa pesan yang dibuat dalam cara tertentu yang mengambil
keuntungan dari kelemahan sistem yang diberikan. Cara lainnya adalah dengan
mengirimkan sejumlah besar pesan yang mengkonsumsi sumber daya beberapa
utama pada target seperti bandwidth, CPU time, memory dll. Aplikasi target,
mesin atau jaringan menghabiskan seluruh sumber daya kritis dalam menangani
serangan tersebut dan tidak dapat menangani klien.
Untuk menghasilkan seperti sejumlah besar pesan, penyerang harus
mengendalikan mesin yang sangat kuat dengan prosesor yang cukup cepat serta
bandwidth besar pada jaringan yang tersedia. Agar serangan berhasil, penyerang
harus membebani sumber daya target. Ini berarti bahwa mesin penyerang harus
mampu menghasilkan lebih banyak traffic dari target, atau infrastruktur jaringan
yang lebih besar yang mampu ditangani target.
Denial of service mempunyai beberapa tipe serangan. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai tipe-tipe serangan Denial of service. Tipe-tipe serangan DoS
ada 2 yaitu :
54
1. Logical, merupakan tipe serangan yang memanfaatkan kelemahan aplikasi,
Operating System atau kelemahan syntax pada mesin target. Contohnya :
SMBNUKE
2.
Flooding, merupakan tipe serangan menggunakan protocol TCP, UDP atau
ICMP untuk membanjiri targetnya dengan paket-paket yang besar dan dalam
jumlah banyak yang dikirimkan oleh penyerang.
Dalam melakukan serangan DoS yang harus dilakukan pada awal serangan
adalah menentukan jenis serangan. DoS merupakan salah satu serangan yang
dapat melumpuhkan server dengan menggunakan program atau script yang
dijalankan pada command.
scan web/server yang akan di serang dan jika sudah mendapatkan apa yang
akan serang gunakan command seperti di bawah ini.
[perl] [udp.pl] [IP] [PORT] [sending packet]
Contoh :
[root@root ~]$ perl udp.pl 192.168.1.1 5060 65500
Keterangan :
a. Perl
Perl command digunakan untuk mengeksekusi script.pl. PERL merupakan
singkatan dari Practical Extraction and Reporting Language. Perl
termasuk ke dalam kategori bahasa pemrograman berbasis script sama
seperti Python. Perl sangat banyak digunakan untuk kepentingan praktis
untuk melakukan otomasi berbagai tugas administrasi sistem operasi.
b. udp.pl
udp.pl merupakan file yang akan di upload ke dalam server sebagai bahan
pokok dari penyerangan. Udp.pl adalah script yang dibuat menggunakan
text editor dan di simpan dengan ekstensi .pl serta dijalan pada terminal
dimana di dalam script tersebut terdapat skenario yang akan dilakukan.
Dalam pengiriman paket data. Layer transport menjadi peranan penting
55
dalam pengiriman paket. Protokol yang terdapat pada lapisan transport
yaitu TCP, UDP dan SPX. Sesuai namanya udp.pl merupakan script yang
digunakan untuk serangan DoS dengan menggunakan protokol UDP untuk
pengiriman paket data dan dibuat dengan tujuan agar server tidak dapat
berjalan dengan baik.
c. IP
IP merupakan target dari penyerangan yaitu menuju pada destination
(server) yang akan diserang. IP (Internet Protocol) merupakan protokol
lapisan network atau protokol lapisan internetwork yang digunakan oleh
protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan, dan routing paket data
antar-host di jaringan komputer berbasis TCP/IP.
d. PORT
Port merupakan pintu dari serangan yang akan dilakukan. Port adalah
mekanisme yang mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung
beberapa sesi koneksi dengan komputer lainnya dan program di dalam
jaringan. Port juga mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana
sebuah server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau
bagaimana sebuah klien dapat mengakses sebuah layanan yang ada dalam
server.
Port komunikasi pada VoIP :
a. IAX
: UDP port 4569
b. SIP
: UDP/TCP port 5060
c. H.323 : TCP Port 7120
e. Sending Packet
Sending packet merupakan jumlah paket yang akan di kirimkan ke server
yang akan diserang.
Pada tugas akhir ini akan mensimulasikan serangan Denial of service pada
jaringan VoIP dengan menggunakan tipe serangan UDP Flood yang bertujuan
56
membanjiri sumber daya jaringan dengan mengirimkan paket-paket yang besar
dan dalam jumlah yang banyak.
