Retno Noor Indah Sari - 0309U007 - Skripsi

advertisement
TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA
PT.TASPEN (PERSERO)
DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam
menyusun Laporan Tugas Akhir Diploma III Program Akuntansi pada Fakltas
Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh:
Nama
: Retno Noor Indah Sari
NPM
: 0309U007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (Accredited)
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 017/BAN-PT/Ak-VIII/Dpl-III/X/2008
BANDUNG
2013
TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA
PT.TASPEN (PERSERO)
Draf Laporan Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh
Ujian Diploma III Program Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama
Disusun oleh :
Nama : Retno Noor Indah Sari
NPM : 0309U007
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Paulus Sugianto Yusuf, S.E., M.T.)
NIP : 1110803121
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Program Studi Akuntansi Diploma III
(Dr.H.Islahuzzaman,S.E.,M.Si.,Ak)
NIP : 1110584003
(Rima Rachmawati, S.E., M.Si., Ak)
NIP : 1110201069
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: Retno Noor Indah Sari
NPM
: 0309U007
Tempat, Tanggal Lahir
: Bandung, 21 September 1991
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN
(PERSERO)”, adalah benar dan hasil karya saya sendiri. Bila terbukti tidak
demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Widyatama.
Demikian Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagaimana mestinya.
Bandung, Desember 2012
Penulis,
Retno Noor Indah Sari
ABSTRAK
Laporan tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pencatatan
piutang premi yang disajikan perusahaan dengan menggunakan metode deskriptif
yaitu metode penilaian yang membandingkan suatu masalah yang diteliti secara
langsung ke lapangan dengan teori yang ada. Premi piutang dianalisis untuk
mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi pencatatan piutang premi,
pengendalian intern, dan permasalahan yang dihadapi perusahaan
Dari hasil praktik kerja lapangan dapat diketahui bahwa sistem informasi
akuntansi piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam pencatatan piutang premi
cukup efektif dan kinerja PT.TASPEN (PERSERO) dianggap baik.
Kata kunci : pencatatan piutang premi, pengendalian intern, dan permasalahan.
i
ABSTRACT
This final report is made in order to determine premiums receivable record
companies presented using descriptive method is the method of assessment that
compares an observed problem directly into the field with the existing theory.
Premiums receivable are analyzed to investigate the implementation of accounting
information systems premiums receivable records, internal controls, and the problems
faced by the company.
From the results of the field work practices can be seen that the accounting
information system of premiums receivable PT.TASPEN (PERSERO) in premiums
receivable is effective recording and performance PT.TASPEN (PERSERO) is
considered good.
Keywords : premiums receivable records, internal controls, and problems.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmatnya dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam Laporan Tugas Akhir ini penlis mengambil judul “ TINJAUAN ATAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN
(PERSERO)”. Laporan tugas akhi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh
Ujian Sidang pada Program Studi Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada, penulis berusaha untuk membuat
Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, maka dengan sepenh hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Dalam penyusnan Laporan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan berbagai
masukan, dukungan, bimbingan, dan do’a dari berbagai pihak sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari tanpa peran
serta dari berbagai pihak dalam memberikan bimbingan dan dukungan maka laporan
ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang Maha-Agung yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Mamah dan Papah tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan selalu
memberikan dukungan yang terbaik moril maupun materil serta do’a yang tak
pernah habisnya kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan
dan kelancaran dalam menuntut ilmu.
iii
3. Bapak Paulus Sugianto Yusuf, S.E.,M.T. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bantuan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran ntuk
membimbing penuli dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
4. Ibu Prof. Dr Koesbandijah Abdul Kadir.,M.,AK, selaku Ketua Badan
Pengurus Yayasan Widyatama Bandung.
5. Ibu Rima Rachmawati S.E.,M,Si.,Ak, selaku ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Widyatama Bandung.
6. Bapak
Insyafiono
selaku
Ketua
Bagian
Administrasi
PT.TASPEN
(PERSERO) dan Staf Sub Bagian Administrasi ibu Arfiyanti, ibu Ucu, pak
Answardi yang telah membantu penulis selama menjalankan praktik kerja
lapangan dan telah membimbing dan memberikan masukan-masukan positif
mengenai materi-materi yang menyangkut Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bapak yuyun, Bapak Agus Suwarto, Bapak Heru Riyanta, Bapak Dedi Zuhri
yang telah memberikan kesempatan penulis untk praktik kerja lapangan di
PT.TASPEN (PERSERO)
8. Seluruh Pimpinan dan Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
yang telah memberiku ilmu-ilmunya yang berguna selama penulis mengikuti
perkuliahan.
9. Roy Pandapotan Simanjuntak terimakasih sayang atas do’a dan dukungan
moril yang telah diberikan.
10. Adikku Iqbal dan Gema sayangku.
11. Teman-teman seperjuanganku dari SMA bareng-bareng sampai kuliah Ita,
Dian, dan Wanda.
12. Sahabat-sahabatku Restu, Erliana, Maulinda, Rika, Nunik, Susi, Felin.
Terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga kita semua sukses.
13. Semua angkatan 2009 Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas
Widyatama Bandung yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu,
semoga sukses.
iv
Bandung, Desember 2012
Penuis
Retno Noor Indah Sari
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................
3
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................................
3
1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir ................................................................
4
1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian .....................................................................
4
BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1 Akuntansi ...................................................................................................
5
2.1.1 Pengertian Piutang ............................................................................
5
2.1.2 Jenis Perkiraan Dalam Akuntansi .....................................................
6
2.2 Piutang .......................................................................................................
8
2.2.1 Pengertian Piutang ............................................................................
8
2.2.2 Jenis-jenis Piutang .............................................................................
9
2.2.2.1 Piutang Dagang ..................................................................
9
2.2.2.2 Piutang Dagang Sebagai Sumber Kas ................................
13
2.2.2.3 Piutang Wesel.....................................................................
13
vi
2.3 Sistem Informasi Akuntansi .......................................................................
14
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ............................................
14
2.3.2 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi ............................
15
2.3.3 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi .........................................
16
2.4 Sistem Informasi Akuntansi Piutang ..........................................................
17
2.4.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Piutang ....................................
17
2.4.2 Organisasi Fungsi Piutang ................................................................
18
2.4.3 Proses Penagihan Piutang .................................................................
18
2.4.4 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas Piutang Premi .......................
20
2.5 Sistem Pengendalian Intern Piutang...........................................................
21
2.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern.............................................
22
2.5.2 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Piutang .......................................
23
2.5.3 Pengendalian Intern Piutang .............................................................
25
2.6 Pengendalian Intern Terhadap Kas ............................................................
25
2.6.1 Sistem Voucher dan Pengawasan......................................................
26
2.6.2 Voucher .............................................................................................
27
2.6.3 Laporan Bank ....................................................................................
28
2.6.4 Rekonsiliasi Bank .............................................................................
28
2.6.5 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank ....................................
29
2.6.6 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank ....................................
29
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI TUGAS AKHIR
3.1 Objek Tugas Akhir .....................................................................................
31
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................
31
3.1.2 Stuktur Organisasi ................................................................................
34
3.1.3 Deskripsi Jabatan .................................................................................
34
3.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan .................................................................
41
3.2 Metode Tugas Akhir ..................................................................................
42
vii
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
43
3.2.2 Teknik Pengelolaan Data .....................................................................
44
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Piutang pada PT.TASPEN
(PERSERO) ...............................................................................................
45
4.1.1 Timbulnya Piutang Premi Pada PT.TASPEN (PERSERO)..............
46
4.1.2 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pengeluaran Piutang Premi
PT.TASPEN (PERSERO) ................................................................. 47
4.1.3 Organisasi Fungsi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ..
49
4.1.4 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada
PT.TASPEN (PERSERO) .................................................................
50
4.2 Pengendalian Intern Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ........
51
4.2.1 Sistem Pengendalian Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN
(PERSERO) ...........................................................................................................
52
4.2.2 Pengendalian Inten Terhadap Kas pada PT.TASPEN (PERSERO) .
53
4.2.3 Sistem Voucher dan Pengawasan pada PT.TASPEN (PERSERO) .
54
4.2.3.1 Voucher .............................................................................
55
4.2.3.2 Laporan Bank .....................................................................
56
4.2.3.3 Rekonsiliasi Bank ..............................................................
56
4.2.4 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank pada PT.TASPEN
(PERSERO) ......................................................................................
57
4.2.3 Metode Penilaian Piutang Tak Tertagih pada PT.TASPEN
(PERSERO) .........................................................................................
58
4.3 Permasalahan atau Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) .......
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................
viii
60
5.2 Saran-saran .................................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
x
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Stuktur Organisasi PT.TASPEN (PERSERO) ....................
Lampiran 2
Flowchart Penerimaan Piutang Premi Melalui Rekening Koran
pada PT.TASPEN (PERSERO) .......................................... 63
Lampiran 3
Daftar Penerimaan Premi Melalui : Kas, Bank, Giro, dan MP
Program(B300).................................................................... 64
Lampiran 4
Voucher ...............................................................................
65
Lampiran 5
Daftar Piutang Premi Pensiun .............................................
66
Lampiran 6
Daftar Penerimaan Premi ....................................................
68
Lampiran 7
Laporan Harian Premi Pensiun ...........................................
70
Lampiran 8
Surat Jawaban Praktik Kerja Lapangan ..............................
71
Lampiran 9
Surat Keterangan Telah Melakukan Praktik Kerja Lapangan
pada PT.TASPEN (PERSERO) ......................................... 72
Lampiran 10
Kartu Bimbingan Lapotan Tugas Akhir..............................
73
Lampiran 11
Daftar Riwayat Hidup .........................................................
74
x
62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul.
Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era
globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang pesat, terutama dalam
hal pertukaran informasi. Informasi saat ini sudah menjadi komoditas yang sangat
penting dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis. Sistem informasi
merupakan suatu sistem yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan sehari-hari, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan terkait dengan
akuntansi dan antara satu sistem dengan sistem lainnya saling berhubungan untuk
membantu operasional perusahaan
Dengan adanya dukungan sistem informasi yang di rancang dengan baik,
maka informasi yang dihasilkan akan tepat dan akurat sehingga dapat membuat
perusahaan itu lebih unggul dalam bersaing dengan perusahaan lain. Sistem informasi
yang dirancang dengan baik akan menghasilkan keputusan yang tepat dan membantu
persahaan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Kemampuan untuk
mengakses dan menyediakan informasi secara cepat, tepat, dan akurat sudah menjadi
