PENEMUAN PENDERITA

advertisement
ARAH KEBIJAKAN
PROGRAM MALARIA
TUJUAN
MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN
& KEMATIAN,
UMUM





KHUSUS
PENEMUAN PENDERITA DG KONFIRMASI LAB.
PENGOBTAN PENDERITA DG CEPAT DAN TEPAT.
PENANGGULANGAN FAKTOR RESIKO.
PEMBERDAYAAN MASYARAKT, ADVOKASI & KEMITRAAN
SURVEILANCE.
POKOK KEGIATAN
PEMBERANTASAN MALARIA 2006-2010
a)
b)
c)
d)
Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko selektif
yang lokal spesifik.
Penemuan dan tatalaksana kasus cepat, tepat dan
efektif.
Peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah.
Peningkatan komunikasi, informasi, edukasi serta
dukungan dalam pencegahan dan pemberantasan
malaria.
CARA PENEMUAN
PENDERITA
Survey-survey :
-Mass Fever Survey (MFS)
-Mass Blood Survey (MBS)
-Surveilans Migrasi
 Passive Case Detection (PCD)
-Survei Kontak
-Malariometric Survey (MS)
 POSMALDES
 Active Case Detection (ACD)
Kelompok beresiko:

Semua kelompok umur dan jenis kelamin
positif malaria.

Di desa yang lebih luas (> 30 rumah)
penularan malaria seringkali berkelompok
dekat tempat perindukan di satu bagian
desa saja.

Jika bayi dan balita juga positif, beberapa
penularan kemungkinan terjadi di dalam
rumah
Penduduk Berisiko (Population of Risk)
Kemungkinan masuknya penderita
malaria di suatu daerah disebut
Malariogenic Potential, yang
ditentukan :
 Receptivity, adalah adanya
vektor malaria dalam jumlah
besar dan terdapatnya faktorfaktor ekologis dan iklim yang
memudahkan penularan.
 Vulnerability, dekatnya dengan
daerah malaria atau
kemungkinan masuknya
penderita malaria dan atau
vektor yang telah terinfeksi
INDIKATOR PROGRAM MALARIA
Indikator Outcome
1. API (Annual Parasite Incidence)
Jumlah penderita positif malaria
Jumlah penduduk
KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
X 1.000
2. AMI (Annual Malaria Incidence)
Jumlah penderita malaria klinis
Jumlah penduduk
KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria klinis pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
X 1.000
3. MoPI (Monthly Parasite Incidence)
Jumlah penderita positif malaria per bulan
Jumlah penduduk
KEGUNAAN :
untuk mengetahu incidence
malaria pada satu daerah
tertentu selama satu bulan
X 1.000
4. MoMI (Monthly Malaria Incidence)
Jumlah penderita malaria klinis per bulan
Jumlah penduduk
X 1.000
KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria klinis pada satu daerah
tertentu selama satu bulan
5. CFR (Case Fatality Rate) :
Jumlah penderita meninggal
karena malaria
.
X 100 %
Jumlah penderita malaria
Kegunaan :
Untuk mengukur angka kematian
(kematian disebabkan malaria)
dibandingkan dengan jumlah
penderita malaria, biasanya
digunakan pada saat KLB
1. PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik
Survey (MS)
Jumlah malaria positif 0 – 9 th
X 100 %
Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD
KEGUNAAN :
untuk mengetahui prevalence
malaria pada satu daerah
tertentu
2. IPR (Infant Parasite Rate), kegiatan
Malariometrik Survey (MS)
X 100 %
Jumlah malaria positif 0 – 11 bl
Jumlah anak 0 – 11 bl yg diperiksa SD
KEGUNAAN :
untuk mengetahui prevalence
kasus malaria penularan
setempat (indigenous) pada
satu daerah tertentu
3. SR (Spleen Rate), kegiatan Malariometric
Survey Dasar (MSD)
Jumlah anak 2 – 9 th membesar limpanya X 100 %
Jumlah anak 2 – 9 th yg diperiksa limpanya
KEGUNAAN :
untuk mengetahui prevalence
malaria pada satu daerah
tertentu
4. SPR (Slide Positive Rate), dari kegiatan PCD
di sarana pelayanan kesehatan
X 100 %
Jumlah malaria positif
Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD
KEGUNAAN :
untuk mengetahui proporsi
ketepatan diagnosa
5. % P. falciparum + mix :
Jumlah malaria dg P. falciparum + mix
.
. X 100 %
Jumlah malaria positip
Tropho
zoit
X 100 %
KEGUNAAN :
- Menentukan kebijakan pengobatan pada
daerah tertentu
- Salah satu indikator KLB malaria
Schizo
nt
Gameto
cyt
STRATIFIKASI
AMI :
• High Incidence Area (HIA)
: AMI > 50 ‰
• Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 – 50 ‰
• Low Incidence Area (LIA)
: AMI < 10 ‰
API :
• High Case Incidence (HCI)
: API > 5 ‰
• Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - < 5 ‰
• Low Case Incidence (LCI)
: API < 1 ‰
Berdasarkan Malariometric Survey Dasar
Spleen Rate :
• Hypo Endemis : SR < 10 %
• Meso Endemis : SR 10 – 50 %
• Hyper Endemis : SR > 50 %
Parasite Rate :
• Low Prevalence Area (LPA)
: PR < 2 %
• Medium Prevalence Area (MPA) : PR 2 – 3 %
• High Prevalence Area (HPA)
: PR > 4 %
PENGOBATAN YANG TEPAT
MENGAPA HARUS
ACT ??
PENGOBATAN MALARIA



