ISBN : 978-602-73060-1-1 UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BUNGA KAMBOJA PUTIH (Plumeri alba) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAKRAM 123 Fita Sari 1 , Dewy Resti 2 , Lupi Ratna Sari 3 Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Institut Ilmu Kesehatan, Jl. KH. Wachid Hasyim 65, Kediri ABSTRAK Bunga kamboja putih (Plumeria alba) mengandung banyak senyawa aktif seperti plumerid dan asam plumerat yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E.coli non patogen penyebab diare khususnya disentri. Escherichia coli yang mulanya peka terhadap antibiotik mulai resisten sehingga antibakteri artenatif diperlukan untuk mengambat pertumbuhan bakteri E.coli. Antibakteri alternatif didapatkan dari ekstrak tanaman bunga kamboja putih (Plumeria alba). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pemberian berbagai konsentarsi ekstrak etanol bunga kamboja putih terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli secara optimal. Ekstraksi etanol bunga kamboja putih dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram. Data yang didapatkan berupa ukuran diameter zona hamabat pertumbuhan bakteri dan dianalisa menggunakan varian satu arah dilanjutkan dengan uji duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol bunga kamboja putih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Perlakauan ekstrak etanol bunga kamboja putih dengan konsentrasi 5%, 2,5% dan 1,25% yang memiliki aktivitas antibakteri dengan zona hambat yang paling baik adalah 8,2 mm dan selanjutnya 7,2 dan untuk zona hambat yang paling kecil terdapat pada konsentrasi 1,25% dengan zona hambat 6,3 mm. Zona hambat ekstrak etanol bunga kamboja putih terhadap E.coli yang paling baik adalah 5% dengan ukuran diameter paling besar 8,2 mm. Kata kunci : Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria alba), Escherichia coli, Metode Cakram ABSTRACT White frangipani (Plumeria alba) has antibacterial activity E.coli non pathogenic cause diarrhea, particularly dysentery. Escherichia coli was sensitive to antibiotics begun resistant so that alternative antibacterial needed to inhibit E.coli bacterial growth. Alternative antibacteri get from extract of white frangipani flower (Plumeria alba). This study to describe effect of various concentration ethanol extract of white frangipani flowers on resistance the growth of Escherichia coli optimally. Manufacture of ethanol extract of white frangipani flower by maceration method by ethanol 96%. Antibacterial activity test performed using discs. Data in the form of get the diameter size of bacteria growth inhibition zone. Data were analyzed using one-way analysis of variance and with duncan test. The results showed that although ethanol extract white frangipani effect on the growth of the bacterium Escherichia coli. Treatment of white frangipani flower ethanol extract at a concentration of 5%, 2.5% and 1.25% yag have antibacterial activity with the most excellent inhibition zone was 8.2 mm and then 7.2 and for most small inhibitory zone contained in a concentration 1.25% with inhibition zone of 6.3 mm. The best resistance zone ethanol extract white frangipani (Plumeria alba) was 5% with the biggest diameter of 8.2 mm. Keywords: Ethanol Extract White Frangipani (Plumeria alba), Escherichia coli, Methods Disc Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 215 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 PENDAHULUAN Tanaman kamboja putih mengandung senyawa agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat. Plumierid merupakan suatu zat pahit beracun serta mengandung fulvoplumierin yang mencegah pertumbuhan bakteri. Zat aktif lain dari kamboja putih adalah minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool, flavonoid, alkaloid, polifenol (Mursito et al., 2011). Bunga kamboja putih memiliki aktivitas antibakteri penyebab disentri, khususnya E. coli pada kadar 1600 - 4000 ppm (Zaheer, 2013). Antimikroba alami merupakan produk atau bahan metabolit yang dihasilkan mikroorganisme dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Volk dan Wheeler (1993), senyawa antimikroba didefinisikan senyawa biologis atau kimia yang menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Penelitian ini untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak etanol dari bunga kamboja putih sebagai antibakteri. METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Bahan yang digunakan adalah pelarut etanol, reagen Mayer (KI dan HgCl2), reagen Dragendorff (KI, Bi(NO)3), reagen Liebermann-Burchard (CH3COOH dan H2SO4) dan reagen Wagner (I2 dalam KI). dihaluskan dan dimaserasi menggunakan pelarut etanol selama 3x24 jam. b. Uji bebas etanol Ekstrak ditambahakan asam asetat dan asam sulfat dipanaskan. Ekstrak dinyatakan bebas etanol apabila tidak berbau ester (Praeparandi, 1979). c. Uji Alkaloid Ekstrak ditambahkan 10 mL kloroform kemudian disaring dan ditambahkan asam klorida 5 N sebanyak 10 mL. Lapisan asam klorida diambil dan dibagi dalam tiga tabung, diuji untuk mengetahui keberadaan alkaloid dengan menggunakan reagen Mayer, reagen Dragendorff dan reagen Wagner. d. Uji Steroid, Terpenoid dan Saponin Ekstrak ditambahkan metanol kemudian diuji dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Perubahan warna merah positif adanya triterpenoid dan perubahan warna hijau atau biru positif adanya steroid. Fraksi yang tidak larut dalam metanol ditambahkan sedikit air. Jika adanya busa yang stabil selama 30 menit menunjukkan adanya saponin.. e. Uji Flavonoid Ekstrak ditambahkan dengan logam mg dan 1 ml HCL pekat, positif di tandai dengan terbentuknya warna merah ,jingga, atau unggu (Ribinson, 1995). a. Ekstraksi Sebanyak ± 1 kg sampel kamboja putih dibersihkan, dikeringanginkan, Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 216 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 mengandung beberapa metabolit sekunder. Penelitian ini, senyawa yang paling banyak terkandung dalam tumbuhan kamboja putih adalah terpenoid, tanin, flavonoid. Hal ini sejalan dengan uji fitokimia yang telah dilaporkan bahwa tanaman kamboja mengandung beberapa jenis metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin. f. Uji Hayati Antimikrobial Ekstrak etanol ditimbang sebanyak 10 g, membuat larutan stok dengan konsentrasi 5%, 2,5%, dan 1,25%. Pengujian antimikrobial dilakukan dengan menggunakan metode cakram. Media yang digunakan adalah media Mueller Hinton Agar (MHA). Pertumbuhan bakteri diamati untuk setiap area, zona hambatnya diukur dengan penggaris dalam satuan milimeter. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Ekstraksi Hasil rendemen dari ekstrak bunga kamboja putih adalah 8,7%. b. Fitokimia Profil fitokimia memperlihatkan bahwa tumbuhan kamboja putih Tabel 1. Hasil uji fitokimia dari ekstrak etanol bunga kamboja putih No Uji fitokimia 1. Alkaloid Mayer Dragendroff Wegner 2. Terpenoid 3. Saponin 4. 5. Flavonoid Tanin Bagian tumbuhan tidak semuanya mengandung senyawa metabolit sekunder. Tumbuhan kamboja putih tidak teidentifikasi mengandung senyawa alkaloid, karena kemungkinan kandungan alkaloid terlalu sedikit sehingga tidak dapat terdeteksi. Kamboja putih dapat digunakan untuk mengganti pembuatan bahan dasar obat-obatan. Diameter zona hambat tertinggi yaitu pada konsentrasi 5% sebesar 8,2 mm. Segar Ekstrak + + + + + _ + + + + + + Ukuran zona hambat yang paling rendah yaitu pada konsentrasi 1,25% sebesar 6,1 mm. Data yang di peroleh menunjukan bahwa terdapat penurunan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri. c. Aktivitas Antimikrobial Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kemboja Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 217 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 putih dengan menggunakan metode kertas cakram terhadap bakteri E.coli menunjukan hasil yang bervariasi pada setiap konsentrasi seperti pada tabel 2. Tabel 2. Ukuran rerata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri E.coli Perlakuan Diameter zona hamabat (mm) pengulangan Rata rata (mm) 1 2 3 20 22 24 6 6 6 6 C 8 8,2 8,4 8,2 D 6 7 7,2 6,7 E 6 6,2 6,3 6,1 A 22 B Berdasarkan tabel di atas menggunakan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data tersebut. Uji Normalitas menunjukkan tingkat singnifikan p > α dengan (p) = 1,502 dan α = 0,05 hal tersebut menunjukan berdistribusi normal. Hasil uji varian satu arah yang menunjukan bahwa p < α yakni P = 0,000 < α = 0,05 yang berarti data berbeda signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan pengaruh berbagi konsentrasi ekstrak etanol bunga kamboja putih terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. Uji Duncan dengan α= 0,05 di lakukan untuk menentukan konsentrasi yang terbaik. Hasil dari uji Duncan menunjukan perlakuan kelompok A (kontrol positif lebih baik) dan pada kelompok B (hasil tidak menunjukan zona hambat bakteri) dan untuk perlakuan ekstrak yang memberikan konsentrasi yang paling baik adalah pada kelompok C (konsentasi 5%) memberikan zona hambat pada bakteri tersebut. Kelompok D dan E memberikan zona hambat pada bakteri tersebut tetapi tidak sebagus zona hambat pada perlakuan kelompok C. KESIMPULAN Penelitian ekstrak etanol bunga kamboja putih mengandung beberapa jenis metabolit sekunder seperti flavonoid golongan flavon, tanin dan seyawa terpenoid. Hasil menujukan bahwa ekstrak etanol bunga kamboja putih memiliki aktivitas zona hambat terhadap bakteri E.coli dengan rata- rata daya hambat sebesar 8,2 mm adalah zona hambat terluas pada konsentrasi 5% dan yang memiliki daya hambat terkecil adalah pada konsentrasi 1,25% dengan daya hambat sebagai aktivitas antibakteri sebasar 6,1 mm. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 218 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 DAFTAR PUSTAKA Mursito, B. dan Prihmantoro, H. 2011: Tanaman Hias Berkhasiat Obat, Ed. ke-4, Penebar Swadaya., Jakarta. Zaheer. 2010. Antimicrobial Activity of Essential Oil of Flowers of Plumeria alba Linn (Apocynaceae). International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol 2. Issue 4. pg.155-157. Praeparandi, A. 1979. Card System Dan Reaksi Warna. Institut Teknologi: Bandung. Tortora GJ. Funke BR, Case CL. 2001. Microbiology: an Introduction . 7th ed. Addison Wesley Longman, Inc. California. Volk W.A.(1992).Basic Microbiology, 7th ed, 168-169, Harper CollinsPublisher Inc, New York. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 219 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia