BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Hakikat IPA IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebabakibatnya (Asri Widi Wisudawari dan Eka Sulistyowati, 2015: 22). Kemudian pendapat Trianto (2010: 136-137), pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Menurut Chiappetta, dkk (2009: 102), terdapat empat hal pokok yang ada pada IPA yaitu sains sebagai cara berfikir, sains melakukan eksperimen untuk investigasi, sains sebagai fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis dan teori, kemudian yang terakhir ilmu pengetahuan sangat dekat dengan teknologi dan masyarakat. IPA pada hakikatnya ialah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematis yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. Dari hasil observasi dan experimen itulah yang membuat suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah dalam mengerjakan suatu proses ilmiah. Cabang dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah biologi, fisika, kimia, astronomi/astrofisika dan geologi. Semua bidang ini berkaitan dengan makhluk hidup dan makhluk tak hidup serta benda penyusun alam semesta yang dapat dicari tahu kebenarannya dengan sikap ilmiah. 10 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA ialah ilmu yang memahami alam semesta yang telah teruji kebenarannya melalui proses metode ilmiah yang dilakukan dengan benar. Dasar dari hakikat IPA ialah produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah yang tidak dapat dipisahkan. Dalam penelitian ini, diperlukannya pemahaman konsep dasar, fakta, hukum, dan prinsip agar siswa mampu mengolah dan mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan oleh guru yang telah teruji kebenarannya untuk mendapatkan produk ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 2. Pembelajaran IPA Pada dasarnya hakikat belajar adalah melakukan suatu perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 14). Pengalaman baru diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan kapan saja dan di mana saja. Salah satunya dalam pembelajaran IPA yang merupakan suatu pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum yang diajarkan pada setiap sekolah dari tingkatan dasar hingga tingkatan menengah pertama. Tujuan untuk mengarahkan siswa memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman baru. Dari proses ilmiah yang dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung dengan menggunakan model dan metode yang membuat pembelajaran IPA dapat mudah dimengerti oleh siswa. Menurut (Nana Sudjana, 1996: 8), belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran dengan memuat empat aspek yaitu tujuan, isi/bahan, metode atau alat pembelajaran dan penilaian. 11 Tujuan pembelajaran akan sangat mempengaruhi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Setelah menentukan bahan ajar maka akan timbul pertanyaan terkait metode yang akan digunakan dalam melakukan pembelajaran yang bisa digunakan untuk penilaian hasil belajar pada siswa. Menurut permendikbud No.58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang dikenal sebagai IPA terpadu. Mengintegrasi semua konsep IPA dalam bidang biologi, fisika, kimia, ilmu pengetahuan bumi dan antariksa yang diajarkan dalam satu pokok bahasan dalam pembelajaran IPA. Cakupan materinya banyak diperlukan suatu model pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode dan model pembelajaran IPA sangat berpengaruh di dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Pembelajaran IPA bertujuan untuk memperoleh pengalaman baru yang mengajarkan kesatuan konsep dalam IPA terpadu yang tidak dapat dipisahkan.Maka dari itu Peneliti membuat suatu inovasi bahan ajar yang dapat mencakup kesatuan konsep pembelajaran IPA yang bisa digunakan untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri siswa. 3. Model Pembelajaran Langsung/ Direct Instruction Menurut Trianto Ibnu Badar al-Tabany (2014: 93), model pembelajaran langsung adalah satu model pembelajaran teacher center atau berpusat pada guru yang dirancang untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. 12 Kemudian menurut Jamil Suprihatiningrum (2016: 229), model pembelajaran langsung didesain untuk mempelajari pengetahuan yang terstruktur dan dipelajari tahap demi tahap dan berpusat pada guru atau teacher center yang bertujuan agar siswa dapat menguasai dan memahami bahan pelajaran dan memiliki berbagai keterampilan. Model pembelajaran langsung (Direct Instruction) ialah model pembelajaran yang berisi rancangan pembelajaran secara langsung dengan mendemonstrasikan suatu model atau alat peraga serta menyampaikan informasi tahap demi tahap secara terstruktur untuk membuat siswa mampu membayangkan langsung suatu materi yang sedang diajarkan agar siswa mampu menemukan konsep dasar dari materi yang telah diajarkan. Setelah siswa mampu menemukan konsep dasar dari materi tersebut, siswa akan lebih mudah untuk menjabarkan kembali materi yang telah diajarkan dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransfer dari guru kepada siswa secara langsung. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus efisien. Sehingga guru dapat melakukan pembelajaran dengan tepat waktu serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dan digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat karakteristik materi yang diajarkan serta karakteristik siswa di dalam kelas. 