BAB I - DoCuRi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah sediaan padat kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zata pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok
Tablet merupakan jenis sediaan yang banyak digunakan sampai sekarang karena :
1. Memberikan dosis yang tepat pada pemakaiannya
2. Mudah pemakaiannya
3. Cara pembuatannya sederhana
4. Mudah pengemasannya dan distribusinya
5. Stabil pada pengemasan dan distribusinya.
6. Stabilitas kimia dan aktifitas fisiologi dari bahan-bahan obat cukup baik.
Tablet yang dinyatakn baik harus memenuhi syarat berikut ini :
1. Memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama proses
produksi, pengemasan dan distribusi
2. Bebas dari kerusakan seperti pecah-pecah, rompal pada permukaan dan sisi-sisinya
3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang terkandung di
dalamnya
4. Dapat membebaskan zat berkhasiat dengan baik sehingga memberikan efek
pengobatan seperti yang dikehendaki
Bentuk Tablet
Bentuk tablet pada umumnya adalah berbentuk slinder dengan sisi yang rata dan permukaan
yang cembung ataupun rata.
Ada juga bentuk-bentuk khusus dari tablet misalnya:
-
ellips
-
segi tiga
-
seperti kapsul (caplet)
Bentuk khusus ini mempunya tujuan :
-
spesifikasi dari pabrik
-
untuk menghindari pemalsuan dari pabrik lain
-
untuk memperindah bentuk tablet
Bentuk tablet ini bergantun pada punch dan die yang digunakan. Punch dan die dengan
diameter kecil menghasilkan tablet yang kecil punch dan die dengan diameter besar
menghasilkan tablet yang besar. Juga punch dan die bentuk khusus menghasilkan tablet yang
bentuknya khusus.
Ukuran tablet
Penampang atau diameter tablet umumnya berkisar antar 3 milimeter sampai 13 milimeter,
tetapi ada juga yang berpenampang 20 mlimeter. Misalnya : tablet hisap, tablet effervescent.
Tebal tablet
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet.
Bobot tablet
Bobot tablet antar 50 miligram sampai 2 gram
Umumnya bobot tablet antara 100 mg sampai 800 mg
Berdasarkan pembuatannya tablet dibagi menjadi :
1. Tablet cetak (Compressed tablet).
Tablet ini dibuat dengan cara mengempa dan tidak mengandung penyalut yang khusus.
Dibuat dari bahan-bahan berupa serbuk atau kristal dengan atau tanpa mepanmbahan
bahan pengisi pengikat, pengembang, pelicin dan bahan-bahan tambahan lainnya.
2. Tablet bersalut (Coated tablet)
a. Tablet bersalut gula (sugar Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang
terdiri dari gula dengan bahan-bahan yang sesuai dengan atau tanpa pemberian warna.
Penyalutan ini berguna untuk menutupi rasa dan bau dari bahan-bahan obat dan
melindungi bahan-bahan obat yang peka terhadap oksidasi
b. Tablet besalut selaput (Film Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan lapisan
yang dibuat dari bahan-bahan sintetis atau bahan-bahan alam. Penyalut selaput
memberikan sifat-sifat yang sama dengan penyalut gula dan keuntungannya
membutuhkan waktu penyalutan yang lebih singkat dibandingkan dengan waktu yan
dibutuhkan untuk penyalutan gula. Lapisan selaput umumnya tidak lebih dari 10%
berat tablet
.
a. Tablet bersalut enteric (Enterik Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan bahanbahan yang tahan terhadap cairan lambung tetapi hancur dalam cairan usus. Penyalut
enteric dapat digunakan untuk tablet-tablet yang mengandung bahan-bahan obat yang
diuraikan/dirusakkan oleh cairan lambung, yang mengiritasi selaput lender lambung
atau untuk tujuan pemakaian depot.
3
Multiple Compressed tablet.
Yaitu tablet yang dicetak lebih dari sekali dengan mempergunakan mesin pencetak tablet
yang khusus
a. Layered tablet
Yaitu tablet dibuat dengan mencetak granul-granul yang telah dicetak lebih dahulu.
Pencetakan dapat dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan tablet dengan 2 atau 3
lapisan.
b. Press Coated tablet (Dry Coated tablet)
Dibuat dengan mengisikan tablet-tablet yang telah dicetak pada mesin pencetak tablet
yang khusus, kemudian dicetakkan granul-granul tambahan di sekeliling tablet. Dapat
menutupi rasa dari tablet inti dan dapat juga berfungsi sebagai benteric coated tablet
Multiple compressed tablet dapat dikerjakan untuk :
-
Tablet dengan bahan-bahan obat yang tidak tersatukan
-
Tabet dengan tujuan pemakaian depot
Berdasarkan pemakaiannya tablet dibagi menjadi :
1. Tablet yang penggunaannya melalui saluran pencernaan makanan (per oral).
Tablet hancur dan larut pada saluran pencernaan makanan dan di absorbsi.
2. Tablet yang penggunaannya pada rongga mulut.
a. Tablet bukal
Yaitu tablet yang bentuknya kecil, oval dan pipih.
Pada pemakaiannya disisipkan diantar gusi dan pipi.
Contoh : tablet-tablet yang mengandung progesteren
b. Tablet sublingual
Yaitu tablet yang diletakkan di bawah lidah.
Tablet ini melarut dengan cepat dan bahan-bahan obat cepat di absorbsi.
Contoh : tablet-tablet yang mengandung Nitrogliserin dan Eritritil tetranitrat.
c. Tablet hisap ( Troches/Lozenges)
Digunakan sebagi antiseptika, adstringent dan local anestesi.
3. Tablet untuk penggunaan di bawah kulit
a. Tablet inplantasi (pellet)
Dipakai dengan cara menanamkannya dalam jaringan di bawah kulit. Tujuannya
sebagai pemakaian depot.
Contoh :
Tablet-tablet hormone
Doca tablet
b. Tablet hipodermik.
Bila akan dipakai dilarutkan lebih dulu dalam aqua pro injectionem. Sekarang tidak
popular lagi disebabkan tidak terjaminnya sterilitas larutan yang diperoleh.
Contoh :
- tablet Atropin Sulfat
- tablet Codein Sulfat
4. Tablet Effervescent
Yaitu tablet yang dilaruktan terlebih dahulu dalam air, kemudian airnya diminum.
5. Tablet Vagina
Yaitu tablet yang pemakaiannya melalui vagina.
Bentuknya pipih oval dengan salah satu ujungnya lebih kecil.
Tablet menurut Formularium Nasional Edisi IV (1978)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan car kempacetak dalam bentuk
umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat
dengan atau tanpa zat pengisi.
Obat, tunggal atau campuran beberapa jenis obat, diramu dengan zat tambahan yang
cocok, digranulasikan, jika perlu digunakan zat pembasah, kemudian dikempacetak.
Granulasikan dilakukan dengan cara basah atau kering, tergantung dari sifat obatnya.
Zat tambahan, Zat tambahan yang digunakan untuk pembuatan tablet terdiri dari :
1.
Zat pengisi, dapat digunakan salah satu zat pengisi berikut
ini: Laktosa, Sakarosa,
Glukosa, Lemak Coklat, susu bubuk, Kaolin, Kalsium Dihidrogen fostat, Kalsium Fosfat,
Natrium Klorida atau bahan lain yang cocok.
2.
Zat pengembang, dapat digunakan salah satu zat pengembang berikut ini: Pati terigu,
pectin, agar, Karboksi metil selulosa dan bahan yang lain yang cocok.
3.
Zat pengikat, dapat digunakan salah satu zat pengikat berikut ini : Sakarosa, Glukos, Pati
Terigu, Gelatin, Gomarab atau bahan lain yang cocok.
4.
Zat pelican, dapat diguanakan salah satu zat pelican berikut ini : Talk, magnesium stearat,
asam sterarat, kalsium stearat, lemak, Parafin cair atau bahan lain yang cocok.
Zat pembasah, Dapat digunakan salah satu zat pembasah berikut ini : Air, Etanol kadar
tertenu, isopropanol, musilago Gumarab, musilago Pati Terigu, larutan Glukosa, Sirop
simpleks, larutan Gelatin kadar tertentu atau bahan lain yang cocok.
Cara Granulasi Basah. Digunakan untuk obat yang tahan terhadap air. Obat atau campuran
obat dalam bentuk serbuk halus, jika perlu dicampur dengan zat pengisi, zat pengikat atau zat
tambahan alain yan cocok secukupnya, dibasahi dengan zat pembasah sedemikian rupa
hingga tebentuk massa kempal-hancur, kemudian diayak menggunakan pengayak yang cocok.
Butiran yang telah kering digranulasikan lagi dan diayak menggunakan pengayak yang cocok
untuk menghilangkan sebuk halus dan butiran yang terlalu kecil. Butiran ini kemudian
dicampur dengan zat pelican, jika perlu dapat ditambahkan zat pengembang yang cocok untuk
menghilangkan serbuk halus dan butiran yang terlalu kecil. Butiran ini kemudian dicampur
dengan zat pelican, jika perlu dapat ditambahkan zat pengembang yang cocok secukupnya,
campur hingga merata; massa yang diperoleh siap untuk dikempacetak.
Cara Granulasi Kering, Digunakan untuk obat yang tidak tahan terhasdap air. Granulasi
kering dilakukan dengan salah satu cara berikut ini :
1.
Obat berbentuk hablur atau berupa butiran diayak menggunakan pengayak yang cocok
untuk menghilangkan hablur atau butiran besar atau terlalu kecil, jika perlu dapat
ditambahkan zat pengembang dan zat pelican; massa yang diperoleh siap untuk
dikempacetak
2.
Obat atau campuran obat dicampur dengan granulat jadi yang dibuat dri zat tambahan
yang cocok, jika perlu ditambahkan zat pengembang, kemudian dicampur merata dengan
zat pelicin; massa yang diperoleh siap dikempacetak.
3.
Obat atau campuran obat, terutama jika berupa sebuk halus, dikempacetak dengan
tekanan tinggi, slugging, menjadi tablet-tablet besar, kemudian dihancurkan kembali dan
diayak menggunakan pengayak yang cocok menjadi butiran yang dikehendak dan campur
granulat ini dengan zat pelican, jika perlu dapat ditambahkan zat pengembang; massa
yagn diperoleh siap untuk dikempacetak.
Berdasarkan cara pemakaian dan ujudnya, tablet digolongkan menjadi :
Tablet Bukal adalah tablet yang digunakan dengan cara menyisipkan di sekitar selaput lendir
pipi.
Tablet Sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara menyisipkan di bawah lidah.
Tablet Sisip adalah tablet yang digunakan dengan cara menyisipkan ke dalam vagina.
Karena itu, etiket dan penandaannya harus berbeda dengan etiket dan penandaaan tablet pada
umumnya.
Tablet Lapis adalah tablet yang terdiri dari dua lapisan atau lebih yang dibuat dengan
memisah-misahkan obat dalam lapisan-lapisan sesuai dengan maksudnya.
Tablet Buih (Compressi efferscens), adalah tablet menggunakan zat tambahan terdiri dari
asam sitrat, asam tartrat, dan natrium subkarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan
berbuih mengeluarkan karbondioksida. Selama pembuatan dan pengemasan, kelembaban
udara diatur tidak boleh lebih dari 40 %
Tablet Bersalut adalah tablet yang disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu.
Berdasarkan jenis bahan penyalut dan sasaran penggunaannya tablet bersalut dibagi menjadi :
Tablet bersalut gula, umumnya dikenal sebagai tablet bersalut, adalah tablet yang disalut
dengan lapisan tediri dari campuran gula dan bahan lain yang cocok, dengan atau tanpa
penambahan zat warna.
Tablet bersalut selaput adalah tablet yang disalut dengan lapisan selofan, motil selulosa,
providan atau bahan lain yang cocok.
Tablet Bersalut Kempa atau Tablet Salut Kering adalah tablet yang disalut dengan massa
granulat terdiri dari laktosa, kalsium fosfat, atau bahan lain yang cocok.
Jika dikehendaki salah satu obat lebih cepat dilepaskan dari obat lainnya, obat ini dapat
dicampurkan dalam massa granulat penyalut.
Tablet Bersalut Enteric adalah tablet yang disalut sedemikian rupa sehingga tidak hancur
dalam lambung, tetapi hancur dalam usus halus
Bahan penyalut yang digunakan adalah bahan yang tahan terhadap pengaruh asam lambung.
Ukuran tablet. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Syarat tablet. Memenuhi syarat yang tertera pada Compressi Farmakope Indonesia dan
larutannya jernih.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik atau wadah tertutup rapat, jika perlu disertakan
pengering.
1.
Bentuk – bentuk tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih, dengan atau tanpa zat tambahan (Farmakope Indonesia, 1979)
Tablet paling luas penggunaannya di bidan farmasi karena penggunaaanya mudah,
biay pembuatannya relatif murah dibanding sediaan peroral lain. Ada sejumlah teablet yang
digunakan untuk pemakaian khusus, yaitu :
a.
Tablet buccal, dirancang agar pecah secara lambat didalam kantong buccal.
b.
Tablet sublingual, dirancang agar cepat pecah dibawah lidah.
c.
Tablet kunyah, tablet yang penggunaannya dikunyah
d.
Tablet effervescent, diformulasi agar mudah pecah dengan menghasilkan gas sebagai
hasil reaksi asam sitrat dengan natrium subkarbonat.
Selain itu, masih ada tablet yang dikempa beberapa kali, yaitu :
a.
Tablet berlapis, pada mumnya mempunyai dua lapisan yang dirancang agar dapat
memisah dalam bahan yang incompatible, atau utuk membuat produk sustained-release
b.
Tablet salut, antara lain tablet salut gula, tablet salut filem dan tablet salut enterik.
Pemakaian tablet salut enterik adalah untuk memperkecil pengaruh panas dan pelarut.
Tablet salut enterik, bila tablet diinginkan tidak larut di lambung, dalam hal ini zat
penyalut tidak larut dalam lingkungan asam tetapi larut dalam usus.
2.
Sifat – sifat tablet
Metode apapun yang digunakan, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat yang
baik, antara lain :
a. Tablet harus cukup kuat dan tahan terhadap goresan agar dapat bertahan selama
pembuatan, pengemasan, pengangkutan sampai kepada pemakaiannya. Sifat ini ditest dengan
uji kekerasan dan kerapuhan.
b. Tablet harus mempunyai ketersediaan farmasetis yang baik. Hal ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, namun sebagai pendekatan untuk mengetahui indeks ketersediaan
farmasetis ini dapat dilakukan uji waktu hancur dan uji disolusi.
c. Bobot tablet harus seragam, kadar obat dalam sediaan harus tetap. Ini ditest dengan
uji keseragaman bobot dan uji kandungan zat aktif menurut farmakope.
d. Penampilan tablet harus cukup bagus dan harus mempunyai karakteristik warna,
bentuk dan tanda lain sebagai identifikasi produk.
BAB II
KOMPOSISI TABLET
Komposisi umum dari tablet adalah :
R/ Zat berkhasiat
Bahan pengisi
Bahan absorbent (bila perlu)
Bahan pengikat
Bahan penghancur
Bahan pembasah (bila perlu)
Bahan pelincir
Korigensia (bila perlu)
A. ZAT BERKHASIAT
Semua bahan berkhasiat yang dikenal dalam bidang farmasi dapat dicetak
menjadi tablet, baik yang berbentuk serbuk halus, kristal, ekstrak dan tingtur. Untuk bahan
yang berkhasiat keras umumnya terdapat dalam dosis yang kecil sehingga perlu penambahan
bahan pengisi.
Untuk pembuatan tablet biasanya diperlukan bahan-bahan pembantu tetapi beberapa bahan
dapat dicetak langsung tanpa penambahan bahan-bahan pembantu, misalnya : NaCl, KMn04,
KCl, Kl, Heksamin dan lain-lain.
Untuk mendapatkan formula yang baik dan menetukan metoda pembuatan
yang dipakai harus diperhatikan antara lain :
1. Sfat kimia dan fisika dari bahan obat (misalnya kelarutan, kestabilan, ukuran granul,
berat jenis )
2. Farmakokinetik dari bahan obat.
3. Biovailability dari bahan obat
Data-data tersebut diatas sangat membantu para formulator (penyusu formula
tablet) untuk menentukan metoda pembuatan yang paling praktis dan efisien sehingga tablet
yang dihasilkan nantinya benar-benar memnuhi syarat formulasi.
B. BAHAN PENGISI
Bahan pengisi ditambahkan untuk mendapatkan berat yang di inginkan. Bahan
pengisi harus bersifat inert.
Macam – macam bahan pengisi :
1.
Golongan Gula
L a k t o s a.
Laktosa disebut juga gula susu atau Saccharum Lactis
Dalam perdagangan Laktosa ada 2 macam yaitu :
- Laktosa biasa
- Laktosa spray dried
Laktosa dibuat sebagai berikut :
Serum susu ( susu yang sudah dihilangkan proteinnya ) dipekatkan dibirakan hingga
molekul-molekul Laktosa menghablur.
Laktosa spray dried dibuat dengan menyemprotkan serum susu ke dalam ruangan panas
hingga diperoleh granul-granul yang halus
Sukrosa
Disebut juga gula pasir atau Saccharum album
Kristal tak berwarna atau berupa serbuk warna putih, rasa manis tak berbau mudah larut
dalam air 2 : 1
Sukrosa diperoleh dari alam yaitu dari tebu dan biet yang banyak tumbuh di daerah tropis
dan subtropis
Sifatnya higroskopis dan cenderung berubah menjadi coklat apabila berhubungan dengan
senyawa yang bersifat asam atau alkalis, jarang dipergunakan sebagai bahan pengisi
pada pembuatan tablet.
Manitol
Berupa kristal dengan rasa manis, larut dalam air 1 : 6
Manitol ini mahal harganya, biasa dipakai pada pembuatan tablet kunyah
Manitol tidak mengandung air tapi mampu mengikat air dalam kondisi lembab sehingga
cocok untuk zat berkhasiat yang peka terhadap pengaruh lembab.
Sorbitol
Serbuk mikro kistalin berwarna putih, tak berbau, rasa manis, larut dalam air 1 : 0,5
Dalam perdangangan berupa larutan dalam air (70 % b/v)
Digunakan dalam proses pembuatan tablet secara cetak langsung. Sorbitol sangat
higroskopis, maka baik untuk membuat tablet dengan zat-zat hidrofob sebab sorbitol dapa
t mempertahankan kadar air dalam granul.
2.
Golongan A m y l u m
Disebut juga pati.
Serbuk halus berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, tidak larut dalam air, bila
dijadikan dengan air 15 bagian setelah dingin akan membentuk larutan kental yang jernih.
Pati dapat diperoleh dari :
Gandum (Amylum Tritici), Padi (Amylum Oryzae), Jagung ( Amylum Maydis), Kentang
( Amylum Solani), Singkong ( Amylum Manihot ). Pati dalam pembuatan tablet kecuali
sebagai bahan pengisi juga dapat digunakan sebagai bahan pengikat dan bahan
pengembang. Pati pada umumnya mengandung kadar air 12 – 14 %
3.
Golongan organik dan anorganik
- Bolus alba
- Kalsium sulfat.
- Natrium sulfat
- Natrium klorida
- Magnesium kabonat
Bahan-bahan ini dipakai sebagai pengisi terhadap bahan obat yang berupa minyakminyak atau larutan minyak, juga tablet untuk penderita penyakit diabetes mellitus,
karena perlu diet karbohidrat dan gula.