suatu kebutuhan mutlak bagi suatu Perusahaan.
Oleh karena itu dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan, masing-masing perusahaan dituntut untuk menerapkan
dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang proses pengambilan
keputusan yang tepat.
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood, dalam bukunya
bahwa sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu
organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem infomasi berbasis
komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang
dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna.
1
2
Menurut Dwi Martani dkk, dalam bukunya secara umum sistem informasi
akuntansi
membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data
keuangan, mengelolanya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan
menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang baik dan efektif
memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang berkepentingan
mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan.
Standar akuntansi instrument keuangan PSAK 55, menyebutkan bahwa salah
satu klasifikasi asset keuangan adalah pinjaman yang diberikan dan piutang. Piutang
merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Piutang adalah kredit yang
disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan.
Salah satu informasi yang penting untuk menunjang dan mendukung
kelancaran aktifitas bisnis perusahaan adalah laporan daftar piutang dan daftar
penerimaan piutang. Untuk pengendalian piutang perusahaan maka diperlukan sistem
penagihan yang baik sehingga piutang dapat ditagih tepat waktu dan terhindar dari
piutang tak tertagih. Karena jika ada kemungkinan piutang itu tidak tertagih maka ini
dapat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
PT.TASPEN (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial. PT.TASPEN
(PERSERO) memiliki transaksi piutang premi, piutang premi merupakan piutang atas
premi dan iuran dari peserta PNS yang disetorkan ke PT.TASPEN (PERSERO) setiap
bulannya. Pada pengelolaan data khususnya pencatatan Piutang Premi yang dilakukan
masih ada yang menggunakan sistem manual.
Walaupun sampai saat ini PT.TASPEN (PERSERO) sudah menggunakan
sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan, dan berjalan dengan baik, namun bagian pencatatan piutang premi masih
menggunakan sistem pencatatan yang manual guna menghindari eksposur, masalah
yang paling sering terjadi adalah kesalahan-kesalahan dalam hal pencatatan transaksi
3
yang sudah terkomputerisasi, dan masalah lainnya adalah informasi yang dihasilkan
akibat lambatnya pemprosesan data transaksi.
Berdasarkan adanya masalah-masalah tersebut, penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai proses pencatatan piutang premi di PT.TASPEN
(PERSERO) ini dengan judul : “TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO)”.
1.2 Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk membatasi
ruang lingkup dalam penulisan laporan proposal ini penuis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses Sistem Informasi akuntansi Pencatatan
Piutang Premi
yang disajikan oleh PT.TASPEN (PERSERO) ?
2. Bagaimana
pengendalian
intern
piutang
premi
pada
PT.TASPEN
(PERSERO)?
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dan kendala dalam proses
Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa proses Sistem
Informasi Pencatatan Piutang
Premi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Adapun tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan Sistem Informasi
Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO).
2. Untuk mengetahui bahwa tahap proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang
Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
4
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dan kendala dalam
proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN
(PERSERO).
4. Untuk mengelola data-data tersebut secara tepat dan objektif sehingga
menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.
1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahan penulis,
pengalaman dan lebih memahami tentan proses Sistem Informasi Pencatatan
Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO).
2. PT.TASPEN (PERSERO)
Sebagai masukan pemikiran untuk mengkaji kembali proses Sistem Informasi
Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) serta diharapkan
dapat bermanfaat bagi perkembangan PT.TASPEN(PERSERO).
3. Penulis Selanjutnya
Berbagi tema bagi penulis selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada
PT.TASPEN (PERSERO), serta memberi gambaran untuk melakukan lebih
jauh penelitian.
1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian.
Lokasi yang menjadi tempat penulisan mencari dan mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah PT. TASPEN
(PERSERO) yang terletak di Jalan PH.H. Mustopha No.78 Bandung 40124 (0227206545). Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012.
5
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1 Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa asing yaitu accounting, yang artinya bila di
terjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi adalah
suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas, mengelola dan menyajikan
data transaksi sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk mengambil suat keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 4) akuntansi memegang
penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language).
Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam
suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi
akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam
membuat prediksi kinerja di masa mendatang.
2.1.1
Pengertian Akuntansi
Menurut
Al-Haryono
Jusuf
(2001:4-5)
pengertian
akuntansi
dapat
dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakaian jasa akuntansi dan
dari sudut pandang proses kegiatannya
1. Dari sudut pandang pemakai:
“Akuntansi adalah suat disiplin yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi.”
2. Dari sudut pandang proses kegiatan:
“ akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Menurut Weygrandt Kieso (2005) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan akuntansi adalah sebagai berikut :
6
“accounting is an information system that identifies, records, and
communicates, the economic events of an organization to interested user.”
Menurut Aliminsyah (2003), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
akuntansi adalah sebagai berikut :
“Akuntansi juga dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur dan melaporkan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.”
Dari definisi-definisi tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
akuntansi merupakan pemprosesan data keuangan perusahaan untuk menghasilkan
informasi yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan
dan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
2.1.2
Jenis Perkiraan Dalam Akuntansi
Jenis perkiraan dalam akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Harta/Aktiva/Assets
Pengertian harta tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan
ata biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Klasifikasi harta adalah sebagai berikut :
a. Harta Lancar (CurrentAassets) adalah harta yang berbentuk uang tnai
maupun aktiva lainnya yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam
jangka waktu satu tahun. Contoh : kas, investasi jangka pendek, piutang
dagang/usaha, persediaan, pendapatan yang akan diterima, biaya/beban
yang dibayar dimuka dan sebagainya.
b. Harta Tidak Lancar (Non Current Assets) adalah harta yang mempunyai
umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang (mempunyai mr
ekomomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Contoh : investasi jangka panjang yang
berupa saham, obligasi, dan lain-lain.
7
c. Harta Tetap (Fixed Assets) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang
fisiknya nampak (kongkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan
sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen. Contoh : tanah,
bangunan, mesin, inventaris, kendaraan, dan perlengkapan atau alat-alat
lainnya.
d. Harta Tak Berwujud (Intagible Assets) adalah harta perusahaan yang
secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai
nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan. Contoh : hak cipta, merk dagang, biaya pendirian, goodwill
dan sebagainnya.
e. Harta Lainnya (Other Assets) adalah menunjukkan kekayaan ata aktiva
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dim masukkan dalam
klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Contoh : gedung dalam proses, tanah
dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan lainnya.
2. Kewajiban/Hutang/Pasiva/Liabilities
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur. Klasifikasi hutang adalah sebagai
berikut :
a.
Hutang Lancar (Current Liabilities) adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasan atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Contoh : hutang dagang, hutang
wesel, hutang pajak. Beban yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima dimuka, dan lain sebagainya.
b. Hutang Jangka Panjang
(Longterm Liabilities) adalah kewajiban
keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih
jangka panjang (lebih dari satu tahun dari tanggal neraca). Contoh : hutang
obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang dan lain-lain.
8
3. Modal/Capital
Modal adalah hak pemilik atas kekayaan dan harta perusahaan yang timbul
sebagai akibat penanaman ( investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para
pemilik. Contoh : modal disetor, prive/payroll, modal komanditer, laba
ditahan, agio saham dan lain sebagainya.
2.2
Piutang
Piutang berasal dari bahasa inggris (Account receivable) adalah salah satu
jenis transaksi akuntansi yang mengursi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang atau layanan yang
telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada
konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit
atau pembayaran.
2.2.1 Pengertian Piutang
Piutang merupakan pos yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan
merupakan bagian dari pos aktiva lancer yang sesuai dalam pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) (2004:1.10) yang tercantum sebagai berikut :
“Aktiva lancer termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual,
dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi
perusahaan walaupun aktiva tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam
jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.”
Adapun beberapa pengertian piutang yang di kemukakan oleh para ahli
diantaranya sebagai berikut :
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2003:381) yang
diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan pengertian piutang
adalah sebagai berikut :
9
“Piutang adalah dana yang terutang oleh pelanggan atas barang atau
jasa yang telah terjual atau diserahkan kepada mereka secara kredit.”
Menurut Warren Reeve dan Fees (2005:404 menyatakan bahwa yang di
maksud dengan piutang adalah :
“piutang meliputi semua klaim dengan bentuk uang terhadap pihak
lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.”
Menurut Rusdi Akbar (2004:199), menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah :
“Piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain
untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa dimana yang akan dating
sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.”
Menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 193), menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah :
“Piutang merupakan klaim suatu perusahaan kepada pihak lain.”
Dari beberapa pengertian piutang di atas, dapat di simpulkan bahwa
pengertian piutang adalah hak kreditur terhadap debitur sebagai akibat yang timbul
dari penyerahan barang atau jasa secara kredit.
2.2.2
Jenis-Jenis Piutang
2.2.2.1 Piutang Dagang
Piutang dagang menurut Raja Adri Satriawan (2012 : 87) adalah janji
pembeli untuk membayar jumlah yang terutang atas jasa dan barang yang terjual.
Piutang dagang normalnya diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu 30 sampai
dengan 90 hari. Oleh karena itu, jika perusahaan mengklasifikasikan asset lancar dan
tidak lancar maka piutang dagang akan dimasukkan ke dalam asset lancar.
1. Pengakuan piutang dagang
Pengakuan piutang dagang berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Menurut
IAS 11 dan PSAK 23 (revisi 2009), pendapatan dari penjualan jasa harus diakui bila
10
hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi ini
dipenuhi :
a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal,
b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan,
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal laporan posisi
keuangan dapat diukur dengan andal, dan
d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut
dipenuhi :
a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli,
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual,
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal,
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan taksiran
akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan piutang dagang yang berasal dari penjualan barang dipenuhi oleh
syarat pengiriman (terms of shipping). Jika syarat pengirimannya adalah f.o.b. (free
on board) shipping point, piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah
kepada pembeli di tempat pengiriman, yaitu ketika penjual menyerahkan barang
kepada persahaan pengangkutan. Jika syarat pengirimannya adalah f.o.b. destination,
piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah tangan pembeli ke tempat
tujuan, yaitu ketika pembeli menerima barang dari perusahaan pengangkutan.
11
2. Penilaian piutang dagang
Piutang dagang dinilai dan dilaporkan pada laporan posisi keuangan pada nilai
realisasi bersih (net relizable value), yaitu jumlah bersih yang diperkirakan akan
diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih piutang dagang
memerlukan estimasi piutang tak tertagih.
a. Piutang tak tertagih
Adakalanya piutang dagang tidak dapat tertagih. Piutang dagang yang tidak
dapat tertagih merupakan beban bagi perusahaan. Ada dua cara pengakuan
beban piutang tak tertagih pada saat piutang dagang benar-benar tidak tertagih
dan dihapuskan dengan mengkredit akun piutang dagang dan mendebet akun
beban piutang tak tertagih (bad debt expenses). Cara ini yang disebut dengan
metode penghapusan langsung (direct write-off method). Merupakan satusatunya metode yang diakui oleh perpajakan.