Didasarkan Eliminasi Plasmodium
Indonesia Klorokuin (Standar/ First Line
Drug) ,Sekarang ACT
Kendala Pengobatan
 Kesulitan Diagnosis Dini
 Keterlambatan Terapi
 Ketidaktepatan Regimen dan Dosis
 Resistensi
 Belum adanya obat yang ideal

Obat yang Ideal :
Efektif pada semua jenis/stadium parasit
 Efektif pada Infeksi akut/laten
 Cara pemakaian mudah
 Harga terjangkau
 Mudah diperoleh
 Efek samping rendah
 Toksisitas rendah

Malaria Resisten


Resistensi parasit malaria
Sensitivitas
Tab Derajat Resistensi Parasit Aseksual Plasmodium Falsiparum
Terhadap Kloroquin (Kutip WHO 1990, Depkes 1991)
Respon
Pengobatan
Derajat
Resistensi
Sensitif
S
Hilangnya semua parasit aseksual dari darah perifer
dalam waktu 7 (tujuh) hari dihitung setelah hari
pertama minum obat, tanpa ada rekrudensi
RI
Hilangnya semua parasit aseksual dari darah perifer
seperti halnya pada S, tetapi selalu ada rekrudensi
dalam waktu 28-42 hari
R II
Penurunan yang jelas (75% atau lebih) dari jumlah
parasit aseksual dalam darah perifer, tetapi tidak
pernah hilang sama sekali
R III
Tidak ada perubahan yang berarti (kurang 75%) atau
lebih dari jumlah parasit aseksual dalam darah perifer
Resisten
Keterangan
SIFAT DAN CARA KERJA OBAT
MALARIA





Plasmodium : dua siklus hidup
Aseksual pada manusia dalam eritrosit & organ
lain
Seksual : pada nyamuk
siklus aseksual : fase eritrosit (“erythrocytic
schizogony”) dan fase dalam parenkim hati (“exo
erythrocytic schizogony”)
Stadium hati dimulai saat nyamuk menggigit
manusia--> masuklah sporozoit dalam air liur
nyamuk kedalam darah manusia, setelah 30-60
menit sampai di hati dan menginfeksi sel hati.