Kalsium sulfat ada 2 macam :
- Kalsium sulfat dihidrat
- Kalsium sulfat eksikatus
Yang dipakai dalam pembuatan tablet adalah Kalsium sulfat dihidrat.
4.
Zat Pengisi Lainnya
A v i c e l.
Dikenal juga dengan nama Mikrokristalin Selulose
Serbuk berwarna putih, tidak berbau tidak larut dalam air. Terdiri dari selulose yang
mengalami depolimerisasi, yang dibuat dengan jalan menghidrolisa selulose kayu yang
murni dengan asam.
Untuk penggunaan dalam bidan farmasi ada 2 macam :
- Yang dapat membentuk dispersi kolloid dalam air
- Yang tidak terdispersi dalam air
Yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet adalah yang tidak terdispersi dalam air.
Avicel kecuali sebagai bahan pengisi dapat juga berfungsi sebagai bahan pengikat, bahan
penghancur maupun sebagai lubrikan, sehingga sering digunakan untuk mencetak tablet
secara langsung
Ae rosi l
Berupa butir-butir halus dengan ukuran partikel lebih kurang 20 milimikron. Bersifat
koloidal.
Aerosil mempunyai daya serap cairan yagn besar sekali, maka digunakan sebagai bahan
pengisi padatablet dengan bahan yang tidak tahan lembab
Emdex
Emdex adalah hasil hidrolisa pati.
Pada umumnya digunakan pada formulasi tablet kunyah oleh karena mempunyai efek
mendingin di mulut dari sifat panas larutan negatif yang dimiliki.
Sifatnya asam, higroskopis, tak terpengaruh oleh cahaya. Penyimpanan pada suhu 40–50
o
C cenderung menyebabkan tablet menjadi keras dan gelap
Encompres
Merupakan senyawa Kalsium hidrogen fosfat yang mengandung dua molekul air, yang
diproses dengan cara tertentu sehingga berbentuk kristal.
Encompres tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih. Tidak larut dalam air dan alkohol.
Sedikit larut dalam Asam acetat encer tetapi larut dalam HCl encer dan NHO3 encer
Digunakan sebagai bahan pengisi pada pembuatan tablet secara cetak langsung.
Pada pemilihan bahan pengisi harus diperhatikan pengaruhya terhadap bahan oba
misalnya:
- Pemakaian pengisi Kalsium sulfat pada tablet tertacyclin menghambat absorbsi obat
pada saluran pencernaan makanan
- Pemakaian pengisi yang bersifat absorbent kuat misalnya :
Bentonite, kaolin sebaiknya dihindari pada tablet dengan bahan obat berdosis kecil
seperti glukosida jantung dan estrogen sintetis. Karena bahan-bahan obat ini akan
diabsorbsi sehingga kurang efektif pada pemakaiannya.
- Kombinasi senyawa-senyawa amine dengan laktosa atau garam-garam amino dengan
laktosa dengan adanya pelicin yang bersifat alkalis menyebabkan tablet kehilangan
warna
C. BAHAN PENGIKAT
Gunanya ditambahkan bahan pengikat dalam formulasi tablet adalah untuk
mengikat komponen-komponen-komponen tablet untuk dijadika ngranul dengan ukuran yang
sama dn bentuk yang spheris setelah dipaksakan menlewatiayakan. Dengan adanya bahan
pengikat, komponen tablet akan mudah dibentuk menjadi granul; sehingga akan memudahkan
pencetakan. Pemilihan bahan pengikat bergantung kepada sifat fisis dan kimia dari bahan
obat, daya ikat yang diperlukandan tujuan pemakaian obatnya.
Ada 4 macam bentuk bahan pengikat yang dipakai pada pembuatan tablet yaitu :
1.
Bentuk yang larut atau yang terdispersi dalam air
Biasanya dipakai dalam bentuk sirup atau mucilago.
Bahan pengikat ini lebih efektif diberikan dalam bentuk alrutannya dari pada diberikan
dalam bentuk kering kemudian dibasahi
Bahan pengikat ini bersifat mudah mengembang bila didispersikan dalam air atau larut
dalam air
Bahan pengikat ini diberika pada obat yang stabil terhadap lembab dan suhu tinggi.
2. Bahan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.
Digunakan untuk pembuatatan tablet dengan cara granulasi basah terhadap bahan obat
yang mengalami kerusakan karena pengaruh lembab, misalnya vitamin C, vitamin B1,
Folia digitalis.
Contoh bahn pengikat ini :
-
Etil sellulosa dalam pelarut alkohol.
-
Paraffin padat dala menggunakan pelarut trikloretilena
-
Polivinilpirolidon dalam pelarut alkohol atau alkohol air
-
Hidroksi Propil Metil Selulosa dalam pelarut alkohol.
3. Bahan kering.
Bahan pengikat yang digunaka nbiasanya dalam bentuk granul-granul yang telah
disempurnakan. Fungsinya selain
sebagai bahan pengikat dapat jufa sebagai bahan
pengisi, pengahancur dan ada kalanya sebagai pelicin dalam suatu formula tablet.
Ini biasanya dipakai pada pembuatan tablet secara pencetakan langsung
Contohnya :
- Avicel, Emdex
4. Bentuk Cairan
Digunakan tehadap bahan obat yang tidak tahan lembab dan tidak tahan pemanasan yang
cukup tinggi atau untuk membuat granul yang daya kohesinya tidak begitu besar.
Misalnya untuk membuat tablet larut dan tablet effervescent
Di dalam pengerjaannya karena day ikat yang dimilik tidak terlalu besar maka hendaknya
dihindari penambahan bahan pembantu lain yang mengalami deformasi elastis atau
reversibel.
Contoh :
Isopropanol
Bahan-bahan yagneringdigunakan ebagai bahan pengikat :
1. Amylum ( pati )
2. Gelatin
3. Sukroa, glukosa, Dektrosa, laktosa
4. Acasia ( Gom Arab )
5. Natrium Alginat
6. C.M.C ( Carboxy Methyl Celluluose)
7. Polivinilpirolidon
8. Veegum
Dalam keadaan tetentu bahan-bahan dibawah ini juga bersifat sebagai pengikat :
-
Polietilenglikol
-
Etilsellulosa
Jumlah bahan pengikat yang dipergunakan bergantung kepada sifat dari bahan-bahan yang
akan dicetak.
Pemakaian bahan pengikat yang berlebihan menyebabkan tablet menjadi terlalu keras dan
sukar hancur pada pemakaiannya dalam tubuh.
Bahan-bahan yang tidak bersifat kohesif, voluminous membutuhkan pengikat yang lebih
banyak
Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk larutan atau bentuk kering, tergantung
pada cara pembuatan tablet.
Pemakaian bahan pengikat dalam bentuk larutan (dalam jumlah yang sama ) lebih efektif
dibandingkan dalam bentuk kering dkemudian dibasahi. Sebab partikel-partikel serbuk
dilapisi udara pada permukaannya, dengan pengikat berbentuk larutan lebih mudah
penetrasinya sehingga lebih mudah membasahi masa.
Dengan alasan ini maka untuk mendapatkan day ikat yang efektif dipakai pengikat dalam
bentuk larutan dengan penetrasi yang lebih mudah.
-
Mucilago Amyli
Biasanya dipakai dalam konsentrasi 5 – 20%. Harus dibuat baru, dibuat dengan
menambahkan air dingin, dipanaskan diatas ppenangs air atau api bebas sambil diadukaduk sampai menjadi masa yang kental yang trasnparan atau disuspensikan dengan sedikit
air dingan kemudian ditambah air panas, diaduk-aduk sampai menjadi masa yang kental
dan transparan.
Mucilago amyli merupakan pembawa yalng baik untuk zat-zat wasrna dimana zat warna
dilarutkan lebih dahulu dalam air. Mucilago amyli sering juga dikombinasikan dengan
larutan gelatin 1 - 2% untuk mendapatkan daya ikat yang lebih kuat.
Larutan gelatin ditambahkan pada mucilago amyli yang telah dingin
-
Larutan Gelatin
Biasa dipakai 1-4%. Dalam hal tertentu dipakai 10 – 20 %. Larutan gelatin harus dibuat
baru, dan digunakan selagi panas (+ 40 o Celcius) karena kalau dingin akan berbentuk gel
Cara membuatnya :
Serbuk gelatin ditaburkan dalam air dingin, biarkan mengembang, panaskan diatas
penanga air sampai larut, kekurangan berat ditambah dengan air panas.
Bahan pengikat gelatin banyak dipakai pada pembuatan lozenges, karena granulnya biasa
lebih keras dan kelarutannya lambat serta memberikan efek yang menyenangkan di mulut.
-
Larutan Glukosa 25 – 50 %
Dengan pemakaian larutan glukosa pada proses pengeringan, granul-granul tidak akan
kering sempurna sehingga tidak sesuai dipakai untuk bahan-bahan yang higroskopis
-
Aka si a
Dikenal juga sebagai gom arab. Merupakan serbuk, hampir tidak berbau, berwarna putih
atau putih kekuningan.
Larut dalam air dengan perbandingan 1 : 1 membentuk mucilago yang sifatnya asam,
tidak larut dalam alcohol. Diperoleh dari getah kering batang dan dahan Acasia Senegal
atau spesies lainnya.
Bahan pengikat ini sering digunakan apabila granul-granul yang dihasilkan diharapkan
memiliki sifat kohesif yang kuat seperti lozenges dan pastiles dimana sediaan ini
memerlukan waktu hancur yang panjang. Dipakai dalam bentuk larutan 2 – 5 %
Kombinasinya dengan Tragacanth akan mempertinggi daya ikatnya.
Dipakai kombinasi gom arab % dengan tragacanth 0,5 – 2,5 %
-
Etil Sellulosa
Dipakai dalam bentuk larutannya dalam alcohol dengan konsentrasi 0,5 – 2 %. Digunakan
sebagai bahan pengikat tablet yang mengandung bahan berkhasiat yang peka terhadap
pengaruh lembab atau suhu yang terlalu tinggi.
-
Natrium Karboksi Metil Sellulosa
Serbuk warna putih larut dalam air.
Dipakai dalam konsentrasi 1 – 4 %
-
Natrium Alginat
Serbuk putih tidak berasa. Larut dalam air membentuk larutan kental. Merupakan senyawa
garam Natrium dengan asam alginat. Dipakai dengan konsentrasi 3 – 5 %
-
Polivinilpirolidon
Serbuk putih, higroskopis, larut dalam air
Sebagai pengikat dalam konsentrasi 0,5 – 5 % dalam air. Alcohol atau campuran alcohol
air.
Sesuai untuk membuat granulasi bahan-bahan yang tidak tahan air atau tidak stabil pada
suhu yang tinggi
4. Bahan Pengembang
Ditambahkan untuk memecahkan tablet menjadi partikel-partikel kecil sehingga luas
permukaan diperbesar dan absorbsi dipermudah. Beberapa mekanisme hancurnya tablet
akibat pengaruh bahan penghancur.
1.
Mengembangnya bahan penghancur
Bahan penghancur dalam air akan mengembang maka akan terjadi tekanan dari dalam
tablet sehingga tablet pecah
Contoh bahan pengikat ini :
-
Amylum, Sellulosa, Gom Arab, Alginat
2.
Terbentuknya gas CO2
Mekanisme ini terjadi pada tablet effervescent yang didalam foumulasinya tedapat
kombinasi asam sitrat atau asam tartrat dengan basa karbonat ataupun basa bikarbonat
Kombinasi asam dan basa ini dalam air akan membentuk gas CO 2 yang menyebabkan
pecahnya tablet.
Tablet yang mengandung bahan pengembang campuran ini harus disimpan pada
tempat kering.
3.
Terbentuknya gas Oksigen
Gas oksigen yang terjadi adalah hasil reaksi dari senyawa Magnesium peroksida
Tablet dengan bahan penghancur ini bukan untuk pengobatan
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pengembangan dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
a. Amylum
Amylum yang banyak dipakai sebagai pengembang adalah Amylum Manihot, Amylum
Solam dan Amylum Maydis, tetapi yang terbanyak digunakan adalah Amylum Manihot.
Amylum ini dipakai dengan kadar 5 – 15 %
Amylum mempunyai affinitas yang besar terhadap air dan mengembang bila kena air,
yang menyebabkan tablet hancur.
Ada pendapat yang lain menyatakan bahwa hancurnya tablet bukan karena
mengembangnya amylum tetapi karena sifatnya kapilernya; di manabentuk spherical dari
butir-butir amylum meningkatkan porositas dari tablet sehingga meningkatkan daya
absorbsinya tehadap air. Campuran Natrium Lauryl Sulfat dengan amylum merupakan
bahan pengembang yang baik karena Natrium Lauryl Sulfat sebagai surfactant
menyebabkan pembasahan tablet menjadi lebih cepat.
b. G o m
Baik gom sintetis maupun Gom alam digunakan sebagai bahan pengembang disebabkan
sifatnya yang mengembang dalam air. Tetapi bahan-bahan ini mempunyai satu sifat yang
kurang baik yaitu cenderung menjadi adhesive bila dibasahi. Harus dilakukan penelitian
untuk menentukan jumlah optimum dari Gom yang baik digunakan sebagai bahan
pengembang untuk setiap formulasi.
Jumlah yang berlebihan mengurangi sifatnya sebagai bahan pengembang.
Yang biasa diguanakan yaitu ; Tragacanth, Karaya, dan Gom Arab. Dipakai dengan
konsentrasi 1 – 10% dari berat tablet
c. Derivat Sellulosa
Contoh :
-
Metil Sellulosa
-
Na. Karboksi Metil Sellulosa
-
Mikrokristalin Sellulosa Avicel
Merupakan bahan pengembang yang baik dengan konsentrasi 25 % atau lebih, dapat
ditambahkan dalam bentuk keringnya untuk percetakan secara langsung. Tetapi oleh
karena harganya yang mahal jarang dipergunakan.
d. A l g i n a t
Contoh :
-
asam Alginat
-
Natrium Alginat
b. C l a y s
-
Bentonite
-
Veegum
Cara menambahkan bahan pengembang
Bahan pengembang ditambahkan sebelum ditrnulasi yaitu dicampur dengan bahan obat dan
bahan pengisi. Tetapi lebih baik kalau bahan pengembang dibagi menjadi dua bagian masingmasing bagian setengah dari jumlahnya :
a. Sebagai pengembang dalam
½ bagian ditambahkan sebelum proses granulasi
b. Sebagai pengembang luar.
½ bagian ditambahkan pada grunulat kering bersama-sama dengan bahan pelicin
sebelum dicetak.
Sebagai pengembang luar akan memecahakn tablet menjadi granul-granul dan pengembang
dalam akan memcehakan granul-granul menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Dapat juga
bahan pengembang ditambahkan sekaligus pada masa yang akan dicetak.
5. Bahan Pelicin
Ditambahkan dengan maksud :
a. Meningkatkan daya alir granul-granul pada corong pengisi.
b. Mencegah melekatnya masa pada punch dan die
c. Mengurangi pergesekan antar butir-butir granul
d. Mempermudah pengeluaran tablet dari die
Berdasarkan fungsinya pelicin dapat dibagi menjadi :
a. Lubricant
Mengurangi pergesekan antara butir-butir granul dan mempermudah pengeluaran
tablet dari die. Tidak adanya sifat lubricant ditandiai dengan suara mesin yang kasar
dan tepi tablet yang dihasilkan bergari-garis ; juga sukarnya pengeluaran tablet dari
die.
b. Glidant
Meningkatkan daya alir dari corong pengisi ke die.
c. Anti adherent
Mencegah melekatnya masa pada permukaan punch dan dinding die.
1%
1–5%
1–5%
Sifat
Glidant
Sedikit
Baik
Tidak ada
Sifat
Anti adherent
Baik
Sangat baik
Sedikit
Sifat
Lubricant
Sangat baik
Sedikit
Baik
dengan titik lebur
3–5%
Tidak ada
Sedikit
Sangat baik
tinggi
Amylum Maydis
5 – 10 %
Sangat baik
Sangat baik
sedikit
Bahan
Kadar
Metalik Stearat
Talk
Asam Stearat
Senyawa lilin
Metalik Stearat yang umum digunakan ialah garam Mg atau Ca, pada konsentrasi kurang dari
1 % meupakan lubricant yang sangat baik, tetapi sedikit sifat glidant. Disamping itu talk
mempunyai sifat lubricant yang sedikit tetapi sifat anti adherent sangat baik dan sifat glidant
yang baik, maka kombinasi kedua bahan ini akan mengatasi masalah pada pembuatan tablet.
Bahan pelicin harus ditambahkan dalam bentuk serbuk yang halus dengan ukuran mesh 60,
supaya semua granul-granul dapat teselubungi. Kadar bahan pelicin yang digunakan berkisar
antara 0,1 – 5 %, kadar yang terlalu tinggi akan memperlambat waktu hancur karena bahan
pelicin umumnya bersifat hidrofob.
Bahan pelicin yang larut dalam air yaitu :
-
Asam Borat 1 %
-
Na. Benzoat
-
Polyethylen glycol 4000
1 – 4%
-
Polyethylen glycol 6000
1–4%
Paraffin liquidum sering digunakan pada pembuatan tablet-tablet dengan bahan bekhasiat
yagn berwarna misalnya : Carbo adsorbens ( Norit ).
Cara penambahan bahan pelicin ada 2 yaitu :
1. Internal lubrication.
Yaitu ditambahkan pada serbuk sebelum granulasi
Contohnya :
-
Asam Stearat yang dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut organik misalnya Kloroform
-
Polyethylen glycol 6000
Dilarutkan dalam air atau alkohol
2. External lubrication
Ditambahkan pada granul kering yang akan dicetak.
Contohnya :
-
Talkum
-
Mg – stearat
-
dan lain – lain
Mekanisme lubrikasi yaitu :
a. Mengisi lekukan-lekukan pada permukaan granul sehingga menjadi lebih licin.
b. Diabsorbsi oleh permukaan granul sehingga mencegah timbulnya kohesi antar granulgranul.
Cara pencampuran dalam jumlah besar dilakuka ndengan cubix mixer selama 5 – 10 menit
jika terlalu lama akan memisah lagi.
6.
Zat Warna
Ditambahkan dengan maksud :
a. Memperindah tablet.
b. Membedakan dosis
c. Spesifikasi dari pabrik
d. Untuk memudahkan pengawasan misalnya warna yang pudar menunjukkan bahwa
tablet tersebut telah rusak
Zat warna yang dipakai harus memenuhi persyaratan Dirjen Pengawasan Obat dan
Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ada 2 cara penambahan zat warna yaitu :
1. Cara basah
Bahan warna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat kemudian ditambahkan ke
dalam serbuk yang akan digranulasi.
2. Cara kering
Bahan warna dicampurkan dalam keadaan kering kedalam campuran serbuk kemudian
baru ditambahkan larutan bahan pengikat.
7. Zat Pewangi dan Pemanis
Fungsi bahan pewangi :
1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak.
2. Memberikan bau tertentu
Cara penambahannya :
1. Bentuk larutan
Berupa larutan minyak yang ditambahkan pada bahan pelicin atau larutan dalam
alkohol yang disemprotkan dalam granulat kering.
2. Bentuk granul (hasil spray dried dari emulasi minyak-minyak dengan akasia)
Granul-granul ditambahkan pada masa yang sudah siap akan dicetak.
Bahan pewangi selalu ditambahkan pada tablet kunyah, tablet isap dan tablet effervescent.
Pemberian bahan pewangi harus disesuaikan dengan pemberian bahan pewarna misalnya
rasa jeruk ( Oleum citri dengan warna oranye).
Contoh bahan pewangi yang digunakan :
-
Oleum Citri, Oleum Menthaepiperitae
Sebagai bahan pemanis digunakan laktosa, sukrosa, manitol, saccharin dan Natrium
Siklamat
8. Adjuvants.
Ditambahkan antara lain sebagai :
-
anti oksidant
Misalnya pada tablet vitamin C ditambahkan Natrium meta bisulfit untuk mencegah
terjadinya oksidasi
-
Meniadakan kerja ikutan bahan obat
Misalnya :
-
pada tablet APC ditambahkan Aluminium Hidroksida Koloidal untuk meniadakan sifat
asam dari Asetosal.
-
Penambahan Kalium Sulfat dalam tablet Doveri
-
Mendayagunakan kerja bahan berkhasiat misalnya : Penicillin G untuk pemakaian oral
diberi Kalsium Karbonat untk menetralkan asam lambung
9. Absorben
Maksud penggunaan absorben dalam pembuatan tablet adalah :
1. Melindungi bahan berkhasiat dari pengaruh lembab dimana bahan ini akan menarik
air dari bahan-bahan pembantu atau dari lembab udara.
2. Menghomogenkan distribusi zat berkhasiat
Misalnya pada zat berkhasiat berupa ekstrak dan tingtur dimana sebelum dicampur
dengan bahan-bahan lain, bahan-bahan tersebut dicaikan lebih dahulu dengan
pelarutnya baru dikeringkan dengan absorbens
3. Menghindari kebasah akibat sifat dan kombinasi zat berkhasiat
Misalnya pada zat yang higroskopis atau campuran zat yang menurukan tiik leburnya.
Contoh absorben
-
Saccharum Lactis untuk ekstrak dan tingtur
-
MgO dan Mg. Karbonat
-
Aerosil atau Silikon dioksida koloidal
-
Bentonite
-
Kaolin
10.
Bahan Pembasah
Tablet denga nbahan berkhasiat yang sifatnya hidrofob misalnya Phenacetin,
Paracetamol yang mempunyai waktu hancur yang panjang, untuk mempercepat
hancurnya tablet ditambahkan bahan pembasah misalnya : Natrium Lauryl Sulfat,
Polisorbat dan Aerosil dimana bahan ini akan mempercepat penetrasi air kedalam
tablet.
3. Eksipien tablet
Formulasi tablet mengandung sejumlah eksipien yang ditambahkan pada zat aktif.
Masing-masing eksipien melewati seleksi agar bisa dicetak dan produknya dapat digunakan.
Jenis eksipien yang umum digunakan adalah : bahan pengisi (diluent), bahan pengikat bahan
pengambyar dan bahan pelicin (lubricant). Eksipien lain yang dibutuhkan untuk tujuan khusus
adalah : bahan pewarna, bahan pelincir (glident), anti adherent, bahan pemanis dan bahan
penambah rasa.
3.a. Bahan Pengisi
Bahan
pengisi dimaksudkan
untuk
menambah
bulk dari
tablet,
sehingga
memungkinkan untuk dikompressi. Disamping itu beberapa bahan pengisi berfungsi juga
untuk memperbaiki daya ikat dan siat alir formula. Yang penting adalah bahwa bahan pengisi
itu harus inert dan stabil. Beberapa bahan pengisi terdapat pada gbr. 1 di bawah ini
Yang larut dalam air
Laktosa
Sukrosa
Mannitol
Sorbitol
Yang tidak larut dalam air
Kalsium sulfat
Dikalsium fosfat
Trikalsium sulfat
Amilum dan modifikasinya
Kalsium karbonat
Mikrokristalin sellulosa
Gbr. 1 . Bahan pengisi pada granulasi basah
3.b. Bahan pengikat
Bahan pengikat bertujuan menambah kohesifitas serbuk yang akan dikompressi.
Jumlah bahan pengikat dalam suatu formula berpengaruh pada karakteristik tablet yang
dihasilkan. Jika dipakai terlalu banyak akan menghasilkan tablet yang keras da ntidak mudah
hancur. Cara penggunaaan bahan bahan pengikat bisa dalam bentuk larutan ataupun dalam
bentuk kering, tergantung pada bahan dan metode pembuatannya. Bahan pengikat dalam
jumlah yang sama lebih efektif dalam bentuk larutan dibandingkan bila didispersikan dalam
bentuk kering baru dibasahi dengan pelarut.
Pada metode komperssi direk, bahan-bahannya bukan hanya mempunyai sifat fluiditas
yang baik, tetapi juga kohesifitas yang cukp untuk bekerja sebagai pengikat.
Contoh bahan pengikat tercantum pada gbr. 2
Bahan pengikat
Amilum
Gelatin
Polyvinylpirrolidon
Metilsellulose
Na. karboksi metal sellulose
Etil sellulose
Polyvinyl alcohol
Konsentrasi
5 – 10% pasta air
2 – 10 % larutan dalam air
5 – 20 % larutan dalam air/alcohol
2 – 10 % larutan dalam air
5 – 10 % larutan dalam air
5 – 10 % larutan dalam alcohol
5 – 20 % larutan dalam air
Gambar 2. Bahan pengikat yang digunakan pada granulasi basah
3.c
Bahan pelican
Bahan pelican berfungsi untuk memperbaiki kecepatan alir serbuk; mencegah adhesi
bahan-bahan tablet ke permukaan stempel dan matris; mengurangi geseran antar partikel dan
memudahkan pengeluaran tablet dari matris. Bahan pelicin dimaksudkan untuk melapisi
granul, mak penambahannya harus dengan pengadukan ringan. Ukuran partikel granul yang
bervariasi pada setiap lot bisa mempengaruhi sifat tablet.
Penambah bahan pelican pada granul dapat dikerjakan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Ditambahkan langsung pada granul dalam suatu mikser/blender. Cara ini kurang efisien
karena dispersi bahan pelicin tidak selalu sempurna, artinya pada sebagian bahan telah
tercampur baik sedang pada bahagian lain belum.
2. Cara dengan pemisahan fine, yaitu lebih dulu mengayakgranul melalui ayakan 60 mesh,
kemudian bahan pelican dicampurkan kebagian fine yang diperoleh, terakhir campuran
tadi ditambahkan kembali kedalam granul. Ini merupakan metode yang lebih efisien.
3. Mencampurkan bahan pelican kedalam larutan granul.
Cara ini digunakan terutama untuk bahan yang abrasive, yang sulit dilubrikasi.
Contoh bahan pengikat tercantum pada Gambar 3.
Magnesium stearat
Kalsiu stearat
Seng stearat
Minyak nabati yang telah dihidrogenasi
Polioksietilen mono stearat
Polietilen glikol 4000
Polietilen glikol 6000
Talkum
Na. benzoate
Na. laurel sulfat
Minyak mineral rendah
Gambar. 3. Bahan pelican tablet
3.d. Bahan pengambyar
Bahan pengambyar bertujuan untuk memudahkan pecahnya tablet dalam lambung.
Fungsi pengambyar adalah meniadakan kerja bahan pengikat dan tenaga fisik yang di
butuhkan pada saat kompressi. Dengan demikian dapat melepaskan zat aktif ke saluran
pencernakan. Ada dua metode cara penambahan bahan pengambyar kedalam tablet :
1. Metode penambhan eksternal : bahan pengambyar di tambahkan kepada granul sebelum
ditablet. Metode ini lebih seiring digunakan.
2. Metode penambahan internal : pengambyar dicampurkan dengan serbuk lainnya beserta
larutan granulasi.
Bahan pengambyar terdiri dari zat yang apabila kontak dengan air akan mengembang,
menarik air, berubah volume atau posisinya, atau bereaksi kimia sehingga tablet pecah.
Contoh bahan pengambyar tercantum pada gambar 4.
Bahan pengambyar
Amilum
Sta-Rx
Avicel
Konsentrasi dalam granulasi ( % b/b )
5 – 20
5 – 15
5 – 20
Solk-Floc BW 40
Asam alginate
Explotab
Kaolin
Veegum
Bentonite
Asam-basa
5 – 15
5 – 10
5 – 15
5 – 15
5 – 15
5 – 15
3 – 20
Gbr. 4. Bahan pengambyar tablet
3.e
Bahan pelincir (glidant)
Bahan pelincir adalah bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki sifat alir
granul/serbuk melalui pengurangan geseran antar partike. Efek yang dihasilkan oleh glidant
tergantung pada : sifat kimia serbuk/granul (misalnya ikatan tak jenuh, ionic atau ikatan
hydrogen yang berada pada permukaan) ; factor fisik yang meliputi distribusi ukuran dan
bentuk partikel, kandungan air dan suhu. Pada umumnya pelincir hidrofil cenderung lebih
efektif pada serbuk hidrofil, demikian sebaliknya dengan bahan pelincir hidrofob.
Contoh bahan pelincir tercantum pada gambar 5.
Bahan pelincir
Amilum
Talkum
Magnesium stearat
Kalsium stearat
Seng stearat
Dihidrokalsium fosfat
Magnesium karbonat
Magensium oksida
Kalsium silikat
Silika aerogels
Konsentrasi pada aliran optimum
( % b/b )
2–5
0.3 – 10
0.2 – 2
0.25 – 3
0.2 – 2
1–3
0.5 – 2
0.5 – 2.5
0.5 – 1
0.1 – 0.5
Gbr. 5. Bahan pelincir pada tablet
3.f. Bahan pewarna
Bahan pewarna bertujuan memberikan penampilan estetik pada tablet. Disamping itu
untuk membedakan produk yang satu dengan lainnya selama proses produksi dan identifikasi
bagi konsumen. Bahan pewarna yang dapat digunakan untuk pewarna tablet adalah FD & C.
dyes yang larut dalam air. Metode yang biasa digunakan untuk penambahan pewarna adalah
dengan melarutkannyadalam larutan bahan aktif, sebelum proses granulasi.
3.g. Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa berfungsi sebagai pemanis, perasa dingin dan menghilangkan
rasa yang tidak enak.
4. Metode pembuatan tablet
Ada tiga metode umum dalam pembuatan tablet yaiut granulasi basah, granulasi
kering dan kompressi direk. Rangkaian langkah pada masing-masing proses dapat dilihat pada
schema gbr. 6 berikut ini.
Zat aktif + eksipien
Dicampur
4.a. Granulasi basah
Metode yang sudah lama digunakan dan sampai sekarang masih banyak digunakan.
Metode ini mempunyai keuntungan, namun demikian mempunyai kerugian antara lain :
karena banyaknya langkah operasional, waktu dan tenaga yang dibutuhkan, terutama pada
skala besar.
Beberapa keuntungan granulasi basah :
1. Kohesifitas dan kompressibilitas serbuk diperbaiki, dengan jalan penggabungan partikel
serbuk, yang kemudian membentuk granul.
2. Obat-obat yang berdosis tinggi, yang mempunyai sifat alir dan kompressibilitas yang jelek
harus dibuat dengan granulasi basah, untuk dapat dikompressikan.
3. Distribusi kandungan obat, homogenitas kandungan obat yang berdosis rendah dan
distribusi bahan pewarna diperoleh baik pada granulasi basah.
4. Granulasi basah mencegah terjadinya segregasi selama proses berlangsung
5. Dapat memperbaiki kecepatan disolusi obat yang hidrofob dengan memilih bahan
pengikat dan pelarut yang sesuai
4.b
Granulasi kering
Granulasi kering adalah metode pembuatan granul suatu campuran serbuk dengan
proses penekanan tanpa menggunakan pemanasan dan pelarut. Metode ini sedikit digunakan.
Cara granulasi kering digunakan apabila obat tidak bias dibuat secara granulasi basah karena
pertimbangan sifat fisika obat. Cara yang paling banyak digunakan adalah metode slugging,
yaitu mula-mula obat dikenakan penekanan awal dengan suatu tekanan yang kuat, sehingga
didapat tablet dengan ukuran yang besar, setelah itu dipecah dan diayak.
Keuntungan granulasi kering adalah : penggunaan peralatan dan ruangan yang sedikit;
tidak membutuhkan larutan bahan pengikat; menghemat waktu dan langkah kerja. Metode ini
digunakan untuk :
1. Zat-zat yang sensitive terhadap kelembaban
2. Zat-zat yang tidak tahan panas
3. Memperbaiki disintegrasi
4. Untuk memperbaiki solubilitas, misalnya dengan adanya zat-zat anhidra, yang cenderung
melarut apabila dibasahi.
5. Untuk menjaga homogenitas zat aktif, karena tidak ada perpindahan zat aktif selama
pengeringan.
Sedangkan beberapa kerugian metode ini adalah seperti berikut :
1. Dibutuhkan peralatan pengempa tablet yang khusus untuk membuat slugg.
2. Tidak memberikan istribusi warna yang seragam, sebagaimana diumpai pada granulasi
basah, dimana zat pewarna dilarutkan terlebih dulu dalam bahan pengikat.
3. Selama proses banyak debu yang dihasilkan dan akan menambah kemungkinan terjadinya
kontaminasi silang.
4.c
Kompressi direk (pencetakan langsung )
Kompressi direk didefenisikan sebagai penabletan langsung campuran serbuk, tanpa
mengubah terlebih dulu karakter fisiknya. Keuntungan kompressi direk adalah :
1. Ekonomis, terdapat penghematan waktu proses, dengan dimikian menghemat upah
pekerja, langkah pembuatan yang lebih sedikit, membutuhkan ruangan, peralatan dan
konsumsi tenaga yang lebih sedikit.
2. Menghilangka adanya factor panas dan kelembaban
3. optimasi proses pengahncuran obat dapat tercapai dengan baik, sehingga dapat
memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif.
4. Menghindarkan zat aktif dari tumbukan mekanik berulang (pada granulasi kering), yang
mengakibatkan degradasi tehnik dan modifikasi sifat fisika.
5. Sangat memungkinkan untuk mengadakan otomatisasi.
Walaupun begitu, sampai sekarang kompressi direk belum dapat menggantika metode
klasik secara keseluruhan, karena untuk realisasinya diperlukan zat aktif dan eksipien yang
memenuhi syarat-syarat pokok, antara lain fluiditas dan kohesifitsas yang baik. Eksipien pada
kompressi direk harganya relative masih mahal, sehingga perlu bagi seorang formulator untuk
mengetahui metodologi formulasi dalam kompressi direk. Hal ini memungkinkan untuk
menghindari penggunaan eksipien yang tidak berarti dalam penentuan suatu formulasi yang
bersifat uji coba acak
5. Masalah-masalah dalam pembuatan tablet
Tidak selamanya proses pembuataan tablet dapat dilakukan dengan mudah dan
memperoleh hasil yang memuaskan, tetapi juga sering mengalami hambatan. Masalah dalam
pembuatan tablet yang sering muncul dapat dibagi atas : binding, sticking, capping dan
lamination, serta chipping dan cracking.
5.a
Binding
Suatu keadaan dimana terjadi pelekatan antara tablet dengan dindign ruang cetak pada
saat pengeluaran tablet (ejection). Binding yang berlebihan dapat mengakibatkan tablet pecah
berkeping-keping. Pada umumnya binding disebabkan karena kurangnya bahan pelican.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki binding adalah seperti berikut :
1.
Menambah bahan pelican, atau memilih bahan pelican yang lebih efisien
2.
Memperbaiki cara penambahan bahan pelican, misalnya dengan mengayak bahan pelican
dengan ayakan 80 mesh kemudiang dicampurkan terdahulu dengan sebagian serbuk.
3.
Menambaha bahan pembasah, atau menggranulasi kembali.
4.
Memperkecil ukuran partikel
5.
Menambah kedalaman ruang kompressi
6.
Kompressi dilakukan pada suhu yang lebih rendah
5.b
Sticking
Suatu kejadian dimana pada mulanya terjadi pelekatan sebagian kecil
permukaan tablet pada stempel, kemudian seiring dengan jalannya proses pengempaan,
bagian tablet yang menempel akan semakin besar. Sticking disebabkan oleh pemberian bahan
pelican yang kurang tepat atau campuran yang kurang kering.
Cara penanggulangannya sebagai berikut :
1.
Mengurangi kandungan air granul
2.
Mengganti atau menambah bahan pelican
3.
Menambah jumlah bahan pengikat pada granulasi
4.
Menambah suatu adsorbent seperti CMC, silica gel, aerogel atau aluminium hidroksida.
5.
Membersihkan atau melicinkan permukaan stempel
5.c. Capping dan lamination
Capiing adalah kerusakan dimana bagian atas tablet atau bagian pinggir
sebelah ats tablet retak atau bahkan sudah terpisah dari bagian tablet. Istilah lain untuk
menunjukkan kondisi yang sama, terutama pada kecepatan penabletan yang tinggi, disebut
lamination. Capping terjadi terutama karena telalu banyak fine yang terdapat dalam
campuran/granul. Untuk mengatasi kedua hal diatas, maka dicoba pendekatan dengan :
1. Merubah ukuran fine menjadi ukuran 100 sampai 200 mesh
2. Menambah atau mengganti bahan pelican
3. Mengeringkan ataupun melembabkan granul.
4. Menambah bahan pengikat atau membasahi granul
5. Menambah bahan pengikat kering, seperti : PVP, Sta-Rx atau CMC
5.d
Chipping dan Cracking
Chipping adalah keadaan dimana terjadi penyumbingan pada tablet. Apabila chipping
terjadi pada pusat bagian atas dari tablet, maka disebut cracking. Hal tersebut biasanya terjadi
karena factor yang ada pada mesin tablet. Penanggulangannya adalah sebagai berikut :
1. Mengganti atau memperbaiki stempel yang telah aus
2. Mengatur kembali tekanan tablet
3. Memperbaiki granul dengan menambah bahan pengikat.
4. Melicinkan permukaan stempel
5. Merobah ukuran fine
6. Mengurangi ukuran partikel campuran
7. Melakukan feformulasi, untuk menghilangkan pengembangan (ekspansi ) tablet.
BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK CETAK LANGSUNG
PENDAHULUAN
Cetak langsung adalah proses pembuatan tablet yang dilakukan dengan mencetak
langsung bahan atau campuran serbuk, yang terdiri dari bahan obat dan bahan pembantu yang
dapat mengalir secara seragam ke dalam ruang cetak mesin tablet. Bahan pembantu disebut
juga bahan penambah antara lain bahan pengisi, bahan penghancur (disintegrator), dan bahan
pelicin.
Cara cetak langsung merupakan cara yang paling sederhana dari cara-cara pembuatan tablet
yang ada, sebab tidak memerlukan prosedur pengeringan seperti halnya pada metode lainnya
(terutama granulasi basah). Sehingga waktu dan peralatan yang diperlukan lebih sedikit
bahkan sering tidak lagi membutuhkan penambahan bahan pembantu lainnya.
Ada kalanya dengan cara ini serbuk zat berkhasiat langsung dicetak menjadi tablet sehingga
biaya produksi relative lebih murah dibandingkan dengan granulasi basah. Namun ada
kalanya pada cara cetak langsung ini membutuhkan bahan pembantu lain seperti pengisi,
terutama untuk bahan berkhasiat dosis kecil agar tablet tidak terlalu tipis dan mencegah
terjadinya kerusakan pada permukaan tablet. Beberapa bahan berkhasiat dapat dicetak
menjadi tablet dengan metode cetak langsung disebabkan sifat baha nberkhasiat Kristal
memiliki sifat free flowing, kohesif atau compressible. Tetapi banyak bahan berkhasita tidak
mempunyai sifat-sifat tersebut, sehingga diperlukan bahan pembantu. Bahan pembantu dapat
menanbah kompressibilitas campuran.
Sifat-sifat yang harus dipunyai bahan pembawa untuk formulasi tablet cetak langsung :
1.
Mampu mengalir (free flowing)
2.
Komperssibel
3.
Inert secara fisiologis
4.
Dapat dicetak ulang
5.
Bisa sebagai pembawa untuk bahan-bahan yang sukar dicetak
6.
Stabil secara fisika, kimia, tidakdipengaruhi udara, lembab dan panas
7.
Distribusi ukuran partikelnya harus ekivalen dengan massa campurannya (bahan
berkhasiat).
Keterbatasan atau kelemahan pembawa cetak langsung :
1.
Perbedaan ukuran partikel dan bobot jenis antara pembawa dan bahan berkhasiat dapat
menyebabkan terjadinya pemisahan dan dapat pula menyebabkan variasi konsentrasi
bahan berkhasiat.
2.
Kadar pembawa maksimum 30 % dari bobot tablet. Jumlah pembawa dapat dinaikkan
dengan mengurangi konsentrasi zat berkhasiat.
3.
Obat dapat berinteraksi dengan pembawa, mis. Senyawa amin dengan spray dried lactos
4.
Muatan statis yang timbul pada bahan obat yang saling kontak sewaktu pencampuran
dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata atau menyebabkan serbuk sukar
dicampur homogen. Untuk ini perlu diperhatikan bobot jenis bahan tambahan.
JENIS-JENIS PEMBAWA CETAK LANGSUNG
Beberapa bahan pembawa cetak langsung adalah :
A. Avicel = mikro kristali sellulose
BM. 3600
Preparat selulose yang diperoleh dari hidrolisa asam atehadap alfa wood. Sellulosa murni
pada tingkat tertentu mengalami depolimerisasi. Selulose yang terhidrolisa ini akan mengubah
bagian selulosa menjadi partikel mikrokristal yang berbentuk jarum dengan ukuran 1-10
mikron
Mengandung selulose tidak kurang 97 % dan tidak lebih 102 %
Rumus bangun :
Ada dua tipe :
1. Avicel pH, yang terdiri 4 jenis :
1.a. Avicel pH – 101
1.b Avicel pH – 102
1.c. Avicel pH – 301
1.d. Avicel pH - 302
Tipe ini umumnya dipakai sebagai pembawa dalam pembuatan cetak langsung karena
berfungsi sebagai bahan pengikat. Dapat juga dipakai untuk metode granulasi basah.
Penggunaan Avicel pada cetak langsung 10 % - 50 % dari bobot tablet, tergantung sifat bahan
berkhasiat
2. Avicel RC 591
Tipe ini biasanya digunakan sebagai suspending agent.
B. Compactrol ( Kalsium sulfat dihidrat )
= Ca.SO4. 2 H2O
Berat molekul 172,14
Merupakan senyawa kalsium sulfat yang mengandung dua molekul air. Diperoleh dari
alam dalam bentuk bahan mineral yagn diproses dengan cara tertentu dan mengandung
tidak kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 102 % kalsium sulfat yang dihitung dalam
bentuk anhidrat.
Kristal berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa. Bentuk agak kasar, sifat alir cukup
baik. Digunakan 40 % - 80 % dari bobot tablet, tergantung sifat kompresibel campuran .
Karena sifatnya mudah mengalir dan tidak higroskopis maka bisa digunakan untuk zat
non kompresibel, dan tablet yang dihasilkan lebih stabil dalam penyimpanan
C. Emcompress ( Dibasic calsium fostat dihidrat )
= CaHPO4. 2 H2O
Berat molekul 172,06
Merupakan senyawa kalsium hydrogen fosfat yang mengandung 2 mol air. Suatu produk
mineral yang diperoleh dari alam dan diproses dengan cara tertentu. Mengandung tidak
kurang dari 92,5 % dan tidak lebih dari 107,5 % kalsium dihidrogen fosfat yang dihitung
dalam bentuk anhidrat.
Kristal berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa. Bentuk agak kasar, sifat alir cukup
baik. Ukuran partikel berbeda-beda, mudah sekali dicetak, sifatnya kohesif. Sifat alir baik,
sehingga ideal untuk pembawa bagi penggunaan mesin cetak kecepatan tinggi. Stabilitas
baik, tidak higroskopis pH sedikit basa. Tidak terjadi degradasi zat berkahsiat.
Mempunyai sifat ganda yaitu pengisi, pengikat dan pelincir. Dalam formulasi cetak
langsung digunakan 30 % - 80 % dari bobot tablet, tergantung sifat kompresibel
campuran.
D. Hydroxy propyl methyl cellulose phthalate (HPMCP )
Merupakan senyawa sellulose, dipasaran ada 3 jenis :
-
HP 50
-
HP 55 dan
-
HP 558
Ketiganya dibedaka noleh persentase gugus metoksil dan hidroksil. Berbentuk granul
berwarna putih, tidak berasa dan hamper tidak berbau. Dalam formulasi cetak langsung
digunakan 15 % - 50 % dari bobot tablet.
E. Low substituted Hydroxy propyl cellulose ( L – HPC )
Merupakan turunan sellulosa yang dibuat dengan jalan mereaksikan propilen oksida
dengan alkali sellulosa. Mengandung tidak kurang dari 5 % dan tidak lebih dari 16 %
gugus hiroksi propel yang dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Serbuk berbentuk granul warna putih, sedikit kekuningan tidak berbau dan tidak berasa.
Dapat digunakan sebagai bahan pengikat dan pengembang dengan konsentrasi 2,5 % - 15
%
F. Spray dried lactose
= DCL H ; DCL 10
Bentuk sferis (bundar) atau gumplan-gumplan bundar seihingga bentuk ini memperbaiki
sifat alirnya. Kombinasi laktosa mikrokristal dan amorf akan memberikan hasil yang baik.
Sifat yang kurang baik dari zat ini :
a.Bila terjadi pencetakan ulang , maka sifat mudah mengalir dan mudah dicetak
akan hilang
b. Akan terjadi reaksi yang menghasilkan warna coklat karena adanya senyawa
amin. Reaksi ini terjadi karena adanya 5-hidroksi metal 20fenildehid yang
sensitive terhadap pH dan dikatalisis adanya ion tartrat, sitrat dan asetat.
Kelembaban juga akan mempercepat terjadinya reaksi ini.
c.Bila air yang dikandung hilang (3%), pada penyimpanan maka akan terjadi
penggumpalan, sehingga rusak sifat alirnya.
G. Granul manitol
Mudah mengalir, dapat memperbaiki sifat alir zat berkhasiat. Biasanya untuk pembawa
tablet hisap. Tidak bisa digunakan untuk tablet yang mengandung zat berkhasiat > 25 %
H. Crystaline sorbitol
Sebagai pembawa bisa digunakan tunggal atau dikombinasi dengan zat lain.
Kelemahannya adalah higroskopis sehingga dapat menggumpal selama dalam
penyimpanan. Dengan penggerusan gumpalan ini akan hancur kembali, namun sifat
alirnya sudah rusak.
I. Anhydrous lactose
Berwarna putih, berbentuk kristal, stabil di udara. Sifat alirnya baik, sehingga bisa
digunakan pada tablet cetak langsung.
J. Hidroksi propil metil selulosa (Pharmacoat)
= HPMC
Merupakan eter propilenglikol dari metal selulosa
Pharmacoat mempunyai 3 tipe yang berbeda viskositasnya :
-
Pharmacoat 606
-
Pharmacoat 603
-
Pharmacoat 615
Secara kimia bersifat inert, tidak bereaksi dengan bahan berkhasiat. Sebagai bahan
tambahan dalam tablet dengan memperbaiki sifat alir serbuk. Tablet yang dihasilkan
sangat keras, tetapi waktu hancur relative pendek, karena sangat peka terhadap air
Rumus bangun :
UJI PRAFORMULASI
Uji perfoumulasi adalah uji yang dilakukan untuk obat atau eksipien masing-masing tersendiri
atau untuk massa campuran bahan obat dengan eksipien. Langkah ini gunanya untuk
memperoleh bentuk sediaan obat yang rasional, dan berguna untuk pengembangan formulasi.
Uji preformulasi ini meliputi :
A.
Sifat organoleptik
Warna, bau dan rasa
B.
Kemurnian
C.
Ukuran, bentuk dan luas permukaan partikel
D.
Kelarutan
E.
Disolusi
F.
Parameter yang mempengaruhi absorbsi
1. Koefisien partisi
2. Konstanta ionisasi
3. Permeasi melalui membrane biologic
G.
Sifat kristal dan polimorfi
H.
Stabilitas
I.
Sifat-sifat lain
1. Densitas
2. Higroskopisitas
3. Flowabilitas
4. Compressibilitas
SIFAT ORGANOLEPTIK
Warna
Putih
Kuning krim
Coktlat
Berkilat
Bau
Tajam
Seperti belerang
Berbau buah-buahan
Aromatis
Tidak berbau
Rasa
Asam
Pahit
Lunak
Kuat
Manis
Tidak berasa
Dengan mengetahui karakteristik organoleptik obat dapat dicari alternative bahan atau
metode tambahan. Warna yang tidak menarik dipandang atau warna yang bervariasi
dari batch ke batch, dianjurkan untuk mengkontraskan warna dengan warna tertentu,
atau dilakukan coating. Bau dan rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan
penambahan zat perasa dan pembau yang lebih enak.
KEMURNIAN
Mempengaruhi kestabilan, kontaminasi logam dari ppm. Pengaruh lain dari zat yang
berwarna dan sewaktu rekristalisasi.
Dapat toksis, adanya amin aromatic mendorong karsinogenik. Dapat ditest dengan
DTA, HPLC dan kolorimetri.
UKURAN, BENTUK DAN LUAS PERMUKAAN PARTIKEL
Ukuran akan mempengaruhi :
-
Sifat fisik zat padat, sifat biofarmsetik. Mis. Ketersediaan hayati griscofulvin dan
phenacetin dipengaruhi langsung oleh distribusi ukuran partikel.
-
Homogenitas tablet
-
Ukuran dan bentuk mempengaruhi aliran da nproses pencampuran serbuk dan
granul
-
Ukuran, serbuk jika dibandingkan dengan bahan kasar lebih mudah kena
atmosfir oksigen, kelembaban dan interaksi eksipien
KELARUTAN
Obat peroral yang aktif sistemik harus larut dalam cairan saluran pencernaan untuk
segera diabsorbsi. Zat yang kelarutannya tinggi diberikan dalam dosis kecil
menghasilkan absorbsi yang bagus.
Zat yang tidak stabil pada lingkungan asam tinggi di lambung solubilitasnya tinggi dan
disolusi yang cepat menghasilkan ketersediaan hayati yang berkurang.
Kelarutannya dari zat dasar asam dan basa yang bergantung kepada pH dapat dirubah
dengan bentuk garamnya.
Kelarutannya garam dari asam kuat kurang dipengaruhi pil dibandingkan asam lemah.
DISOLUSI
Obat padat/
Sel pencernaan
Diso- lusi
Kd
Ka
Larutan obat / sal.
pencernaan
Obat / sirkulasi
sistematik
Absorbsi
Kd, Ka, kecepatan larutan untuk proses disolusi dan absorpsi. Bila disolusi lebih
lambat, dimana Kd < Ka, maka absorbi disebut kecepatan disolusi terbatas.
A.
Disolusi Intrinsik
Disolusi intrinsik adalah mg yang terlarut per menit per cm2. Yaitu karakteristik
masing-masing senyawa padat didalam pelarut, pada kondisi hidrodinamik. Jumlah zat
yang terdisolusi dihitung berdasarkan persamaan Noyes Whitney.
Hukum Noyes-Whitney : dC / dt =
AD (CO  C )
h v
dC/
dt =
kecepatan disolusi
A = luas permukaan
D = koefisien difusi
C = konsentrasi solute / media bulk
h = tebal lapisan difusi
v = volume midia disolusi
Co = konsentrasi zat terlarut pada lapisan difusi
dC / dt = KS
K  K1 AD  konstanta
Hv
B.
Disolusi particulate
Untuk melihat pengaruh ukuran, luas partikel dan jika dicampurt dengan
eksipien. Kecepatan disolusi akan bertambah dengan berkurangnya ukuran
partikel.
PARAMETER YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI
Absorbsi obat padat yang diberikan peroral mengalami 2 proses, proses disolusi yang
diikuti dengan transportasi zat terlarut melalui membrane saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi sistemik. Untuk senyawa yang relative tidak larut, penentunya adalah
kecepatan permeasi melalui membran.
- Kecepatan permeasi yang tergantung ukuran, kelarutan relative dalam air,
dalam lemak, muatan ion dari molekul solute
- Permeabilitas
- Koefisien partisi
A.
Koefisien partisi
Disebut juga koefisein distribusi. Membran saluran pencernaan sebagian besar
terdiri dari lemak. Makanya kelarutan obat dalam lemak adalah factor penentu
dalam kekuatan absorbsi. Koefisien partisi adalah perbandingan zat yang
terdistribusi dalam fase lemak dan fase air.
B.
Konstanta ionisasi
Obat-obat yang bersifat asam atau basa lemah dalam larutan bergantung pada
nilai pH, karena adanya spesies terionisasi dan tak terionisasi
Ukuran basa : pH = pKa + log (tak terionisasi / terionisasi)
Untuk basa
C.
: pH = pKa + log (tak terionisasi / terionisasi)
Permeasi melewati mebran biologic, melewati usus tikus atau kelinci. Percobaan
ini vitro gunanya untuk melihat konstanta jumlah zat yang ditransfer per satuan
waktu melalui saluran mukosa. Hal inilah yang disebut transport pasif.
SIFAT-SIFAT KRISTAL DA N POLIMORFI
Polimorfi adala hzat yang kristalnya sama tapi bentuknya berbeda. Dihasilkan dari proses
rekristalisasi yang melibatkan molekul solvent. Dipengaruhi oleh solvent (pelarut), suhu dan
kecepatan pendinginan
Polimorfi mempengaruhi kelarutan dan disolusi, dinsitas, bentuk kristal, sifat pengepresan,
sifat alir dan stabilitas dalam fase padat.
A.
Ketersediaan hayati
Chloramphenicol palmiatat polimorf. Yang murni lebih mudah larut dari yang polimorf.
Chlortetrasiklin HCI bentuk β lebih besar ketersediaan hayatinya
B.
Stabilitas Kimia
Penisilin G, amitriptilin lebih tidak stabil bentuk amorf disbanding bentuk kristalnya.
Metil prednisolon lebih stabil fase I disbanding fase II
C.
Stabilitas Fisika
Bila terdapat satu atau lebih polimorf, hanya satu saja yang stabil temodinamik dengan
pengaruh suhu dan tekanan
Polimorf yang stabil, titik didihnya tinggi, kelarutan rendah dan stabilitas kimi
maksimum.
Tekhnik penentuan sifat-sifat kristal :
-
Mikroskopik
-
Spektrum Infra Red
-
Difraksi Sinar X kristal tunggal
-
Difraksi Sinar X serbuk
STABILITAS
Stabilitas menyangkut tanggal kadaluarsa
-
Stabilitas obat sendiri dalam keadaan padat
-
Kompatibilitas dengan adanya eksipien
-
Stabilitas fase cair, dengan cairan saluran pencernaan atau pelarut granuler
SIFAT KARAKTERISTIK YANG LAIN
Sifat ini menyangkut proses pembuatan dan pertimbangan penting jika zat aktif menyusun
bagian penting dari bentuk sediaan terakhir.
A. Berar jenis (densitas)
Sangat kritis untuk obat yang potensinya rendah. Densitas zat padat mempengaruhi sifat
alirnya. Dalam hal campuran fisik serbuk, perbedaan nyata densitas absolute akan
mempengaruhi segregasi.
B. Higroskopisitas
Beberapa obat cenderung untuk mengabsorbsi lembah (uap air). Jumlah uap air yang
diabsorbis dengan berat tepat sample anhidrat yang ekivalensinya dengan uap air di udara
pada suhu tertentu disebut ekivalensi kandungan uap air.
C. Flowabilitas
Sifat alir serbuk kritis unuk penabletan yang efisien. Aliran serbuk yang baik dari
granulasi yang akan dikompressi penting
untuk menjamin efisiensi campuran dan
keseragaman berat yang bias diterima oleh persyaratan untuk tablet yang dikompressi.
Serbuk yang sifat alirnya lemah dapat dilakukan prakompressi (lkompressi pendahuluan)
atau pragranulasi. Sifat flowabilitas obat terutama yang dosis antisipasinya lebar, perlu
diefaluasi sifat preformulasinya. Evaluasi tersebut adalah :
-
Sudut diam
-
Waktu alir
-
Indeks pengetapan
D. Kompressibilitas
Kesanggupan serbuk untuk membentuk satuan yang kompak tergantung pada sifat
kompressibilitasnya. Bisa diketahui dengan uji kompressibilitas, dengan memakai pompa
hidrolik pada tekanan yang bervariasi
RHEOLOGI SERBUK
Rheologi (sifat alir) serbuk adala hstudi tentang deformasi dan aliran serbuk. Deformasi
adalah perobahan bentuk, perpindahan tiik massa dan proses gravitasi. Aliran adalah keadaan
deformasi yang dipengaruhi oleh waktu yang diikuti gerakan pusat gravitasi.
Karena sebuk meupakan kumpulan partikel terpisah bukan merupakan massa yang kontinu,
maka untuk mempermudah pemahaman rheologi ini diasumsikan bahwa serbuk merupakan
system terdispersi yang tidak kohesif
SIFAT-SIFAT DASAR SERBUK
1. Permukaan partikel
Apabila tejadi pecahan seperti perobatan kimia, maka terjadi medan forces yang dapat
mengabsorbi partikel halus akan merubah sifat alir serbuk. Permukaan licin daya alirnya
baik, adanya moisture content (lembab) akan merusak sifat alir serbuk.
2. Komposisi dan struktur kimia
Makin besar densitasa sebenarnya, mak serbuk makin mudah mengalir. Adanya sifat-sifat
elektrik sebuk mengakibatkan gesekan-gesekan udara antara partikel dengan wadah,
sehingga terjadi gaya tarik menarik yang akan menghambat waktu air.
3. Ukuran partikel
Makin kecil ukuran partikel maka gaya kohesifnya akan kecil. Gaya kohesif ini
dipengaruhi oleh gaya van der Walls dan gravitasi.
4. Bentuk partikel
Bentuk partikel yang tidak teratur menyebabkan partikel tidak isometris, ratio antara
panjang dan lebar besar, maka porositas semakin besar. Bentuk tidak isometric ini dapat
dirobah menjadi isometric sehingga bentuknya sferis dan mudah mengalir
5. Porositas dan Pola permukaan (tekstur) partikel
Porositas akan mengurangi daya alir serbuk. Berdasarkan observasi visual geometris
permukaan partikel, dapat dilihat tekstur permukaan partikel, ada yang halus dan kasar.
Dari sini biasa diketahui apakah partikel tersebut poreus atau non poreus.
-
Poreus
Smooth (halus) : rongga yang satu dengan yang lain berhubungan
Rough (kasar) : seperti spon (batu karang), merupakan agregat partikel kecil yang
menempel pada substrat
-
Non poreus
Smooth (halus) : kristal, kriptokristal (seperti kaca), kristal lengkung
Rough (kasar) : bergerigi, berkerut dan bergaris.
Makin poreus suatu partikel, maka makin kasar, sehingga friksi (gesekan) antar partikel
akan semakin banyak. Artinya sifat alir makin jelek.
6. Adanya partikel halus (fines)
Partikel halus yang ada pada permukaan partikel akan segera teradsorbsi karena adanya
difusi electron, sehingga fines tersebut akan menempel dan menabah gaya friksi antar
partikel. Atau adanya lapisan tipis pada permukaan partikel.
7. Distribusi ukuran serbuk
Serbuk monosize (ukuran yang sama) dapat dianggap sebagai rheologi non Newton.
Serbuk yang ukuran tidak sama (polisize), rheologinya semakin rumit sehingga
memperjelek sifat air. Karena sewaktu mengalir akan terjadi pemisahan partikel, yang
bagian kasar dilapisan atas dan bagian halus akan di lapisan bawah
8. Luas permukaan spesifik
Hal ini berhubungan dengan berat jenis serbuk, yang bias diperkirakan dengan mengukur :
-
luas permukaan per satuan volume (Sv)
Sv 
-
Luas permukaan partikel
Volume partikel
luas permukaan per satuan berat (Sw)
Sw = Sv / p
Jika perbedaan kedua parameter ini besar, mungkin disebkan karena adanya fines, bentuk
yang tidak teratur, maka bentuk permukaan juga tidak teratur. Hal ini menyebabkan partikel
sukar bergerak, yang cenderung membentuk struktur yang kaku (rigid).
UJI PREFORMULASI UNTUK MASS KOMPRESSI
Uji preformulasi untuk massa yang akan dilakukan kompressi baik untuk serbuk campuran
granul dengan serbuk ataupun hanya granul, meliputi :
A. Pengukuran adanya alir serbuk, uji untuk melihat karakteristik massa sewaktu diisikan
kedalam ruang cetak. Meliputi :
- Langsung
: - Uji waktu alir
- Tidak langsung
: - Uji sudut diam 9angle of repose)
- Uji pengetapan (indeks tap)
B. Uji homogenitas massa
C. Pengukuran daya pengepresan ;
-
Uji komprimabilitas
-
Uji kompressibilitas
Uji homogenitas mass campuran
Uji ini dilakukan dengan prinsip uji sampling. Campuran massa diaduk sampai homogen,
kemudian ditempatkan pada sebuah kubus yang ditempatkan pada statif, sedemikian sehingga
terjadi putaran yang non turbulen apabila diputar.
Kemudian ditentukan secara empiris 5 – 7 titik pengambila nsampel. Sejumlah contoh
(cuplikan) kemudian dihitung jumlah masing-masing komponen zat aktif dan eksipien dan
dihitung standard deviasi masing-masing dalam campuran tersebut.
Ada dua metoda sampling serbuk tersebut :
1.
-
Scoop sampling
-
Thief probe sampling
Scoop sampling
Pengambilan sampel dengan sekop atau sendok. Cara ini mempunyai kelemahan,
yaitu :
-
Sampel yang mengalami segregasi pada waktu diangkat, maka partikel kecil
akan turun ke bawah melalui celah antara partikel besar.
2.
Sampel di bagian tengah tidak bisa diambil.
Thief prbe sampling
Pengambilan sample dengan alat yang bisa menjangkau ketengah massa, dan juga
mempunyai kelemahan, yaitu :
-
Sewaktu alat ditusukkan pada unggun serbuk terjadi pemadatan dimulut alat,
sehingga aliran massa terganggu
-
Sewaktu alat dituskka nalat ini akan mendorong serbuk yang ada di permukaan
ke bawah dan ke dalam massa campuran. Sehingga sample pada titik tengah/
dalam akan terkontaminasi dengan sample luar.
UJI WAKTU ALIR
Pengujian ini berguna untuk melihat regularitas serbuk. Waktu alir adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah serbuk/ granul untuk mengalir melalui alat penguji. Menurut
Guyot (1978), waktu yang diperlukan 100 gram serbuk untuk mengalir harus lebih
singkat dari 10 detik.
UJI SUDUT DIAM
Penentuan sudut diam gunanya untuk melihat besasr kecilnya gaya friksi yang terjadi
dalam serbuk, antar partikelnya sendiri atau antar partikel dengan wadah. Sudut diam
adalah sudut yang terbentuk antara tumpukan serbuk dan bidang horizontal dalam
keadaan diam.
Menurut Sandel (1982), granul yang bersifat flowing mempunyai sudut diam lebih kecil
dari 35o
Cara pengujian sudut diam dan waktu air
-
Melalui corong yang telah statif dimasukkan sejumlah serbuk, kemudian
dibiarkan mengalir jatuh ke dasar penampung.
-
Ukur waktu yang dibutuhkan dengan memakai stop watch.
-
Ukur sudut diam dengan mengukur sudut (ά , yaitu sudut yang tebentuk antara
bidang datar dengan sisi tumpukan.
Tangens ά = R / II
……………………
H
Y
X
R
UJI PENGETAPAN ( TAPPING DEVICE )
Uji ini dilakukan untuk mengamati penurunan volume sejumlah serbuk/granul akibat
adanya gaya hentakan. Untuk megetahui secara tidak langsung perilaku sifat alir
sewaktu kompressi /penabletan.
Serbuk seberat 100 ml, harus dapat menunjukkan pengurangan volume lebih kecil dari
20 ml sebelum dan sesudah pengetapan.
Menurut Jones (1976), sifat alir yang baik apabila indeks tapi kurang dari 20 %.
Kriteria dapat juga diidentifikasi dengan ukuran “ratio Haussner”, yaitu perbandingan
antara densitas sebuk yang telah dihentakkan dengan densitas serbuk sebelum diuji.
Nilai ratio yang baik adalah 1 s/d 1,25
Gambar. Modifikasi alat untuk menetapkan sudut diam dan waktu alir.
Keterangan :
1. Corong
2. Plat kaca
3. Statif dan klem penjepit
4. Kertas grafik
Gambar. Modifikasi alat untuk penentuan indeks tap massa granul.
Keterangan :
1. Gelas
2. Penggerak
Cara pengujian :
-
Sebuah volumenometer 100 ml diisikan dengan 100 ml serbuk, biasanya berat
60-70 gram. Dilakukan hentak (tapping) melalui tapping device, yaiut hentakan
yang digerakkan motor dengan 30 hentakan per menit.
-
Lakukan hentakan sampai volume stabil. Ukur volume terakhir
-
Hitung harga indeks tap dengan rumus :
indekstap  Vol. Sebelumhentakan Vol. setelahhentakan
x 100%
Vol. Sebelumhentakan
UJI KOMPRIMABILITAS
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan zat supaya bias dikompressi.
Cara pengujian :
-
Digunakan mesin tablet alternative dengan kedalaman ruang kompressi yang
diatur 10 mm
-
Kemudian mesin diatur sedemikian sehingga bila digunakan untuk mentablet
serbuk, akan dihasilkan tablet dengan kekerasan Nol kg, ditandia dengan Harga
F. Apabila Harga F > 40 %, yaitu 40/100 mm, maka dijumpai kesulitan dalam
penabletan.
-
Selain harga F bisa juga dilihat alur komprimabilitas dengan meplot kekerasan
tablet sebagai fungsi kedalaman ruang kompressi. Jika alur kompirmabilitasnya
naik drastis, yaitu dengan sedikit merubah kedalaman ruang kompressi akan
merobah drastis kekerasan tablet, maka massa akan mudah dikompressi.
UJI KOMPRIMABILITAS
Uji ini tujuannya sama dengan uji kopressibilitas, hanya cara pengujiannya yang
berbeda.
Cara pengujian :
-
Gunakan mesin tablet alternatif, pasang alat starin-gauge, yaitu alat untuk
mengetahui besarnya voltase (hambatan) yang dialami serbuk sewaktu
dikompessikan. Lakukan dengan tekanan kompressi yang bervariasi.
-
Plot grafik antara voltase yang dialami serbuk sebagai fungsi tekanan kompressi.
Jika alur kompressibilitas naik drastis, maka serbuk akan mudah dikompressi
BAB III
CARA PEMBUATAN TABLET
Umumnya pada pencetakan tablet harus dilakukan pekerjaan pendahuluan, karena
kebanyakan bahan-bahan obat tidak dapat dicetak langsung.
Bahan-bahan yang berbentuk serbuk tidak memnuhi syarat-syarat untuk dapat dicetak
menjadi tablet karena :
1. Tidak bersifat free flowing
2. Tidak mempunyai sifat kohesi sehingga tablet yang dihasilkannya tidak kompak.
3. Serbuk-serbuk mempunyai lapisan udara yang terserap pada permukaannya, udara
sukar dikompresi sehingga setelah pencetakan, udara akan memuai kembali dan tablet
menjadi pecah atau retak-retak.
Karena itu perlu pekerjaan pendahuluan untuk memperoleh granul-granul yang
mempunyai sifat free flowing dan kompak sehingga memungkinkan untuk dicetak.
Granul-granul yang baik harus :
1. Mengandung partikel-partikel yang berbentuk bulat sehingga mengurangi pergesekan
sesama granul
2. Mengandung perbandingan partikel-partikel besar dan kecil yang sesuai. Biasanya
persentase partikel-partikel kecil (serbuk halus = fines) adalah ± 10 – 20%
Fines adalah partikel-partikel halus yang berasal dari bahan berkhasiat, bahan pelican
ataupun dari proses granulasi yang ukuran partikelnya lebih kecil dari mesh 40.
Fines diperlukan untuk mengisi rongga-rongga diantara partikel-partikel besar, juga
menyebabkan ikatan fisis antara partikel-partikel besar.
Terlalu banyaknya fines akan mempengaruhi daya alir.
3. Terjamin homogenitas semua bahan
4. Membentuk komponen yang mudah dan dapat dicetak.
Perbedaan pokok antara serbuk dan granul
Serbuk
1. Aliran dari corong pengisi ke ruang
cetak kurang baik sehingga
Granul
1. Alirannya bagus dan mudah sehingga
variasi bobot kecil sekali.
menimbulkan variasi bobot per
tabletnya.
2. Ukurannya partikel tidak seragam
sehingga serbuk yang lebih halus
2. Ukurannya seragam sehingga tidak
terjadi pemisahan.
dan yang berat jenisnya besar akan
memisah ke bawah.
3. Transmisi gaya tekan pada serbuk
kurang baik akibat kerapatannya
3. Transmisi gaya tekan dapat merata
sehingga tablet lebih kompak.
rendah.
4. Pada pencetakan banyak yang
terbang dan masuk ke punch bawah
sehingga lengket.
Cara pembuatan tablet dibagi atas :
4. Kecil sekali yang keluar keatas dan
yang masuk ke punch bawah.
I.
Cara kering (Granulasi Kering)
Cara ini lebih sederhana karena tidak memerlukan proses pengeringan yang
memerlukan alat dan pengerjaan yang lebih banyak. Juga kehilangan aktivitas
obat karena pengaruh lembab dan panas lebih sedikit
I.1.
Pencetakan langsung
Cara ini hanya dilakukan untuk bahan-bahan tertentu saja, yang berbentuk
Kristal/butir-butir granul yang mempunyai sifat-sifat yang diperlukan
untuk membuat tablet yang baik dan dapat mengalami peristiwa deformasi
plastis pada saat pencetakan.
Bahan –bahan yang dapat dicetak langsung antara lain :
-
Kalium Klorida
- Natrium Klorida
-
Kalium Bromida
- Natrium Bromida
-
Kalium lodida
- Kalium Permanganat
-
Ammonium Klorida
- Heksamin
-
Dll
Bahan – bahan ini mempunyai sifat free-flowing, mudah larut dalam air,
sehingga memungkinkan untuk dicetak langsung. Untuk tablet dengan
jumlah bahan obat yang cukup banyak dapat langsung dicetak, tetapi bila
jumlah bahan obat sedikit maka perlu ditambahkan bahan pengisi yang
sesuai untuk mendapatkan bobot yang diinginkan. Bahan pengisi yang
dipakai haruslah juga berbentuk granul-granul/Kristal dan mudah larut
dalam air, inert dan dapat sebagai pengikat dalam bentuk kering.
Bahan pengisi yang dipergunakan :
-
Anhyarous laktosa
-
Spray Dried laktosa
-
Mikrokristalin sellulosa (Avicel)
-
Granular Mannitol ) keduanya ini dipakai sebagai
-
Kristalin Sorbitol
) pengisi tablet kunyah
-
Compaactrol
-
Encompress
Tablet yang dibuat dengan cetak langsung mempunyai waktu hancur atau
waktu larut yang cepat karena taka a koloida pelindung dari bahan
pengikat.
I.2.
Pencetakan tak langsung
Disebut juga Slugging = Pencetakan ganda = Prekompresi. Cara ini
dikerjakan bila bahan-bahan obat tidak tahan lembab atau panas dan
bersifat kohesif sehingga memudahkan waktu mencetak. Bila tak
mempunyai sifat kohesif disarankan ditambahkan bahan pengisi yang
mempunyai sifat kohesif yang cukup besar
Urutan pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Menimbang
2. Mencampur
3. Slugging
4. Mengayak (granulasi)
5. Penambahan bahan pelican dan bahan pengembang
6. Mencetak
Caranya :
-
Bahan obat ditambah bahan pengisi (jika perlu), dicampur dengan bahan penghancur
dalam ditambah bahan pengikat dalam bentuk kering, aduk sampai homogenya.
-
Cetak menjadi tablet yang besar dan rata permukaanya yagn disebut “Slug” biasanya
dengan ukuran 0,7 inchi (17,78 mm) sampai 1 inchi (25,40 mm) karena serbuk-serbuk
halus lebih mudah mengalir kedalam die yang besar, proses ini disebut Slugging.
-
Kemudian Slug dipecah menjadi granul-granul kecil melalui ayakan (granulator). Granugranul yang dihasilkan mempunyai daya alir yang lebih baik dari pada bentuk serbuk.
Kadang-kadang setelah diayak, dislugging kembali, ayak lagi sampai diperoleh granulgranul yang bentuknya baik. Kadang-kadang dapat juga dengan hopper yang dilengkapi
dengan pengaduk untuk membantu tetap homogennya serbuk. Serbuk dimasukkan dalam
hopper yang pengaduknya berputar pelan-pelan kemudian masuk ke dalam ruang antara
dua roda bergerigi yang berputar dengan arah yang berlawanan, serbuk tersebut
mengalami pengempaan dengan tekanan tinggi dan hasilnya akan berupa padatan tipis
seperti batu bata.
Pencetakan
dengan
memakai
tekanan
tinggi
dimaksudkan
untuk
lebih
mengkompakkan ikatan antara partikel serbuk dengan jalan
Mengusir udara yang terdapat diantara partikel atau yang terdapat dipermukaan
partikel serbuk sehingga diperoleh granul-granul dengan kohesifitas semakin besar.
-
Tambahkan bahan pelican, bahan pengembang luar
-
Cetak menjadi tablet
Bahan-bahan yang dikerjakan dengan cara ini misalnya : Acetosal, vitamin C, Calaktat, Ca-glukonat.
Cara ini memerlukan waktu yang lebih singkat dan alat-alat yagn lebih sederhana
dibandingkan dengan cara basah, tetapi tablet yang dihasilkan lebih rapuh.
Cara basah
1. Granulasi basah
Cara ini paling banyak dan umum digunakan karena menghasilkan granul-granul yang
mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk pencetakan tablet dan tablet yang
dihasilkannya biasanya lebih kompak. Pada cara ini bahan pengikat ditambahkan dalam
bentuk larutan misalnya larutan gelatin, mucilage amyli.
Urutan pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Menimbang
2. Mencampur (bahan obat, bahan pengisi, bahan pengembang dalam)
3. Granulasi
4. Pengeringan
5. Pengayakan granulat kering
6. Penambahan pelicin, bahan pengembang luar
7. Mencetak
Caranya :
a. Bahan obat ditambah bahan pengisi (jika perlu) dicampur dengan bahan penghancur
dalam gerus sampai homogeny.
b. Tambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai di peroleh massa yang baik
(massa yang baik yaitu bila dikepal akan bersatu dan bila ditekan akan hancur menjadi
gumpalan-gumpalan kecil).
Bila bahan pengikat terlalu banyak masa menjadi lembab dan granul-granul yang
dihasilkan terlalu keras yang membutuhkan tekanan yang besar untuk mencetak dan tablet
yang dihasilkan terlalu keras, tetapi bila bahan pengikat kurang maka granul-granul terlalu
lunak dan hancur waktu penambahan pelican dan sukar dicetak. Bila jumlah bahan sedikit
pencampuran dapat dilakukan dalam lumping. Tetapi bila jumlah bahan banyak maka
pencampuran dengan mesin pengepal.
c. Granulasi masa melalui ayakan dengan mesh 8 atau 10
Bila jumlah massa sedikit dapat dilakukan dengan tangan, bila jumlah masa banyak dapat
diayak dengan granulator misalnya :
1. Mesin pengepal dengan poros horizontal
2. Poros horizontal dengan baling-baling yang berputar berlawanan arah
3. Mesin pengepal dengan poros vertikal.
1. Oscilating granulator
2. Rotating granulator
3. Oscillating granulator poros vertical.
d. Granulat ditampung pada kertas perkamen atau kain belacu
e. Keringkan granulat basa pada lemari pengering pada suhu tidak lebih dari 600C
f. Granulat kering diayak lagi dengan cara sama dengan ayakan yang lebih halus
Untuk granulat kering, ukuran ayakan yang dipakai bergantung pada diameter dari tablet
yang akan dibuat.
Tablet dengan diameter :
-
Sampai 3/16 inchi (4,76 mm) dipakai ayakan mesh 20
-
7/32 inchi (4,93 mm) sampai 5/16 inchi (7,93 mm) dipakai ayakan mesh 16
-
11/32 inchi (8, 73 mm) sampai 13/32 inchi (10,31 mm) dipakai ayakan mesh 14
-
Lebih besar dari 7/16 inchi (11,11 mm) dipakai ayakan mesh
g. Tambahkan bahan pelican, bahan pengembang luar. Biasanya diayak kedalam granulat
dalam bentuk sehalus mungkin (ayakan mesh 60) untuk meningkatkan daya
penyelubungnya.
h. Cetak menjadi tablet
Selama pengeringan selalu dilakukan control terhadap suhu pengeringan dan waktu
pengeringan karena akan berpengaruh di dalam menentukan kadar air yang masih terdapat
dalam granul yang kering. Kadar air dalam granul untuk tiap zat adalah berbeda-beda dan
ini berguna untuk mengaktifkan kembali fungsi bahan pengikat dan untuk menekan
kemungkinan timbulnya muatan elektrostatik sewaktu pencetakan.
Pemilihan alat pengering sebaiknya didasarkan atas kemampuan pengering tersebut untuk
memberikan harga kadar air yang tepat.
Cara menentukan kadar air dalam granul :
1. Perhitungan biasa
a. Perhitungan LOD = Lose On Drying
X = berat air dalam sampel
Y = berat kering sampel
b. Perhitungan MC = Moisture Content
Perhitungan kadar air berdasarkan berat kering sampel.
X = berat air dalam sampel
Y= berat kering sampel
Kombinasi keduanya :
2. Cara Otomatis
Dengan Moisture Balance
Sejumlah tertentu granul diletakkan dalam wadah Stainless Steel yang letaknya tepat
dibawah lampu IR (Infra Red), lampu dinyalakan sampai jarum menunjuk angka yang
konstan maka jumlah air yang dikandungnya ditunjukkan oleh jarum (angka) tersebut.