13 Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Langsung FASE Fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Fase 3 Membimbing pelatihan Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan PERAN GURU Guru menjelaskan pentingnya pelajaran, informasi latar belakang pelajaran, , mempersiapkan siswa untuk belajar Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Sumber: Kardi dan Nur, 2008: 8 (Trianto Ibnu Badar al-Tabany, 2014: 95) Dari kelima fase dalam sintaks model pembelajaran langsung terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pertama, menyampaikan suatu tujuan pembelajaran yang berfungsi untuk membuat siswa mengetahui tujuan dari penyampaian materi yang akan diajarkan. Fase ini adalah fase yang menentukan pola pikir siswa selama pembelajaran. Kedua, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. Pada tahap ini guru memberikan informasi pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan materi yang diajarkan kepada siswa. Tahap demonstrasi ini berfungsi agar siswa mengamati sesuatu yang diajarkan kemudian menirukannya. Guru harus mampu mengetahui semua konsep dengan baik agar tidak terjadi kesalahan konsep pada pembelajaran. 14 Ketiga, membimbing pelatihan. Tahap ini guru memberi pelatihan yang singkat dan bermakna kepada siswa dengan cara guru selalu membimbing siswa agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan tugas yang diberikan guru. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa. Keempat, mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik. Tahap ini guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa dan guru memberikan respon dari jawaban siswa. Umpan balik berfungsi untuk mengecek kemampuan pemahaman siswa dan memperbaiki kekurangan dalam penguasaan materi tersebut. Kelima, memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Tahap ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk pelatihan dalam penerapan materi yang telah diajarkan sebelumnya, contohnya penerapan materi pada kehidupan sehari-hari. Dari beberapa pendapat di atas peneiti menyimpulkan bahwa model pembelajaran langsung ialah model yang berpusat pada guru yang dibantu oleh media untuk mendemonstrasikan suatu materi pembelajaran dengan bertahap. Tahapan-tahapan tersebut dilihat dari sintaks Direct Instruction yang harus ada pada kegiatan pembelajaran dan tidak dapat dipisahkan dan diubah susunannya. 4. Media Pembelajaran Tiga Dimensi Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2011: 7), kata media berasal dari bahasa latin yaitu MedòΡ yang secara harfiah berarti pengantar. 15 Kemudian menurut Blake and Haralsen (Ahmad Rohani, 1997: 2) Media adalah medium yang digunakan untuk membawa/ menyampaikan suatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan. Media pembelajaran merupakan suatu media atau perantara yang digunakan untuk membantu guru menyampaikan suatu materi pembelajaran kepada siswa agar dapat menerima dan memahami informasi dengan baik. Media pembelajaran bertujuan untuk memberikan suatu informasi yang dapat merangsang siswa untuk mengikuti suatu pembelajaran. Media pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan apabila media pembelajaran yang diberikan kepada siswa tidak sesuai dengan karakter siswa maka pembelajaran tersebut tidak akan efektif. Media mempunyai berbagai bentuk, salah satunya adalah media berbentuk visual yang bisa dilihat langsung oleh siswa karena pada dasarnya menurut Daryanto (2012: 13), belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung. Jika siswa belum mendapatkan suatu pengalaman yang berkaitan dengan materi maka siswa tersebut akan kurang mampu untuk memahami materi tersebut dibandingkan menggunakan media pembelajaran, maka perlunya alat peraga yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan media pembelajaran. Dapat dijelaskan bahwa terdapat klasifikasi media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menyerap suatu informasi dalam pembelajaran, adapun tahapan media pembelajaran dari yang berbentuk abstrak hingga 16 media pembelajaran yang konkret.klasifikasi ini akan dijelaskan pada Gambar 1. Kerucut Pengalaman E. Dale. verbal abstrak Simbol visual visual radio film tv wisata demontrasi partisipasi observasi konkret Pengalaman langsung Gambar 1. Kerucut Pengalaman E. Dale Sumber Arief S. Sadiman, dkk. 2014: 8 Sebelas klasifikasi tersebut ialah klasifikasi yang terdapat di dalam pengalaman pembelajaran. Semakin ke bawah tanda panah pengalaman siswa maka semakin besar peluang siswa untuk lebih memahami situasi yang diajarkan. Sebaliknya semakin ke atas tanda panah pengalaman siswa maka semakin sedikit peluang untuk memahami situasi yang diajarkan. Hal ini ditunjang dari model pembelajaran yang digunakan guru serta karakteristik siswa di kelas. Pengertian media tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar 17 dan tinggi. Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati. Wujudnya sebagai tiruan yang mewakili bentuk asli yang dapat diubah dengan cara di perkecil atau di perbesar ukuran suatu objek yang dijadikan media. Nana Sudjana (2011: 101), media tiga dimensi merupakan alat peraga yang memiliki panjang, lebar dan tinggi. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 156), model tiga dimensi dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (builed-up model), model kerja (working model), mock-up, dan diorama. Media dipergunakan pembelajaran untuk merupakan merangsang segala pikiran, sesuatu perasaan, yang perhatian dapat dan ketrampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Semakin menarik media dan bahan ajar maka siswa akan berminat untuk melakukan suatu pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad, (2007: 5), Media pembelajaran tiga dimensi selalu terdiri dari 2 unsur penting yaitu perangkat keras dan pesan/informasi yang dibawanya. Peneliti menggunakan media tiga dimensi yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP. Telah dijelaskan bahwa model media tiga dimensi mempunyai enam kategori. Peneliti mengadopsi kategori model padat (sholid model) yaitu model yang hanya memperlihatkan model luarnya saja atau permukaan objeknya saja. Model mock up yaitu penyederhanaan dari susunan bagian pokok dari suatu proses yang lebih rumit menjadi lebih sederhana. Model ini digunakan 18 karena melihat karakteristik siswa