Jurnal pada saat penghapusan langsung piutang
Beban Penghapusan Piutang
Rp.xxx
Piutang Premi

Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang
Kas
Rp.xxx
Piutang premi

Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang yang sebelumnya dihapus
Kas
Rp.xxx
Pendapatan lain

Rp.xxx
Jurnal penyesaian penurnan nilai untuk tahun 20xx
Beban penghapusan piutang
Piutang premi
Rp.xxx
Rp.xxx
Cara ke dua mengaki beban piutang tak tertagih pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan dengan mengkreditkan akun penyisihan piutang tak tertagih
(allowance for bad debt) dan mendebit beban pitang tak tertagih. Kemudian
12
pada saat piutang dagang tersebut dihapuskan dengan mendebet akun
penyisihan piutang tak tertagih dan mengkreditkan akun piutang dagang. Cara
ke dua ini yang disebut dengan metode penyisihan (allowance method),
merpakan metode yang disarankan oleh prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Jurnal pada saat menggunakan pencadangan piutang
Cadangan penurunan nilai piutang
Rp.xxx
Piutang Premi

Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang
Kas
Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang
Rp.xxx
Piutang premi

Rp.xxx
Pelunasan piutang yang sebelum dihapuskan
Piutang premi
Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang
Kas
Rp.xxx
Rp.xxx
Piutang premi

Rp.xxx
Jurnal penyesuaian penurunan nilai untuk tahun 20xx
Beban penurunan nilai piutang
Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang
Rp.xxx
Rekonsiliasi cadangan penurunan nilai piutang:
Saldo awal periode
Rp.xxx
Penghapusan piutang
(Rp.xxx) dihapus
Recovery piutang yang dihapus
Rp.xxx
Tambahan penurunan nilai periode tersebut
Rp.xxx
Saldo akhir periode
Rp.xxx
13
Rekonsiliasi ini merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan yang
menjelaskan rincian cadangan penurunan.
2.2.2.2 Piutang Dagang sebagai Sumber Kas
Dalam angka mempercepat penerimaan kas dari piutang dagang, perusahaan
dapat meminjamkan atau mengalihkan piutang dagang kepada pihak lain.
1. Pinjaman piutang
Piutang dagang dapat dijamin dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor
sering mengharskan peminjam untuk menggadaikan piutang dagangnya
sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada jatuh tempo,
kreditor memiliki hak untuk menagih piutang dagang tersebut. Pinjaman
dibuktikan dengan janji tertulis/wesel (promissory notes).
2. Pengalihan piutang
Pengalihan piutang (factoring) adalah jenis pembiayaan dalam bentik
pembelian atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan (client) yang berasal dari transaksi usaha, kepada factor (lembaga
pembiayaan atau lembaga lain yang membeli dan atau menerima pengalihan
piutang). Atas pengalihan piutang ini, factor dapat memperoleh bunga atau
diskonto.
2.2.2.3 Piutang Wesel
Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang diperkuat dengan wesel
(janji tertulis). Wesel (promissory notes) adalah janji tertulis membayar sejumlah
tertentu uang pada tanggal tertentu uang pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel
biasanya berisi informasi tentang pihak yang akan menerima pembayaran, pembuat
surat wesel, tanggal dan jatuh tempo wesel, jurnal nominal dan bunga wesel (jika
14
ada). Piutang wesel dapat timbul dari penagihan piutang dagang menjadi piutang
wesel, penjualan kredit jasa atau barang, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel
dapat dibedakan atas wesel berbunga (interest-bearing notes) dan wesel tanpa bunga
(noninterest-bearing notes).
2.3
Sistem Informasi Akuntansi
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya,
untuk mencapai tujan tersebut manajemen membutuhkan informasi yang dapat
dipercaya, lemgkap dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi merupakan sistem
informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan dipergunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus
diterapkan sesuai dengan aturan yang ada dalam persahaan. Tanpa adanya sistem
informasi akuntansi yang memadai maka perusahaan tidak akan mendapatkan
informasi yang cukup dan akan sulit menjalakan fingsinya dengan baik.
2.3.1
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Adapun beberapa pengertian sistem informasi akuntansi yang di ambil dari
pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Sistem informasi akuntansi menurut George H. Bodnar. dan William S.
Hopwood (2006:8) adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis kompter yang
dirancang untuk mentranformasi data akuntansi menjadi informasi.”
Menurut
Mulyadi (2001:3) yang dimaksud dengan sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berukut :
“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa ntuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
persahaan.”
15
Menurut
Krismiaji (2005:4) yang dimaksud dengan sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data
guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan sistem berbasis komputer dan serangkaian kegiatan untuk
menangani transaksi perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan berbagai formulir,
catatan, prosedur, dan laporan guna menghasilkan informasi yang berguna untuk
perencanaan dan pengawasan.
2.3.2
Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.
Yaitu kebutuhan pengembangan sistem informasi akuntansi terjadi jika
perusahaan baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama
ini.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada.
Yaitu system informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun
stuktur informasi yang terdapat dalam laporan.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akntansi dan pengecekan intern.
Yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi
akuntansi
dan
untuk
menyediakan
catatan
lengkap
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
mengenai
16
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Yaitu pengembangan sistem informasi seringkali ditunjukkan untuk
menghemat
biaya
informasi
merupakan
barang
ekonomi
untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain.
2.3.3
Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Sistem yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mempunyai karakteristik
tersendiri yang disesuaikan dengan keadaan yang kebutuhan pada perusahaan yang
bersangkutan. Dalam penyusunan sistem informasi akuntansi berbagai informasi
akuntansi yang diperlukan pimpinan harus sesuai dan diperhatikan dalam rangka
menggambarkan pengendalian perusahaan.
Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, setiap perusahaan dapat
berfungsi apabila memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya
suatu sistem informasi akuntansi yang memadai. Menurut George H.Bodnar dan
William S. Hopwood (2006:142) bahwa Posedur seharusnya juga mencakup desain
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu memastikan
pencatatan atas transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan merupakan media fisik
yang digunakan untuk menyimpan informasi. Ada berbagai macam wujud dokumen
dan catatan, setiap jenis dokumen dan catatan harus dikendalikan dengan cara tertentu
yang relevan. Dokumen dan catatan harus diberi nomor urut sebagai sarana
akuntabilitas. Dokumen dan catatan harus mudah digunakan dan mudah dipahami
oleh pelanggan. Setiap formulir harus menyediakan ruang khusus untuk tempat
otorisasi dan persetujuan.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Formulir
Merupakan unsur penting dalam sistem informasi akuntansi dan apabila
telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain baik dan
berfungsi untk mengembangkan pengendalian intern.
17
2. Catatan
Catatan- catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar, dan buku
besar pembantu.
a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi
keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut menyangkut pengdebetan
dan pengkreditan posting.
b. Buku Besar, jga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi,
mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening
dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi
yang di sajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku Besar Pembantu, apabila data keuangan yang di golongkan
dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku
besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekeningrekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buk besar.
2.4
Sistem Informasi Akuntansi Piutang
Sistem informasi akuntansi Piutang mewakili uang yang dimiliki barang atau
jasa yang telah dijual yang dimasukkan dalam rekening. Karena kebanyakan bisnis
dilakukan secara kredit, piutang dagang serng kali mewakili sejumlah besar modal
kerja organisasi, yang sangat penting pada proses bisnis pengelolaan pesanan
pelanggan.
2.4.1
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Piutang
Adapun tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi piutang adalah dapat
menciptakan informasi dan pengendalian atas piutang sehingga dapat menangani halhal sebagai berikut :
1. Akibat finansil dan penjualan secara kredit ialah timbulnya piutang.
Timbul dan dihapusnya piutang antara lain karena pembayaran dan ini
18
harus terjadi secara wajar, oleh karenanya diperlukan satu sistem dan
prosedur yang baik yang secara terus menerus dapat memberikan
informasi tentang kondisi calon debitur termasuk pengendalian atas
pengiriman piutang itu sendiri.
2. Kemacetan atas piutang meupun keterlambatan pembayarannya akan
mempengaruhi likuiditas perusahaan, sehingga dapat menimbulkan
kerugian.
2.4.2
Organisasi Fungsi Piutang
Kegiatan dari fungsi piutang melibatkan beberapa bagian dari perusahaan
sejak timbulnya piutang sampai diterimanya pembayaran.
Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam organisasi fungsi piutang adalah
sebagai berikut :
1. Bagian penjualan yang memegang fngsi penjualan dan merupakan awal
timbulnya pitang.
2. Seksi administrasi piutang mencatat timbulnya dan hapusnya piutang.
3. Bagian akuntansi umum yang memcatat transaksi piutang dalam proses
akuntansi.
4. Bagian
keuangan
yang
melibatkan
penagihan
(inkaso)
maupun
penerimaan uangnya.
2.4.3
Prosedur Penagiha Piutang
Adapun prosedur penagihan piutang secara naratif adalah sebagai berikut :
1. Administrasi piutang berdasarkan salinan faktr atau kartu pitang membat
daftar piutang jatuh wakt rangkap dua, yang didistribusikan sebagai
berikut :

Asli dikirim ke bagian keuangan

Tembusan digunakan sebagai arsip administrasi piutang.
19
2. Bagian keangan atas dasar piutang membuat kuitansi-kuitansi penagihan
rangkap dua yang kemudian dikirim ke bagian inkaso. Daftar pitang jatuh
waktu kemudian diarsipkan.
3. Bagian inkaso membauat “inkaso borderel” (daftar kuitansi) perdaerah
penagihan kemudian kuitansi (rangkap dua) berikut daftar kuitansi
diserahkan
kepada
masing-masing
penagih
untuk
melaksanakan
penagihan.
4. Dalam penagihan (apabila dibayar oleh debitur) diserahkan kuitansi asli
kepada debitur setelah pembubuhan paraf oleh debitur pada daftar
kuitansi, membawa uang, kopi kuitansi, dan daftar kuitansinya, lalu
piutang ke perusahaan untuk mempertanggungjawabkannya ke bagian
inkaso. Atas kuitansi (kopi) berikut uang hasil penagihan diserahkan ke
bagian kas, apabila kuitansi belum dibayar, daftar kuitansi disimpan di
bagian inkaso untuk penagihan esok harinya.
5. Kasir setelah mencocokan jumlah uang dan kuitansi membuat bukti
penerimaan kas (cash receipt slip) rangkap 3 (tiga) dan setelah dicatat
pada bukti kasir CSR didistribusikan sebagai berikut :

Asli berikut kopi kuitansi ke bagian akunting untuk dicatat dalam
buku jurnal penerimaan kas atau bank selanjutnya dicatat dalam
buku besar kas dan piutang.

Tembusan ke satu ke administrasi piutang untuk dicatat pada kartu
piutang sebelah kredit yang bersangkutan.

Tembusan ke dua sebagai arsip kasir.