Penentuan dengan cara lain ini hanya untuk granul-granul yang mengandung bahan-bahan
yang tidak menguap.
II. Granulasi dasar
Merupakan proses granulasi basah tetapi tanpa zat berkhasiat.
Granulat dasar mengandung :
-
Bahan pengisi
Bahan pengikat
Sebagian bahan penghancur (penghancur dalam)
Caranya :
Setelah didapat granulat dasar, tambahkan bahan berkhasiat, bahan penghancur laur, bahan
pelicin, campur homogeny dan dicetak menjadi tablet.
Disini bahan berkhasiat ditambahkan dalam bentuk serbuk/fines. Cara ini dipakai bila bahan
berkhasiat tidak tahan panas, terurai dengan adanya air dan jumlahnya sedikit.
III. Cara Granulasi Khusus
Cara ini dapat dipakai untuk membuat granul dari zat berkhasiat dengan bahan pembantu
atau bahan pembantu saja.
1. Spheronisasi
Granul kecil berbentuk spheris hasil dari granulasi basah. Granulasi ini sifat alirannya
baik dan kohesifitasnya tinggi.
Alatnya bernama Marumerizer. Proses seperti granulasi basah, zat berkhasiat dicampur
pengisi (bila perlu) ditambah bahan pengikat masa basah dilewatkan alat Extrude
Macline untuk membentuk batang-batang silindris dengan diameter antara 0,5 – 1,2
mm melalui ayakan tertentu baru dimasukkan dalam Marumerizer dimana bentuk
silindris-silindris ini akan berubah menjadi bentuk spheris karena pengaruh gaya gesek
dengan ayakan yang berputar.
Granul-granul ini dikeringkabn, kemudian dilubrikasi dan dicetak. Cara ini
menghasilkan granul dengan bentuk dan ukuran yang seragam dan jumlah fines
sedikit. Contoh : Avicel.
2. Spray Drying.
Cara ini menggunakan larutan/cairan yang disemprotkan untuk membasahi serbukserbuk. Cairan bisa berupa larutan, emulsi, gel atau pasta. Serbuk zat berkhasiat atau
bahan pembantu dalam keadaan halus ditiup dengan angin turbulensi, lalu
disemprotkan bahan penyalut berbentuk larutan secara berkala. Serbuk yang baru
dibasahi ini dikeringkan dengan udara hangat, kemudian dialirkan ke tempat
penyimpanan udara dihisap bersama lembab yang ada. Proses pengeringannya tidak
memerlukan suhu yang tinggi. Cara ini dilakukan terhadap zat yang tak tahan panas
misalnya : Asam amino, Antibiotika, Vitamin C, Ekstrak hati.
Cara ini dapat juga untuk zat berkhasiat berbentuk cairan missal Vitamin A dan
Vitamin D yang larut dalam minyak, juga bahan pewangi yang larut dalam minyak
dapat diproses secara spray drying menjadi granul yang disebut “dry flavors”
Bahan pembantu yang sering dibuat dengan cara ini missal, Laktosa, Pati, Manitol,
yang biasa digunakan dalam bentuk keringnya.
3. Spray Concealing
Disebut juga spray chilling, yaitu seperti spray drying tapi tidak menggunakan panas.
Padatan atau serbuk dalam bentuk yang bisa meleleh, disemprotkan kedalam udara
yang mengalir, udara yang dipakai adalah udara dingin, bergantung pada titik
bekunya. Contoh : Mono gliserida memerlukan udara dingin sekitar 10 0C dengan
system siklus ulang dari udara mengalir. Zat berkhasiat mula-mula dilarutkan dalam
lelehan lilin, hasilnya mempunyai sifat mudah mengalir dan mudah dicetak.
Pedoman Menentukan Diameter Tablet
Penampang ()
Berat tablet umumnya
6 mm
100 – 125 mg
9 mm
200 – 250 mg
11 mm
300 – 400 mg
13 mm
500 – 700 mg
(Perhitungan dalam formulasi tablet)
Cara perhitungan ini khusus membicarakan tablet yang diproses secara granulasi basah
dengan pertimbangan bahwa cara-cara lainnya dapat dimodifikasi dari cara perhitungan ini.
R/
Antalgin
500 mg
Sacch. Lactis
qs.
Mucilago Amyli
qs.
Amylum Manihot
5%
Talkum
1%
Mg. Stearat
1%
m.f. tab dtd No. M.
Bobot per tablet yang diperkirakan dianggap 100%.
Persentas jumlah bahan pembantu tablet diambil dari persentase kelaziman
penggunaannya didalam formula tablet.
Pernyataan “qs” dimaksudkan adalah jumlah yang cukup dari mucilage amyli untuk
menghasilkan adonan yang tepat.
Biasanya Mucilago Amyli yang dibutuhkan sebanyak 10 – 33,3 persen dari bobot total tablet.
Untuk zat berkhasiat yang bersifat hidrofil jumlah mucilage yang dibutuhkan kira-kira 10%
atau lebih sedikit, sedangkan untuk zat berkhasiat yang bersifat hidrofob memerlukan
mucilage yang lebih besar yaitu kira-kira sampai 33,3%
Dari formula diatas Antalgin bukan zat hidrofob maka mucilage yang diperlukan ± 10% dari
bobot total tablet, sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut :
Rencana kerja :
Berat 1 tablet
Berat 1000 tablet
= 600 mg dicetak dengan penampang 13 mm
= 1000 x 600 mg = 600 gram
Perhitungan bahan :
1. Antalgin
= 1000 x 500 mg = 500 g
2. Amylum Manihot :
a. Pengembang dalam = 2,5/100 x 600 g = 15 g
b. Pengembang luar
= 2,5/100 x 600 g = 15 g
3. Talkum
= 1/100 x 600 g = 6 g
4. Mg Stearat
= 1/100 x 600 g = 6 g
5. Mucilago Amyli 10%
= 10 g amylum dalam aqua ad. 100 ml
Missal : Mucilago yang terpakai
= 60 g
Ini mengandung amylum
= 6g
6. Saccharum Lactis
= 600 – (500 + 15 + 15 + 6 + 6 + 6) g
= 52 g
Cara kerja : Metode granulasi basah.
1. Antalgin + Saccharum Lactis + Amylum Manihot (pengembang dalam) gerus homogeny
2. Tambahkan Mucilago Amyli sedikit demi sedikit sampai diperoleh masa yang baik
3. Granulasi dengan ayakan mesh.8.
4. Keringkan pada temperature 400C – 600C
5. Setelah kering diayak lagi dengan ayakan mesh 12
- Berat massa secara teoritis :
= (500 + 52 + 15 + 6) g
= 573 g …….. 573/600 x 100% = 95,5%
- Tetapi berat ini tidak mungkin diperoleh karena ada sebagian yang hilang pada proses
pencampuran dan susut dari zat pada pengeringan. Ini semua adalah sebanding karena
campuran homogeny.
- Granulat kering ditimbang ternyata beratnya : 568 g
Masa tablet seluruhnya = 100/95,5 x 568 g = 594,76 g
- Amylum Manihot (pengembang luar) = 2,5/100 x 594,76 g = 14,87 g
- Talkum
1/100 x 594,76 g = 5,95 g
- Mg. Stearat
1/100 x 594,76 g= 5,95 g
6. Tambahkan Amylum Manthot (pengembang luar), talcum, Mg.Stearat aduk sampai
66omogeny
7. Cetak menjadi tablet.
- Masa tablet seluruhnya
= (568 +14,87 + 5,95 + 5,95) g
= 594,77
-
Berat tiap tablet
= 600 mg
Masalah – masalah dalam pembuatan tablet :
Pada pembuatan tablet dan pengembangan formula ataupun paa proses pencetakan
tablet selalu timbul masalah-masalah yang disebabkan karena kesalahan formula, mesin
pencetak ataupun kedua-duanya.
1. Capping dan lamination
Capping (splitting) ialah retak pada permukaan atas atau bawah dari tablet.
Lamination ialah terpecahnya tablet menjadi 2 atau lebih lapisan dengan tebal yang
berbeda.
Keadaan ini dapat terlihat segera sesudah dicetak, tetapi dapat juga terjadi setelah
beberapa jam atau setelah beberapa hari.
Dengan mengocok sejumlah tablet dalam tangan atau dalam alat friabilator segera
dapat dilihat keadaan ini.
Penyebabnya :
a. Kurangnya bahan pengikat atau bahan pengikat tidak sesuai.
Dapat diatasi dengan menambahkan lagi bahan pengikat, dan di granulasi kembali,
atau mengganti jenis pengikat.
Untuk bahan-bahan yang hidrofob dipakai bahan pengikat yang kuat misal : Gom
Arab, turunan sellulosa.
b. Kerusakan punch atau die
Permukaan punch yang cekung lama bertambah cekung yang akan membentuk cakar
yang mana dapat merusakkan permukaan tablet. Kerusakan die selalu terjadi pada
tempat pencetakan yang berbentuk lingkaran. Lingkaran ini akan bertambah besar,
sehingga tablet akan dikeluarkan melalui lubang yang lebih sempit diatasnya dasn
menyebabkan capping.
c. Granul-granul terlalu kering
Kadar air dalam granul kering berguna untuk meningkatkan daya kohesif yang
dibutuhkan untuk kompaknya tablet.
Beberapa persen air kadang-kadang diperlukan untuk mendapatkan tablet yang
kompak bila granul-granul terlalu kering dapat diatasi dengan menyemprotkannya
dengan air atau menambahkan zat-zat yag higroskopis untuk mempertahankan tingkat
kelmbaban yang dikehendaki misalnya : Polyethylen glycol 4000, Sorbitol atau Metil
Sellulosa.
d. Tekanan yang berlebihan
Setiap masa cetak memiliki batas tekanan yang tertentu di mana tablet yang dihasilkan
memenuhi persyaratan, apabila batas ini dilewati maka tablet akan pecah karena
tekanan yang berlebihan akan menyebabkan tablet memuai setelah pencetakan.
Mengatasinya dengan cara mengatur besarnya tekanan pada mesin cetak.
e. Pengaturan punch yang tidak sesuai
Punch bawah naiknya harus rata dengan permukaan die, pada saat tablet akan
dikeluarkan, bila permukaan punch berada dibawah dari permukaan die, maka dalam
proses pengeluaran tablet sebagian dari tablet akan berada dalam die sehingga pada
saat penyapu tablet menendang tablet keluar sebagian dari tablet tersebut akan
tertinggal dalam die.
f. Massa yang akan dicetak masih lembab karena itu massa tablet lengket pada punch
atas/punch bawah, mengatasinya dengan mengeringkannya kembali.
2. Picking dan Sticking
Picking adalah melekatnya masa pada permukaan punch
Sticking/Binding adalah melekatnya masa pada dinding die
Penyebabnya :
a. Kurang keringnya granul-granul
Kurang lamanya pengeringan uap air dibebaskan dari granul-granul besar sewaktu
dihaluskan menjadi granul-granul yang lebih kecil atau penyerapan uap air dari udara.
b. Kurangnya bahan pelican
c. Punch dan die yang kotor ataupun kasar.
d. Terdapatnya zat yang bertitik lebur rendah
Bahan-bahan pembantu misal : Asam sitrat, Polietilenglikol akan meleleh pada waktu
pencetakan
3. Humidity relative ruang cetak
Humidity relative ruang cetak akan berbeda pada saat pagi, siang maupun sore dimana
jumlah lembab sangat berpengaruh terhadap pencetakan zat berkhasiat yang higroskopis
Mengatasi :
Dengan menggunakan Humiditifier untuk mempertahankan lembab atau menambahkan
absorben pada formula misal : Laktosa, Pati.
4. Motling :
Adalah ketidaksamaan distribusi warna, sehingga warna dari tablet tidak merata.
Penyebabnya :
a. Pencampuran yang kurang homogeny (zat berkhasiat tidak sama warnanya dengan
bahan pembantu).
b. Suhu pengeringan yang terlalu tinggi, dimana suhu yang terlalu tinggi menyebabkan
warna pada permukaan granul tidak sama dengan warna pada bagian dalamnya, ini
akan kelihatan setelah tablet dicetak.
Untuk mengatasi ini suhu pengeringan dikurangi atau granul-granul dipecah menjadi
granul-granul yang lebih halus.
5. Penyimpangan berat
Bila proses granulasi tidak cukup baik, tiap tablet yang dibuat dari padanya mempunyai
berat yang menyimpang dari ketentuan :
Penyebabnya :
a. Ukuran granul-granul tidak sama besar.
Menyebabkan pengisian die yang berbeda-beda, sehingga bobot yang dihasilkan
bervariasi. Cara mengatasinya diayak kembali.
b. Daya alir dari granul kurang (tidak free-flowing)
Akibatnya pengisian masa cetak kedalam die tidak seragam, ini disebabkan masa
kurang kering, kurang bahan pelicin atau pencampuran dengan bahan pelicin kurang
sempurna.
Mengatasinya :
- Keringkan
- Ditambahkan pelicin
- Lengkapi mesin dengan vibrator
c. Perbedaan panjang punch-punch
Akibatnya volume die berbeda-beda. (ini terjadi pada mesin pencetak Rotary)
d. Pencampuran yang tidak baik
Dimana penambahan bahan pelicin sebaiknya ditaburkan dalam bentuk serbuk yang
sehalus mungkin.
6. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet bergantung pada ukuran dan tujuan pemakainnya. Tablet yang terlalu
keras tidak akan hancur dalam tubuh untuk jangka waktu tertentu, sedangkan tablet yang
terlalu lunak akan hancur pada transportasi dan distribusinya.
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh volume massa tablet dan jarak antara permukaan punch
atas dengan punch bawah pada saat terjadinya pencetakan.
Apabila volume bahan ataupun jarak antara permukaan kedua punch tersebut bervariasi
maka kekerasan tablet yang dihasilkanpun menjadi bervariasi.
Perbedaan kekerasan disebabkan :
a. Ukuran granul-granul tidak sama besar
Granul-granul yang besar menghasilkan tablet yang kurang padat, sedangkan massa
tablet dengan jumlah fines yang besar menghasilkan tablet yang lebih padat.
b. Daya alir dari granul-granul kurang
Volume yang berbeda-beda mengakibatkan variasi kekerasan
c. Perbedaan panjang punch-punch
Sehingga tekanan berbeda-beda
A. GRANULASI BASAH
No
1.
2.
3.
4.
Tahapan Kerja
Penghalusan bahan obat dan eksipen (bahan tambahan)
Pencampuran serbuk yang telah dihaluskan
Pembuatan larutan pengikat
Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk sehingga terbentuk
5.
6.
7.
8.
9.
massa yang basah/lembab
Pengayakan massa basah dengan ayakan mesh 6-12
Pengeringan granul basah
Pengayakan granul kering dengan ayakan mesh 14 – 20
Pencampuran granul dengan lubricant dan disintegran
Pencetakan tablet
granul basah
granul kering
B. GRANULASI KERING
No
1
2
3
4
5
6
Tahapan Kerja
Penghalusan bahan obat dan eksipen (bahan tambahan)
Pencampuran serbuk yang telah dihaluskan
Pencetakan menjadi tablet yang besar dank eras (membuat slug)
Pengayakan slug dengan ayakan mesh 14 – 20
granul kering
Pencampuran granul dengan lubricant dan disintegran
Pencetakan tablet
C. CETAK LANGSUNG
No
1
2
3
Tahapan Kerja
Penghalusan bahan obat dan eksipien (bahan tambahan)
Pencampuran ingredient (bahan pengisi)
Pencetakan tablet
D. GRANULASI DASAR
NO
TAHAPAN KERJA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Penghalusan eksipen (bahan tambahan)
Pencampuran serbuk yang telah di haluskan
Pembuatan larutan pengikat
Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk sehingga terbentuk
massa yang basah/lembab
Pengayakan massa basah dengan ayakan mesh 6-12
granul basah
Pengeringan granul basah
Pengayakan granul kering dengan ayakan mesh 14-20
granul kering
Pencampuran granul dengan bahan obat,lubricant dan disintegran
Pencetakan tabel
Keuntungan granulasi basah
1. kohesifitas dan kompresibilitas serbuk di perbaiki dengan penambahan pengikat yang
akan menyalut partikel sehingga partikel-partikel saling mengikat (aglomerasi)
2. Obat dosis tinggi (high dose >50 mg) yang mempynyai flowabilitas dan kompresibitas
jelek akan diperbaiki .
3. Distribusi ,keseragaman kandungan dan untuk obat dosis rendah (low dose ≤ 50mg)
4. mencegah terjadi nya segrasi dari campuran komponen serbuk homogeny selama proses
pembuatan
5. kecepatan disolusi obat hidrofil dapat diperbaiki
Keuntungan cetak langsung
1. Ekonomis
2. Eliminasi panas dan lembab
3. Disosiasi partikel utama
4. Lebih stabil
5. Ukuran partikel lebih seragam
Keuntungan dan kerugian granulasi kering
1. Terpakai untuk zat aktif yang tidak tahan air dan panas
2. Tablet yang dihasilkan agak rapuh
3. Terpakai untuk zat aktif hablur / Kristal
Bahan pengisi (Filler-Binder) cetak langsung
1. Mempunyai fluiditas dan flowabilitas yang tingg
2. Mempunyai kompressibilitas yang tinggi
3. Inert secara fsiologis, compatibel dengan semua zat aktif
4. Mempunyai kapasitas yang tinggi, artinya jika diencerkan dengan zat aktif akan
memberikan teknik cetrak langsung yang berhasil
5. Tidak berwarna dan tidak berasa
6. Menjaga keseragaman warna
7. Relatif tidak mahal harganya
8. Memberikan bioavailabilias yang baik terhadap zat aktif.
BAB IV
ALAT-ALAT PEMBUATAN TABLET
Penghalusan partikel
Bahan obat dan bahan tambahan yang akan digranulasi sebaiknya ukuran partikel atau
kehalusannya homogeny. Untuk memperkecil ukuran partikel digunakan mill (penggiling).
Ada beberapa tipe mill, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fluid energy mill
Ball mill
Hamer mill
Cutting mill
Oscilating mill
Extruder
Hand screnn
Mixing (pencampuran)
Pada proses mixing ada dua proses yaitu proses homogenisasi bahan agar terdistribusi
homogen. Kemudian proses pengikatan, penyatuan bahan yang akan digranulasi dengan
bahan pengikat, sewaktu mengerjakan granulasi basah. Ada dua tipe mikser, tipe batch dan
tipe kontinu.
A. Tipe Batch
Yang paling banyak digunakan di industri. Pencampuran dilakukan terhadap
ingredient pada ukuran sub-lot dari sejumlah total-lot pada satu periode tertentu.
Setiap selesai pencampuran satu sub lot, bukan keseluruhan batch. Satu kali
pencampuran 10 s/d 150 ft3 pada shell atau body mikser.
Tipe ini dibandingkan dengan tipe kontinu ada keuntungan dan kelemahannya.