SMP yang masih belum mampu menerima materi yang sangat spesifik. Peneliti juga menggunakan diorama yaitu sebuah pemandangan tiga dimensi yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya yang digabungkan menjadi satu dan diperkecil. Menurut Azhar Arsyad (2011: 26), manfaat media pembelajaran secara umum ialah 1) media dapat memperjelas suatu penyajian informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan hasil belajar siswa, 2) media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam interaksi langsung antar siswa dengan lingkungannya. Dari kedua manfaat tersebut terlihat bahwa penggunaan suatu media yang tepat dapat memaksimalkan potensi yang terdapat dalam diri siswa sehingga siswa mampu untuk memahami pokok bahasan yang diajarkan. Depdiknas (2008: 28), menyatakan bahwa komponen evaluasi yang harus diperhatikan untuk mengembangkan suatu media sebagai berikut: 1. Komponen kelayakan isi yang mencakup, antara lain: a. Kesesuaian dengan SK dan KD b. Kesesuaian dengan perkembangan anak c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar d. Kebenaran substansi materi pembelajaran e. Manfaat untuk penambahan wawasan f. Kesesuaian dengan nilai, moral, dan nilai-nilai sosial 2. Komponen kebahasaan antara lain: a. Keterbacaan b. Kejelasan informasi c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien 3. Komponen penyajian antara lain: a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai b. Urutan sajian c. Pemberian motivasi dan daya tarik 19 d. Interaksi e. Kelengkapan informasi. 4. Komponen kegrafikan antara lain: a. Penggunaan font, jenis dan ukuran b. Tata letak c. Ilustrasi, gambar, foto d. Desain tampilan Kemudian pada Buletin BPNS (2007: 20), menyatakan bahwa sebuah media pelajaran yang baik yaitu: 1. Minimal mengacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, dalam hal ini adalah standar kompetensi (SK dan KD). 2. Berisi informasi, pesan, dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca (khususnya guru dan peserta didik) secara logis, mudah diterima sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif pembaca. 3. Berisi konsep-konsep disajikan secara menarik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berpikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berpikir. 4. Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik. Sedangkan Mulyanta St dan Marlon Leong (2009: 3-4) mengemukakan bahwa hendaknya media yang baik memenuhi 4 kriteria yaitu: 1. Kesesuaian (relevansi), kesesuaian maksudnya media pembelajaran susuai dengan kebutuhan belajar, rencana kegiatan belajar, program kegiatan belajar, tujuan belajar dan karakteristik siswa. 2. Kemudahan, artinya media pembelajaran harus mudah dimengerti dan dipelajari serta dipahami oleh siswa. 3. Kemenarikan, artinya media pembelajaran harus mampu merangsang perhatian siswa, baik tampilan, pilihan warna maupun isinya. 4. Kemanfaatan, kemanfaatan berarti media pembelajaran harus bernilai atau berguna, mengandung manfaat bagi pemahaman materi pembelajaran serta tidak mubazir atau sia-sia apa lagi merusak siswa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media tiga dimensi adalah media atau perantara yang memiliki panjang, lebar dan tinggi yang dapat dilihat secara langsung yang berguna untuk merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa serta dapat memperjelas suatu 20 penyajian informasi sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pada pembuatan suatu media pembelajaran perlu adanya komponen yang harus dipenuhi agar suatu media pembelajaran dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Komponen yang harus ada dalam media tiga dimensi yang utama yaitu perangkat keras, maksud dari perangkat keras adalah objek yang ditiru yang kemudian dibentuk menyerupai benda aslinya. Dalam media tiga dimensi yang dibuat oleh peneliti terdapat objek-objek yang dibuat menerupai bentuk asli yang telah disesuaikan ukurannya yang kemudian digabungkan dengan objek lain agak membuat kesatuan siklus dan yang kedua adalah informasi. Untuk penyampaian informasi agar lebih jelas diperlukan keterangan-keterangan yang komunikatif yang diberikan oleh peneliti agar tidak bersifat verbalisme. Informasi yang terdapat pada media tiga dimensi tersebut antara lain keterangan-keterangan dalam setiap objek, tanda panah yang berisi informasi yang komunikatif untuk menunjukkan ke bagian siklus selanjutnya. Pada penelitian ini untuk mengembangkan suatu media tiga dimensi peneliti harus melihat silabus pembelajaran terlebih dahulu sebelum membuatnya setelah itu mengkaitkan desain pembelajaran dengan materi dan melihat permasalahan-permasalahan yang terdapat di lingkungan yang bisa dijadikan objek untuk pembelajaransetelah itu memberikan keterangan kepada objek agar siswa mengetahui informasi yang sedang dipelajari. 21 Kemudian untuk melihat kelayakan dari media tiga dimensi yang telah dibuat kriteria/komponen yang harus ada dalam evaluasi media pembelajaran antara lain, Kelayakan materi dalam media pembelajaran, antara lain: 1) Materi mengacu pada KI dan KD 2) Kebenaran substansi materi pembelajaran 3) Manfaat untuk penambahan wawasan 4) Berisi konsep-konsep disajikan secara menarik 5) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar 6) Kesesuaian dengan perkembangan anak Kelayakan media dalam media pembelajaran, antara lain: 1) Media mengacu pada KI dan KD 2) kemudahan penggunaan 3) penyesuaian dengan kondisi siswa 4) hubungan dengan program pengajaran 5) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar 6) Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik 5. Hasil Belajar (Kognitif) Menurut Nana Sudjana (1989: 37), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima suatu pengalaman belajar. Setelah siswa menerima pengalaman belajar, kemampuan siswa dapat diukur melalui penilaian kemampuan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam ketiga ranah tersebut mempunyai bidang yang berbeda 22 namun saling melengkapi. Seperti halnya di dalam ranah kognitif lebih menekankan kepada penilaian pengetahuan siswa. Pada ranah afektif lebih menekankan pada tingkah laku dan sifat siswa selama pembelajaran. Dan yang terakhir, ialah ranah psikomotorik yaitu lebih menekankan pada aktivitas fisik siswa di dalam kelas misalnya keterampilan dalam melakukan suatu praktikum. Menurut Taksonomi Bloom (Widyaiswara Madya dan Pusdiklat KNPK (2013: 3), (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge), tahap ini menuntut siswa untuk mampu menyebutkan kembali misalnya mendefinisikan, menyatakan, mengidentifikasikan. 