3.5 Analisa Kebutuhan Output
Pada tugas akhir ini dilakukan analisa terhadap Quality of Service yang
merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi atau layanan dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Dalam komunikasi suara seperti VoIP
dan video streaming membutuhkan bandwidth yang cukup serta performa dari
masing-masing QoS. Parameter QoS yang diperlukan untuk meng-analisa
simulasi jaringan VoIP sebelum dan sesudah adanya serangan DoS yaitu
throughput, end-to-end delay dan packet loss. Untuk menghitung parameter QoS
maka dibutuhkan beberapa script AWK.
3.5.1 Parameter Throughput
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang
diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval
waktu tersebut. Dalam aplikasi voice variasi waktu tunda yang dialami aplikasi
dan data rate yang dihasilkan aplikasi setiap detik merupakan faktor penting agar
terdapat kelancaran dalam komunikasi. Throughput menyatakan kecepatan
pengiriman data secara aktual yang sukses diterima oleh user. Semakin besar nilai
throughput maka semakin baik kinerja jaringan tertentu.
3.5.2 Parameter Delay
Delay merupakan parameter yang memberikan gambaran banyaknya waktu
yang dibutuhkan paket sampai ke node tujuan. Dalam parameter delay, menurut
ITU menyatakan bahwa besarnya delay tidak boleh melebihi 400 ms karena dapat
mempengaruhi kualitas jaringan. Dalam hal ini, jaringan yang dapat dikatakan
baik yaitu memiliki tingkat delay kurang dari 150 ms.
57
3.5.3 Parameter Packet Loss
Packet loss merupakan parameter yang memberikan gambaran peluang
suatu paket data mengalami loss selama transmisi. Packet loss dapat dikatakan
sangat baik ketika menunjukkan jumlah paket yang hilang bernilai 0% dan
persentase baik dengan nilai 3%, serta dalam kategori sedang apabila memiliki
tingkat packet loss sebesar 15%, sedangkan ketika menunjukkan hasil sebesar
25% maka dapat dikatakan jaringan tersebut memiliki tingkat yang buruk. Hal ini
dikarenakan collision dan antrian paket yang melebihi batas buffer sehingga
banyak paket yang terbuang dan tidak sampai pada tujuan.
Simulasi ini akan dijalankan berdasarkan tcl script dan terbentuk file NAM
yang menggambarkan topologi jaringan. Simulasi akan berjalan dua kali sesuai
dengan skenario yang dirancang, setelah masing-masing simulasi berjalan akan
dihasilkan file trace. File trace tersebut menggambarkan segala macam kejadian
yang terjadi selama simulasi berlangsung. File trace tersebut digunakan sebagai
acuan dalam pengukuran QoS (berdasarkan parameter QoS) dengan bantuan file
AWK yang berisi rumus perngukuran parameter QoS. File AWK akan
menampilkan persentasi dan hasil pengukuran berdasarkan parameter-parameter
yang digunakan.
AWK merupakan script untuk menerjemahkan file trace ke hasil berupa
nilai numerik. AWK ditulis dalam bahaca C++ yang ditempatkan pada direktori
yang sama dari trace file. AWK dimulai dengan inisialisasi variabel yang akan
digunakan dalam kalkulasinya. Kemudian menginisialisasikan parameterparameter file trace, dan memberikan rumus untuk mengkalkulasikan parameterparameter QoS. Setelah mendapatkan formatan data dalam 2 kolom maka dapat
dirubah ke dalam bentuk grafik dengan menggunakan xgraph.
Programing AWK yang dibutuhkan untuk analisis jaringan yaitu :
1.
End-to-End delay
Merupakan script AWK yang dibutuhkan untuk menghitung delay yang
mengacu pada waktu yang dibutuhkan untuk paket yang akan dikirim melintasi
jaringan dari sumber ke tujuan.
58
2.
Packet loss
Merupakan script AWK yang dibutuhkan untuk menghitung paket yang
hilang dari setiap paket yang akan dikirim melintasi jaringan dari sumber ke
tujuan.
3.6 Perancangan Simulasi
Proses pembuatan tugas akhir ini, yaitu mengenai analisa QoS pada simulasi
Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan adanya serangan Denial of service
(DoS), maka digunakan perangkat lunak yaitu Network Simulator (NS2).