Keuntungannya, antara lain :
1. Untuk granul yang mudah pecah, maka fragilitas (keausan) bias diminimalkan.
2. Mudah dibongkar muat
3. Mudah dibersihkan
4. Mudah perawatan
5. Tersedia untuk kapasitas besar
Kelemahannya, yaitu :
1. Diperlukan ruangan yang agak tinggi
2. Ingredient sering mengalami segregasi
3. Kurang cocok untuk partikel yang sangat halus, karena tidak mencukupi shear
(aliran) untuk mencegah terjadinya agglomerasi
4. Untuk bahan aktif yang berdosis kecil diperlukan pengenceran
B. Tipe Kontinu
Dipakai untuk produk tunggal yang volume produksinya besar. Ingredient secara
kontinu dimasukkan kedalam mikser sampai diperoleh kapasitas tertentu, baru mikser
dimatikan. Besarnya lot biasanya ditentukan dengan lamanya waktu pencampuran
misalnya 8 sampai 24 jam
Pengeringan
Proses ini dimaksudkan untuk memperoleh massa yang kering, tidak ada lagi partikel
air yang terikat dalam jumlah tertentu. Pada proses pengeringan biasanya digunakan 3 cara,
yaitu :
1. Tray drying, pengeringan dengan talam / tampan
2. Fluid – bed drying, pengeringan menggunakan cairan
3. Vacuum drying, pengeringan dengan vacuum
Ada beberapa jenis, antara lain adalah :
A. Truck drier
B. Tunnel drier
C. Rotary drier
D. Tray drier
E. Fluid-bed drier, dan
F. Vacuum drier
Pencetakan
Mesin cetak tablet untuk skala laboratorium digunakan single punch atau triple punch.
Sedangkan untuk skala besar pada industry digunakan mesin poli punch, yang bisa
menghasilkan tablet dalam jumlah banyak untuk satu periode pencetakan.
Mesin Pencetak Tablet
Tablet merupakan salah satu alat pengantar untuk penyerahan obat kepada pasien.
Selain bahan obat, mengandung beberapa bahan-bahan lain yang membuatnya kompak.
Bahan-bahan ini perlu karena tablet dibentuk dengan penenkanan / pencetakan. Jadi harus
diperhatikan bahan-bahan dan peralatan yang dipakai untuk memperoleh hasil yang baik.
Mesin pencetak tablet
Terdiri dari :
1. Hopper (Corong pengisi)
Untuk mengalirkan masa yang akan dicetak kedalam die
2. Die (ruang cetak)
Untuk mengatur bentuk dan ukuran tablet
3. Punch (Pencetak)
Untuk memadatkan masa didalam die, juga member bentuk kepada tablet
4. Sekrup pengatur letak punch dan die
Bentuk dan ukuran tablet bergantung pada bentuk dan ukuran dari punch dan die yang
digunakan. Kelengkungan permukaan punch menentukan kecembungan tablet. Permukaan
punch yang bergaris akan menyebabkan tablet yang dihasilkan juga bergaris, demikian juga
dengan simbol-simbol. Tujuan pemakaian tablet adakalanya menentukan bengtuk dari tablet
misalnya : Tablet Effervescent biasa bentuknya bulat, besar, pipih dan rata.
Tablet Sublingual bentuknya bulat dan kecil.
Tablet yang mengandung vitamin dibuat dalam bentuk kapsul (kaplet) Tablet Vagina
bentuknya oval dan pipih.
Tablet yang dicetak dengan punch yang deep concav menghasilkan tablet yang bentuknya
hamper bulat sehingga mudah dilakukannya penyalutan. Punch dan die yang telah dipakai
dicuci dengan air sabun yang hangat, keringkan dan pada penyimpanannya dipolesi minyak
untuk mencegahnya berkarat.
Macam-macam mesin pencetak tablet.
Mesin pencetak tablet umumnya dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
1. Mesin cetak menggunakan tangan
2. Mesin pencetak single punch.
3. Mesin pencetak multi station rotary
4. Mesin pencetak ganda
Prinsip kerja dari mesin-mesin ini adalah sama, perbedaannya hanya pada kecepatan
produksinya.
1. Mesin cetak yang menggunakan tangan
Merupakan mesin cetak tablet yang paling kecil modelnya yang dirancang sedemikian
rupa sehingga cara kerjanya dapat dengan mempergunakan tangan. Prinsip kerjanya sama
seperti mesin cetak single punch. Mesin cetak ini mampu juga menghasilkan tablet yang
seragam dengan bentuk yang baik seperti tablet yang dihasilkan dengan mesin cetak
lainnya.
Mesin cetak yang menggunakan tangan ini ideal untuk maksud-maksud pembuatan tablet
dalam jumlah sedikit dan juga untuk praktek-praktek di laboratorium sehingga banyak
pabrik-pabrik yang masih menggunakan mesin ini untuk percobaan-percobaan misalnya
dalam membuat suatu formula baru.
Mesin cetak ini dapat memproduksi 100 tablet per menit untuk pekerjaan dalam waktu
pendek, sedangkan untuk kerjaan yang continue dapat menghasilkan lebih kurang 50
tablet per menit.
Diameter maksimum dari punch dan die yang dapat digunakan dalam emsin cetak model
ini adalah 13 mm.
2. Mesin cetak single punch
Keterangan gambar :
A
= Hopper
B
= die
C1
= punch atas
C2
= punch bawah
D
= Sekrup pengatur tinggi rendahnya punch bawah
E
= sekrup pengatur volume
F
= dasar mesin
G
= pengatur tekanan punch atas
Dengan mempergunakan tenaga mesin, pencetak tablet yang paling kecil mampu
memproduksi tablet sejumlah 60 – 90 tablet permenit, dengan ukuran diameter punch dan die
yang bermacam-macam. Makin besar ukuran punch dan die yang digunakan akan
menyebabkan berkurangnya kemampuan produkis dari mesin cetak, misalnya untuk
mencaetak tablet dengan diameter 22,23 mm dapat menghasilkan 80 tablet per menit,
sedangkan untuk mencetak tablet dengan diameter 8,10 mm hanya menghasilkan 55 tablet per
menit.
Hal ini disebabkan oleh karena makin besar ukuran diameter tablet, makin besar
tekanan yang dibutuhkan untuk mencetak tablet dan kebutuhan ini dapat dipenuhi apabila
daya kerja mesin pada maksimum kecepatan yang paling rendah.
Siklus pencetakan tablet
Masa / granul-granul mengalir dari hopper kedalam die. Jumlah masa yang diisikan
bergantung pada dalamnya kedudukan punch bawah dalam die. Setelah diisi hopper bergerak
kembali kebelakang dan punch atas turun mencetak masa dalam die. Pada saat ini punch
bawah tetap/tidak bergerak. Jumlah tekanan yang diberikan ditentukan oleh jarak jauhnya
punch atas masuk kedalam die.
Setelah pencetakan punch atas naik dan punch bawah juga naik membawa tablet
keluar kepermukaan die.
Pada saat ini hopper bergerak kedepan lagi menyapu dan menendang tablet dari
permukaan die, dan die diisi kembali.
3. Mesin Pencetak Rotary
Mesin cetak ini berbeda dengan mesin cetak single punch baik bentuk maupun cara
kerjanya. Pada mesin ini terdapat meja die berbentuk bundar dengan beberapa die
didalamnya dan disertai satu set punch atas dan bawah sesuai dengan jumlah die yang ada
pada meja bundar tersebut. Prinsip kerja dari mesin cetak Rotary adalah sebagai berikut :
Pengaturan berdasarkan atas kedudukan punch bawah.
-
Pengaturan bobot maupun tekanan dapat dilaksanakan sewaktu mesin sedang berjalan.
-
Dapat menghasilkan 800 tablet per menit dengan ukuran diameter 12,70 mm dan
ketebalan maksimum 17,80 mm
Diagram mesin dan siklus pencetakannya.
Cara kerja :
1. U1 – U8
= Punch atas berada pada posisi dinaikkan
2. L1
= Punch bawah pada posisi teratas, tablet dikeluarkan
3. L2 – L7
= Punch bawah turun sampai posisi terendah dan granul mengisi die.
Pengisian berlebihan L7
4. L8
= Punch bawah dinaikkan untuk memperoleh volume yang sesuai.
5. U9 – U12 = Punch atas turun, masuk kedalam die pada U12.
6. L9 – L12 = sejalan dengan U9 – U12 punch bawah naik sebelum terjadi
Pencetakan
7. L13&U13 = Punch atas dan punch bawah melalui roller dan tablet dicetak.
8. U14 – H16= Punch atas naik desertai punch bawah juga naik mendorong tablet
keluar pada L16
9. U1 – L1
= Siklus diulangi
Sebagaimana yang terjadi pada mesin cetak single punch maka untuk mencetak tablet
dengan ukuran diameter yang makin besar akan menyebabkan jumlah produksi per satuan
waktu akan menurun.
4. Mesin Cetak Tablet Berganda
Mesin cetak ini umumnya merupakan model mesin cetak rotary yang berganda
sehingga mampu menghasilkan 2 sampai 3 lapisan tablet. Desainnya sedemikian rupa khusus,
biasanya dilengkapi dengan banyak hopper bergantung kepada jumlah lapisan yang akan
dibuat misalnya, untuk tablet dengan 2 lapis yang berbeda warnanya maka hopper yang
diperlukan juga 2 buah.
BAB V
EVALUASI TABLET
Tablet dievaluasi terhadap karakteristik kimia, fisika dan biologic (ketersediaan hayati dan
kinerja obat). Sifat-sifat ini menggambarkan mutu total dari formulasi tablet yang diberikan,
sesuai dengan metode pembuatan yang digunakan, pada waktu pengemasan atau memasukkan
ke wadah, dalam penyimpanan. Ketiga karakteristik ini harus bias menunjukkan profil
stabilitas yang nyata dan bisa juga berhubungan antar sesamanya.
Dari sudut pengembangan maka sediaan tablet bias dilihat evaluasinya dari beberapa fase :
1. Fase konsep. Meliputi ukuran dan bentuk, ketebalan, kekerasan, warna dan
keseragaman penandaan dan identifikasi.
2. Fase kelayakan. Meliputi keseragaman bobot, performance (penampilan umum),
friabilitas dan disintegrasi.
3. Fase pengembangan. Meliputi variasi bobot, keseragaman ptoentsi dan kandungan,
test khusus tablet salut, disolusi, porositas dan stabilitas fisik
4. Fase finalisasi
5. Fase produksi atau pembebasan.
Ukuran dan bentuk tabet
Ukuran dan bentuk tablet dipengaruhi oleh mesin yang digunakan, ukukran partikel granulat.,
ukuran lot produksi, tipe dari prosesing tablet, pekerjaan pengemasan dan cost produksi.
Bentuk tablet dipengaruhi oleh mesin yang digunakan, tekanan kompressi yang tidak
seragam, permukaan tablet yang lebih konveks, masalah capping, dan kesanggupan
dikompressi. Mengkontrol ukuran dan bentuk tablet gunanya untuk tercapainya keseragaman
lot- to- lot, tablet –to-tablet dan kesalahan faberik.
Ketebalan tablet
Diperlukan ketebalan yang seragam untuk memfasilitasi pengemasan terutama untuk unit
dose, yang kedua adalah konsistensi pengisian dengan wadah yang sama. Pada beban
(tekanan) kompressi dengan berubahnya pengisian die dan berat tablet.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketebalan tablet adalah :
-
Sifat fisika bahan baku, bentuk kristal dan densitasnya.
-
Panjang punch atas dan punch bawah
-
Sifat granulasi, densitas, ukuran dan distribusi ukuran partikel
Ketebalan tablet mempengaruhi bobot, friabilitas, porositas tablet, juga mempengaruhi
pelebpasan dan ketersediaan hayati obat dari tablet.
Diukur dengan menggunakan alat micrometer atau kaliper (sliding caliper side) untuk sample
5 – 10 tablet.
Warna tablet
Warna yang tidak seragam disebut motling. Ketidak seragaman warna tidak saja
mempengaruhi penampilan estetiknya, tetapi juga ketidak seragaman isi dan mutu produk.
Uji warna secara subjektif tergantung pada kesanggupan seseorang untuk membedakan warna
secara visual. Mata bukanlah instrument analisa. Ada kelemahan dalam mengevaluasi warna
pada permukaan, dan penyimpanan data yang diperoleh sangat sulit. Mata tidak sanggup
melihat perbedaaan yang kecil antar 2 zat yang bebeda, kapasitas penyimpanan warna mata
sangat terbatas.
Untuk megevaluasi keseragaman warna dengan membuat foto permukaan tablet.
Keseragaman identifikasi merek tablet.
Merek tablet dibuat dari huruf timbl untuk tablet biasa, diukir untuk tablet lapis dan dicetak
untuk tablet berlapis. Biasanya yang tercantum pada merek tablet adalah nama dan symbol
fabric, kode produk, kode potensi. Hal ini akan bermasalah untuk tablet yang mengalami
sticking dan picking..
Keseragaman potensi dan kandungan
Untuk menjamin keseragaman kandungan tablet dari obat yang bedossis rendah, digunakan
uji keseragaman kandugan. Diambil 30 tablet secara acak, dan tidak kurang dari 10 tablet
ditetapkan sendiri-sendiri. Sembilan dari 10 tablet harus mengandung tidak kurang dari 85 %
atau melebihi 115 % dari yang tertera pada label. Sepuluh tablet harus mengandung tidak
kurang dari 75 % atau melebihi 125 % dari yang tertera pada label. Kalau hal ini tidak
tercapai, maka sisa tablet yang lain dari 30 tablet tadi harus ditetapkan sendiri-sendiri.
Ada tiga factor yang berperan pada terjadinya ketdak seragaman potensi dan kandungan, yaitu
:
a. Distribusi yang bagus dari bahan obat sewaktu pencampuran serbuk atau
sewaktu granulasi
b. Terjadinya segregasi campuran serbuk atau granulat
c. Variasi bobot tablet yang tinggi.
Uji khusus tablet lapis filem
Pengukuran daya adhasi zat polimerik dan pengukuran adhesi permukaan Tenaga adhesive
diukur dengan menentukan kekuatan tarikan (tensile strength) tablet. Bisa juga diukur dengan
mengukur tegangan permukaan dari larutan penyalut, sudut kontak antara larutan penyalut
dan permukaan tablet, kekasaran permukaan (roughnes) tablet dan porositas tablet.
Disimpulkan bahwa ada hubungan langsung antara porositas dan kekasaran permukaan tablet,
antara porositas dah adhesifitas, dan antara kekasaran dan adhisifitas
Porositas tablet
Parameter paling besar yang bergabung dengan sifat preous padatan adalah volume ruang
lobang yang disebut dengan volume pori, ukuran pori yang ditandai oleh diameter, dan
distribusi pori. Mengukur ukuran pori adalah dengan permeatimetry, adsorspsi isotermis, dan
intrusi merkuri
Untuk memenuhi syarat-syarat baik syarat teknis maupun syarat biologis/farmakologis makak
tablet yang dihasilkan harus divealuasi terhadap beberapa teknik evaluasi berikut ini.
1. Kadar zat berkhasiat.
Kecuali dinyatakan lain kadar zat berkhasiat tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih
dari 110 % dari jumlah yang tertera pada etiket; penetapan kadar dilakukan
menggunakan tidak kurang dari 20 tablet.
2. Keseragaman bobot
Pengisian die (ruang cetak) menentukan berat dari tablet. Penyimpangan yang kecil
dari setiap tablet tidak dapat dihindari dan batasan-batasan yang diperbolehkan dimuat
dalam Farmakope Indonesia hanya untuk tablet-tablet yang tidak bersalut.
Caranya :
Sejumlah 20 tablet ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet;
tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobot nya menyimpan lebih besar
dari bobot rat-rata yang ditetapkan kolom B, yang tertera pada daftar berikut :
Bobot rata- rata
Penyimpangan terhadap bobot rata-rata
A
15 %
10 %
7,5 %
5%
25 mg atau kurang
26 mg sampai 150 mg
151 mg sampai 300 mg
Lebih dari 300 mg
B
30 %
20 %
15 %
10 %
Contoh cara menghitung :
Timbang 20 tablet, misalnya 3960 miligram
Bobot rata-rata 198 miligram. Kemudian tablet-tablet tersesbut ditimbang satu persatu
misalnya bobotnay masing masing :
1. 210 miligram
11. 200 miligram
2. 220 miligram
12. 195 miligram
3. 220 miligram
13. 220 miligram
4. 220 miligram
14. 210 miligram
5. 205 miligram
15. 195 miligram
6. 190 miligram
16. 185 miligram
7. 180 miligram
17. 180 miligram
8. 190 miligram
18. 180 miligram
9. 200 miligram
19. 180 miligram
10. 210 miligram
20. 185 miligram
Kemudian masing-masing tablet dicari selisih bobotnya terhadap bobot rata-ratanya yaitu 198
miligram, sebagai berikut :
1. 210 mg – 198 mg = 12 mg
11. 200 mg – 198 mg =
2 mg
2. 220 mg – 198 mg = 22 mg
12. 195 mg – 198 mg =
3 mg
3. 220 mg – 198 mg = 22 mg
13. 220 mg – 198 mg = 22 mg
4. 205 mg – 198 mg =
7 mg
14. 210 mg - 198 mg = 12 mg
5. 205 mg - 198 mg =
7 mg
15. 195 mg - 198 mg =
6. 190 mg - 198 mg =
8 mg
16. 185 mg - 198 mg = 13 mg
7. 180 mg - 198 mg = 18 mg
17. 180 mg - 198 mg = 18 mg
8. 190 mg - 198 mg =
8 mg
18. 180 mg - 198 mg = 18 mg
9. 200 mg - 198 mg =
2 mg
19. 180 mg – 198 mg = 18 mg
10. 210 mg - 198 mg = 12 mg
20. 185 mg - 198 mg = 13 mg
3 mg
Cari seleisih-selisih tersebut diambil yang mempunyai selisih dengan bobot rata-rata paling
besar dan kedua besar, yaitu :
1. tablet dengan berat 220 mg yang mempunyai selisih 22 miligram
2. tablet dengan berat 180 mg, selisihnya 18 mg
Kemudian dicari harga A dan B yaitu :
A  220  198 x 100 %  11,11 %
1
198
A  180  198 x 100 %  9,09 %
2
198
B  220  198 x 100 %  11,11 %
198
Harga A dan B ini dibandingakan dengan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III
sesuai dengan bobotnya. Bial harga-harga tersebut lebih kecil atau sama dengan
yangditetapkan dalam Farmakope Indonesi Edisi III maka tablet tersebut memenuhi syarat.
Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibuthkan oleh tablet hancur menjadi partikel-partikel kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adlah sifat kimia dan fisis dari
granulat,
kekerasan
dan
positasnya.
Tablet
biasanya
diformulasi
dengan
bahan
pengembang/bahan penghancur yang menyebabkan tablet hancur didalam air/carian lambung.
Hancurnya tablet tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan
pelican bersifat hidrofob, bahan dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air
sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil
Pemeriksaan waktu hancur :
Alat Desintegration tester dengan gambar bahan seperti dibawah ini :
Tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam ± 28 mm, diameter dalam 30
mm, hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan
pengayak no. 4, berbentuk keranjang.
Keranjang disipkan searah ditengah-tengah tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan
kedalam air bersuhu antara 36o sampai 38o C sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak
kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa
pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah, mulut keranjang
tepat di permukaan air.
Caranya :
Masukkan 5 tablet kedalam keranjang, kemudian turun naikkan keranjang sebanyak 30 kali
per menit secara teratur.
Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali
fragmen yang berasal dari zat apenyalut. Keculai dinyakan lain, waktu yang dibutuhkan untuk
menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit, untuk tablet tidak bersalut gula dan
bersalut selaput tidak lebih dari 60 menit.
Jika dengan cara percobaan diatas waktu hancur tidak memenuhi persyaratan ulangi pengujian
menggunakan tablet satu per satu kemudian ulangi lagi percobaan menggunakan 5 tablet
dengan cakram penuntun yang ditempatka diatas tablet yang diperiksa. Dengan cara ini harus
dipenuhi persayaratan waktu hancur.