2. Pemahaman (Comprehension), merupakan kemampuan memahami instruksi/masalah dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri misalnya menerangkan, menjelaskan, membedakan 3. Penerapan (Application), merupakan kemampuan menggunakan konsep dalam situasi yang baru, misalnya menerapkan, mengubah, melengkapi, menemukan. 4. Analisis (Analysis), merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman misalnya menganalisa, membuat skema/ diagram, membedakan, membandingkan. 5. Sintesis (Synthesis), merupakan kemampuan menyusun kembali komponen-komponen untuk menciptakan arti/struktur baru misalnya mengkategorikan, mengkombinasikan, mengatur memodifikasi, mendisain. 6. Evaluasi (Evaluation) level tertinggi pada tahap taksonomi bloom yaitu kemampuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, kriteria, misalnya membandingkan, menyimpulkan. Terdapat enam tingkatan di dalam ranah kognitif, enam tingkatan tersebut disimbolkan dengan C1-C6. Pengetahuan atau C1 adalah tingkatan yang paling mendasar pada taksonomi bloom, yaitu mengingat informasi yang telah diberikan, karakteristik dari C1 ialah menyebutkan, mengutip, meniru dan sebagainya. Pemahaman atau C2 adalah tahap siswa untuk 23 mengingat kembali pembelajaran sebelumnya dan dapat menguraikan kembali dengan kata-kata sendiri. Untuk mencapai tahap pemahaman, siswa harus mengetahui konsep dasar yang ada pada materi yang dipelajari sebelumnya. Karakteristik pemahaman dalam taksonomi bloom ialah menjelaskan, memodifikasi, mengurutkan, membandingkan dan sebagainya. Penerapan atau C3 adalah tahap siswa untuk menerapkan konsep materi yang telah dipahami pada pembelajaran sebelumnya. Analisis atau C4 adalah tahap siswa untuk mengidentifikasi suatu komponen dalam situasi yang termasuk kedalam fakta, konsep, pendapat atau hipotesis. Sintesis atau C5 termasuk kedalam tahap tingkat tinggi yaitu kemampuan siswa untuk mengaitkan suatu unsur pengetahuan sehingga membentuk pola pikir yang baru. Terakhir yaitu evaluasi atau C6 termasuk tahap tingkat paling tinggi dalam tahapan taksonomi bloom. Tahap ini adalah kemampuan siswa untuk mengevaluasi semua pengetahuan yang telah diterima dan mampu membuat sesuatu penilaian dari suatu metode atau gagasan dengan menggunakan kriteria tertentu. Menurut Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44), pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dibagi menjadi 3 yaitu afektif, psikomotorik, dan kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat 6 tahapan yakni pengetahuan (knowledge) atau C1, pemahaman (comprehension) atau C2, penerapan (application) atau C3, 24 analisis (analysis) atau C4, sintesa (synthesis) atau C5 dan evaluasi (evaluation) atau C6. Pada ranah kognitif terdapat salah satu tingkatan yang penting yaitu tahapan C2 atau pemahaman. Jika siswa telah dapat memahami suatu materi dan bisa menerjemahkan dengan menggunakan kalimat sendiri maka siswa juga akan mampu untuk menerapkan, menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi materi yang telah diberikan. Peneliti menggunakan tahap pengetahuan (knowledge) atau C1 sampai dengan analisis (analysis) atau C4 dengan indikator sebagai berikut: 1. C1 atau pengetahuan, kemampuan untuk menyebutkan atau mengulang kembali materi yang telah diajarkan, indikatornya adalah a. Sebutkan salah satupernyataan …. b. Sebutkan pengertian dari… c. Sebutkan dimana… 2. C2 atau pemahaman, kemampuan untuk menjelaskan, menguraikan konsep, memberikan contoh dengan kalimat sendiri, indikatornya adalah a. Uraikanlah…. b. Jelaskan apasaja hasil dari…. c. Berikanlah salah satu contoh…. 3. C3 atau penerapan, kemampuan untuk menerapkan, melengkapi dan menemukan sesuatu dari konsep tersebut. a. Mengapa tumbuhan dapat digunakan… b. Dari hasi konsep tersebut, manakah yang dapat diterapkan… 25 c. Lengkapilah reaksi… 4. C4 atau analisis, kemampuan untuk menemukan atau menganalisa sesuatu yang berkaitan dari konsep tersebut. a. Analisalah…. 6. Kajian Keilmuan a. Fotosintesis Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi ke dalam kehidupan manusia (Salisbury F.B and C.W Ross, 1995:19). Fotosintesis dilakukan oleh sebagian besar tumbuhan yang membuat makanannya sendiri, hasil fotosintesis antara lain ialah oksigen (O2) dan karbohidarat (C6H12O6) yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk bertahan hidup. Manfaat dari kedua hasil fotosintesis dari segi produk ialah oksigen (O2) berfungsi untuk bernafas. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen (O2) agar dapat bertahan hidup, jika oksigen (O2) di bumi ini tidak ada maka manusia tidak mempunyai energi untuk bertahan hidup dan tidak akan ada kehidupan di bumi ini, yang kedua adalah karbohidrat (C6H12O6) sebagai sumber energi. Salah satu sumber energi makhluk hidup berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat (C6H12O6). Tumbuhan adalah salah satu produsen yang terdapat di dalam rantai makanan. Didukung dengan pendapat Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, (2012: 13), menyatakan manusia dan hewan dapat memanfaatkan energi yang bersumber dari cahaya matahari, yang telah diproses oleh tanaman melalui fotosintesis dengan menyerap sinar matahari dan gas CO2 26 dari lingkungan serta melepas O2 ke udara dan menghasilkan karbohidrat yang digunakan sebagai bahan makanan oleh makhluk hidup. Menurut Purwo Arbianto (1994: 209), fotosintesis merupakan perubahan CO2 menjadi senyawa organik yang dibantu oleh sinar matahari. Pada 1905 blackman menunjukkan bahwa fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu reaksi terang yang membutuhkan energi cahaya yang akan dikonversi menjadi energi kimiawi biasanya dalam bentuk ATP dan NADPH serta pengeluaran O2 ke lingkungan dan tahap kedua yaitu reaksi gelap mereduksi CO2 dengan energi tinggi hasil dari proses reaksi terang yang menghasilkan glukosa/karbohidrat (C6H12O6). Menurut Suyitno Aloysius (2005: 3), Ahli kimia dan ahli fisiologi Swiss yaitu Nicholas de Saussure (1804) menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dari air dan CO2 yang diserapnya. Sachs (1860) menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan zat gula atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temuan-temuan itu maka pemahaman tentang fotosintesis menjadi semakin lengkap. Fotosintesis kemudian dirumuskan dalam persamaan reaksi kimia sebagai berikut: Tempat dan Perangkat Alat Fotosintesis Fotosintesis dikatakan sebagai suatu proses yang terjadi dalam sebuah produsen yang menghasilkan suatu produk. Pada umumnya, produsen yang mengelola tempat fotosintesis adalah daun. Sel-sel daun memiliki 27 kelengkapan alat untuk menangkap energi matahari. Pada tumbuhan tertentu yang tidak berdaun seperti bangsa kaktus, kelengkapan alat fotosintesisnya terdapat pada sel-sel lapisan luar dari batangnya. Menurut Campbell, N.A and J.B Reece (2000: 183), seluruh bagian hijau tumbuhan termasuk batang hijau dan buah yang belum matang memiliki kloroplas, namun daun merupakan tempat utama fotosintesis pada bagian besar tumbuhan. Warna hijau berasal dari klorofil, pigmen yang terletak pada kloroplas. Energi cahaya yang diabsorpsi (diserap) oleh klorofil menggerakkan sintesis molekul organik dalam kloroplas, kloroplas terutama ditemukan pada mesofil. Karbondioksida memasuki daun dan oksigen keluar melalui pori-pori mikroskopik yang disebut stomata. Di bawah ini adalah gambar 2. Perbesaran dari lokasi fotosintesis pada tumbuhan terutama pada daun. Dapat dilihat pada halaman selanjutnya. Gambar 2. Perbesaran Lokasi Fotosintesis Sumber: Campbell, N.A and J.B Reece. 2000: 183 28 1) Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel daging daun. Bentuknya bermacam-macam, tergantuing jenis tumbuhannya, kloroplas mempunyai macam-macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Namun klorofil yang paling mendominasi hanya klorofil a karena dapat berperan secara langsung dalam terjadinya reaksi terang. Gambar 3. Bagian dalam Kloroplas Sumber: Campbell, N.A and J.B Reece. 2000: 183 1) Bangunan seperti tumpukan piring, disebut grana dan tempat terjadinya reaksi terang. 2) Tilakoid adalah suatu sistem yang rumit terdiri dari kantongkantong bermembran yang saling berhubungan, dan memisahkan stroma dari kompertemen lain. 3) Bahan yang mengisi di luar grana, disebut matrik stroma tempat terjadinya reaksi gelap Tahapan Fotosintesis Fotosintesis bukanlah proses sederhana melainkan proses yang kompleks yang terdiri dari dua proses yang berlangsung dalam kloroplas, pada tahap I atau reaksi terang merupakan proses-proses yang bergantung 29 langsung pada keberadaan cahaya. Di dalam reaksi terang terdapat tahaptahapan fotosintesis yang mengubah energi surya menjadi energi kimiawi yaitu dengan cara proses fotosistem I dan fotosistem II. Menurut Lehninger A. L (1982: 359), Pada fotosistem II klorofil a menyerap cahaya (P680) kemudian ditangkap oleh akseptor eletron primer yang menyebabkan penguraian molekul air menjadi dua yaitu menyediakan sumber elektron dan ion hidrogen (H+) serta melepaskan O2 sebagai produk sampingan, selajutnya pada Fotosistem I, cahaya (P700) oleh klorofil menggerakkan transfer elektron dan ion hidrogen (H+) dari air menuju penerima yang disebut NADP+ (nikotinamida adenine dinukleotida fosfat) tempat penyimpanan partikel-partikel sementara. Dalam reaksi terang menggunakan energi cahaya untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron dengan H+. Didalam reaksi terang juga menghasilkan ATP, Proses ini bisa dilihat dalam gambar 4. menjelaskan terbentuknya NADPH dan ATP dalam reaksi terang. Gambar 4. Skema Terbentuknya NADPH dan ATP dalam Reaksi Terang Sumber: Campbell, N.A and J.B Reece. 2000: 193 30 Reaksi-reaksi yang memerlukan cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energi matahari yang diserap akan diubah menjadi energi kimiawi yaitu NADPH dan ATP, yang merupakan zat kimia berenergi tinggi. Selanjutnya, zat itu akan digunakan untuk proses penyusunan zat gula. Sebagian energi matahari juga digunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga dihasilkan ion hidrogen (H+) dan O2. Ion hidrogen tersebut akan digabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n. Sedangkan O2 -nya akan dikeluarkan. Tahap II adalah proses-proses yang tidak bergantung langsung pada keberadaan cahaya. Proses-proses atau reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap yang dapat dilihat dalam gambar 5. Di dalam reaksi gelap inilah terjadinya siklus calvin yaitu pada siklus inilah yang menghasilkan karbohidrat. Siklus ini berawal dari masuknya CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang telah disiapkan dalam kloroplas, pemasukan karbon ini disebut fiksasi karbon (Campbell, N.A and J.B Reece. 2000: 189). Siklus calvin mereduksi karbon terfiksasi menghasilkan karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksi ini berasal dari NADPH yang telah dibuat pada tahap I untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus calvin juga membutuhkan energi kimiawi dalam bentuk ATP yang juga telah dihasilkan dalam reaksi terang. Gambar dari skema reaksi terang dan reaksi gelap dapat dilihat pada gambar 5. Pada halaman selanjutnya. 