Network Simulator (NS2) merupakan salah satu tools simulator yang
memiliki fitur yang lengkap. NS2 tidak hanya dapat mensimulasikan kejadian
yang sedang berlangsung di jaringan, tapi juga dapat mengkalkulasikan berbagai
macam perhitungan seperti perhitungan parameter-parameter QoS serta membuat
grafik dari hasil simulasi. Berbagai kelengkapan yang dimiliki NS2 tersebut
membuat simulator jaringan ini banyak digunakan sebagai tester pengembangan
jaringan.
Pada simulasi ini akan ditampilkan 6 buah node yang terdiri dari 2 buah node
sebagai user, 2 buah node sebagai router, 1 buah node sebagai IP PBX dan 1 buah
node sebagai penyerang (DoS).
Dalam
merencanakan
sistem,
dibutuhkan
langkah-langkah
untuk
mempermudah prosesnya. Gambar 3.1 berikut merupakan gambar dari diagram
alir perancangan dan simulasi pada jaringan VoIP dengan adanya serangan DoS
yang dijalankan dalam Network Simulator.
59
Start
Perencanaan Topologi dan
Skenario
Perencanaan Simulasi
Konfigurasi Node
Penentuan Jenis Trafik
Input Paket Data
Simulasi
Tidak
Apakah Simulasi
Berfungsi ?
Ya
Hasil Output
End
Gambar 3.3 Diagram alir perancangan dan simulasi
Perancangan dan simulasi ini dibagi menjadi tujuh tahap utama, yaitu tahap
perancangan topologi dan skenario, perencanaan simulasi, konfigurasi node,
penentuan jenis traffic, input paket data, melakukan simulasi serta terakhir adalah
tahap analisa hasil output. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut mengenai tahaptahap perencanaan simulasi :
60
3.6.1 Perencanaan Topologi dan Skenario
a.
Perencanaan Topologi Jaringan
Perencanaan topologi jaringan pada Network Simulator 2 adalah dengan
membuat node yang akan digunakan kemudian menghubungkannya satu
sama lain dengan mengatur sesuai dengan topologi yang ingin dicapai.
IP PBX
VoIP Server
OS : Windows XP
IP PBX Server : Asterisk
Protokol : SIP
Modem
Router
Router
Modem
PC 3 (Penyerang)
PC 1
PC 2
Gambar 3.4 Perancangan topologi jaringan
Pada jaringan internet, terdapat 4 layer komunikasi TCP/IP yaitu layer
application, transport, internet dan network. Lapisan transport merupakan layer
komunikasi yang mengatur komunikasi data yang akan digunakan oleh lapisan
aplikasi diatasnya. Network Simulator 2 mensimulasikan lapisan transport dengan
objek simulasi yang bernama transport agent. Pada simulasi pengiriman data,
transport agent tidak dapat berdiri sendiri. Transport agent membutuhkan lapisan
aplikasi diatasnya yang berfungsi sebagai trafic generator.
Gambar 3.5 RTP enkapsulasi
Sumber : http://searchunifiedcommunications.techtarget.com/definition/real-timecommunications
61
Pada prinsipnya, data yang diambil dari ADC soundcard dikemas menjadi
RTP dengan ditambah nomer urut dan time stamp. Selanjutnya, RTP dikemas
dalam UDP dengan ditambah nomor port dll, sebelum dikirim melewati layer
phisik, dikemas dalam layer network dengan ditambah header IP tujuan dan asal.
Selanjutnya, setelah dikemas kedalam paket IP, yang kemudian dikemas ke dalam
protokol lapisan link (Ethernet). Link layer paket kemudian diteruskan ke
komputer tujuan.
Pada simulasi ini akan dilakukan konfigurasi koneksi dengan menggunakan
agent UDP pada Network Simulator (NS2). UDP pada umumnya digunakan pada
dunia internet yang merupakan connectionless yaitu tidak memperhatikan apakah
paket yang dikirim diterima atau tidak. UDP merupakan agent untuk user 1, user
2 yang digunakan untuk mengirimkan traffic CBR ke node tujuan. Pada simulasi
ini akan menggunakan generator traffic CBR yang berfungsi membangkitkan data
secara terus menerus dengan bit rate yang konstan.
Gambar 3.6 Perencanaan topologi pengiriman data pada simulasi VoIP
Setelah simulasi VoIP telah di konfigurasi dan dapat berjalan sesuai dengan
topologi yang ingin dicapai maka langkah selanjutnya adalah menambahkan
sebuah node dengan tujuan dilakukan penyerangan terhadap aplikasi VoIP dengan
metoda Denial-of-Service. Dari berbagai jenis serangan DoS yang ada pada saat
ini, didalam simulasi ini akan digunakan sebuah serangan UDP flood. Dimana
UDP flood ini merupakan salah satu serangan untuk membanjiri jaringan dengan
menggunakan protokol UDP.