Cakram penuntun terdiri dari suatu cakram
yang dibuat dari bahan
yang cocok, garis
tengah lebih kurang 26 mm, tebal 2 mm,
permukaan
bawah
rata,
permukaan
atas
mempunyai 3 lubang yang jarak satu dengan
yang lain sama dan berjarak 10 mm dari titik
pusat
Pada tiap lubang terdapat kawat tahan karat, garis tengah 0,445 mm dipasang tegak lurus pada
permukaan cakram yang dihubunkan dengan cincin penuntun, garis tengah 27 mm terbuat
dari kawat yang sama. Jarak cincin penuntun dari permukaan atas cakram penuntun adalah 15
mm. Beda antara garis tengah cakram penuntun dengan garis tengah dala mtabung sebaiknya
1 mm dan tidak lebih dari 2 mm. Jumlah boobt cakram penuntun tidak kurang dari 1,9 g dan
tidak lebih dari 2,1 g
Waktu hancur tablet salut enteric
Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan cara tersebut diatas. Air diganti
dengan lebih kurang 250 ml asam klorida 0,06. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet
tidak larut terkecuali zat penyalut. Angka keranjang, cuci segeraa tablet denganair. Ganti
larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu antara 36 o dan 38o C. Celupkan keranjang
dalam larutan tersebut lanjutkan pengujian selama 60 menit.
Pada akhir pengujian tidak terdapat tablet diatas kasa kecual I fragmen zat penyalut. Jika tidak
memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun.
Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas. Menurut Ekstra FArmakope
Indonesia, jika perlu seterlah tablet dimasukka nke dlaam tabung, rendam dalam air selama 5
menit pada suhu kamar untuk melepaskan lapisan luar tablet yang larut dalam air. Turun
naikkan tablet dalam cairan lambung buatan LP pada suhu 37o ± 2o selama 1 jam ; tablet tidak
boleh hancur atau menunjukkan gejala hancur jelas. Kedalam tabung masukkan cakram
penuntun di atas tablet dan sebagai carian pencelup gunakan cairan usus buatan LP bersuhu
37o ± 2o. Dalam waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang tertera pada monografi yang
bersangkutan, tablet harus hancur sempurna.
Penetapan waktu hancur tablet bukal
Kecuali dinyatakan lain, lakukan penetapan menurut cara yang tertera pada waktu hancur
tanpa mengggunakan cakram penuntun. Waktu hancur tidak lebih dari 4 jam.
Penetapan waktu hancur tablet sublingual.
Lakukan penetapan waktu hancur menurut cara penetapan waktu hancur tablet bukal.
Cairan lambung buatan LP
Larutkan 2 g. Natrium Khlorida P dan 3,2 g. Pepsin P. dalam 7 ml Asam khlorida P. dan air
secukupnya sehingga 1000 ml, pH larutan lebih kurang 1,2
Cairan usus buatan LP
Larutkan 6,8 g. kalium dihidrogen phosfat P. dalam 250 ml air, campur, tambahkan 190 ml
Natrium Hidroksida 0,2 N dan 400 ml air. Tambah kan 0,2 N hingga pH larutan 7,5 ± 0,1.
Encerkan dengan air hingga 1000 ml
4. Waktu larut
Obat akan diabsorbsi setelah larut penting ditentukan. Pada percobaan in-vitro
diperlakukan kondisi yang menyerupai in-vivo. Yang diukur ialah jumlah zat berkhasiat
yang larut dalam satu satuan waktu dengan alat Dissolution tester.
Ada dua cara pemeriksaan waktu larut yaitu :
Cara I
Alat ( Dissolution tester )
Kecuali dinyatakan lain, gunakan alat yang tertera pada gambar.
A. Unit
keranjang
berputar,
berbentuk
seilinder keseluruhan di buat dari baja
tahan karat.
B. Labu 1000 ml yang cocok untuk wadah
pelarut
C. Tutup labu berlubang empat
D. Motor penggerak yang dilengkapi dengan
alat pengatur kecepatan berputar antara 25
ptm sampai 200 ptm dengan ketelitian ± 5
%
E. Thermometer
F. Sampling port (untuk mengambil larutan)
G. Lubang tempat penambahan pelarut.
Labu dicelupkan kedalam penangas dengan pengatur suhu dan suhu pelarut dipertahankan
pada 37o ± 0,5 o.
Keranjang berputar merupaakn sebuah silinder, tinggi 3,6 cm, garis tengah 2,5 cm.,
dinding dan dasar terbuat dari kasa baja tahan karat yang memenuhi syarat pengayak
no.14.
Tempat sambungan kasa dilas, bagian atas da nbawah silinder dilas, pada cincin bja tahan
karat. Sebuah batang baja tahan karat panjang 30 cm, garis tengah 6 mm, dihubungkan
pada sebuah lempeng bergaris tengah 2,5 cm, yang mempunyai lubang bergaris tengah 2
mm dan 3 mm penjepit berpegasa untuk memegang keranjang.
Batang baja dimasukkan melalui lubang tengah dari tutup labu dan dengan suatu alat yang
cocok, diusahakan agar letak batang tetap di tengah hingga berputaran berjalan lancar.
Sebuah thermometer dimasukkan melalui lubang kedua dan dua buah lubang lainnya,
digunakan untuk mengambil larutan dan menambah pelarut.
Pelarut
Gunakan pelarut seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
Cara percobaan :
1.
Kecuali dinyatakan lain, masukkan 900 ml pelarut ke dalam labu.
2.
Celupkan kedalam penangas dengan pengatur suhu dan suhu di pertahankan pada
370 ± 0,50
3.
Masukkkan 1 tablet kedalam keranjang, pasang alat, celupkan keranjang kedalam
pelarut hingga berjarak 2,0 cm ± 0,2 cm dari dasar labu, putar dengang kecepatan
seperti yangtertera pada masing-masing monografi dan lanjutkan menurut cara
yang tetera pada masing-masing monografi.
4.
Ulangi percobaan 5 kali, tiap kali menggunakan 1 tablet.
Sediaan memenuhi syarat jika keenam tablet larut menurut syarata yang tertera pada
masing-masing monografi.
Jika 1 atau 2 tablet tidak larut seperti yang disyaratkan, ulangi percobaan menggunakan 6
tablet lainnya. Sediaan memnuhi syarat jka dari 12 tablet tersebut, tidak kurang dari 10
tablet menurut persyaratan. Kecuali dinyatakan lain, usahakan agar volume cairan dalam
labu tetap, dengan menambahkan pelarut sejumlah volume yang sama dengan cairan yang
diambil untuk pemeriksaan. Jadi dalam waktu-waktu tertentu cairan dalam labu diambil
dengan pipet melalui sampling port, kemudian ditentukan secara kwantitatif jumlah zat
berkhasiat yang larut pda satu-satuan waktu tertentu.
Cara II
Alat terdiri dari unit rak keranjang, labu 1000 ml untu k pelarut alat pengatur suhu suntuk
mempertahankan suhu pelarut antara 350 dan 390, dan suatu alat untuk menaikkan dan
menurunkan keranjang dalam pelarut dengan kecepatan yang tetap antara 28 dan 32
gerakan tiap menit dengan jarak turun naik tidak kurang dari 5 cm dan tidak lebih dari 6
cm.
Volume pelarut diatur hingga pada kedudukan tertinggi, lempeng kasa berada pada jarak
tidak kurang dari 2,5 cm dibawah permukaan pelarut pada kedudukan terendah, lempeng
kasa berada pada jarak tidak kurang dari 1 cm ± 0,1 cm dar dasar labu. Unit rak keranjang
tediri dari 6 tabung kaca atau plastic yang kedua ujungnya terbuka /panjang 7,75cm ± 0,25
cm, garis tengah dalam lebih kurang 21,5 mm, tebal dinding lebih kurang 2 mm.
Tabung diletakkan vertical dengan pertolongan 2 lempeng plastic masing-masing bergaris
tengah lebih kurang 9 cm, tebal 6 mm, mempunyai 6 lubang yang bergaris tengah lebih
kurang 24 mm. Tiap lubang berjarak sama dari pusat lempeng dan satu dengan yang lain
berjarak sama. Pada permukaan bawah lempeng plastic yang bawah, diletakkan sebuah
kasa baja tahan karat yang memenuhi syarat pengayak No. 14. menggunakan skrup.
Lubang atas tabung terletak tepat dalam lubang lempeng plastic yang atas. Pada bagian
atas lempeng plastic dipasang sebuah lempeng baja tahan karat bergaris tengah lebih
kurang 9 cm, tebal 1 mm yang mempunyai 6 lubang dengan garis tengah 20 mm yang
letaknya sesuai dengan lubang lempeng plastic dan lubang atas tabung. Ditengah lempeng
baja terdapat batang, panjang lebih kurang 8 cm, ujung atas berlubang untuk tempat
bergantung.
Tabung dan lempeng dikokohkan dengan tiga baut yang menembus dengan kedua
lempeng plastic dan lempeng baja. Unit rak keranjang dapat dirubah bentuknya asal
spesifikasi tabung dan ukuran kasa tetap. Untuk mencegah tablet keluardari tabung, diatas
lempeng baja boleh dipasang kasa baja tahan karat yang memenuhi syarat pengayak No.
14.
Pelarut.
Gunakan pelarut seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
Cara percobaan :
Lakukan percobaan menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi
5.
Keseragaman kadar
Perbedaan kadr dari tiap-tiap tablet pasti ada, walaupun pengerjaan nya telah cukup hatihati. Ini disebabkan :
-
Kurangnya homogenitas pengisian granul-garanul ke dalam die,
-
Variasi dari berat tablet
Ada dua cara pemeriksaan keseragaman kadar yaitu :
Cara I
Pilih 30 tablet, lakukan penetapan kadar 10 tablet satu persatu menurut cara penetapan
kadar yang tertera pada masing-masing monografi. Jika jumlah zat berkhasiat dalam tiap
tablet kurangdari yagndiperlukan pada penetapan kadar, maka tingkat pengenceran dari
larutan da natau volume alikuot harus disesuaikan hingga kadar larutan akhir sesuai
dengang yang diperlukan untuk penetapan. Pada penetapan kadar dengan cara titrasi jika
perlu gunakan larutan titer yang lebih encer. Kecuali dinyatakan lain, tablet memenuhi
syarat keseragaman kadar, jika 10 tablet yang diperiksa masing-masing memberikan hasil
dalam batas 85 % dan 115 % dari persyaratan rata-rata yang tertera pada uraian masingmasing monografi. Jika hanya 1 tablet memberikan hasil diluar batas diatas, lakukan
penetapan menggunakan 20 tablet sisa satu
Tablet memenuhi syarat (gak jelas ) hanya satu tablet dari 20 tablet diatas memberikan
hasil diluar batas 5 % dan 115 %
Cara II
Pilih 30 tablet, lakukan penetapan kadar 10 tablet satu persatu menurut cara percobaan
keseragaman kadar yagn tertera pada masing-masing monografi. Lakukan koreksi
terhadap hasil yang diperoleh dengan cara berikut :
-
Lakukan penetapan kadar menurut car Penetapan kadar, yang tertera pada masingmasing monografi. Hitung bobot rata-rata zat dalam tablet (A)
-
Lakukan percobaan keseragaman kadar menurut car yang tertera pada masing-masing
mmonografi, menggunakan sejumlah serbuk yang digunakan pada penetapan kadar,
seberat bobot rat-rata 1 tablet.
-
Hitung bobot zat dalam serbuk yang digunakan ( B)
-
Hitung factor koreksi F dengan rumus : F = B - A
-
Kurangkanlah harga F dari masing-masing percobaan keseragaman kadar dari 10
tablet
Persyaratan :
Tablet memenuhi syarat keseragaman kadar, jika hasil 10 tablet yang telah dikoreksi
masing-masing terletak dalam batas 85% dan 115% dari rata-rata persyartan yang tertera
pada uraian masing-masing monografi. Jika hanya 1 tablet memberikan hasil diluar batas
diatas, lakukan penetapan menggunakan 20 tablet sisa satu persatu. Lakukan koreksi
menggunakan factor koreksi F. Tablet memnuhi syarat keseragaman kadar, jika hanya 1
tablet dari 30 tablet di atas memberikan hasil diluar 85% dan 115 %
6. Kekerasan
Ketahan dari tablet terhadap goncangan pada waktu pengangkutan, pengemasan dan
peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan dinyatakan dalam satuan Kg dari
tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan yang umum untuk tablet
adalah 4 – 8 kg.
Untuk tablet isap kekerasannya 10 – 20 kg. Tablet kunyah mempunyai kekerasan yang
lebih kecil dari 3 kg. Walaupun kekerasan yang lebih tinggi menghasilkan tablet yang
bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan berkurangnya pororsitas dari tablet sehingga
sukar dimasuki cairan yang mengakibatkan lamanya waktu hancur. Alat-alat yang
dipergunakan untuk menguji kekerasan tablet antara lain : Stokes Monsanto, Strong Cobb
dan Pfizer.
Stokes Monsanto
-
Sebuah tablet diletakkan diantara anvil dengan plat datar yang diam
-
Tablet dijepit dengan memutar alat penekan sampai tablet pecah.
Lihat skala yang menunjukkan kekerasan tablet tersebut.
Untuk pengukuran dipakai 5 ( lima ) tablet
Stokes Monsanto tablet hardness tester
Keterangan gambar :
a
=
tablet
b
=
skala
c
=
per
Strong Cobb.
-
Sebuah tablet diletakkan diantara “anvil” dengan punch. Tablet tesebut dijepit dengan
cara memutar sekrup pengatur sampai tanda lampu Stop menyala.
-
Tekan knob sampai tablet menjadi retak atau pecah
-
Pada saat tersebut angka yang ditunjukkan oleh jarum pada skala dicatat, maka
kekerasan tablet adalah bilangan yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala
tersebut.
Strong Cobb, tablet hardness tester
Keterangan gambar :
1
=
skala
2
=
lampu stop
3
=
punch
4
=
tablet
5
=
base
6
=
sekrup pengatur
Pfizer tablet hardness tester
Keterangan gambar :
a
=
tablet
b
=
skala
c
=
per
Friabilitas
Gesekan dan goncangan merupakan hal yang sering menyebabkan tablet capping atau
hancur. Untuk menguji friabilitas dipakai alat friabilator misalnya : Roche Friabilator.
Alata ini menyebabkan tablet terkikis dan mengalami goncangan ketika tablet jatuh
setinggi 6 inchi ( 15 cm ) sewaktu silinder berputar
Gambar alat.
Roche friabilator
Caranya :
Timbang 20 tablet, misalnya beratnya a gram. Masukkan kedalam alat friabilator tekan
tombol sehingga alat berputar, sesudah 4 menit ( 100 kali putaran ) keluarkan ke 20 tablet
tadi, bersihkan dari debu, timbang beratnya misal : b gram.
maka: a  b x 100 %  x %
a
Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8 % ( x ≤ 0,8 )
-
Test ini tidak dapat dilakukan untuk tablet yang pecah pada waktu perputaran terjadi,
dalam keadaan demikian test harus diulang kembali
-
Friabilitas mempunyai hubungan dengan keutuhan tablet sampai ke tangan konsumen.
Hal ini penting karena selama proses pengemasan maupun transportasi tablet akan
mengalami benturan-benturan sesamanya atau pun benturan tablet dengan dinding
wadahnya, sehingga apabila test friabilitas tidak terpenuhi maka dkhawatirkan
keutuhan tablet, sampai ketangan konsumen tak bias terjamin.
8.
Keseragaman ukuran :
Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari
1 1 , tebal tablet.
3
MASALAH DALAM PENCETAKAN TABLET
No
Masalah
1
Capping/lamination
Penyebab
Granul terlalu kering
Jumlah fines (serbuk) halus yang berlebihan
Massa cetakan basah
Jenis atau jumjlah bahan pengikat tidak sesuai
Tekanan yang berlebihan atau tablet terlalu
keras
Permukaan punch/dies yang kasar
2
Picking/sticking
3
Moting
Mesin terlalu cepat
Granul/massa cetak yang basah
Lubrikasi kurang
Permukaan punch/dies yang kasar
Kesalahan pemilihan bahan pengikat
Rh atau kelembaban ruang cetak terlalu tinggi
Zat berkhasiat terdegradasi pada saat granulasi
Migrasi bahan pewarna
4
Whiskering
Ukuran granul terlalu besar
Kadar air granul terlalu tinggi
Presisi punch dan dies tidak sesuai
Permukaan punch sebelah atas kasar
Cara mengatasi
Ditambahkan zat higroskopis, mis, sorbitol,PEG
400
Dilakukan proses slugging atau proses granulasi
ulang
Dilakukan pengeringan granul
Ganti dengan jenis bahan pengikat lain
Bahan tambahan dalam jumlah yang tepat
Tekanan kompressi sewaktu pencetakan diturunkan
Kekerasan tablet dikurangi
Poles permukaan punch/dies
Ganti punch/dies
Kecepatan mesin dikurangi
Dilakukan pengeringan granul
Tambahan lubrikasi dalam jumlah yang tepat
Poles permukaan punch/dies
Penggunaan bahan tambahan yang tepat
Penggunaan humidifier
Penambahan absorben ke dalam formula
Penggunaan zat warna yang sesuai dengan
degradasi zat berkahsiat
Ganti system pelarut dari zat pewarna
Suhu pengeringan diturunkan
Kurangi ukuran granul
Granul dikeringkan
Ganti punch dan dies yang sesuai
Poles permukaan punch/dies
No
Masalah
5
Bobot bervariasi
6
7
8
9
10
11
Kekerasan bervariasi
Penyebab
Ukuran granul tidak homogeny
Aliran granul jelek
Granul tidak tercampur homogeny
Gerakan mesin terlalu cepat
Permisahan granul di hopper
Aliran granul jelek
Jarak antara permukaan punch atas dan bawah
tidak sama
Tablet rapuh
Tekanan/kekerasan tablet terlalu tinggi/rendah
Bahan pelincir terlalu banyak
Granul terlalu kering
Jumlah bahan pengikat terlalu sedikit
Tekanan/kekerasan tidak Tekanan mesin kurang
Bahan pelincir terlalu banyak, mixing terlalu
lama
Pinggiran tablet kasar
Punch/dies rusak
Kompresi terlalu lemah
Granul terlalu basah
Permukaan tablet kasar
Punch/dies kasar
Kompresi terlalu lemah
Granul tidak homogeny
Granul terlalu basah
Waktu hancur lama
Kompresi terlalu kuat
Granul jelek
Tablet terlalu tebal atau tipis
Cara mengatasi
Granul diayak dengan ayakan yang lebih halus
Tambahkan bahan pelincir
Mixing ditambah
Kurangi kecepatan mesin
Ukuran partikel dikurangi
Kurangi kecepatan mesin
Kurangi kecepatan mesin
Kurangi getaran mesin
Tambahkan bahan pelincir
Atur jarak antara permukaan punch atas dan bawah
Atur tekanan/kekerasan
Kurangi jumlah bahan pelincir
Basahi granul dengan air atau alcohol
Bahan pengikat ditambahkan
Atur tekanan mesin sampai batas optimum
Slugging atau granulasi kembali
Punch/dies diganti
Tekanan mesin ditambah
Granul dikeringkan
Punch/dies diganti
Tekanan mesin ditambah
Waktu mixing ditambah
Granul dikeringkan
Kurangi kekerasan
Slugging/granulasi kembali
Granul dikeringkan
Download