Di Hati selama 5-16 hari sporozoit
mengalami reproduksi aseksual--->
“skizogoni”, menghasilkan 10.000-30.000
“merozoit” yg dikeluarkan dari sel hati dan
selanjutnya menginfeksi eritrosit.
Derajat parasitemia yang dihasilkan
spesies plasmodium sangat berbeda
P vivaks dan ovale menyerang eritrosit
muda (retikulosit)
P malariae menyerang eri lebih tua <1%
P falsiparum afinitas thd setiap eritrosit -> 10-40%---> sering timbul komplikasi
MANUSIA
Hati
Sporozoit
Hipnozoit
NYAMUK ANOPHELES
Kelenjar Ludah
Sporozoit
Schizont
Schizont
Merozoit
Dalam eritrosit
oocyst
Tropozoit
Schizont
Gametocyt
Lambung Nyamuk
Merozoit
ookinet
zygot
25
1. KLOROKUIN
 Obat anti malaria standar
 Dosis 10 mg/kgBB hari I dan II
5 mg/kgBB hari III
 Golongan 4 Aminokuinolin
 Sifat : Skizontosida darah  ke-4
spesies, Gametosida P. vivax dan P.
malariae
KLOROKUIN

Mekanisme kerja :



Konsentrasi puncak dalam plasma





Menghalangi sintesa enzim
Bersenyawa dengan DNA  pembelahan dan
pembentukan RNA terganggu
3 jam setelah pemberian oral
15 menit setelah pemberian IM
Waktu paruh 6-10 hari
Dapat diberikan pada wanita hamil
Efek samping : mual, muntah, sakit perut, sakit
kepala, gangguan penglihatan, dermatitis (Tjitra
2000)



Klorokuin :
- Sizon darah, untuk 4 Plasmodium
- Gamet, untuk P.vivax dan P.malarie
SP :
- Sizon jaringan/hati, untuk P.falciparum
- Sizon darah, untuk 4 Plasmodium
- Sporosoit, untuk 4 Plasmodium
Kina :
- Sizon darah, untuk 4 Plasmodium
- Gamet, untuk P.vivax dan P.malarie
Primaquin :
- Sizon jaringan/hati, untuk 4 Plasmodium
- Gamet, untuk 4 Plasmodium
- Sporosoit, untuk 4 Plasmodium
- Hipnosoit, untuk P. vivax
 Artesunat :
- Sizon darah, untuk P.falciparum dan P.vivax
 Amodiakuin :
- Struktur dan aktivitas sama dengan klorokuin
 Tetracyclin :
- Sizon jaringan/hati, untuk P.falciparum
- Sizon darah, untuk 4 Plasmodium

Efek Samping
Artesunat :
Tidak menunjukkan efek samping yang berat
(penelitian di Thailand), sedangkan efek samping
yang timbul sakit kepala, mual, muntah, sakit perut,
gatal, demam, perdarahan abnormal,
hematuria/urine warna kemerahan
Amodiakuin :
Efek samping penggunaan amodiakuin (dosis
standard) untuk terapi adalah sama dengan klorokuin
seperti mual, muntah, sakit perut, diare dan gatalgatal.
Efek Samping
Kina :
•
•
•
Sindrom cinchonism : tinitus/telinga berdenging,
gangguan pendengaran,
vertigo/dizzines/sempoyongan, gejala akan timbul
bila total konsentrasi plasma 5 mg/l.
Gangguan pada peredaran darah
jantung/cardiovasculer : hipotensi berat bila pasien
diinjeksi terlalu cepat.
Hipoglikemia terjadi bila ibu hamil diberi terapi
infus kina, hal ini disebabkan obat menstimuli
sekresi insulin dari sel B pancreas.
Efek Samping
Klorokuin :
• Penggunaan klorokuin dalam dosis pengobatan
untuk malaria menimbulkan efek samping seperti
gejala intestinal yaitu mual, muntah, sakit perut dan
diare terutama bila obat diminum dalam keadaan
perut kosong.
• Gejala lain yang jarang terjadi adalah pandangan
kabur, sakit kepala, pusing (vertigo) dan gangguan
pendengaran yang akan hilang bila obat
dihentikan.
Efek Samping
Primakuin :
• Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan
kram (sakit pada lambung/perut dapat
dihindari bila minum obat bersama makanan)
• Kejang-kejang/gangguan kesadaran
• Gangguan sistim hemopoitik
• Pada penderita G6PD terjadi hemolisis.
SEDIAAN OBAT
Kombinasi Artesunate + Amodiaquine yang
saat ini tersedia di Indonesia dengan nama
dagang al. :

Artesdiaquine® (1 paket terdiri dari: 12 tablet Artesunate
(@ 50 mg/tablet) dan 8 tablet Amodiaquine (@ 200
mg/tablet).