62
Gambar 3.7 Perencanaan topologi pengiriman data pada simulasi VoIP yang
terserang DoS
b. Perencanaan Skenario
Simulasi ini dilakukan dengan membuat 3 jenis skenario dengan
topologi dan kondisi yang berbeda. Source dan receiver dibuat pada
jaringan yang sama. Hal ini bertujuan untuk membuat sistem yang dibangun
dengan kondisi jaringan lokal area network (LAN). Pengambilan data QoS
VoIP berdasarkan kondisi pada topologi jaringan yang akan dibuat.
Skenario pengujian yang akan dilakukan dalam pengujian terhadap
kinerja VoIP dengan adanya serangan DoS adalah sebagai berikut :
1) Skenario pertama
Ketika simulasi dijalankan maka Network Simulator 2 akan
mengambil data sesuai dengan script yang akan dibuat. Setelah selesai
dilakukan simulasi, data-data pada trace file dipisahkan menggunakan
script awk sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik. Dari grafik
tersebut, dapat dianalisa bagaimana performa dari jaringan tersebut.
Gambar 3.8 Topologi jaringan VoIP
63
Table 3.1 Parameter skenario pertama
User 1
Parameter
User 2
Nilai
Parameter
Nilai
Protokol
UDP
Protokol
UDP
Traffic
CBR
Traffic
CBR
Packet Size
160 Bytes
Packet Size
160 Bytes
PPS
50 kbps
PPS
50 kbps
Delay per packet
20 ms
Delay per packet
20 ms
Durasi Simulasi
10 s
Durasi Simulasi
10 s
2) Skenario kedua
Skenario kedua pada dasarnya hampir sama dengan skenario
pertama, namun yang membedakan dari skenario yang pertama adalah
akan dilakukan penyerangan dengan metoda DoS dengan menggunakan
packet size pada DoS sebesar 64 Bytes. Setelah selesai dilakukan
simulasi, data-data pada trace file dipisahkan menggunakan script awk
sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik. Dari grafik tersebut,
dapat dianalisa bagaimana performa dari jaringan tersebut.
Gambar 3.9 Topologi jaringan VoIP dengan adanya serangan DoS
64
Table 3.2 Parameter skenario kedua
User 1
Parameter
User 2
Nilai
Parameter
Serangan DoS
Nilai
Parameter
Nilai
Protokol
UDP
Protokol
UDP
Protokol
UDP
Traffic
CBR
Traffic
CBR
Traffic
CBR
Packet Size
160 Bytes
Packet Size
160 Bytes
Packet Size
64 Bytes
PPS
50 kbps
PPS
50 kbps
PPS
256 kbps
Delay per packet
20 ms
Delay per packet
20 ms
Delay per packet
5 ms
Durasi Simulasi
10 s
Durasi Simulasi
10 s
Durasi Simulasi
5s
3) Skenario ketiga
Skenario ketiga hampir sama dengan skenario kedua, namun yang
membedakan dari skenario yang kedua adalah akan dilakukan
penyerangan dengan metoda DoS dengan menggunakan packet size
pada DoS sebesar 96 Bytes. Setelah selesai dilakukan simulasi, datadata pada trace file dipisahkan menggunakan script awk sehingga dapat
ditampilkan dalam bentuk grafik. Dari grafik tersebut, dapat dianalisa
bagaimana performa dari jaringan tersebut.
Gambar 3.10 Topologi jaringan VoIP dengan adanya serangan DoS
65
Table 3.3 Parameter skenario ketiga
User 1
Parameter
User 2
Nilai
Serangan DoS
Parameter
Nilai
Parameter
Nilai
Protokol
UDP
Protokol
UDP
Protokol
UDP
Traffic
CBR
Traffic
CBR
Traffic
CBR
Packet Size
160 Bytes
Packet Size
160 Bytes
Packet Size
96 Bytes
PPS
50 kbps
PPS
50 kbps
PPS
256 kbps
Delay Per Packet
20 ms
Delay per packet
20 ms
Delay per packet
5 ms
Durasi Simulasi
10 s
Durasi Simulasi
10 s
Durasi Simulasi
5s
implementasi
ini,
3.6.2 Perencanaan Simulasi
Tahap ini
merupakan
tahapan inti
dari
yaitu
merencanakan simulasi yang ingin dicapai dari pembuatan topologi jaringan yang
telah dirancang sebelumnya ke dalam Network Simulator. Simulasi dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat script ns-2 sesuai dengan skenario, dan dijalankan dengan aplikasi
ns-2. Proses ini akan menghasilkan dua buah file, yaitu file .tr (untuk trace
data) dan file .nam (untuk animasi simulasi).