Kemudian semua dokumen diarsipkan.
20
2.4.4
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi
Prosedur penerimaan kas menurut Krismiaji (2002:280). Hampir semua
transaksi perusahaan bermula atau berakhir ke penerimaan kas atau pengeluaran kas,
yaitu sebagai berikut :
1. Bagian Penanganan Surat untuk masuk
a. Mula-mula bagian ini menerima amplop surat pelunasan piutang,
kemudian mengeluarkan cek dan bukti kas masuk dari amplop
tersebut.
b. Kemudian bagian ini akan memeriksa secara visual, kemudian
mengesahkan cek atau akan di tandatangan.
c. Setiap sore hari, bagian ini membuat daftar penerimaan kas sebanyak
tiga lembar, dan mendistribusikannya sebagai berikut:
 Lembar ke-1 bersama dengan cek dan bukti kas masuk
diserahkan ke kasir.
 Lembar ke-2 diserahkan kebagian piutang premi.
 Lembar ke-3 diserahkan ke bagian audit.
2. Kasir
d. Setelah menerima daftar penerimaan kas, kasir mencatat penerimaan
kedalam jurnal penerimaan kas.
e. Kasir membuat bukti setoran bank sebanyak dua lembar dan
menyetorkan kas tersebut ke bank.
f. Kasir menyerahkan bukti kas mask ke bagian piutang dan
mengarsipkan daftar penerimaan kas urut tanggal.
g. Secara periodik, kasir akan menyerahkan jurnal penerimaan kas ke
bagian buku besar untuk diproses.
3. Bagian piutang
h. Setelah
menerima
bukti
kas
masuk dari
kasir,
bagian
ini
membandingkan bukti kas masuk dengan daftar penerimaan kas yang
21
sebelumnya diterima dari bagian penanganan surat masuk. Setelah
cocok, lalu memposting pelunasan piutang tersebut ke rekening buku
piutang yang bersangkutan.
i. Mengarsipkan ke-2 dokumen (bukti kas masuk dan daftar penerimaan
kas) tersebut urut tanggal.
4. Bagian buku besar
j. Secara periodik bagian ini menerima penerimaan kas dari kasir dan
melakukan proses posting dari jurnal tersebut ke rekening-rekening
buku besar yang bersangkutan.
5. Bagian Audit
k. Atas dasar tembusan daftar penerimaan kas yang diterima dari bagian
penanganan surat masuk, bagian ini memeriksa nomor urut dokumen.
l. Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima laporan bank bulanan
beserta
tembusan
bukti
setoran
bank
dari
bank,
kemudian
membandingkan daftar penerimaan kas dan bukti setoran bank,
kemudian membuat rekomendasi bank.
m. Mengarsipkan dokumen-dokumen secara terpisah.
2.5
Sistem Pengendalian Intern Piutang
Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan
dalam berbagai kepentingan. Pengendalian intern ini semakin penting, karena
perusahaan harus menyadari dan memahami arti penting pengendalian intern.
Salah satu tujuan sebuah Sistem Informasi adalah untuk membantu manajemen
dalam mengendalikan sebuah organisasi bisnis. Akuntan dapat membantu mencapai
tujuan ini dengan merancang sist
em pengendalian yang efektif dan dengan cara pengkajian sistem pengendalian
yang sekarang dipakai untuk menjamin bahwa sistem tersebut beroperasi secara
efektif.
22
2.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pada dasarnya sistem pengendalian intern telah dikembangkan secara alamiah
melalui pengalaman atau trail and error dan secara naluriah banyak ditemukan pada
para pengusaha tradisional yang berusaha membangkitkan sistem pengendalian intern
dalam mengamankan hartanya, disamping berkembang secara ilmiah sistem
pengendalian intern juga berkembang sesuai kebutuhan.
Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute
Certified Public Accountants) yang di terjemahkan oleh Azhar Susanto dan La
Midjan (2001:58) adalah sebagai berikut :
“Meliputi stuktur organisasi dan segala cara-cara serta tindakan
tindakan dalam suatu perusahaan yang saling dikoordinasikan yang dimaksud
untuk mengamankan hartanya, menguji ketelitian dan kebenaran data
akuntansinya, meningkatkan efisiensi operasinya serta mendorong ketaatan
pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pimpinan
perusahaan.”
Pengertian sistem pengendalian Interen menurut Krismiaji (2005:218)
menyatakan bahwa :
“Rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau
melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
memperbaiki efesiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan
manajemen.”
Pengertian sistem pengendalian intern menurut George H. Bodnar. dan
William S. Hopwood (2006:129) menyatakan bahwa :
“Merupakan satu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi
perusahaan, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan
berikut : 1. Reliabilitas pelaporan keangan, 2. Efektivitas dan efisiensi operasi,
dan 3. Kesesuaian dengan pengaturan dan regulasi yang berlaku.”
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari sistem
pengendalian intern adalah menggambarkan harta kekayaan perusahaan, menguji
23
ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan, meningkatkan efisien operasi
perusahaan, dan ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan
pimpinan perusahaan.
2.5.2
Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur-unsur atau komponen dari sistem pengendalian intern menurut George
H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006) merupakan hal terpenting yang harus
ada, hal ini dikarenakan terlaksananya unsur atau komponen tersebut berarti tujuan
dari pengendalian intern dapat tercapai.
Unsur-unsur atau komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Lingkunagn Pengendalian
Menrut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006 : 133-134)
Lingkngan pengendalian merupakan dampak kumlatif atas factor-faktor untk
membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan
prosedur tertentu. Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian
adalah :

Komitmen terhadap kompetensi.

Stuktur organisasi.

Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan
komitenya.

Cara pembagian otorisasi dan tanggungjawab.

Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood
(2006 : 140) merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko yang mempengauhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling
kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi
eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan.
24
3. Aktivitas Pengendalian
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006) Aktivitas
pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.
Tujuan pengendalian yaitu
a. Pemisahan tugas berdasarkan George H.Bodnar dan William S.
Hopwood (2006:142), pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi
peluang seseorang yang ditempatkan dalam suatu posisi pekerjaan
tertentu
untuk
melakukan
kecurangan
atau
kesalahan
ketika
menjalankan tugas sehari-hari mereka. Pemisahan tugas diterapkan
dengan cara memisahkan tanggung jawab wewenang pelaku transaksi
dengan tanggung jawab pencatat transaksi dan juga dengan tanggung
jawab penyimpanan kekayaan ke orang-orang berbeda. Tanggung
jawab wewenang pelaku transaksi, tanggung jawab pencatat transaksi,
dan tanggung jawab penyimpanan kekayaan yang harus dijalankan
oleh fungsi yang independen.
4. Informasi dan Komunikasi
Menurut George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:144) Informasi
dan komunikasi mengacu pada sistem akntansi organisasi, yang terdiri dari
metode dan catatan yang diciptakan untk mengidentifikasi, merangkai,
menganalisis, mengelompokan, mencatat dan melaporkan transaksi organisasi
untuk memelihara akntabilitas aktiva yang terkait.
5. Monitoring
George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:145) Pengawasan atau
monitoring merupakan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas
pengendalian intern dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan.
25
2.5.3
Pengendalian Intern Piutang
Sistem pengendalian yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun sistem
akuntansi piutang adalah sebagai berikut :
1. Petugas yang mencatat atas timbulnya piutang maupun hapusnya piutang
pada rekening-rekening piutang harus terpisah dari petugas buku besar
piutang maupun penagihannya agar dapat diciptakan pengendalian intern
melalui internal cek dan lain-lain.
2. Catatan atas piutang berfungsi control atas kondisi dan batas maksimum
kredit, antara lain melalui daftar analisa umur piutang (againg schedule).
3. Secara periodik diadakannya internal cek antara total buku pembantu buku
besar piutang dengan buku besar piutang (controlling account).
4. Diadakan konfirmasi atas saldo piutang secara periodik.
5. Perlu dibuatkan setiap daftar saldo piutang yang jatuh waktu, yang dibuat
seksi administrasi piutang untuk mengawasi pelaksanaan penerimaan
pitang di kas.
6. Atas setiap penagihan, bagian inkaso membuat daftar kuitansi yang harus
ditagih pada hari itu, fungsinya sebagai alat pengawasan atas penagihan.
7. Setiap penagihan hasilnya harus dipertanggungjawabkan hari itu juga oleh
petugas inkaso.
2.6
Pengendalian Intern Terhadap Kas
Pengendalian intern yang baik terhadap kas berdasarkan Al. Haryono Jusup
(2005 : 7-8) memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi
penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam meancang prosedur-prosedur
tersebut hendaknya deperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Tiga prinsip
pengendalian intern yaitu :
26
1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
bertanggungjawab mengenai transaksi kas dan menyimpan kas tidak
merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas.
2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara
harian.
3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek
kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk
menggunakan uang tunai, yaitu menggunakan kas kecil.
2.6.1
Sistem Voucher dan Pengawasan
Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan
terhadap pengeluaran kas. Berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 11) Sistem ini
menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui
(disahkan) oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan.
2. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban, yang meliputi
verifikasi, pengesahan, dan pencatatan harus ditetapkan.
3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah
diverifikasi, disahkan, dan dicatat dengan benar.
4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi pembelian
harus diperlakukan sebagai transaksi yang independen.
Ketentan ini harus dipenuhi, meskipun terjadi lebih dari satu transaksi
pembelian dari perusahaan yang sama dalam satu bulan atau periode faktur lainnya.
Apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka pengawasan tehadap
pengeluaran kas dimulai sejak terjadinya kewajiban yang kelak harus dibayar. Hanya
orang atau bagian tertentu yang diberi kewenangan oleh perusahaan untuk
mengesahkan transaksi yang akan menimbulkan kewajiban.
27
2.6.2
Voucher
Berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 15-17) bahwa apabila perusahaan
menggunakan sistem voucher, maka setelah faktur dicek dan disetujui, dibuatlah
voucher. Voucher menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 15) adalah dokumen yang
berisi :
1. Keteangan ringkas transaksi.
2. Tanda telah diperiksa.
3. Persetujuan untuk dicatat dan dibayar.
Bentuk dan isi voucher sering berbeda antara perusahaan satu dengan yang
lainnya. Akan tetapi pada umumnya voucher diancang sedemikian rupa, sehingga
faktur dan dokumen-dokumen lain yang menjadi dasar pembuatan voucher
dilampirkan pada voucher tersebut atau dimasukkan ke dalam kantong voucher. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengarsipannya. Informasi yang
diperlukan untuk membuat voucher diambil dari faktur dan dokumen-dokumen
pendukung lainnya. Setelah formulir voucher selesai diisi, maka faktur dan dokumendokumen pendukung lainnya dilampirkan pada voucher tersebut. Selanjutnya voucher
diserahkan kepada tugas pemeriksa atau auditor untuk dicek ulang, diperiksa
kebenaran rekening yang akan didebet, dan diberi persetujuan untuk dicatat.
Setelah voucher disetujui dan dicatat, selanjutnya voucher diarsipkan menurut
tanggal pembayaan. Apabila tanggal pembayaran telah tiba, maka voucher diambil
dari arsip dan diserahkan kepada kasir untuk dibayar.pejabat yang bewenang
membuat cek hanya menandatangani cek apabila ia telah menerima voucher yang
dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung yang lengkap. Kelengkapan dan
keabsahan dokumen-dokumen pendukung sangat penting artinya, karena hal itu
menunjukkan keabsahan transaksi yang harus dibayar.
Laporan penerimaan menunjukkan bahwa barang yang dimaksud telah
diterima, sedangkan dokumen persetujuan faktur (atau tanda persetujuan dari faktur)
menunjukkan bahwa faktur telah diperiksa kebenarannya. Dengan demikian kecil
28
kemungkinan terjadinya penyelewengan, kecuali jika formulir-formlir dokumen
dicuri dan tandatangan persetujuan dipalsu, atau terjadi persekongkolan.
2.6.3
Laporan Bank
Menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 20) bahwa bank biasanya mengirimkan
laporan bank bulanan kepada para pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal
dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang
bersangkutan.
Transaksi
tersebut
meliputi
penyetoran
dan
penarikan
cek
(pengambilan) serta penambahan dan pengurangan lain yang dilakukan bank atas
rekening giro. Setoran di daftar menurut tanggal penyetorannya, sedangkan cek
didaftar menurut tanggal pembayar oleh bank.
2.6.4
Rekonsiliasi Bank
Berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 20) apabila perusahaan membuka
rekening giro di bank maka perusahaan akan mempunyai dua catatan mengenai kas
yang dimilikinya, yaitu rekening kas yang terdapat dalam pembukuan persahaan dan
laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank. Saldo kas
ditunjukkan dalam rekening kas yang terdapat dalam laporan bank.
Pembukuan perusahaan dan laporan bank seringkali menunjukkan jumlah
saldo yang berbeda, tetapi keduanya mungkin sama-sama benar. Kadang-kadang
perbedaan ini terjadi hanya kaena perbedaan waktu pencatatan. Pengendalian intern
kas yang baik akan dapat member informasi mengenai sumber kas perusahaan,
dikeluarkan untuk apa, dan berapa saldo kas setiap saat dikehendaki. Oleh karena itu,
akuntansi harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaan antara catatan
perusahaan dengan lapoan bank, dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang
sesungguhnya pada suatu saat tertentu.
Proses ini disebut rekonsiliasi bank. Apabila dikerjakan dengan benar, maka
rekonsiliasi bank akan memberikan kepastian bahwa semua transaksi kas telah
29
diperhitungkan dengan benar dan bahwa pembukuan bank telah dilakukan dengan
benar.
2.6.5
Tahap-Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank menurut Al. Haryono Jusup
(2005 : 23-25) adalah sebagai berikut :
1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang
tercantum dalam rekening kas perusahaan (disebut juga “saldo buku”). Kedua
angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat pembukan
dank arena sebab-sebab lain yang telah diterangkan diatas.
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo perbnak, hal ini yang tercantum dalam
pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantm dalam
lapoan bank tetapi tercatat dalam pembukuan perusahaan.
4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dengan saldo per buku yang
telah disesuaikan. Kedua saldo tersebut harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada sisi per buku
(perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan
sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.
2.6.6
Asuransi
Menurut La Midjan (2001:324) asuransi menanggung kemungkinan risiko
timbulnya kerugian yang akan diderita oleh yang ditanggung dan atas jasanya
tersebut perusahaan asuransi menerima premi. Piutang premi adalah tagihan premi
kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan.
Pendapatan Underwriting adalah jumlah premi tanggungan sendiri setelah
dikurangi beban underwriting. Pendapatan ini diperoleh dari aktivitas pokok
perusahaan asuransi, terdiri dari :
30
 Premi Bruto
 Dikurangi : Premi Reasuransi
 Dikurangi / Ditambah : Kenaikan / penurunan premi yang belum merupakan
pendapatan.
Premi
1. Pembayaran dari pemegang polis untuk perlindungan asuransinya. Premi
dapat dibayarkan sekaligus atau sebagai cicilan.
2. Sejumlah dana yang dibayarkan oleh pemegang polis kepada persahaan
sehubungan dengan asuransi peserta setiap tahun pada ulang tahun tanggal
berlakunya polis.
Premi Bruto
Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari tanggungan , agen, broke maupun
dari perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Premi bruto yang berasal
dari pertanggungan langsung dinamakan premi langsung. Premi yang berasal dari
pertanggungan tidak langsung yaitu yang diterima dari perusahaan asuransi lain
atau perusahaan reasuransi, dinamakan premi tidak langsung. Premi reasuransi
adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa
pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode.
31
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI TUGAS AKHIR
3.1 Objek Tugas Akhir
Didalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengadakan penelitian di
PT.TASPEN (PERSERO) yang beralamat di jalan PH. Mustofa No. 78 Bandung.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Sistem Pencatatan Premi Piutang
Pada PT.TASPEN (PERSERO).
Untuk lebih jelas berikutnya ini akan di uraikan tentang sejarah singkat
perusahaan dan stuktur organisasi perusahaan.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.
TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas
untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun
dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT).
Didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peratran Pemerintah
Nomor : 15 tahun 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asransi
Pegawai Negeri yang disingkat menjadi PT. TASPEN.
Pendiriannya dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
Pegawai Negeri dan Keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan
Pegawai Negeri pada tanggal 25-26juli 1960 di Jakarta. Hasil Konferensi tersebut di
tuangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor : 388/MP/1960 tanggal 25
Agustus 1960 yang antara lain menerapnya perlunya pembentukan jaminan sosial
bagi Pegawai Negeri dan kelarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada
Negara.
PT. TASPEN Mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan Umum
(PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan
Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM TASPEN.
RI Nomor :
32
PERUM TASPEN mendapatkan peningkatan status menjadi Perseroan
Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 26 tahun 1981 dengan
nama Perusahaan Perseroan (persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai
Negeri, disingkat PT TASPEN.
Sejak awal berdirinya, TASPEN mengelola Program Tabungan Hari Tua
bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas ntuk mengelola
Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian TASPEN telah
sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP 25 tahun 1981 yaitu
Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT.
Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang kepesertaannya bersifat wajib
(compulsory) bagi PNS, saat ini TASPEN juga mengelola Program THT Multiguna
dan THT Ekaguna untuk pegawai BUMN/BUMD yang kepersetaannya bersifat
sukarela (voluntary).
Sebagai upaya untuk memudahkan Peserta TASPEN yang tersebar di seluruh
Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 TASPEN membuka Kantor
Cabang di semua Provinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang saat ini seluruhnya
berjumlah 42 Kantor Cabang.
Visi dan Misi PT.TASPEN (PERSERO)
Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya yang
terpercaya
Makna Visi
“Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya…”
Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua
(termasuk asuransi kematian), Dana Pensiun (termasuk Uang Duka Wafat), program
kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya.
“Terpercaya…"
Taspen menjadi pilihan peserta dan stakeholder lainnya dengan kinerja bersih dan
sehat.
‘Bersih’
33
Taspen beroperasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance).
‘Sehat’
Adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun
non keuangan.
Misi
Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder
lainnya secara Profesional dan Akuntabel, berlandaskan Integritas dan Etika yang
tinggi.”
Makna Misi :
"Manfaat dan pelayanan yang semakin baik.." Untuk memenuhi harapan peserta
yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan
secara optimal.
"Profesional"
Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 Tepat
(tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi ) didukung
dengan SDM yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.
"Akuntabel"
Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang
dapat dipertanggungjawabkan.
"Integritas"
Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji
sesuai visi dan misi perusahaan.
"Etika"
Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar
dan manusiawi.
34
3.1.2 Stuktur Organisasi
Stuktur Organisasi merupakan satu kerangka dalam manajemen yang
dijalankan dengan maksud agar setiap organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien. Selain itu juga stuktur organisasi menggambarkan tanggung jawab tenaga
kerja masing-masing bidang, memperlihatkan kewenangan dan jalur koordinasi yang
harus diikuti oleh karyawan serta jalur kerja sama antar divisi di dalam Perusahaan.
3.1.3 Deskripsi Jabatan
Berikut ini uraian bidang pekerjaan pada PT.TASPEN (PERSERO) Kantor
Cabang Utama Bandung:
A. KEPALA KANTOR CABANG UTAMA BANDNG
Tugas Pokok :
1. Memimpin kantor cabang utama dan untuk mencapai tujuan dan sasaran
sesuai garis kebijakan Direksi.
2. Merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan Kantor Cabang Utama dan
mengkoordinasikan kegiatan kantor cabang dalam wilayah kerjanya.
Uraian Tugas :
1. Bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam melakukan tugas operasional
kantor cabang utama dan mengikat kantor cabang utama dengan pihak lain
atas persetujuan Direksi.
2. Merencanakan seluruh pelaksanaan kegiatan kantor cabang utama dan
mengkoordinasi kegiatan tersebut di wilayah kerjanya sesuai dengan program
kerja dan besarnya anggaran yang di tetapkan.
3. Mengarahkan kegiatan operasional kantor cabang utama dan kantor cabang
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
4. Mengkoordinasikan seluruh kebijakan operasional kantor cabang utama dan
kantor cabang di bawah wilayah kerjanya sesuai dengan kebijakan
perusahaan.
5. Mengendalikan seluruh kegiatan operasional kantor cabang utama.
35
6. Melaksanakan yang dapat mendukung untuk pelayanan demi kepuasan
peserta dengan melaksanakan :
a. Tinjauan Manajemen
b. Audit Mutu Internal
c. Tindakan Koreksi Pencegahan
d. Kontrol Dokumen dan Data
e. Teknik Statistik
f. Pengendalian Catatan Mutu
7. Bertanggng jawab terhadap penyelesaian dan pencatatan identifikasi masalah
yang berkaitan dengan mutu.
8. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas kantor cabang utama
dan kantor cabang dalam wilayah kerjanya kepada Direksi.
9. Mendelegasikan wewenang pada bidang-bidang pelayanan, personalia dan
umum, keuangan dan pengawasan sistem informasi di kantor cabang utama
dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan kepada wakil kepala
cabang utama.
10. Bertanggungjawab atas pelaksanaan penilaian, pembinaan, dan peningkatan
mutu karyawan yang berada dalam wilayah kerjanya.
B. KEPALA BIDANG PELAYANAN
Membawahi langsung :
1. Kepala Seksi Penetapan Klim
2. Kepala Seksi Data Peserata dan Pemasaran
Tugas Pokok Kepala Bidang Pelayanan :
1. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
pemasaran.
2. Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan, pegelolaan dan penyajian data
peserta program TASPEN.
3. Menyetujui keabsahan dan pembayaran manfaat Klim yang diajukan.
4. Menyetujui besarnya tagihan premi peserta program TASPEN.
36
5. Melasanakan
pembayaran
sesuai
dengan
prosedur
yang
ditetapkan,
memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen kantor cabang utama.
6. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan bidang pelayanan.
7. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan kepada peserta.
8. Bertanggung jawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang
diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu
pelayanan.
9. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan dan peniingkatan mutu
karyawan yang dibawahinya.
C. KEPALA BIDANG PERSONALIA DAN UMUM
Membawahi langsung :
a. Kepala Seksi Personalia
b. Kepala Seksi Umum
Tugas Pokok :
Membantu Wakil Kepala Kantor Cabang Utama serta bertanggungjawab atas
pelaksanaan seluruh kegiatan Bidang Personalia dan Umum.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasikan kegiatan bidang personalia dan umm.
2. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan barang dan jasa
serta pendistribusiannya ke unit-unit kerja lingkungan kantor cabang sesuai
kebutuhan.
3. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretariaan, kehumasan dan keamanan,
kearsipan, pendidikan dan pelatihan serta kedinasan lainnya.
4. Menyetujui daftar gaji dan kompensasi lainnya serta penyelesaian kewajiban
pajak sesuai dengan ketentan yang berlaku.
5. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administrative atas usaha kecil dan
koperasi di wilayahnya.
6. Melaksanakan kualifikasi rekanan terhadap rekanan baru dan di masukkan
sebagai rekanan mampu.
37
7. Mengevaluasi rekanan dalam krun waktu 1 (satu) tahun anggaran.
8. Melaksanakan dokumentasi terhadap seluruh kegiatan sistem mutu yang telah
disepakati.
9. Melaksanakan
pelayanan
sesuai
dengan
prosedur
yang
ditetapkan
memverifikasikan dan melaporkan kepada manajemen kantor cabang.
10. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan Bidang Personalia dan
Umum.
11. Bertanggung jawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan dan
yang diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna perbaikan mutu
pelayanan.
12. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu
karyawan yang dibawahinya.
D. KEPALA BIDANG KEUANGAN
Membawahi langsung :
a. Kepala Seksi Keuangan
b. Kepala Seksi Administrasi Keuangan
Fungsi :
Membantu Direktur Keuangan dan Umum dalam mengkoordinasikan
kegiatan pengelolaan keuangan beserta administasinya, penyusunan laporan
keuangan, penyusunan anggaran tahun (RKAP), bahan penyusunan laporan
manajemen dan pembina PUKK.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasikan pengendalian kegiatan Akuntansi Manajemen, Keuangan,
Sistem Informasi Keuangan, dan kegiatan Pembinaan Usaha Kecil &
Koperasi (PUKK).
2. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan laporan akuntansi
manajemen perusahaan.
3. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan bidang keuangan sesuai dengan
target yang ditentukan.
38
4. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP).
5. Mengusulkan sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai
untuk pengembangan sistem informasi akuntansi & keuangan dan bentukbentuk pelaporan.
6. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan (neraca, laporan
laba/rugi, laporan arus kas) yang auditable secara berkala beserta perinciannya
(bulanan, triwulan maupun akhir tahun) sesuai dengan kebijakan akuntansi
kepada Direksi.
7. Mengevaluasi kajian kelayakan investasi dalam surat-surat berharga, akuisisi,
merger dan privatisasi.
8. Mengevaluasi dan menyampaikan bahan-bahan laporan untuk Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) kepada Direksi.
9. Melaporkan kinerja manajemen unit operasi terhadap anggaran dan standar
biaya dan memberikan penjelasan disertai rekomendasi perbaikan yang
diperlukan.
10. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran bulanan, triwulanan
dan tahunan.
11. Memeriksa pengajuan Rencana Kebutuhan (RK) dan uang kas kecil (petty
cash).
12. Memberikan pertimbangan mengenai kebutuhan dana yang tidak tersedia
alokasi anggarannya dan kebutuhan dana lain di luar anggaran.
13. Menghitung harga pokok dan mengusulkan penetapan tarif.
14. Mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan modal kerja serta
rencana penerimaan dan pengeluaran Kas/Bank.
15. Mengelola alat-alat pembayaran dan surat-surat berharga.
16. Mengevaluasi penutupan asuransi dan tuntutan ganti rugi.
17. Mengevaluasi perhitungan kewajiban perpajakan sesuai Undang- Undang
Perpajakan.
39
18. Menyelenggarakan program bantuan dan pembinaan terhadap Usaha Kecil
dan Koperasi.
19. Menyelenggarakan data base mitra binaan.
20. Menyelenggarakan kegiatan bina lingkungan.
21. Mengkoordinasikan penyelesaian piutang macet ke Direktorat Jenderal
Piutang Lelang Negara, Komisaris dan Pemegang Saham.
22. Melakukan kompilasi, analisis dan evaluasi piutang usaha dari unit usaha
setiap bulan.
23. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang
merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan
yang telah ditetapkan.
24. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.
25. Melaksanaan
pelayanan
sesuai
dengan
prosedur
yang
ditetapkan,
memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen kantor cabang.
26. Bertanggung jawab atas peningkatan kualiatas pelayanan kepada peserta.
27. Bertanggung jawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang
diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna perbaikan mutu
pelayanan.
Batasan wewenang :
1. Mengusulkan perubahan / penggeseran anggaran kepada Direktur Keuangan
& Umum.
2. Melakukan perubahan nomor rekening.
3. Melakukan perubahan bentuk laporan keuangan.
4. Meneliti dan menandatangani R/K.
5. Mengusulkan mata anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum.
6. Menandatangani cek / giro sesuai ketentuan yang berlaku
7. Meneliti / memeriksa dan mengusulkan perubahan kebijakan akuntansi
kepada Direktur Keuangan & Umum.
40
8. Sebagai koordinator dalam pengembangan sistem informasi akuntansi &
keuangan.
Hubungan kerja / supervise :
1. Kepala Divisi Akuntansi & Keuangan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Keuangan & Umum.
2. Kepala Divisi Akuntansi & Keuangan membawahi :
a. Kepala Bagian Sistem Informasi Akuntansi
b. Kepala Bagian Akuntansi Manajemen
c. Kepala Bagian Keuangan
d. Kepala Bagian Pembinaan UKK
E. KEPALA BIDANG SISTEM INFORMASI
Membawahi langsung : Staf Pelaksana Komputer
Tugas Pokok :
Membantu Kepala Kantor Cabang Utama serta bertanggungjawab atas
pelaksanaan seluruh kegiatan sistem informasi.
Uraian Tugas :
1. Bertanggungjawab atas pengoperasian sistem teknik informasi yang telah
dikembangkan oleh kantor pusat serta mengevaliasi dan mengajukan usul
atau saran penyempurnaan.
2. Mengatur penggunaan, pengoperasian serta pemeliharaan komputer dan
kelengkapan.
3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu
karyawan yang dibawahinya.
41
3.1.4
Aspek Kegiatan Perusahaan
Aspek-aspek kegiatan yang terjadi di PT.TASPEN (PERSERO) KCU
Bandung antara lain :
1. Melaksanakan dwi program TASPEN dibidang Asuransi yaitu :
a. Asuransi Dana Pensiun
Merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan
kepala pegawai negeri sipil yang telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mencapai usia pensiun.
2. Meninggal pada masa aktif, yang akan diberikan kepada janda
/ duda atau anaknya sebelum berumur 25 tahun.
PT.TASPEN juga melakukan pembayaran pensiun kepada :
1. Penerima pension pejabat Negara.
2. Penerima tunjangan perintis kemerdekaan.
3. Penerima tunjangan veteran.
4. Penerima uang tunggu
5. Penerima pension anggota TNI/PORLI yang pension sebelum
April 1989.
b. Tabungan Hari Tua (THT) termasuk di dalamnya Asuransi Dwiguna dan
Asuransi Kematian.
Merupakan suatu program asuransi sosial yang terdiri dari asuransi
Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun dan ditambah dengan
asransi kematian.
Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan
jaminan keuangan bagi peserta pada saat mencapai usia pensiun atau bagi
ahli waris pada waktu meninggal dunia sebelum mencapai umur pensiun.
Asransi kematian merupakan asuransi jiwa seumur hidup bagi peserta
danistri atau suami serta merupakan asuransi berjangka bagi anak peserta
yang belum mencapai umur 21 tahun ata 25 tahun.
42
Asuransi kematian adalah merupakan asuransi jiwa seumur hidup bagi
peserta dan isti atau suami, serta merupakan asuransi berjangka bagi anak
peserta belum mencapai umur 21 tahun atau 25 tahun. Asuransi kematian
juga merupakan tambahan nilai manfaat tanpa adanya tambahan iuran.
Peserta pogram THT tediri dari :
1. Pegawai Negeri Sipil kecuali Pegawai Negeri Sipil Depatermen
Pertahanan.
2. Pejabat Negara.
3. Pegawai BUMN atau BUMD.
2. Melaksanakan Investasi atau pengelolaan dana yang terkumpul baik dai iuran
peseta maupun dari sumber lainnya melalui pelaksanaan kegiatan antara lain
penyertaan modal pada peusahaan atau badan lainnya, pasa modal, pasar uang
deposito, atau real estate.
Dalam Pogram ini terdapat dua sifat, yaitu :
a. Sifat asuransi ini merupakan pembayaran sejumlah uang yang diberikan
pada saat peserta behenti atau meninggal dunia semasa masih aktif sebagai
pegawai negeri atau sebelum pension.
b. Sifat tabungan ini merupakan akumulasi potongan iuran ditambah dengan
bunga menurut perhitungan asuransi dan diberikan kepada anggota yang
bersangkutan pada saat berhenti dari pekerjaannya.
3.2
Metode Tugas Akhir
Metode yang digunaka dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah
metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumplkan,
menyajikan serta menganalisis data sehingga memperoleh gambaran yang cukup jelas
mengenai masalah yang dihadapi, kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan. Penulis
melakukan pengmpulan data yang diperlukan melalui :
43
3.2.1
Teknik Pengumpulan Data
Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Lapangan, yaitu
melaksanakan pekerjaan lapangan di perusahaan
berupa praktik kerja lapangan yang ditempatkan pada bagian yang
berhubungan dengan sistem informasi akuntansi piutang yaitu bagian
administrasi yang bertugas mencatat seluruh transaksi piutang untuk
memperoleh data dengan cara :
a. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data, dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap objek datanya baik proses, kondisi,
kejadian, atau perilaku manusia. Dalam hal ini penulis melakukan
peninjauan langsungterhadap aktivitas pelaksanaan sistem informasi
akuntansi piutang yang diterapkan di perusahaan.
b. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada
penulis. Dalam hal ini penulis mengadakan Tanya jawab langsung dengan
bagian yang terkait pada proses piutang.
c. Praktik Kerja Lapangan
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara ikut serta atau
terlibat secara langsung dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang
sifatnya teoritis dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat
diruangan perpustakaan, seperti : buku, majalah, dokumen, catatan dan lainlain. Penulis mempelajari buku yang berhubungan dengan sistem informasi
akuntansi piutang serta mendalami, membaca dan menelaah literature-literatur
44
dan sumber lainnya yang berkaitan dengan majalah yang dibahas penulis
dalam laporan tugas akhir.
3.2.2
Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul oleh penulis diolah melalui studi kepustakaan
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang dihadapi pada
saat pengamatan. Data ini terkumpul dianalisis, diklasifikasi sehingga data tersebut
memberikan informasi dalam keperluan pengamatan dengan dasar teori yang telah
dipelajari.
45
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN
(PERSERO)
Berdasarkan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO),
PT.TASPEN (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
penerapan sistem infomasi akuntansi piutang premi dalam menjalankan aktivitas
pencatatan premi piutang sudah memakai sistem yang terkomputerisasi dengan
menggunakan aplikasi Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Bahwa Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah standar akuntansi yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan instalasi pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Pengertian piutang menurut PT.TASPEN (PERSERO) sama dengan piutang
pada umumnya yaitu merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain yang
meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima
sejumlah kas, barang, atau jasa dimana yang akan datang sebagai akibat kejadian
pada masa yang lalu.
Proses pencatatan piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam laporan
posisi keuangan disajikan sama sebagaimana mestinya sesuai dengan penerapan
peraturan pemerintah No.24 tahun 2005 SAP berbasis kas menuju akrual,sampai
dengan anggaran 2014, bahwa piutang dikelompok sebagai asset lancar. Pada
pengungkapan piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam laporan keuangan
cukup lengkap dan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Maka penerapan pencatatan premi piutang ini sudah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku. Piutang premi menurut PT.TASPEN (PERSERO) adalah
tagihan kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa
keleluasaan.
46
4.1.1
Timbulnya Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)
Seperti
diketahui
sebelumnya
PT.TASPEN
(PERSERO)
merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang asuransi sosial. Maka timbulnya piutang premi
pada PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada La Midjan (2001:324) menanggung
kemungkinan risiko timbulnya kerugian yang akan diderita oleh yang ditanggung dan
atas jasanya tersebut perusahaan asuransi menerima premi. Piutang premi adalah
tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa
keleluasaan.
Pendapatan Underwriting adalah jumlah premi tanggungan sendiri setelah
dikurangi beban underwriting. Pendapatan ini diperoleh dari aktivitas pokok
perusahaan asuransi, terdiri dari :
 Premi Bruto
 Dikurangi : Premi Reasuransi
 Dikurangi / Ditambah : Kenaikan / penurunan premi yang belum merupakan
pendapatan.
Premi
1. Pembayaran dari pemegang polis untuk perlindungan asuransinya. Premi dapat
dibayarkan sekaligus atau sebagai cicilan.
2. Sejumlah dana yang dibayarkan oleh pemegang polis kepada persahaan
sehubungan dengan asuransi peserta setiap tahun pada ulang tahun tanggal
berlakunya polis.
Premi Bruto
Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari tanggungan , agen, broke maupun
dari perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Premi bruto yang berasal
dari pertanggungan langsung dinamakan premi langsung. Premi yang berasal dari
pertanggungan tidak langsung yaitu yang diterima dari perusahaan asuransi lain
atau perusahaan reasuransi, dinamakan premi tidak langsung. Premi reasuransi
47
adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa
pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode.
4.1.2
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi
PT.TASPEN (PERSERO)
Pada prosedr penerimaan kas dari pelunasan piutang premi PT.TASPEN
(PERSERO) telah melakukan penerapan prosedur penerimaan kas menurut
Krismiaji (2002:280). Hampir semua transaksi perusahaan bermula atau berakhir ke
penerimaan kas atau pengeluaran kas, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian Penanganan Surat untuk masuk
a. Mula-mula bagian ini menerima amplop surat pelunasan piutang, kemudian
mengeluarkan cek dan bukti kas masuk dari amplop tersebut.
b. Kemudian bagian ini akan memeriksa secara visual, kemudian mengesahkan
cek atau akan di tandatangan.
c. Setiap sore hari, bagian ini membuat daftar penerimaan kas sebanyak tiga
lembar, dan mendistribusikannya sebagai berikut:

Lembar ke-1 bersama dengan cek dan bukti kas masuk diserahkan ke
kasir.

Lembar ke-2 diserahkan kebagian piutang premi.

Lembar ke-3 diserahkan ke bagian audit.
2. Kasir
d. Setelah menerima daftar penerimaan kas, kasir mencatat penerimaan kedalam
jurnal penerimaan kas.
e. Kasir membuat bukti setoran bank sebanyak dua lembar dan menyetorkan kas
tersebut ke bank.
f. Kasir menyerahkan bukti kas mask ke bagian piutang dan mengarsipkan
daftar penerimaan kas urut tanggal.
48
g. Secara periodik, kasir akan menyerahkan jurnal penerimaan kas ke bagian
buku besar untuk diproses.
3. Bagian piutang
h. Setelah menerima bukti kas masuk dari kasir, bagian ini membandingkan
bukti kas masuk dengan daftar penerimaan kas yang sebelumnya diterima dari
bagian penanganan surat masuk. Setelah cocok, lalu memposting pelunasan
piutang tersebut ke rekening buku piutang yang bersangkutan.
i. Mengarsipkan ke-2 dokumen (bukti kas masuk dan daftar penerimaan kas)
tersebut urut tanggal.
4. Bagian buku besar
j. Secara periodik bagian ini menerima penerimaan kas dari kasir dan
melakukan proses posting dari jurnal tersebut ke rekening-rekening buku
besar yang bersangkutan.
5. Bagian Audit
k. Atas dasar tembusan daftar penerimaan kas yang diterima dari bagian
penanganan surat masuk, bagian ini memeriksa nomor urut dokumen.
l. Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima laporan bank bulanan beserta
tembusan bukti setoran bank dari bank, kemudian membandingkan daftar
penerimaan kas dan bukti setoran bank, kemudian membuat rekomendasi
bank.
m. Mengarsipkan dokumen-dokumen secara terpisah.
Berdasarkan analisis penulis Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari
Pelunasan Piutang Premi yang diterapkan oleh PT.TASPEN (PERSERO) sudah baik.
Hal ini karena Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi
tersebut cukup jelas dalam mengelola piutang premi.
49
4.1.3
Organisasi Fungsi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)
Kegiatan dari fungsi piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO)
melibatkan beberapa bagian dari perusahaan sejak timbulnya piutang sampai
diterimanya pembayaran.
Dalam hal ini PT.TASPEN (PERSERO) menggunakan pemisahan Tugas
berdasarkan George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:142), dimana
pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi peluang seseorang yang ditempatkan
dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan
ketika menjalankan tugas sehari-hari mereka. Pemisahan tugas diterapkan dengan
cara memisahkan tanggung jawab wewenang pelaku transaksi dengan tanggung
jawab pencatat transaksi dan juga dengan tanggung jawab penyimpanan kekayaan ke
orang-orang berbeda. Tanggung jawab wewenang pelaku transaksi, tanggung jawab
pencatat transaksi, dan tanggung jawab penyimpanan kekayaan yang harus dijalankan
oleh fungsi yang independen.
Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam organisasi fungsi piutang adalah
sebagai berikut :
a.
Bagian Kas
Bagian kas merupakan bagian yang bertugas yang mencatat penerimaan uang
dari instalasi penyetor.
b. Bagian Administrasi Pencatatan Piutang Premi
Dalam sistem informasi akuntansi piutang premi mencatat timbulnya dan
dihapusnya piutang, dan mencatat transaksi piutang dalam proses akuntansi.
c. Bagian Penagihan Piutang Premi
Bagian penagihan piutang merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengelolaan piutang. Adapun beberapa tugas pada bagian penagihan piutang
ini yaitu : merencanakan dan melaksanakan sistem penagihan, mengirimkan
atau mendistribusikan tagihan ke debitur, menyusun laporan realisasi capaian
tagihan secara periodik, mengendalikan pelaksanaan penagihan, dan
menerima pembayaran dari debitur.
50
4.1.4
Unsur-unsur
Sistem
Informasi
Akuntansi
Piutang
Premi
pada
PT.TASPEN (PERSERO)
Unsur-unsur yang terdapat pada PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada
dokumen dan catatan yang memadai yang sesuai dengan pernyataan George
H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:142) bahwa Posedur seharusnya juga
mencakup desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk
membantu memastikan pencatatan atas transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan
merupakan media fisik yang digunakan untuk menyimpan informasi. Ada berbagai
macam wujud dokumen dan catatan, setiap jenis dokumen dan catatan harus
dikendalikan dengan cara tertentu yang relevan. Dokumen dan catatan harus diberi
nomor urut sebagai sarana akuntabilitas. Dokumen dan catatan harus mudah
digunakan dan mudah dipahami oleh pelanggan. Setiap formulir harus menyediakan
ruang khusus untuk tempat otorisasi dan persetujuan.
Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, PT.TASPEN (PERSERO)
sudah memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya suatu sistem
informasi akuntansi yang memadai. Unsur-unsur tersebut sesuai teori yang ditulis
oleh Azhar Susanto dan La Midjan (2001:27) bahwa unsur-unsur tersebut adalah :
1. Formulir
Merupakan unsur penting dalam sistem informasi akuntansi dan apabila
telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain baik dan
berfungsi untk mengembangkan pengendalian intern.
2. Catatan
Catatan- catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar, dan buku
besar pembantu.
a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi
keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut menyangkut pengdebetan
dan pengkreditan posting.
b. Buku Besar, juga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi,
mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening
51
dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi
yang di sajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku Besar Pembantu, apabila data keuangan yang di golongkan
dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku
besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekeningrekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buk besar.
Maka unsur-unsur yang terdapat dalam PT.TASPEN (PERSERO) sudah
mencakup dan sudah sesuai dan baik bahwa unsur-unsur tersebut adalah berupa
formulir dan catatan-catatan.
4.2
Pengendalian Intern Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)
Berdasarkan analisis pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN
(PERSERO) pengendalian intern yang dilakukan telah mengacu pada teori yang
dikemukaan oleh George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:131)
Pengertian pengendalian intern menurut PT.TASPEN (PERSERO) sama
dengan yang di artikan oleh H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:129) yaitu
merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan,
manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang
masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut : 1. Reliabilitas pelaporan
keuangan, 2. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3. Kesesuaian dengan peraturan
dan regulasi yang berlaku.
Piutang merupakan salah satu aktiva lancar yang sangat penting bagi
perusahaan. Piutang berguna untuk membantu kelancaran operasi perusahaan, oleh
karena itu sistem pengendalian intern piutang harus benar-benar diperhatikan.
Pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah
cukup memadai karena adanya pengawasan dari pihak intern dan pihak independen di
perusahaan. Adapun pengendalian intern atas piutang premi yang di lakukan adalah
sebagai berikut :
52
a. Pencatatan piutang, dalam pencatatn piutang dilakukan pengendalian
intern dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membandingkan angka piutang premi yang ada di dalam buku daftar
piutang premi dengan saldo menurut daftar penerimaan premi piutang.
2. Memeriksa mutasi piutang dan mengadakan control dengan buktibukti terkait.
3. Memeriksa piutang secara benar ke bukti-bukti dasar.
4. Membuat daftar koreksi yang diperlukan.
4.2.1
Sistem Pengendalian Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN
(PERSERO)
Sistem pengendalian Akuntansi PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada
teori Azhar Susanto dan La Midjan (2001:189-190) bahwa sistem pengendalian
yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun sistem akuntansi piutang adalah
sebagai berikut :
a. Petugas yang mencatat atas timbulnya piutang maupun hapusnya piutang pada
rekening-rekening piutang harus terpisah dari petugas buku besar piutang
maupun penagihannya agar dapat diciptakan pengendalian intern melalui
internal cek dan lain-lain.
b. Catatan atas piutang berfungsi control atas kondisi dan batas maksimum
kredit, antara lain melalui daftar analisa umur piutang (againg schedule).
c. Secara periodik diadakannya internal cek antara total buku pembantu buku
besar piutang dengan buku besar piutang (controlling account).
d. Diadakan konfirmasi atas saldo piutang secara periodik.
e. Perlu dibuatkan setiap daftar saldo piutang yang jatuh waktu, yang dibuat
seksi administrasi piutang untuk mengawasi pelaksanaan penerimaan pitang
di kas.
f. Atas setiap penagihan, bagian inkaso membuat daftar kuitansi yang harus
ditagih pada hari itu, fungsinya sebagai alat pengawasan atas penagihan.
53
g. Setiap penagihan hasilnya harus dipertanggungjawabkan hari itu juga oleh
petugas inkaso.
Bahwa pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO)
sudah cukup baik.
4.2.2
Pengendalian Intern Terhadap Kas pada PT.TASPEN (PERSERO)
Pengendalian intern yang baik terhadap kas pada PT.TASPEN (PERSERO)
sesuai berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 7-8) bahwa pengendalian intern
memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan kas
maupun pengeluaran kas. Dalam meancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya
deperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Tiga prinsip pengendalian intern
yaitu :
1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
bertanggungjawab mengenai transaksi kas dan menyimpan kas tidak
merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas.
2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara
harian.
3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek
kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk
menggunakan uang tunai, yaitu menggunakan kas kecil.
4.2.3
Sistem Voucher dan Pengawasan pada PT.TASPEN (PERSERO)
Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan
terhadap pengeluaran kas. PT. TASPEN (PERSERO) dalam pengawasan mengacu
berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 11) Sistem ini menetapkan ketentuanketentuan sebagai berikut:
1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui
(disahkan) oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan.
54
2. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban, yang meliputi
verifikasi, pengesahan, dan pencatatan harus ditetapkan.
3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah
diverifikasi, disahkan, dan dicatat dengan benar.
4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi pembelian
harus diperlakukan sebagai transaksi yang independen.
Ketentuan ini telah dipenuhi oleh PT.TASPEN (PERSERO bahwa, hanya
orang atau bagian tertentu yang diberi kewenangan oleh perusahaan untuk
mengesahkan transaksi. Bahwa sistem voucher dan pengawasan pada PT.TASPEN