31 Gambar 5. Skema Reaksi Terang dan Reaksi Gelap. Sumber: Campbell, N.A and J.B Reece. 2000: 198 Reaksi penyusunan ini tidak lagi bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena itulah, reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi tersebut dapat terjadi karena adanya enzimenzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya yaitu Benson dan Calvin, maka daur reaksi penyusunan zat gula ini disebut daur Benson – Calvin. Hasil awal fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa/karbohidrat (C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung = pati) yang ditimbun di daun, atau organorgan penimbunan yang lain. Menurut Soeharsono Martohasono (2006: 99), diketahui bahwa besar ΔFo glukosa adalah +686 kkal. Jika angka tersebut dibagi menjadi 6 maka dperoleh +114 kkal. Energi sebesar itu digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi CH2O (glukosa). 32 H2O +CO2 hv CH2O + 6O2 Jika 1 kuanta bernilai 41- 44 kkal maka 114 kkal bernilai 2,7 kuanta yang dibulatan menjadi 3 kuanta untuk mengubah CO2 menjadi (CH2O). dengan berdasar pada efisiensi pengubahan energi oleh jasad hidup sebesar ± 38%, maka kebutuhan kuanta cahaya sebesar 8. Energi 8 kuanta tersebut menghasilkan 3 ATP dan 2 NADPH dalam perubahan (CH2O) dan untuk menghasilkan (C6H12O6) maka kuanta dikali 6 dan hasilnya menjadi 48 kuanta yang menghasilkan 18 ATP dan 12 NADPH. Menurut Ackerman Eugene, dkk (1988: 455), keseluruhan reaksi yang terjadi untuk fotosintesis dalam semua organisme, kecuali bakteri adalah pengikatan CO2 (karbondioksida)dan H2O (air) membentuk C6H12O6 (glukosa/ gula) dan molekul O2 (oksigen) untuk keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Reaksi ini dapat dituliskan ππͺπΆπ + ππ―π πΆ + ππ ππ → (πͺπ π―ππ πΆπ ) + ππΆπ Pada reaksi di atas hv adalah foton cahaya tampak dan C6H12O6 adalah gula heksosa. b. Energi Kata Energi diambil dari bahasa yunani kuno yaitu energeia berarti kegiatan atau energos yang berarti giat atau aktif, kata dasarnya adalah ergon yang berarti kerja. (Christina E. Mediastika. 2013: 2) Dalam kamus KBBI disebutkan energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the capability for doing work). (Astu Pudjanarsa, dkk, 2013: 1). 33 Energi adalah sesuatu kemampuan yang bisa membuat suatu usaha untuk melakukan kerja. Energi bisa berubah bentuk sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Seperti perubahan energi panas menjadi energi kimia contohnya fotosintesis, perubahan energi kimia menjadi energi gerak seperti proses pembuatan bioethanol atau biomasa dan masih banyak contoh perubahan energi yang lain didalam kehidupan sehari-hari, Menurut Dzaki Ramli, (1989: 10), pada dasarnya energi tidak bisa diciptakan atau tidak bisa dimusnahkan sesuai dengan hukum termodinamika I atau yang sering disebut dengan konservasi energi hanya saja energi bisa melakukan perubahan-perubahan tergantung perlakuan yang diberikan. Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan gerakan, maka obyek tersebut dikatakan mempunyai energi. Menurut Astu Pudjanarsa, dkk, 2013: 6), Energi dibedakan menjadi sumber energi yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi terbarukan artinya energi yang bisa diperbarui contohnya energi biogas, biomassa, biodiesel, bioethanol dan biofuel dan energi tak terbarukan yaitu energi yang tidak dapat diperbaharui contohnya batu bara, bahan bakar fosil, energi nuklir, minyak bumi batu bara, gas alam jika energi tak terbarukan dapat diperbaharui namun membutuhkan jangka waktu yang sangat lama. Christina E. Mediastika (2013: 5), menyatakan dibutuhkan waktu yang sangat lama (berjuta-juta tahun) untuk berputarnya siklus energi 34 sampai pada titik awal, energi itu disebut sebagai yang tak terbarukan atau tepatnya yang tak terbarukan dengan segera, bahan yang dibutuhkan untuk membuat energi tak terbarukan ialah fosil yang ditimbun selama berjuta juta tahun yang lalu. Sumber-Sumber Energi 1) Sumber Energi Tak Terbarukan (non renewable energy) adalah sumber energi yang berasal dari fosil makhluk hidup berjuta tahun yang lalu. Fosil ini terbenam dalam tanah, tertimbun lumpur, pasir dan bebatuan dalam jangka waktu jutaan tahun sehingga posisinya terbenam tanah semakin dalam, yang termasuk energi tak terbarukan antara lain: a) Minyak Bumi merupakan minyak mentah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan. b) Batubara berasal dari fosil yang tertimbun berjuta tahun yang lalu ketika tekanan material diatas fosil mampu memeras kandungan gas dan zat cair dari fosil. c) Gas alam adalah energi hasil yang dihasilkan dari tertimbunnya fosil yang terperas karena tekanan material di atasnya dan gas yang terkandung tertekan ke luar, gas alam ini mengandung metana (CH4) sebagai unsur utama, contoh sumber energi dari gas alam adalah LPG atau bahan bakar kompor. 2) Energi terbarukan (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang memerlukan waktu sangat cepat untuk diperbarui dan saat ini tersedia sangat berlimpah. 35 a) Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen dari panas matahari yang berpijar terang dengan senyawa penyusun berupa hidrogen (74%) dan helium (25%). b) Energi Air juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan cara memanfaatkan aliran pergerakan air untuk menghasilkan energi, untuk membangkitkan tenaga listrik perlu dibantu oleh pemutar yang disebut turbin atau kincir air. c) Energi angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan atau suhu udara. d) Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi panas ini dihasilkan di dalam inti bumi yang ditimbulkan oleh peristiwa peluruhan partikel-partikel radioaktif di dalam batuan. e) Biomassa merupakan produk dari fotosintesis, yang merupakan sumber energi terbarukan, hakikatnya energi ini bersumber dari energi matahari sehingga selama matahari masih menyinari bumi energi ini akan terus tersedia (Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 2). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada proses fotosintesis yaitu energi dari cahaya matahari mengkonversi karbon dioksida (CO2) dengan air menjadi suatu senyawa karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Hasil konversi yang paling sederhana 36 berbentuk kayu yang bisa digunakan untuk pembakaran atau sumber api untuk memasak, kemudian ada juga arang yaitu untuk pembakaran kemudian karena pada tumbuh tumbuhan menghasilkan C6H12O6 (Glukosa/karbohidrat) termasuk juga lignin dan selulosa didalam kayu hingga dapat menjadi energi terbarukan. Proses fotosintesis dapat dirumuskan dengan reaksi kimia berikut: CO2 + H2O + E Cx (H2O)y + O2 Biomassa dapat diperbaharui karena sumber energi ini mampu memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai bahan dasar pembuatannya. Dari berbagai macam bahan bakar biomassa kayu merupakan kebutuhan yang sangat banyak digunakan untuk penggunaan energi rumah tangga yaitu mengelola dapur salah satunya adalah memasak. Membakar bahan biomassa bukan satu satunya cara untuk menghasilkan energi karena biomassa dapat juga dikonversi ke bentuk energi lain diantaranya gas metana atau etanol dan biosolar. Proses fotosintesis yang menghasilkan C6H12O6 (glukosa/ karbohidrat) membentuk struktur dari tanaman seperti senyawa selulosa yang merupakan komponen utama kayu serta dedaunan, karbohidarat atau pati masih merupakan rangkaian molekul glukosa, kelebihan dari glukosa yang diproduksi akan disimpan dalam bentuk karbohidrat, lazimnya akan menjadi buah atau umbi tergantung pada jenis tanamannya (Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 2). Hal 37 inilah yang menyebabkan tumbuhan memiliki buah atau umbi yang dimanfaatkan oleh manusia dan hewan sebagai bahan untuk dikonsumsi. Glukosa, selulosa dan lignin yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan energi terbarukan, yaitu energi penggerak contohnya biodiesel, biosolar, biofuel, bioethanol yang akan dijabarkan sebagai berikut. 1) Bioethanol Biofuel yang dimanfaatkan untuk pengganti bensin adalah salah satu bentuk hidro-karbon yang memiliki gugus kimiawi alkohol, jenis yang dimanfaatkan untuk bahan bakar ialah ethanol (C2H5OH). Ethanol telah diproduksi melalui proses fermentasi sejak masa yang lampau. Ethanol dipilih menjadi pengganti bensin karena kemiripan sifat fisik dan kimiawinya, bahkan sesungguhnya mesin mobil yang menggunakan bahan bakar ehtanol akan bekerja lebih efisien, hal ini disebabkan oleh tingkat oktan ethanol yang lebih tinggi dari pada bensin 129 di ambil berdasarkan skala RON atau Research Octane Number (Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012 : 26). Adapun proses dari pembuatan bioethanol ialah dari proses bahan fotosintesis (yang terdapat glukosa, selulosa dan lignin). Dasar pembuatan bioethanol adalah proses fermentasi dimana proses ini berfungsi mengkonversi zat gula menjadi alkohol 38 (ethanol) melalui pemanfaatan kerja ragi (yeast) sebagai pengurai C6H12O6 (glukosa/karbohidrat) yang diperoleh dari tanaman hasil fotosintesis. Dalam proses fermentasi mikroba berkerja tanpa keberadaan oksigen (O2) atau disebut juga proses anaerob yang diubah menjadi ethanol (C2H5OH) yang dapat direaksikan sebagai berikut. C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 Kemudian hasil tersebut dipisahkan melalui proses destilasi, proses ini memisahkan ethanol dengan air dalam suhu 78o C dikarenakan adanya perbedaan titik didih pada ethanol dan air. Ethanol menguap dan masuk melalui alat destilasi kemudian keluar pada tabung setelah melalui proses tersebut. Setelah destilasi sudah selesai maka dihasilkan ethanol yang masih beroktan rendah untuk memperoleh ethanol dengan oktan tinggi maka diperlukannya destilasi lanjutan agar ethanol lebih murni atau dengan cara menambah benzene atau cyclohexena atau bisa juga dengan molecular sieve yang prinsip kerjanya yaitu seperti penyaring molekul karena perbedaan ukuran dari ethanol dan air (Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 28). Bagan tahap pembuatan bioethanol dapat dilihat pada gambar 6. Pada halaman selanjutnya. 39 JAGUNG proses sakarifikasi adalah proses pengubahan karbohidrat menjadi glukosa dengan pemanasan GLUKOSA glukosa masih bercampur dengan air + ragiFERMENTASI kondisi anaerob/tanpa oksigen DESTILASI pemisahan karena perbedaan titik didih antara ethanol dan air PEMISAHAN SISA AIR ETHANOL Gambar 6. Bagan Tahap Pembuatan Bioethanol Sumber: Tutun Nigraha dan Didik Sunardi, 2010: 20 Gambar 7. Skema Alat Proses Destilasi Sumber: Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 21 2) Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan yang akan menggantikan bahan bakar solar yang dipakai oleh mesin diesel, 40 biomassa yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel memiliki karakteristik yaitu tanaman yang dapat menghasilkan minyak seperti pohon jarak, kelapa, minyak sawit, kacang kedelai dan lainnya. Minyak diekstrak dari biji tanaman dan diproses melalui proses kimia hingga menjadi biodiesel yang siap dipakai (Tutun Nigraha dan Didik Sunardi, 2012: 33). Gambar 8. Skema Proses Pembuatan Biodiesel Sumber: Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 34 3) Biogas merupakan bahan bakar berbentuk gas yang dihasilkan dari material biomassa, proses pembentukan biogas sangat bergantung pada mikroba atau bakteri-bakteri yang terdapat di alam. Bahan baku untuk biogas sangatlah berlimpah yaitu material organik, yang dimaksud dengan material organik adalah zat buangan/kotoran makhluk hidup, namun sebenarnya semua material alami/sampah yang ada bisa digunakan sebagai bahan baku pembutan biogas kecuali sampah non biodegradable seperti kaca, logam dan plastik. 