2. File .tr yang dihasilkan di-parsing dengan menggukan Awk (script Awk).
Proses ini dilakukan untuk mengambil informasi yang dibutuhkan untuk
analisis dan disimpan dalam sebuah file teks. Setelah didapatkan file teks
dilakukan perhitungan terhadap throughtput, delay dan packet loss dengan
menggunakan script Awk.
3. Proses selanjutnya adalah memplot data hasil parsing ke dalam sebuah grafik
dengan menggunakan Xgraph untuk memudahkan proses analisis.
66
Rancangan
skenario simulasi
Pembuatan
model simulasi
(Script ns2)
File
trace
Modifikasi
model
simulasi
Simulasi
ns2
Hasil
parsing
File
NAM
Grafik
Animasi
simulasi
Gambar 3.11 Tahapan perencanaan simulasi
3.6.3 Konfigurasi Node
Simulasi jaringan VoIP dengan adanya serangan DoS ini merupakan
simulasi menggunakan jaringan LAN. Pada konfigurasi node yang dibuat pada
tugas akhir ini terdapat node sumber yang nantinya akan digunakan untuk
mengirim traffic CBR ke node tujuan, yaitu diantaranya :
Link antara n1 (User 1) dan n2 (Router 1) memiliki bandwidth sebesar 256
kbps dengan delay sebesar 10ms.
Link antara n2 (Router 1) dan n3 (IP PBX) memiliki bandwidth sebesar 256
kbps dengan delay sebesar 10ms.
Link antara n3 (IP PBX) dan n4 (Router 2) memiliki bandwidth sebesar 256
kbps dengan delay sebesar 10ms.
Link antara n4 (Router 2) dan n5 (User 2) memiliki bandwidth sebesar 256
kbps dengan delay sebesar 10ms.
Link antara n6 (DoS) dan n2 (Router 1) memiliki bandwidth sebesar 256 kbps
dengan delay sebesar 10ms.
Dalam konfigurasi node ini keseluruhan link menggunakan komunikasi
duplex-link atau full-duplex, di mana kedua pihak yang saling berkomunikasi akan
67
mengirimkan informasi dan menerima informasi dalam waktu yang sama, dan
umumnya membutuhkan dua jalur komunikasi.
3.6.4 Penentuan Jenis Traffic
Jenis traffic dalam pembuatan simulasi ini adalah menggunakan jenis traffic
CBR. CBR digunakan untuk koneksi lalu lintas transportasi pada bit rate konstan,
di mana ada ketergantungan yang melekat pada sinkronisasi waktu antara sumber
lalu lintas dan tujuan. Aplikasi ini mencakup layanan seperti konferensi video,
telepon (layanan suara) atau jenis layanan on-demand, seperti suara interaktif dan
audio.
3.6.5 Input Paket Data
Pada tahap ini, input paket data di setting sesuai dengan codec yang
digunakan yaitu dengan menggunakan codec G.711 di mana codec tersebut
memiliki kualitas suara yang baik pada jaringan LAN. Codec G.711 memiliki
packet size sebesar 160 bytes dengan delay 20 ms serta memiliki kecepatan
sebesar 50 pps. Dalam simulasi ini paket data yang digunakan untuk serangan
pada jaringan VoIP tersebut di setting sebesar 64 bytes untuk packet size dengan
delay 5 ms serta memiliki kecepatan 250 pps.
3.6.6 Simulasi
Pada tahap ini, setelah tidak terjadi error maka simulasi akan dijalankan
pada Network Simulator 2 dan hasil yang didapat akan ditampilkan berupa data
dan grafik yang selanjutkan akan dilakukan analisa perbandingan QoS terhadap
jaringan VoIP sebelum dan sesudah terjadinya serangan DoS.
3.6.7 Hasil output
Dalam tahap ini dilakukan analisa berdasarkan hasil data yang didapat pada
NAM, trace file dan grafik yang didapatkan dari kegiatan simulasi sebelumnya.
Analisa ini meliputi nilai-nilai dari parameter QoS yaitu throughput, delay dan
packet loss.
Download