Artesunate + Amodiaquin (generik) 1 paket terdiri dari 12
tablet Artesunate dan 12 tablet Amodiaquin (baru)
2. ARTEMETER
Derivat Artemisinin
 Kelompok Seskuiterpen lakton
 Skizontosida darah
 Tradisional Cina
 Ekstrak Tumbuhan Artemisia annua (Qing
Hao)
 Komponen Aktif : (1972), Anti Malaria




Mekanisme Kerja
 Sifat : Skizontosida darah
 Berintegrasi dengan zat besi dan heme dalam
hemozoin malaria
Efek samping
 Gangguan saluran cerna : sakit perut, diare
 Foetotoksik : Hamil (-)
Sediaan
 Kapsul/tablet  oral (1 kapsul/tablet 50 mg
Artemeter)
 Ampul  IM (1 ampul 80 mg Artemeter)

Oral

IM

Dosis


: Konsentrasi puncak 3 jam
: Waktu paruh 6 jam
: Konsentrasi puncak 6 jam
: Waktu paruh 12 jam
Malaria tanpa komplikasi
PO : 2 mg/kgBB/dosis - 2x sehari Hari I
2 mg/kgBB/dosis - tunggal 4 hari
Malaria Berat / Dengan komplikasi
IM : 1,6 mg/kgBB /dosis - 2x sehari Hari I
1,6 mg/kgBB/dosis - tunggal 4 hari
Uji Coba di Irja :
Artemeter dosis 480 mg (5 hari)
Efikasi baik dan aman
Kaltim (Malaria berat) : Baik dan aman
Penelitian Thailand :
Malaria tanpa komplikasi
Dosis 500-700 mg
Kesembuhan 74-98%
Price 1998
 Artesunal : Artemeter

Waktu bebas demam Arteseunal 1,6 hari,
Artemeter 1,4 hari

Waktu bebas parasit Arteseunal 1,7 hari,
Artemeter 1,6 hari

Angka kesembuhan Artesunal 98%,
Artemeter 92%
3. K I N A






Kelompok Alkaloida Kinkona
Skizontosida Darah
Gametosida : P. vivak & malariae
Alternatif  Malaria Resisten
Obat untuk Malaria Berat
Mekanisme Kerja


Belum jelas
Membentuk ikatan H2 dengan DNA
menghambat sintesis protein pembelahan
DNA  perubahan menjadi RNA tidak terjadi
Sediaan





Tablet (oral) : 1 tablet 220 mg Kina Sulfat
Ampul (parenteral)
250 mg Kina Dihidroklorida + 125 mg Antipirin
Absorbsi  Baik
Konsentrasi puncak : 1-3 jam
Waktu Paruh
 Pada orang sehat : 11 jam
 Tanpa komplikasi : 16 jam
 Malaria Berat
: 18 jam
Dosis
 Malaria tanpa komplikasi
10 mg/kgBB/dosis : 3x/hari  7 hari
 Malaria Berat / Komplikasi
10 mg/kgBB/dosis  10 cc/kgBB Larutan
Dextrose 5%  per infus dalam 4 jam 
diulang tiap 8 jam
 Bila sadar  ganti oral
Efek Samping
 Tinitus,
tuli nada tinggi
 Nausea,
Disforia
 Penglihatan
kabur
 Hipoglikemi
4. DOKSISIKLIN
Kelompok Antibiotik
 Skizontosida jaringan dan darah
 Kerja lambat, kurang efektif 
kombinasi kina
 Sediaan : Tablet dan Kapsul
 1 Tablet : 100 mg Doksisiklin

Konsentrasi puncak 2 jam
 Waktu Paruh 15-25 jam
 Dosis : 1,5-2 mg/kgBB/hr dosis tunggal
 Profilaks : 1,5 mg/kgBB/hr dosis tunggal
 Efek Samping : Gangguan Saluran Cerna
(mual, muntah, sakit perut)

Taylor 2001
 89 Malaria falsiparum tanpa
komplikasi
 Klorokuin-Doksisiklin, Doksisiklin,
Klorokuin
 Angka kesembuhan :
 Klorokuin-Doksisiklin 90,9%
 Doksisiklin 64,7%
 Klorokuin 20%
Download