41 Gambar 9. Skema Alat Pembuatan Biogas Sumber: Tutun Nugraha dan Didik Sunardi, 2012: 41 Dari pembuatan biomassa tersebut menghasilkan sumber energi yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi lagi atau dapat diubah lagi menjadi energi-energi yang lain seperti biothanol sebagai energi penggerak transportasi (energi mekanik), kemudian biogas sebagai bahan untuk melakukan pembakaran (energi panas), kemudian biodiesel sebagai energi dalam industri (energi listrik) dan sebagainya. 42 A. Kerangka Berfikir Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, guru melakukan dua metode pelajaraan dan dibantu dengan penggunaan media power point, namun pembelajaran mash belum efektif dan efisien terlihat dari beberapa siswa yang bermain-main, ada yang tertidur di kelas, ada juga beberapa siswa yang mengobrol dengan teman sebangku saat pembelajaran berlangsung, serta ada juga siswa yang menaruh kepalanya di atas meja dan terlihat tidak bersemangat, semua itu dilakukan oleh siswa saat jam pelajaran berlangsung serta terlihat dari hasil nilai siswa yang masih banyak mendapatkan nilai kurang dari standar ketuntasan. Kemudian pembelajaran IPA diajarkan secara terpisah antara konsep materi bilogi, fisika, dan kimia, hal ini tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang menggabungkan konsep materi biologi, fisika dan kimia pada satu konsep yaitu IPA terpadu, disebabkan karena kurikulum 2013 terbilang masih baru digunakan, fasilitas untuk menunjang pembelajaran yang menggabungkan konsep IPA masih sedikit. Kurangnya fasilitas media pembelajaran yang menggabungkan seluruh konsep pada IPA serta kurangnya media pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih antusias belajar dan lebih kreatif. Media tiga dimensi ini mempunyai karakteristik antara lain dapat dilihat secara langsung, biasanya dibuat untuk menirukan suatu objek yang ukurannya bisa disesuaikan, bersifat konkret, konseptual, menarik dan lebih mudah dipahami, hal ini yang membuat peneliti mengembangkan suatu 43 inovasi media pembelajaran tiga dimensi untuk meningkatkan ketertarikan belajar siswa agar lebih mengerti khususnya dalam materi perubahan energi. Pemahaman siswa akan meningkat bila sesuatu yang diajarkan dapat dilihat secara langsung dengan mengkolaborasikan metode yang dapat menunjang penggunakan media tiga dimensi. Karena cakupan materi tersebut sangatlah luas hal ini yang melatarbelakangi peneliti membuat suatu media pembelajaran tiga dimensi yang berkesinambungan antara materi perubahan energi fotosintesis pada biologi dan materi perubahan energi pada fisika serta reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalamnya, media ini diharapkan mempermudah penyampaian informasi dan materi yang lebih sulit untuk dinalar oleh siswa karena dibuat secara lebih sederhana, sistematis dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta dapat menyingkat waktu pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. 44 Permasalahan Pembelajaran IPA diajarkan secara terpisah antara konsep biologi, kimia dan fisika yang mengacu pada k.13 Metode dan model disesuaikan dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi Banyaknya cakupan bahasan pada KD 3.5 mengakibatkan waktu pembelajarannya relatif lama dan terkadang waktu yang di tentuan tidak cukup Kurangnya media pembelajaran yang menggabungkan fisika, kimia, dan biologi dalam satu kesatuan konsep IPA, agar siswa lebih antusias belajar dan kreatif. Beberapa nilai ulangan siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) Diperlukan Upaya yang dilakukan Metode dan model pembelajaran yang membuat siswa aktif Mengembangkan suatu inovasi media pembelajaran tiga dimensi untuk peningkatan hasil belajar kognitif siswa dan ketertarikan belajar siswa agar lebih bisa memahami khususnya dalam materi perubahan energi dalam sistem kehidupan Model dan metode Pembelajaran yang efektif dan efisien untuk pembelajaran Metode pembelajaran yang menggabungkan semua konsep IPA menjadi satu pokok bahasan Termasuk dalam Hasil belajar kognitif Mampu menjelaskan kembali Karakteristik media 3D Dapat dilihat secara langsung Direct Instruction Diajarkan secara langsung Mudah dipahami Pemahaman konsep dasar Mengaplikasikan kedalam permasalahan Gambar 10 Bagan Kerangka Berfikir Bersifat konkret Menarik minat siswa Dapat menirukan suatu objek, yang sulit dilihat secara langsung Menggunakan alat peraga Diajarkan dengan cara mendemonstrasikan 45 B. Penelitian yang Relevan Adapun penelitan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang dibuat oleh Edy Hartono program studi pendidikan IPA S1 Universitas Negeri Yogyakarta tahun pembuatan 2015 yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI DENGAN MATERI STRUKTUR FUNGSI PADA AKAR TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS. Penelitian ini termasuk penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan karena pada penelitian Edy Hartono yang memuat tentang pengembangan media tiga dimensi untuk meningkatkan pemahaman konsep, hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan media tiga dimensi materi perubahan energi untuk peningkatan pemahaman siswa yang ditinjau dari hasil belajar siswa. 2. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dibuat oleh Novi Feliyana program studi pendidikan IPA S1 Universitas Negeri Yogyakarta pendidikan IPA UNY tahun pembuatan 2012 berjudul PENGEMBANGAN “WORKSHEET CARD” DENGAN TEMA “MY FOOD” SISWA SMP KELAS VIII GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF. Penelitian ini termasuk penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi Feliyana yang bertujuan untuk meningkatkan hasil 46 belajar ranah kognitif. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu meninjau hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. 47