(PERSERO) sudah cukup baik.
4.2.3.1 Voucher
Voucher digunakan oleh PT.TASPEN (PERSERO) untuk mempermudah
pengarsipan. Voucher pada PT.TASPEN (PERSERO) sesuai dengan Al. Haryono
Jusup (2005 : 15-17) bahwa apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka
setelah faktur dicek dan disetujui, dibuatlah voucher. Voucher menurut PT.TASPEN
(PERSERO)
sesuai dengan Al. Haryono Jusup (2005 : 15)
voucher adalah
dokumen yang berisi :
1. Keteangan ringkas transaksi.
2. Tanda telah diperiksa.
3. Persetujuan untuk dicatat dan dibayar.
Voucher diancang sedemikian rupa, sehingga faktur dan dokumen-dokumen
lain yang menjadi dasar pembuatan voucher dilampirkan pada voucher tersebut atau
dimasukkan ke dalam kantong voucher. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
dalam pengarsipannya. Informasi yang diperlukan untuk membuat voucher diambil
dari faktur dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Setelah formulir voucher
selesai diisi, maka faktur dan dokumen-dokumen pendukung lainnya dilampirkan
pada voucher tersebut. Selanjutnya voucher diserahkan kepada tugas pemeriksa atau
55
auditor untuk dicek ulang, diperiksa kebenaran rekening yang akan didebet, dan
diberi persetujuan untuk dicatat.
Setelah voucher disetujui dan dicatat, selanjutnya voucher diarsipkan menurut
tanggal pembayaan. Apabila tanggal pembayaran telah tiba, maka voucher diambil
dari arsip dan diserahkan kepada kasir untuk dibayar. Pejabat yang bewenang
membuat cek hanya menandatangani cek apabila ia telah menerima voucher yang
dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung yang lengkap. Kelengkapan dan
keabsahan dokumen-dokumen pendukung sangat penting artinya, karena hal itu
menunjukkan keabsahan transaksi yang harus dibayar.
Laporan penerimaan menunjukkan bahwa barang yang dimaksud telah
diterima, sedangkan dokumen persetujuan faktur (atau tanda persetujuan dari faktur)
menunjukkan bahwa faktur telah diperiksa kebenarannya. Dengan demikian kecil
kemungkinan terjadinya penyelewengan, kecuali jika formulir-formlir dokumen
dicuri dan tandatangan persetujuan dipalsu, atau terjadi persekongkolan.
4.2.3.2 Laporan Bank
Laporan bank biasanya diterima bulanan oleh PT.TASPEN (PERSERO).
Laporan bank pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah sesuai menurut Al. Haryono
Jusup (2005 : 20) bahwa bank biasanya mengirimkan laporan bank bulanan kepada
para pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan, serta
daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang bersangkutan. Transaksi tersebut
meliputi penyetoran atas rekening giro. Setoran di daftar menurut tanggal
penyetorannya, sedangkan cek didaftar menurut tanggal pembayar oleh bank.
56
4.2.3.3 Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan PT.TASPEN (PERSERO) dalam pencatatan piutang premi
dilakukan dengan cara mencocokan laporan perusahaan dan laporan bank. Dalam hal
ini PT.TASPEN (PERSERO) telah melakukan proses rekonsiliasi bank, ini sesuai
teori berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 20) bahwa apabila perusahaan
membuka rekening giro di bank maka perusahaan akan mempunyai dua catatan
mengenai kas yang dimilikinya, yaitu rekening kas yang terdapat dalam pembukuan
persahaan dan laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank.
Saldo kas ditunjukkan dalam rekening kas yang terdapat dalam laporan bank.
Pembukuan perusahaan dan laporan bank seringkali menunjukkan jumlah
saldo yang berbeda, tetapi keduanya mungkin sama-sama benar. Kadang-kadang
perbedaan ini terjadi hanya kaena perbedaan waktu pencatatan. Pengendalian intern
kas yang baik akan dapat member informasi mengenai sumber kas perusahaan,
dikeluarkan untuk apa, dan berapa saldo kas setiap saat dikehendaki. Oleh karena itu,
akuntansi harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaan antara catatan
perusahaan dengan lapoan bank, dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang
sesungguhnya pada suatu saat tertentu.
4.2.4
Tahap-Tahap
Penyusunan
Rekonsiliasi
Bank
pada
PT.TASPEN
(PERSERO)
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank pada PT.TASPEN (PERSERO)
sesuai menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 23-25) adalah sebagai berikut :
1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang
tercantum dalam rekening kas perusahaan (disebut juga “saldo buku”). Kedua
angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat pembukan
dank arena sebab-sebab lain yang telah diterangkan diatas.
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo perbnak, hal ini yang tercantum dalam
pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
57
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantm dalam
lapoan bank tetapi tercatat dalam pembukuan perusahaan.
4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dengan saldo per buku yang
telah disesuaikan. Kedua saldo tersebut harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada sisi per buku
(perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan
sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.
Maka tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank pada PT.TASPEN (PERSERO)
sudah mencakup dan sudah sesuai dan baik.
4.3.
Permasalahan atau Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO).
Pada umumnya setiap perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai
permasalahan intern dan ekstern. PT.TASPEN (PERSERO) sendiri menemui
berbagai macam masalah baik di dalam perusahaan maupn di luar perusahaan.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT.TASPEN (PERSERO) yang
berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi adalah :
a. Pegawai
Pegawai biasanya belum secara merata menguasai mekanisme kerja dan
masih kurangnya professional dengan bidangnya masing-masing. Hal ini
menyebabkan terhambatnya rutinitas PT.TASPEN (PERSERO) karena
masih ada karyawan yang melakukan kesalah dalam pekerjaan yang telah
di tugaskan. Contohnya dalam membuat pencatatan piutang yang telah
terkomputerisasi, terkadang pegawai lupa akan memasukkan nomor
voucher, tanggal seharusnya dokumen voucher akan di posting, dokumen
voucher tidak di posting, tidak menyantumkan tanda terima penerimaan
kas yang berasal dari instalasi tertentu, dan pegawai khususnya bagian
pencatatan piutang lupa akan mereposting dokumen penerimaan kas.
58
b. Sistem Informasi Akuntansi yang sudah Terkompterisasi.
Biasanya pada waktu tertentu atau jam 08.00-11.00 sistem yang terdapat
di PT.TASPEN (PERSERO) mengalami buffering, tentu saja ini akan
menghambat jalannya pengerjaan pekerjaan yang sudah diagendakan. Ini
menjadi keluhan para pegawainya, karena pekerjaan yang seharusnya
selesai tepat pada waktunya, pekerjaan ini menjadi terhambat dikarenakan
sistem yang tidak berjalan dengan baik.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO) dan
menganalisis mengenai pelaksanaan sistem informasi akuntansi pencatatan piutang
premi yang diterapkan oleh PT.TASPEN (PERSERO) serta berdasarkan identifikasi
masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa proses atau prosedur pencatatan sistem informasi akuntansi piutang
premi yang diterapkan pada PT.TASPEN (PERSERO) secara keseluruhan
sudah cukup baik karena telah memenuhi unsur-unsur dan tujuan dari sistem
informasi piutang premi.
2. PT.TASPEN (PERSERO) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang
terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT).
Dalam
menerapkan
prosedur
penagihan
piutangnya,
PT.TASPEN
(PERSERO) menerima kas dari instalasi penyetor atau klien dalam bentuk
kas, bank, giro, dan MP. Penyajian piutang dalam laporan adalah piutang
yang benar-benar dapat tertagih.
3. Selanjutnya pelaksanaan pengendalian intern pada PT.TASPEN (PERSERO)
menjamin bahwa setiap transaksi penerimaan piutang premi telah dicatat
secara :
a. Sah
Seluruh formulir penerimaan piutang premi yang dibuat oleh perusahaan
dianggap sudah memenuhi syarat-syarat formulir yang baik dan benar.
b. Telah diotorisasi
Seluruh formulir atau dokumen sebelum mendapat tanggapan atau
langkah selanjutnya harus diotorisasi oleh petugas ata bagian yang
bersangkutan.
60
c. Telah dicatat
Sebelum dibuat dalam bentuk laporan keuangan seluruh perubahan
akun-akun dan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan perusahaan
harus dicatat terlebih dahulu untuk membuat laporan harian.
d. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu.
Setelah dicatat kedalam buku besar biasanya bagian keuangan
perusahaan akan membuat buku besar pembantu yang bertujuan untuk
mempermudah pembuatan laporan keuangan.
5.2
Saran-saran
Berdasarkan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO) yang
dilakukan penulis, penulis menyampaikan beberapa saran :
1. Sebaiknya peusahaan mempunyai Flowchart Sistem Akuntansi penerimaan
piutang premi (usulan flowchart terlampir) karena Flowchart dapat
memudahkan bagian akuntansi dalam mencatat piutang premi sehingga
menghindari eksposure atau kesalahan dalam pencatatan premi piutang.
2. Latar belakang pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam
sistem akuntansi dan pengendalian intern piutang premi minimal Diploma III
(D3) Akuntansi, karena memerlukan wawasan yang memadai untuk tugas
tersebut, sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan kembali kepada
pegawai yang kurang memahani tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Raja Adri Satriawan, 2012, Akuntansi Keuangan IFRS +, Edisi Pertama,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Martini, Dwi dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Edisi
Pertama, Jakarta : Salemba Empat
Jusup, Al. Haryon, 2005, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 2 Edisi 6, Yogyakarta : STIE
YKPN
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9,
Yogyakarta : ANDI
Jusuf, Al Haryono, 2001, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi Keenam, Yogyakarta : STIE
YPKN
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba
Empat.
Krismiaji, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : AMP YKPN
Midjan, La, Susanto Azhar, 2001, Sistem Informasi Akuntansi 1, Edisi Kedelapan,
Bandung : Lingga Jaya.
xi
62
63
FLOWCHART PENERIMAAN PIUTANG PREMI MELALUI REKENING
KORAN PADA PT.TASPEN (PERSERO)
Bagian Kas
Bagian Administrasi Piutang
Daftar
penerimaan
Premi Piutang
R/C
Rangkap 4
R/C Rangkap
4
Voucher
Penerimaan
Kas rangkap 2
Database
Laporan
Keuangan
Pendapatan Premi
Kas
Rp.xxx
Rangkap
2
Rangkap 2 diberikan pada Bag.Kas
Rp.xxx
Rangkap
1
Finish
Arsip
Arsip
Sumber : Retno Noor Indah Sari
Hasil wawancara dengan Ibu Arfrianti Yanuar BR
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Retno Noor Indah Sari
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0309U007
Tempat dan Tanggal Lahir
: Bandung, 21 September 1991
Alamat
: Jln. Jati Luhur I Blok D/No.49 RT.01 RW.11
Kel. Jati Endah Kec. Cilengkrang Bandung.
Jenis Kelamin
: Permpuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
JENJANG PENDIDIKAN
Tahun 1996-1997
: TK Pembina Indramayu
Tahun 1997-2003
: SDN Jati Endah Bandung
Tahun 2003-2006
: SMP Negeri 50 Bandung
Tahun 2006-2009
: SMA Negeri 10 Bandung
Tahun 2009-2013
: Universitas Widyatama Bandung
Download