KADO ISTIMEWA Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:50 Hari ini (Lukas 2 :11) telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Ada banyak kejadian-kejadian di dalam hidup ini yang tidak pernah saya lupakan, dari mulai yang susah sampai yang senang-senang. Saya tidak pernah melupakan pada masa kecil saya pernah melempari pohon Jambu tetangga, waktu batunya terjatuh tepat di atap rumahnya dan anaknya kaget serta menangis, lalu saya dimarahi tetangga itu. Saya tidak pernah lupa juga waktu kecil saya bersama dengan seorang teman pergi membeli pecal, di sana ada gerombolan anak-anak nakal yang hendak merebut sepeda saya, dan saya berusaha mempertahankannya sampai-sampai hidung saya bengkak ditinju oleh salah seorang anak itu. jalan saya Saya juga ingat ketika hari pertama masuk SMA, tatkala menyeberang ditabrak oleh Sudaco ( istilah Mikrolet untuk kota Medan) sehi ngga saya terpelantinmg jatuh, dan rasanya waktu itu ada pinsan sebentar, lalu ketika saya bangun disekeliling saya sudah berkerumun orang-orang, namun ternyata Tuhan masih melindungi saya sehingga hari itu saya dapat sekolah tanpa kekurangan apapun, kecuali pakaian saya robek sedikit. Semuanya sudah berlangsung duapuluhan tahun yanag lalu, waktu itu tahun 1982. Dan belum pernah sirna dari ingatan ini. Sebenarnya masih banyak peristiwa-peristiwa penting sih, tapi saya takut memenuhi lembaran ini. Belum lagi peristiwa masa studi, masa bekerja, masa bercinta yang juga tidak mungkin dilupakan. Seringkali saya mendengar orang berkata, seperti “kacang lupa pada kulitnya” , kalau saya boleh menerjemahkan dengan sederhana artinya yang dimaksud dengan ini adalah sombong, mudah-mudahan tidak salah. Biasanya kalimat ini ditujukan kepada orang-orang yang sudah mulai naik daun kalau orang Medan bilang “naik warna”, lalu “sok” tidak kenal kawan lama. Beberapa tahun yang lalu saya sempat jengkel dengan salah seorang teman lama saya, walaupun tidak saya lampiaskan langsung padanya. Ketika suatu hari saya berkesempatan mengunjungi kantornya di Jakarta, dia memberi tahu melalui sekretarisnya supaya saya tunggu sebentar. Anda mau tahu, sebentarnya berapa lama? Saya harus menunggu satu setengah jam lebih padahal orangnya berada di dalam, bagi saya orang ini namanya mengerjai saya, tidak pernah saya menunggu orang selama demikian, kecuali menjemput orang yang pesawatnya ditunda, itu lain cerita. 1/4 KADO ISTIMEWA Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:50 Dalam waktu satu setengah jam itu saya pakai waktu untuk baca koran, telepon, sms kadang ngobrol dengan pengunjung yang lalu-lalang di ruang tamu. Heran sekali, saya juga tidak pernah melupakan peristiwa yang pahit ini, dalam benak hati saya mentang-mentang sekarang sudah jadi “bos” seenaknya memperlakukan orang, itupun akhirnya kami hanya bertemu lima belas menit, waktu itu terpaksa menunggu karena saya yang berkepentingan. Saya hanya menyimpan kejengkelan itu. Nah selanjutnya sebelum saya pindah ke Amerika, kawan ini datang ke Surabaya, kebetulan beliau ada sesuatu yang memerlukan bantuan saya; saya langsung teringat masa beberapa tahun lalu di Jakarta, tatkala saya harus menunggu satu setengah jam itu. Lalu saya berpikir, apakah ini merupakan kesempatan saya harus membalas dendam? Kalau memang iya gampang saja, saya tinggal meminta sekretaris kantor memberitahu dia supaya menunggu sebentar juga. Hampir lima menit saya bergumul untuk hal ini, namun saya diingatkan bahwa apa gunanya saya balas dendam pada orang ini. Toh dia barangkali tidak pernah mengingat kesalahan yang pernah diperbuatnya pada saya. Lagi pula ini tidak sesuai dengan konsep pengajaran Tuhan kita bukan? Akhirnya saya bertemu saja langsung dengannya, tetapi sebelumnya saya dengan berat hati mengingatkan dia bahwa saya pernah kecewa padanya, waktu itu saya harus menunggu satu setengah jam. Saya mendapat hikmah, dia minta maaf pada saya. Coba kalau saya balas dendam, barangkali saya tidak pernah mendapat maaf darinya, malah sebaliknya kawan saya ini yang memandang “negatif” pada saya. Dia bakal mengatakan, sombong mentang-mentang baru jadi pendeta di Metropolis Surabaya udah sombong , dan serentetan omelan tentunya. Memasuki bulan Desember seperti ini seringkali mengingatkan saya pada apa yang Tuhan Allah karyakan di dalam dunia ini. Dia mempunyai suatu prinsip hidup yang tidak pernah melupakan umatNya yang walaupun pada waktu itu bertentangan denganNya sehingga terjadi putus hubungan. Semestinya Allah bisa saja membalas dendam pada manusia, ini rasain lu...coba-coba menentang Aku biar masuk neraka saja. Padahal manusia sering kali mendukakan hati Allah, tetapi Allah tidak pernah membalas dengan hal yang setimpal. Ceritanya Allah itu sangat baik sekali, Ia bahkan rela mengirim AnakNya satu-satunya itu ke dunia ini untuk menebus dan menggantikan kita. Ia tidak mau kita ini dihukum, IA mau kita ini bebas. Sebenarnya seberapa penting sih kita sebagai manusia itu? Kita hanya 2/4 KADO ISTIMEWA Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:50 seperti debu di pandangan Allah, sekali dihembus saja sudah lenyap. Tetapi herannya sang debu ini masih disayang dan dianggap penting oleh Allah, dan IA rela menukarkan dengan Anak Tunggalnya (alias satu-satunya) yang dilahirkan melalui seorang anak dara Maria. Allah tidak pernah melupakan manusia itu, walaupun hidupnya menentang, jijik, bobrok, bejat, laknat dan sederetan kata-kata yang konotasinya negatif. Tuhan Allah tetap saja menghargai, asalkan sang manusia itu mau kembali kepadaNya. Allah tidak pernah melupakan kita, namun ketika Ia sudah mendapatkan kita maka IA akan melupakan masa lalu kita, karean IA sudah memperbaharui kita. Itulah sebabnya begitu kita kembali kepada Tuhan Allah harus secara total ada peberubahan. Saulus misalnya, ketika dia bertobat, sifat bobroknya semua diubah dan dihancurkan oleh Tuhan, namun semangatnya yang berkobar-kobar itu tetap dipakai oleh Tuhan Allah, kali ini untuk pekabaran Injil. Saya ingat sekali Petrus, orang yang besar mulut, yang banyak omonglah kira-kira gitu, tetapi Tuhan Yesus mengubah dia menjadi orang yang tegar dan kokoh sesuai namanya Batu Karang . Sekali berkotbah ada 3000 orang bertobat tidak termasuk anak-anak dan kaum wanita. Saya jadi nostalgia lagi dengan Natal pertama di dalam hidup saya, waktu itu tahun 1970, karena saya baru masuk sekolah Kristen kelas satu Sekolah Dasar. Nah di Natal yang pertama saya mendapat peran peragaan drama Natal, jadi saya ingat sekali peristiwa itu. Dari mulai gemetaran, salah gerak dan bahkan celana robek karena harus berdiri dan jongkok berulang kali. Namun pada masa itu saya boleh merasakan kasih Yesus benar-benar hidup di dalam kehidupan saya. Apa yang anda dapatkan pada Natal-natal anda? Apakah ada sesuatu yang tidak pernah terlupakan? Seorang sahabat saya mengatakan kalau setiap Natal ia mendapat banyak sekali kartu Natal, teman yang lain berkata kalau Natal ia selalu mendapat banyak sms dari teman-temannya yang mengucapkan selamat Natal. Yang lain lagi ia banyak sekali mendapat kado Natal. Sebenarnya apa yang paling penting yang kita harapkan dari Natal sih? Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan pada peristiwa Natal yakni YESUS, mestinya IA bukan hanya lahir di kandang itu, tetapi juga lahir di hati kita masing-masing sebagai kado yang terpenting. IA bakal menggantikan semua kado-kado yang ada. Dengan demikian Natal bukan sekadar hari libur lagi bagi kita atau sekadar memasang pohon dan hiasan Natal, tetapi ada suka-cita yang mendalam dalam hari-hari kehidupan kita walaupun kado-kado Natal di dunia tidak pernah kita terima lagi dari oarng –orang yang pernah mengasihi kita, tetapi kita telah memiliki Yesus yang 3/4 KADO ISTIMEWA Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:50 melebih segala KADO. KelahiranNya ke dunia ini memberi tawaran KADO keselamatan bagi umat Tuhan yang beratus-ratus tahun dicekam ketakutan karena tidak berpengharapan lagi. Sudah siapkah anda menerima kehadiran Yesus di dalam diri anda? Jangan lupa, Dia datang untuk anda dan saya. Inilah KADO ISTIMEWA itu, dan Tidak boleh DILUPAKAN. Campbell, CA Desember 2004-12-04 Saumiman Saud 4/4